Oleh:
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iv
RINGKASAN .......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 1
C. Urgensi Penelitian ........................................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Luaran Penelitian Internal ........................................................................ 7
Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian ..................................................... 8
Tabel 5.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 8
iv
RINGKASAN
Perkembangan sosial emosional merupakan salah satu aspek perkembangan yang sangat
penting bagi setiap anak karena merupakan salah satu faktor penentu kesuksesannya di
masa depan. Masa usia dini merupakan masa keemasan untuk setiap aspek
perkembangan, termasuk aspek sosial emosional. Maka dari itu, proses tumbuh kembang
anak harus selalu diperhatikan agar berjalan dengan optimal. Penelitian ini adalah
penelitian survey lapangan. Adapun tujuan dari studi ini adalah menganalisis pola
perkembangan kecerdasan sosio emosional anak usia dini di PAUD Alfatan Kecamatan
Palangga Kabupaten Konawe Selatan. Pola perkembangan sosial anak di PAUD Alfatan
masih sering pilih-pilih teman dan hanya memiliki salah satu teman untuk bermain selain
itu anak juga masih sering bertengkar karena memperebutkan mainan dan seseorang yang
dianggap miliknya sendiri. Metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan
kecerdasan sosial-emosional anak diantaranya adalah dengan bermain dan keteladanan
yang dilakukan oleh orangtua maupun pendidik PAUD.
Kata Kunci: Anak Usia Dini, Kecerdasan, Pola Pengembangan, Sosial Emosional
v
1
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU Sisdiknas 2003 anak usia dini adalah anak yang berada pada usia
0-6 tahun dan antara 0-8 tahun menurut para pakar Pendidikan. Pada masa ini anak
mengalami pertumbuhan serta perkembangan sangat pesat yang tidak akan tergantikan
di masa mendatang sehingga masa ini disebut sebagai masa golden age. Masa golden
age ini sangat berpengaruh pada tahap tumbuh kembang selanjutnya. Masa ini juga
hanya berlangsung satu kali dalam seumur hidup setiap individu [1]. Maka dari itu
proses tumbuh kembang pada masa ini harus sangat diperhatikan oleh guru maupun
orangtua.
Masa depan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan anak pada
pertumbuhan dan perkembangannya yang optimal. Masa usia dini atau periode sejak
0 tahun sampai berusia 6 tahun merupakan periode yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Masa-masa ini merupakan kesempatan emas
sekaligus masa-masa yang rentan terhadap pengaruh negatif akan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Nutrisi yang cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan yang
benar, dan stimulasi yang tepat pada masa-masa ini akan membantu anak untuk
tumbuh dengan sehat dan mampu mencapai perkembangan optimalnya sehingga dapat
berkontribusi lebih baik dalam masyarakat [2].
Pendidikan yang diberikan pada masa usia dini ini sangat penting karena pada
masa ini potensi kecerdasan dan karakter dasar seorang individu dibentuk [1].
Pendidikan yang diberikanpun harus berdasarkan pada kebutuhan tumbuh kembang
anak. Selain itu juga, pendidikan harus dilaksanakan dengan dukungan penuh dari
orangtua, guru, masyarakat, dan lingkungan.
Anak-anak memiliki beberapa aspek perkembangan, salah satunya adalah
aspek sosial-emosional. Meski sosial dan emosional adalah dua kata yang memiliki
makna yang berbeda, tetapi sebenarnya aspek sosial emosional ini tidak dapat
dipisahkan. Hal ini dikarenakan kedua aspek ini saling bersinggungan satu sama lain
[3]. Perkembangan sosial emosional ini bertujuan agar anak memiliki keprcayaan diri,
kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan mengendalikan emosi [4]. Optimalisasi
perkembangan sosial emosional ini ditentukan oleh kualitas kerjasama antara
orangtua, guru, dan lingkungan [5].
Perkembangan sosial emosional menurut American Academy of Pediatrics
adalah kemapuan anak untuk memiliki pengetahun dalam mengelola dan
mengekspresikan emosi secara lengkap baik emosi positif, maupun negatif, mampu
berinteraksi dengan anak lainnya atau orang dewasa di sekitarnya, serta aktif belajar
dengan mengeksplorasi lingkungan. Perkembangan sosial emosional adalah proses
belajar menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan ketika berinteraksi
dengan orang-orang di lingkungannya baik orang tua, saudara, teman sebaya dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran sosial emosional dilakukan dengan
mendengar, mengamati dan meniru hal-hal yang dilihatnya [6].
2
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pola perkembangan
kecerdasan sosio emosional anak usia dini di PAUD Alfatan Kecamatan Palangga
Kabupaten Konawe Selatan.
C. Urgensi Penelitian
Penelitian ini sangat penting untuk dilaksanakan karena informasi mengenai
kecerdasan sosio emosional anak usia dini sangat penting karena akan menjadi bahan
pertimbangan parenting di PAUD Alfatan.
3
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga
cara yaitu sebagai berikut:
a. Observasi dengan mengobservasi kecerdasan sosio emosional anak usia dini.
b. Wawancara yaitu bertujuan untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi dari
semua informan, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri
setiap responden [14]. Teknik bersifat luwes, susunan pertanyaan dan susunan
kata-katanya dalam setiap pertanyaan dapat berubah-ubah pada saat wawancara
serta disesuaikan dengan kondisi subjek penelitian (informan). Pada saat peneliti
melakukan wawancara, peneliti dipandu dengan pedoman wawancara (interview
guide) dan dibantu alat perekam suara (tape recorder), alat pencatat (buku dan
pena). Semua informasi dicatat secara teliti dan cermat, dan selalu dikonfirmasi
ulang apabila masih ada yang kurang jelas, sehingga data yang didapat sesuai
kebutuhan.
6
3. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu dilakukan dengan
analisis deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kuatitatif
menggunakan aplikasi excel dan analisis deskriptif kualitatif menggunakan reduksi
data dan keabsahan data.
4. Pelaporan
Pelaporan terdiri dari laporan kemajuan dan laporan akhir. Dalam pelaporan
ini, memuat tentang pencapaian target dan luaran hasil penelitian.
Pengumpulan • Pengukuran
Data • Wawancara Analisis Data
• Dokumentasi
Laporan
Luaran Laporan Akhir Kemajuan
• Jurnal Terakreditasi
• HKI
• Buku
A. Rincian Anggaran
Untuk melancarkan pelaksanaan penelitian ini maka jumlah biaya yang
dibutuhkan dalam kegiatan penelitian ini sebesar Rp. 4.000.000,00 (Empat Juta
Rupiah) dengan rincian anggaran dapat dilihat pada Lampiran 2. Justifikasi anggaran
Penelitian.
Tabel 5.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian
B. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan penelitian ini selama 8 bulan dengan rincian kegiatan
sebagai berikut.
Tabel 5.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Waktu Pelaksanaan
No Jadwal Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan Alat dan
Bahan Penelitian
2 Penentuan Sumber data
(populasi)
3 Pengumpulan Data
4 Analisis Data
5 Laporan Kemajuan
6 Pembuatan Buku
Chapter
7 Publikasi Artikel
Penelitian
8 Laporan Akhir
A. Hasil Penelitian
Data dianalisis menggunakan Aplikasi Excel. Analisis data yang digunakan
adalah analisis deskriptif dan persentase.
B. Pembahasan
Aspek sosial emosional yang belum terlihat berkembang pada hasil observasi
diantaranya, anak belum bisa bertahan lama untuk antrian ketika mengambil benda-
benda yang ada. Kemudian anak-anak masih malu-malu untuk bergabung dengan
temanteman lain, atau dalam kata lain anak belum bisa beradaptasi dengan lingkungan
permainan baru. Sikap pemalu yang salah satu aspek yang mempengaruhi
perkembangan sosial emosional anak, sebagaimana diungkapkan oleh Nurjannah
bahwa faktor yang mempengaruhi sikap pemalu anak yang berlebihan karena usia
dini sering mendapatkan hinaan dan celaan dari orang lain, anak dijuluki dengan
julukan-julukan berstigma negatif, sikap pilih kasih orang tua atau pendidik PAUD,
memiliki cacat jasmani, faktor ekonomi dan orang tua [13].
Hasil tersebut juga diperkuat oleh pendapat orang tua anak, yang menyatakan
bahwa: “Sebagai orang tua saya hanya tahu bahwa anak-anak adalah masa dimana
seseorang banyak menghabiskan waktu dan hari-harinya untuk bermain dan
melakukan apa saja yang menjadi keinginannya. Berkaitan dengan fase
perkembangan aspek sosial dan emosional anak, saya hanya tahu bahwa anak selalu
bertemu, bercerita, dan bermain baik dengan orang tua di rumah ataupun teman-teman
sebaya di sekitar tempat tinggal. Sedangkan kalau kaitannya dengan emosi, bahwa
anak saya akan merengek, menangis dan bahkan berguling-guling di depan saya kalau
apa yang diinginkan tidak dipenuhi, apakah itu karena menginginkan jajajan, ingin
mainan seperti temannya dan lain sebagainya”.
Pendapat yang sama dari penelitian yang menyimpulkan bahwa salah satu
fungsi keluarga adalah fungsi edukasi. Fungsi edukasi merupakan konsekuensi yang
logis daripada pemeliharaan anakanak yang dilahirkan di dalam keluarga. Dari
lingkungan keluarga inilah anak belajar berbahasa, mengumpulkan pengertian-
pengertian dan menggunakan nilai-nilai kebudayaan yang berlaku. Didikan yang
diberikan di dalam keluarga dalam masa kanak-kanak disesuaikan dengan daya
tangkap dan sifat-sifat emosionalnya [14].
.
10
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: Pola perkembangan sosial anak di
PAUD Alfatan masih sering pilih-pilih teman dan hanya memiliki salah satu teman
untuk bermain selain itu anak juga masih sering bertengkar karena memperebutkan
mainan dan seseorang yang dianggap miliknya sendiri. Metode yang dapat digunakan
untuk mengembangkan kecerdasan sosial-emosional anak diantaranya adalah dengan
bermain dan keteladanan yang dilakukan oleh orangtua maupun pendidik PAUD.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik bagi Anak Usia Dini
TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Kencana.
[2] Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
[5] Wahyuni, S., Syukri, M. & Miranda, D. 2015. Peningkatan Perkembangan Sosial
Emosional melalui Pemberian Tugas Kelompok pada Anak Usia 5-6 Tahun.
Universitas Tanjungpura, Pontianak.
[6] Nurmalitasari, F. 2015. Perkembangan Sosial Emosi pada Anak Usia Prasekolah.
Buletin Psikologi. 23(2), h. 103-111
[7] Susanto A. 2014. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya. Jakarta: Prenadamedia.
[8] Fadlillah M. dkk. 2014. Edutainment Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Prenadamedia Group.
[9] Raihana R. Urgensi Sekolah PAUD untuk Tumbuh Kembang Anak Usia Dini.
Generasi Emas. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini. 2018; (1)1. 17-28.
[10] Hapsari, Widyaning Dan Itsna Iftayani. 2016. Model Pendidikan Karakter Pada
Anak Usia Dini Melalui Program Islamic Habituation, Jurnal Indigenous.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Vol.1(2) h. 9.
[11] Sari, Duanti Yunia. 2016. Penanaman Pendidikan Karakter Pada Anak Melalui
Pengembangan Kecerdasan Emosional, Jurnal Ilmiah Cisoc, Universitas Islam
Nusantara, 2(2), h,102-103.
[12] Sari M, Yarmaidi, dan Miswar D. Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Budidaya
Tanaman Buah Naga di Kelurahan Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat. Jurnal
Penelitian Geografi. 2017; 5(4). 1-9.
[13] Nurjannah. 2017. Mengembangkan Kecerdasan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Melalui Keteladanan. Jurnal Hisbah: Bimbingan Konseling Dan Dakwah Islam,
14(1).
[14] Putu sabda jayendra. Proceeding Seminar Nasional “Peran Agama Dan Budaya
Dalam MembentukKarakter Remaja Dalam Kehidupan Multikultur” dengan judul
12