Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN HASIL MINI RISET

ANALISIS PERKEMBANGAN MASA USIA


ANAK BERUMUR 7 TAHUN
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu: Ramadan Lubis, M.Ag

Disusun oleh :

KELOMPOK III

Badrun Nafiza (0306232134)


Fatimah Zahara Karniawan (0306232140)
M. Hafiz Alfiandi (0306233209)
Saqilah Romatua Hasibuan (0306232137)
Tania Salsabila (0306232142)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBITIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat karunia
dan ridhoNya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset.
Sholawat bertangkaikan salam tak jenuh kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita Nabi
Muhammad SAW. Semoga kita kelak mendapatkan syafaat nya di yaumil akhir kelak. Amin ya
RabbalAalamiin.

Dalam penyelesaian Mini Riset ini tentu kami mendapat bantuan dari berbagai pihak,
untuk itu kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada bapak Ramadan Lubis ,M.Ag, selaku
dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang telah membimbing dalam
penyelesaian Mini Riset ini.

Akhir kata mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, penulis pun
menyadari bahwa Mini Research ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki lebih baik lagi
kedepannya. Semoga Mini Riset ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna menambah
pengetahuan dan wawasan kita terhadap materi yang telah dipaparkan dalam Mini Riset ini.
Sekian dan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 06 April 2024

Kelompok III

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………......1
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………….…...2
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………......2
BAB II KAJIAN TEORI …………………………………………………...3
2.1 Karakteristik Perkembangan Anak Usia 7 Tahun ……………….….3
2.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 7 Tahun ……………………….....4
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Anak ……………………………….....7
2.4 Implikasi Perkembangan Anak Terhadap Pendidikan ………….......7
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….10
3.1 Pendekatan Jenis Penelitian ………………………………………..10
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………....10
3.3 Data dan Sumber Data ……………………………………………..10
3.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………………………10
3.5 Teknik Analisis Data ……………………………………………….11
3.6 Instrumen Penelitian ………………………………………………..12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………..14
4.1 Hasil Wawancara …………………………………………………...14
BAB V PENUTUP ………………………………………………………….16
5. 1 Kesimpulan ………………………………………………………...16
5.2 Saran ………………………………………………………………..16
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………17
LAMPIRAN DOKUMENTASI …………………………………………...18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan merupakan perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam
diri setiap individu dari sejak lahir hingga mencapai kedewasaan atau kematangan. Istilah
perkembangan merujuk bagaimana seseorang tumbuh, menyesuaikan diri dan berubah sepanjang
perjalanan hidup melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian, perkembangan
sosioemosional, perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa.1

Tak dapat dipungkiri, selama perjalanan kehidupan manusia terus mengalami perubahan-
perubahan yang menakjubkan. Hal tersebut terlihat sangat jelas, anak- anak tumbuh makin besar,
lebih cerdas, lebih mahir secara sosio dan lain sebagainya. Namun, banyak aspek perkembangan
yang tidak tampak begutu jelas, masing- masing anak berkembang dengan cara mereka sendiri dan
perkembangan juga dipengaruhi oleh budaya lingkungan, pengalaman, pendidikan dan factor- factor
lainnya.

Begitulah kenyataanya , anak-anak bukanlah orang dewasa kecil. Mereka berpikir dengan
berbeda, merika melihat dunia dengan cara berbeda, dan mereka hidup dengan prinsip-prinsip moral
dan etika yang berbeda dari orang dewasa.2 Anak-anak diharapkan untuk maju dengan kecepatan
mereka sendiri dalam mempelajari kemampuan penting, termasuk menulis, membaca, mengeja,
matematika, ilmu-ilmu social, ilmu pengetahuan alam, seni, musik, kesehatan dan kegiatan fisik.
Mereka harus berkembang sesuai dengan kecerdasan yang mereka miliki.

Anak pada usia 7 tahun merupakan salah satu masa peralihan dari pra-sekolah ke masa Sekolah
Dasar, pada umumnya jika anak sudah mencapai usia 7 tahun perkembangan jasmani dan rohani
anak telah sempurna. Pertumbuhan fisik berkembang pesat dan kondisi kesehatan semakin baik,
melihat hal tersebut tentu tak lepas dari orang- orang sekitarnya dalam mengawasi perkembangan
anak usia 7 tahun agar tidak terjadi penyimpangan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana karakteristik perkembangan pada anak usia 7 tahun?
2. Apa saja tugas perkembangan pada anak usia 7 tahun ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak usia 7 tahun?
4. Bagaimana implikasi perkembangan anak terhadap pendidikan pada anak usia 7 tahun?

1
Fatmaridha Sabani. Perkembangan Anak- Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6-7 Tahun). Jurnal Kependidikan,
Vol.8, No.2, hal.89
2
Robert E, Slavin. Educational Psycology : Theory and Practice, diterjemahkan oleh Marianto dan Samosir. Jakarta:
PT. Indeks, 2008. h,40.

1
1.3 Tujuan Penelitian
Sejalan dengan fokus penelitian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
informasi dan gambaran yang jelas tentang perkembangan anak usia 7 tahun. Secara terperinci
tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan pada anak usia 7 tahun.


2. Untuk memahami apa saja tugas perkembangan yang dilakukan oleh anak usia 7 tahun.
3. Untuk mengetahui faktor- faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pada anak usia 7
tahun.
4. Untuk mengetahui implikasi perkembangan anak terhadap pendidikan bagi anak usia 7 tahun.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
a. Bagi akademis dijadikan sebagai informasi tentang pentingnya memahami
perkembangan anak usia 7 tahun.
b. Bagi Peneliti, dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan hasil penelitian
yang akan datang.
c. Bagi seluruh guru, dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan akan pentingnya
membimbing siswa dalam kegiatan yang mampu meningkatkan kemampuan anak
usia 7 tahun di lingkungan sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah,sebagai bahan referensi untuk meningkatkan pemahaman akan
kepedulian terhadap perkembangan anak pada usia 7 tahun.
b. Bagi siswa, agar dapat melatih soft kill, menambah wawasan tugas perkembangan
pada saat usia 7 tahun guna menjadi pribadi yang lebih baik.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Karakteristik Perkembangan Anak Usia 7 Tahun


Karakteristik perkembangan anak pada usia 7 tahun, pada umumnya sudah masuk sekolah dasar
kelas 1 ini merupakan anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan
masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi
kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong
sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah
mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Untuk
perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam
melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman
terhadap ruang dan waktu.

Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle childhood), termasuk usia 7
tahun. Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak untuk belajar. Hal ini
dikarenakan anak-anak menginginkan untuk menguasai kecakapan-kecakapan baru yang diberikan
oleh guru di sekolah, bahwa salah satu tanda permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak
terhadap keluarga tidak lagi egosentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga masa ini disebut periode
intelektual.

Hal ini sejalan dengan pendapat bahwa masa usia sekolah ini sering disebut sebagai masa
intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah untuk
dididik daripada masa sebelumnya dan sesudahnya. Memahami tentang murid berarti memahami
gejala atau kondisi yang dimiliki. Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih dahulu
perlu untuk memahami tingkat perkembangan siswa SD menurut tingkat usianya. Secara umum sifat
anak usia 7 tahun antara lain:

1. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai mahluk biologis.

2. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

3. Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.

4. Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.

3
5. Belajar mengembangkan konsep sehari-hari.

6. Mengembangkan kata hati.

7. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

8. Mengembangkan sifat positif.

9. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.

10. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.

11. Suka membandingkan diri dengan orang lain.

12. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap tidak penting.

13. Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.

14. Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis dan nyata.

15. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal yang khusus pada mata

pelajaran, bakat dan minat.

16. Gemar membentuk kelompok teman sebaya untuk bermain bersama.3

2.2 Tugas Perkembangan Anak Usia 7 Tahun


Anak-anak yang memasuki usia 7 tahun berada dalam periode transisi dari pertumbuhan
pesat masa anak-anak awal ke fase perkembangan yang lebih bertahap. Perubahan dalam
perkembangan mental maupun sosial menjadi ciri khas masa-masa sekolah awal. Beberapa tahun
kemudian, ketika anak-anak mencapai kelas sekolah dasar yang lebih tinggi, mereka mendekati
akhir masa anak-anak dan memasuki masa pra-remaja. Keberhasilan anak-anak di sekolah
khususnya berperan penting selama masa-masa sekolah awal, karena pada saat sekolah dasarlah
mereka terutama mendefinisikan diri sebagai siswa.

Tugas perkembangan atau development tasks menurut Havighurst ialah “tugas- tugas yang
harus dipecahkan dan diselesaikan oleh setiap individu pada setiap periode perkembangannya
agar supaya individu menjadi berbahagia”. Mengapa penting tugas perkembangan dilakukan?
Hal ini karena tujuan mempelajari tugas perkembangan yaitu: Mendapatkan petunjuk bagi
individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada periode usia-usia
tertentu, memberikan motivasi kepada individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari

3
Mohammad, Surya. 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta, hal. 30

4
mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupannya dan menunjukkan
kepada individu tentang apa yang akan dihadapi dan tindakan apa yang diharapkan kalau sampai
pada tingkat perkembangan berikutnya.

Tugas perkembangan anak usia sekolah dasar dikemukakan oleh Havig Hurst dan Erikson.
Havig Hurst mengemukakan ada 9 tugas perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak usia
sekolah dasar , terutama bagi anak usia 7 tahun yaitu sebagai berikut:4

1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan

Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung secara cepat, anak belajar
menggunakan otot-ototnya utnuk mempelajari berbagai keterampilan. Oleh karena itu,
kebutuhan untuk beraktivitas dan bermain sangatlah tinggi. Anak laki-laki aktivitasnya lebih
tinggi jika dibandingkan dengan anak wanita. Baik laki-laki dan wanita senang bermain dalam
kelompok. Makin tinggi kelas anak (usia) makin jelas ciri khas permainan mereka. Implikasinya
terhadap sekolah adalah bahwa sekolah berkewajiban untuk membantu anak untuk mencapai
tugas perkembangan ini secara optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh
pendidik untuk mengoptimalkan pencapaian tugas diantaranya:

a. Merencanakan dengan serius pemberian kesempatan-kesempatan kepada anak untuk


melakukan aktivitas-aktivitas fisik atau bermain.
b. Dalam belajar membatasi gerakan-gerakan anak secara ketat tidaklah pantas dibandingkan
tuntutan tugas perkembangan mereka.
c. Usaha yang terencana dan serius dalam menanggulangi gangguan perkembangan fisik anak.
Sangat diharapkan dari sekolah anak-anak yang sakit harus diobati atas prakarsa sekolah.
Perlu disadari betul oleh sekolah, bahwa anak yang sakit fisik sangat terganggu
perkembangan mentalnya, yaitu anak menjadi pemurung, rendah diri dan kegairahan
belajarnya berkurang, bahkan dapat hilang sama sekali.
2. Membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang
berkembang

Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan
berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan dan kebersihan diri sendiri. Anak
telah tahu bahaya dan penderitaan yang dialami, apabila ia bertingkah laku yang membahayakan
kesehatan dirinya sendiri.

4
Sunarto, Agung. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 1995

5
3. Belajar bergaul dengan teman sebaya

Anak hendaknya mampu membina keakraban dengan orang lain diluar lingkungan keluarga.
Anak mampu menguasai pola pergaulan yang penuh kasih sayang, keramahan dan memahami
perasaan orang lain, khusunya teman sebaya, sifat suka menolong, bertenggang rasa, dan jujur
perlu dipelajari anak.

4. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung

Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak
telah mampu belajar di sekolah. Anak dapat belajar membaca, menulis dan berhitung, karena
kemampuan berfikirnya yang memungkinkan memahami konsep-konsep dan simbol-simbol.

6. Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari

Pada periode ini anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas perkembangan saat ini adalah mengenal konsep-konsep
untuk memudahkannya dalam memahami tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan,
kewarganegaraan dan masalah yang menyangkut sosial.

7. Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai

Pada periode ini, anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan
moral yang berlaku, kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan
sebaik-baiknya. Contohnya, anak dapat menghargai miliknya dan milik orang lain, menaati
peraturan, menerima tanggung jawab dan mengakui adanya perbedaan dirinya dengan orang lain.

8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial.

Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat sekolah. Anak
harus belajar mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara
keinginannya. Untuk melakukan kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua,
guru maupun orang dewasa lainnya. Anak pun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam
kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat kecil maupun masyarakat luas ada pembagian tugas,
seperti tugas orang tua, guru, polisi, dokter dan tugas dalam jabatan lainnya.

6
9. Mencapai kebebasan pribadi

Tugas perkembangan pada masa ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa
tergantung pada orang lain dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya, maupun
peristiwa lain dalam kehidupannya.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak


Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak yaitu:

1. Faktor tuntutan kebudayaan yang berbentuk kekuatan, norma hidup, harapan serta nilai-nilai
ideal pada kehidupan individu yang sedang berkembang.
2. Kematangan fisik, merupakan salah satu faktor penentu munculnya tugas-tugas
perkembangan pada periode usia-usia tertentu, di samping kondisi kesehatan dan kecacatan.
3. Kepribadian seseorang, antara lain intelegensi, minat, sikap, kecenderungan sosial
emosional, sifat dan karakter.

Senada dengan hal diatas, perlu diperhatikan juga mengenai faktor lain yang mempengaruhi
karakteristik perkembangan pada periode anak usia 7 tahun pada tahap yakni antara lain:

1. Dorongan untuk ke luar dari rumah dan masuk ke dalam kelompok anak-anak sebaya.
2. Dorongan yang bersifat kejasmanian untuk memasuki dunia permainan anak yang menuntut
keterampilan tertentu.
3. Dorongan untuk memasuki dunia orang dewasa yang yaitu dunia konsep-konsep logika,
simbol dan komunikasi, serta kegiatan mental lainnya.

2.4 Implikasi Perkembangan Anak Terhadap Pendidikan


Dewasa ini, banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola
pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi
kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan
maupun perkembangan peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses
pembelajaran seperti : kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik.

Hal diatas berkaitan dengan perkembangan anak usia 7 tahun khususnya, perkembangan anak
memiliki keterkaitan terhadap pendidikan yang wajib diikuti oleh anak tersebut. Pendidikan
menjadi wadah pengembangan wawasannya selama proses perkembangan terjadi dalam dirinya.
Tanpa proses pendidikan, kemungkinan besar anak akan mengalami penyimpangan sikap yang
tidak terduga, selain itu juga dapat menghambat proses perkembangan anak dalam
mengembangkan jati diri dalam kehidupan sehari- hari.

7
Pada umumnya, implikasi perkembangan anak usia 7 tahun terhadap pendidikan meliputi:

1. Perkembangan kognitif

Pada perkembangan kognitif/ pengetahuan,pada umumnya anak usia 7 tahun mampu


melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. Pengurutan,mampu untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
b. Klasifikasi,mampu untuk memberi nama dan mengidentifikasi benda.
c. Decentering, mempertimbangkan beberapa aspek untuk memecahkan masalah.
d. Reversibility, memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali
ke keadaan awal.
2. Perkembangan Moral

Pada (usia 6 sampai 9 tahun), termasuk usia 7 tahun menempati posisi apa untungnya buat
saya, perilaku yang benar didefinisikan dengan apa yang paling diminatinya. Penalaran tahap dua
kurang menunjukkan perhatian pada kebutuhan orang lain, hanya sampai tahap bila kebutuhan
itu juga berpengaruh terhadap kebutuhannya sendiri, semua tindakan dilakukan untuk melayani
kebutuhan diri sendiri saja.

3. Perkembangan mental emosional dan sosial anak usia sekolah dasar tugas perkembangannya
yaitu:
a. Melalui interaksi sosial, anak-anak mulai mengembangkan rasa bangga dalam prestasi dan
bangga pada kemampuan mereka.
b. Anak-anak yang didorong dan dipuji oleh orang tua dan guru mengembangkan perasaan
kompetensi dan kepercayaan keterampilan mereka. Mereka yang menerima sedikit atau tidak
ada dorongan dari orangtua, guru, akan meragukan kemampuan mereka untuk menjadi
sukses.
c. Mereka yang layak menerima dorongan dan penguatan melalui eksplorasi pribadi akan
muncul dari tahap ini dengan perasaan yang kuat tentang diri dan rasa kemerdekaan dan
kontrol. Mereka yang tetap yakin dengan keyakinan dan keinginan mereka akan tidak aman
dan bingung tentang diri mereka sendiri dan masa depan.
4. Perkembangan Psikomotor anak usia sekolah dasar pada perkembangannya mencakup antara
lain:
a. Mampu melompat dan menari.
b. Menggambarkan orang yang terdiri dari kepala, lengan dan badan.
c. Dapat menghitung jari-jarinya.

8
d. Mendengar dan mengulang hal – hal penting dan mampu bercerita.
e. Mempunyai minat terhadap kata-kata baru beserta artinya.
f. Memprotes bila dilarang apa yang menjadi keinginannya.
g. Mampu membedakan besar dan kecil.
h. Ketangkasan meningkat.
i. Melompat tali, bersepeda.
j. Mengetahui kanan dan kiri.
k. Mungkin bertindak menentang dan tidak sopan.
l. Mampu menguraikan objek-objek dengan gambar.5

Nah, melihat implikasi perkembangan anak terhadap pendidikan diatas tentu akan ada anak
yang mengalami kegagalan mencapai tugas-tugas perkembangan ini yang akan melahirkan perilaku
yang menyimpang (delinquency). Penyimpangan yang terjadi pada anak yang berusia 7 tahun yaitu
membolos dari sekolah, pura- pura sakit, dan lain sebagainya, malas belajar dan keras kepala.

Dengan mengetahui tugas perkembangan anak diatas maka peran orang tua sangat dibutuhkan,
bukan menghandalkan peran para guru di sekolah dalam membimbing perkembangan anak di
lingkungan sekolah. Dimana dalam mengasuh anak untuk tumbuh dengan maksimal, sempurna dan
seimbang butuh pengasuhan ayah dan ibu. Sehingga dapat tercipta keseimbangan antara otak kanan-
kiri anak. Sebab setiap anak itu memiliki kepribadian dan karakter yang berbeda-beda.

Berikanlah rasa nyaman pada buah hati hingga hormone untuk mendukung pertumbuhannya
diproduksi secara maksimal. Maka dari itu, anak usia diatas 6 tahun otak kirinya mulai berkembang,
mulai berfikir logis serta lingkungan memberikan pengaruh 30 persen dan orang tua 70 persen. Oleh
sebab itu, dalam usia ini orang tua dituntut menjadi motivator. Begitupula dengan anak usia 7 tahun
yang mulai aktif rasa ingin tahu akan sesuatu hal yang mereka lihat, dengar dan rasakan.

5
JW. Santrock. Child Development Eleventh Edition, alih bahasa Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti dengan
judul Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2002

9
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan suatu jenis penelitian yang menggunakan proses penemuan yang dilakukan tidak
menggunakan prosedur statistik / kuantifikasi . Jenis penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif yang
merupakan penelitian menggunakan fenomena subjek yang diteliti.

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Fenomenologi


merupakan strategi penelitian yang menyelidiki suatu gejala dan kejadian yang terjadi di lapangan
dalam latar kehidupan nyata. Alasan penggunaan pendekatan ini, dikarenakan peneliti akan
menganalisis perkembangan anak pada usia 7 tahun.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Pangkalan Berandan yaitu di Jln. Seibilah, kec. Seilepan, kab.
Langkat, Sumatera Utara. Alasan pemilihan lokasi ini karena adanya anak yang berusia 7 tahun dan
ia termasuk orang terdekat dengan peneliti. Dengan demikian penulis akan lebih mudah dalam
pengenalan objek penelitian. Adanya interaksi dan komunikasi yang mudah dengan narasumber
memudahkan proses wawancara. Adapun waktu wawancara yaitu pada tanggal 06 April 2024
melalui via zoom.
3.3 Data dan Sumber Data
Data merupakan suatu bahan yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut karena data
merupakan bahan yang masih mentah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik
kualitatif maupun kuantitatif yang menunjukkan suatu fakta.6Data utama dalam penelitian ini adalah
berupa hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh subjek penelitian.
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber data adalah subjek dari mana data tersebut
diperoleh.7Dalam penelitian ini sebagai sumber utama atau sumber data primer ialah ibu dan anak
yang berusia 7 tahun.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini maka tertarik pengumpulan data
dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.8
6
Riduwan, 2009. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian, Bandung Alfaberta, hal.5
7
Sugiyono,2016. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kualitatif- Kuantitatif dan R&D),hal.15
8
Effi Eswita Lubis, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rinekacipta, hal.18

10
1. Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan proses pengumpulan data secara tersusun dan
kompleks, metode observasi dalam hal ini cara mengumpulkan data dengan mengamati lalu
mencatat data yang terjadi di lapangan.9 Dalam melakukan observasi, peneliti akan mengamati
objek penelitian saat dilakukan wawancara.

2. Interview/ Wawancara

Pada dasarnya wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan seorang
peneliti dengan menggunakan tanya jawab kepada responden. Metode wawancara juga bisa
dikatakan sebagai suatu percakapan. Tanya jawab antara penulis dengan responden, dan penulis
telah mengetahui informasi apa yang akan diperoleh dari responden.10

Dalam melakukan wawancara, peneliti akan melakukan tanya jawab dengan ibu dan anaknya
yang berusia 7 tahun mengenai bagaimana perkembangan anak pada masa tersebut, terutaama dalam
ranah pendidikannya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Metode
dokumentasi merupakan alat pengumpul data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang
diajukan secara logis dan rasional yang mudah dan dapat dimengerti.11 Metode dokumentasi dalam
hal ini peneliti mengumpulkan data dengan menyusun data yang sudah didapat dari pengamatan
observasi di lapangan sesuai dengan kebutuhan peneliti.
3.5 Teknik Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data ialah proses mencari dan mengatur secara sistematis
data dan hasil transkip wawancara catatan lapangan dan bahan lainnya dikumpulkan untuk
menambah pemahaman sendiri mengenai bahan tersebut sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
dan orang lain.12Miles dan Huberman menjelaskan ada 3 metode dalam analisis data kualtitatif,
yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan verifikasi kesimpulan.13

1. Reduksi Data

Menurut Miles dan Huberman, reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan

9
Sugiyono,2016. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kualitatif- Kuantitatif dan R&D),hal.138
10
Ibid,hal.138
11
S. Margono,2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rinekacipta, hal.181
12
Salun dan Syahrini,2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Cita Pustaka Media,hal.145
13
Miles Mathew B,M dan A Micheal Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif, Jakarta : UI- Press, hal.16

11
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan di lapangan, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga
kesimpulan- kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan bagian dari proses analisis yang kemungkinan adanya pemberian
penarikan kesimpulan dari informasi yang digabungkan secara tersusun . Dan dapat dikelompok
masalah yang diteliti sehingga peneliti memungkinkan dapat mengambil tindakan atau mengambil
kesimpulan.

3. Verifikasi/ Menarik Kesimpulan

Verifikasi data ialah tinjaun ulang terhadap catatan lapangan,serta tukar pikiran dengan teman
sejawat untuk mengembangkan kesepakatan intersubjektivitas atau juga upaya luas dalam
menempatkan catatan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan ialah melakukan wawancara dengan anak usia 7 tahun
tentang biodata diri, adapun pertanyaan sederhana tersebut ialah peneliti memberikan pertanyaan
kepada anak tersebut untuk memperkenalkan diri guna mengetahui sejauh mana kemampuan berani
berbicara anak di depan khalayak umum. Lalu, kami bertanya tentang keseharian anak yaitu:

No Daftar Pertanyaan untuk Narasumber 1

1. Apakah sudah bisa membaca, menghitung, dan menulis?

2. Masalah apa yang sering dialami? apa bisa menyelesaikan sendiri atau masih dibantu
orang tua?

3. Apakah kemampuan berbicara meningkat dengan tutur bahasa yang baik dan benar?

4. Bagaimana cara anak berteman dengan sebaya atau sekitarnya?

5. Dalam kesehariannya, lebih banyak melakukan aktivitas secara mandiri atau lebih
banyak diperintah orang tua ?

6. Apakah anak berani membantah orang tua atau orang lain yang lebih tua darinya?

7. Apakah lebih sering main hp atau suka dengan hobinya?

12
Kemudian, peneliti juga melakukan wawancara dengan ibu dari anak usia 7 tahun tersebut yaitu:

No Daftar pertanyaan untuk Narasumber 2

1. Apa pengaruh dari teman sekitarnya dalam perkembangan anak? Bagaimana ia


menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2. Sikap apa yang menonjol pada diri anak pada saat usia sekarang?

3. Apakah anak mampu menyelesaikan masalah sendiri? Apa sugesti yang diberikan
orang tua agar anak berani?

4. Apakah anak suka berkomentar saat melihat sesuatu? Apakah meningkat


kemampuan berbicara anak?

5. Bagaimana cara memahamkan anak dalam mengontrol emosional sendiri dan orang
lain?

6. Apakah anak sudah memahami tentang uang secara konsep maupun saat melihat
jumlah uang secara langsung?

7. Apakah anak mampu membuat rencana dan mampu melakukannya? Apakah anak
sudah dapat mengikuti lebih banyak perintah saat usia 7 tahun?

8. Apakah anak pernah bercerita tentang ia di sekolah ? Apa sudah terlihat pada diri
anak minat dan bakatnya?

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Wawancara
Temuan khusus penelitian diarahkan pada hasil wawancara yang dilakukan kepada 2
Narasumber mengenai perkembangan anak usia 7 tahun. Berikut dibawah ini hasil wawancara
dengan Narasumber 1, anak usia 7 tahun pada tanggal 06 April 2024 pukul 14.00 WIB, berkaitan
dengan beberapa hal yaitu:

Biodata Narasumber

Nama : Abdul Hanif Ramadhani

Tanggal Lahir : 01 Juni 2017

Anak : 3 dari 3 bersaudara

Usia : 7 tahun ( kelas 1 SD)

Cita- cita : Pemain Sepak bola

Hobi : Main Sepak bola

Hasil Wawancara

Adapun hasil wawancara dengan anak usia 7 tahun diatas yakni sudah bisa membaca, menulis
dan berhitung, anak sering mengalami permasalahan dengan mood sendiri masih suka merajuk atau
pola pikir anak belum terlalu matang. Kemampuan berbicara sudah mulai lancar, mampu
berkomunikasi dengan sekitarnya, mulai berani berbicara . Dalam keseharian, anak mampu mudah
berteman dan beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, sayangnya dalam aktivitasnya masih
diperintahkan oleh orang tua dalam melakukan aktivitas sehari- hari seperti makan, belajar, dan lain
sebagainya. Anak mulai terbiasa tidak membantah perintah orang tuanya, untuk aktivitas yang sering
dilakukan ia meluangkan waktu bermain bola dengan teman sebaya, jika malam hari kadang bermain
hp kalau tidak belajar.

Kesimpulan yang didapat dari hasil beberapa wawancara diatas dapat dipahami bahwa anak
usia 7 tahun, sudah mulai memahami kemampuan penting yang harus terus dilatih. Anak juga sudah
menemukan hobi yang menyenangkan diri juga bermanfaat bagi dirinya di masa depan. Dengan
dukungan serta perhatian orang tua dan guru, anak akan berkembang dengan baik dan terarah masa

14
depannya. Memang pada usia 7 tahun masih sangat membutuhkan bimbingan dari orang-orang
disekitarnya dalam mengembangkan dan mengasah kemampuannya dalam kehidupan sehari- hari.

Hasil Wawancara dengan Ibu Soraya Utami Tarigan, S.Pd

(Ibu dari Abdul Hanif Ramdhani)

Adapun hasil wawancara dengan ibu dari Hanif yaitu pengaruh perkataan kurang baik dari
teman sebaya masih kerap terjadi saat anak bermain game online, anak usia 7 tahun tentu
penyesuaian sangat mudah jika mereka mau berteman, Hanif mudah berteman jadi, kadang ikutan
temannya bahasa yang kurang baik. Namun, kembali lagi sebagai orang tua terus mengingatkan
bahwa itu tidak baik. Sikap anak masih harus terus diawasi, suka merajuk karena sesuatu. Jiwa
kekanakan masih kerap muncul. Jarang mampu menyelesaikan masalah sendiri, Hanif kadang ia
berinisiatif sendiri untuk ikut serta dalam kegiatan positif seprti lomba baca puisi, main bola dan lain
sebagainya meski tidak juara, sebagai orang tua ya memberi semangat dan kadang juga beri hadiah
sederhana agar ia terus semangat.

Anak suka berkomentar, kritis dengan sekitarnya, rasa keingintahuannya besar akan sesuatu.
Dan karena itu, ia berani berbicara dengan sekitarnya. Kemudian, cara mengontrol emosi sendiri
dengan memberi nasehat sabar, jangan gitu, tidak boleh hanya kata- kata sederhana seperti itu yang
sering diucapkan untuk mengontrol emosional dia. Perihal materi atau uang, Hanif sudah paham
jumlah dan untuk apa uang tersebut. Sudah bias menghitung secara perlahan uang yang ia liat secara
langsung. Bahkan jika ia melihat uang, ia akan memberi tahu ibunya.

Untuk perencanaan apa yang akan dilakukan oleh Hanif, sejauh ini belum berani ia lakukan
karena masih butuh panduan orang tua, hal ini juga karena ia masih sering diperintahkan oleh orang
tua. Dan uniknya, ia suka bercerita kesehariannya di sekolah dengan temannya, kegiatan di sekolah
dan lain sebagainya. Sehingga, ia berani menunjukkan pada orang tua dan temannya punya hobi
yang akan menjadi cita- citanya menjadi pemain sepak bola yang terkenal.

Berdasarkan wawancara diatas, dapat dipahami bahwa peran orang tua dalam perkembangan
anak usia 7 tahun itu sangat penting. Keberhasilan anak dalam mengembangkan kemampuan-
kemampuanya pada masa ini tak terlepas dari perhatian orang tua, ibu Soraya sudah membuktikan
secara perlahan meski belum maksimal anak usia 7 tahun sudah memiliki kemampuan yang sangat
baik dalam berbicara, berhitung, membaca bahkan sudah terarah cita-cita yang diimpikan.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan pengaruh yang diberikan orang dewasa terhadap orang yang belum
dewasa, dalam hal ini adalah pendidikan yang diberikan oleh guru terhadap anak dalam rangka
membantu perkembangannya. Oleh sebab itu, pendidikan harus diberikan kepada anak.
Sebagaimana yang telah dibicarakan sebelumnya bahwa anak tanpa bantuan dari orang lain atau
guru tidak akan bisa berkembang atau menjadi dewasa sendiri. Oleh sebab itu, keberadaan orang tua
atau guru di sekolah dalam perkembangan anak sangat menentukan. Orang tua harus dapat melayani
tugas perkembangan anak dengan sebaik-baiknya. Misalnya , menanamkan kebiasaan untuk bangun
pagi, shalat, makan pada waktunya, kebiasaan belajar, bermain, istirahat dan lain-lain. Sebagai orang
tua perlu memberikan aturan-aturan yang sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku untuk
masing-masing lingkungan.

Demikan juga guru di sekolah yaitu dengan menanamkan hidup bersih dan teratur,
menciptakan lingkungan yang menunjang, kebiasaan dan disiplin yang tinggi, memberikan tanggung
jawab terhadap semua anak, membina kerjasam yang baik, tenggang rasa, peercaya diri melalui
mdel-model dan lain-lain. Kepada anak diberikan fasilitas dan kesempatan yang cukup dalam
memberdayakan alat-alat yang ada di sekolah, di bawah pengawasan dan bimbingan guru. Guru
harus dapat membina kerjasama yang baik dengan orang tua siswa, masyarakat dan semua orang-
orang yang terlibat dalam kelancaran proses pendidkan di sekolah.

Baik orang tua maupun guru dalam melayani perkembangan tersebut janganlah bersikap
otoriter, karena tipe yang demikian akan menghambat tugas perkembangan anak. Setiap kegiatan
anak dapat diajak untuk bekerjasama dan bermusyawarah. Dengan sikap demikian sangat
menentukan keberhasilan anak dalam proses perkembanganya.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka
mendapatkan beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan perlu ditingkatkan dalam kaitanya
dengan analisis perkembangan anak usia 7 tahun, yakni dalam proses perkembangan anak pada usia
7 tahun diharapkan orang tua dapat membimbing anaknya, karena anak pada masa ini masih perlu
bimbingan meski beberapa aktivitas sudah bias dilakukan sendiri, kemudian lebih diperhatikan lagi
akan lingkungan sekitar yang berpengaruh besar dalam perkembangan anak usia 7 tahun yang sangat
aktif dan pada umumnya mudah menangkap apa yang didengar dan dilihat oleh mereka.

16
DAFTAR PUSTAKA
Effi Eswita Lubis, 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rinekacipta, hal.18
Miles Mathew B,M dan A Micheal Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif, Jakarta : UI-
Press, hal.16 Fatmaridha Sabani. Perkembangan Anak- Anak Selama Masa Sekolah Dasar (6-7
Tahun). Jurnal Kependidikan, Vol.8, No.2, hal.89

Riduwan, 2009. Skala Pengukuran Variabel- Variabel Penelitian, Bandung Alfaberta, hal.5
Sugiyono,2016. Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kualitatif- Kuantitatif dan
R&D),hal.15 & 138.
Sunarto, Agung. Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 1995
S.Margono,2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rinekacipta, hal.181
Salun dan Syahrini,2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Cita Pustaka Media,hal.145
Slavin, Robert E,. Educational Psycology: Theory and Practice, diterjemahkan oleh
Marianto dan Samosir. Jakarta: PT. Indeks, 2008. h,40.
Surya, Mohammad. 2013. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta, hal. 30
Santrock. John W., Child Development Eleventh Edition, alih bahasa Mila Rachmawati dan
Anna Kuswanti dengan judul Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga, 2002

17
LAMPIRAN DOKUMENTASI

Dokumentasi Abdul Hanif Ramadhan

Dokumentasi saat wawancara dengan Narasumber

18

Anda mungkin juga menyukai