Anda di halaman 1dari 15

Perkembangan dan Karakteristik Anak Usia SD/MI dan

SMP/MTS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan dan Perkembangan

Dosen Pengampu : H. Tatang Sutiana, S.Ag.,MM.

Disusun oleh :

- Kanah Maryanah - Alpiani

- Ani Suhartini - Muchamad Rifki

- Ghifar Musyaffa - Irfan Nasir

- Tri Nurhayati - Vinna Soraya

- Endah Kurniasih

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) SHALAHUDDIN
AL-AYYUBI JAKARTA
Jl. Jihad Jl. Papanggo ID, RT.5/RW.2, Papanggo, Tj. Priok, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
14340
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberikan


nikmat iman, nikmat sehat, nikmat kepercayaan diri sehingga memberikan
Kami motivasi besar dalam penyusunan makalah ini.
Dan shalawat serta salam kepada Nabi besar kita, Nabi akhir zaman,
yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang telah
mengeluarkan kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang akan ilmu
pengetahuan secara alamiah dan spiritual kini.
Terima kasih kepada bapak H. Tatang Sutiana, S.Ag.,MM. yang telah
membimbing Kami dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan. Tak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada teman dan
rekan-rekan yang hadir membantu dan terlibat dalam pembuatan makalah ini
sehingga selesai tepat waktu.
Selanjutnya Kami akan memaparkan makalah dengan judul
Perkembangan dan Karakteristik Anak Usia SD/MI dan SMP/MTS. Hal
ini bertujan untuk menambah wawasan mengenai pendidikan pertama yang
dibawa oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai pendidik dan
pembimbing manusia untuk bahagia dunia sampai ke akhirat, serta
mengetahui tentang perkembangan pendidikan dari waktu ke waktu. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 12 November 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Dan Manfaat ................................................................................... 1

BAB II: JUDUL DAN KAJIAN TEORI ............................................................. 2


A. Judul ............................................................................................................ 2
B. Kajian Teori ................................................................................................ 2

BAB III: PEMBAHASAN ................................................................................... 3

A. Karateristik Anak ........................................................................................ 3

1. Karateristik Anak Usia SD ................................................................... 3


2. Karateristik Anak Usia Menengah ....................................................... 6

B. Bahaya Yang Terjadi Pada Saat Masa Anak Usia Sekolah Menengah ......... 9

BAB IV: PENUTUP ............................................................................................. 11


A. Kesimpulan ................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain, karakteristik yang terdapat
pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan karakteristik yang terdapat
pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas
(SMA).
Peserta didik memiliki perbedaan dalam minat, kemampuan, kesenangan,
pengalaman, dan cara belajar. Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan
yang sangat pesat. Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak
cenderung aktif dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain
dan tidak pernah diam ditempat. Hakikatnya, pemikiran anak SD sedang mengalami
pertumbuhan sangat cepat. Pada usia 6 sampai 12 tahun lebih sering berada di
sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal tersebut anak usia SD masuk
dalam kelompok sebaya untuk lebih berinteraksi yang menuntut ketrampilan dan
gerak fisik.

Sedangkan, pada anak usia Sekolah Menengah mengalami perubahan yang


cepat, memang tidak bisa dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja
mengalami ketidaktentuan saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para
remaja bukan lagi kanak-kanak,tetapi juga belum menjadi orang dewasa. Mereka
cenderung dan bersifat lebih sensitif karena peranannya belum tegas. Ia mengalami
pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih mempersulit
dirinya yang sekaligus mengubah peranannya
teman sebaya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karateristik anak usia SD, Sekolah Menengah?


2. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan anak?
3. Bahaya apa yang mempengaruhi kehidupan masa anak usia sekolah
menengah.

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dan manfaat dari observasi ini yaitu:

1. Untuk menambah wawasan tentang karakteristik pada anak usia SD,


Sekolah Menengah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan objek.
3. Untuk mengetahui bahaya kehidupan masa anak usia sekolah menengah.

1
BAB II

JUDUL DAN KAJIAN TEORI

A. JUDUL :

Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.

B. KAJIAN TEORI :

Menurut Susilo Windradini (1995:2) menyatakan bahwa proses pertumbuhan


dan perkembangan harus berjalan seiring dan merupakan proses yang tidak dapat
berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (1) hereditas, (2)
lingkungan, (3) kematangan fisik dan psikis, (4) serta aktifitas anak sebagai subjek
bebas yang punya otoritas untuk membuat pilihan, menerima, atau menoloak, serta
memiliki emosi.

Hurlock (1997) perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang


terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kealitatif dan kuantitatif.

Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia perkembangan adalah


suatu perubahan menjadi bertambah sempurna dalam hal pikiranatau akal,
pengetahuan, dan lain sebagainya.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa perkembangan


adalah proses suatu perubahan dan memunculkan sifat-sifat baru yang bertambah
sempurna.

Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12 sampai 18 tahun,
yaitu sama dengan usia siswa SMP/SMA. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa
adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara
bermakna tanpa memerlukan objek yang konkret atau bahkan objek yang visual.
Menurut Syamsul Yusuf (2004) masa usia Sekolah Menengah bertepatan
dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian
karena sifat-sifat khasnya dan perannya yang menentukan dalam kehidupan individu
dalam masyarakat orang dewasa.
Dari pendapat diatas yaitu Anak usia Sekolah menengah bertepatan pada usia
remaja yang berkembang menuju manusia dewasa. Dan pada saat ini Anak usia
sekolah menengah merupakan waktu untuk mencari jadi diri.

2
BAB III

PEMBAHASAN

Terjadinya perkembangan pada individu dapat diketahui berdasarkan


karakteristik tertentu yang dialaminya. Yaitu dalam karakteristik-karakteristik yang
terdapat pada anak tersebut. Peserta didik memiliki perbedaan satu sama lain,
karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Dasar (SD) sangat berbeda dengan
karakteristik yang terdapat pada anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)
maupun Sekolah Menengah Atas (SMA).

A. KARATERISTIK ANAK

A. Karateristik Anak Usia SD

Masa anak akhir (late childhood) berlangsung dalam usia 6-12 tahun
atau setara dengan anak SD. Masa ini disebut pula sebagai masa bermain,
dengan ciri-ciri memiliki dorongan untuk keluar rumah dan memasuki
kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan akan memasuki dunia
permainan dan memiliki dorongan mental untuk memasuki dunia konsep,
logika, simbol dan sebagainya.

a. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Dasar


1. Anak SD Senang Bermain
Hal ini dipicu karena anak SD baru mengenal teman sebayanya dan keinginan
untuk lebih mengenal lingkungan dan hal-hal baru.
2. Anak SD Senang Bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam‐jam, sedangkan anak SD dapat duduk
dengan tenang paling lama sekitar 30 menit.
3. Anak SD Senang Bekerja dan Berkelompok
Anak senang bekerja dalam kelompok maksudnya sebagai seorang manusia,
anak-anak juga mempunyai insting sebagai makhluk social yang bersosialisasi
dengan orang lain terutama teman sebayanya, terkadang mereka membentuk
suatu kelomppok tertentu untuk bermain. Dalam kelompok tersebut anak
dapat belajar memenuhi aturan aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar
tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya
tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif),
mempelajarai olah raga, belajar keadilan dan demokrasi.
4. Senang Merasakan atau Melakukan Secara Langsung
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif anak SD memasuki tahap
operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar
menghubungkan konsep konsep baru dengan konsep-konsep lama. Jadi dalam
pemahaman anak SD semua materi atau pengetahuan yang diperoleh harus
dibuktikan dan dilaksanakan sendiri agar mereka bisa paham dengan konsep

3
awal yang diberikan. Berdasarkan pengalaman ini, siswa membentuk konsep-
konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, pera jenis kelamin,
moral, dan sebagainya.
5. Anak Cengeng dan Manja
Pada umur anak SD, anak masih cengeng dan manja. Mereka selalu ingin
diperhatikan dan dituruti semua keinginannya mereka masih belum mandiri
dan harus selalu dibimbing.
6. Sulit Memahami Isi Pembicaraan Orang Lain
Pada masa SD anak masih sulit memahami apa yang orang lain bicarakan.
Mereka sering bertanya apa yang dimaksudnya.
7. Senang Diperhatikan
Di dalam suatu interaksi sosial anak biasanya mencari perhatian teman atau
gurunya mereka senang apabila orang lain memperhatikannya, dengan
berbagai cara dilakukan agar orang memperhatikannya.
8. Senang Meniru
Dalam usia SD anak mengontrol emosi dalam peniruan dan latihan, oleh
karena itu kemampuan orang tua atau guru dalam mengendalikan emosinya
sangatlah berpengaruh. Apabila anak dikembangkan di lingkungan keluarga
yang suasana emosionalnya stabil, maka perkembangan emosi anak
cenderung stabil atau sehat. Akan tetapi, apabila kebiasaan orang tua dalam
mengekspresikan emosinya kurang stabil atau kurang kontrol (seperti: marah-
marah, mudah mengeluh, kecewa, dan pesimis dalam menghadapi masalah),
maka perkembangan emosi anak, cenderung kurang stabil atau tidak sehat.
Gambaran tentang karateristik emosi anak itu dapat dilihat pada tabel berikut:

Karateristik Emosi yang Karateristik Emosi yang


Stabil (Sehat) Tidak Stabil (Tidak Sehat)
1.Menunjukkan wajah yang 1.Menunjukkan wajah yang
ceria. murung.
2.Mau bergaul dengan 2.Mudah tersinggung
teman secara baik.
3.Bergairah dalam belajar 3.Tidak mau bergaul
dengan orang lain.
4.Dapat berkonsentrasi 4.Suka marah-marah
dalam belajar.
5.Bersikap respek 5.Suka mengganggu teman
(menghargai) terhadap diri
sendiri dan orang lain.

4
b. Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Sekolah Dasar

1) Pertumbuhan fisik

Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat.


Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif
dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak
pernah diam ditempat. tetapi untuk kelas akhir merupakan pertumbuhan yang
lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan pubertas.

2) Perkembangan keterampilan

Ketergantungan dan kelekatan anak-anak pada orang tua sudah berkurang


karena mereka sudah memiliki dunia dan kesibukan sendiri. Berkurangnya
ketergantungan anak-anak pada orang tua disebabkan telah
berkembangnya keterampilan mereka, yaitu :

a) Keterampilan menolong diri sendiri

b) Keterampilan menolong orang lain

c) Keretampilan bersekolah

d) Keterampilan bermain

Sekelompok Anak Usia SD Sedang Bermain

Sumber: http://www.google.com

3) Perkembangan intelektual

Anak usia SD sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau


melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut kemampuan intelektual
atau kemampuan kognitif, seperti membaca, menulis, dan berhitung.

4) Perkembangan kemampuan berbahasa

Anak Usia SD di mana individu mengalamai perkembangan yang pesat


dalam mengenal dan menguasai perbendaharaan kata yang mendasari
kemampuan membaca dan berkomunikasi.

a) Mampu berkomunikasi dengan orang lain.

b) Mampu menyatakan isi hatinya (pereasaannya).

c) Terampil mengolah informasi yang diterimanya.

d) Mampu mengembangkan kepribadiannya, seperti dalam hal menyatakan


sikap dan keyakinannya.

5
B. Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah

Anak usia SMP umumnya adalah mereka yang berusia 13 sampai 15


tahun.Merupakan usia yang berada pada kelompok perkembangan usia remaja
pada fase awal. Masa remaja fase menengah adalah mereka yang berusia 15 sampai
18 tahun dan remaja fase akhir adalah usia 18 sampai 21 tahun.
Pengertian dasar Sarlito Wirawan Sarwono, (2002:8) tentang istilah
adolescence hanyalah pertumbuhan kearah pematangan. Masa ini adalah
periode antara permulaan pubertas dengan kedewasaan yang secara kasar
antara 14-21 tahun.
Banyak buku pendidikan dan psikologi yang mendifinisikan adolescence
dengan menunjuk kepada periode yang penuh dengan tekanan dan ketegangan
(strees dan train), suatu periode dimana individu belum menjadi
sesuatu.Generalisasi semacam ini tentu saja memiliki keterbatasan karena
tidak semua remaja mengalami tekanan dan ketegangan.
Dalam dunia yang mengalami perubahan yang cepat, memang tidak bisa
dihindarkan bahwa tingkah laku sebagian remaja mengalami ketidaktentuan
saat mereka mencari kedudukan dan identitas. Para remaja bukan lagi kanak-
kanak,tetapi juga belum menjadi orang dewasa. Mereka cenderung dan
bersifat lebih sensitif karena peranannya belum tegas. Ia mengalami
pertentangan nilai-nilai dan harapan-harapan yang akibatnya lebih
mempersulit dirinya yang sekaligus mengubah peranannya. Anak sekolah
menengah adalah individu-individu yang sedang mengalami serangkaian
tugas perkembangan yang khusus.
a. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah Menengah
1. Masa pencarian identitas diri
Pada periode ini, konformitas terhadap kelompok sebaya memiliki peran
penting bagi remaja. Mereka mencoba mencari identitas diri dengan
berpakaian, berbicara dan berperilaku sebisa mungkin sama dengan
kelompoknya.
2. Masa periode yang paling penting.
Masa remaja ini memiliki karakterisitik yang khas jika dibanding dengan
periode-periode perkembangan lainnya.
3. Masa peralihan.
Beberapa transisi yang dihadapi pada masa anak sekolah menengah
diantaranya:
a. Transisi dalam emosi. Ciri utama adalah peningkatan kehidupan emosinya,
dalam arti sangat peka, mudah tersinggung perasaannya.
b. Transisi dalam sosialisasi. Pada masa anak sekolah menengah hal yang
penting dalam proses sosialisasinya adalah hubungan dengan teman sebaya,
baik sejenis maupun lawan jenis.
c. Transisi dalam agama. Sering terjadi remaja yang kurang rajin
melaksanakan ibadah seperti pada masa kanak-kanak. Hal tersebut bukan

6
karena melunturnya kepercayaan terhadap agama, tetapi timbul keraguan
remaja terhadap agama yang dianutnya sebagai akibat perkembangan
berfikirnya yang mulai kritis.
d. Transisi dalam hubungan keluarga. Dalam satu keluarga yang terdapat anak
remaja, sulit terjadi hubungan yang harmonis dalam keluarga tersebut.
Keadaan ini disebabkan remaja yang banyak menentang orang tua dan
biasanya cepat menjadi marah. Sedangkan orang tua biasanya kurang
memahami ciri tersebut sebagai ciri yang wajar pada remaja.
e. Transisi dalam moralitas. Pada masa remaja terjadi peralihan moralitas dari
moralitas anak ke moralitas remaja yang meliputi perubahan sikap dan nilai-
nilai yang mendasari pembentukan konsep moralnya. Sehingga sesuai dengan
moralitas dewasa serta mampu mengendalikan tingkah lakunya sendiri.

4. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.

Adanya anggapan bahwa remaja sebagai masa yang tidak rapi tidak dapat
dipercaya dan merusak. Hal ini menimbulkan ketakutan pada remaja jika
bersama orang dewasa. Karena hal ini sudah melekat pada sebagian besar
orang dewasa pada umumnya.

5. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja mempunyai pandangan bahwa dunia sebagai sesuai keinginannya dan


tidak sebagai mana kenyataanya, oleh karena hal tersebut remaja meninggi
emosinya apabila gagal dan disakiti hatinya. Remaja lambat laun akan
mengerti secara rasional dan realistik sesuai bertambahnya pengalamannya.

6. Masa remaja adalah periode perubahan.

Perubahan yang terjadi pada periode ini berlangsung secara cepat, peubahan
fisik yang cepat membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan
perilaku yang juga cepat.

Perubahan Anak Usia SMP Berikut:

No Siswa SMP (remaja awal)


1. Laju pertumbuhan secara umum berlangsung
secara pesat.
2. Proporsi ukuran tinggi dan berat badan sering
kurang seimbang (termasuk otot dan tulang
belulang).

7
3. Munculnya ciri – ciri sekunder (tumbuh bulu
pada pubik region, otot mengembang pada
bagian – bagian tertentu), disertai mulai
aktifnya sekresi kelenjar jenis (menstruasi pada
wanita dan polusi pada pria pertama kali).
4. Gerak – gerik tampak canggung dan kurang
terkoordinasikan.
5. Aktif dalam berbagai jenis cabang permainan
yang dicobanya.

7. Masa remaja merupakan masa bermasalah.

Setiap periode dalam perkembangan mempunyai masalah, namun


masalah yang terjadi pada remaja berbeda dari masalah yang terjadi pada
periode-periode yang lain, baik dalam hal kuantitas, kualitas, maupun
kompleksitasnya. Masalah memerlukan pemecahan. Namun tidak setiap
remaja mampu memecahkan masalahnya bahkan tidak jarang terjadi
akumulasi permasalahan. Ketidak mampuan dirinya memecahkan masalah
yang dihadapi dapat menyebabkan terjadinya gangguan tingkah laku
seperti depresi, stress, anoreksia, bulimia, dan juga ketergantungan pada
minuman keras dan obat-obat terlarang.

b. Perkembangan Berbagai Aspek pada Anak Usia Sekolah Menengah

1. Perkembangan fisik

Dengan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada masa pubertas, baik itu
perubahan pada proporsi tubuh maupun berkembangan ciri-ciri seks sekunder,
individu yang berada pada fase remaja secara biologis mulai menunjukkan
tanda-tanda sebagai orang dewasa. Itulah sebabnya dikatakan bahwa masa
remaja merupakan masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.

2. Perkembangan perilaku seksual

Perilaku seksual adalah perilaku yang yang muncul karena dorongan


seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari rasa
tertarik pada lawan jenis, bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu,
petting sampai berhubungan seks. Perkembangan perilaku seks merupakan
konsekuensi logis dari perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder.
Masalah akan timbul jika para remaja tidak bisa mengendalikan dorongan
seksualnya sehingga perilaku yang terjadi tidak sesuai dengan norma.
Pencegahan terjadinya masalah dapat dilakukan dengan pendidikan seks,
termasuk di dalamnya pendidikan tentang kesehatan reproduksi.

3. Perkembangan intelektual

8
Karakteristik perkembangan intelektual remaja digambarkan oleh Keating
(Syamsu Yusuf, 2004 : 195 - 196) sebagai berikut.

a.) Kemampuan intelektual remaja telah sampai pada fase operasi formal
sebagaimana konsep Piaget. Berlainan dengan cara berpikir anak-anak yang
tekanannya kepada kesadaran sendiri di sini dan sekarang (here and now),
cara berpikir remaja berkaiatan erat dengan dunia kemungkinan (world of
possibilities).

b.) Melalui kemampuannya untuk menguji hipotesis, muncul kemampuan


nalar secara ilmiah.

c.) Mampu memikirkan masa depan dan membuat perencanaan dan


mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya.

d.) Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan mekanisme yang membuat


proses kognitif tersebut efisien atau tidak efisien.

e.) Cakrawala berpikirnya semakin luas.

4. Perkembangan emosi

Perkembangan emosi individu dipengaruhi oleh kematangan dan proses


belajar. Melalui kematangan berbagai jenis perasaan atau emosi yang semula
bersifat potensial menjadi aktual. Dan melalui proses belajar, individu
dapat menghayati berbagai perasaan, bagaimana mengekspresikan, serta
mengendalikan perasaan-perasaan tersebut. Masa remaja merupakan masa
dimana terjadi kematangan pada berbagai aspek, termasuk emosionalitas.
Intensifnya proses belajar yang dilakukan pada masa tersebut tentunya juga
mempengaruhi perkembangan emosi mereka.

B. BAHAYA YANG TERJADI PADA SAAT MASA ANAK USIA


SEKOLAH MENENGAH

Seiring dengan perkembangan yang sangat cepat dapat berakibat pada


masa remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri secara baik, sering
menimbulkan bahaya-bahaya yang muncul pada masa anak sekolah menengah
A. Bahaya Psikologis
a. Konsep diri yang kurang baik

Konsep diri yang kurang baik sering menyebabkan anak puber menarik diri
dalam kegiatan kelompok, menjadi agresif dan bersikap bertahan, balas
dendam atas perlakuan yang dianggapnya kurang adil, serta menjadi rendah
diri.

b. Rendahnya prestasi

9
Pertumbuhan fisik yang cepat sering menyababkan tenaga menjadi lemah.
Kondisi ini mengakibatkan anak puber ingin bekerja sesegera mungkin dan
cepat jenuh pada setiap aktivitas yang dikerjakan sendiri. Sehingga tidak
bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih
memilih bersenang – senang dalam mendapat dukungan sosial.

c. Perilaku menyimpang saat proses kematangan seksual

THOMAS berpendapat, " Anak ini tidak saja berbeda dari teman-temannya
sehingga mudah diasingkan, tetapi dia juga mengalami kesulitan dalam
kegiatan akademik, sosial, dan fisik yang tidak dapat memenuhi kebutuhan
dan kemampuannya yang unik. Pengalaman ini hanya akan semakin
memperbesar perasaan berbeda.”

B. Bahaya Fisik
Bahaya fisik, yaitu bahaya yang meliputi kematian, bunuh diri atau
percobaan bunuh diri, cacat fisik, kecanggungan, dan kekakuan, karena
kurang atau lebihnya hormon.

10
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah yang kami tulis dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak
usia sekolah dan sekolah menengah (SMP) mempunyai perbedaan
karakteristik anak, dan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya.
Anak usia SD masih memasuki tahap perkembangan yang sangat pesat.
Berbagai otot dan tulang mengalami penguatan sehingga anak cenderung aktif
dalam melakukan kegiatan fisik seperti bergerak, berlari, bermain dan tidak
pernah diam ditempat. tetapi untuk kelas akhir merupakan pertumbuhan yang
lambat dan relatif seragam sampai terjadi perubahan pubertas. Dan pada saat
menginjak usia Sekolah Menengah atau tengah terjadi perubahan pubertas
anak kembali terjadi perkembangan yang cepat terutama perubahan proporsi
tubuh maupun berkembangan ciri-ciri seks sekunder.

B. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini, kami dan semua pembaca dapat
memahami tentang karakteristik yang terdapat pada anak usia SD dan SMP,
dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya, serta bahaya yang
terjadi pada perkembangan anak remaja. dan saya berharap pembaca dapat
menyerap, mengambil nilai positif dan dapat mengamalkan atau menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam makalah ini

11
DAFTAR PUSTAKA

Hartinah, Sitti. 2010. Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika


Aditama

Kuntjojo. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Kediri: Universitas Nusantara


PGRI Kediri

Supriadi, Oding. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: Kurnia


Kalam Semesta

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Karakteristik%20Siswa%20SD.pdf
http://www.sman2mpa.sch.id/2014/06/perkembangan-peserta-didik-dari-sd-
smp.html
http://sahabatedhay.blogspot.com/2014/05/makalah-perkembangan-peserta-
didik.html

12

Anda mungkin juga menyukai