Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN

tentang

Karakteristik Perkembangan Kemandirian Serta Karir Pada Anak Dan Remaja

Disusun oleh:

Kelompok 12

Elvina (2214030083)

Riski Pranata Putra ( 2214030086)

Fitri Deshinta (2214030085)

Dosen Pengampu:

Ahmad Masrur Firosad S.Pd.I., M.Pd.

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (B)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1444 H / 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-nya sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Karakteristik Perkembangan Kemandirian
Serta Karir Pada Anak Dan Remaja. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum Dan Perkembangan . Selain itu juga bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi pemakalah.

Pemakalah mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah,
yang telah mengamanahkan tugas ini sehingga dapat menambahkan wawasan pembaca dalam
mata kuliah ini. Dan pemakalah juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini hingga selesai.

Pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan serta kurangnya materi yang pemakalah sajikan,
pemakalah meminta maaf. Untuk ini pemakalah mengharapakan kritik dan saran yang
membangun untuk penyempurnaan makalah di kedepannya.

Padang , 11 November 2022


Penyusun

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Kemandirian Pada Anak dan Remaja.........................................................................................3
1. Pengertian Kemandirian.........................................................................................................3
2. Tipe-tipe Perkembangan kemandirian Pada Anak dan Remaja...............................................7
3. Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Kemandirian Anak dan Remaja...............9
5. Implikasi Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dalam Pendidikan.............................10
B. Karier Pada Anak Dan Remaja.................................................................................................11
1. Pengertian karier...................................................................................................................11
2. Orientasi Karier Pada Anak dan Remaja..............................................................................11
3. Karakteristik Fase Perkembangan Karier Anak Dan Remaja Berdasarkan Usia...................12
4. Factor yang dapat Mempengaruhi Perkembangan Karier Anak dan Remaja........................14
5. Perkembangan Remaja Dalam Berkarir................................................................................14
BAB III PENUTUP............................................................................................................................16
A. Kesimpulan...............................................................................................................................16
B. Saran.........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
       Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan
pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau
kematangannya. Sedangkan menurut Dr. Aminah Soepalarto, SpS Perkembangan adalah
proses yang berlangsung sejak konsepsi, lahir dan sesudahnya, dimana badan, otak,
kemampuan dan tingkah laku pada masa usia dini, anak-anak, dan dewasa menjadi lebih
kompleks dan berlanjut dengan kematangan sepanjang hidup. Dari dua definisi tersebut dapat
ditarik sebuah kesimpulan bahwa perkembangan merupakan sebuah proses progresif
berkesinambungan dalam pase kehidupan individu menuju kematangan hidupnya.
        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri yang
berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dan karier berarti
keahlian (hobi dan sebagainya) yang diamalkan dalam masyarakat atau dijadikan sumber
kehidupan; atau kemajuan dalam kehidupan; perkembangan dan kemajuan dalam
pekerjaan,atau jabatan. Setelah kita mengetahui definisi dari penggalan kata pertumbuhan,
kemandirian, dan karier, maka mudah bagi kita untuk mengetahui definisi dari “Karakteristik
Perkembangan Kemandirian dan karier Anak dan Remaja” yaitu, proses progresif menuju
kematangan seorang individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan
kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan
remaja dan orientasinya di masa depan.
     Dari pengertian kemandirian dan karier maka perkembangan kemandirian karier anak dan
remaja dapat dimaknai sebagai proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam
menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran
dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa depan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik perkembangan kemandirian masa anak serta
implemenkasinya dalam pendidikan?
2. Bagaimana Karakteristik perkembangan kemandirian dan karier masa remaja serta
implikasinya dalam pendidikan?
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik perkembangan kemandirian masa anak serta
implemenkasinya dalam pendidikan
2. Untuk mengetahui Karakteristik perkembangan kemandirian dan karier masa
remaja serta implikasinya dalam pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN
A.     Kemandirian Pada Anak dan Remaja
1. Pengertian Kemandirian

Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan
akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian
berasal dari kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari
pembahasan tentang perkembangan diri itu sendiri.

Menurut Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu


manusia untuk memilih  menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan
menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Erikson menyatakan kemandirian adalah
usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui
proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kea rah individualitas yang
mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian biasanya ditandai dengan kemapuan menentukan
nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu
menahan diri, dll. Kemandirian merupakan suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara
relative bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan keyakinan orang lain. Dengan otonomi
tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengadung pengertian :

1. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi
kebaikan dirinya sendiri
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang
dihadapi
3. Memiliki kepercayaan diri dan melaksanakan tugas-tugasnya
4. Bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri
yang berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dan karier
berarti keahlian (hobi dsb) yang diamalkan dalam masyarakat atau dijadikan sumber

3
kehidupan; atau kemajuan dalam kehidupan; perkembangan dan kemajuan dalam
pekerjaan,atau jabatan.

Kemandirian merupakan salah satu tugas pokok dari perkembangan. Untuk


pencapaiannya harus diterapkan sejak dini dalam diri anak agar anak mampu melaksanakan
segala sesuatunya dengan kemampuannya sendiri yang dominan, dimana anak tersebut
mampu menyelesaikan tugas dengan kemampuannya tanpa di dominasi bantuan dari orang
lain. Dari definisi di atas maka dapatlah diambil pengertian kemandirian adalah keadaan
seseorang yang dapat berdiri sendiri yang tumbuh dan berkembang karena disiplin dan
komitmen sehingga dapat menentukan diri sendiri yang dinyatakan dalam tindakan dan
perilaku yang dapat dinilai.

Kemandirian pada remaja lebih mengarah tindakan yang melibatkan hati dan
pemikirannya (psikis). Hal ini diperkuat pernyataan ahli perkembangan yang menyatakan:
"Berbeda dengan kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti
berusaha makan sendiri, mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian
tersebut lebih bersifat psikologis, seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan
berperilaku sesuai dengan keinginannya".

Memberikan kesempatan pada remaja untuk menentukan pilihan-pilihan sederhana


akan menumbuhkan rasa percaya diri dalam dirinya sehingga seterusnya ia akan mampu
memutuskan perkara yang lebih pelik.

a. Karakteristik perkembangan kemandirian pada anak

Kemandirian pada anak di usia-usia tertentu di tandai dengan beberapa perilaku anak, yaitu:

1) Usia 1-2 tahun : anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai
makan sendiri dengan menggunakan sendok.
2) Usia 2-3 tahun : memberitahu orang dewasa kala ingin buang air
3) Usia 3-4 tahun : anak mampu ke kamar mandi sendiri
4) Usia 5-7 tahun : anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu
5) Usia 8-10 tahun : anak sudah mampu membenahai peralatan pribadinya seperti
menyiapkan buku sesuai jadwal pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan
sendiri seperti, memasak mie instan  saat orang orang tua tidak di rumah.

4
1. Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian Peserta Didik

Sebagai suatu dimensi psikologi yang kompleks,kemandirian dalam perkembangannya


memiliki tingkatan-tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara
bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Menurut Lovinger
(Sunaryo Kartadinata,1988), mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya,
yaitu:

Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :

a. Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya
dengan orang lain.
b. Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistic.
c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu ( stereotype).
d. Cenderung melihat kehidupan sebagai zero-sum games.
e. Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkunganya.

Tingkat kedua, adalah konformistik. Ciri-cirinya adalah :

a. Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan social


b. Cenderung berfikir stereotype dan klise
c. Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal
d. Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian
e. Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi
f. Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal
g. Takut tiadak diterima kelompok
h. Tidak sensitif terhadap keindividualan
i. Merasa berdosa jika melanggar aturan

Tingkatan ketiga, adalah tingkat sadar diri :

a. Mampu berfikir alternative


b. Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi
5
c. Memikirkan cara hidup
d. Penyesuaian terhadap situasi dan peranan
e. Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah

Tingkat keempat, adalah tingkat saksama (conscientious). Ciri-cirinya adalah :

a. Bertindak atas dasar nilai-nilai internal


b. Sadar akan tanggung jawab
c. Mampu melakukan kritik dan penilaian diri
d. Memiliki tujuan jangka panjang
e. Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analisis

Tingkatan kelima, adalah tingkat individualistis. Ciri-ciri tingkatan ini adalah:

a. Peningkatan kesadaran individualitas


b. Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dengan keter-gantungan
c. Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain
d. Mengenal eksistensi perbedaan individual
e. Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan
f. Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya
g. Mengenal kompleksitas diri
h. Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah social

Tingkatan keenam, adalah tingkat mandiri. Ciri-ciri tingkatan ini adalah :

a. Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan


b. Cenderung besikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain
c. Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan social
d. Mampu mengintregrasikan nilai-nilai yang bertentangan
e. Toleran terhadap ambiguitas
f. Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment)
g. Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal
h. Responsif terhadap kemandirian orang lain
i. Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain
j. Mampu mengekpresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.

6
2. Tipe-tipe Perkembangan kemandirian Pada Anak dan Remaja

Kemandirian dapat dilihat dari beberapa aspek seperti yang dikemukakan oleh
Havighurst (1972), yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek, yaitu:

a. Aspek Intelektual, yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, memahami


beragam kondisi, situasi, dan gejala-gejala masalah sebagai dasar usaha mengatasi
masalah
b. Aspek Sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani secara aktif membina
relasi sosial, namun tidak tergantung pada kehadiran orang lain di sekitarnya
c. Aspek Emosi, menunjukkan kemampuan individu untuk mengelola serta
mengendalikan emosi dan reaksinya, dengan tidak tergantung secara emosi pada
orang tua
d. Aspek Ekonomi, menujukkan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan
kebutuhan-kebutuhan ekonomi, dan tidak lagi tergantung pada orang tua.

Steinberg (1995) membagi kemandirian dalam tiga tipe, yaitu kemandirian emosional
(emotional autonomy), kemandirian behavioral (behavioral autonomy), dan kemandirian nilai
(values autonomy).

a. Kemandirian Emosional

Kemandirian emosional dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam


mengelola emosinya, seperti pemudaran ikatan emosional anak dengan orang tua. Percepatan
pemudaran hubungan itu terjadi seiring dengan semakin mandirinya remaja dalam mengurus
diri sendiri. Konsekuensi dari semakin mampunya remaja mengurus dirinya sendiri maka
waktu yang diluangkan orang tua terhadap anak semakin berkurang dengan sangat tajam.
Proses ini sedikit besarnya memberikan peluang bagi remaja untuk mengembangkan
kemandiriannya terutama kemandirian emosional. Disamping itu, hubungan antara anak dan
lingkungan sebaya yang lebih intens dibanding dengan hubungan anak dengan orang tua
menyebabkan hubungan emosional anak dan orang tua semakin pudar. Kedua pihak ini
lambat laun akan mengendorkan simpul-simpul ikatan emosional infantil anak dengan orang
tua.
7
(Steinberg, 1995), namun ini bukan berarti anak akan melalukan   pemberontakan terhadap
orang tua, ini hanya masalah kedekatan yang berbeda, memudar bukan berarti pupus tak
bersisa, walau bagaimanapun ikatan batin tetap akan terjalin antara anak dan orang tua.
Menurut Silverberg dan Steinberg (1995) ada empat aspek  kemandirian emosional remaja,
yaitu:

1. Sejauh mana remaja mampu melakukan de-idealized terhadap orang tua


2. Sejauh mana remaja mampu memandang orang tua sebagai orang dewasa
umumnya (parents as people),
3. Sejauh mana remaja tergantung kepada kemampuannya sendiri tanpa
mengharapkan bantuan emosional orang lain (non dependency),
4. Sejauh mana remaja mampu melakukan individualisasi di dalam hubungannya
dengan orang tua.

b.  Kemandirian Behavioral

Kemandirian perilaku (behavioralautonomy) merupakan kapasitas individu dalam


menentukan pilihan dan mengambil keputusan tanpa ada campur tangan dari orang lain. Tapi
bukan berarti mereka tidak memerlukan masukan dari orang lain, mereka akan menggunakan
maskukan tersebut sebagai referensi baginya dalam mengambil keputusan.
Menurut Steinberg (1995) ada tiga domain kemandirian perilaku
(behavioralautonomy) yang berkembang pada masa remaja.
Pertama, mereka memiliki kemampuan mengambil keputusan yang ditandai oleh:

a. Menyadari adanya resiko dari tingkah lakunya,


b. Memilih alternatif pemecahan masalah didasarkan atas pertimbangan sendiri dan
orang lain
c. Bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambilnya.

Kedua, mereka memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain yang    ditandai oleh :

a. Tidak mudah terpengaruh dalam situasi yang menuntut konformitas,


b. Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dan orang tua dalam   mengambil
keputusan,
c. Memasuki kelompok sosial tanpa tekanan.

8
Ketiga, mereka memiliki rasa percaya diri (self reliance) yang ditandai oleh:

a.Merasa mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah dan di sekolah,


b. Merasa mampu memenuhi tanggung jawab di rumah dan di sekolah,
c.Merasa mampu mengatasi sendiri masalahnya,
d. Berani mengemukakan ide atau gagasan.

c. Kemandirian Nilai

Kemandirian nilai (valuesautonomy) merupakan proses yang paling kompleks, tidak


jelas bagaimana proses berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi
yang pada lazimnya tidak disadari, umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit
dicapai secara sempurna dibanding kedua tipe kemandirian lainnya. Kemandirian nilai
(valuesautonomy) yang dimaksud adalah kemampuan individu menolak tekanan untuk
mengikuti tuntutan orang lain tentang keyakinan (belief) dalam bidang nilai.

3.  Factor yang Dapat Mempengaruhi Perkembangan Kemandirian Anak dan Remaja

            Kemandirian merupakan aspek yang berkembang dalam diri setiap orang, yang
bentuknya sangat beragam, pada tiap orang yang berbeda, tergantung pada proses
perkembangan dan proses belajar yang dialami masing-masing orang. Ada banyak factor-
faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian anak, namun ada beberapa factor
yang sangat berperan banyak dalam membentuk kemandirian anak.

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kemandirian anak dan Remaja.

1. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi
seringkali menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, factor
keturunan ini masih menjadi persebatan karena ada yang berpendapat bahwa
sesunguuhnya bukan sifat kemandirian orang tuanya itu menurun kepada
anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara orangtua
mendidik anaknya.

9
2. Pola asuh orang tua. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan
kata jangan kepada anaknya tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan
menghambat perkembangan kemandirian
3. Sistem pendidikan di sekolah. Proses pendidikan disekolah yang tidak
mengembangkan demokrasi pendidikan dan cenderung menekankan
indoktrinisasi tanpa argumentasi akan menghambat perkembangan
kemandirianremaja.
4. Sistem kehidupan di masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu
menekankan pentingnya hierarki struktur social, merasa kurang aman atau
mencekam serta kurang mengahargai manifestasi potensu remaja dalam
kegitanprosuktif dapat menghambat kelancaran perkembangan kemandirian
remaja.

Upaya Pengembangan Kemandirian, sesuai dengan fase perkembangannya, upaya


pengembangan remaja dapat dilakukan melalui:

1. Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja secara penuh dalam keluarga.


2. Penciptaan keterbukaan komunikasi dalam keluarga.
3. Penciptaan kebebasan mengeksplorasi lingkungan.
4. Penerimaan remaja secara positif tanpa syarat atau tanpa pamrih.
5. Penciptaan komunikasi empati dengan remaja.
6. Penciptaan kehangatan interaksi dengan remaja.

5. Implikasi Perkembangan Kemandirian Peserta Didik dalam Pendidikan

Kemandirian adalah kecakapan yang berkembang secara rentang kehidupan


Individu, yang sangat dipengaruhi oleh factor –faktor pengalaman dan  pendidikan. Oleh
sebab itu pendidikan disekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan
kemandirian peserta didik , di antaranya :

a. Mengembangkan proses belajar mengajar yang demokratis, yang


memungkinkan anak merasa diahargai.
b. Mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusandan
dalam berbagai kegiatan sekolah.

10
c. Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan ,
mendorong rasa ingin tahu mereka.
d. Penerimann positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak
membeda-bedakan anak yang satu dengan yang lain.
e. Menjalin hubungan yang harmonis dan akrab dengan anak

B.  Karier Pada Anak Dan Remaja


1. Pengertian karier

          Karier sering diartikan sebagai pekerjaan atau profesi seseorang yang menghasilkan
sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier.
Kata pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan
barang atau jasa, sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan
yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan
perasaan seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Maka dari itu pemilihan karier
lebih memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari pada kalau sekedar mendapat
pekerjaan yang sifatnya sementara waktu. Mengingat betapa pentingnya masalah karier dalam
kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk
merencanakan hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan
bimbingan karier yang berkelanjutan.

2.  Orientasi Karier Pada Anak dan Remaja

            Pendekatan karier bagi anak dan remaja bukanlah proses dimana anak dibentuk
menjadi seorang yang khusus menggeluti salah satu bidang, seperti bagaimana menjadi
seorang insinyur, dokter ataupun petani. Tapi oreintasi karier pada anak dan remaja
merupakan tahap dimana anak dan remaja dikenalkan dengan dunia yang akan digelutinya
kelak.

            Pemahaman anak mengenai cita-cita dan masa depan harus diarahkan sejak dini, sejak
usia sekolah dasar anak harus digiring pada hal-hal yang mereka minati, sehingga tiap
perkembangan usia dan tingkat intelektualnya anak tahu bidang apa yang akan dia tekuni
selanjutnya. Sehingga proses pendidikan di sekolah akan diikuti dengan baik dan antusias,
karena anak tau manfaat dari ilmu yang ia pelajari, dengan demikian sekolah mampu
mencetak generasi berkualitas dan professional di bidangnya.

11
            proses pilihan karier itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika
dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karier tidaklah terjadi
sekali saja dalam hidup manusia. Di samping itu Ginzberg juga menyadari bahwa faktor
peluang/kesempatan memegang peranan yang amat penting. Meskipun seorang remaja sudah
menentukan pilihan kariernya berdasar minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi kalau
peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena "tidak ada lowongan",
maka karier yang dicita-citakan akhirnya tidak bisa terwujud. Dan pada akhirnya Tuhan-lah
yang menentukan segalanya, manusia hanya berkemampuan untuk berusaha semampunya.

3. Karakteristik Fase Perkembangan Karier Anak Dan Remaja Berdasarkan Usia

       Menurut Ginzberg proses pemilihan karier tidak hanya terjadi sekali saja melainkan
mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu. Pada umumnya
mencakup kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang dimulai dari sekitar usia 11
tahun dan berakhir sesudah usia 17 tahun atau awal masa dewasa. Terdapat tiga periode atau
tahapan dalam proses pemilihan pekerjaan yaitu periode fantasi, tentatif, dan realistic dengan
karakteristik sebagai berikut:

Periode Usia Karakteristik

Fantasi Masa kanak-kanak Pada tahap awal ini orientasi pekerjaan tampak
(sebelum usia 11 dalam permainan yang murni. Menjelang akhir
tahun) tahap ini permainan menjadi orientasi pekerjaan

Tentative Awal masa remaja Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan
(usia 11–17 tahun) secara berangsur-angsur persyaratan kerja.
Pengenalan terhadap perspektif bakat, minat,
kemampuan, kecakapan, imbalan kerja, nilai dan
waktu.

Realistik Pertengahan masa  Pengintegrasian kemampuan dan minat.


remaja (usia 17  Kelanjutan perkembangan nilai-nilai.
tahun sampai awal  Spesifikasi pilihan okupasi dan kristalisasi
masa dewasa) pola-pola okupasi.

12
Menurut Ginzberg perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:

1. Tahap Fantasi : 0 – 11 tahun (masa Sekolah Dasar)


Pada tahap ini anak mulai berfantasi mengenai cita-citanya, seperti berperan
sebagai dokter, polisi, penyanyi dan lain-lain. Fantasi ini banyak dipengaruhi oleh
lingkungannya baik itu di kehidupan nyata atau hanya sekedar melalui media, seperti
televise ataupun internet. Pada tahap ini anak menentukan kariernya tanpa
pertimbangan yang rasional.
2. Tahap Tentatif : 12 – 18 tahun (masa Sekolah Menengah)
Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan
kemampuan yang berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni,
sedangkan yang lain lebih berminat di bidang olah raga. Demikian juga mereka mulai
sadar bahwa kemampuan mereka juga berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu
dalam bidang matematika, sedang yang lain dalam bidang bahasa, atau lain lagi
bidang olahraga. Tahap tentatif dibagi menjadi 4 (empat) sub tahap, yakni:
a. Sub tahap Minat (11-12tahun) anak cenderung malakukan pekerjaan-pekerjaan
atau kegiatan-kegiatan hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja.
b. Sub tahap Kapasitas kemampuan (13-14 tahun) anak mulai melakukan
pekerjaan/kegiatan didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat
dan hobinya
c. Sub tahap Nilai (15-16 tahun) anak sudah bisa membedakan mana
kegiatan/pekerjaan yang dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai
d. Sub tahap Transisi (17-18 tahun) anak sudah mampu memikirkan atau
"merencanakan" karier mereka berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai
yang ingindiperjuangkan.

3. Tahap Realistis : 19 – 25 tahun (masa Perguruan Tinggi)


Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis,
di mana mereka sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan
nilai-nilai yang ingin dikejar. Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai
bidang pekerjaan dengan segala konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh
sebab itu pada tahap realistis seorang remaja sudah mampu membuat perencanaan
karier secara lebih rasional dan obyektif.

13
Sedangkan menurut Donald Super perkembangan karier manusia dapat dibagi menjadi 5
(lima) fase, yaitu:

a. Fase pengembangan (Growth) yang meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun.
Dalam fase ini anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi,
yang akhirnya dipadukan dalam struktur konsep diri (self-conceptstructure);
b. Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, di mana saat ini remaja
mulai memikirkan beberapa alternatif pekerjaan tetapi belum mengambil
keputusan yang mengikat; 3 Fase pemantapan (establishment), antara umur 25 –
44 tahun. Pada fase ini remaja sudah memilih karier tertentu dan mendapatkan
berbagai pengalaman positif maupun negatif dari pekerjaannya. Dengan
pengalaman yang diperoleh ia lalu bisa menentukan apakah ia akan terus dengan
karier yang telah dijalani atau berubah haluan.
c. Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, di mana orang sudah
mantab dengan pekerjaannya dan memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir;
d. Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau melepaskan jabatan
tertentu. Dalam fase ini orang membebaskan diri dari dunia kerjaformal.
4.  Factor yang dapat Mempengaruhi Perkembangan Karier Anak dan Remaja

Faktor yang mempengaruhi perkembangan karier anak dan remaja dibagi menjadi dua bagian:

1.      Faktor Internal

a. Motivasi dalam diri anak sendiri


b. Kesadaran anak pada kemampuan dan minat yang dimiliki

2.     Faktor Eksternal

a. Keluarga
b. Pendidikan Sekolah.
c. Lingkungan sekitar, baik itu teman sebaya ataupun media informasi.

5.  Perkembangan Remaja Dalam Berkarir

 Menurut Teori Tipe Kepribadian Holland, dijelaskan bahwa perlu dilakukan sesuatu


usaha agar pilihan karir seseorang sesuai dengan kepribadiannya. Bila seseorang
menemukan karir yang sesuai dengan kepribadiannya, maka ia akan lebih menikmati
14
pekerjaan tersebut dan bekerja di bidang tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja
di bidang yang tidak cocok dengan kepribadiannya. Ada 6 tipe kepribadian yang perlu
dipertimbangkan saat mencari kecocokan antara aspek-aspek psikologis seseorang dengan
karir mana yang akan dipilih, yaitu :

a)      Realistis. Orang yang memperlihatkan karakteristik maskulin. Kuat secara fisik,


menyelesaikan masalah dari sisi praktisnya dan memiliki kemampuan sosial yang
rendah. Mereka paling cocok bekerja pada situasi praktis sebagai buruh, petani,
pengemudi bis, dan tukang bangunan.

b)      Intelektual. Orang-orang ini memiliki orientasi konseptual dan teoretis. Mereka


lebih tepat menjadi pemikir daripada pekerja. Mereka seringkali menghindari
hubungan interpersonal dan paling cocok untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
matematika atau keilmuan.

c)      Sosial. Orang-orang ini sering memperlihatkan trait feminin, khususnya yang


berhubungan dengan kemampuan verbal dan interpersonal. Mereka paling mungkin
dipersiapkan untuk masuk profesi yang berhubungan dengan orang banyak seperti
mengajar, menjadi pekerja sosial, konseling.

d)     Konvensional. Orang-orang ini memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap


kegiatan yang tidak teratur dengan rapi. Mereka paling cocok menjadi bawahan,
seperti sekretaris, teller bank, atau pekerjaan administratif lainnya.

e)      Menguasai (enterprising). Orang-orang ini menggunakan kata-katanya untuk


memimpin orang lain, mendominasi orang lain, dan menjual berita tau produk.
Mereka paling cocok memiliki karir yang berhubungan dengan penjualan, sales,
politikus, atau manajemen. 

f)       Artistik. Mereka adalah orang yang lebih suka berinteraksi dengan dunia mereka
melalui ekspresi seni, menghindari situasi interpersonal serta konvensional dalam
banyak kasus. Para remaja tipe ini sebaiknya diarahkan ke karir seni atau penulisan.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk
menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan
kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.

Karier yang merupakan pekerjaan atau profesi seseorang yang menghasilkan sesuatu
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dari pengertian kemandirian dan karier maka
perkembangan kemandirian karier anak dan remaja dapat dimaknai sebagai proses progresif
menuju kematangan seorang individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri
dan kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak
dan remaja dan orientasinya di masa depan.

B. Saran
Semoga setelah membaca makalah ini, kepada guru dan orang tua(pendidik)
agar senantiasa memberikan kesempatan kepada anak dan rejama untuk
mengembangkan kemandiriannya, serta membarikan sempatan untuk menambah
wawasan bagi anak dan remaja serta mampu berkarir .

16
DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Juliana. 2013. Perkembangan dan Pemilihan Karier Menurut Ginzberg dan
Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling. (Jurnal).
http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 1 Nomor 1, Februari 2013, Hlm 43-47

Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. (Diterjemahkan oleh Kartini Kartono). Jakarta:
PT Radja Grafindo Persada

Newijayanto. 2011. Karakteristik Perkembangan Kemandirian. (Online).


http://newijayanto.blogspot.com/2011/12/karakteristik-perkembangan-kemandirian.html

Sunaryo, Kartadinata. 1988. Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial Mahasiswa
serta Kaitannya dengan PrilakuEmpatik dan Orientasi Nilai Rujukan. Bandung: UPI

Vitahafyan. 2011. Pengembangan Kemandirian Peserta Didik. (online).


http://vitahafyan.blogspot.com/2011/12/pengembangan-kemandirian-peserta-didik.html.

17

Anda mungkin juga menyukai