" Karakteristik Perkembangan Kemandirian dan Karier Remaja Serta Implikasinya Dalam
Pendidikan "
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :
3. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberikan semangat dan dukuungan kepada kami.
Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini yang
jauh dari sempurna baik dalam bentuk, dalam penyajian, maupun susunan kata-katanya. Hal ini
mengingat segala keterbatasan yang ada pada diri penulis.
Untuk itu penulis mohon kritik dan sarannya agar dapat menjadi motivasi dan pelajaran bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................................3
A. Pengertian Kemandirian.................................................................................................................3
E. Pengertian Karier..........................................................................................................................10
BAB III..................................................................................................................................................16
PENUTUP..............................................................................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri yang
berarti keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dan karier berarti
keahlian (hobi dan sebagainya) yang diamalkan dalam masyarakat atau dijadikan sumber
kehidupan; atau kemajuan dalam kehidupan; perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan,atau
jabatan. Setelah kita mengetahui definisi dari penggalan kata pertumbuhan, kemandirian, dan
karier, maka mudah bagi kita untuk mengetahui definisi dari “Karakteristik Perkembangan
Kemandirian dan karier Anak dan Remaja” yaitu, proses progresif menuju kematangan seorang
individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam
mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya
di masa depan.
Dari pengertian kemandirian dan karier maka perkembangan kemandirian karier anak dan
remaja dapat dimaknai sebagai proses progresif menuju kematangan seorang individu dalam
menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan kemampuannya dalam mengambil peran
dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan remaja dan orientasinya di masa depan.
B. Rumusan Masalah
2. Bagaimana perkembangan kemandirian dan karier peserta didik serta implikasinya dalam
pendidikan?
1
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui perkembangan kemandirian dan karier peserta didik serta implikasinya
dalam pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kemandirian
Istilah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang mendapat awalan “ke” dan akhiran
“an”, kemudian membentuk satu kata keadaan atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari
kata dasar “diri”, maka pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan
tentang perkembangan diri itu sendiri.
Menurut Chaplin (2002), otonomi atau kemandirian adalah kebebasan individu manusia untuk
memilih menjadi kesatuan yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri.
Sedangkan menurut Erikson menyatakan kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari
orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu
merupakan perkembangan kea rah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri. Kemandirian
biasanya ditandai dengan kemapuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif, mengatur
tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, dll. Kemandirian merupakan suatu sikap
otonomi dimana peserta didik secara relative bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan
keyakinan orang lain. Dengan otonomi tersebut, peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian
mengadung pengertian :
1. Suatu kondisi dimana seseorang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya
sendiri
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemandirian” berasal dari kata mandiri yang berarti
keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain. Dan karier berarti keahlian (hobi
dsb) yang diamalkan dalam masyarakat atau dijadikan sumber kehidupan; atau kemajuan dalam
kehidupan; perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan,atau jabatan.
Kemandirian merupakan salah satu tugas pokok dari perkembangan. Untuk pencapaiannya harus
diterapkan sejak dini dalam diri anak agar anak mampu melaksanakan segala sesuatunya dengan
kemampuannya sendiri yang dominan, dimana anak tersebut mampu menyelesaikan tugas
dengan kemampuannya tanpa di dominasi bantuan dari orang lain. Dari definisi di atas maka
dapatlah diambil pengertian kemandirian adalah keadaan seseorang yang dapat berdiri sendiri
3
yang tumbuh dan berkembang karena disiplin dan komitmen sehingga dapat menentukan diri
sendiri yang dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat dinilai.
Kemandirian pada remaja lebih mengarah tindakan yang melibatkan hati dan pemikirannya
(psikis). Hal ini diperkuat pernyataan ahli perkembangan yang menyatakan: "Berbeda dengan
kemandirian pada masa anak-anak yang lebih bersifat motorik, seperti berusaha makan sendiri,
mandi dan berpakaian sendiri, pada masa remaja kemandirian tersebut lebih bersifat psikologis,
seperti membuat keputusan sendiri dan kebebasan berperilaku sesuai dengan keinginannya".
Kemandirian pada anak di usia-usia tertentu di tandai dengan beberapa perilaku anak, yaitu:
1) Usia 1-2 tahun : anak mampu minum dari gelasnya sendiri tanpa tumpah, mulai makan
sendiri dengan menggunakan sendok.
2) Usia 2-3 tahun : memberitahu orang dewasa kala ingin buang air
4) Usia 5-7 tahun : anak mampu berpakaian sendiri, mengikat simpul tali sepatu
5) Usia 8-10 tahun : anak sudah mampu membenahai peralatan pribadinya seperti
menyiapkan buku sesuai jadwal pelajaran, mampu memenuhi kebutuhan sendiri seperti,
memasak mie instan saat orang orang tua tidak di rumah.
1. Tingkat pertama, adalah tingkatan implusif dan melindungi diri. Tingkatan ini mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
a. Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan
orang lain.
4
b. Mengikuti aturan secara spontanistik dan hedonistic.
c. Berfikir tidak logis dan tertegun pada cara berfikir tertentu ( stereotype).
5
d. Memiliki tujuan jangka panjang
b. Cenderung besikap realistik dan objektif terhadap diri sendiri maupun orang lain
6
Kemandirian dapat dilihat dari beberapa aspek seperti yang dikemukakan oleh Havighurst
(1972), yang menyatakan bahwa kemandirian memiliki beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek Intelektual, yang merujuk pada kemampuan berpikir, menalar, memahami beragam
kondisi, situasi, dan gejala-gejala masalah sebagai dasar usaha mengatasi masalah
2. Aspek Sosial, berkenaan dengan kemampuan untuk berani secara aktif membina relasi
sosial, namun tidak tergantung pada kehadiran orang lain di sekitarnya
4. Aspek Ekonomi, menujukkan kemandirian dalam hal mengatur ekonomi dan kebutuhan-
kebutuhan ekonomi, dan tidak lagi tergantung pada orang tua.
1. Kemandirian Emosional
(Steinberg, 1995), namun ini bukan berarti anak akan melalukan pemberontakan terhadap orang
tua, ini hanya masalah kedekatan yang berbeda, memudar bukan berarti pupus tak bersisa, walau
bagaimanapun ikatan batin tetap akan terjalin antara anak dan orang tua. Menurut Silverberg dan
Steinberg (1995) ada empat aspek kemandirian emosional remaja, yaitu:
b. Sejauh mana remaja mampu memandang orang tua sebagai orang dewasa umumnya (parents
as people),
7
c. Sejauh mana remaja tergantung kepada kemampuannya sendiri tanpa mengharapkan bantuan
emosional orang lain (non dependency),
2. Kemandirian Behavioral
b. Memilih alternatif pemecahan masalah didasarkan atas pertimbangan sendiri dan orang lain
Kedua, mereka memiliki kekuatan terhadap pengaruh pihak lain yang ditandai oleh :
b. Tidak mudah terpengaruh tekanan teman sebaya dan orang tua dalam mengambil
keputusan,
Ketiga, mereka memiliki rasa percaya diri (self reliance) yang ditandai oleh:
3. Kemandirian Nilai
8
Kemandirian nilai (values autonomy) merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas
bagaimana proses berlangsung dan pencapaiannya, terjadi melalui proses internalisasi yang pada
lazimnya tidak disadari, umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara
sempurna dibanding kedua tipe kemandirian lainnya. Kemandirian nilai (values autonomy) yang
dimaksud adalah kemampuan individu menolak tekanan untuk mengikuti tuntutan orang lain
tentang keyakinan (belief) dalam bidang nilai.
Kemandirian merupakan aspek yang berkembang dalam diri setiap orang, yang
bentuknya sangat beragam, pada tiap orang yang berbeda, tergantung pada proses perkembangan
dan proses belajar yang dialami masing-masing orang. Ada banyak factor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kemandirian anak, namun ada beberapa factor yang sangat
berperan banyak dalam membentuk kemandirian anak.
1. Gen atau keturunan orang tua. Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali
menurunkan anak yang memiliki kemandirian juga. Namun, factor keturunan ini masih menjadi
persebatan karena ada yang berpendapat bahwa sesunguuhnya bukan sifat kemandirian orang
tuanya itu menurun kepada anaknya, melainkan sifat orang tuanya muncul berdasarkan cara
orangtua mendidik anaknya.
2. Pola asuh orang tua. Orang tua yang terlalu banyak melarang atau mengeluarkan kata jangan
kepada anaknya tanpa disertai dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan
kemandirian
E. Pengertian Karier
Karier sering diartikan sebagai pekerjaan atau profesi seseorang yang menghasilkan
sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan tidak serta merta merupakan karier. Kata
pekerjaan (work, job, employment) menunjuk pada setiap kegiatan yang menghasilkan barang
atau jasa, sedangkan kata karier (career) lebih menunjuk pada pekerjaan atau jabatan yang
ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup, yang meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan
seseorang, serta mewarnai seluruh gaya hidupnya. Maka dari itu pemilihan karier lebih
memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang dari pada kalau sekedar mendapat
pekerjaan yang sifatnya sementara waktu. Mengingat betapa pentingnya masalah karier dalam
kehidupan manusia, maka sejak dini anak perlu dipersiapkan dan dibantu untuk merencanakan
hari depan yang lebih cerah, dengan cara memberikan pendidikan dan bimbingan karier yang
berkelanjutan.
Pendekatan karier bagi anak dan remaja bukanlah proses dimana anak dibentuk menjadi
seorang yang khusus menggeluti salah satu bidang, seperti bagaimana menjadi seorang insinyur,
dokter ataupun petani. Tapi oreintasi karier pada anak dan remaja merupakan tahap dimana anak
dan remaja dikenalkan dengan dunia yang akan digelutinya kelak.
Pemahaman anak mengenai cita-cita dan masa depan harus diarahkan sejak dini, sejak
usia sekolah dasar anak harus digiring pada hal-hal yang mereka minati, sehingga tiap
perkembangan usia dan tingkat intelektualnya anak tahu bidang apa yang akan dia tekuni
selanjutnya. Sehingga proses pendidikan di sekolah akan diikuti dengan baik dan antusias,
karena anak tau manfaat dari ilmu yang ia pelajari, dengan demikian sekolah mampu mencetak
generasi berkualitas dan professional di bidangnya.
proses pilihan karier itu terjadi sepanjang hidup manusia, artinya bahwa suatu ketika
dimungkinkan orang berubah pikiran. Hal ini berarti bahwa pilihan karier tidaklah terjadi sekali
saja dalam hidup manusia. Di samping itu Ginzberg juga menyadari bahwa faktor
peluang/kesempatan memegang peranan yang amat penting. Meskipun seorang remaja sudah
menentukan pilihan kariernya berdasar minat, bakat, dan nilai yang ia yakini, tetapi kalau
10
peluang/kesempatan untuk bekerja pada bidang itu tertutup karena "tidak ada lowongan", maka
karier yang dicita-citakan akhirnya tidak bisa terwujud. Dan pada akhirnya Tuhan-lah yang
menentukan segalanya, manusia hanya berkemampuan untuk berusaha semampunya
Menurut Ginzberg proses pemilihan karier tidak hanya terjadi sekali saja melainkan
mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu. Pada umumnya mencakup
kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan
berakhir sesudah usia 17 tahun atau awal masa dewasa. Terdapat tiga periode atau tahapan dalam
proses pemilihan pekerjaan yaitu periode fantasi, tentatif, dan realistic dengan karakteristik
sebagai berikut:
Pada tahap awal ini orientasi pekerjaan tampak dalam permainan yang murni. Menjelang akhir
tahap ini permainan menjadi orientasi pekerjaan
Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja.
Pengenalan terhadap perspektif bakat, minat, kemampuan, kecakapan, imbalan kerja, nilai dan
waktu.
- Realistik Pertengahan masa remaja (usia 17 tahun sampai awal masa dewasa)
Menurut Ginzberg perkembangan karier dibagi menjadi 3 (tiga) tahap pokok, yaitu:
Pada tahap ini anak mulai berfantasi mengenai cita-citanya, seperti berperan sebagai dokter,
polisi, penyanyi dan lain-lain. Fantasi ini banyak dipengaruhi oleh lingkungannya baik itu di
kehidupan nyata atau hanya sekedar melalui media, seperti televise ataupun internet. Pada tahap
ini anak menentukan kariernya tanpa pertimbangan yang rasional.
Pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki minat dan kemampuan yang
berbeda satu sama lain. Ada yang lebih berminat di bidang seni, sedangkan yang lain lebih
11
berminat di bidang olah raga. Demikian juga mereka mulai sadar bahwa kemampuan mereka
juga berbeda satu sama lain. Ada yang lebih mampu dalam bidang matematika, sedang yang lain
dalam bidang bahasa, atau lain lagi bidang olah raga.
b. Sub tahap Kapasitas kemampuan (13-14 tahun) anak mulai melakukan pekerjaan/kegiatan
didasarkan pada kemampuan masing-masing, di samping minat dan hobinya
c. Sub tahap Nilai (15-16 tahun) anak sudah bisa membedakan mana kegiatan/pekerjaan yang
dihargai oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai
d. Sub tahap Transisi (17-18 tahun) anak sudah mampu memikirkan atau "merencanakan"
karier mereka berdasarkan minat, kamampuan dan nilai-nilai yang ingindiperjuangkan.
Pada usia perguruan tinggi (18 tahun ke atas) remaja memasuki tahap reasiltis, di mana mereka
sudah mengenal secara lebih baik minat-minat, kemampuan, dan nilai-nilai yang ingin dikejar.
Lebih lagi, mereka juga sudah lebih menyadari berbagai bidang pekerjaan dengan segala
konsekuensi dan tuntutannya masing-masing. Oleh sebab itu pada tahap realistis seorang remaja
sudah mampu membuat perencanaan karier secara lebih rasional dan obyektif.
Sedangkan menurut Donald Super perkembangan karier manusia dapat dibagi menjadi 5 (lima)
fase, yaitu:
a) Fase pengembangan (Growth) yang meliputi masa kecil sampai usia 15 tahun. Dalam fase
ini anak mengembangkan bakat-bakat, minat, kebutuhan, dan potensi, yang akhirnya dipadukan
dalam struktur konsep diri (self-concept structure);
b) Fase eksplorasi (exploration) antara umur 16-24 tahun, di mana saat ini remaja mulai
memikirkan beberapa alternatif pekerjaan tetapi belum mengambil keputusan yang mengikat;
3 Fase pemantapan (establishment), antara umur 25 – 44 tahun. Pada fase ini remaja sudah
memilih karier tertentu dan mendapatkan berbagai pengalaman positif maupun negatif dari
pekerjaannya. Dengan pengalaman yang diperoleh ia lalu bisa menentukan apakah ia akan terus
dengan karier yang telah dijalani atau berubah haluan.
c) Fase pembinaan (maintenance) antara umur 44 – 65 tahun, di mana orang sudah mantab
dengan pekerjaannya dan memeliharanya agar dia bertekun sampai akhir;
12
d) Fase kemunduran (decline), masa sesudah pensiun atau melepaskan jabatan tertentu. Dalam
fase ini orang membebaskan diri dari dunia kerjaformal.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan karier anak dan remaja dibagi menjadi dua bagian:
1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
b. Pendidikan Sekolah.
Menurut Teori Tipe Kepribadian Holland, dijelaskan bahwa perlu dilakukan sesuatu usaha agar
pilihan karir seseorang sesuai dengan kepribadiannya. Bila seseorang menemukan karir yang
sesuai dengan kepribadiannya, maka ia akan lebih menikmati pekerjaan tersebut dan bekerja di
bidang tersebut lebih lama daripada orang yang bekerja di bidang yang tidak cocok dengan
kepribadiannya. Menurut Holland ada 6 tipe kepribadian yang perlu dipertimbangkan saat
mencari kecocokan antara aspek-aspek psikologis seseorang dengan karir mana yang akan
dipilih, yaitu :
b) Intelektual. Orang-orang ini memiliki orientasi konseptual dan teoretis. Mereka lebih tepat
menjadi pemikir daripada pekerja. Mereka seringkali menghindari hubungan interpersonal dan
paling cocok untuk pekerjaan yang berhubungan dengan matematika atau keilmuan.
c) Sosial. Orang-orang ini sering memperlihatkan trait feminin, khususnya yang berhubungan
dengan kemampuan verbal dan interpersonal. Mereka paling mungkin dipersiapkan untuk masuk
13
profesi yang berhubungan dengan orang banyak seperti mengajar, menjadi pekerja sosial,
konseling.
f) Artistik. Mereka adalah orang yang lebih suka berinteraksi dengan dunia mereka melalui
ekspresi seni, menghindari situasi interpersonal serta konvensional dalam banyak kasus. Para
remaja tipe ini sebaiknya diarahkan ke karir seni atau penulisan.
Kemandirian adalah kecakapan yang berkembang secara rentang kehidupan Individu, yang
sangat dipengaruhi oleh factor –faktor pengalaman dan pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan
disekolah perlu melakukan upaya-upaya pengembangan kemandirian peserta didik , di
antaranya :
3. Memberi kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi lingkungan , mendorong rasa ingin
tahu mereka.
4. Penerimann positif tanpa syarat kelebihan dan kekurangan anak, tidak membeda-bedakan
anak yang satu dengan yang lain.
Adapun implikasi perkembangan dan pemilihan karier menurut Ginzberg bagi Bimbingan
dan konseling adalah sebagai berikut:
14
1) Perkembangan karier merupakan salah satu aspek dari keseluruhan proses perkembangan
individu dan pilihan yang berkaitan dengan jabatan dimasa depan. Hal ini berlangsung selaras
dengan perkembangan karier. Jika proses perkembangan individu tidak berjalan sebagaimana
mestinya maka laju perkembangan karier juga tidak akan berjalan lancar dan banyak pilihan
karier akan menunjukkan kekurangan yang berat. Karena itu, bimbingan karier harus
direncanakan dan dikelola dengan maksud menunjang perkembangan karier individu, sesuai
dengan tahap perkembangan diberbagai jenjang pendidikan disekolah.
2) Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa dan perangkat nilai yang
dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing dalam upaya mengembangkan,
membina, dan mengarah siswa pada pola-pola vokasional dan atau pemilihan pendidikan yang
tepat dan selaras dengan kondisi dan pilihan karier tersebut
3) Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih memungkinkan siswa
untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pola karier yang dapat mereka pilih setelah
menyelesaikan pendidikannya. Layanan seperti ini juga dapat membantu siswa dalam mengenal
secara seksama arah minat dan kemampuan (potensi diri). Menurut Munandir (1996:250)
informasi yang dapat diberikan berkenaan dengan informasi jenis-jenis pekerjaan dan informasi
jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi layanan informasi karier yang juga dapat diberikan
guru pembimbing adalah dengan penyediaan berbagai sumber informasi pekerjaan, jabatan dan
karier, penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber informasi jabatan
4) Pilihan jabatan tidak dibuat sekali saja dan tidak definitive dengan sekali memilih saja.
Individu membuat suatu rangakain pilihan yang berkesinambungan dan bertahap, dari pilihan
yang masih bersifat agak luas dengan memilih bidang jabatan sampai jabatan tertentu dibidang
itu. Hal ini bertujuan memberikan gambaran diri yang merupakan garis dasar untuk
menyambung dan memadukan semua pilihan yang dibuat. Karena itu, bimbingan karier harus
menunjang individu untuk mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik. Pemahaman diri ini
menjadi benang merah dalam menyusun rencana masa depan dan semua pilihan yang dibuat
mendapat maknanya sebagai implementasi konkret dari konsep diri.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemandirian adalah usaha untuk melepaskan diri dari orangtua dengan maksud untuk
menemukan dirinya melalui proses mencari identitas ego yaitu merupakan perkembangan kearah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
Karier yang merupakan pekerjaan atau profesi seseorang yang menghasilkan sesuatu dalam
memenuhi kebutuhan hidup. Dari pengertian kemandirian dan karier maka perkembangan
kemandirian karier anak dan remaja dapat dimaknai sebagai proses progresif menuju
kematangan seorang individu dalam menjalani hidup dengan usaha dirinya sendiri dan
kemampuannya dalam mengambil peran dalam kehidupan di masyarakat dalam fase anak dan
remaja dan orientasinya di masa depan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Batubara, Juliana. 2013. Perkembangan dan Pemilihan Karier Menurut Ginzberg dan
Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling. (Jurnal). http://jurnal.konselingindonesia.com
Volume 1 Nomor 1, Februari 2013, Hlm 43-47
Chaplin, J.P. 2002. Kamus Lengkap Psikologi. (Diterjemahkan oleh Kartini Kartono). Jakarta:
PT Radja Grafindo Persada
Sunaryo, Kartadinata. 1988. Profil Kemandirian dan Orientasi Timbangan Sosial Mahasiswa
serta Kaitannya dengan Prilaku Empatik dan Orientasi Nilai Rujukan. Bandung: UPI
17