Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pendidik dan Peserta Didik


Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pedagogik
Dosen Pengampu : Nika Cahyati, M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 2
Nina Hernawati : 214223015
Heli Heliyawati : 214223013

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


KUNINGAN

2021

Jl. R.A. Moertasiah Soepomo No. 28, Kuningan, Kec.Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. berkat Rahmat dan Karunia-Nya
kami masih diberikan kekuatan, kesehatan, dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas yang
berjudul “Pendidik dan Peserta Didik”.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pedagogik,
selain itu tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan mengenai arti dari pendidik dan
peserta didik bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Nika Cahyati, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Pedagogik, dan kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan tugas ini.

Kuningan, Oktober 2021

Penyusun,

Kelompok 2
DAFTAR ISI

COVER .....................................................................................................................................
1

KATA
PENGANTAR ..............................................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................................3

BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................................................4

A. Latar
Belakang .....................................................................................................................4
B. Rumusan
Masalah ................................................................................................................4
C. Tujuan ..................................................................................................................................4

BAB II
PEMBAHASAN ..........................................................................................................5

A. Pendidik ...............................................................................................................................5
B. Peserta
Didik ........................................................................................................................8
C. Interaksi Pedagogis antara Pendidik dengan Anak
Didik ...................................................10

BAB III
PENUTUP ................................................................................................................13

A. Kesimpulan ........................................................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti bahwa
setiap manusia Indonesia berhak mendapatkannya dan diharapkan untuk selalu berkembang
didalamnya, pendidikan tidak akan ada habisnya. Pendidikan secara umum mempunyai arti
suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan
melangsungkan kehidupan. Sehingga menjadi seorang yang terdidik itu sangat penting. Kita
dididik menjadi orang yang berguna baik bagi Negara, Nusa dan Bangsa. Pendidikan pertama
kali yang kita dapatkan di lingkungan keluarga (Pendidikan Informal), lingkungan sekolah
(Pendidikan Formal), dan lingkungan masyarakat (Pendidikan Nonformal). Pendidikan
Informal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan
sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir sampai mati. Proses pendidikan ini berlangsung
seumur hidup. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan karakter yang berkualitas, dengan
terciptanya manusia yang berkarakter, manusia berkeinginan untuk menciptakan perubahan,
tentunya untuk menciptakan keinginan tersebut harus di dapatkan melalui proses belajar.
Maka dengan ini kami membuat makalah berjudul "Pendidik dan Peserta Didik"

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidik?
2. Apa saja ketentuan-ketentuan seorang pendidik?
3. Apa pengertian anak didik?
4. Bagaimana ciri-ciri anak didik?
5. Bagaimana interaksi pedagogis antara pendidik dengan anak didik?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidik.
2. Mengetahui ketentuan-ketentuan seorang pendidik.
3. Mengetahui pengertian anak didik.
4. Mengetahui ciri-ciri anak didik.
5. Mengetahui interaksi pedagogis antara pendidik dengan anak didik.

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIDIK
Dalam proses pendidikan, pendidik memegang peran yang sangat penting dan
menentukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Pendidik merupakan orang dewasa baik
secara kodrati (orang tua) maupun secara profesi (menjadi pendidik karena tugas jabatan)
bertanggung jawab dalam menumbuhkembangkan anak didik.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan yang utama berkewajiban mendidik anaknya
karena kewajaran tanggung jawab dari kehidupan itu sendiri. Pendidik kedua adalah karena
jabatan mendapat tugas sementara dari orang tua untuk mendidik anak-anak mereka (para
orang tua). Mereka yang termasuk pendidik karena jabatan misalnya guru TK sampai SMA,
pembimbing dalam kelompok bermain, pengasuh di rumah yatim piatu dan lainnya.
1. Pengertian Pendidik
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar si anak tersebut bisa
menuju ke arah kedewasaan. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dengan sasarannya adalah anak didik. Anak didik mengalami
pendidikannya dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan keluarga (orang tua), lingkungan
sekolah (guru), dan lingkungan masyarakat (orang-orang yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan seperti pengasuh anak yatim piatu, pembimbing dalam kelompok bermain).
Dari pengertian tersebut terdapat dua manusia yang terkait, yaitu orang dewasa, dialah
yang menjadi pendidik, dan anak (manusia yang belum dewasa) yang menjadi anak didiknya.
Jadi pendidik adalah orang dewasa yang secara kodrati atau karena tugasnya bertugas untuk
membimbing anak menjadi dewasa.
Membawa anak kepada kedewasaannya bukan hanya sekedar dengan nasihat, anjuran,
perintah, dan larangannya saja, melainkan yang pertama-tama ialah dengan gambaran
kedewasaan yang senantiasa dibayangkan oleh anak dalam diri pendidikannya, di dalam
pergaulan antara pendidik dan anak didik, dalam istilah Langeveld disebut situasi pendidikan.
2. Jenis-jenis Pendidik
Pendidik sebagai orang yang bertanggung jawab membimbing anak untuk mencapai
kedewasaan dibedakan kepada dua jenis, yaitu pertama pendidik karena keharusan atas
kewajaran kehidupan, sedangkan yang kedua adalah pendidik karena diserahi tugas untuk
mendidik anak.
a. Orang Tua
Orang tua secara wajar langsung menjadi pendidik karena kenyataannya anak lahir
dalam keadaan tidak berdaya. Ketidakberdayaan anak terutama dalam dua hal, yaitu tidak
berdaya untuk mengurus dirinya sendiri, dan tidak berdaya untuk mengembangkan diri
sendiri. Karena itu mereka memerlukan bantuan orang lain, dan tentunya harus orang dewasa.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama memiliki peran yang sangat besar,
karena mereka bukan saja sekedar mendidik anak agar ia menjadi besar, pandai bermacam-
macam hal, tapi mereka terutama membantu perkembangan anak dalam segi kemanusiaan,
hati nurani, dan moralnya. Orang tua harus menjadikan anaknya menjadi manusia yang
mampu hidup bersama dengan orang lain dan sekaligus menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah SWT.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung dari orang tua terhadap masa
depan anak pada berbagai jenjang kehidupannya, baik pada periode kanak-kanak, remaja, dan
dewasa. Karena itu Islam menganggap tugas pendidikan anak sebagai suatu kewajiban bagi
orang tua yang harus didahulukannya.
b. Guru
Pendidik kedua adalah mereka yang diberi tugas menjadi pendidik. Mereka tidak bisa
disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari
orang tua, sebagai pengganti orang tua. Mereka menjadi pendidik karena profesinya sebagai
pendidik, guru di sekolah misalnya.
Guru sebagai pendidik harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk mengajar ia
dibekali dengan berbagai ilmu pendidikan dan keguruan sebagai dasar, disertai seperangkat
latihan keterampilan keguruan (Praktik Pengalaman Lapangan), di situlah ia belajar
mempersonalisasikan (menjadi milik pribadi) beberapa sikap keguruan dan kependidikan
yang diperlukan.
Guru berfungsi sebagai pendidik di samping sebagai pengajar. Guru membentuk sikap
siswa, bahwa guru menjadi contoh atau teladan bagi siswa-siswanya.
Untuk menjadi seorang pendidik, ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang guru :
1. Guru harus sudah memiliki kedewasaan.
2. Guru harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan.
3. Guru harus mampu menghayati kehidupan anak, serta bersedia membantunya.
4. Guru harus mengikuti keadaan kejiwaan dan perkembangan anak didik.
5. Guru harus mengenal masing-masing anak sebagai pribadi.
6. Guru harus menjadi seorang pribadi, artinya memiliki pribadi yang terpuji.
3. Ciri-ciri Pendidik
a. Berwibawa
Ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya
terhadap anak didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik)
menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan
kepada unsur wewenang jabatan.
b. Mengenal Anak Didik
Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat anak secara
umum, anak usia kelas rendah berbeda sifatnya dengan anak usia kelas tinggi, begitu pula
setiap anak walau dalam satu kelas dan usia yang tidak jauh berbeda, sifatnya secara khusus
berbeda pula.
c. Membantu Anak Didik
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan yang
diberikan harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya.
4. Syarat-syarat Pendidik
Edi Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi
beberapa persyaratan, yakni :
a. Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan.
b. Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.
c. Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan.
d. Seorang pendidik harus mempunyai sifat sabar dalam membantu anak didiknya.
e. Untuk dapat membuat suatu pergaulan pendidikan yang serasi dan mudah berbicara
pada anak didik, maka ia harus dapat beridentifikasi atau menyatupadukan dengan
anak didiknya.
5. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik 
Tugas utama seorang guru diantaranya adalah menciptakan suasana atau iklim proses
pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan
semangat (Djamarah, 1997: 1).
Menurut Rosmali (2005), tugas seorang guru itu mencakup beberapa hal, yaitu guru
memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas
tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan, dan bidang kemasyarakatan. Tugas
guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan
dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. 
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadi dirinya
sebagai orang tua kedua. Guru harus mampu menarik simpati sehingga guru tersebut menjadi
idola para siswanya. Pelajaran apa pun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi
bagi siswa dalam belajar. Apabila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik,
maka kegagalan pertama adalah guru tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu
kepada para siswanya. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik.
Sedangkan masyarakat telah menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di
lingkungannya karena dari seorang guru diharapkan masyarakat dapat memperoleh ilmu
pengetahuan. Ini berarti guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan Pancasila (Usman, 1998: 7).
Wijaya dkk. (1994:9), menyebutkan beberapa tanggung jawab yang memerlukan
sejumlah kemampuan yang lebih khusus dari seorang guru, yaitu: 
a. Tanggung jawab moral adalah setiap guru harus memiliki kemampuan menghayati perilaku
dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari. 
b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah adalah setiap guru harus menguasai
cara belajar-mengajar yang efektif, mampu membuat satuan pelajaran, mampu dan
memahami kurikulum dengan baik, mampu mengajar dikelas, mampu menjadi model bagi
siswa, mampu memberikan nasihat, menguasai teknik-teknik pemberian bimbingan dan
layanan, mampu membuat  dan melaksanakan evaluasi dan lain-lain. 
c. Tanggung jawab guru dalam bidang kemasyarakatan adalah turut serta menyukseskan
pembangunan dalam bidang kemasyarakatan, untuk itu guru harus mampu membimbing,
mengabdi kepada dan melayani masyarakat. 
d. Tanggung jawab guru dalam bidang keilmuan, yaitu guru selaku keilmuan
bertanggungjawab dan turut serta memajukan ilmu, terutama ilmu yang telah menjadi
spesialisasinya dengan melaksanakan penelitian dan pengembangan. 

B. PESERTA DIDIK
Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti pendidikan
dilihat dari tataran makro yang subjeknya sangat beragam tidak terbatas kepada anak yang
belum dewasa saja. Peserta didik adalah siapa saja yang mengikuti proses pendidikan, dari
mulai masih bayi sampai kepada kakek-kakek bisa menjadi peserta didik. Seperti dijelaskan
dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.
Adapun dalam pedagogik lebih cocok menggunakan istilah anak didik daripada istilah
peserta didik, karena pedagogik adalah ilmu pendidikan anak atau ilmu mendidik, yang
membahas pendidikan dalam tataran mikro, dalam tataran khusus, yaitu manusia yang belum
dewasa, yang akan dibimbing oleh pendidiknya untuk menuju kepada kedewasaannya.
1. Pengertian Anak Didik
Anak didik merupakan seseorang yang sedang berkembang, memiliki potensi tertentu,
dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan potensinya tersebut secara optimal. Sebagai
manusia yang sedang berkembang menuju ke arah kedewasaan ia memiliki beberapa
karakteristik menurut Tirtarahadja, (2000) yaitu sebagai berikut :
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan makhluk
yang unik.
b. Individu yang sedang berkembang.
c. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
d. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
2. Ciri-ciri Anak Didik
Edi Suardi (1984) mengungkapkan 3 Ciri anak didik yaitu :
a. Kelemahan dan ketidakberdayaan.
b. Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang.
c. Anak didik yang ingin menjadi diri sendiri.
3. Perkembangan Anak Didik
a. Bayi (0 – 2 tahun)
Masa bayi, di satu sisi dalam keadaan tidak berdaya, akan tetapi di sisi lain
menunjukkan keinginan berkembang yang tak mau berhenti dan dengan semangat
mengagumkan. Perilaku bayi didasari oleh dorongan mempercayai atau tidak mempercayai
orang-orang di sekitarnya. Ia sepenuhnya mempercayai orang tuanya, tetapi orang asing
yang datang padanya belum tentu dipercayainya. 
b. Kanak-kanak (3 – 7 tahun)
Masa kanak-kanak dapat diklasifikasikan menjadi 2 fase, yaitu: 
Pertama. Usia 3 – 4 tahun, merupakan masa otonomi, rasa malu, dan ragu. Pada
tahap ini, sampai batas tertentu, anak belajar untuk dapat berdiri sendiri secara fisik dalam
arti duduk, berdiri, berjalan, bermain sendiri tanpa dibantu oleh orang lain, namun di sisi
lain ia juga memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga sering kali minta
pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya. 
Kedua. Usia 4 – 7 tahun adalah masa eksplorasi (penyelidikan). Masa ini penuh
dengan kegairahan untuk melihat dan mengetahui sebanyak-banyaknya yang ditandai
dengan hasrat ingin tahu yang luar biasa. Karena itu tidak mengherankan kalau pada tahap
ini anak selalu aktif. 
c. Anak-anak (7 – 12 tahun)
Pada masa anak-anak ini, mereka menginjak masa yang lebih luas, dunia mereka
lebih rasional daripada dunia kanak-kanak. Tanda utamanya adalah pengenalan dan
penyelidikan yang lebih luas. Pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang
ada di lingkungannya, dorongan untuk mengetahui dan berbuat terhadap lingkungannya
sangat besar. 
d. Puber (12 – 14 tahun)
Masa puber merupakan masa transisi sebab masa ini berada dalam peralihan antara
masa anak-anak dan remaja. Pada tahap ini, anak mulai mengalami perubahan secara
biologis dan psikologis. Anak mengalami perubahan fisik dan perubahan suara. Secara
psikologis, laki-laki dan perempuan mulai tertarik kepada lawan jenis. 
e. Remaja (14 – 17 tahun)
Masa remaja sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung oleh kemampuan dan
kecakapan yang dimiliki. Ia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,
ciri-ciri khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri pada
remaja sering kali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh
lingkungannya sebagai bentuk penyimpangan. 
4. Anak didik sebagai Individu 
Individu adalah orang seorang diri, perseorangan. Manusia perseorangan sebagai
kesatuan yang tidak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga
bersifat unik. Tidak ada dua individu yang persis sama, sekalipun kembar siam akan
berbeda dalam mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya
sendiri. Setiap anak yang berada dalam ikatan pendidikan dengan pendidiknya adalah
mereka yang pada dasarnya ingin menjadi “diri sendiri”. 

C. INTERAKSI PEDAGOGIS ANTARA PENDIDIK DAN ANAK


DIDIK
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang dewasa
untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia dewasa. Interaksi
pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara anak didik dengan pendidik
yang terarah pada tujuan pendidikan.
1. Dimensi-dimensi interaksi sosial
a. Interaksi sosial di dalam situasi belajar-mengajar ditandai dengan hubungan pekerjaan.
b. Interaksi sosial di dalam situasi belajar-mengajar selalu bertujuan untuk mencapai sesuatu
untuk kepentingan murid.
c. Interaksi sosial disini ditandai dengan kemauan guru untuk membantu murid mencapai
suatu kepandaian atau keterampilan serta sikap tertentu.
d. Sebaliknya interaksi sosial disini berlandaskan anggapan murid bahwa guru itu dapat
membantunya dalam hal-hal tertentu dan dalam perkembangannya.
2. Ciri-ciri interaksi belajar-mengajar
a. Interaksi belajar mengajar bertujuan untuk membantu anak dalam suatu perkembangan
tertentu.
b. Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang sengaja direncanakan untuk mencapai suatu
tujuan.
c. Interaksi belajar mengajar ditandai dengan suatu penggarapan material yang khusus.
d. Interaksi belajar-mengajar ditandai dengan aktivitas murid.
3. Jenis interaksi dilihat dari jumlah murid.
a. Jenis interaksi individual
Pada interaksi ini anak banyak mendapat kesempatan untuk mengalami berbagai
proses belaja, karena guru hanya berbicara pada ia seorang, sehingga kesempatan banyak
diberikan kepadanya.
b. Interaksi belajar mengajar berkelompok
Jenis ini yang sekarang banyak dipakai. Hal itu disebabkan karena cara ini lebih
murah dan lebih cepat. Murahnya dilihat dari jumlah guru dan peralatan yang diperlukan.
Murid disini dapat lebih banyak dapat kesempatan berkembang, karena pergaulan antar murid
satu sama lain.
c. Interaksi belajar mengajar dengan tim guru.
Caranya ialah dengan membagi tugas antar guru-guru tersebut  sesuai dengan
keahliannya dan masing-masing bergiliran melakukan interaksi.
4. Interaksi belajar mengajar dengan perantara modul. 
Pengertian modul ini dibawa kedalam dunia pendidikan. Artinya satu kumpulan
berbagai bahan dan tugas pelajaran yang merupakan seperangkat alat pelajaran untuk
mencapai suatu tujuan intruksional tertentu 
5. Syarat-syarat interaksi belajar-mengajar
a. Interaksi belajar-mengajar harus bertujuan
b. Setelah tujuan ditemukan, tentukanlah bahan pelajaran yang akan menjadi pokok masalah
antara guru dan murid.
c. Tentukanlah prosedurnya atau uraian kegiatannya.
d. Harus ditetapkan metode yang dipakai serta jenis peralatan pendidikan apa yang harus
digunakan.
e. Suatu interaksi adalah perjalanan suatu kebulatan kegiatan dan pelajaran. Dan juga harus
ada evaluasi.
6. Aspek-aspek Pendidikan
Dikemukakan oleh Ahmadi dan Uhbiyati (2001), yaitu :
1. Pendidikan Budi Pekerti, agar anak dapat membedakan antara sifat baik dan tercela.
2. Pendidikan Kecerdasan, agar anak dapat berpikir kritis, logis, dan kreatif.
3. Pendidikan Sosial, agar anak dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama tersebut.
4. Pendidikan Kewarganegaraan, agar anak kelak menjadi warga negara yang baik, dan
berguna bagi kehidupan masyarakat dan negara.
5. Pendidikan Keindahan (estetika), agar anak memiliki rasa keharusan terhadap keindahan,
memiliki selera keindahan, misalnya cara berpakaian yang rapi.
6. Pendidikan Jasmani, agar anak memiliki sifat yang baik, seperti jujur, sportif, disiplin,
bertanggung jawab, kerja sama, dan lain-lain.
7. Pendidikan Agama, agar anak terbiasa mengamalkan ajaran agama, seperti solat, puasa.
8. Pendidikan kesejahteraan keluarga, agar anak bisa hidup damai, rukun, hemat dalam
ikatan keluarga.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidik didefinisikan sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan pendidikan dalam memberikan ilmu dan membimbing anak tersebut bisa menuju
ke arah kedewasaan, sedangkan peserta didik adalah individu yang belum dewasa yang
mempunyai suatu potensi yang harus di kembangkan, yang memiliki kepribadian dan ciri
khas yang berbeda dan berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya melalui
pembelajaran.

B. Saran
Pada dasarnya, pendidik dan peserta didik merupakan dwi tunggal yang kokoh
bersatu. Keduanya, memiliki hubungan yang erat. Untuk itu pendidik harus bisa menjalin
hubungan yang harmonis dengan para peserta didiknya dengan senantiasa bersikap
profesional sehingga harapan tercapainya tujuan pendidikan bisa dengan mudah terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh, U. dkk. (2011). Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta cv.


https://www.rijal09.com/2016/03/pendidik-dan-peserta-didik.html?m=1
https://yusufabdulrohman.blogspot.com/2019/02/makalah-pendidik-dan-peserta-didik.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai