Shabrina 2000500
Putri Nayla Ayubia 2000935
Zulfa Ghaniyah Salsabila 2003523
M. Iqbal Tri Pamungkas 2007725
Aldira Alviadi 2003020
Ardhia Regina Fitrianto 2003423
Anisa Kariah 2000246
Cut Cindy 2000767
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
1.4 Manfaat....................................................................................................2
BAB V PENUTUP.............................................................................................15
4.1 Kesimpulan............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
keterikatan yang selama ini dialami pada masa kanak-kanak. Dimana
segalanya serba diatur dan ditentukan oleh orang tua. Pemutusan ikatan
yang telah berkembang dan dinikmati dengan penuh rasa nyaman selama
masa kanak-kanak seringkali menimbulkan reaksi yang sulit dipahami
bagi kedua belah pihak baik remaja maupun orang tua.
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun karena adanya tujuan. Tujuan dari penyusunan
makalah ini antara lain, yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan karakteristik.
2. Untuk mengetahui definisi dari belajar.
3. Untuk mengetahui bagaimana seseorang dapat dikatakan
dewasa.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik orang dewasa jika
dilihat dari aspek sosial.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyususnan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan karakteristik.
2. Dapat mengetahui definisi belajar.
3. Dapat mengetahui bagaimana seseorang dapat dikatakan
dewasa.
2
4. Dapat mengetahui bagaimana karakteristik orang dewasa jika
dilihat dari aspek sosial.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Jadi Karateristik dapat disimpulkan sebagai suatu sifat yang
khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek. Karakteristik
yang dibahas adalah membahas pada Karakteristik Individu
(Individual Difference), Karakteristik Pekerjaan (Job
Characteristic), Karakteristik Organisasi (Organizational Practices)
Chaplin, J.P (2008).
5
ukuran yang sempurna atau telah menjadi dewasa. Orang dewasa
adalah orang yang telah memiliki banyak pengalaman,
pengetahuan, kecakapan dan kemampuan mengatasi permasalahan
hidup secara mandiri (Sujarwo, 2015). Jadi, orang dewasa adalah
orang yang memiliki kematangan baik dari segi fisik maupun segi
pikiran dan mampu bertanggung jawab semua yang dilakukan.
Orang dewasa juga merupakan seorang individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan
dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Pembelajaran orang dewasa adalah suatu usaha yang ditujukan
untuk pengembangan diri yang dilakukan oleh individu tanpa
paksaan legal, tanpa usaha menjadikan bidang utama kegiatannya
(Supriyanto, 2007). Bryson menjelaskan, pembelajaran orang
dewasa adalah semua aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh
orang dewasa dalam kehidupan sehari-hari, yang hanya
menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk mendapatkan
tambahan intelektual. Pembelajaran orang dewasa seharusnya
memperhatikan beberapa karakteristik agar pembelajaran berjalan
dengan maksimal, berikut ini beberapa karakteristik yang dimiliki
orang dewasa (Supriyanto, 2007). Pengalaman yang dimiliki
seorang dewasa dengan orang dewasa lainnya berbeda, sehingga
menghasilkan gaya belajar, self exposure, dan gaya hidup yang
berbeda pula. Berdasarkan perbedaan pengalaman yang
dimilikinya, maka dalam sebuah pelaksanaan pelatihan orang
dewasa akan saling bertukar pengetahuan antara satu dengan
lainnya (Solfema, 2013). Konsep diri yang dimiliki oleh orang
dewasa mampu membantu orang dewasa untuk mengambil
keputusan sendiri dalam melaksanakan kegiatan apapun, sehingga
dalam sebuah pelatihan orang dewasa akan lebih mudah untuk
mengambil keputusan tanpa ragu. Situasi yang diciptakan dalam
proses pelatihan juga harus memberikan kesempatan kepada
mereka untuk mengemukakan pikiran dan pengalaman yang
6
mereka miliki. Pembelajaran dengan meningkatkan kemampuan
senantiasa akan membantu seorang dewasa untuk lebih mudah
menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam orientasi belajar ini,
seorang fasilitator bukan bertindak sebagai seorang guru,
melainkan sebagai seorang pembimbing dan memberikan bantuan
kepada peserta didik (Solfema, 2013). Kesiapan belajar orang
dewasa jauh berbeda dengan anak-anak, orang dewasa lebih siap
untuk menerima suatu pelajaran bila ingin mengetahui tentang
sesuatu dan mau melakukan sesuatu itu dalam kehidupan nyata.
Jadi, seorang dewasa itu akan lebih bersemangat untuk
mendapatkan sebuah pengetahuan baru untuk direalisasikan kepada
orang banyak (Solfema, 2013). Perkembangan dewasa dibagi
menjadi tiga bagian yaitu, dewasa muda (young adulthood) dengan
usia berkisar antara 20 sampai 40 tahun. Dewasa menengah
(middle adulthood) dengan usia berkisar antara 40 sampai 65 tahun
dan dewasa akhir (late adulthood) dengan usia mulai 65 tahun ke
atas (Papalia et al, 2007). Santrock (2002) mengatakan masa
dewasa muda adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan
dengan lawan jenis, terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal
lainnya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpul
bahwa dewasa adalah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang
sempurna.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
perkembangan psikososial seorang individu (Desiningrum, 2012:
34-35):
1. Kepercayaan vs Ketidakpecyaan (usia 0-1 tahun). Pada tahap
ini harus belajar menumbuhkan kepercayaan pada oranglain,
contohnya anak kepada ibunya. Jika anak tidak berhasil dalam
tahap ini, maka ia akan jadi anak yang mudah takut dan rewel.
2. Otonomi vs Malu dan Ragu-Ragu (usia 1-3 tahun). Pada tahap
ini anak mulai belajar kemandirian (otonomi), seperti makan
atau minum sendiri. Jika anak tidak berhasil pada tahap ini
karena selalu ditegur dengan kasar ketika proses belajar, maka
anak akan menjadi pribadi yang pemalu dan selalu ragu-ragu
dalam melakukan sesuatu.
3. Kerja Keras vs Rasa Inferior (usia 6-12 tahun). Pada tahap ini
anak mulai mampu berkerja keras untuk menyelesaikan tugas-
tugasnya dengan baik. Jika pada tahap ini anak tidak berhasil,
maka kedepannya anak akan menjadi pribadi yang rendah diri
(minder) dan tidak mampu menjadi pemimpin.
4. Identitas vs Kebingungan Identitas (usia 12-19 tahun). Pada
tahap ini individu melakukan pencarian atas jati dirinya
(identitasnya). Jika ia gagal pada tahap ini, maka ia akan
merasa tidak utuh.
5. Keintiman vs Isolasi (usia 20-25 tahun). Pada tahap ini individu
mulai keintiman psikologis dengan oranglain. Jika ia gagal
pada tahap ini, maka ia akan merasa kosong dan terisolasi.
6. Generativitas vs Stagnasi (usia 26-64 tahun). Pada tahap ini
individu memiliki keinginan untuk menciptakan dan mendidik
generasi selanjutnnya. Jika ia tidakberhasil dalam tahap ini,
maka ia akan merasa bosan dan tidak berkembang.
7. Integritas vs Keputusan (usia 65 tahun ke atas). Pada tahap ini
individu akan menelaah kembali apa saja yg sudah ia lakukan
dan ia capai dalam hidupnya. Jika ia berhasil pada tahp ini,
9
maka ia akan mencapai integritas (penerimaan akan
kekurarangan diri, sejarah kehidupan, dan memiliki kebijakan)
10
berusaha memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya. Setelah
kebutuhan dasarnya terpenuhi, maka manusia akan beranjak ke
tahap B-realm atau being (menjadi), dimana manusia memiliki
motivasi untuk mencari aktuailisasi dirinya dan pengayaan dari
keberadaannya.
Maslow mencetuskan sebuah teori yang berkaitan dengan
motivasi manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Teori ini
disebut sebagai Hierarki Kebutuhan Maslow, yang meliputi:
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan fisik yang paling dasar
seperti rasa lapar, haus, dan lelah.
2. Kebutuhan akan rasa aman, yaitu kebutuhan akan rasa
keselamatan, kestabilan, proteksi, struktur, keteraturan,
hukum, batasan, dan bebas dari rasa takut.
3. Kebutuhan memiliki dan cinta, yaitu kebutuhan memiliki
hubungan yang harmonis dengan oranglain, seperti keluarga,
pasangan, anak, dan teman.
4. Kebutuhan rasa percaya diri, yaitu kebutuhan akan perasaan
kuat, menguasai sesuatu, kompetensi, dan kemandirian. Juga
kebutuhan akan perasaan dihormati oleh oranglain, status,
ketenaran, dominansi menjadi orang penting, serta harga diri
dan penghargaan.
5. Kebutuhan aktualisasi diri dan metaneeds, yaitu kebutuhan
untuk mengaktualisasikan diri dengan mengembangkan diri
dan melakukan sesuatu yang dikuasai. Contohnya adalah
seorang musisi yang menciptakan lagu dan seorang pengusaha
yang sukses. Kebutuhan aktualisasi diri ini memayungi
metaneeds, dimana sebagian metaneeds ini merupakan
merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Sebagai
contoh kebutuhan akan keadilan, keteraturan, kebebasan
melakukan sesuatu dan berpendapat, serta mencari informasi
dan membela diri sendiri. Sedangkan sebagian lainnya adalah
11
kebutuhan yang lebih mengacu pada keindaan, seperti
kecantikan dan kesederhanaan.
Perkembangan sosial emosional adalah proses belajar
menyesuaikan diri untuk memahami keadaan serta perasaan ketika
berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya baik orang tua,
saudara, teman sebaya dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan
sosial emosional erat kaitannya dengan interaksi, baik dengan
sesama atau benda-benda lainnya. Jika interaksinya tidak baik,
maka pertumbuhan dan perkembangan menjadi tidak optimal.
12
Kedudukan sosial adalah tempat seseorang secara umum
dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain, dalam arti
kewajibannya. Status dalam stratifikasi sosial adalah tempat atau
posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial dalam masyarakat,
sehubungan dengan orang-orang lain dalam kelompok tersebut atau
masyarakat.Macam-Macam / Jenis-Jenis status sosial :
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir
seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku,
usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang
karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh
achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dll.
Ada dua sifat dari sistem pelapisan dalam masyarakat, yaitu
bersifat tertutup (closed social stratification), dan bersifat terbuka
(opened sosial stratification). Kedudukan, yaitu assigned status,
yang merupakan kedudukan yang diberikan artinya dalam suatu
kelompok atau golongan memberikan kedudukan yang lebih tinggi
kepada seseorang yang berjasa, yang lebih memperjuangkan
seseuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat.
Ukuran-ukuran yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota
masyarakat kedalam lapisan-lapisan adalah :
1. Ukuran kekayaan (material)
Ukuran kekayaan pada masyarakat tentunya berbeda satu sama
lain. Pada lapisan ini, masyarakat melihat atau
mengelompokkan seseorang berdasarkan material (kekayaan)
yang dimiliki.
2. Ukuran kekuasaan
13
Pada umumnya, lapisan ini dilihat dari status pekerjaan
individu (orang dewasa) pada masyarakat berdasarkan
tingkatannya.
3. Ukuran kehormatan
Kehormatan pada individu (orang dewasa) dapat dilihat
berdasarkan status kekuasaan yang ia miliki di masyarakat.
Contohnya, ketua RT/RW, Camat, Bupati, Gubernur, dll.
4. Ukuran ilmu pengetahuan.
Pada lapisan ini, orang dewasa berarti sudah memiliki wawasan
yang luas, mampu mengolah dan mengembangkan inovasi
terbaru dari ilmu pengetahuan yang didapat. Peran orang
dewasa pada lapisan ini adalah ikut berpartisipasi untuk
memajukan daerah tempat tinggalnya dengan kemampuan
dalam ilmu pengetahuan yang ia miliki.
Salah satu imbalan dari status yang tinggi adalah adanya
pengakuan sebagai orang yang lebih berderajat tinggi. Gaya hidup
(life style) yang ditampilkan antara kelas sosial satu dengan kelas
sosial yang lain dalam banyak hal yang tidak sama, bahkan ada
kecenderungan masing-masing kelas mencoba mengembangkan
gaya hidup yang eksklusif untuk membedakan dirinya dengan
kelas yang lain.
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Karakteristik adalah cirri-ciri dari individu yang terdiri dari
demografi seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti tingkat
pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.
Orang dewasa adalah orang yang memiliki kematangan baik dari
segi fisik maupun segi pikiran dan mampu bertanggung jawab semua yang
dilakukan. Orang dewasa juga merupakan seorang individu yang telah
menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam
masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.
Karakteristik orang dewasa jika dilihat dari aspek sosial terdapat
beberapa segi atau sisi diantaranya, yaitu: (1) Segi sosial emosional, terdiri
dari kerja keras vs rasa inferior (usia 6-12 tahun), identitas vs kebingungan
identitas (usia 12-19 tahun), keintiman vs isolasi (usia 20-25 tahun),
generativitas vs stagnasi (usia 26-64 tahun), dan integritas vs keputusan
(usia 65 tahun ke atas), (2) Segi perkembangan emosional, terdiri dari
manusia memiliki struktur psikologis yang beranalagi sperti struktur fisik,
perkembangan yang sehat diharapkan selalu melibatkan aktualisasi dari
karakteristik, dan keadaan patologis setiap manusia, dan (3) Segi status
sosial dan peran sosial, terdiri dari ukuran kekayaan, ukuran kekuasaan,
ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16