Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ILMU SOSIAL DASAR


(INDIVIDU,KELUARGA,MASYARAKAT,RELASI INDIVIDU DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL PERSPEKTIF ISLAM)
Untuk memenuhi tugas mata kuliah:
IAD,ISD,IBD
Dosen Pengampu:
SISTUPANI,M.PD.I

Disusun oleh kelompok : 9


1. AMIRUL HAKIM (2022.080.01.0015)
2. MOCH.WILDAN FIRDAUS (2022.080.01.0047)
3. MUHAMMAD KHOIRUL AMALI (2022.080.01.0061)
4. MUHAMMAD ROMADHONI (2022.080.01.0064)
5. NUR WIYANTI (2022.080.01.0069)
6. ILA FATIKA SARI (2022.080.01.0036)
7. SITI NUR FADILATUT DZIKRO (2022.080.01.0080)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DIPONEGORO TULUNGAGUNG
2022/2023
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang
telah melimpahkan Rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ilmu Sosial Dasar,
dengan judul : Individu, keluarga, dan Masyarakat.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang tulus dalam
membantu memberikan saran, kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami mengharapkan segala bentuk saran beserta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Dan kami berharap makalah ini dapt membawa bagi
pengembangan dan pendidikan.

Tulungagung, 20 September 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
A. INDIVIDU ................................................................................................................................. 6
B. KELUARGA ............................................................................................................................. 7
C. MASYARAKAT ....................................................................................................................... 9
D.RELASI INDIVIDU DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL PERSPEKTIF ISLAM ................. 11
BAB III................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diberikannya matakuliah ISD di perguruan tinggi
dikarenakan beberapa hal yaitu:
- Banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para
cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih
berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu
kelanjutan dari politik ‘balas budi/ etisce politik ’ oleh Conrad Theodore van Deventer.
Sistem pendidikan tersebut bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil agar menjadi
‘tukang’ yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan,teknik dan
keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan negara.
- Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita sendiri sehingga
kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, serta tidak mengenali dimensi-dimensi lain
diluar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menjadi ‘menara gading’ yang
menghasilkan tenaga-tenaga ‘tukang’ yang tidak atau kurang peka terhadap denyut
kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Individu

~ Apa pengertian dari individu?

~ Bagaimana pertumbuhan individu dan faktor-faktor yang mempengaruhi?

2. Keluarga

~ Apa pengertian dari keluarga?

~ Apa saja fungsi keluarga?

3. Masyarakat

~ Apa saja jenis-jenis dan unsur-unsur masyarakat?

~ Bagaimana ciri-ciri masyarakat

4. Bagaimana relasi individu dengan lingkungan sosial perspektif islam?

4
C. Tujuan Penulisan
~ Untuk memahami pengertian dari individu

~ Untuk memahami pertumbuhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi individu

~ Untuk memahami pengertian dari keluarga

~ Untuk memahami fungsi keluarga

~ Untuk memahami jenis-jenis dan unsur-unsur dari masyarakat

~ Untuk memahami ciri-ciri masyarakat

~ Untuk memahami relasi individu dengan lingkungan sosial perspektif islam

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. INDIVIDU

1.PENGERTIAN INDIVIDU

Manusia sebagai individu bukan berarti sebagai keseluruhan yang tidak dapat
dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yakni manusia perseorangan. Kita
sering mendengar bahwa manusia itu individualis, artinya manusia hanya
mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau berbagi dengan yang lain.1

Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya yang tak terbagi/satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu berarti manusia sebagai satu kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Makna individu adalah seorang
manusia yang memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai
kepribadian dan pola tingkah laku spesifik. Manusia sebagai individu yang berdiri
sendiri dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dan perbedaan sehingga timbul
deferensiasi yang disebabkan oleh pembawaan (watak dan sifat) tertentu serta pengaruh
lingkungan.Proses aktualisasi diri / individualisasi adalah proses meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri. Dalam bertingkah laku
menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan yang akan terjadi pada individu yaitu :

• Menyimpang dari norma kolektif

• Kelilangan individualitasnya/ takluk pada kolektif

• Mempengaruhi masyarakat. Contoh pahlawan, pengacau, provokator.2

2. PERTUMBUHAN INDIVIDU

Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan
lebih dewasa. Pertumbuhan dapat ditinjau dari 3 aliran :

1.Aliran Asosiasi, adalah perubahan terhadap seseorang secara bertahap karena


pengaruh dari pengalaman atau empiri/kenyataan luar, melalui panca indra yang

1
Ramdani Wahyu, ISD Ilmu Sosial Dasar,(Bandung:CV Pustaka Setia:2017) hlm.53
2
Nuryanto “Ilmu Sosial Dasar” Universitas Gunadarma

6
menimbulkan sensation/perasaan maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri
yang menimbulkan reflektion.

2.Psikologi Gestalt, pertumbuhan adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada


manusia dalammengenal sesuatu secara keseluruhan, baru kemudian mengenal bagian-
bagian dari lingkungan yang ada.

3.Aliran Sosiologi, pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari
sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan :

a. Pertumbuhan Nativistik, pertumbuhan individu semata-mata ditentukan oleh factor-


faktor yang dibawa sejak lahir.

b. Pendirian empiristikdan environmentalistik, pertumbuhan individu semata-mata


tergantung pada lingkungan dan konsekuensinya.

c. Konvergensi da interaksionisme, yaitu pertumbuhan individu ditentukan oleh


interaksi antara dasar (bakat) dan lingkungan.

Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi :

1. Masa vital yaitu dari 0 sampai kira-kira 2 tahun


2. Masa Estetik dari umur 2 tahun sampai 7 tahun
3. Masa intelektual yaitu dari umur 7 tahun sampai kira kira 13 atau 14 tahun
4. Masa remaja dari kira kira umur 13/14 tahun sampai umur 20/21 tahun.3

B. KELUARGA

1.Pengertian Keluarga

Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya. Tinggal bersama dalam satu rumah yang
dipimpin oleh kepala keluarga dan makan dalam satu periuk. Terdapat beberapa
definisi keluarga dari bebrapa sumber, yaitu :

3
Hermanto Halil, IAD ISD IBD dalam perspektif islam,(Pamekasan,Duta Media Publishing,2015) hal.149-150

7
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari setiap anggota keluarga.

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).

2. FUNGSI KELUARGA

Dalam kehidupan sehari-hari keluarga berfungsi sebagai pelindung dan pencipta


rasa aman, nyaman dalam kehidupan atau dalam satu rumah. Keluarga juga memiliki
fungsi untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan, seperti biologis, ekonomi,
sosialisasi, pendidikan, dan masih banyak lagi. Mengapa? Karena keluarga adalah salah
satu dasar terbentuknya kehidupan sosial bermasyarakat.

Berikut macam-macam fungsi keluarga:

1. Fungsi Secara Biologis

Untuk Meneruskan Keturunan.memelihara dan membesarkan anak.merawat dan


membesarkan anak dan anggota keluarga.

2. Fungsi Secara Psikologis

Memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga, memberikan


perhatian untuk anggota keluarga,membina kepribadian, dan memberikan identitas
keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi

Mengajarkan sosialisasi kepada anak, membentuk norma-norma yang baik kepada


anak dan meneruskan nilai-nilai budaya.

4. Fungsi Secara Ekonomi

8
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.Pengaturan penggunaan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Menabung untuk memenuhi
kebutuhan anak di masa depan, sebagai jaminan hari tua.

5. Fungsi Secara Pendidikan

Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan


membentuk anak sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya.Mempersiapkan
anak untuk kehidupan yang akan datang dan mempersiapkan anak untuk memenuhi
perannya sebagai orang dewasa.Mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.

C. MASYARAKAT
1. Jenis Masyarakat
a. Masyarakat Modern

Masyarakat modern adalah masyarakat yang sudah tidak terikat dengan adat
istiadat. Dalam masyarakat modern, adat istiadat dianggap dapat menghambat
kemajuan. Oleh karena itu, masyarakat modern lebih memilih mengadopsi
nilai-nilai baru yang lebih rasional dalam membawa kemajuan.

b. Masyarakat Tradisional

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih terikat dengan


kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun temurun. Dengan kata lain,
kehidupan masyarakat tradisional belum dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan yang berasal dari luar lingkungan sosialnya. Salah satu yang
membedakan masyarakat tradisional dengan masyarakat modern adalah
ketergantungan masyarakat tradisional terhadap alam ditandai dengan proses
penyesuaian terhadap lingkungan alam.

2. Unsur-unsur Masyarakat

Kesatuan hidup manusia di lingkup desa, kota, maupun negara merupakan


konsep masyarakat. Di setiap kesatuan masyarakat, selalu ada unsur-unsur yang
membentuk kesatuannya. Menurut Soerjono Soekanto, sejumlah unsur masyarakat
adalah sebagaimana perincian di bawah ini:

~Beranggotakan paling sedikit dua orang atau lebih.

9
~Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.

~Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota
masyarakat.

~Menjadi sistem hidup bersama yang memunculkan kebudayaan dan keterkaitan


satu sama lain sebagai anggota masyarakat.4

3. Ciri-ciri Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto, masyarakat mempunyai ciri-ciri yang khas.


Adapun daftar ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Hidup Berkelompok

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak mampu hidup sendiri. Ketidakmampuan


itu mendorong manusia hidup berkelompok. Sebab, manusia senantiasa
membutuhkan bantuan orang lain. Konsep tersebut mengantarkan masing-masing
individu hidup bermasyarakat.

b. Melahirkan Kebudayaan

Ketika manusia membentuk kelompok, mereka selalu berusaha mencari jalan


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan berupaya menyatukan pikiran
dan pengalaman bersama agar terbentuk suatu rumusan yang dapat menjadi
pedoman tingkah laku mereka, yakni kebudayaan. Selanjutnya, budaya itu
dipelihara dan diwariskan ke generasi-generasi berikutnya.

c. Mengalami Perubahan

Beragam latar belakang yang menyatukan tiap-tiap individu menjadi suatu


masyarakat, membuat manusia mengalami perubahan. Perubahan ini dianggap
sebagai upaya masyarakat menyesuaikan diri dengan keadaan zaman. Sebagai
contoh, masyarakat beralih menggunakan surat elektronik untuk menggantikan
surat kertas, ketika menerima pengaruh perkembangan teknologi.

d. Berinteraksi

4
Buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi (2019: 52)

10
e. Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya masyarakat. Interaksi
ditempuh untuk mencapai keinginan, baik pribadi maupun kolektif. Dengan
berinteraksi, masyarakat membentuk suatu entitas sosial yang hidup.
f. Terdapat Kepemimpinan

Masyarakat cenderung mengikuti peraturan yang diberlakukan di wilayahnya.


Contohnya, dalam lingkup keluarga, kepala keluarga mempunyai wewenang
tertinggi untuk mengayomi keluarganya. Istri dan anak patuh kepada ayah atau
suaminya. Hal itu menunjukkan bahwa dalam masyarakat, ada peran pemimpin
yang membantu menyatukan individu-individu.

g. Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial menempatkan seseorang pada kedudukan dan perannya di


dalam masyarakat. Ketidakseimbangan hak dan kewajiban masing-masing individu
atau kelompok menimbulkan adanya penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas
tertentu. Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial didasari atas kasta
sosial, usia, suku, pendidikan, dan beberapa aspek lain yang memicu keberagaman.5

D. RELASI INDIVIDU DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL


PERSPEKTIF ISLAM

Islam merupakan agama yang membawa rahmah pada segala alam. Adapun bentuk
rahmah akan terwujud dalam bingkai spiritualitas, dimana agama bukan hanya
mengatur masalah yang dahir tetapi juga dalam masalah yang bersifat batin.
Mengamalkan Islam secara dhohir hanya mengarah pada pemahaman yang dangkal dan
tirani, sementara mengamalkan Islam secara batin saja akan melahirkan utupis belaka.
Karena itu mengamalkan keduanya secara bersamaan akan melahirkan afektif secara
menyeluruh. Disinilah pentingnya spiritualitas sebagai roh ajaran Islam yang dapat
menghidupkan nilai-nilai subtansial. Spiritualisasi adalah proses pembentukan jiwa
yang berbanding lurus antara hati dengan anggota badan secara riil. Tentunya,
hubungan manusia dengan makhluk lain adalah setara atau bersifat simboitik (keduanya
saling menguntungkan).

5
Buku Sosiologi: Suatu Pengantar (2003)

11
Manusia bukanlah makhluk yang berdiri sendiri yang tidak tergantung pada
lainnya. Dalam hal ini, manusia memiliki keterkaitan dengan lingkungan, dimana
hubungan manusia dengan lingkungan ada empat tahap. Pertama, ekosentrisme adalah
manusia merasa bahwa lingkungan sebagai pusat segala-galanya dan manusia
merupakan bagian dari lingkungan. Melalui teori ini, lingkungan bukan milik manusia
tetapi manusia milik lingkungan (theearth does not belong to man, man belong to the
earth). Kedua, transisional adalah manusia tidak merasa bagian dari lingkungan
sepenuhnya. Akibatnya, perilaku tanggung jawab, dengan kata lain ingin memeluk
gunung tetapi apa daya tangan tak sampai. Ketiga Antroposentris adalah manusia bukan
bagian lagi dari lingkungan, tetapi ada di luar lingkungan. Hal ini dapat mengantarkan
manusia pada sifat rakus dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Keempat, holistik
adalah manusia bagian integral dari lingkungan tetapi manusia memiliki akal dan
kebebasan ketimbang dengan makhluk lain. Melalui akal dan kebebasan, manusia
mampu mengelola dan melestarikan lingkungan yang memiliki aspek hukum.
Sebagaimana dikatakan oleh Abd al-Wahhab Khallaf (1968:11), berikut ini:

‫ﺳ َﻮﺍ ٌء َﻛﺎﻥَ ﻣِ ﻦ‬
َ ‫ﻝ‬ ٍ ‫ﺎﻥ ﻣِ ْﻦ ﺃ َ ْﻗ َﻮﺍ‬
ٍ ‫ﻝ َﻭﺃ ْﻓ َﻌﺎ‬ ِ ‫ﺴ‬َ ‫ﺍﻹ ْﻧ‬
ِ ‫ﻋ ِﻦ‬ ْ ‫ﺍ ِْﻥ ُﻛ ّﻞ ُ َﻣﺎ َﻳ‬
َ ‫ﺼﺪ ُُﺭ‬

‫ﺍﻹ ْﺳﻼَﻣِ ﱠﻴ ِﺔ ُﺣ ْﻜﻢ‬ ‫ َﻟﻪُ ﻓِﻰ ﺍﻟ ﱠ‬.... ‫ﺕ‬


ِ ‫ﺸ ِﺮ ْﻳ َﻌ ِﺔ‬ َ ‫ﺕ ﺃ َ ْﻡ ﻣِ ﻦَ ﺍﻟ ُﻤ َﻌﺎ َﻣ‬
ِ ‫ﻼ‬ ِ ‫ﺍﻟ ِﻌ َﺒﺎﺩَﺍ‬

Artinya: ”Sesungguhnya setiap perkataan dan perbuatan manusia baik ibadah atau
mu’amalat.... Di dalam syari’at islam memiliki hukum.”

Dalam hal ini, hubungan manusia dengan lingkungan termasuk kategori yang
keempat. Ulama terdahulu menyatakan bahwa hubungan manusia dengan makhluk
adalah muamalah. Muamalah adalah adanya dua pihak yang saling bekerja yang
berkaitan, misalnya adanya ijab dari salah satu dan menerima dari pihak yang lain (al-
Bajuri, t. Th/I: 338). Ditambah lagi dengan konsep wihdah al-wujud (kesatuan wujud)
bahwa Hubungan manusia dengan lingkungan adalah sederajat sebab hakikat wujud
yang sebenarnya hanyalah Allah SWT, sementara manusia dan alam Ini hanya
merupakan manifestasi keberandaan Allah SWT. Karena itu, manusia tidak boleh
melakukan sewenag-wenang terhadap lingkungan. Berkaitan dengan lingkungan hidup,
Islam sebagai agama yang terdiri dari elemen esoterisme (batin) dan eksetorisme
(dhohir) yang memiliki fungsi baik bagi kehidupan manusia maupun makna yang
berpengaruh pada manusia. Kedua elemen ini merupakan fungsi dan makna agama bagi

12
kehidupan, yang terdiri dari beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh
manusia terhadap lingkungan, sebagai berikut:

a. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature)

Kewajiban manusia sebagai khalifah di bumi adalah menjaga dan mengurus


bumi dan segala yang ada di dalamnya untuk dikelola sebagaimana mestinya.
Dalam hal ini kekhalifahan sebagai tugas Allah.

Pengertian khalifah disini adalah bukan mengeploitasi alam tetapi


menghormati keberandaannya sehingga menjadi stabil dan ramah, sebagaimana
firman Allah (QS. Al-Anbiya’: 107), “Dan tiadalah kami Mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta Alam”.Rahmatan lil alamin
merupakan tujuan dari Islam sebagai ruh Disyariatkan suatu hukum.

Pengelolaan lingkungan sebagai manifestasi Dari rasa kasih bagi alam


semesta.Disamping Islam melarang membuat Kerusakan di muka bumi, manusia
juga mempunyai kewajiban untuk Menjaga lingkungan dan menghormati alam
semesta yang mencakup Jagat raya (manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup
lainnya, dan Makhluk tidak hidup).

b. Prinsip Tanggung Jawab terhadap Lingkungan

Islam berupaya menyadarkan manusia yang beriman agar menginsafi Bahwa


masalah lingkungan hidup tidak lepas dari tanggung jawab Manusia yang beriman
dan merupakan amanat yang diembannya Untuk memelihara dan melindungi alam
yang dikaruniakan oleh Allah SWT. Modal utama adalah etis moral untuk
mendukung segala upaya Untuk mengatasi kerusakan lingkungan hidup sebagai
bentuk rasa Tanggung jawab manusia.

c. Kepedulian terhadap Lingkungan (Caring For Nature)

Prinsip kepedulian terhadap lingkungan ada dua macam, yaitu Kepedulian


secara pasif (passive caring) dan kepedulian secara aktif (active Caring).
Kepedulian secara pasif, Islam menganggap bahwa menjaga lingkungan termasuk
bagian dari iman. Dalam kitab klasik banyak Dijelaskan tentang kesalehan
lingkungan, di antaranya perkataan Nabi Bahwa membuang duri di jalan termasuk
bagian dari iman, al-Ghazali Diampuni dosanya karena membiarkan lalat minum

13
tintanya, wanita Masuk neraka karena mengikat kucing, wanita diampuni dosanya
karena Menolong anjing kehausan, dan larangan membakar semut. Abu Yazid al-
Bustami membiarkan semut di bajunya selama beberapa hari. Maka logis, Ulama
sepakat bahwa bagi orang yang melakukan ihram dalam ibadah Haji dan umrah
diharamkan memburu binatang dan mengganggunya. 6 Ibadah haji merupakan
prosesi ritual yang Melambangkan dimensi kepedulian terhadap lingkungan hidup.

6
ad-Dimasyqi, t. Th/I: 230

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Individu berarti manusia sebagai satu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai
manusia perseorangan.Makna individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai kepribadian dan pola tingkah
laku spesifik.
Berkaitan dengan lingkungan hidup, Islam sebagai agama yang terdiri dari
elemen esoterisme (batin) dan eksetorisme (dhohir) yang memiliki fungsi baik bagi
kehidupan manusia maupun makna yang berpengaruh pada manusia.
Kedua elemen ini merupakan fungsi dan makna agama bagi kehidupan, yang
terdiri dari beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh manusia terhadap
lingkungan, adalah Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature) Kewajiban
manusia sebagai khalifah di bumi adalah menjaga dan mengurus bumi dan segala yang
ada di dalamnya untuk dikelola sebagaimana mestinya.
Prinsip Tanggung Jawab terhadap Lingkungan Islam berupaya menyadarkan
manusia yang beriman agar menginsafi Bahwa masalah lingkungan hidup tidak lepas
dari tanggung jawab Manusia yang beriman dan merupakan amanat yang diembannya
Untuk memelihara dan melindungi alam yang dikaruniakan oleh Allah SWT.

15
DAFTAR PUSTAKA
Artikel
Nuryanto. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Depok
Rahmadhani,R.A. 2021. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri dan Unsurnya.
Wahyu, Ramdani. ISD Ilmu Sosial Dasar. 2017. (CV.Pustaka Setia:Bandung)
Halil,Hermanto.2015. IAD ISD IBD dalam perspektif islam. (Duta Media
Publishing:Pamekasan)
Jurnal
Sholichah, A.S.2019.Konsepsi Relasi Sosial dalam Perspektif Alqur’an. Vol.3 No.1
Buku
Buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi(2019)

Buku Sosiologi: Suatu Pengantar (2003)

16

Anda mungkin juga menyukai