Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6
A. INDIVIDU ................................................................................................................................. 6
B. KELUARGA ............................................................................................................................. 7
C. MASYARAKAT ....................................................................................................................... 9
D.RELASI INDIVIDU DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL PERSPEKTIF ISLAM ................. 11
BAB III................................................................................................................................................. 15
PENUTUP ............................................................................................................................................ 15
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 16
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diberikannya matakuliah ISD di perguruan tinggi
dikarenakan beberapa hal yaitu:
- Banyaknya kritik yang ditujukan pada sistem pendidikan di perguruan tinggi oleh para
cendekiawan. Mereka berpendapat bahwa sistem pendidikan yang berlangsung masih
berbau kolonial dan masih merupakan warisan sistem pendidikan pemerintah Belanda yaitu
kelanjutan dari politik ‘balas budi/ etisce politik ’ oleh Conrad Theodore van Deventer.
Sistem pendidikan tersebut bertujuan untuk menghasilkan tenaga terampil agar menjadi
‘tukang’ yang mengisi birokrasi mereka di bidang administrasi, perdagangan,teknik dan
keahlian lain dalam tujuan eksploitasi (pemerasan) kekayaan negara.
- Sistem pendidikan kita menjadi sesuatu yang elite bagi masyarakat kita sendiri sehingga
kurang akrab dengan lingkungan masyarakat, serta tidak mengenali dimensi-dimensi lain
diluar disiplin keilmuannya. Perguruan tinggi seolah-olah menjadi ‘menara gading’ yang
menghasilkan tenaga-tenaga ‘tukang’ yang tidak atau kurang peka terhadap denyut
kehidupan, kebutuhan, serta perkembangan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Individu
2. Keluarga
3. Masyarakat
4
C. Tujuan Penulisan
~ Untuk memahami pengertian dari individu
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. INDIVIDU
1.PENGERTIAN INDIVIDU
Manusia sebagai individu bukan berarti sebagai keseluruhan yang tidak dapat
dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yakni manusia perseorangan. Kita
sering mendengar bahwa manusia itu individualis, artinya manusia hanya
mementingkan dirinya sendiri dan tidak mau berbagi dengan yang lain.1
Individu berasal dari kata latin ‘individuum’ artinya yang tak terbagi/satu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu berarti manusia sebagai satu kesatuan
yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Makna individu adalah seorang
manusia yang memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai
kepribadian dan pola tingkah laku spesifik. Manusia sebagai individu yang berdiri
sendiri dalam beberapa hal mempunyai kesamaan dan perbedaan sehingga timbul
deferensiasi yang disebabkan oleh pembawaan (watak dan sifat) tertentu serta pengaruh
lingkungan.Proses aktualisasi diri / individualisasi adalah proses meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri. Dalam bertingkah laku
menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan yang akan terjadi pada individu yaitu :
2. PERTUMBUHAN INDIVIDU
Pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju ke arah yang lebih maju dan
lebih dewasa. Pertumbuhan dapat ditinjau dari 3 aliran :
1
Ramdani Wahyu, ISD Ilmu Sosial Dasar,(Bandung:CV Pustaka Setia:2017) hlm.53
2
Nuryanto “Ilmu Sosial Dasar” Universitas Gunadarma
6
menimbulkan sensation/perasaan maupun pengalaman mengenai keadaan batin sendiri
yang menimbulkan reflektion.
3.Aliran Sosiologi, pertumbuhan adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari
sifat yang semula asosial maupun sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
B. KELUARGA
1.Pengertian Keluarga
Keluarga adalah salah satu kelompok atau kumpulan manusia yang hidup bersama
sebagai satu kesatuan atau unit masyarakat terkecil dan biasanya selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan atau ikatan lainnya. Tinggal bersama dalam satu rumah yang
dipimpin oleh kepala keluarga dan makan dalam satu periuk. Terdapat beberapa
definisi keluarga dari bebrapa sumber, yaitu :
3
Hermanto Halil, IAD ISD IBD dalam perspektif islam,(Pamekasan,Duta Media Publishing,2015) hal.149-150
7
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari setiap anggota keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
2. FUNGSI KELUARGA
3. Fungsi Sosialisasi
8
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk keluarga.Pengaturan penggunaan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Menabung untuk memenuhi
kebutuhan anak di masa depan, sebagai jaminan hari tua.
C. MASYARAKAT
1. Jenis Masyarakat
a. Masyarakat Modern
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sudah tidak terikat dengan adat
istiadat. Dalam masyarakat modern, adat istiadat dianggap dapat menghambat
kemajuan. Oleh karena itu, masyarakat modern lebih memilih mengadopsi
nilai-nilai baru yang lebih rasional dalam membawa kemajuan.
b. Masyarakat Tradisional
2. Unsur-unsur Masyarakat
9
~Seluruh anggota sadar sebagai satu kesatuan.
~Berhubungan dalam waktu yang cukup lama, menghasilkan individu baru yang
saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antaranggota
masyarakat.
3. Ciri-ciri Masyarakat
a. Hidup Berkelompok
b. Melahirkan Kebudayaan
c. Mengalami Perubahan
d. Berinteraksi
4
Buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi (2019: 52)
10
e. Interaksi adalah hal yang mendasar dari terbentuknya masyarakat. Interaksi
ditempuh untuk mencapai keinginan, baik pribadi maupun kolektif. Dengan
berinteraksi, masyarakat membentuk suatu entitas sosial yang hidup.
f. Terdapat Kepemimpinan
g. Stratifikasi Sosial
Islam merupakan agama yang membawa rahmah pada segala alam. Adapun bentuk
rahmah akan terwujud dalam bingkai spiritualitas, dimana agama bukan hanya
mengatur masalah yang dahir tetapi juga dalam masalah yang bersifat batin.
Mengamalkan Islam secara dhohir hanya mengarah pada pemahaman yang dangkal dan
tirani, sementara mengamalkan Islam secara batin saja akan melahirkan utupis belaka.
Karena itu mengamalkan keduanya secara bersamaan akan melahirkan afektif secara
menyeluruh. Disinilah pentingnya spiritualitas sebagai roh ajaran Islam yang dapat
menghidupkan nilai-nilai subtansial. Spiritualisasi adalah proses pembentukan jiwa
yang berbanding lurus antara hati dengan anggota badan secara riil. Tentunya,
hubungan manusia dengan makhluk lain adalah setara atau bersifat simboitik (keduanya
saling menguntungkan).
5
Buku Sosiologi: Suatu Pengantar (2003)
11
Manusia bukanlah makhluk yang berdiri sendiri yang tidak tergantung pada
lainnya. Dalam hal ini, manusia memiliki keterkaitan dengan lingkungan, dimana
hubungan manusia dengan lingkungan ada empat tahap. Pertama, ekosentrisme adalah
manusia merasa bahwa lingkungan sebagai pusat segala-galanya dan manusia
merupakan bagian dari lingkungan. Melalui teori ini, lingkungan bukan milik manusia
tetapi manusia milik lingkungan (theearth does not belong to man, man belong to the
earth). Kedua, transisional adalah manusia tidak merasa bagian dari lingkungan
sepenuhnya. Akibatnya, perilaku tanggung jawab, dengan kata lain ingin memeluk
gunung tetapi apa daya tangan tak sampai. Ketiga Antroposentris adalah manusia bukan
bagian lagi dari lingkungan, tetapi ada di luar lingkungan. Hal ini dapat mengantarkan
manusia pada sifat rakus dan menimbulkan kerusakan lingkungan. Keempat, holistik
adalah manusia bagian integral dari lingkungan tetapi manusia memiliki akal dan
kebebasan ketimbang dengan makhluk lain. Melalui akal dan kebebasan, manusia
mampu mengelola dan melestarikan lingkungan yang memiliki aspek hukum.
Sebagaimana dikatakan oleh Abd al-Wahhab Khallaf (1968:11), berikut ini:
ﺳ َﻮﺍ ٌء َﻛﺎﻥَ ﻣِ ﻦ
َ ﻝ ٍ ﺎﻥ ﻣِ ْﻦ ﺃ َ ْﻗ َﻮﺍ
ٍ ﻝ َﻭﺃ ْﻓ َﻌﺎ ِ ﺴَ ﺍﻹ ْﻧ
ِ ﻋ ِﻦ ْ ﺍ ِْﻥ ُﻛ ّﻞ ُ َﻣﺎ َﻳ
َ ﺼﺪ ُُﺭ
Artinya: ”Sesungguhnya setiap perkataan dan perbuatan manusia baik ibadah atau
mu’amalat.... Di dalam syari’at islam memiliki hukum.”
Dalam hal ini, hubungan manusia dengan lingkungan termasuk kategori yang
keempat. Ulama terdahulu menyatakan bahwa hubungan manusia dengan makhluk
adalah muamalah. Muamalah adalah adanya dua pihak yang saling bekerja yang
berkaitan, misalnya adanya ijab dari salah satu dan menerima dari pihak yang lain (al-
Bajuri, t. Th/I: 338). Ditambah lagi dengan konsep wihdah al-wujud (kesatuan wujud)
bahwa Hubungan manusia dengan lingkungan adalah sederajat sebab hakikat wujud
yang sebenarnya hanyalah Allah SWT, sementara manusia dan alam Ini hanya
merupakan manifestasi keberandaan Allah SWT. Karena itu, manusia tidak boleh
melakukan sewenag-wenang terhadap lingkungan. Berkaitan dengan lingkungan hidup,
Islam sebagai agama yang terdiri dari elemen esoterisme (batin) dan eksetorisme
(dhohir) yang memiliki fungsi baik bagi kehidupan manusia maupun makna yang
berpengaruh pada manusia. Kedua elemen ini merupakan fungsi dan makna agama bagi
12
kehidupan, yang terdiri dari beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh
manusia terhadap lingkungan, sebagai berikut:
13
tintanya, wanita Masuk neraka karena mengikat kucing, wanita diampuni dosanya
karena Menolong anjing kehausan, dan larangan membakar semut. Abu Yazid al-
Bustami membiarkan semut di bajunya selama beberapa hari. Maka logis, Ulama
sepakat bahwa bagi orang yang melakukan ihram dalam ibadah Haji dan umrah
diharamkan memburu binatang dan mengganggunya. 6 Ibadah haji merupakan
prosesi ritual yang Melambangkan dimensi kepedulian terhadap lingkungan hidup.
6
ad-Dimasyqi, t. Th/I: 230
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Individu berarti manusia sebagai satu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai
manusia perseorangan.Makna individu adalah seorang manusia yang memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, serta mempunyai kepribadian dan pola tingkah
laku spesifik.
Berkaitan dengan lingkungan hidup, Islam sebagai agama yang terdiri dari
elemen esoterisme (batin) dan eksetorisme (dhohir) yang memiliki fungsi baik bagi
kehidupan manusia maupun makna yang berpengaruh pada manusia.
Kedua elemen ini merupakan fungsi dan makna agama bagi kehidupan, yang
terdiri dari beberapa prinsip-prinsip yang harus dilakukan oleh manusia terhadap
lingkungan, adalah Sikap Hormat terhadap Alam (Respect For Nature) Kewajiban
manusia sebagai khalifah di bumi adalah menjaga dan mengurus bumi dan segala yang
ada di dalamnya untuk dikelola sebagaimana mestinya.
Prinsip Tanggung Jawab terhadap Lingkungan Islam berupaya menyadarkan
manusia yang beriman agar menginsafi Bahwa masalah lingkungan hidup tidak lepas
dari tanggung jawab Manusia yang beriman dan merupakan amanat yang diembannya
Untuk memelihara dan melindungi alam yang dikaruniakan oleh Allah SWT.
15
DAFTAR PUSTAKA
Artikel
Nuryanto. 2016. Ilmu Sosial Dasar. Depok
Rahmadhani,R.A. 2021. Pengertian Masyarakat Menurut Para Ahli Serta Ciri dan Unsurnya.
Wahyu, Ramdani. ISD Ilmu Sosial Dasar. 2017. (CV.Pustaka Setia:Bandung)
Halil,Hermanto.2015. IAD ISD IBD dalam perspektif islam. (Duta Media
Publishing:Pamekasan)
Jurnal
Sholichah, A.S.2019.Konsepsi Relasi Sosial dalam Perspektif Alqur’an. Vol.3 No.1
Buku
Buku Pengantar Antropologi: Sebuah Ikhtisar Mengenal Antropologi(2019)
16