Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR SOSIOLOGI

SOSIALISASI

Dosen Pengampu: Ir. Jeffry Raja Hamonangan Sitorus, M.Si

1 KS 2 / KELOMPOK 9

Desi Kristiyani (221810237)

Reyhan Saadi (221810557)

Rizki Nazhif Nur (221810578)

POLITEKNIK STATISTIKA STIS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah yang berjudul Sosialisasi ini dapat terselesaikan dalam rangka
memenuhi tugas membuat makalah dari Dosen Pengantar Sosiologi kami, Bapak Ir. Jeffry
Raja Hamonangan Sitorus, M.Si.

Makalah ini telah kami susun berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari berbagai
sumber yang berhasil membantu dan memperlancar proses pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih kepada setiap pihak yang
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Karena tanpa bantuan dari mereka, makalah ini
tak akan dapat kami selesaikan dengan baik.

Terlepas dari semua hal ini, kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi penulisan, tata bahasa, maupun isi. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi memperbaiki dan
melengkapi makalah yang telah kami buat ini.

Akhir kata, kami berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi para pembaca.

Jakarta, 19 Januari 2019

(Penulis)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Sosialisasi ............................................................................................................. 3
2.2 Jenis Sosialisasi ....................................................................................................................... 4
2.3 Proses Sosialisasi .................................................................................................................... 5
2.4 Agen Sosialisasi....................................................................................................................... 6
2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses sosialisasi ............................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 10
Kesimpulan ....................................................................................................................................... 10
Saran.................................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari
interaksi, sosialisasi, dan komunikasi.Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting bagi semua
orang dalam kehidupan bermasyarakat. Karena dengan sosialisasi kita dapat mengenal satu
sama lain. Sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan
atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat.
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam melaksanakan proses sosialisasi
pribadi seorang anak. Di tengah keluarga anak berusaha mengenal berbagai macam nilai dan
norma yang ada di lingkungannya. Keluarga memberikan pengaruh sekaligus membentuk
watak dan kepribadiaan anak, sehingga keluarga dikatakan sebagai unit sosial terkecil yang
memberikan dasar bagi perkembangan anak (Soekanto, 2012).
Selain di dalam lingkungan keluarga, kita harus bisa bersosialisasi dan menempatkan
diri kita dalam lingkungan masyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak
bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Maka dari itu melalui makalah ini kami akan menjelaskan
arti penting dari sosialisasi.
Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar
'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda.
Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak
pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik
apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak
terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Formal Sosialisasi
Tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan
yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.

1
b. Informal Sosialisasi
Tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat
kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan
kelompokkelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada
pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di
lingkungannya. Di dalam bersosialisasi, kita dapat membentuk kepribadian kita. Karena
lingkungan masyarakat merupakan salah satu tempat untuk melakukan sosialisasi. Jika
lingkungan masyarakatnya baik secara otomatis berpengaruh terhadap pembentukan
kepribadian. Seperti yang kita ketahui bahwa kepribadian adalah keseluruhan cara di
mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Beberapa
manfaat yang kita dapatkan dari sosialisasi adalah seseorang mampu menjadi anggota
masyarakat yang baik, seseorang dapat menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan
harapan masyarakat, seseorang akan lebih mengenal dirinya sendiri dalam lingkungan
sosialnya dan seseorang akan menyadari eksistensi dirinya terhadap masyarakat di
sekelilingnya. Dengan alasan tersebut maka penulis membahas tentang “Sosialisasi dan
Pembentukan Kepribadian”.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian sosialisasi?

2. Apa sajakah agen-agen sosialisai?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sosialisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

2. Menjelaskan agen dan jenis- jenis sosialisasi


3. Menjelaskan factor-faktor pembentuk kepribadian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sosialisasi


Sosialisasi menurut Prof. Dr. Nasution, S.H. adalah proses membimbing individu ke dunia
sosial (sebagai warga masyarakat yang dewasa). Berikut beberapa pengertian sosialisasi lainnya
menurut para ahli:
A. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Sosialisasi artinya proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya.
B. Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses sosial tempat individu mendapatkan pembentukan sikap untuk
berperilaku yang sesuai dengan perilaku orang di sekitarnya.
C. Peter L. Berger
Sosialisasi adalah proses pada anak yang sedang belajar menjadi anggota masyarakat.
D. Sukandar Wiraatmaja
Sosialisasi adalah proses belajar mulai bayi untuk mengenal dan memperoleh sikap,
pengertian, gagasan dan pola tingkah laku yang disetujui masyarakat.
E. Charlotte Buhler

Sosialisasi adalah proses yang membantuk individu-individu belajar dan menyesuaikan


diri, tentang cara hidup dan berpikir kelompoknya agar dia dapat berperan dan berfungsi dalam
kelompoknya.

F. Bruce J. Cohen

Sosialisasi adalah proses-proses manusia mempelajari tata cara kehidupan dalam


masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya agar berfungsi
dengan baik sebagai individu maupun sebagai anggota.
F. Karel J. Veeger
Sosialisasi adalah proses belajar mengajar, melalui individu belajar menjadi anggota
masyarakat di mana prosesnya tidak semata-mata mengajarkan pola-pola perilaku sosial kepada
individu, tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses
pendewasaan dirinya.

3
G. Robert M. Z. Lawang
Sosialisai adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya
yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang efektif dalam kehidupan sosial
H. M. Sitorus
Sosialisasi adalah proses di mana seseorang mempelajari pola-pola hidup dalam
masyarakat sesuai dengan nila-nilai, norma, dan kebiasaan yang berlaku untuk berkembang
sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu (pribadi).
Jadi, dari pengertian di atas dapat kami simpulkan bahwa sosialisasi adalah suatu proses
di mana individu belajar memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan nilai, norma
dan segala pola yang ada pada masyarakat. Proses sosialisasi dapat tercapai melalui komunikasi
dengan anggota masyarakat lainnya. Melalui komunikasi inilah terjadi interaksi dengan
lingkungan yang ada di sekelilingnya. Seorang individu dalam proses sosialisasinya memilki
beberapa tahap. Pada tahap awalnya ia akan banyak belajar pada lingkungan terdekatnya yaitu
keluarga (ayah, ibuk, kakek atau neneknya). Individu akan belajar mengenai perasaan, emosi
dan tingkah laku yang ada sesuai dengan kemampuan biologisnya. Seiring berjalannnya waktu,
individu tersebut mulai mengenal lingkungan sosial yang lebih luas lagi seperti pada lingkungan
sekolah atau pun teman sepermainan atau teman sebayanya.

2.2 Jenis Sosialisasi


Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga)
dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut
berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi
tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas
dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur
secara formal.
. Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi
pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat
(keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum
masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara
bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting
sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna
kepribadiananak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi
antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.

4
. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer
yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Bentuk-
bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi
suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
'pencabutan' identitas diri yang lama.

2.3 Proses Sosialisasi


Menurut George Herbert Mead
George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan
menlalui tahap-tahap sebagai berikut.
. Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini
juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan
"mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak
memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
. Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan
siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang
dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain,
kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian
dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-
orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
. Tahap siap bertindak (Game Stage)

5
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara
langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada
posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara
bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja
sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan
hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di
luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku
di luar keluarganya.
. Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya
pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya
dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama--bahkan dengan orang lain
yang tidak dikenalnya-- secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah
menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

2.4 Agen Sosialisasi


Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada
empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan
lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan
satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan
dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan
untuk tidak merokok, meminum minman keras dan menggunakan obat-obatan terlarang
(narkoba), tetapi mereka dengan leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media
massa.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-
agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan
tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena
dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

6
 Keluarga (kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung,
dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah.
Sedangkan pada masyarakat yang menganut sistem kekerabatan diperluas (extended family),
agen sosialisasinya menjadi lebih luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa
keluarga yang meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada
masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh orang-orabng
yang berada di luar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadangkala terdapat agen sosialisasi
yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya, misalnya pramusiwi, menurut Gertrudge
Jaegerperanan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena
anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
 Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia
ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Pada awalnya, teman bermain dimaksudkan sebagai
kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula memberikan pengaruh dalam proses
sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja.
Kelompok bermain lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
Berbeda dengan proses sosialisasi dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak
sederajat (berbeda usia, pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain
dilakukan dengan cara mempelajari pola interaksi dengan orang-orang yang sederajat dengan
dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang
mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-
nilai keadilan.
 Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis,
dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai kemandirian
(independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan (specificity). Di
lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari orang tuanya dalam melaksanakan
berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri
dengan penuh rasa tanggung jawab.
 Media massa
7
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya pengaruh
media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang disampaikan.
Contoh:
- Penayangan acara “SmackDown!” di televisi diyakini telah menyebabkan
penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.
- Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup
masyarakat pada umumnya.
- Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetak atau tv, didahului
dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari media TV (horor,
kekerasan, ketaklogisan, dan seterusnya) diyakini telah mengakibatkan kecanduan massal,
penurunan kecerdasan, menghilangnya perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.

 Agen-agen lain
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga dilakukan
oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan.
Semuanya membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan
membuat presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam
beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses sosialisasi


1. Faktor intrinsik, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Seringkali disebut dengan pembawaan atau warisan biologis. Bentuk nyata dari faktor intrinsik
ini antara lain postur tubuh, golongan darah, bakat-bakat seni, olahraga, ketrampilan-
ketrampilan, IQ atau tingkat kecerdasan, dll.

2. Faktor ekstrinsik, adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri seorang individu.
Faktor ekstrinsik ini berupa faktor lingkungan sosial budaya, tempat seorang individu hidup
dan melaksanakan pergaulan dengan warga masyarakat yang lain. Adapun kondisi faktor
ekstrinsik antara lain, kondisi lingkungan masyarakat setempat, kondisi lingkungan pergaulan,
kondisi lingkungan pendidikan, kondisi lingkungan pekerjaa, kondisi lingkungan masyarakat

8
luas, termasuk sebagai sarananya adalah media massa baik media massa cetak maupun
elektronik.

Faktor-faktor pembentuk kepribadian:


1. Warisan biologi (biological heridity), ciri morfologi fisik
2. Warisan lingkungan alam (natural environment), keragaman iklim, sumber daya alam, dan
letak geografis
3. Warisan sosial (social heritage), kelompok kerja, asosiasi, dan sebagainya
4. Kelompok manusia (group), melalui keluarga anak mendapatkan pendidikan sosial

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Sistem Ilmu Pengetahuan Sistem Ekonomi Sistem Teknologi Sistem Organisasi Sosial
Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati nilai dan
norma sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau
perilaku masyarakat. Sosialisasi berlangsung terus menerus pada tiap-tiapa masyarakat. Dengan
proses sosialisasi itulah seseorang menjadi tahu bagaimana ia harus bertingkah laku dan
berkepribadian.
Sosialisasi ada dua bentuk yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder yang masing-
masing berlangsung pada masa anak-anak, masa remaja, dan masa dewasa.
Sosialisasi primer yang bersandar pada interaksi dalam keluarga merupakan cara yang
efektif untuk menginternalisasikan nila-nilai, norma-norma, dan kebiasaan-kebiasaan. Oleh
karena itu, betapapun kuat dan besar pengaruh dari agen-agen sosialisasi yang lain, khususnya
dalam fase sosialisasi sekunder dan tersier, keluarga tetap dapat diandalkan sebagai benteng
pertahanan terhadap pengaruh-pengaruh itu.
Dalam sosialisasi terbentuklah kepribadian seseorang dalam interaksinya dengan
lingkungan sosial. Proses sosialisasi dipengaruhi oleh beberapa factor intrinsik dan ekstrinsik.
Media sosialisasi dalam pembentukan kepribadian meliputi keluarga, lingkungan sekolah,
kelompok bermain, lingkungan kerja dan media massa.
Kepribadian sangat dipengaruhi oleh pembawaan seseorang dan lingkungan, corak
budaya yang ada dalam masyarakat di mana dia berada. Faktor pembentuk kepribadian ada 4,
yaitu warisan biologis, lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Struktur
budaya yang ada memang tidak semuanya akan diserap dan diterima oleh individu, tetapi
setidaknya ada nilai-nilai tertentu yang dipedomani dan dijadikan dasar untuk menentukan sikap
atau perilaku dalam bertindak sehari-hari sehingga membentuk suatu cirri khas perilaku yang
disebut kepribadian.

10
Saran
Pentingnya pengetahuan tentang sosialisai dan pembentukan kepribadian yang sekarang
harus diajarkan ke anak-anak sejak dini agar kelak dapat berperan penting dilingkungan
masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://media.neliti.com/media/publications/168631-ID-penguatan-peran-keluarga-dalam-
pembentuk.pdf

http://blog.unnes.ac.id/zakiyatur/wp-content/uploads/sites/98/2015/11/sosialisasi-dan-
pembentukan-kepribadian.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/4250/2/1KOM03678.pdf

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032-
ELLY_MALIHAH/POKOK_MATERI_SOSIOLOGI%2C_ELLY_M/4._SOSIALISASI_DA
N_PEMBENTUKAN_SKL.pdf

Buku pengantar sosiologi :


Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi (edisi revisi). -- Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

iv

Anda mungkin juga menyukai