Disusun oleh:
2 september 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah sosioantropologi pendidikan dengan judul/materi “agen-agen sosial
dan model sosialisasi”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
A. Latar Belakang
Sosialisasi adalah sebuah cara yang harus dilakukan agar manusia dapat mengerti dan mengetahui
apa itu peran dan norma agar manusia mampu berpartisipasi sebagai anggota Manusia pada
umumnya tidak bisa hidup tanpa orang lain, maka dari itu manusia memerlukan sosialisasi
kelompok masyarakat. Selain itu, manusia juga harus mempelajari dan mengetahui agen-agen dan
tahapan dalam sosialisasi, apabila sudah mengetahui apa itu sosialisasi, maka harus tahu isi atau
cara-cara di dalam sosialisasi begitu juga agen-agen dan tahap-tahap dalam sosialisasi,
agar kita bisa lebih mengenal sosialisasi dan tempat berlangsung sosialisasi. Kemudian
apabila sosialisasi dan agen-agen tidak berjalan dengan baik, maka akan membuat orang
itu tidak tahu apa-apa. Begituun sebaliknya, orang yang tahu sosialisasi tetapi tidak
dijalankan sama saja tidak tahu apa apa. Agen-agen dan tahapan sosialisasi itu bisa
didefinisikan sebagai isi dalam sosialisasi, bisa juga untuk menjadi temat berlangsungnya
sosialisasi.
B. Rumusan Masalah
Salah satu tujuan sosialisasi adalah agar dapat hidup bermasyarakat dengan baik
sehingga dapat diterima di lingkungan social. Tapi bukan Cuma itu saja, ada tujuan
lain yang perlu kita tahu juga.
A. Pengertian Sosialisasi
Banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai sosialisasi, antara lain
sebagai berikut.
Seorang individu merupakan makhluk social yang diekspektasikan untuk bersikap dan
berperilaku sebagaimana orang-orang disekitarnya sehingga sosialisasi turut berperan
besar dalam membentuk pola perilaku individu sebagaimana yang diharapkan oleh
masyarakat. Sosialisasi merupakan pengalaman social jangka panjang yang dilalui
seseorang seumur hidupnya, mulai dari anak-anak, dewasa hingga tua.
Tahapan ini dimana seorang individu mulai belajar untuk mengenali lingkungan
sekitarnya. Pada saat tahap prepatory stage, agen sosialisasi yang berperan besar adalah
keluarga. Dimulai saat anak memasuki usia batita, orang tua akan memperkenalkan
anaknya dengan bahasa sehari-hari dan mengajarkannya kemampuan untuk
berkomunikasi dengan orang sekitar. Pada saat ini seorang anak hanya akan meniru
perkataan orang tuanya tanpa tahu makna dibalik kata-kata yang diucapkannya tersebut.
Pada tahap ini, seorang anak sudah mulai memahami peran/status dirinya serta mulai
mempelajari dan meniru peran-peran orang lain disekitarnya. Pada tahapan ini anak juga
mulai mempelajari sikap dan tindakan sebagaimana yang diharapkan orang lain terhadap
dirinya. Ketika berada dirumah, anak mulai gemar meniru sikap dan kebiasaan sehari-
hari orangtuanya, adapun ketika berada diluar rumah anak telah mampu melakukan
interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya. Tahap play stage dimulai pada usia 6-12
tahun.
Tahap ke 3: game stage
Pada tahap ke 3 ini adalah tahapan dimana seorang anak sudah siap bertindak. Pada
tahapan ini, itensitas interaksi yang dilakukan oleh seorang anak kian meningkat sehingga
ia semakin mahir dalam menjalankan perannya sebagai anggota masyarakat. Anak sudah
ssemakin sadar dengan nilai dan norma yang diekspektasikan oleh masyarakat terhadap
dirinya serta mencoba untuk tidak melanggar nilai dan norma yang telah ada. Game stage
dimulai pada sat anak berumur 13-17 tahun
Pada tahapan ini, seorang individu dapat dikategorikan telah memasuki fase dewasa.
Peningkatan intensitas interaksi membuat individu semakin sadar akan peran, hak serta
kewajiban sebagai anggota masyarakat dalam konteks yang lebih luas. Munculnya sikap
tenggang rasa dan toleransi terhadap sesame menjadi ciri khas tahapan ini. Generalized
other dimulai pada saat individu berusia 17>.
1. keluarga
Pola asuh dan interaksi keluarga merupakan factor yang sangat berpengaruhdalam
pembentukan karakter serta kepribadian individu. Keluarga merupakan agen sosialisasi
utama yang mendidik dan mempersiapkan individu agar dapat diterima sebagai anggota
masyarakat. Terdapat dua macam siffat sosialisasi yang dilakukan keluarga, yaitu:
Sosialisasi represif: memiliki ciri-ciri berupa perlakuan hukuman tegas terhadap setiap
anak yang dianggap melanggar, adanya dominasi orang tua dalam interaksi pola asuh,
dan terjalinnya komunikasi satu arah antara orangtua dan anak.
Sosialisasi partisipasi:
Memiliki ciri-ciri berupa tidak adanya dominasi orang tua dalam interaksi pola asuh,
anak menjadi pusat dari proses sosialisasi, dan terjalinnya komunikasi dua arah antara
orang tua dan anak.
2. Teman sepermainan
Seiring bertambahnya usia individu, peran keluarga sebagai agen sosialisasi utama dapat
tergantikan dengan peran teman sepermainan. Teman sepermainan dapat mempengaruhi
tindakan sosial individu yang mengarah kepada hal positif namun juga ada yang
mengarah pada hal negative.
3. Sekolah
4. Media massa
Media massa berupa tv, radio, Koran, dan lain sebagainya mempengaruhi perilaku
individu. Meskipun demikian, tidak semua hal-hal yang tergambarkan pada media massa
mampu memberikan kontribusi positif terhadap perilaku individu melainkan juga dapat
membawa dampak negativ
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sosialisasi adalah hal yang penting kita lakukan jika ingin diterima oleh masyarakat.
Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Dan
agen agen sosialisasi sangat penting bagi kehidupan. Ada yang sifatnya menyimpang dan
ada juga yang positif. Sebagai individu, kita harus menerapkan hal yang positif yang
dapat kita ambil dalam agen-agen sosialisasi. Biasanya manusia akan mencari tahu
sendiri yang mana hal yang positif dan negative seiring bertambahnya usia. Jadi, kita
pasti akan menemukan orang yang tidak tahu aturan, kebanyakan dari mereka itu
terpengaruh oleh hal-hal negative yang ada di dalam agen-agen sosialisasi seperti teman
sepermainan dan media massa. Maka dari itu, kita harus bijak dalam memilih apa saja
yang baik dan hindari yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Idi. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu Masyarakat dan Pendidikan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Fadli, M. 2016. Peran Agen Sosialisasi Dalam Pembentukan Perilaku Remaja Di Desa
Putik Kecamatan Palmatik Kabupaten Anambas. Skripsi. Universitas Maritim
Raja Ali Haji. Tanjungpinang
3. Masa dimana seorang anak mulai belajar mengambil peranan orang-orang yang
berada di sekitarnya dengan meniru disebut . . . .
a. Play stage
b. Generalized stage
c. Masa kanak-kanak
d. Game stage
e. Masa akil balik
5. Louise adalah seorang anak berusia 3 tahun yang tumbuh dari keluarga seorang
guru, melihat orang tuanya bekerja maka tanpa disadari ia bermain peran dengan
temannya. Louise berperan sebagai guru sedangkan teman yang lain menjadi
siswanya. Tahap sosialisasi yang terjadi pada Louise termasuk pada ….
a. significant others
b. preparatory stage
c. game stage
d. generalized others
e. play stage
Essay
1. Keluarga adalah agen sosialisasi pertama yang dilewati oleh individu, karena
keluarga merupakan salah satu sosialisasi primer dan interaksi oleh keluarga
merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam pembentukan karakter serta
kepribadian individu. Jadi, apakah yang akan terjadi jika di dalam keluarga sering
terjadi kekerasan dan membuat anak trauma? Disebut apakah agen sosialisasi tersebut
jika mereka gagal dalam melakukan perannya dengan baik?
Jawaban:
Agen sosialisasi tersebut adalah keluarga yang bersifat refresif. Yang artinya,
keluarga yang refresif cenderung keras terhadap anaknya. Seperti memberi hukuman,
komunikasi satu arah, dan tegas.
Jika dalam keluarga anak mendapatkan perlakuan seperti kekerasan, maka agen
sosialisasi tersebut telah gagal di lakukan oleh orang tua. Karena, hal tersebut
menyebabkan anak trauma.
2. Dalam proses sosialisasi terdapat empat agen sosialisasi utama dalam masyarakat
yaitu keluarga,teman sepermainan, sekolah,media masa. Jika salah satunya di
hilangkan apakah proses sosialisasi akan berjalan dengan baik?
Jawaban:
Jika salah satu agen sosialisasi di hilangkan maka penyampaian dan tujuan dari
sosialisasi yang akan dilaksanakan tersebut berjalan kurang sempurna karena tidak
mencapai kelima agen sosialisasi secara utuh dan akan berpengaruh kepada
kepribadian anak di masa remaja-dewasa.
3. Salah satu tujuan sosialisasi adalah agar dapat hidup bermasyarakat dengan baik
sehingga dapat diterima di lingkungan social. Tapi bukan Cuma itu saja, ada tujuan
lain yang perlu kita tahu juga. Tujuan sosialisasi sebenernya cukup beragama. Apa
sajakah tujuan sosialisasi tersebut?
Jawaban:
• Agar setiap anggota masyarakat mengetahui nilai-nilai dan norma yang ada pada
suatu kelompok masyarakat.
Jawaban:
Tahapan ini dimana seorang individu mulai belajar untuk mengenali lingkungan
sekitarnya. Pada saat tahap prepatory stage, agen sosialisasi yang berperan besar
adalah keluarga. Dimulai saat anak memasuki usia batita, orang tua akan
memperkenalkan anaknya dengan bahasa sehari-hari dan mengajarkannya kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang sekitar. Pada saat ini seorang anak hanya akan
meniru perkataan orang tuanya tanpa tahu makna dibalik kata-kata yang diucapkannya
tersebut.
Tahap 2: play stage
Pada tahap ini, seorang anak sudah mulai memahami peran/status dirinya serta mulai
mempelajari dan meniru peran-peran orang lain disekitarnya. Pada tahapan ini anak
juga mulai mempelajari sikap dan tindakan sebagaimana yang diharapkan orang lain
terhadap dirinya. Ketika berada dirumah, anak mulai gemar meniru sikap dan
kebiasaan sehari-hari orangtuanya, adapun ketika berada diluar rumah anak telah
mampu melakukan interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya. Tahap play stage
dimulai pada usia 6-12 tahun.
Pada tahap ke 3 ini adalah tahapan dimana seorang anak sudah siap bertindak. Pada
tahapan ini, itensitas interaksi yang dilakukan oleh seorang anak kian meningkat
sehingga ia semakin mahir dalam menjalankan perannya sebagai anggota masyarakat.
Anak sudah ssemakin sadar dengan nilai dan norma yang diekspektasikan oleh
masyarakat terhadap dirinya serta mencoba untuk tidak melanggar nilai dan norma
yang telah ada. Game stage dimulai pada sat anak berumur 13-17 tahun
Pada tahapan ini, seorang individu dapat dikategorikan telah memasuki fase dewasa.
Peningkatan intensitas interaksi membuat individu semakin sadar akan peran, hak
serta kewajiban sebagai anggota masyarakat dalam konteks yang lebih luas.
Munculnya sikap tenggang rasa dan toleransi terhadap sesame menjadi ciri khas
tahapan ini. Generalized other dimulai pada saat individu berusia 17>.
5. Pada tahap prepatory stage, Tahapan dimana seorang individu mulai belajar untuk
mengenali lingkungan sekitarnya. Pada saat tahap prepatory stage, agen sosialisasi
yang berperan besar adalah keluarga terutama orang tua. Bagaimana kah peran yang
sebaiknya dilakukan orang tua pada saat tahap ini?
Jawaban: