Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SOSIALISASI

DISUSUN OLEH:
1. Christin Prisilla (21.1.10.7.1.028)
2. Faradilah (21.1.10.7.1.033)
3. Fikram (21.1.10.7.1.007)
4. Marsela (21.1.107.1.025)
5. Nadia Asriyani (21.1.10.7.1.040)
6. Nurholis (21.1.10.7.1.011)
7. Robert (21.1.10.7.1.051)
8. Siti Aisyah (21.1.10.7.1.048)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALU
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Dalam penyusunan makalah Sosialisasi ini pastilah kami mengalami


berbagai hambatan maupun kendala. Dengan segala upaya, makalah ini dapat
terwujud dengan baik berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah Sosialisasi ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, baik dari segi isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
makalah ini selanjutnya, akan kami terima dengan senang hati.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang


membutuhkan khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya. Kami juga
berharap makalah ini mampu menjadi salah satu bahan bacaan untuk acuan
pembuatan makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.

Palu, 13 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A.    Latar Belakang..........................................................................................1

B.     Rumusan Masalah....................................................................................1

C.     Tujuan......................................................................................................1

D.    Manfaat.....................................................................................................2

BAB I PEMBAHASAN..................................................................................3

A.    Pengertian.................................................................................................3

B.    Tahapan sosialisasi....................................................................................3

C. Agen-agen Sosialisasi................................................................................6

D.   Kesepadanan Pesan Agen Sosialisasi........................................................8

BAB III PENUTUP ........................................................................................9

A.    Kesimpulan...............................................................................................9

B.     Saran.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sosialisasi merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang dalam
kehidupan bermasyarakat karena dengan sosialisasi kita dapat mengenal satu sam
alain. Sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebua
h kelompok atau masyarakat.
Dalam melakukan sosialisasi kita harus bisa menempatkan diri kita dalam
lingkungan masyarakat karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bis
ahidup tanpa bantuan orang lain.
Di dalam bersosialisasi, kita dapat membentuk kepribadian kita karena
lingkungan masyarakat merupakan salah satu tempat untuk melakukan sosialisasi.
Jika lingkungan masyarakatnya baik secara otomatis berpengaruh terhadap pembe
ntukan kepribadian. Seperti yang kita ketahui bahwa kepribadian adalah
keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Beberapa manfaat yang kita dapatkan dari sosialisasi adalah
seseorang mampu menjadi anggota masyarakat yang baik, seseorang dapat
menyesuaikan tingkah lakunya sesuai dengan harapan masyarakat, seseorang akan
lebih mengenal dirinya sendiri dalam lingkungan sosialnya dan seseorang akan
menyadari eksistensi dirinya terhadap masyarakat di sekelilingnya.
B.     Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian sosialisasi? 
2. Apa sajakah tahapan-tahapan sosialisasi?
3. Apa sajakah agen-agen sosialisai?
4. Apakah kesepadanan pesan agen sosialisasi?
C.    Tujuan 
1. Menjelaskan pengertian sosialisasi
2. Menjelaskan tahapan-tahapan sosialisasi 
3. Menjelaskan agen-agen sosialisasi
4. Menjelaskan kesepadanan pesan agen sosialisasi
D.    Manfaat
Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu.
Sosialisasi merupakan proses belajar seseorang menuju pembentukan
kepribadian melalui pemahaman mengenai kesadaran terhadap peran diri yang
dijalankan dan peran yang dijalankan orang lain. Sosialisasi juga dapat dimaknai
sebagai suatu proses di mana individu mulai menerima dan menyesuaikan diri
dengan unsur-unsur kebudayaan (tradisi, perilaku, bahasa, dan kebiasaan-
kebiasaan) masyarakat, yang dimulai dari lingkungan keluarganya dan kemudian
meluas pada masyarakat luas, lambat laun dengan keberhasilan penerimaan atau
penyesuaian tersebut, maka individu akan merasa menjadi bagian dari keluarga
atau masyarakat.
Pada dasarnya, setiap manusia melakukan proses sosialisasi dari lahir
hingga meninggalnya. Manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa
mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dalam suatu bentuk pergaulan
hidup yang disebut masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, manusia dituntut
untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya melalui suatu
proses. Proses penyesuaian diri terhadap masyarakat dalam sosiologi dinamakan
proses sosialisasi.
B. Tahapan Sosialisasi
Berdasarkan Pemikiran Mead dan Cooley, sosialiasi merupakan proses
belajar yang dilakukan untuk mengetahui pola dan cara hidup yang
disesuaikandengan nilai, norma, dan kebiasaan masyarakat yang ada di suatu
wilayah. Secara sederhana, sosialisasi merupakan proses sosial yang dilakukan
agar seseorang bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Dengan adanya
sosialisasi, kita bisa beradaptasi dan bermanfaat dalam lingkungannya. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (Role theory).
Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh
individu.

Tahapan sosialisasi menurut George Herbert Mead dapat dibedakan


melalui tahap-tahap:

1. Tahap persiapan (preparatory stage)

Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan saat seorang anak


mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh
pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan
kegiatan meniru meski tidak sempurna.

2. Tahap meniru (play stage)

Tahap ini ditandai dengan makin sempurnanya seorang anak menirukan


peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk
kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dsb. Dengan
kata lain kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain jika mulai
terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-
orang yang jumlahnya banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut
merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan
bertahannya diri yakni asal anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak,
orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (significant other).

3. Tahap siap bertindak (game stage)


Peniruan yang dilakukan sudah mulah berkurang dan digantikan oleh
peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran.

Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain juga meningkat


sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama.
Anak mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerjasama
dengan teman-temannya. Pada tahap ini, lawan berinteraksi makin banyak dan
mulai berhubungan dengan taman-temannya yang sebaya di luar rumah. Bersama
dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar
keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Anak sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, anak
dapat bertenggang rasa tidak hanya dengna orang-orang yang berinteraksi
dengannya tetapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia secara dewasa
menyadari peraturan, kemampuan, bekerjasama bahkan dengan orang lain yang
tidak dikenalnya menjadi mantap. Manusia dengan perkembandan diri pada tahap
ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

Teori Looking Glass Self (Charles Horton Cooley)

Menurut Charles H. Cooley sosialisasi adalah proses pembentukan diri (self ).


Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya. Menurutnya, konsep
diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain.
Sesuatu yang kemudian disebut looking-glass self terbentuk melalui tiga tahapan
sebagai berikut.

1. Kita membayangkan bagaimana kita di mata orang lain. Contoh: Seorang anak
merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang
anak memiliki prestasi di kelas dan selalu menang di berbagai lomba

2. Kita membayangkan bagaimana orang lain menilai kita. Contoh: dengan


pandangan bahwa si anak adalah anak yang hebat, sang anak membayangkan
pandangan orang lain terhadapnya. Ia merasa orang lain selalu memuji dia, selalu
percaya pada tindakannya. Perasaan ini bisa muncul dari perlakuan orang terhadap
dirinya. Misalnya, gurunya selalu mengikutsertakan dirinya dalam berbagai lomba
atau orang tuanya selalu memamerkannya kepada orang lain. Ingatlah bahwa
pandangan ini belum tentu benar. Sang anak mungkin merasa dirinya hebat
padahal bila dibandingkan dengan orang lain, ia tidak ada apa-apanya. Perasaan
hebat ini bisa jadi menurun kalau sang anak memperoleh informasi dari orang lain
bahwa ada anak yang lebih hebat dari dia.

3. Bagaimana perasaan kita sebagai akibat dari penilaian tersebut. Dengan adanya
penilaian bahwa sang anak adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan
penuh percaya diri.

C. Agen-agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan
sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga, kelompok
bermain, lembaga pendidikan sekolah, dan media massa.
1. Keluarga (Kinship)
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu,
saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara
bersama-sama dalam suatu rumah. Sedangkan pada masyarakat yang menganut
sistem kekerabatan diperluas (extended family), agen sosialisasinya menjadi lebih
luas karena dalam satu rumah dapat saja terdiri atas beberapa keluarga yang
meliputi kakek, nenek, paman, dan bibi di samping anggota keluarga inti. Pada
masyarakat perkotaan yang telah padat penduduknya, sosialisasi dilakukan oleh
orang-orang yang berada di luar anggota kerabat biologis seorang anak. Kadang
kala terdapat agen sosialisasi yang merupakan anggota kerabat sosiologisnya,
misalnya pramusiwi, peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada
tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam lingkungan
keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
2. Teman Pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali
didapatkan manusia ketika ia mampu bepergian ke luar rumah. Pada awalnya,
teman bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun
dapat pula memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga.
Puncak pengaruh teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain
lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian seorang individu.
3. Lembaga Pendidikan Formal (Sekolah)
Dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis,
dan berhitung. Aspek lain yang juga dipelajari adalah aturan-aturan mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme, dan kekhasan
(specificity). Di lingkungan rumah seorang anak mengharapkan bantuan dari
orang tuanya dalam melaksanakan berbagai pekerjaan, tetapi di sekolah sebagian
besar tugas sekolah harus dilakukan sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab.
4. Media Massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat
kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya
pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan.
Contoh:

1. Penayangan acara SmackDown di televisi diyakini telah menyebabkan


penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus.

2. Iklan produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan


gaya hidup masyarakat pada umumnya.

3. Gelombang besar pornografi, baik dari internet maupun media cetakatau tv,
didahului dengan gelombang game eletronik dan segmen-segmen tertentu dari
media TV (horor, kekerasan, ketidaklogisan, danseterusnya) diyakini telah
mengakibatkan kecanduan massal, penurunan kecerdasan, menghilangnya
perhatian/kepekaan sosial, dan dampak buruk lainnya.
Agen-agen lain selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media
massa, sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi
rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu
seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat
presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

D. Kesepadanan Pesan Agen Sosialisasi


Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan tidak selamanya sejalan
satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi
bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Misalnya, di
sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minuman keras dan
menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan leluasa
mempelajarinya dari teman sebaya atau media massa. Proses sosialisasi akan
berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi
itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan
tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik
pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan. Sebagaimana
telah kita lihat dari pemikiran Dreeben mengenai sosialisasi disekolah, maka
pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi yang berlainan tidak
selamanya sepadan satu dengan yang lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin
berbeda dan bahkan mungkin bertentangan dengan apa yang diajarkan sekolah.
Hal serupa berlaku pula bagi agen-agen sosialisasi lain. Kelakuan yang dilarang
oleh keluarga maupun sekolah, misalnya, merokok,minum-minuman keras,
pelanggaran susila atau penyalahgunaan narkotika. Sekolah berusaha mendorong
siswanya untuk menaati aturan sekolah. Media massa sering menayangkan gaya
hidup yang tidak dapat diterima oleh keluarga dan sekolah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan
aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau
masyarakat. Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus
dijalankan oleh individu. Sosialisasi merupakan proses belajar seseorang menuju
pembentukan kepribadian melalui pemahaman mengenai kesadaran terhadap
peran diri yang dijalankan dan peran yang dijalankan orang lain. Pada dasarnya,
setiap manusia melakukan proses sosialisasi dari lahir hingga meninggalnya.
Manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa mempunyai kecenderungan
untuk hidup bersama dalam suatu bentuk pergaulan hidup yang disebut
masyrakat.
2. Berdasarkan Pemikiran Mead dan Cooley, sosialiasi merupakan proses belajar
yang dilakukan untuk mengetahui pola dan cara hidup yang disesuaikan dengan
nilai, norma, dan kebiasaan masyarakat yang ada di suatu wilayah. Tahapan
menurut George Herbert Mead dapat dibedakan melalui tahap-tahap: Tahap
persiapan (preparatory stage), Tahap meniru (play stage), Tahap siap bertindak
(game stage), Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage). Teori
Looking Glass Self: Menurut Charles H. Cooley sosialisasi adalah proses
pembentukan diri . Cooley lebih menekankan peranan interaksi dalam teorinya.
Menurutnya, konsep diri seseorang berkembang melalui interaksinya dengan
orang lain.

3. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan


sosialisasi.

Keluarga: Bagi keluarga inti agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung,
dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam
suatu rumah.

Teman Pergaulan: Teman pergaulan pertama kali didapatkan manusia ketika ia


mampu bepergian ke luar rumah.

Lembaga Pendidikan Formal: Dalam lembaga pendidikan formal seseorang


belajar membaca, menulis, dan berhitung.

Media Massa: Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak ,
media elektronik.

4. Pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan tidak selamanya


sejalan satu sama lain. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan
bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain. Proses
sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-
agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu
sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam
situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan. Hal
serupa berlaku pula bagi agen-agen sosialisasi lain. Kelakuan yang dilarang oleh
keluarga maupun sekolah, misalnya, merokok, minum-minuman keras,
pelanggaran susila atau penyalahgunaan narkotika.

B. Saran

Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi yang sekarang harus diterima oleh


mahasiswa, agar kelak mereka tidak melakukan kesalahan terhadap anak serta mereka
dapat berperan penting dilingkungan masyarakat dengan pengetahuan yang mereka
miliki.

Daftar Pustaka

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Dwi Narwoko, J. & Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi Teks Pengantar Dan
Terapan. Jakarta: Kencana.

Goode, William. 1995. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.

Siahaan, Hatman. 1995. Sosiologi Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Simamora, Sahat. 2000. Sosiologi Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta: Bina Aksara
https://www.scribd.com/doc/27151136/BAB-1-PENDAHULUAN-1-Latar-Belakang-
Sosialisasi

https://www.academia.edu/36581302/Sosialisasi_Proses_Agen_Pesan_Jenis_jenis_dan
_Polanya

Anda mungkin juga menyukai