Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN

“Proses Sosialisasi dan Hubungan Antar Manusia Pemberdayaan Manusia”

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 8:
Ayu Anandika Putri Anjani (21002095)
Rifky Nofriansyah (21002119)
Yosalina Yanda Putri (21002132)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Novriyanti Achyar, M.Pd
Lutfiani, S. Pd., M.Pd

ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah STW yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Proses Sosialisasi dan
Hubungan Antar Manusia Pemberdayaan Manusia”. Makalah ini disusun dengan mengumpulkan
materi dari berbagai sumber dari jurnal jurnal dan berbagai buku buku sebagai penunjang utama.
Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW yang
berhasil merubah corak hidup jahiliyah pada tatanan kehidupan bernafaskan islam yang risalahnya
sebagai suri tauladan bagi umat manusia.
Dalam penulisan makalah ini, Penulis sangat menyadari bahwa karya tulis ini masih
banyak kekurangan baik isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif demi kesempurnaan makalah ini.Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan serta dapat digunakan
sebagai bahan pembelajaran di masa yang akan datang.

Padang, 27 Oktober 2023

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Konsep Dasar Proses Sosialisasi .......................................................................... 3

B. Hubungan Antar Manusia Pemberdayaan Manusia ............................................. 9

BAB III KESIMPULAN .....................................................................................................14

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14

B. Saran ................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosialisasi sebagai suatu proses dimana warga masyarakat dididik untuk mengenal,
memahami, mentaati dan menghargai norma norma dan nilai nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Secara khusus, sosialisasi mencakup suatu proses dimana warga masyarakat
mempelajari kebudayaannya, belajar mengendalikan diri dan mempelajari peranan-
peranan dalam masyarakat itu walaupun demikian dengan adanya proses sosialisasi
semacam itu bukan berarti anggota masyarakat akan kehilangan kebebasan dan jati dirinya
sebagai individu.
Kenyataannya, walaupun ada peraturan yang mengatur tindakan dalam masyarakat,
perilaku-perilaku yang melanggar norma norma tersebut masih sering terjadi. Individu yang
tidak mematuhi norma norma yang berlaku dianggap melanggar peraturan tersebut. Biasanya,
individu dalam interaksinya dengan orang lain atau kelompok lain dalam mencapai tujuan
tertentu akan berusaha untuk sesuai dengan norma norma yang ada. Di sisi lain, ada individu
atau kelompok yangtidak dapat mematuhi norma norma yang berlaku. Tindakan tindakan yang
melanggar norma norma sosial ini dikenal sebagai perilaku menyimpang.
Pemahaman mendalam tentang proses sosialisasi merupakan kunci untuk mengatasi
kenyataan tersebut. Dalam konteks ini, pemberdayaan manusia dalam proses sosialisasi
mengacu pada upaya untuk memberikan individu kemampuan, pengetahuan, dan kepercayaan
diri yang diperlukan untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mencapai tujuan pribadi serta
bersama. Proses sosialisasi menjadi jendela utama untuk mencapai tujuan ini.
Proses sosialisasi merupakan suatu proses di mana individu dapat belajar tentang
aturan-aturan atau norma norma dan nilai nilai yang ada di lingkungannya. Lingkungan
yang dimaksud di sini dapat berupa keluarga, sekolah, masyarakat (kelompok teman
sebaya) ataupun media massa. Seorang individu dalam kehidupan masyarakatnya akan
selalu belajar kebudayaan melalui proses‐proses internalisasi, sosialisasi, dan kulturasi
secara bersamaan. Sosialisasi ini akan berlangsung sepanjang hidup, yakni sejak lahir
hingga mati.
Begitu pentingnya tentang sosialisai dalam kehidupan sehari hari, maka dalam
makalah ini akan membahas tentang proses sosialisasi dalam kehidupan sehari hari, tentang

1
proses sosialisasi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Agar setiap individu dapat
bersosialisasi dengan baik pada lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
a. Jelaskan Konsep Dasar Proses Sosialisasi
b. Jelaskan Hubungan Antar Manusia Pemberdayaan Manusia
C. Tujuan Penulisan
a. Menjelaskan Konsep Dasar Proses Sosialisasi
b. Menjelaskan Hubungan Antar Manusia Pemberdayaan Manusia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Proses Sosialisasi
a. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah sebuah proses yang dilalui individu untuk memperoleh nilai nilai,
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat berperan secara efektif dalam masyarakat
melalui cara berpikir, berperasaan dan berperilaku mengikuti norma normal sosial untuk
berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya. Sosialisasi merupakan
proses yang dialami individu dari masyarakatnya mencakup kebiasaan, sikap, norma, nilai
nilai, pengetahuan, harapan, ketrampilan yang dalam proses tersebut ada kontrol sosial
yang kompleks sehingga anak terbentuk menjadi individu sosial dan dapat berperan sesuai
dengan apa yang diharapkan masyarakatnya. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman
atau transfer kebiasaan, atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam
sebuah kelompok atau masyarakat.
Melalui proses sosialisasi, individu individu masyarakat belajar mengetahui dan
memahami tingkah pekerti apakah yang harus dilakukan dan yang harus tidak dilakukan
(terhadap dan sewaktu berhadapan dengan orang lain) di dalam masyarakat. Sosialisasi
warga masyarakat menjadi saling mengetahui peranan masing masing dan kemudian dapat
bertingkah pekerti sesuai dengan peranan sosial sebagaimana yang diharapkan oleh norma
norma sosial yang ada.
Sosialisasi mencakup pemeriksaan lingkungan kultural dan lingkungan sosial dari
masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan tingkah laku sosial. Sosialisasi
merupakan mata rantai paling penting di antara sistem sistem sosial lainnya, karena dalam
sosialisasi adanya keterlibatan individu individu sampai dengan kelompok kelompok
dalam satu sistem untuk berpartisipasi. Berikut definisi dan pengertian sosialisasi dari
beberapa sumber buku:
a. Menurut Ihrom (2004), sosialisasi adalah adalah proses belajar yang di alami seseorang
untuk memperoleh pengetahuan ketrampilan, nilai nilai dan norma norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya.

3
b. Menurut Goode (2007), sosialisasi adalah proses yang harus dilalui manusia muda
untuk memperoleh nilai nilai dan pengetahuan mengenai kelompoknya dan belajar
mengenai peran sosialnya yang cocok dengan kedudukannya di situ.
c. Menurut Giddens (2007), sosialisasi adalah sebuah proses yang terjadi ketika seorang
bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya
menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri pribadi yang berpengetahuan dan
terampil akan cara hidupnya dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
d. Menurut Sutaryo (2004), sosialisasi adalah proses ketika individu mendapatkan
kebudayaan kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu norma
norma sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan
harapan-harapan orang lain.
e. Menurut Zanden (1990), sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui mana kita
mengenal cara cara berpikir, berperasaan dan berperilaku, sehingga dapat berperan
serta secara efektif dalam masyarakat.
b. Tujuan Sosialisasi
Menurut Karsidi (2008), secara umum terdapat sosialisasi memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Penguasaan diri
Masyarakat menuntut penguasaan diri pada anggota anggotanya. Proses mendidik
anak untuk menguasai diri ini dimulai pada waktu orang tua melatih anak untuk
memelihara kebersihan dirinya. Ini merupakan tuntutan sosial pertama yang dialami
anak untuk latihan penguasaan diri. Tuntutan penguasaan diri ini berkembang dari yang
bersifat fisik ke penguasaan diri secara emosional. Anak harus belajar menahan
kemarahannya terhadap orang tua atau saudara saudaranya. Tuntutan sosial yang
menuntut agar anak menguasai diri merupakan pelajaran yang berat bagi anak.
b. Nilai nilai
Bersama sama dengan proses berlatih penguasaan diri ini anak diajarkan nilai nilai.
Misalnya adalah melatih anak menguasai diri agar mau meminjamkan barang kepada
temannya, maka di sini muncul suatu makna tentang arti dari kerja sama.
c. Peran peran sosial
Mempelajari peran peran sosial ini terjadi melalui interaksi sosial dalam keluarga.
Setelah dalam diri anak berkembang kesadaran diri sendiri yang membedakan dirinya

4
dengan orang lain, dia mulai mempelajari peranan peranan sosial yang sesuai dengan
gambaran tentang dirinya.
Sedangkan tujuan sosialisasi yang lain adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui nilai nilai dan norma norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat
sebagai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melangsungkan
kehidupan seseorang kelak di Tengah tengah masyarakat di mana individu tersebut
sebagai anggota masyarakat.
b. Mengetahui lingkungan sosial budaya baik lingkungan sosial tempat individu
bertempat tinggal termasuk juga di lingkungan sosial yang baru agar terbiasa dengan
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada pada masyarakat.
c. Membantu pengendalian fungsi fungsi organik yang dipelajari melalui Latihan latihan
mawas diri yang tepat.
d. Menambah kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta
mengembangkan kemampuannya seperti membaca, menulis, berekreasi, dan lain lain.
e. Membantu individu untuk mengetahui identitas dirinya baik secara fisik maupun
mental.
f. Memberikan keterampilan yang dibutuhkan suatu individu dalam kehidupannya di
tengah masyarakat.
g. Menanamkan nilai dan kepercayaan pokok yang telah ada di masyarakat.
h. Mengembangkan kemampuan suatu individu agar dapat berkomunikasi secara efektif.
i. Mengajarkan cara introspeksi diri yang tepat agar ia dapat mengembangkan fungsi
organiknya
c. Jenis Jenis Sosialisasi
Menurut Ihromi (2004), terdapat dua macam sosialisasi yaitu sebagai berikut:
a. Sosialisasi primer
Sosialisasi primer adalah sosialisasi yang pertama dijalani oleh individu semasa kecil,
dimana ia menjadi anggota masyarakat, dalam tahap ini proses sosialisasi primer
membentuk kepribadian anak ke dalam dunia umum dan keluarga yang berperan
sebagai agen sosialisasi. Sosialisasi primer berlangsung saat anak mulai mengenal
anggota keluarga dan lingkungan keluarga, secara bertahap dia mulai mampu
membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya. Peran orang orang yang

5
terdekat dengan anak menjadi sangat penting, sebab seorang anak melakukan pola
interaksi secara terbatas di dalamnya. Kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh
interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
b. Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah proses berikutnya yang memperkenalkan individu yang
telah disosialisasi ke dalam sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya. Proses
sosialisasi pada tahap ini mengarah pada terwujudnya sikap profesionalisme (dunia
yang lebih khusus) dan dalam hal ini yang menjadi agen sosialisasi adalah lembaga
pendidikan, peer group, lembaga pekerjaan, dan lingkungan yang lebih luas dari
keluarga. Proses resosialisasi adalah pemberian suatu identitas diri yang baru kepada
seseorang, sedangkan dalam proses desosialisasi seseorang mengalami pencabutan
identitas diri yang lama. Adapun jenis sosialisasi yang lain adalah sebagai berikut:
• Sosialisasi Formal. Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang
berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di
sekolah dan pendidikan militer.
• Sosialisasi non Formal. Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama
anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada didalam masyarakat.
d. Proses Sosialisasi
Sosialisasi merupakan sebuah proses dimana manusia belajar berinteraksi dengan
orang lain, bagaimana cara bertindak, berpikir, dan merasakan, semua hal tersebut
merupakan bagian penting untuk menghasilkan partisipasi sosial yang efektif dalam
kelompok masyarakat. Menurut Lindsley dan Beach (2004), proses sosialisasi dalam
masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri
untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri.
Pada tahap ini juga anak anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.
b. Tahap siap bertindak (game stage)
Dalam tahap siap bertindak, peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan
digantikan peran secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran.

6
Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat, sehingga
memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. kesadaran adanya
tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman temannya. Lawan
berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.
c. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa, dapat menempatkan dirinya pada
posisi masyarakat secara luas. Individu dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan
orang-orang yang berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan
orang lain yang tidak dikenalnya, dengan perkembangan diri pada tahap ini telah
menjadikan individu sebagai warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
e. Hambatan Hambatan Sosialisasi
Menurut Nasution (1999), terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam
sosialisasi, yaitu sebagai berikut:
a. Kemampuan bergaul
Kemampuan berbahasa dalam sosialisasi sangatlah penting, terutama kemampuan
berbicara karena dengan mampu mengerti apa yang ingin disampaikan. Sehingga
seseorang akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Salah satu
contoh yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu berbahasa dengan baik adalah
orang yang cacat pada bibir sumbing. Orang yang cacat pada bibir sumbing akan sulit
berbicara dengan orang lain, sehingga orang lain tidak mengerti apa yang ingin dia
sampaikan. Contoh lain adalah orang yang kurang fasih menguasai bahasa. Misalkan
orang yang datang dari negara Belanda ke Indonesia. Maka orang itu sulit
berkomunikasi dengan warga Indonesia karena bahasa yang digunakan sudah berbeda,
sehingga orang Indonesia tidak akan mengerti apa yang di katakan oleh orang belanda
itu, begitu juga dengan orang belanda tidak mengerti apa yang dikatakan oleh orang
Indonesia.
b. Cara bergaul
Orang yang pandai bergaul dan bisa menempatkan dirinya akan mudah menjalankan
proses sosialisasi. Sebaliknya, orang yang sulit berkomunikasi, bersikap kaku, kurang

7
beretika akan cenderung menghambat sosialisasi. Hal ini dapat terjadi karena beberapa
faktor, seperti; perbedaan golongan, status, pendidikan, serta sosial ekonomi. Orang
yang menganggap dirinya lebih tinggi sehingga orang tersebut tidak dapat
bersosialisasi dengan baik. Contohnya: orang miskin akan merasa malu bila bergaul
dengan orang kaya. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan sosial antara orang miskin
dan orang kaya, sehingga orang kaya sering merendahkan orang miskin.
c. Kehidupan masyarakat yang terisolir
Masyarakat yang terisolir biasanya hidup tersendiri dari masyarakat lainnya.
Cenderung menutup diri dari masyarakat luar, sehingga mereka sulit untuk
bersosialisasi. Mereka hanya bersosialisasi dengan masyarakat yang berada dalam satu
perkampungan. Sehingga masyarakat itu tidak mengalami perkembangan yang berarti,
baik dari segi pakaian, cara berpikir maupun tingkah laku.
d. Kesulitan dalam melakukan komunikasi
Dalam berkomunikasi terkadang kita mengalami kesulitan. Beberapa faktor yang
menyebabkan kesulitan komunikasi, yaitu:
• Kurangnya informasi atau pengetahuan.
• Tidak bisa menjelaskan mana yang paling penting diantara sejumlah hal yang
dikomunikasikan.
• Tidak menyimak.
• Tidak memahami kebutuhan orang lain.
• Kehilangan kesabaran, membiarkan komunikasi menjadi perdebatan.
• Suasana hati yang buruk.
Jika satu atau lebih faktor diatas terjadi di dalam komunikasi kita, maka bisa dipastikan
komunikasi kita akan menjadi sulit. Akibatnya, kita akan malas untuk melakukan
komunikasi selanjutnya.
e. Hambatan alam
Seseorang dengan mudah melakukan sosialisasi dengan masyarakat luar, apabila tidak
ada hambatan alam yang terjadi. Hambatan alam ini berupa bencana alam. Contohnya
pasca gempa, masyarakat padang sulitAlam berkomunikasi dengan masyarakat Jakarta,
sehingga masyarakat padang yang berada di Jakarta tidak dapat berkomunikasi dengan
keluarganya di padang

8
B. Hubungan Antar Manusia Pemberdayaan Manusia
Hubungan antar manusia adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain meliputi
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasaan hati. Tujuan dari hubungan antar manusia antara lain :
a. Terbentuk keselarasan dan keserasian antar sesama manusia
b. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan antar individu satu dengan yang lain.
c. Dari hubungan antar manusia dapat diperoleh informasi dan pengetahuan.
d. Dari hubungan antar sesama dapat terbentuk kerja sama.
e. Dalam menjalankan hubungan antar sesama dapat belajar dan melatih untuk
menghilangkan sikap egois dan mau menang sendiri atau merasa paling benar.
f. Dapat mengubah sikap diri sendiri dan orang lain menjadi lebih baik.
Pemberdayaan masyarakat, dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan sosial dimana
penduduk sebuah komunitas mengorganisasikan diri dalam membuat perencanaan dan
tindakan kolektif, untuk memecahkan masalah sosial atau memenuhi kebutuhan sosial sesuai
dengan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki. Robert Chambers pemberdayaan
masyarakat adalah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai nilai sosial.
Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni bersifat people centered
(berpusat pada manusia), Participatory (partisipatif), empowering (memberdayakan) and
sustainable (berkelanjutan). Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi
kebutuhan dasar atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan lebih lanjut
(safety net), yang pemikirannya akhir akhir ini lebih banyak dikembangkan sebagai upaya
untuk mencari alternatif terhadap konsep pertumbuhan pada masa yang lalu.
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah
sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam :
a. Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam
arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, tetapi juga bebas dari kelaparan,
kebodohan dan kesakitan.
b. Menjangkau sumber sumber produktif yang memungkinkan masyarakat dapat
meningkatkan pendapatannya dan memperolehbarang-barang dan jasa yang dibutuhkan
dan berkualitas

9
c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusankeputusan yang mempengaruhi
mereka.
Pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan sebagai upaya mengembangkan,
memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah
terhadap kekuatan kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan melalui pengalihan
pengambilan keputusan kepada masyarakat agar mereka terbiasa dan mampu bertanggung
jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya. Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat
dapat dipersamakan dengan proses pengembangan masyarakat yang bertujuan memampukan
masyarakat dalam mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan sendiri, serta memutuskan apa
yang terbaik bagi dirinya.
Dimensi pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Enabling, diartikan sebagai terciptanya iklim yang mampu mendorong berkembangnya
potensi masyarakat. Tujuannya agar masyarakat yang bersangkutan mampu mandiri dan
berwawasan bisnis yang berkesinambungan.
b. Empowering, mengandung pengertian bahwa potensi yang dimiliki oleh masyarakat lebih
diperkuat lagi. Pendekatan yang ditempuh adalah dengan cara meningkatkan skill dan
kemampuan manajerial
c. Maintaining, merupakan kegiatan pemberdayaan yang bersifat protektif, potensi
masyarakat yang lemah dalam segala hal perlu adanya perlindungan secara seimbang agar
persaingan yang terbentuk berjalan secara sehat
Prinsip Prinsip Pemberdayaan adalah sebagai berikut :
a. Mengerjakan, artinya, kegiatan pemberdayaan harus sebanyak mungkin melibatkan
masyarakat untuk mengerjakan/menerapkan sesuatu. Karena melalui "mengerjakan"
mereka akan mengalami proses belajar (baik dengan menggunakan pikiran, perasaan, dan
keterampilannya) yang akan terus diingat untuk jangka waktu yang lebih lama
b. Akibat, artinya, kegiatan pemberdayaan harus memberikan akibat atau pengaruh yang baik
atau bermanfaat karena perasaan senang atau puas atau tidak senang atau kecewa akan
mempengaruhi semangatnya untuk mengikuti kegiatan belajar atau pemberdayaan di
masa-masa mendatang
c. Asosiasi, artinya, setiap kegiatan pemberdayaan harus dikaitkan dengan kegiatan lainnya,
sebab, setiap orang cenderung untuk mengaitkan atau menghubungkan kegiatannya dengan

10
kegiatan atau peristiwa yang lainnya. Misalnya, dengan melihat cangkul orang diingatkan
kepada pemberdayaan tentang persiapan lahan yang baik melihat tanaman yang kerdil atau
subur, akan mengingatkannya kepada usaha usaha pemupukan, dll
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Perbaikan pendidikan (better education) dalam arti bahwa pemberdayaan harus dirancang
sebagai suatu bentuk pendidikan yang lebih baik. Perbaikan pendidikan yang dilakukan
melalui pemberdayaan, tidak terbatas pada: perbaikan materi, perbaikan metoda, perbaikan
yang menyangkut tempat dan waktu, serta hubungan fasilitator dan penerima manfaat;
tetapi yang lebih penting adalah perbaikan pendidikan yang mampu menumbuhkan
semangat belajar seumur hidup
b. Perbaikan aksesibilitas (better accessibility), Dengan tumbuh dan berkembangnya
semangat belajar seumur hidup, diharapkan akan memperbaiki aksesibilitasnya, utamanya
tentang aksesibilitas dengan sumber informasi atau inovasi, sumber pembiayaan, penyedia
produk dan peralatan, lembaga pemasaran
c. Perbaikan tindakan (better action), Dengan berbekal perbaikan pendidikan dan perbaikan
aksesibilitas dengan beragam sumberdaya yang lebih baik, diharapkan akan terjadi
tindakan-tindakan yang semakin lebih baik.
d. Perbaikan kelembagaan (better institution), Dengan perbaikan kegiatan/tindakan yang
dilakukan, diharapkan akan memperbaiki kelembagaan, termasuk pengembangan jejaring
kemitraan usaha
e. Perbaikan usaha (better business), Perbaikan pendidikan (semangat belajar), perbaikan
aksesibilitas, kegiatan, dan perbaikan kelembagaan, diharapkan akan memperbaiki bisnis
yang dilakukan
f. Perbaikan pendapatan (better income), Dengan terjadinya perbaikan bisnis yang dilakukan,
diharapkan akan dapat memperbaiki pendapatan yang diperolehnya, termasuk pendapatan
keluarga dan masyarakatnya
g. Perbaikan lingkungan (better environment), Perbaikan pendapatan diharapkan dapat
memperbaiki lingkungan (fisik dan sosial), karena kerusakan lingkungan seringkali
disebabkan oleh kemiskinan atau pendapatan yang terbatas

11
h. Perbaikan kehidupan (better living) Tingkat pendapatan dan keadaan lingkungan yang
membaik, diharapkan dapat memperbaiki keadaan kehidupan setiap keluarga dan
Masyarakat
i. Perbaikan masyarakat (better community) Keadaan kehidupan yang lebih baik, yang
didukung oleh lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud
kehidupan masyarakat yang lebih baik pula.
Ruang lingkup pemberdayaan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Pemberdayaan pada Manusia, Bina Manusia, merupakan upaya yang pertama dan utama
yang harus diperhatikan dalam setiap upaya pemberdayaan masyarakat. Hal ini, dilandasi
oleh pemahaman bahwa tujuan pembangunan adalah untuk perbaikan mutu hidup atau
kesejahteraan manusia. Di samping itu, dalam ilmu manajemen, manusia menempati unsur
yang paling unik. Sebab, selain sebagai salah satu sumberdaya juga sekaligus sebagai
pelaku atau pengelola manajemen itu sendiri.
b. Pemberdayaan pada lingkup politik, diorientasikan agar masyarakat mempunyai
bargaining position (daya tawar) yang tinggi apabila berhadapan dengan pihak pihak
terkait, baik pemerintah, kalangan LSM, maupun kalangan swasta yang mempunyai
agenda atau proyek di wilayah masyarakat. Daya tawar ini sangat dibutuhkan agar posisi
masyarakat tidak menjadi sub ordinat dihadapan stake holder yang lain.
c. Pemberdayaan pada lingkup ekonomi, biasanya berhubungan dengan kemandirian dalam
penghidupan masyarakat. Dalam hal ini upaya-upaya produktif yang dapat menjadi sumber
pendapatan atau menjadi gantungan hidup menjadi fokus dalam lingkup pemberdayaan
bidang ekonomi khususnya memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan
kesejahteraan (ekonomi dan atau ekonomi).
d. Pemberdayaan pada lingkup sosial budaya berhubungan dengan peningkatan kapasitas
masyarakat, baik yang bersifat individual maupun kolektif. Orientasi pemberdayaan pada
lingkup sosial budaya ini berkisar pada penguatan soliditas masyarakat, pengurangan
kerentanan terhadap konflik, serta penguatan solidaritas sosial. Dalam lingkup ini termasuk
juga kesadaran masyarakat terhadap kondisi masyarakat yang plural, baik secara etnik,
kepercayaan/agama maupun status sosialnya.
e. Pemberdayaan pada lingkup lingkungan, berfokus pada upaya-upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan agar terjaga kelestariaannya. Upaya upaya ini ini hanya bisa

12
dilakukan apabila masyarakat memahami dan peduli terhadap kondisi lingkungan dan
keberlanjutannya. Hal ini dinilai penting, karena pelestarian lingkungan (fisik) akan sangat
menentukan keberlanjutan kegiatan investasi maupun operasi (utamanya yang terkait
dengan tersedianya bahan baku).
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang
anggotanya terikat oleh adanya hubungan perkawinan serta hubungan darah. Keluarga sebagai
lembaga atau tempat pengasuhan anak, melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan
spiritual yang kesemuanya itu hidup dalam satuan rumah tangga. Ruang Lingkup KKM dan
Sistem Keluarga Keluarga bertanggung jawab dalam menjaga, menumbuhkan dan
mengembangkan anggota anggotanya. Menemukan kebutuhan kebutuhan manusia baik
kebutuhan jasmani maupun rohani dan sosial Adapun fungsi fungsi keluarga adalah sebagai
berikut:
a. Menjaga kelangsungan hidup anggota keluarga.
b. Membentuk kepribadian anggota keluarga.
c. Memberikan rasa aman dan nyaman bagi anggota keluarga.
d. Memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anggota keluarga.
e. Menjalin hubungan sosial dengan masyarakat sekitar.
f. Menjaga dan memelihara nilai-nilai budaya yang ada di lingkungan keluarga.
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti:
a. Pendidikan
b. Pelatihan
c. Pemberian modal usaha
d. Pemberian bantuan teknis
e. Pemberian bantuan sosial
f. Pemberian bantuan hukum
g. Pemberian bantuan Kesehatan
h. Pemberian bantuan perumahan
i. Pemberian bantuan pendidikan.

13
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sosialisasi adalah sebuah proses yang dilalui individu untuk memperoleh nilai nilai,
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat berperan secara efektif dalam masyarakat
melalui cara berpikir, berperasaan dan berperilaku mengikuti norma normal sosial untuk
berpartisipasi sebagai anggota dalam kelompok masyarakatnya. Sosialisasi merupakan proses
yang dialami individu dari masyarakatnya mencakup kebiasaan, sikap, norma, nilai nilai,
pengetahuan, harapan, ketrampilan yang dalam proses tersebut ada kontrol sosial yang
kompleks sehingga anak terbentuk menjadi individu sosial dan dapat berperan sesuai dengan
apa yang diharapkan masyarakatnya. Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer
kebiasaan, atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau Masyarakat.
Hubungan antar manusia adalah interaksi antar seseorang dengan orang lain meliputi
kemampuan mengenali sifat, tingkah laku, pribadi seseorang dalam suatu kehidupan untuk
memperoleh kepuasaan hati. Pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan sebagai upaya
mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, dan memperkuat posisi tawar masyarakat
lapisan bawah terhadap kekuatan kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan
melalui pengalihan pengambilan keputusan kepada masyarakat agar mereka terbiasa dan
mampu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya. Pemberdayaan keluarga
dan masyarakat adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggotanya terikat oleh
adanya hubungan perkawinan serta hubungan darah. Keluarga sebagai lembaga atau tempat
pengasuhan anak, melalui latihan fisik, sosial, mental, emosional dan spiritual yang
kesemuanya itu hidup dalam satuan rumah tangga. Ruang Lingkup KKM dan Sistem Keluarga
Keluarga bertanggung jawab dalam menjaga, menumbuhkan dan mengembangkan anggota
anggotanya.
B. Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya senantiasa
dengan lapang dada menerima bimbingan dah arahan serta saran dan krtitik yang sifatnya
membangun demi perbaikan makalah berikutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ihromi. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Goode, W.J. 2007. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.
Giddens, Anthony. 2007. Kapitalisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: UI Press.
Sutaryo. 2004. Dasar-dasar Sosialisasi. Jakarta: Rajawali Press.
Zanden, Vander. 1990. The Social Experience: An Introduction to Sociology. New York:
McGraw-Hill.
Lindsley dan Beach. 2004. Socialization and Social Interaction Throughout Life Course. Essentials
of Sociology Journal.
Karsidi. 2008. Potensi-Potensi Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

15

Anda mungkin juga menyukai