Anda di halaman 1dari 14

Tugas Individu Dosen Pengampu

Sosiologi Hukum Islam Wira Lestari, M.H

SOSIALISASI DALAM KONSEP SOSIOLOGI DAN HUKUM ISLAM

Disusun Oleh
Fitri Amalia : 11820220893
Novi Ayu Sarafina : 11820221078

MUAMALAH A
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih dan penyayang,
kami panjatkan puja puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, nikmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul Sosialisasi Dalam Konsep
Sosiologi dan Hukum Islam. Makalah ini disusun agar memperluas wawasan para
pembaca tentang Sosiologi Hukum Islam.

Makalah ini dibuat dalam rangka mempelajari mata kuliah Sosiologi Hukum
Islam. Tidak lepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
baik dan sempurna dari segi susunan kalimat, tata bahasa dan isi dari makalah itu
sendiri. Oleh karena itu dengan senang hati kami menerima kritik dan saran dari
pembaca agar kami bisa lebih baik lagi.

Demikian kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
dan wawasan yang lebih luas bagi para pembaca.

Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Pekanbaru, 02 November 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah............................................................................................ 2
1.3 Tujuan makalah .............................................................................................. 2

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sosialisasi .................................................................................... 3
2.2 Jenis-Jenis Sosialisasi .................................................................................... 4
2.3 Tahapan-tahapan Sosialisasi .......................................................................... 4
2.4 Agen Sosialisasi ............................................................................................ 6
2.5 Tujuan Sosialisasi .......................................................................................... 7
2.6 Sosialisasi dalam konsep Sosiologi ............................................................... 8
2.7 Sosialisasi dalam konsep Hukum Islam ......................................................... 9

Bab III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10
3.2 Saran ............................................................................................................. 10

Daftar Pustaka .......................................................................................................... 11

ii
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Sosialisasi adalah proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati
norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk
berperilaku sesuai dengan tuntunan atau perilaku masyarakat. Dalam proses
sosialisasi, tiap-tiap individu dan kelompok selalu berpegang dan berpedoman
pada nilai dan norma sosial yang berlaku di sekitar lingkungannya. Dengan
demikian nilai dan norma tersebut merupakan alat pembentuk sikap dan perilaku
manusia, baik secara individu maupun kelompok. Sikap dan perilaku seseorang
itu terbentuk, hidup dan berubah sejalan dengan berlangsungnya proses
sosialisasi, sedangkan sosialisasi itu terdiri dari sosialisasi primer dan sosialisasi
sekunder.
Lembaga yang paling berperan penting dalam pembentukan sikap dan
perilaku anak adalah keluarga, lingkungan masyarakat, dan sekolah, tetapi yang
paling dominan adalah keluarga. Ayah dan ibu adalah mempunyai peran yang
sangat penting sekali dalam membentuk kepribadian anak terutama peran seorang
ibu.
Sejalan dengan hal itu, secara konseptual dan dalam prespektif sosiologis,
sosialisasi agama di lingkungan keluarga pada dasarnya merupakan salah satu
proses penting untuk membentuk masyarakat atau bangsa yang berbudaya.
Mengingat bahwa melalui lingkungan keluarga inilah anggota maryarakat
memperoleh bimbingan dan arahan yang paling awal, yang dalam bentuk prilaku
tidak saja dalam hal kebiasaan berbicara bertingkah laku dan brsikap, tetapi juga
dalam proses hal pengalaman dan penghayatan nilai-nilai moral dan agama dalam
arti luas.Maka dari itu, akan dibahas bagaimana sosialisasi dalam konsep
sosiologi hukum islam

1
1.2.Rumusan Makalah
1. Apa pengertian dari Sosialisasi?
2. Apa jenis-jenis sosialisasi?
3. Bagaimana tahapan-tahapan sosialisasi?
4. Apa saja agen sosialisasi?
5. Apa saja tujuan sosialisasi?
6. Bagaimana sosialisasi dalam konsep sosiologi?
7. Bagaimana sosialisasi dalam konsep hukum islam?
1.3.Tujuan Makalah
1. Mengetahui pengertian dari Sosialisasi
2. Mengetahui jenis-jenis sosialisasi
3. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan sosialisasi
4. Mengetahui apa saja agen sosialisasi
5. Mengetahui apa saja tujuan sosialisasi
6. Mengetahui bagaimana sosialisasi dalam konsep sosiologi
7. Mengetahui bagaimana sosialisasi dalam konsep hukum islam

2
Bab II
Pembahasan

A. Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi mencakup pemeriksaan mengenai lingkungan kultural
lingkungan sosial dari masyarakat yang bersangkutan, interaksi sosial dan
tingkah laku sosial. Berdasarkan hal tersebut, sosialisasi merupakan mata
rantai paling penting di antara sistem-sistem sosial lainnya, karena dalam
sosialisasi adanya keterlibatan individu-individu sampa dengan kelompok-
kelompok dalam satu sistem untuk berpartisipasi.
Pengertian sosialisasi menurut Charles R Wright yang dikutip oleh
sutaryo adalah “Proses ketika individu mendapatkan kebudayaan
kelompoknya dan menginternalisasikan sampai tingkat tertentu normanorma
sosialnya, sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan
harapan-harapan orang lain”.1
Sosialisasi merupakan proses belajar, pada dasarnya sifat manusia
adalah tidak akan pernah puas untuk belajar sesuatu hal yang belum
diketahuinya, seperti belajar norma-norma untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungan sosialnya, hal tersebut sejalan dengan pendapat Peter L Berger
bahwa sosialisasi merupakan proses dengan mana seseorang belajar menjadi
anggota masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas terdapat persamaan mengenai sosialisasi,
terletak pada objek dari sosialisasi yaitu masyarakat yang dilihat dari sudut
hubungan antara manusia, dan proses yang timbul dari hubungan manusia di
dalam masyarakat. Jadi, dalam sosialisasi terdapat interaksi antara manusia
sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompokkelompok dalam masyarakat
ialah karena kedua sifat dari manusia yang bertentangan satu sama lain, disitu
pihak ingin bekerjasama, di pihak lain cenderung untuk bersaing dengan

1
Sutaryo, Dasar-Dasar Sosialisasi, (Jakarta: Rajawali Press, 2004), hlm.156

3
sesama manusia untuk dapat berkuasa. Kekuasaan merupakan kajian dan
konsep dari politik mengenai hubungan sosialisasi.
Sosialisasi merupakan suatu proses bagaimana memperkenalkan
sebuah sistem pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan
tanggapan serta reaksinya. Sosialisasi ditentukan oleh lingkungan sosial,
ekonomi dan kebudayaan dimana individu berada, selain itu juga ditentukan
oleh interaksi pengalaman-pengalaman serta kepribadiannya 2

B. Jenis-Jenis Sosialisasi
Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis
sosialisasi. Menurut Peter L Berger dan Luckman terdapat 2 jenis sosialisasi
yaitu:
a) Sosialisasi primer, sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil
dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini
berlangsung pada saat kanak-kanak.
b) Sosialisasi sekunder, adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisai primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok
tertentu dalam masyarakat.3
Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat
tinggal dan tempat kerja. Dalam keduanya institusi tersebut, terdapat sejumlah
individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dan jangka
waktu tertentu, bersama-sama menjalani proses kehidupan dan diatur secara
formal.

C. Tahapan- tahapan sosialisasi


pengambilan peran lewat proses sosialisasi menurut George Herbert Mead (
1863- 1931 ) dilalui seseorang dengan tahap-tahap sebagai berikut:

2
Ibid. Hlm. 230
3
Sudarsono, Pengantar Sosialisasi, (wikipediaindonesia.melaluihttp://id.wikipedia.org
wiki/sosialisasi. Diakses pada 02 Desember 2021.

4
(1) Tahap persiapan (Preparatory Stage) yaitu Tahap ini dialami sejak
manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk
mengenal dunia sosial, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang
diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru
meski tidak sempurna.
(2) Tahap meniru (Play Stage) yaitu Tahap ini ditandai dengan semakin
sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh
orang dewasa, pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri
dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai
menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang
diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap
ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah
mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang
yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari
mana anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini
disebut orang-orang yang amat berarti (Significant others)
(3) Tahap siap bertindak (Game Stage) yaitu Peniruan yang dilakukan sudah
mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung
dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga
memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia
mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja
sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin
banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan
dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang
berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami.
Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu
yang berlaku di luar keluarganya.

5
(4) Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/ Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata
lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang
berinteraksi dengannya tapi juga dengan masyarakat luas. Manusia
dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama,
bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap.
Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga
masyarakat dalam arti sepenuhnya.

D. Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan
sosialisasi. Terdapat empat agen sosialisasi yang utama, yaitu keluarga,
kelompok bermain, media massa dan lembaga pendidikan sekolah. Akan
tetapi media dalam proses sosialisasi merupakan sarana tambahan, hal
tersebut sejalan dengan pendapat Lane bahwa dasar sosialisasi dalam keluarga
dan peran media massa hanyalah bersifat tambahan.4
1. Keluarga pola asuh dan interaksi keluarga merupakan faktor yang
sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter serta kepribadian
individu. Keluarga merupakan agen sosialisasi utama yang mendidik dan
mempersiapkan individu agar dapat diterima sebagai anggota masyarakat.
Terdapat dua macam sifat sosialisasi yang dilakukan keluarga, yaitu:
 Sosialisasi Represif: memiliki ciri-ciri berupa pemberlakuan hukuman
tegas terhadap sikap anak yang dianggap melanggar, adanya dominasi
orang tua dalam interaksi pola asuh, dan terjalinnya komunikasi satu
arah antara orang tua – anak. Contohnya kalian harus masuk jurusan
A,atau harus masuk perguruan tinggi B.
 Sosialisasi Partisipasi: memiliki ciri-ciri berupa tidak adanya dominasi
orang tua dalam interaksi pola asuh, anak menjadi pusat dari proses
4
Susanto, Sosialisasi Pelayanan, (Malang: Universitas Kanjuruan, 1992), hlm.163

6
sosialisasi, dan terjalinnya komunikasi dua arah antara orang tua –
anak.contohnya orangtua berdiskusi dengan anaknya mau mengambil
jurusan apa.
2. Teman Sepermainan (peer group) seiring bertambahnya usia individu,
peran keluarga sebagai agen sosialisasi utama dapat tergantikan dengan
peran teman sepermainan. Teman sepermainan dapat mempengaruhi
tindakan sosial individu yang mengarah pada hal positif namun juga ada
yang mengarah pada hal negatif.
3. Sekolah institusi sekolah berperan besar dalam menjalankan fungsi
penanaman pengetahuan (akademik), keagamaan dan sosial budaya. Norma
berupa tata tertib yang ada di sekolah menjadi acuan dasar individu untuk
menjalankan perannya sebagai murid beserta hak dan kewajibannya. Guru
memiliki peran besar dalam proses sosialisasi yang terjadi di sekolah.
4. Media Massa media massa berupa TV, radio, koran, dan lain sebagainya
merupakan alat komunikasi yang berperan dalam mempengaruhi perilaku
individu. Meskipun demikian, tidak semua hal-hal yang tergambarkan pada
media massa mampu memberikan kontribusi positif terhadap perilaku
individu melainkan juga dapat membawa dampak negatif.5

E. Tujuan Sosialisasi
Tujuan dari sosialisasi sebenarnya cukup beragam, yaitu:

1. Memberikan kemampuan dan pengetahuan terhadap individu untuk hidup


bermasyarakat.

2. Memberikan kemampuan menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan


kehidupan bermasyarakat.

5
Studio Belajar. Pengertian, fungsi, Agen, proses, tahapan Sosialisasi.
https://www.studiobelajar.com/sosialisasi/. Diakses pada tanggal 02 Desember 2021.

7
3. Mengetahui posisi atau perannya di dalam masyarakat agar dapat bertindak
atau berperilaku sesuai dengan perannya dalam masyarakat.

4. Menjaga keutuhan masyarakat, dengan setiap individu melakukan interaksi


satu sama lain dengan baik didasari oleh perannya masing-masing.6

F. Sosialisasi dalam konsep Sosiologi


Sosialisasi adalah proses dimana orang belajar sikap, nilai – nilai dan
aksi yang pantas bagi anggota budaya tertentu. Seperti peran sosialisasi dalam
perkembangan manusia, cara orang mengembangkan presepsi, perasaan dan
kepercayaan mengenai diri mereka sendiri. Proses sosialisasi yang secara
natural berlangsung sepanjang hidup dan dari agen – agen penting sosialisasi.
Secara general, sosiolog tertarik dengan pola perilaku dan sikap yang
muncul sepanjang arah kehidupan dari bayi hingga tua. Sosialisasi muncul
melalui interaksi manusia yang mulai bayi dan berlanjut hingga tua. Sosiologi
juga membentuk citra diri kita, misalnya di Amerika Serikat, seseorang yang
dipandang sebagai “ terlalu berat “ atau “terlalu pendek” tidak sesuai dengan
standar budaya ideal mengenai daya tarik fisik. Secara signifikan, jenis
evaluasi yang tidak menguntungkan ini mampu memengaruhi harga diri
seseorang. Dalam hal ini, pengalaman sosialisasi dapat membantu membentuk
kepribadian diri. Dalam ucapan sehari – hari, istilah kepribadian mengacu
pada tipikal pola perilaku, sikap, kebutuhan, dan karakteristik seseorang.

G. Sosialisasi dalam konsep Hukum Islam


Dalam perspektif sosiologis, agama dipandang sebagai sistem
kepercayaan yang diwujudkan dalam perilaku sosial yang terdapat dalam
masyarakat. Disamping itu agama berkaitan dengan pengalaman manusia,
baik sebagai individu maupun kelompok Dan setiap peran yang dilakukan

6
Chintya Kusuma Dewi. 2021. Sosialisasi. https://www.zenius.net/blog/materi-sosiologi-
kelas-10-sosialisasi. Diakses pada tanggal 02 Desember 2021.

8
pribadi atau kelompok selalu terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran
agama yang dianutnya, perbuatan dan sikap yang dilakukan indvidu
didasarkan pada nilai-nilai agama yang telah terinternalisasikan sebelumnya.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masyarakat terkadang berbeda
antara harapan/seharusnya (das sollen) dan kenyataan (das sein). Hal ini
merupakan suatu akibat dari illmu pengetahuan dan teknologi yang selalu
berubah berdasarkan kemajuan zaman dan selalu berhadapan anatara nilai
positif dan nilai negatif.
Perbedaan pandangan masyarakat disebabkan adanya pendekatan yang
menganalisasi suatu kejadian dan gejolak sosial. Akibat dari perbedaan
tersebut, maka penilaian pun akan terjadi benturan dan perbedaan yang
signifikan, sebab setiap manusia mempunyai sifat sendiri yang terwujud
dalam perilaku kehidupan yang berbeda.
Adanya pendekatan analisis yang berbeda, dibutuhkan suatu
rambu rambu atau kaidah-kaidah, serta fikih sosial yang dalam sosiologi
hukum lebih tepat disebut norma atau peraturan yang memberi batasan dan
kebebasan bagi setiap anggota masyarakat. Pembatasan tersebut berfungsi
sebagai pegangan dalam pergaulan hidup antara anggota masyarakat yang satu
dengan masyarakat lainnya. Sehingga terjadi hubungan harmonis dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kalau dianalisis secara saksama, maka sesungguhnya norma atau
peraturan hidup itu ada sejak manusia mengenal hidup berinteraksi dalam
masyarakat. Menurut Rien. G Kartasapoetra, norma itu terbagi atas empat
macam, yakni: meliputi norma agama, norma etika (budi pekerti), norma
fatsoen (sopan santun), dan norma hukum. Keempat norma tersebut
merupakan dasar untuk menganalisis sosiologi hukum dalam realitas sosial
masyarakat. Oleh karena manusia hidup tanpa norma bagaikan bintang yang
hidup bebas tanpa batas. Manusia secara umum lahir dijemput oleh hukum,
hidup diatur oleh hukum, dan mati diantar oleh hukum, karena itu diperlukan
suatu fikih sosial dalam menata perikehidupan manusia.

9
Bab III
Penutup

3.1 Kesimpulan
Sosialisasi adalah proses dimana orang belajar sikap, nilai – nilai dan aksi
yang pantas bagi anggota budaya tertentu. Seperti peran sosialisasi dalam
perkembangan manusia, cara orang mengembangkan presepsi, perasaan dan
kepercayaan mengenai diri mereka sendiri. Proses sosialisasi yang secara natural
berlangsung sepanjang hidup dan dari agen – agen penting sosialisasi.
Dalam perspektif sosiologis, agama dipandang sebagai sistem
kepercayaan yang diwujudkan dalam perilaku sosial yang terdapat dalam
masyarakat. Disamping itu agama berkaitan dengan pengalaman manusia, baik
sebagai individu maupun kelompok Dan setiap peran yang dilakukan pribadi atau
kelompok selalu terkait dengan sistem keyakinan dari ajaran agama yang
dianutnya, perbuatan dan sikap yang dilakukan indvidu didasarkan pada nilai-
nilai agama yang telah terinternalisasikan sebelumnya.

3.2 Saran
semoga makalah ini bermanfaat dan memberikan banyak pengetahuan baru untuk
para pembaca.

10
Daftar Pustaka

Racmiatie, Atie, dkk. 2007. Proses Sosialisasi Informasi Agama Islam Melalui Media
Komunitas Sebagai Pembentuk Moralitas Remaja Muslim. Volume XXIII No.
1. Diakses pada tanggal 02 Desember 2021.

Amin, Muhammad. 2016. Sosialisasi Nilai-Nilai Agama Di Kalangan Mahasiswa


Program Studi Sosiologi Agama Uin Sunan Kalijaga. Vol. 10, No. 2. Diakses
pada 02 Desember 2021.

Hamali, Syaiful. 2017. Agama Dalam Perspektif Sosiologis. Volume 12 No. 2.


Diakses pada 02 Desember 2021.

Sutaryo. 2004. Dasar-Dasar Sosialisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Sudarsono. Pengantar Sosialisasi. (wikipediaindonesia.melaluihttp://id.wikipedia.org


wiki/sosialisasi. Diakses pada 02 Desember 2021.

Susanto. 1992. Sosialisasi Pelayanan. Malang: Universitas Kanjuruan.

Studio Belajar. Pengertian, fungsi, Agen, proses, tahapan Sosialisasi


https://www.studiobelajar.com/sosialisasi/. Diakses pada tanggal 02 Desember
2021.

Chintya Kusuma Dewi. 2021. Sosialisasi. https://www.zenius.net/blog/materi-


sosiologi-kelas-10-sosialisasi. Diakses pada tanggal 02 Desember 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai