Anda di halaman 1dari 18

RANGKUMAN MODUL 5

PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

Mata kuliah : Pembelajaran IPS SD


Semester : 3B
Dosen Pengampu :
1. Drs. Maman Surahman, M.Pd.
2. Deviyanti Pangestu, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 5
23. Mirna Shoviandani (2013053155) Pemateri
24. Muhammad Raihan Alfaridho (2013053157) Ketua/Moderator
25. Nabila Bilqisti Putri (2013053113) Notulensi
26. Nadia Salsabila Adzkia (2013053182) Pemateri
27. Nazla Asa Luqyana (2013053152) Pemateri

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa pula Shalawat serta Salam senantiasa kita sanjungkan kepada Nabu Muhammad
SAW. yang insyaallah akan memberkati kita di hari akhir nanti.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran IPS SD sebagai
bahan penambah pengetahuan dan informasi bagi pembacanya. Makalah ini kami susun
dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Untuk itu kami mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Drs. Maman Surahman, M.Pd.
Ibu Deviyanti Pangestu, M.Pd.
Selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran IPS SD
2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan saran dan masukan serta turut
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar nantinya kami dapat menyusun makalah yang lebih
baik lagi.

Ogan Komering Ilir, 28 Agustus 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Makalah........................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 6
2.1 Kompetensi Belajar 1 (Perilaku Sosial) ...................................................... 6
2.2 Kompetensi Belajar 2 (Perubahan Sosial).................................................... 8
2.3 Kompetensi Belajar 3 (Konflik Sosial)........................................................ 10

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 16


3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak diciptakan manusia dianugrahi rasa kasih sayang, akal, dan rasa tanggung jawab.
Oleh sebab itu, manusia dijuluki sebagai makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna.
Setiap manusia juga memiliki potensi masing-masing yang dapat dikembangkan melalui
proses belajar maupun pendidikan. Manusia tidak dapat hidup sendiri, mansia selalu
memerlukan orang lain dalam melangsungkan kehidupannya ataupun hanya untuk
sekedar bertahan hidup. Hal ini juga menyebabkan manusian disebut sebagai makhluk
sosial.

Kehidupan manusia yang bermasyarakat tersebut tentunya tidak mungkin dilewati tanpa
terjadinya konflik-konflik atau masalah sosial, baik yang terjadi secara kelompok kecil,
maupun antar negara. Perubahan-perubahan juga pasti terjadi seiring dengan
perkembangan zaman. Namun walaupun demikian dengan adanya knflik sosial dan
perubahan, sangat penting bagi keidupan bermasyarakat terutama untuk membuktikan
semangat didalam kehidupan bermasyarakat. Dari ulasan diatas kami akan mencoba
merangkum apa yang kami pahami dan dapatkan mengenai perubahan dan konflik sosial
masyarakat melalui sumber buku “MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD” karya
Udin S. Winataputra, dkk. kemudian menyajikannya dalam bentuk makalah ini dengan
harapan dapat menambah wawasan para pembaca, serta mempermudah pembaca dalam
memahami materi ini.

1.2 Rumusan Masalah


 Pengertian perilaku sosial serta bentuk-bentuknya
 Pengertian perubahan sosial
 Faktor-faktor penyebab perubahan sosial
 Pengertian konflik sosial
 Penyebab terjadinya konflik sosial

4
1.3 Tujuan Makalah
 Menjelaskan tentang perilaku sosial serta bentuk-bentuknya
 Menjelaskan perubahan sosial
 Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor perubahan sosial
 Menjelaskan flik sosial serta penyebab terjadinya konflik sosial

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Belajar 1 (Perilaku Sosial)


2.1.1 Perilaku Sosial
Perilaku sifatnya individual yang erat kaitannya dengan kepribadian, yang
terbentuk sepanjang ia hidup melalui proses sosialisasi. Sosialisasi adalah proses
belajar yang dilakukan oleh seseorang semenjak masa kanak-kanak hingga masa
tuanya,mengenai pola-pola tindakan dalam berinteraksi dengan segala ragam
individu yang ada disekelilingnya. Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku
seseorang dan kecenderungannya dalam berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Perilaku social dapat dirumuskan sebagai tingkah laku seseorang dalam
berteman,yang lebih mengedepankan unsure normative dari pada unsure
pribadi.Salah satu predikat yang melekat pada diri manusia adalah sebagai makluk
social, saling membutuhkan dan saling bergantung satu sama lainnya. Oleh karena
itu setiap orang memiliki dorongan dan keinginan untuk bergaul dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya.

2.1.2 Tindakan Sosial


Menurut Max Weber, seseorang sosiolog Jerman, tindakan social dimulai dari
tindakan atau perilaku seseorang dengan perilaku orang lain, yang dapat dipahami
secara subyektif dan diorientasikan pada tujuan tertentu. Tindakan social adalah
tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai arti atau arti subyektif
bagi dirinya yang diarahkan pada tindakan orang lain.
Terdapat lima ciri pokok tindakan social, yaitu berikut ini:
1. Tindakan yang mempunyai makna subyektif
2. Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif
3. Tindakan yang berpengaruh positif
4. Tindakan social selalu diarahkan pada orang lain untuk mendapat respons
5. Tindakan merupakan respons terhadap perilaku orang lain

Dilihat dari tingkat kemudahan untuk memahaminya, tindakan social dapat


dibedakan ke dalam empat tipe, yaitu berikut ini:
1. Rasionalitas instrumental

6
2. Rasionalitas yang berorientasi nilai
3. Tindakan efektif
4. Tindakan tradisional

2.1.3 Interaksi Sosial


Interaksi social adalah kunci atau syarat utama dari semua kehidupan social
karena tanpa interaksi social tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama.
Bertemunya dua orang tidak akan menghasilkan pergaulan hidup dalam suatu
kelompok social tanpa adanya komunikasi,saling mempengaruhi dan kerja
sama,bahkan persaingan atau pertikaian,untuk mencapai tujuan bersama. Psoses
interaksi social dapat berlangsung berdasarkan atas beberapa factor antara lain:
Imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.
Interaksi social dapat berlangsung antara:
1. Individu dengan individu
2. Individu dengan kelompok
3. Kelompok dengan kelompok
Ciri-ciri interaksi social ada tiga, yaitu:
1. Pelaku lebih dari satu orang
2. Adanya komunikasi di antara pelaku
3. Adanya tujuan

2.1.4 Bentuk Interaksi Sosial


Dalam kehidupan social terdapat beberapa bentuk interaksi social yang dapat
bersifat asosiatif dan juga bersifat disosiatif.Bentuk interaksi social yang bersifat
asosiatif yaitu kerjasama dan akomodasi, sedangkan yang bersifat disosiatif adalah
persaingan,kontravensi,dan pertentangan atau pertikaian. Kerjasama disebut
koperasi, yang terbentuk karena adanya kesadaran bersama akan suatu
kepentingan yang dirasakan sehingga melahirkan suatu kesepakatan untuk
kerjasama mencapai tujuan.
Kerja sama dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini:
1. Kerukunan
2. Pelaksanaan perjanjian tentang pertukaran barang dan jasa
3. Ko-optasi, proses penerimaan unsure-unsur baru dalam kepemimpinan.

7
4. Joint-venture, bentuk kerjasama yang bergerak dalam pengusahaan proyek
proyek tertentu.
Proses kerjasama dapat dibedakan 4 macam, yaitu kerjasama spontan, kerjasama
langsung, kerjasama kontrak, dan kerjasama tradisional. Persaingan merupakan
bentuk interaksisosial yang bersifat disosiatif dan mungkin
juga bersifat asosiatif.
Bentuk-bentuk persaingan antara lain sebagai berikut:
1. Persaingan ekonomi
2. Persaingan kebudayaan
3. Persaingan kedudukan
4. Persaingan ras

2.2 Kegiatan Belajar 2 (Perubahan Sosial)


Seiring dengan berjalannya waktu, keadaan di muka bumi ini akan semakin
berkembang sehingga mengalami beberapa perubahan. Perubahan merupakan suatu
hal yang berhubungan erat dengan kehidupan manusia. Terdapat dua macam
perubahan yang dapat dibedakan berdasarkan dimensi waktu dan unsur yang berubah,
yaitu perubahan yang mengarah pada kemunduran (regress) dan perubahan yang
mengarah pada kemajuan atau yang bersifat progresif.

Menurut Lorentius Goa dalam artikelnya yang berjudul “Perubahan Sosial dalam
Kehidupan Bermasyarakat”, Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan
interaksi antar individu, organisasi, atau komuitas yang bertalian dengan struktur
sosial atau pola nilai dan norma. Dengan demikian perubahan yang dimaksud adalah
perubahan “sosial-budaya”, karena manusian adalah makhluk sosial yang tidak
terlepas dari kebudayaan. Terdapat beberapa faktor yang mendasari terjadinya
perubahan sosial, yaitu faktor internal dan faktor eksternal (masyarakat).

Beberapa faktor penyebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat :
2.2.1 Perubahan Komposisi Penduduk
Perubahan komposisi penduduk perupakan bertambahnya atau berkuranggnya
jumlah penduduk di suatu daerah. Pada negara-negara berkembang, gejala
perpindahan penduduk sangat lazim kita temui. Dengan adanya pertambahan
penduduk yang cepat tersebut, serta tidak diimbangi dengan kapasitas

8
produktifitas pada daerah tersebut dapat mengakibatkan perubahan sosial.
Misalnya kemiskinan, kejahatan, dan pengangguran. Sedangakan, kondisi daerah
yang ditinggalkannya juga terkena dampak dari perpindahan pendudu tersebut,
misalnya kekurangan tenaga kerja.

2.2.2 Penemuan Baru


Banyak penemuan baru yang dimunculkan seiring dengan keadaan zaman yang
semakin maju dan canggih. Secara tidak langsung hal tersebut dapat menimbulkan
adanya ketidakterpakaian SDM (Sumber Daya Manusia) dan digantikan oleh
robot-robot atau alat elektronik ciptaan dari manusia. Hal ini tentu saja akan
menimbulkan masalah pengangguran. Kurangnya lapangan pekerjaan membuat
para masyarakat menengah kebawah kesulitan mencari pekerjaan, dan dampak
dari pengangguan tersebut salah satunya adalah timbulnya kejahatan, seperti
merampok dan mencuri. Sedangkan dampak positif dari munculnya penemuan
baru tersebut diantaranya, memudahkan para masyarakan dalam menjalankan
tugasnya.

2.2.3 Konflik Sosial


Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Tentunya setiap
individu juga memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan
tersebut merupakan salat satu pemicu terjadinya sebuah konflik. Konflik sosial
merupakan sebuah pertentangan yang terjadi dikalangan masyarakat. Baik secara
perorangan maupun kelompok. Contoh konflik sosial salah satunya adalah demo
aktivis dan mahasiswa dalam menolak Omnibuslaw.

2.2.4 Pemberontakan
Pemberontakan atau revolis secara umum merupakan penolakan terhadap otoritas.
Pemberontakan dapat timbul dalam berbagai bentuk, mulai dari individu, hingga
kelompok.

Terjadinya perubahan sosial disebabkan dua faktor, yaitu faktor pendoron dan
faktor penghambat. Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial adalah sistem
pendidikan yang maju, menghargai karya orang lain, keinginan untuk maju,
toleransi terhadap perubahan yang menyimpang, sistem kemasyarakatan yang

9
terbuka, penduduk heterogen, dan disorganisasi dalam masyarakat. Faktor
penghambat terjadinya perubahan sosial, diantaranya perkembangan ilmu
pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat tradisional, kepentingan yang telah
tertanam dengan kuat, dan rasa takut terjadinya kegoyahan dalam integrasi
masyarakat.

Perubahan sosial dapat dibedakan kedalam beberapa bentuk :


1) Perubahan sosial yang lambat dan perubahan sosial yang cepat
Perubahan sosial yang lambat disebut evolusi. Perubahan ini terjadi secara
alamiah tanpa adanya suatu rencana atau kehendak tertentu. Teori tentang
perubahan sosial secara evolusi digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu
berdasarkan pandangan unilinear theories of evolution, universals theory of
evolution, dan multilined theory of evolution. Sedangkan perubahan sosial
yang berlangsung cepat disebut revolusi, yang meliputi dasar-dasar atau sendi
pokok kehidupan masyarakat.
2) Perubahan kecil dan perubahan besar
Perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsure-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung terhadap kehidupan
masyarakat. Sedangkan perubahan besar merupakan perubahan yang
berpengaruh besar terhadap keseluruhan unsure dalam masyarakat.
3) Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan
Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan sosial yang sebelumnya
telah dikehendaki dan diprogramkan terlebih dahlu oleh masyarakat.
Sedangkan perubahan yang tidak direncanakan berlangsung diluar perkiraan
atau jangkauan masyarakat dan dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak
diharapkan masyarakat, tetapi tetap dapat diterima.

2.3 Kegiatan Belajar 3 (Konflik Sosial)


Secara etimologis konflik berasal dari bahasa Latin Con yang berarti bersama, dan
fligere yang berarti benturan atau tabrakan. Konflik sosial telah ada dan selalu
menyertai dalam kehidupan dan peradaban manusia, misalnya konflik antar dewa,
kerajaan, suku, atau kelompok. Secara umum, konflik sosial adalah pertentangan atau
perselisihanantaranggota masyarakat yang di akibatkan oleh perbedaan individual
atau kelompok dalam kehidupan masyarakat. Perbedaan tersebut dapat berupa

10
perbedaan pendapat, pandangan, kepentingan, atau perbedaan agama, ras, suku
bangsa, bahasa, profesi, golongan politik, dan kepercayaan. Menurut Soerjono
Soekanto, konflik adalah suatu proses social dimana orang per orang atau kelompok
mnusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak laawan yang
disertai ancaman atau kekerasan.

Faktor – faktor terjadinya konflik social


Ada lima faktor yang dapat menyebabkan konflik social, yaitu sebagai berikut :
2.3.1 Faktor Perbedaan Individu Dalam Masyarakat
Perbedaan ini berasal dariindividu atau perorangan dalam masyarakat.Perbedaan
fisik atau jasmaniah, contohnya bentuk tubuh, rupa wajah, dan warna kulit.
Perbedaan mental berupa kepandaian, pengetahuan dan pendirian.Perbedaan
material berupa berapa banyak materi harta yang dimiliki dan perbedaan non-
material berupa status sosial. Perbedaan – perbedaantersebut dapat menimbulkan
konflik social dalam masyarakat.

2.3.2 Perbedaan Pola Kebudayaan


Perbedaan ini berasal dari perbedaan budaya, paham, agama, keyakinan dan
pandangan hidup dalam suatudaerah, kelompok atau suku bangsa.Sehingga
perbedaanpola kebudayaan menjadi salah satu faktor terjadinya konflik.

2.3.3 Perbedaan Status Sosial


Status sosial adalah posisi atau kedudukan yang dimiliki seseorang dalam suatu
kelompok atau masyarakat. Untuk mendapatkan status social dibagi menjadi 2,
yaitu achieved status, status yang peroleh dengan usaha, misalnya orang yang
berpendidikan dan ascribedstatus, status yang diperoleh tanpa usaha, misalnya
dilahirkan dengan keturunan bangsawan atau kasta.

2.3.4 Perbedaan Kepentingan


Setiap individu manusia memiliki kebutuhan, kepentingan yang berbeda-beda satu
sama lainnya begitu juga dengan cara atau usaha untuk memenuhinya. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antarindividu atau kelompok dalam
masyarakat.

11
2.3.5 Terjadinya Peribahan Sosial
Perubahan social dengan konflik saling berhubungan satu sama lain. Sebab unsur
dalam sistem social dapat menimbulkan terjadinya perubahan social dan konflik
dalam suatu masyarakat apabila anggotanya tidak menerima perubahan atau
perbedaan yang ada.

Konflik sosial bersifat disosiatif dan menimbulkan dampak negatif yang merugikan,
apabila perbedaan tidak dapat diselesaikan dan menimbulkan perselisihan atau
perpecahan. Tetapijuga dapat bersifat positif dan konstruktif, apabila dapat
diselesaikan dengan baik. Akomodasi adalah usaha yang dilakukan untuh
menyelesaikan konflik agar tidak menimbulkan disintegrasi atau pertentangan dan
menjaga keseimbangan dan kestabilan dalam masyarakat. Dampak negative maupun
positif memiliki fungsi dalam kemajuan kehidupan social masyarakat tergantung
bagaimana cara menanggapinya.

Dapak positif dari terjadinya konflik social:


1. Memperkuat hubungan antar kelompok (out grup)
2. Meningkatkan rasa solidaritas dalam kelompok dalam bekerjasama (in group)
3. Menumbuhkan dan menigkatkan komunikasi.

Bentuk-bentuk konflik sosial yang terjadi di masyarakat


1. Konflik Pribadi, yakni konflik social yang terjadi antara dua orang yang berselisih
dan sifatnya individual. Misalnya, perselisihan adik dan kakak, perselisihan ketua
kelas dengan sekertaris kelas.
2. Konflik Kelompok, yaitu konflik social yang terjadi akibat pertentangan atau
perselisihan antar kelompok dalam masyarakat. Misalnya, pertentangan antara
golongan minoritas dan mayoritas.
3. Konflik Antarkelas Sosial, yaitu konflik social yang terjadi pada individu atau
kelompok yang memiliki kelas atau status soSial yang berbeda akibat perbedaan
kepentingan atau pandangan. Misalnya, konflik yang terjadi pada buruh yang
demo akibat terancam di PHK oleh perusahaan.

12
4. Konflik Rasial, ras adalah pengelompokan manusia berdasarkan pada ciri fisik
yang dimiliki, seperti bentuk tubuh, warna kulit, corak rambut, bentuk muka, dan
lainnya. Konflik social rasial dapat muncul akibat perbedaan dari ciri fisik
tersebut. Misalnya, kasus yang sering terjadi di masyarakat yang menganggap
bahwa ras kulit hitam adalah golongan rendah.
5. Konflik Politik, yaitu konflik social yang terjadi antara individu atau kelompok
yang memiliki perbedaan pandangan atau pola pikir dalam ranah atau lingkup
politik. Misalnya, pertentangan antar partai oposisi dan koalisi dalam pemilihan
umun, pertentangan antara pemerintah dengan rakyat mengenai penolakan RUU
KUHP.
6. Konflik Budaya, yaitu konflik social yang terjadi akibat perbedaan budaya dalam
masyarakat seperti adat istiadat atau kebiasaan yang dimiliki. Misalnya, konflik
yang terjadi di kabupaten poso provinsi Sulawesi tengah, konflik ini menyangkut
soal suku dan agama dan berawal dari pertikaian antardua pemuda.

Konflik social berdasarkan tingkatannya dibagi menjadi tiga, yaitu:


a. Konflik tingkat rendah
Konflik tingkat rendah bersifat emosional dan irasional pertentangan dengan
tujuan memusnahkan atau membinasakan lawan dengan cara kekerasan. Misalnya,
tawuran antar pelajar.
b. Konflik tingkat menengah
Konflik tingkat menengah adalah pertentangan yang dilakukan dengan strategi
dalam mengalahkan saingan, berupa kekerasan, hasutan untuk mengadu domba
dan berbagai cara yang dapat dilakukan. Misalnya, calon DPR yang menggunakan
money politic untuk mengalahkan calon lainnya atau tim sukses pemilihan yang
mengadu domba tim sukses pencalon lainnya.
c. Konflik tingkat tinggi
Konflik tingkat tinggi bersifat positif sebab pertentangan bersifat rasional dan
berdasarkan argument yang jelas. Meskipun tetap memiliki pandangan yang
berbeda, tetapi berupaya mencari solusi sehingga konflik yang terjadi berakhir.
Misalnya, konflik saat melakukan sidang di pengadilan.

13
Sedangkan untuk konflik yang sifatnya negative memerlukan upaya agar tidak
menyebabkan disintegrasi dalam masyarakat. Berikut beberapa upaya yang dapat
dilakukan:
1. Konsiliasi
Konsiliasi adalah salah satu upaya untuk menyelesaikan sebuah konflik yang
tejadi antara dua pihak yang saling bertentangan. Konsiliasi berasal dari kata
consilation yang artinya perdamaian. Dan konsoliasi dilakukan dengan
konsoliator yang menengahi kedua pihak dengan memberikan solusi untuk
menyelesaikan pertentangan yang terjadi. Jadi, konsoliasi adalah upaya
penyelesaian sebuah konflik dua pihak yang bertentangan untuk mencapai
kesepakatan dan berdamai dibantu oleh konsoliator.

2. Mediasi
Mediasi berasal dari kata mediation yang artinya perantara atau media. Mediasi
adalah salah satu upaya untuk menyelesaikan konflik antara dua pihak melalui
perantara (mediator) yang sifatnya netral dan tidak memiliki kekuasaan dalam
pengambilan keputusan. Mediator hanya membantu kedua pihak mencapai
kesepakatan dalam penyelesaian konflik.

3. Arbitrase
Secara bahasa arbitrase berasal dari kata arbitrare bahasa latin yang artinya adalah
kekuasaan untuk menyelesaikan suatu perkara berdasarkan kebijaksanaan.
Arbitrase sebagai upaya penyelesaian konflik dilakukan melalui pemimpin
sebagai arbitrer memiliki kedudukan untuk memutuskan yang sifatnya dapat
formal maupun informal.

4. Paksaan
Paksaan adalah upaya alternatif yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah
konflik anatara dua pihak yang bertentangan. Pihak yang lebih kuat akan
menentukan bagaimana cara penyelesaian konflik, misalnya menggunkan paksaan
secara psikologis atau kekerasan.

5. Détente

14
Detente berasal dari bahasa Perancis yang memiliki arti mengendorkan atau
mengurangi ketegangan antara dua pihak yang sedang bertentangan. Détente
merupakan upaya memberikan waktu pada kedua pihak dalam penyelesaian
konflik sehingga memungkinkan untuk berdamai.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perilaku sifatnya individual yang erat kaitannya dengan kepribadian, yang terbentuk
sepanjang ia hidup melalui proses sosialisasi. Sosialisasi adalah proses belajar yang
dilakukan oleh seseorang semenjak masa kanak-kanak hingga masa tuanya,mengenai
pola-pola tindakan dalam berinteraksi dengan segala ragam individu yang ada
disekelilingnya. Setiap perilaku sosial akan menimbulkan sebuah tindakan yang juga
dinamakan tindakan sosial. Tindakan sosial tersebut tidak hanya dilakukan oleh satu
orang, melainkan oleh orang banyak sehingga menimbulkan sebuah interaksi sosial.
Interaksi social adalah kunci atau syarat utama dari semua kehidupan social karena
tanpa interaksi social tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama.

Tidak ada satu masyarakat pun yang hidup statis. Perubahan sosial merupakan salah
satu ciri dari dinamika masyarakat. Terjadinya perubahan dalam salah satu aspek
kehidupan dapat menimbulkan perubahan pada aspek lain. Perubahan sosial
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Selain itu terdapat pula faktor-
faktor penghambat dan pendorong. Perubahan sosial pada masyarakat dapat terjadi
secara cepat maupun lambat, meliputi skala kecil dan besar, direncanakan maupun
tidak direncanakan.

Sebuah konflik akan menjadi pengiring kehidupan bagi manusia. Konflik sosial
adalah sebuah pertentangan antar anggota atau kelompok dalam masyarakat yang
sifatnya menyeluruh yang disebabkan adanya beberapa perbedaan. Bagi masyarakat,
terjadinya konflik sosial memiliki beberapa fungsi. Agar konflik sosial tidak
menimbulkan disintegrasi dalam masyarakat maka diperlukan upaya-upaya untuk
mengatasinya seperti konsilasi, mediasi, arbitrase, paksaan, dan detente.

16
3.2 Saran
Makalah ini merupakan ringkasan dari berbagai sumber dan khususnya dari buku
berjudul “MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD” karya Udin S. Winataputra,
dkk. Kami harap makalah ini dapat membantu para pembaca dalam mendalami materi
pada bidang ini serta menambah wawasan. Selajutnya, penyusun memohon maaf
apabila terdapat kesalahan seperti penulisan gelar, ejaan, kalimat, atau tanda baca
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangatlah
diharapkan demi kesempurnan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Winataputra, Udin S., dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Marius, Jelamu Ardu. 2006. “Perubahan Sosial” dalam Jurnal Penyuluhan Vol. 2, No. 2
(Online). Diakses pada 24 Agustus 2021, melalui
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/view/2190/1219

M, Rahmat. 2019. Ensiklopedia Konflik Sosial. Tangerang. Loka aksara.

Widodo, Tris. 2016. Penyelesaian Secara Konsoliasi Dalam Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial Menurut UU No. 2 Tahun 2004 (Online). Jurnal Warta Edisi: 49.
Universitas Darmawangsa. https://www.neliti.com/id/publications/290646/pernyelesaian-
secara-konsilasi-dalam-penyelesaian-perselisihan-hubungan-industridiakses pada 27 Agustus
2021.

Hanif, Rifqani N Fauziah. 2020. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Online).
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-manado/baca-artikel/13628/Arbitrase-Dan-
Alternatif-Penyelesaian-Sengketa.html diakses pada 27 Agustus 2021.

Arti Definisi Pengertian. “Arti Definisi Pengertian Détente”. https://arti-definisi-


pengertian.info/pengertian-detente-2/ diakses pada 27 Agustus 2021.

18

Anda mungkin juga menyukai