MODUL 5
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL
Disusun Oleh :
SITI MALIAH
836393717
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah member kesempatan dan nikmat
yang tidak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini berjudul “PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL” Yang disusun untuk
memberikan pemahaman tentang cara memahami konflik dan perubahan sosial serta cara
mengatasi masalah tersebut.
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat banyak masukan dari tutor atau dosen
pembimbing dan teman-temna kelas maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuannya. Tidak lupa pula, bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kesalahan, dan penulis mohon kritik dan sarannya, demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1
Pendahuluan ……………………………………………………………… 3
BAB 2
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan …………………………………………………………….… 10
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah penyusun kemukakan diatas, maka
penyusun mengidentifikasikan beberapa pertanyaan, ialah sebagai berikut :
- Apa pengertian perilaku sosial ?
- Apa pengertian dari perubahan sosial ?
- Apa pengertian dari konflik sosial?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Sebagai bentuk tanggung jawab dalam memenuhi tugas Mata Kuliah MATERI DAN
PEMBELAJARAN IPS SD
- Mengetahui pengertian perilaku sosial, perubahan sosial dan konflik sosial.
- Mengetahui pengertian manusia sebagai mahluk sosial.
- Mengetahui aspek-aspek perubahan social.
D. Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini mengungkapkan tentang perubahan dan konflik sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat yang terjadi secara individu maupun
kelompok. Sehingga menimbulkan persaingan baik yang sehat maupun yang tidak
sehat. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan banyak orang yang
melakukan kejahatan sosial, seperti demo dengan kekerasan untuk menyampaikan
pendapatnya.
Dalam perubahan sosial terutama dalam perubahan komposisi penduduk, dengan
pertambahan penduduk yang sangat cepat tetapi tidak diimbangi dengan produksi
atau lapangan kerja, maka menimbulkan perubahan sosial diantaranya,
kemiskinan, pengangguran, kejahatan akibat tidak mempunyai pekerjaan.
BAB II
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL
B. Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan
manusia dan niscaya terjadi secara terus menerus. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan dari berbagai aspek sosial yang berkaitan erat langsung atau
tidak langsung dengan tindakan manusia dalam lingkup lokal dan global yang
memberi konteks terhadap pemikiran, sikap dan tindakan manusia itu sendiri.
Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang berkenaan dengan kehidupan
bermasyarakat termasuk didalamnya perubahan sistem nilai dan norma sosial,
sistem pelapisan sosial, struktur sosial, pola sikap dan tindakan sosial, serta
lembaga kemasyarakatan.
Suatu peristiwa sosial dapat dikatakan sebagai perubahan sosial apabila memiliki
ciri-ciri yang menyertainya antara lain :
- Setiap masyarakat mengalami perubahan oleh karena itu tidak ada suatu
masyarakatpun yang berhenti perkembanganya.
- Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan
perubahan pada lembaga sosial lainnya.
- Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat
sementara, yang kemudian diikuti dengan proses reorganisasi untuk memantapkan
kaidah yang baru.
- Perubahan sosial terjadi pada aspek material atau immaterial
Pertambahan penduduk yang cepat tidak diimbangi dengan pertambahan produksi
untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk dapat menimbulkan perubahan
sosial. Penemuan alat komunikasi telah membawa perubahan sosial secara luas
telah mendorong terjadinya perubahan sosial pada masyarakat agraris ke industri.
Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial adalah: sistem pendidikan yang
maju, sikap menghargai karya orang lain, keinginan untuk maju, disorganisai dalam
masyarakat dan inovasi.
C. Konflik Sosial
Secara umum konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan
antaranggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam
sosiologi konflik sosial merupakan gambaran terjadinya percekcokan, perselisihan,
ketegangan atau pertentangan akibat dari perbedaan yang muncul dalam
kehidupan masyarakat.
Sumber terjadinya konflik sosial dapat dikategorikan ke dalam lima faktor:
- Faktor perbedaan individu dalam masyarakat.
- Perbedaan ini terjadi berdasarkan pada perbedaan antaranggota masyarakat
secara perorangan baik secara fisik dan mental material dan non material. Fisik
contohnya rupa atau kecantikan. Mental contohnya kecakapan, kemampuan, dan
keterampilan. Material contohnya dicirikan dengan kepemilikan harta benda dan
orang miskin. Non material contohnya dari status seseorang.
- Perbedaan pola kebudayaan .
Perbedaan yang terdapat antar daerah atau suku bangsa yang memiliki budaya
yang berbeda-beda, karena perbedaan paham, agama, dan pandangan hidup.
- Perbedaan status sosial.
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok masyarakat.
- Perbedaan kepentingan.
Dalam hal ini manusia memiliki perbedaan tergantung kebutuhan dasar maupun
kebutuhan sosial.
D. Macam-macam Konflik
- Konflik pribadi.
Konflik pribadi merupakan pertentangan yang terjadi secara individual yang
melibatkan dua orang yang bertikai
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan sesama manusia lain di dalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan
makhluk lainnya, seperti hewan misalnya, tanpa manusia lainnya, manusia akan
mati. Sejak dilahirkan, manusia merupakan individu yang membutuhkan individu
lainnya untuk dapat bertahan dan melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi
yang baru dilahirkan, membutuhkan seorang ibu yang dapat memberinya, melatih
belajar, bermain dan sebagainya. Selain itu, berbeda dengan hewan yang
mempunyai kelengkapan fisik untuk dapat bertahan sendiri, sedangkan manusia
tidak. Seperti yang dijelaskan diatas manusia sejak dilahirkan telah membutuhkan
manusia lainnya untuk dapat bertahan sehingga jika ia hidup sendiri akan
mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S. Winataputra, MATERI DAN PEMBELAJARAN
IPS SD, 2008).
E. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau
komunitas). Secara definitif dapat di definisikan sebagai kelompok manusia
(individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu
tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan yang telah terjadi
interaksi sosial agar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship)
yang memiliki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua
anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo Soemardjan (1962)
mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu”. (Sapriya, 2006).
(Soekamto, 2007) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dan secara
teoritis adalah dua orang yang hidup bersama.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan
masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya
berinteraksi. (Koentjaraningrat., 2005)
- Tipe masyarakat yang berkebun yang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar
sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa
“Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan
merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan
suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat
kota.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa
desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa
komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
- Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan
sector perdangan dan industri yang lemah.
- Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor
perdagangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh
aktivitas kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran
PKn SD, 2007).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan