Anda di halaman 1dari 12

MATERI PEMBELAJARAN IPS SD (PDGK 4405)

MODUL 5
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

Disusun Oleh :

SITI MALIAH
836393717

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


POKJAR CIBINONG UPBJJ BOGOR
UNIVERSITAS TERBUKU
TAHUN 2020.1
KATA PENGATAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah member kesempatan dan nikmat
yang tidak terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini berjudul “PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL” Yang disusun untuk
memberikan pemahaman tentang cara memahami konflik dan perubahan sosial serta cara
mengatasi masalah tersebut.

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat banyak masukan dari tutor atau dosen
pembimbing dan teman-temna kelas maka dari itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih
atas bantuannya. Tidak lupa pula, bahwa dalam penulisan makalah ini banyak terdapat
kesalahan, dan penulis mohon kritik dan sarannya, demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………… 1

Daftar isi ………………………………………………………………….. 2

BAB 1

Pendahuluan ……………………………………………………………… 3

Rumusan Masalah ……………………………………………………..… 3

Tujuan Penulisan …………………………………………………………. 3

Prosedur Pemecahan Masalah ……………………………………………. 3

BAB 2

PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

Penegrtian Perilaku Sosial ………………………………………………… 4

Perubahan Sosial ………………………………………………………….. 5

Konflik Sosial ……………………………………………………………... 6

Macam-Macam Konflik …………………………………………………… 6

Pengertian Masyarakat …………………………………………………….. 6

BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan …………………………………………………………….… 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Setiap manusia lahir ke dunia dengan membawa potensi masing-masing
yang dapat di kembangkan melalui proses belajar maupun pendidikan. Oleh
karena itu manusia lahir sebagai makhluk individu, memiliki perbedaan yang khas
dengan manusia lain, karena itu pasti terjadi perbedaan paham dan pendapat yang
timbul di dalam suatu himpunan masyarakat.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai dengan adanya perubahan sosial,
perilaku sosial dan konflik sosial di antara sesama warganya. Namun walaupun
demikian dengan adanya perubahan dan konflik sosial sangat penting bagi
kehidupan bermasyarakat terutama untuk membangkitkan semangat di dalam
kehidupan bermasyarakat.
Menurut Max weber, seorang sosiolog jerman bahwa tindakan sosial dimulai dari
tindakan atau prilaku seseorang dengan perilaku orang lain yang dapat dipahami
secara subjektif dan diorientasikan pada tujuan tertentu.
Berangkat dari uraian di atas, kajian makalah ini mengungkapkan tentang manusia
dan sifatnya yang berbeda-beda, sehingga tindakan seseorang merupakan
cerminan dari keinginan yang dinyatakan dalam bentuk suatu tindakan nyata.
Sehingga dari tindakannya tersebut memiliki makna bagi sendiri maupun bagi
orang lain.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah penyusun kemukakan diatas, maka
penyusun mengidentifikasikan beberapa pertanyaan, ialah sebagai berikut :
- Apa pengertian perilaku sosial ?
- Apa pengertian dari perubahan sosial ?
- Apa pengertian dari konflik sosial?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
- Sebagai bentuk tanggung jawab dalam memenuhi tugas Mata Kuliah MATERI DAN
PEMBELAJARAN IPS SD
- Mengetahui pengertian perilaku sosial, perubahan sosial dan konflik sosial.
- Mengetahui pengertian manusia sebagai mahluk sosial.
- Mengetahui aspek-aspek perubahan social.
D. Prosedur Pemecahan Masalah
Makalah ini mengungkapkan tentang perubahan dan konflik sosial yang
terjadi dalam kehidupan di masyarakat yang terjadi secara individu maupun
kelompok. Sehingga menimbulkan persaingan baik yang sehat maupun yang tidak
sehat. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan banyak orang yang
melakukan kejahatan sosial, seperti demo dengan kekerasan untuk menyampaikan
pendapatnya.
Dalam perubahan sosial terutama dalam perubahan komposisi penduduk, dengan
pertambahan penduduk yang sangat cepat tetapi tidak diimbangi dengan produksi
atau lapangan kerja, maka menimbulkan perubahan sosial diantaranya,
kemiskinan, pengangguran, kejahatan akibat tidak mempunyai pekerjaan.
BAB II
PERUBAHAN DAN KONFLIK SOSIAL

A. Pengertian Perilaku Sosial


Perilaku sifatnya individual yang erat kaitannya dengan kepribadian yang
terbentuk sepanjang dia hidup melalui proses sosialisasi. Mengenai pola tindakan
dalam berinteraksi dengan segala ragam individu yang ada di sekelilingnya. Oleh
karena itu, kepribadian sangat dipengaruhi oleh faktor genetika, pengalaman,
pendidikan, naluri dan lingkungan baik pisik maupun sosial budaya. Sosialisasi dan
kepribadian akan membentuk suatu sistem perilaku (behavior system) yang akan
menentukan dan membentuk sikap (attitude) seseorang. Jadi kepribadian
merupakan keseluruhan perilaku seseorang dan kecenderungannya dalam
berinteraksi dengan serangkaian situasi. Kecenderungan yang dimaksud adalah
pola perilaku khas seseorang yang dilakukan pada setiap situasi tertentu,
sedangkan situasi dengan serangkaian situasi artinya perilaku tersebut merupakan
hasil gabungan dari kecenderungan-kecenderungan prilaku yang dihadapinya.
Menurut Max weber tindakan sosial dimulai dari tindakan atau perilaku seseorang
dengan perilaku orang lain yang dapat dipahami secara subjektif dan
diorientasikan pada tujuan tertentu.

A. Terdapat lima pokok tindakan sosial yaitu:


- Tindakan yang memiliki makna subjektif.
- Tindakan seseorang merupakan cermin dari keinginannya yang dinyatakan dalam
bentuk suatu tindakan nyata sehingga dari tindakannya tersebut memiliki makna
bagi dirinya maupun bagi orang lain.
- Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subjektif.
- Tindakan yang berpengaruh positif.
Suatu situasi yang memberikan pengaruh positif atas tindakan seseorang akan
mendorong orang lain untuk mengulang tindakannya.
- Tindakan sosial selalu diarahkan pada orang lain untuk mendapatkan respons
- Tindakan merupakan respon terhadap
- Interaksi sosial adalah kunci atau syarat utama dari semua kehidupan sosial
karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama.

B. Dengan demikian interaksi sosial dapat berlangsung antara :


- Individu dengan individu, misalnya pedagang dengan pembeli.
- Individu dengan kelompok atau kelompok dengan individu, seperti inspektur
upacara atau penceramah dengan audiensinya.
- Kelompok dengan kelompok, seperti perkawinan dan pertandingan dengan bola.
Suatu proses interaksi sosial dapat berlangsung berdasarkan atas beberapa faktor
yang dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah atau secara bersamaan
melahirkan suatu interaksi, diantaranya:
- Imitasi adalah memiliki secara harfiah (tiruan), dapat terjadi apabila seseorang
melakukan tindakan peniruan secara sadar atau tidak sadar.
- Sugesti adalah terjadi pada orang yang mengalami stres, tekanan atau
kemampuan berpikirnya lemah sehingga mudah menerima pandangan dari oran
lain
- Identifikasi adalah merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri
seseorang untuk menjadi identik dengan orang lain.
- Simpati merupakan seseorang tertarik kepada pihak lain yang lebih didorong oleh
perasaannya dan bersifat subjektif.
Bentuk interaksi sosial yang asosiatif yaitu kerjasama dan akomodasi, sedangkan
yang bersifat bisosiatif adalah persaingan, kontroversi dan pertentangan.

B. Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan bagian yang melekat dalam kehidupan
manusia dan niscaya terjadi secara terus menerus. Perubahan yang dimaksud
adalah perubahan dari berbagai aspek sosial yang berkaitan erat langsung atau
tidak langsung dengan tindakan manusia dalam lingkup lokal dan global yang
memberi konteks terhadap pemikiran, sikap dan tindakan manusia itu sendiri.
Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang berkenaan dengan kehidupan
bermasyarakat termasuk didalamnya perubahan sistem nilai dan norma sosial,
sistem pelapisan sosial, struktur sosial, pola sikap dan tindakan sosial, serta
lembaga kemasyarakatan.
Suatu peristiwa sosial dapat dikatakan sebagai perubahan sosial apabila memiliki
ciri-ciri yang menyertainya antara lain :
- Setiap masyarakat mengalami perubahan oleh karena itu tidak ada suatu
masyarakatpun yang berhenti perkembanganya.
- Perubahan yang terjadi pada suatu lembaga kemasyarakatan akan diikuti dengan
perubahan pada lembaga sosial lainnya.
- Perubahan sosial yang cepat biasanya menimbulkan disintegrasi yang bersifat
sementara, yang kemudian diikuti dengan proses reorganisasi untuk memantapkan
kaidah yang baru.
- Perubahan sosial terjadi pada aspek material atau immaterial
Pertambahan penduduk yang cepat tidak diimbangi dengan pertambahan produksi
untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk dapat menimbulkan perubahan
sosial. Penemuan alat komunikasi telah membawa perubahan sosial secara luas
telah mendorong terjadinya perubahan sosial pada masyarakat agraris ke industri.
Faktor pendorong terjadinya perubahan sosial adalah: sistem pendidikan yang
maju, sikap menghargai karya orang lain, keinginan untuk maju, disorganisai dalam
masyarakat dan inovasi.

Perubahan sosial yang lambat disebut evolusi yaitu perubahan yang


memerlukan waktu lama dan berupa rentetan perubahan kecil yang saling
mengikuti dengan lambat. Supaya perubahan sosial dapat berlangsung secara
revolusioner maka terdapat beberapa sarat yang harus dipenuhi:
- Harus ada keinginan umum untuk mengadakan perubahan dan keinginan
mengadakan perbaikan dalam kehidupan masyarakat.
- Adanya seorang pemimpin atau kelompok yang mampu mengakomodasi dan
menggerakkan masyarakat untuk mengadakan perubahan sosial.
- Didukung oleh sistem ideologi dan pandangan hidup masyarakat.
- Adanya momentum yang tepet untuk mengadakan suatu gerakan atau perubahan
sosial.

Perubahan yang direncanakan (planned change) yaitu perubahan sosial yang


sebelumnya telah dikehendaki dana diprogramkan terlebih dahulu oleh warga
masyarakatnya.
Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) berlangsung di luar
perkiraan atau jangkauan masyarakat dan dapat menimbulkan konsekuensi sosial
yang tidak diharapkan oleh masyarakat, tetapi perubahan ini mungkin dapat
diterima oleh masyarakat .
Perubahan sosial bukan saja telah membawa berbagai kemajuan yang bermanfaat
bagi masyarakat, tetapi disamping itu pula dapat melahirkan dampak negatif

C. Konflik Sosial
Secara umum konflik sosial dapat diartikan sebagai pertentangan
antaranggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan. Dalam
sosiologi konflik sosial merupakan gambaran terjadinya percekcokan, perselisihan,
ketegangan atau pertentangan akibat dari perbedaan yang muncul dalam
kehidupan masyarakat.
Sumber terjadinya konflik sosial dapat dikategorikan ke dalam lima faktor:
- Faktor perbedaan individu dalam masyarakat.
- Perbedaan ini terjadi berdasarkan pada perbedaan antaranggota masyarakat
secara perorangan baik secara fisik dan mental material dan non material. Fisik
contohnya rupa atau kecantikan. Mental contohnya kecakapan, kemampuan, dan
keterampilan. Material contohnya dicirikan dengan kepemilikan harta benda dan
orang miskin. Non material contohnya dari status seseorang.
- Perbedaan pola kebudayaan .
Perbedaan yang terdapat antar daerah atau suku bangsa yang memiliki budaya
yang berbeda-beda, karena perbedaan paham, agama, dan pandangan hidup.
- Perbedaan status sosial.
Status sosial adalah kedudukan seseorang dalam kelompok masyarakat.
- Perbedaan kepentingan.
Dalam hal ini manusia memiliki perbedaan tergantung kebutuhan dasar maupun
kebutuhan sosial.

D. Macam-macam Konflik
- Konflik pribadi.
Konflik pribadi merupakan pertentangan yang terjadi secara individual yang
melibatkan dua orang yang bertikai
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan sesama manusia lain di dalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan
makhluk lainnya, seperti hewan misalnya, tanpa manusia lainnya, manusia akan
mati. Sejak dilahirkan, manusia merupakan individu yang membutuhkan individu
lainnya untuk dapat bertahan dan melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi
yang baru dilahirkan, membutuhkan seorang ibu yang dapat memberinya, melatih
belajar, bermain dan sebagainya. Selain itu, berbeda dengan hewan yang
mempunyai kelengkapan fisik untuk dapat bertahan sendiri, sedangkan manusia
tidak. Seperti yang dijelaskan diatas manusia sejak dilahirkan telah membutuhkan
manusia lainnya untuk dapat bertahan sehingga jika ia hidup sendiri akan
mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S. Winataputra, MATERI DAN PEMBELAJARAN
IPS SD, 2008).

E. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau
komunitas). Secara definitif dapat di definisikan sebagai kelompok manusia
(individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu
tempat (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan yang telah terjadi
interaksi sosial agar anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship)
yang memiliki norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua
anggotanya dan memiliki tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo Soemardjan (1962)
mengemukakan bahwa: “Masyarakat adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai oleh suatu derajat hubungan tertentu”. (Sapriya, 2006).
(Soekamto, 2007) Masyarakat merupakan manusia yang hidup bersama dan secara
teoritis adalah dua orang yang hidup bersama.
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi. Suatu kesatuan
masyarakat dapat memiliki prasarana yang dapat memungkinkan para warganya
berinteraksi. (Koentjaraningrat., 2005)

Masyarakat terdiri atas berbagai orang, dengan ragam Pandangan, sikap,


nilai dan kepentingan. Apabila masing-masing orang mementingkan urusannya
sendiri, hidup bermasyarakat akan kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar
apabila terbina kerukunan di antara sesama warganya. Demi terciptanya
kerukunan itu, harus ada sikap saling menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-
menolong di antara sesama warganya. kedua tindakan tersebut amat penting bagi
tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan.
Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin
tenggang rasa di antara sesama warga. (Guru, 2003).

Dalam dunia masyarakat, manusia diupayakan mengoptimalkan seluruh


potensi dan kemampuan bermasyarakat untuk dapat mengaktualisasikan dirinya
semaksimal mungkin. Agar mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri,
hak untuk diterima sebagai warga masyarakat, serta hak untuk mewujudkan
kemampuannya. Disamping mempunyai hak, manusia juga mempunyai kewajiban
untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. (Ihat Hatimah,
2008)
Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan
sebagai berikut: “(1) seperasaan, (2) sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”.
Di samping ada beberapa tipe masyarakat setempat menurut Davis (1960 : 313)
sebagai berikut: (1) jumlah penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk,
(3) memiliki fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi
masyarakat yang bersangkutan. Tipe tersebut digunakan untuk membedakan jenis-
jenis masyarakat yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan dan
perkotaan. Pada masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat
pedesaan dan perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban community”.

Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, hubungan yang terjalin antara


anggota masyarakat lebih harmonis, mendalam dengan sistem berkehidupan
berkelompok. Pekerjaan utama masyarakat biasanya terkonsentrasi pada sector
pertanian. Dalam mengolah pertanian cara-cara yang digunakan masih (sangat)
tradisional dan tidak efisien yang lazim disebut sebagai “subsistence farming”. Pada
umumnya golongan-golongan orang-orang tua dijadikan sebagai penasehat dalam
kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting. Masalah yang timbul
kemudian adalah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan.

Hal ini disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada


tradisi yang kuat. Karena itu, sulit sekali untuk merubah pola pikir, sikap maupun
tingkah laku penduduknya. Kelangkaan alat komunikasi turut mempengaruhi
terhadap proses perubahan-perubahan yang diharapkan. Salah satu arus
komunikasi yang berkembang adalah desas-desus yang bersifat negatif. Pada
masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak pada sifat-
sifat serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara
lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).
Selanjutnya Koentjoraningrat (1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat
indonesia, yaitu sebagai berikut :

- Tipe masyarakat yang berkebun yang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar
sebagai tanaman pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa
“Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan
merasakan diri bagian bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan
suatu bagian atas yang dianggap lebih halus dan beradab di dalam masyarakat
kota.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa
desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
- Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah
dengan padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa
komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
- Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan
sector perdangan dan industri yang lemah.
- Tipe masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor
perdagangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh
aktivitas kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran
PKn SD, 2007).
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan kajian teoritis dan kajian permasalahan diatas, dapat diambil


kesimpulan yaitu sebagai berikut :
- Perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, faktor
pendorong perubahan adalah pendidikan yang maju, sehingga perubahan dapat
terjadi secara lambat dan cepat, besar atau kecil sering menimbulkan disintegrasi
dalam berbagai bentuk perubahan sosial.
- Konflik sosial berdasarkan tingkatannya dibedakan atas tiga tingkatan konflik
tingkat rendah, menengah dan tingkat tinggi, supaya konflik tersebut tidak
menimbulkan disintegrasi dalam masyarakat maka diperlukan upaya-upaya untuk
mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai