Anda di halaman 1dari 29

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA

PADA PECAHAN SEDERHANA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LUWIJAWA 02

KECAMATAN JATINEGARA KABUPATEN TEGAL

logo ut

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah Pemantapan Profesional (PDGK4501)

Program Studi S I FKIP Universitas Terbuka


Oleh

Nama : ...

NIM : ...

Program Studi : S1 PGSD

Masa Regiastrasi : 20..

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH SEMARANG

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA
2015

LEMBAR PENGESAHAN

Nama Mahasiswa :

NIM :

Program Studi : S- 1 PGSD

Tempat Mengajar : SD Negeri

Jumlah Pembelajaran : 2 Mata Pelajaran

2 (Dua) Siklus Mata Pelajaran IPA

2 (Dua) Siklus Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Tempat dan tanggal pelaksanaan

Tempat : SD Negeri

Tanggal Pelaksanaan : Siklus I

MATEMATIKA : 7 Maret 2012


Siklus II

MATEMATIKA : 28 Maret 2012

Masalah yang merupakan fokus perbaikan :

1. Untuk Mata Pelajaran matematika

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami dan mendeskripikan


pecahan sederhana dengan metode pembelajaran demonstrasi yang sering
dijumpai pada kehidupan sehari-hari yaitu melalui alat peraga pada buah
semangka yang dibagi menjadi beberapa bagian yang menunjukan pecahan
sederhana.

Menyetujui, Tegal, 30 April 2012

Supervisor 1 Mahasiswa

HELMI SETYAWAN, S.Pd.,M.Si DEDI RUDIONO

NIP. 19710121 199702 1 002 NIM. 8215691


SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktik

Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk

memenuhi mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka

(UT) seluruh hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya

kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas

sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau laporan PKP ini bukan

hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya

sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Jatinegara, 30 April 2012

Yang membuat pernyataan

DEDI RUDIONO

NIM. 821569106
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena telah

melimpahkan taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan

tugas akhir S1 PGSD yaitu laporan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) di Kelas II SD Negeri Luwijawa 02 Kecamatan Jatinegara

Kabupaten Tegal Tahun pelajaran 2011/2012.

Laporan ini penulis susun dengan tujuan sebagai bahan masukan bagi

guru dalam mengamalkan ilmunya kepada anak didik supaya mendapatkan hasil

belajar yang lebih baik, karena kebahagiaan dan kepuasan seorang guru adalah

melihat keberhasilan anak didiknya dalam menerima, mengerti dan

memperhatikan apa yang diajarkan maupun keberhasilan dalam masyarakat.

Dengan kemampuan yang ada penulis telah berusaha semaksimal mungkin

supaya laporan ini dapat tersusun dengan baik namun penulis menyadari

sepenuhnya, bahwa tanpa adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
penulis akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas ini. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. BpkH.Wasari,S.Pd. MM Kepala UPTD DIKPORA Kecamatan Jatinegara;

2. Para Dosen/Tutor Universitas Terbuka Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ)
Semarang, kelompok belajar Kabupaten Tegal;

3. Bpk. Helmi Setyawan, S.Pd.,M.Si selaku pembimbing dan supervisor yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan laporan ini;

4. Bpk. Pahruli, Keapala SDN Luwijawa 02 yang telah memberi ijin kepada
penulis untuk melakukan penelitian tindakan kelas;

5. Bpk. Aminudin, S.Pd.SD selaku teman sejawat yang telah membantu penulis
mengobservasi penulis dengan teliti dan cermat;

6. Rekan-rekan guru SD Negeri Luwijawa 02

7. Pihak-pihak yang lain yang turut membantu terselesaikannya laporan ini yan
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dengan kesempurnaan laporan ini penulis mohon kritik dan saran yang

bersifat membangun dari pembaca. Akhirnya harapan penulis semoga laporan ini

dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan para pendidik pada khusunya.

Jatinegara, April 2012


Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PENGESAHAN .
ii

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT iii

KATA PENGANTAR .
v

DAFTAR ISI ....


vi

DAFTAR LAMPIRAN ..... viii


BAB I PENDAHULUAN .. 1

A. Latar Belakang ...... 1

B. Rumusan Masalah ..... 4

C. Tujuan Penelitian ...... 5

D. Manfaat Penelitian .... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA . 8

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN .... 23

A. Subjek Penelitian .. 23

B. Deskripsi Persiklus ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


32

A. Deskripsi Data Persiklus ... 32

B. Pembahasan Persiklus ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..


46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran .. 47

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disadari atau tidak oleh kita bahwa pendidikan kita saat ini banyak

mendapat sorotan dari berbagai pihak. Hai ini terjadi karena nilai prestasi siswa

belum mencapai pada hasil yang optimal. Sehingga para pendidik berusaha

mencari solusi-solusi supaya dapat memecahkan sebuah masalah dalam suatu

pembelajaran antara lain

pembelajaran merupakan proses menggali suatu ilmu dari sumber belajar

melalui proses komunikatif-interaktif, guru, dan siswa yaitu saling bertukar

informasi. Istilah keterampilan dalam Pembelajaran Keterampilan diambil dari

kata terampil yang mengandung arti kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan

tugas dengan cekat, cepat dan tepat. Kata cekat mengandung makna tanggap

terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem

dan perilaku obyek yang diwaspadai. Di dalamnya terhadap unsur kreatifitas,

keuletan mengubah kegagalan menjad I keberhasilan (adversity) serta kecakapan

menanggulangi permasalahan dengan tuntas.


Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan,

mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan

memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi,

menunjukkan kecakapan bertindak secara secara presisi untuk menyamakan

bentuk, sistem, kualitas maupun kuantitas dan perilaku karakteristik obyek atau

karya.

Menurut Eggen & Kauchak (1998) menjelaskan bahwa ada enam ciri

pembelajaran yang efektif, yaitu : (1) siswa menjadi pengkaji yang aktif terhadap

lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-

kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi

berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan, (2) guru menyediakan materi

sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam pelajaran, (3) aktifitas-aktifitas

siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian, (4) guru secara aktif terlibat dalam

pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi, (5)

orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan

berfikir, serta (6) guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai

dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Merujuk berbagai pendapat para ahli mengenai pembelajaran, pada

hakikatnya guru dituntut untuk mengembangkan proses pembelajaran seoptimal

mungkin agar mencapai keberhasilan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang

telah dirumuskan. Keberhasilan suatu proses pembelajaran ini ditunjukan dengan

adanya tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang dinyatakan

dengan perolehan nilai yang dicapai siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh guru kelas. Dalam hal ini penulis
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk pelajaran matematika

sebesar 65. Dengan demikian apabila tingkat keberhasilan yang telah dicapai 85%

siswa telah memperoleh nilai 65 atau lebih, maka proses pembelajaran tersebut

telah berhasil, namun sebaliknya jika tingkat penguasaan materi kurang dari 85%

siswa yang belum memperoleh nilai 65, maka pembelajaran belum berhasil.

Pengalaman penulis dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar

mengenal pecahan sederhana dikelas III SD Negeri Luwijawa 02, Kecamatan

Jatinegara, Kabupaten Tegal, siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65

sebanyak 16 siswa atau 69% dan siswa yang mendapat nilai diatas 65 sebanyak 11

siswa atau 41% dari jumlah keseluruhan 27 siswa. Untuk mengetahui secara lebih

rinci kekurangan-kekurangan yang dialami oleh siswa, penulis melakukan refleksi

diri. Adapun beberapa permasalahan yang dialami siswa dalam proses

pembelajaran, antara lain :

1. Siswa kurang memperhatikan pembelajaran.

2. Siswa sering ngomong sendiri, kadang keluar masuk kelas dan gaduh.

3. Siswa masih ragu-ragu dan malu dalam menjawab pertanyaan guru.

4. Siswa kurang berani untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam


belajar.

5. Beberapa siswa kurang sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas


kelompok.

6. Siswa masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah mengenai


pecahan sederhana.

7. Hasil evaluasi siswa masih rendah.


Dari permasalahan di atas, dapat dikatakan bahwa siswa belum berhasil

belajar secara efektif, dengan indikator pokok nilai tes formatif rendah. Di

samping itu, siswa kurang tertib mengikuti pelajaran dan karena perhatian

terhadap pelajaran kurang. Siswa juga kurang aktif (kurang berani menjawab dan

mengajukan pertanyaan), dan kemampuan berpikirnya kurang.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran matematika

kompetensi dasar menenal pecahan sederhana di kelas III SD Negeri Luwijawa

02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal belum berjalan secara efektif. Hal ini

disebabkan karena guru kurang mengaktifkan siswa dalam pembahasan materi,

kurangnya pemanfaatan media (kurang alat peraga dan buku sumber), dan guru

kurang mengupayakan penanaman konsep kepada siswa dengan memberikan

contoh buah semangka yang di bagi menjadi 4 bagian dan di berikan kepada 4

anak sama besar adalah suatu konsep pecahan sederhana, dan guru juga kurang

memberi penguatan dan bimbingan khusus pada siswa yang masih mengalami

kesulitan belajar, dan guru juga kurang memberi pekerjaan rumah kepada siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hasil analisis masalah di atas penulis merumuskan masalah yang

menjadi fokus perbaikan adalah sebagai berikut : Apakah penggunaan metode

demonstrasi dan diskusi serta penggunaan alat peraga yang sesuai serta memberi

penguatan dan bimbingan siswa yang mengalami kesulitan belajar, dapat


meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri Luwijawa 02 dalam menulis

lambang bilangan pecahan sederhana?

Dari identifikasi dan rumusan masalah di atas penulis merumuskan hipotesis

tindakan perbaikan sebagai berikut : Apabila dalam proses pembelajaran

matematika pada kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana, guru

menggunakan metode demonstrasi dan diskusi serta penggunaan alat peraga yang

sesuai, juga dengan pemberian penguatan dan bimbingan siswa yang mengalami

kesulitan belajar, maka siswa kelas III SD Negeri Luwijawa 02 akan mampu dan

untuk menyelesaikan masalah mengenai pecahan sederhana.

C. Tujuan Penelitian

Dari latar belakang penelitian yang memusatkan pada proses pembelajaran

IPA di kelas III SD Negeri Luwijawa 02 Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal,

tujuan perbaikan pembelajarannya adalah sebagai berikut :

1. Mendiskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan diskusi serta penggunaan


alat peraga alat-alat / media sebagai penunjang untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas III SD Negeri Luwijawa 02 dalam pembelajaran matematika
kompetensi dasar mengenal pecahan sederhana.

2. Mendeskripsikan pemberian penguatan dan bimbingan khusus bagi siswa yang


masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah mengenai pecahan
sederhana .

D. Manfaat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan penulis pada mata pelajaran

IPA di kelas III SD Nageri Luwijawa 02, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten tegal ,

manfaat penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagi guru atau peneliti untuk :

a. Memperoleh pengalaman profesional dalam mengatasi siswa yang mengalami


kesulitan dalam pembelajaran matematika pada kompetensi dasar mengenal
pecahan sederhana melalui penggunaan metode demonstrasi dan diskusi serta
penggunaan alat peraga.

b. Memperoleh pengalaman professional dalam pembelajaran dengan memberikan


tugas kelompok.

c. Memperoleh pengalaman professional dalam dalam pembelajaran dengan


memberikan penguatan dan bimbingan khusus bagi siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengelompokkan dan memberi contoh alat rumah tangga yang
menggunakan sumber energi panas, bunyi, dan cahaya.

d. Memperoleh materi untuk menulis makalah menngenai mengatasi kesulitan


belajar siswa dalam pembelajaran matematika Pada kompetensi dasar mengenal
pecahan sederhana.

2. Bagi sekolah :

Mendorong guru-guru mengembangkan wawasan profesionalnya.

Mengingat prestasi sekolah dalam ujian masih rendah, dengan contoh hasil

penelitian ini diharapkan rekan-rekan guru mulai terbuka pandangannya mengenai

upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi pendidikan pada umumnya


Membuka wawasan guru di berbagai tempat mengadakan perbaikan

pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan banyaknya guru

melakukan PTK diharapkan proses pembelajaran diberbagai sekolah/kelas

berjalan lebih efektif.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan tentang belajar yang akan

dikupas meliputi pengertian, jenis-jenis, factor-faktor yang mempengaruhi dalam

belajar yang akan dirumuskan dibawah ini :

1. Pengertian belajar

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.

Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat

tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di

sekolah maupun di lingkungan rumah dan keluarganya sendiri, oleh karenanya itu,

pemahaman yang benar mengenai arti belajar dan hal-hal yang berkaitan
dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran

yang dicapai peserta didik. Belajar merupakan suatu proses psikologi yang

menghasilkan perubahan-perubahan ke arah kesempurnaan. Berikut ini beberapa

pendapat dari para ahli tentang pengertian belajar. Sumardi Suryabrata dalam

Chabib Thoha (1993 : 126) mengartikan belajar sebagai :

a. Aktivitas yang menghasilkan perubahan pada individu yang belajar (dalam arti

Behavioral Changes), baik aktual maupun potensial.

b. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru dalam

waktu yang relatif lama.

c. Perubahan itu terjadi karena usaha.

James L. Mursel dalam Chabib Thoha (1993 : 126) hakekatnya proses

belajar adalah :

a. Belajar mulai dari persoalan dan merupakan usaha yang dilanjutkan untuk

memecahkan masalah yang dihadapi,

b. Proses pemecahan masalah itu melalui pemahaman hubungan masing-masing

persoalan dan melalui pemikiran yang mendalam.

c. Belajar sama dengan mengerti.

W.S. Winkel (1997 : 360) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental / psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap, perubahan itu bersifat relatif konstan

dan berbekas.
Dengan demikian penulis menganalisis bahwa sebenarnya hasil akhir

dari kegiatan belajar tidak semata-mata pengembangan intelektual, melainkan

juga mencakup sikap dan perilaku yang berkembang dari keadaan semula sebelum

belajar. Sikap itu menuju kepada kesimpulan sesuai dengan idealisasi sebelumnya,

seseorang yang mengalami belajar akan mengalami pula perubahan yaitu dari

tidak bisa menjadi bisa, dari pasif menjadi aktif dari diam menjadi kreatif.

Menurut Gage dalam Ratna Wilis (1989 : 110) belajar dapat

didefinisikan sebagai proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai

akibat pengalaman yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Perubahan perilaku

Gagasan yang menyatakan bahwa belajar menyangkut perubahan dalam

suatu organisme, berarti juga bahwa belajar membutuhkan waktu untuk mengukur

belajar, kita membandingkan cara organisme itu berlaku pada waktu 1 dan cara

organisme itu berperilaku pada waktu 2 dalam suasana serupa. Bila perilaku

dalam suasana serupa itu berbeda dengan kedua waktu itu, maka kita dapat

berkesimpulan bahwa telah belajar.

b. Perubahan terbuka

Belajar yang kita simpulkan, terjadi bila perilaku hewan-hewan termasuk

manusia berubah, perilaku menyangkut aksi atau tindakan, aksi-aksi otot atau aksi

kelenjar, dan gabungan dari kedua macam aksi itu. Yang menjadi perhatian utama

ialah perilaku verbal dari manusia, seabab dari tindakan-tinadakan menulis dan

berbicara manusia, dapat kita tentukan apakah perubahan-perubahan dalam

perilaku telah terjadi. Perilaku berbicara, menulis dan bergerak memberi


kesempatan kepada kita untuk mempelajari perilaku-perilaku berpikir, merasa,

mengingat masalah yang dialami oleh seseorang secara tuntas dan hal ini sangat

berkaitan dengan dengan belajar rasional dimana tujuannya adalah agar siswa

mempunyai kebiasaan-kebiasaan baru yang lebih tepat dan positif dalam

melaksanakan kegiatan di rumah, sekolah, maupun masyarakat. Belajar apresiasi

dan pengetahuan adalah belajar yang saling berkaitan sehingga dalam

melaksanakan tujuan keduanya adalah setelah mengembangkan kecakapan dalam

kemampuan menghargai secara tepat maka besar kemungkinan siswa memperoleh

informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan yang biasanya lebih rumit.

2. Pengertian prestasi belajar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1991 ; hal 787)

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes angka

nilai yang diberikan oleh guru.

Wordpress(2008), prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang

dicapai oleh individu setelah mengalami suatu proses belajar dalam jangka waktu

tertentu. Prestasi belajar juga diartikan sebagai kemampuan maksimal yang

dicapai seseorang dalam suatu usaha yang menghasilkan pengetahuan atau nilai-

nilai kecakapan. Lebih lanjut Nurkancana dan Sunartana (1992) mengatakan :

prestasi belajar bisa juga disebut kecakapan aktual (actual ability) yang diperoleh

seseorang setelah belajar, suatu kecakapan potensial (potensial ability) yaitu

kemampuan dasar yang berupa disposisi yang dimiliki oleh individu untuk

mencapai prestasi. Kecakapan aktual dan kecakapan potensial ini dapat

dimasukkan kedalam suatu istilah yang lebih umum yaitu kemampuan (ability).
Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

yang dicapai oleh siswa setelah siswa yang bersangkutan melakukan aktivitas

yang berupa kecakapan nyata (actual) bukan kecakapan potensial. Prestasi belajar

ini dapat dilihat secara nyata berupa skor atau nilai setelah mengerjakan suatu tes.

Tes yang digunakan untuk menentukan prestasi belajar merupakan suatu alat

untuk mengukur aspek-aspek tertentu dari siswa misalnya pengetahuan,

pemahaman, aplikasi suatu konsep atau ketrampilan.

3. Factor-faktor yang mempengaruhi belajar

Muhibin Syah (1997 : 132) menjelaskan bahwa secara global, faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam.

a. Faktor internal (factor dari dalam siswa, yakni keadaan / kondisi jasmani dan

rohani.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar

siswa.

c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar

siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor di atas dalam banyak hal sering berkaitan dan

mempengaruhi satu sama lain, analisis penulis adalah apabila seseorang siswa

yang bersikap conserving terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif eksentrik

(faktor eksternal) umpamanya biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar

yang sederhana dan tidak mendalam sebaiknya, seorang siswa yang berintelegensi

tinggi (factor internal) dan menadapatkan dorongan positif dari orang tuanya
(faktor eksternal), mungkin akan memilih pendekatan belajar yang lebih

mementingkan kualitas hasil pembelajaran. Jadi, karena pengaruh faktor-faktor

tersebut diataslah muncul siswa-siswa yang high-achievers (berprestasi tinggi)

dan under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali. Dalam hal ini,

seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan mampu mengantisipasi

kemungkinan-kemungkinan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor

yang menghambat proses belajar mereka sehingga para siswanya akan merasa

senang dan selalu memperhatikan pelajaran disaat guru menerangkan.

B. Konsep Metode Demonstrasi

1. Pengertian metode demonstrasi

Menurut Depdikbud Dikti (1998 : 73) metode demonstrasi merupakan

format interaksi belajar mengajar yang sengaja mempertunjukkan atau

memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru atau

orang lain kepada seluruh siswa atau sebagian siswa.

Pengertian metode demonstrasi menurut Moh. Uzer Usman ( 1993 : 129 )

adalah suatu cara penyajian pelajaran dengan penjelasan lisan disertai perbuatan

atau memperlihatkan suatu proses tertentu yang kemudian diikuti atau dicoba oleh

siswa untuk melakukannya.

Sedangkan menurut Winataputra ( 2005 : 418 ) metode demonstrasi

merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan

mempertunjukan secara langsung objeknya atau caranya melakukan sesuatu untuk

mempertunjukkan proses tertentu.


Pengertian metode demonstrasi adalah merupakan metode perbuatan

dengan sengaja yang ditunjukkan dengan peragaan tindakan proses atau prosedur

yang dilakukan oleh guru atau orang lain secara langsung pada obyeknya.

2. Tujuan dan manfaat penerapan metode demonstrasi

Menurut Moh. Uzer Usman ( 1993 : 130 ) tujuan dan manfaat metode

demonstrasi :

a. Membina rasa tanggung jawab yang dibebaskan kepadanya, karena pada

akhirnya tugas tersebut harus dipertanggungjawabkan (direstasi) dengan cara :

1) Laporan tertulis atau lisan

2) Membuat ringkasan

3) Menyerahkan

b. Menemukan sendiri informasi yang diperlukan atau memantapkan informasi

yang telah diperolehnya.

c. Menjalin kerja sama dan sikap menghargai hasil kerja orang lain.

Sedangkan menurut Winarno dalam Depdikbud Dikti (1998 : 74 ) tujuan

dan manfaat metode demonstrasi antara lain :

a. Mengajarkan suatu proses, misalnya proses pengaturan, proses pembuatan,

proses kerja, proses mengerjakan dan menggunakan.

b. Menginformasikan tentang bahan yang diperlukan untuk membuat produk

tertentu.
c. Mengetengahkan cara kerja.

Dari kedua pendapat tersebut diatas maka dapat diidentifikasikan bahwa

tujuan dan manfaat penerapan metode demonstrasi keaktifan siswa lebih menonjol

karena setiap siswa dapat terlibat selalu langsung.

3. Langkah-langkah pelaksanaan metode demonstrasi

Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam memahami metode

demonstrasi adalah sebagai berikut : pertama, mempersiapkan alat bantu yang

akan digunakan dalam pembelajaran; kedua, memberikan penjelasan tentang topic

yang akan didemonstrasikan; ketiga, pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan

perhatian dan peniruan dari siswa; keempat, penguatan (diskusi, Tanya jawab atau

latihan) terhadap hasil demonstrasi; kelima, kesimpulan.

Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjang keberhasilan

demonstrasi, kemampuan tersebut diantaranya :

a. Mampu secara proses tentang topik yang dipraktikkan.

b. Mampu mengelola kelas, menguasai siswa secara menyeluruh.

c. Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.

d. Mampu melaksanakan penilaian proses.

Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk menunjang,

diantaranya adalah :

a. Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang akan

didemonstrasikan.
b. Memahami tentang tujuan / maksud yang akan didemonstrasikan.

c. Mampu mengamati proses yang akan dilakukan oleh guru.

d. Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

4. Karakteristik, pengalaman belajar, keunggulan, kelemahan metode demonstrasi

a. Karakteristik Metode Demonstrasi

1) Mempertunjukkan objek yang sebenarnya

2) Ada proses peniruan

3) Ada alat bantu yang digunakan

4) Dapat guru atau siswa yang melakukannya

b. Pengalaman Belajar Metode Demonstrasi

1) Mengamati sesuatu pada objek sebenarnya

2) Berpikir sistematis

3) Pemahaman terhadap proses sesuatu

4) Menerapkan sesuatu cara secara proses

5) Menganalisis kegiatan secara proses

c. Keunggulan Metode Demonstrasi

Menurut Depdikbud Dikti :


1) Memperkecil kemungkinan salah bila dibandingkan kalau siswa hanya membaca

atau mendeangar penjelasan saja, karena demonstrasi memberikan gambaran

konkret yang memperjelas perolehan belajar siswa dari hasil pengamatannya.

2) Memungkinkan para siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan demonstrasi,

sehingga memberikan kemungkinan yang besar bagi siswa memperoleh

pengalaman-pengalaman langsung. Peluang ketertiban siswa memberikan

kesempatan siswa mengembangkan kecakapannya dan memperoleh pengakuan

dan penghargaan dari teman-temannya.

3) Memudahkan pemusatan perhatian siswa kepada hal-hal yang dianggap penting,

sehingga para siswa akan benar-benar memberikan perhatian khusus kepada hal

tersebut. Dengan kata lain, perhatian siswa lebih mudah dipusatkan kepada proses

belajar dan tidak tertuju kepada orang lain.

4) Memungkinkan para siswa mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum

mereka ketahui selama demonstrasi berjalan, jawaban dari pertanyaan dapat

disampaikan oleh guru pada saat itu pula.

d. Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang teliti dan penerapannya

memerlukan waktu yang sama.

2) Demonstrasi menurut peralatan yang ukurannya memungkinkan pengamatan

secara tepat oleh siswa pada saat digunakan.

3) Demonstrasi mempersyaratkan adanya kegiatan lanjutan berupa peniruan oleh

para siswa terhadap hal-hal yang didemonstrasikan.


4) Persiapan yang kurang teliti akan menyebabkan siswa melihat suatu tindakan,

proses atau prosedur yang didemonstrasikan tidak sesuai dengan keadaan

sebenarnya.

C. Media / Alat Peraga

1. Pengertian Media / alat peraga

Media atau alat peraga diartikan sebagai pengajaran yang digunakan guru

sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan instruksioanal dalam proses

pembelajaran sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang

optimal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002 : 920 ), alat peraga adalah

alat bantu mengajar yang berupa benda konkret, tiruan benda, gambar, film, kaset

dan lain-lain, yang berfungsi untuk memperjelas sajian pelajaran. Ada beberapa

fungsi alat peraga dalam pengajaran matematika di antaranya :

selengkapnya silahkan download disini :

Contoh PKP PGSD terbaru (matematika)

Anda mungkin juga menyukai