Anda di halaman 1dari 5

Kutipan

Minat membaca salah satu yang mempengaruhi faktor keberhasilan dari layanan penguasaan konten itu
sendiri. Menurut Liliawati (Sandjaja, 2005: 32) mengartikan “minat membaca adalah suatu perhatian
yang kuat dan memdalam disertai dengan perasaan senang tarhadap kegiaan membaca sehingga dapat
mengarakan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri”

a. Pengertian Minat Menurut Muhajir (dalam Prasetyono, 2008: 63), minat adalah “kecenderungan
afektif (perasaan, emosi) seseorang untuk membentuk aktifitas”.

Senada dengan hal ini, Crow dan Crow (dalam Prasetyono, 2008: 67), menjelaskan bahwa “minat
merupakan kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada orang lain atau
objek lain”.

Hurlock (2007: 57), mengutarakan pendapat yang sama yaitu “bahwa minat merupakan sumber
motivasi sama, yaitu bahwa minat merupakan sumber motivasi untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih”. “Minat merupakan rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh” (Slameto, 2010: 180).

Maksud pendapat di atas minat yaitu perasaan senang untuk di lakukan tanpa paksaan dari pilihannya.

Menurut Hurlock (dalam Hermanto, 2011: 41), mengartikan “minat sebagai sumber motivasi yang akan
mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu rasa yang
lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu kegiatan atau aktifitas yang ditunjukkan dengan keinginan,
kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang menyuruh, dilakukan dengan
kesadaran serta diikuti dengan rasa senang.

b. Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat tidak akan timbul, tumbuh dan berubah tanpa ada interaksi manusia terhadap objek tertentu.
Hal tersebut mengandung arti bahwa minat terbentuk dalam hubungan dengan suatu objek. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang ada di luar
dirinya. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat.

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh setelah ada interaksi terhadap objek tertentu.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa memelihara
bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan dengan manfaat bagi dirinya sendiri sebagai
individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu
mempengaruhi dirinya dan memuaskan kebutuhannya.

Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (Hermanto, 2011: 37), terdiri dari tiga faktor, yaitu:

1) Faktor dorongan dari dalam


2) Faktor motif sosial

3) Faktor emosional

Selain faktor-faktor diatas, kondisi seseorang juga sangat menentukan minat orang tersebut pada suatu
aktivitas ataupun benda. Menurut Rasyid (2007: 9), beberapa kondisi yang mempengaruhi minat adalah
sebagai berikut.

1) Status ekonomi 2) Pendidikan 3) Situasional 4) Keadaan psikis

c. Pengukur Minat Minat seseorang tidak tampak atau tidak bisa dirasakan oleh indra manusia tetapi
yang tampak adalah gejalanya saja sehingga untuk mengetahui minat tidaklah mudah.

Menurut Djiwandono (2006: 365), ada sejumlah cara untuk mengetahui minat siswa, cara yang paling
mudah adalah menanyakan langsung kepada siswa itu sendiri, bisa menggunakan angket atau berbicara
secara langsung pada mereka. Untuk mengetahui minat siswa dapat juga dengan mengobservasi
kegiatan yang dilakukan oleh siswa tersebut.

Ada beberapa teknik atau cara untuk mengetahui minat seseorang teknik tersebut antara lain:

1) Teknik tes, yaitu serentetan pertanyaan latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dan ketrampilan dan pengetahuan seseorang atau sekelompok orang. Bentuknya
antara lain tes objektif dan subjektif.
2) Teknis non tes yang meliputi metode interview, metode dokumentasi, observasi, dan angket.
Menurut Hernowo (2002:68) minat membaca dapat dilakukan dengan metode observasi atau
dapat pula dengan mendaftar kegiatan dengan checklist yang meliputi unsur seberapa lama
waktu membaca, seberapa banyak seseorang dapat menghabiskan bahan bacaan dalam waktu-
waktu tertentu, bagaimana sikap membaca yang meliputi unsur kesabaran, ketelatenan,
ketekunan, kegigihan, dan kesungguh-sungguhan. Sehingga minat baca dapat terlihat melalui
observasi dari perilaku keseharian dalam memanfaatkan sebagian waktunya untuk membaca.

D. Pengertian Membaca Keterampilan berbahasa ada empat macam yaitu ketrampilan menyimak,
berbicara, membaca dan menulis. Membaca sendiri dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai
suatu hasil. Menurut Djiwatampu (2008: 41), “membaca pada hakikatnya adalah suatu hal yang rumit
yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas
visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.

Olivia (2008: 17), mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup: 1) membaca merupakan suatu
proses, 2) membaca adalah strategis, dan 3) membaca merupakan interaktif. Dalam hal ini yang
dimaksud dengan membaca merupakan suatu proses adalah informasi dari teks pengetahuan yang
dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna, membaca adalah
strategi yaitu dalam kegiatan membaca kita harus menggunakan berbagai strategi yang sesuai dengan
teks dan konteks dalam rangka mengkonstruksi makna ketika membaca. Sedangkan membaca adalah
interaksi yaitu dalam proses membaca terdapat interaksi antara pembaca dengan teks yang dibacanya.

Menurut McLaughin dan Allen (2002: 17), mengemukakan bahwa prinsip-prinsip membaca yang paling
mempengaruhi pemahaman membaca antara lain sebagai berikut.
1) Pemahaman merupakan proses konstruktivis sosial.

2) Keseimbangan kemahiraksaan adalah kerangka kerja kurikulum belajar siswa.

3) Pembaca yang baik memegang peranan yang strategis dan berperan aktif dalam proses membaca.

4) Membaca hendaknya terjadi dalam konteks yang bermakna.

5) Siswa menemukan manfaat-manfaat membaca yang berasal dari berbagai teks pada berbagai
tingkatan kelas.

6) Perkembangan kosakata dan pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca.

7) Pengikutsertaan adalah suatu faktor kunci pada proses pemahaman.

8) Strategi dan ketrampilan membaca bisa diajarkan.

9) Asesmen yang dinamis menginformasikan pembelajaran membaca pemahaman.

e. Tujuan Membaca Menurut Prasetyono (2008: 60), ada beberapa tujuan dari aktivitas membaca,
antara lain:

1) Membaca sebagai suatu kesenangan tidak melibatkan proses pemikiran yang rumit. Aktivitas ini
biasanya dilakukan untuk mengisi waktu senggang. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah
membaca novel, surat kabar, majalah atau komik.

2) Membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan, seperti membaca buku pelajaran atau
buku ilmiah.

3) Membaca untuk melakukan sesuatu pekerjaan atau profesi. Misalnya, membaca buku ketrampila
teknis yang praktis atau buku pengetahuan umum (ilmiah populer).

Berbagai pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca seseorang tergantung
pada apa yang ingin dicapai. Tetapi tujuan dari membaca yang paling umum adalah untuk memperoleh
informasi yang dapat digunakan untuk menjawab setiap permasalahan yang sedang dihadapi dan
menambah pengetahuan bagi seseorang yang membacanya.

f. Pengertian Minat Membaca

Rahim (2008: 28), “minat baca adalah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk
membaca”. Maksudnya adalah seseorang yang memiliki minat baca tinggi akan berkeinginan kuat dalam
menguasai bahan-bahan bacaan yang akan ditelaah.

Lilawati (dalam Soejanto Sandjaja 2007 : 3) mengemukakan bahwa minat membaca merupakan suatu
perhatian kuat dan mendalam yang disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca
sehingga mengarahkan seseorang untuk
membaca sesuai dengan kemauannya. Minat membaca dapat ditandai dengan adanya : (1) kesenangan
membaca (2) kesadaran akan manfaat bacaan (3) frekuensi membaca (4) dan jumlah buku bacaan yang
pernah dibaca.

Maksud dari pendapat di atas minat baca adalah tekat semangat tinggi dari seseorang dari usaha untuk
membaca.

Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa minat membaca adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa lebih ketertarikan pada kegiatan penafsiran yang bermakna terhadap bahasa tulis (membaca) yang
ditunjukkan dengan keinginan, kecenderungan untuk memperhatikan aktivitas tersebut tanpa ada yang
menyuruh atau dilakukan dengan kesadarannya, diikuti dengan rasa senang serta adanya usaha-usaha
seseorang untuk membaca tersebut dilakukan karena adanya motivasi dari dalam diri. Seseorang yang
mempunyai minat membaca yang kuat akan diwujudkan dalam kesediaannya untuk mendapat bahan
bacaan dan kemudian membacanya atas kesadarannya sendiri sehingga diperoleh makna yang tepat
menuju pemahaman yang dapat diukur. Selain itu, minat membaca melibatkan unsur-unsur berupa
kesenangan membaca, kesadaran mengenai manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku
bacaan yang pernah dibaca.

g. Faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca Siswa Menurut Yulia (2005: 33-34), tantangan atau
hambatan dalam menumbuhkan minat baca adalah:

1) Budaya membaca rendah 2) Pengaruh televisi

3) Buku bukan prioritas

4) Kurangnya fasilitas

5) Keluarga Adapun menurut Purwaka (2006: 31), faktor-faktor yang mempengaruhi minat baca adalah
sebagai berikut.

1) Faktor dari dalam

a) Pembawaan/bakat

b) Jenis kelamin

c) Tingkat pendidikan

d) Keadaan kesehatan

e) Keadaan jiwa

f) Kebiasaan

Ciri-ciri anak yang gemar membaca apabila ada waktu luang akan memanfaatkan waktu luangnya untuk
membaca buku/bacaan. Dalam lingkungan sekolah anak yang gemar membaca apabila ada waktu luang
akan dipergunakan untuk membaca bacaan baik di kelas ataupun di perpustakaan sekolah. Hal ini
berbeda dengan anak yang tidak mempunyai minat membaca yang tinggi, apabila ada waktu luang anak
tersebut akan menggunakan waktu luangnya untuk kegiatan yang lain seperti bermain dan lain
sebagainya.

2) Faktor dari luar

a) Buku/bahan bacaan

b) Kebutuhan anak

c) Faktor lingkungan anak :

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

3. Teknik Sampling Sugiyono (2011 : 124) menyatakan bahwa, “purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih
kelas VII yang memiliki kriteria sebagai kelas unggulan atau favorit. Kelas favorit pada tingkat VII SMP
Negeri 17 Surakarta adalah kelas VII D.

Anda mungkin juga menyukai