disusun oleh:
Nim : 856-753-053
LAPORAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PDGK4501)
PROGRAM STUDI PGSD BI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ-UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG
TAHUN 2020.21
1
LEMBAR PENGESAHAN
2
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya Pondok Cabe, Pamulung, Tangerang Selatan 15418
Telepon: 012-7490941 (Hunting)
Faximile : 021-7490147 (Bagian Umum), 012-7434290 (Sekretaris Rektor)
Laman : www.ut.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
3
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang, atas
limpahan Rahmad dan HidayahNya, sehingga kami dapat menyusun Laporan
Perbaikan Pembelajaran Matematika. Terima kasih kami sampaikan kepada (1)
Dr. Khoirawati, M.Ag sebagai tutor sekaligus Supervisor 1, (2) Ibu Deni
Zulaiha,M.Pd selaku Kepala SD Negeri 63 Palembang, (3) Ibu Dewi Apriyani,
S.Pd.Sd sebagai teman sejawat yang membantu, Semua Guru SD Negeri 68
Palembang, Civitas Akademika Universitas Terbuka Palembang serta keluarga
besar yang telah m endukung dalam penyusunan laporan ini.
Laporan perbaikan pembelajaran Matemtika ini disusun untuk memenuhi
tugas program S-1 PGSD dalam mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) di Universitas Terbuka, Unit Program Belajar Jarak Jauh
(UPBJJ) Palembang tahun 2021.
Berdasarkan kebutuhan dan perkembangan dunia pendidikan, untuk
memperoleh kualitas pembelajaran yang optimal perlu adanya perbaikan
pembelajaran. Laporan ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan
guru di kelas III SD Negeri 68 Palembang.
Penulis berharap laporan ini dapat menjadi sumbangan pikiran yang
bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru-guru saat ini
dan masa yang akan datang apabila menemui permasalahan yang sama.
Akhirnya segala kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan laporan
ini, sangat kami harapkan.
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .............................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………….
KATA PENGANTAR............................................................................
4
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL DAN DIAGRAM.....................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
ABSTRAK .............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1. Identifikasi Masalah...............................................................
2. Analisis Masalah....................................................................
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah.........................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................
D. Manfaat Penelitian........................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Pendidikan
kewarganegaraan(PPKN)......................................... 6
1. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan……………………………................ 6
2. Tujuan Pembelajaran pendidikan kewarganegaraan....................7
3. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Kewarganegaraan di kelas
4. Manfaat ……………………………....................7
5. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas…………………….............8
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar…………….……………………………………………...
2. Objek Penilaian Hasil
Belajar………………………………………………..
C. Pembelajaran PPKN….......................................................................
1. Pengertian PPKN…………………………………………………..
2. Karateristik Pembelajaran PPKN…………………………………
3. Tujuan Pembelajaran
Kewarganegaraan………………………………………
D. Media Video Pembelajaran…………………………..........................................
1. Pengertian Media Video Pembelajaran ...............................................
2. Cara Pembuatan Media Kartu Bilangan...............................................
E. Materi Pecahan Sederhana……………………………………..
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang membantu……..........
1. Subyek ...............................................................................................
2. Tempat ................................................................................................
5
3. Waktu Penelitian .................................................................................
4. Pihak yang membantu ........................................................................
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Siklus 1 ..................................
1. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran Siklus 1…………………...
a. Perencanaan Tindakan ..................................................................
b. Pelaksanaan Tindakan ..................................................................
c. Observasi .....................................................................................
d. Refleksi ........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
6
A. Latar Belakang
Pembelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga Negara yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil
dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pelajaran PKn
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan berfikir secara kritis, rasional,
dan kreatif menanggapi isu kewarganegaraan serta ikut berfartisifasi secara aktif,
bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara dan dapat berkembang secara positif dan demokratis
untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat agar dapat hidup
bersama- sama dengan bangsa lain.
Mata pelajaran PKn diajarkan sejak dini sehingga diharapkan peserta didik
dapat mendapatkan bekal awal bela negara dengan berlandaskan cinta kepada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali peserta
didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenan dengan hubungan
antar warga Negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela Negara
menjadi warga Negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara (Somantri,
2001: 154)
Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 Ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk pendidikan dasar dan menengah
secara umum meliputi aspek-aspek: Persatuan dan kesatuan, Norma hukum dan
peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara,
kekuasaan dan politik, pancasila dan globalisasi.
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan
zaman, serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan
zaman, serta Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
7
Pelajaran Kewarganegaraan yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan
Menengah Umum.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dapat diartikan sebagai mata
pelajaran yang memiliki aspek utama sebagai pendidikan nilai dan moral pada
akhirnya bermuara pada pengembangan watak atau karakter peserta didik sesuai
dengan dan merujuk kepada nilai-nilai dan moral Pancasila.
Selama ini proses pembelajaran PKn di kelas III kebanyakan masih
menggunakan metode ceramah dimana guru memberikan pengetahuan kepada
siswa yang duduk, diam, dengar, catat, dan hafal. Sehingga kegiatan belajar
mengajar menjadi mononton dan kurang menarik perhatian siswa. Kondisi seperti
itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran
PKn. Akibatnya nilai akhir yang dicapai siswa tidak seperti yang diharapkan.
Pada pra tindakan ini peneliti melakukan tes awal, tujuannya untuk
mengetahui hasi belajar siswa kelas III dalam pembelajaran PKn sebelum
menggunakan model pembelajaran picture and picture.
Berdasarkan data yang terkumpul maka nilai rata-rata pelaksanaan tes
awal siswa (data terlampir) dapat dilihat dalam table berikut:
TABEL 1.1
NILAI HASIL BELAJAR SISWA PRA SIKLUS
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
1 80 – 89 8 28,6 %
2 70 – 79 2 7.1 %
3 60 – 69 5 17,8%
4 50 – 59 5 17,8 %
5 40 – 49 8 28,6 %
Jumlah 28 100 %
8
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa perlu ditingkatkan karena
nilai kkm mata pelajaran PKn adalah 75, hanya 10 orang yang mencapai nilai kkm
dari 28 siswa. Oleh karena itu, diperluka Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
diharapkan dapat meningkatkan penguasaaan siswa tehadap materi tersebut.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam pembelajaran PKn siswa kelas III
di SD Negeri 68 Palembang, Peneliti mengidentifikasi masalah diantaranya :
a. Kurang tertariknya siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan.
b. Guru kurang memanfaatan alat peraga.
c. Tidak ada respon dari siswa
d. Guru hanya memberi materi secara monoton
e. Permasalahan ini teridentifikasi dari 28 siswa kelas III hanya 8 siswa yang
memperoleh nilai lebih dari 75 atau hanya 28% dari siswa yang menguasai
materi pelajaran.
2. Analisis Masalah
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat dari keempat masalah
diatas tentunya membutuhkan pemecahan masing-masing masalah, demi
meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti pada masalah yang pertama kurang
tertariknya siswa terhadap pembelajaran yang disampaikan, hal ini dapat diatasi
dengan cara guru memberikan motivasi terlebih dahulu sebelum kegiatan inti.
Sehingga siswa tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran.
Pemberian motivasi kepada siswa sangat bermanfaat bagi proses
pembelajaran, hal ini menyangkut juga dengan permasalahn kedua.Yaitu kurang
memanfaatkan alat peraga, hal ini dapat diatasi setelah pemberian motivasi.
Dimana siswa diberi permasalahan dengan menggunakan alat peraga. Serta siswa
diikut sertakan dalam penggunaan alat peraga tersebut.
Pada permasalahan ketiga yaitu tidak ada respon siswa, siswa hanya
bersifat fasif dan hanya menerima apa yang disampaikan guru, permasalahan
tersebut dapat dipecahkan dengan cara memberikan contoh. Seperti, guru
memberikan contoh dengan menggunakan gambar. Sehingga siswa dengan mudah
membedakan macam organisasi melalui bentuk strukturnya dan jenisnya.
9
Begitu juga dengan permasalahan yang keempat yaitu guru kurang
memberikan metode yang tepat. Dari permasalahan tersebut solusi yang tepat
adalah guru harus memberikan metode yang bervariasi, sesuai dengan materi yang
diajarakan dan kelima yaitu siswa tidak mampu menjawab pertanyaan guru
dikarenakan kurang memahami materi yang disampaikan guru. Pemecahan
permasalahan tersebut guru bisa melakukan metode yang bervariasi, sehingga
guru juga dapat memberi penguatan dan bimbingan khusus pada siswa yang
masih mengalami kesulitan belajar sehingga tercapainya tujuan pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka yang menjadi fokus
perbaikan masalah adalah: ”Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
SD Negeri 68 Palembang dengan model pembelajaran picture and picture?”
10
D. Tujuan Perbaikan
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SD Negeri 68 Palembang
dengan model pembelajaran picture and picture.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
12
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian Pendidikan
kewarganegaraan adalah program pendidikan yang membina para pelajar agar
menjadi warga negara negara yang baik, sehinngga mampu bersama-sama dalam
masyarakat, baik sebagai anggota keluarga, masyarakat maupun sebagai warga
negara.
Menurut Azis Wahab, Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) juga
merupakan media pengajaran yang meng-Indonesiakan para siswa secara
sadar,cerdas dan penuh tanggung jawab. Karena program Pkn memuat konsep-
konsep umum ketatanegaran, politik, hukum negara, serta teori umum yang lain
yang cocok dengan target tersebut (Cholsin, 2000:18).
Menurut Permendikbud No. 22 tahun 2006 mengenai standar isi uuntuk
satuan pendidikan dasar dan menengah, pendidikan kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang berfokus untuk membentuk siswa supaya lebih memahami
serta dapat melaksanakan semua hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Demi
menjadi seoarang warga Negara yang memiliki karakter, keterampilan sebagai
dasar berdasar pada kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan pandangan
hidup bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial-
kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamatkan oleh pancasila dan UUD 1945
(kurikulum berbasis kompetensi, 2004)
Media pembelajaran atau alat peraga adalah media yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta pembawa pesan
dari sumbernya ke penerima pesan belajar (siswa). Untuk menyampaikan pesan
pembelajaran dari guru kepada siswa biasanya menggunakan alat bantu mengajar
(teaching aids) berupa gambar, model, atau alat – alat lain yang dapat memberikan
pengalaman kongrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau yang
dikenal dengan alat bantu visual.
Selanjutnya menurut M.Solehudin (1999) merumuskan sejumlah
pemikiran yang memungkinkan aktifitas belajar anak SD lebih bermakna dengan
menerapkan prinsip kontruktivisme. Pemikiran ini terutama berkenaan dengan
upaya peningkatan kualitas pembelajaran. Jika pembelajaran berpusat pada guru,
13
tentunya mengajar tidak memberi peluang kepada anak untuk mengkreasi, dan
membangun pengetahuan. Sebaliknya, pandangan kontruktivisme menghendaki
pada guru menerapkan pendekatan mengajar yang berpusat pada anak.
Secara rinci pada pembelajaran anak yang diharapkan sebagai berikut:
a. Orientasi mengajar tidak hanya pada segi pencapaian prestasi akademik
b. Untuk membuat pembelajaran bagi anak, topic yang dipilih didasarkan pada
pengalama yang relevan
c. Metode mengajar yang digunakan.
d. Dalam proses pembelajaran,diprioritaskan kesempatan anak bermain dan
berkejasama
e. Bahan yan g digunakan harus kongkrit
f. Penilaian tidak hanya menekankan pada aspek kognitif
g. Guru menampilkan peran sebagai guru dalam proses pembelajaran
anak,bukan sebagai transmitor pengetahuan bagi anak.
14
g. PKn mempunyai 3 pusat perhatian yaitu Civic Intellegence (kecerdasan dan
daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional
maupun sosial), Civic Responsibility (kesadaran akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan Civic Participation
(kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar tanggung jawabnya, baik
secara individual, sosial maupun sebagai pemimpin hari depan).
15
alam, keramahtamahan d. Menyebutkan hasil karya yang dibuat oleh
rakyat Indonesia
e. Menyebutkan salah satu keunikan yang dimiliki
bangsa Indonesia
B. Model Pembelajaran
Menurut Agus Suprijono (2010) model pembelajaran merupakan suatu pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas
maupun tutorial. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar
Sagala (2003:169).
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
mengorganisasikan kelas pada umumnya menyajikan pelajaran pada khususnya.
Jadi metode mengajar merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang pada akhirnya untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Sedangkan metode mengajar banyak jenisnya, masing – masing mempunyai
keunggulan dan kelemahan. Dalam memilih variasi metode mengajar perlu
mempertimbangkan banyak metode mengajar antara lain adalah faktor tujuan
pembelajaran karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor lokasi, waktu dan
perpanjangan waktu (Winataputra 2001: 4).
Di sekolah guru kelas sering mengajarkan siswa secara klasikal, Nasution
(2000: 41) berpendapat bahwa justru karena pengajaran kita bersifat klasikal,
harus lebih diperhatikan perbedaan individual, yaitu guru dengan sadar memaksa
dirinya memberi perhatian kepada anak secara individu dikelasnya.Pembelajaran
secara klasikal dapat disempurnakan dengan cara guru menggunakan metode yang
bervariasi, sebab dengan variasi tersebut diharapkan perbedaan kemampuan untuk
dapat terlayani (Sagala, 2003: 151).
16
dalam psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya memberi pengetahuan
kepada siswa melainkan membantu siswa membangun pengetahuan berdasarkan
pengalaman.
Menurut Miftahul huda (2010:176) model pembelajaran Picture and picture
adalah suatu model belajar yang dikontruksi dengan rangkaian gambar secara
logis , membelajarkan kepekaan terhadap siswa terhadap permasalahan yang ada
melalui contoh-contoh gambar /foto/ kasus yang bermuatan masalah. siswa
diarahkan untk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan
masalah,dan menentukan masalah yang berpaling efektif serta melakukan tindak
lanjut.
Ciri– Ciri Model Pembelajaran Picture and picture adalah aktif, Inovatif,
Kreatif, dan menyenangkan. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan
sesuatu yang baru, sehingga dapat menarik minat peserta didik. Kreatif, setiap
pembelajarnya harus menumbuhkan minat kepada siswa untuk dapat
menghasilkan sesuatu atau bisa menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metode, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa sendiri yang
didapat dari proses pembelajaran.
Gambar yang digunakan dalam pembelajaran tersebut adalah gambar yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang
harus dipenuhi, yaitu :
a. Harus otentik, gambar harus dapat melukiskan situasi seperti melihat benda
sebenarnya.
b. Sederhana, komposisi gambar sebaiknya cukup jelas dalam menunjukkan
bagian- bagian terpenting yang terdapat pada gambar.
c. Memiliki nilai seni, sebagai media yang baik, gambar sebaiknya bagus dan
layak dilihat dari sudut seni.
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
17
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama di antara anggota kelompoknya.
d. Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses
pembelajaran yaitu dengan cara memasang / mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis. Melalui cara seperti ini diharapkan siswa mampu
berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
b. Siswa lebih cepat menangkap materi yang diajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru
untuk menganalisa gambar yang ada.
18
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati secara langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Mulyasa (2008) hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara
keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku
yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan
19
sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang
mengacu pada pengalaman langsung.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan,
sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang
diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam
kehidupan sehari-hari.
20
Keadaan gizi yang kurang baik, kesehatan yang buruk, perkembangan fisik
yang lambat, menyebabkan tingkat kemampuan mental yang rendah.
e. Iklim emosi
Iklim emosi di mana individu siswa dibesarkan mempengaruhi perkembangan
mental individu siswa yang bersangkutan.
3. Indikator Hasil Belajar
Indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses
belajar mengajar dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan kurikulm yang
disempurnakan dan yang saat ini digunakan.
Hasil belajar PKn dapat dikatakan tuntas apabila telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). KKM PKn kelas III SD Negeri 68 Palembang
Tahun Ajaran 2020/2021 yaitu 75. Maka siswa dianggap berhasil dalam
pembelajaran PKn apabila hasil belajar siswa meningkat dan mencapai nilai
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah
mencapai 85 % dari seluruh siswa dalam kelas.
21
BAB III
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 68 Palembang. Sekolah tersebut terletak
di Jalan kh wahid hasyim lr oxindo Kelurahan Tuan Kentang Kecamatan
Seberang Ulu I Kota Palembang
3. Waktu Penelitian
2021 yang di mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2021. Perbaikan
pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15 April 2021 dan
2021. Mata pelajaran yang dipilih pada PTK ini adalah PKn dengan jadwal
22
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran PKn
23
Gambar 1. Model PTK Hopkins
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan pada siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 15
April 2021 dengan materi pembelajaran “Kekhasan Bangsa Indonesia”. Adapun
tujuan pembelajaran ini agar siswa dapat memahami materi pembelajaran melalui
metode picture and picture. Mengenai pembelajaran yang akan dilaksanakan
adalah menggunakan metode picture and picture. Adapun kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi
yang ingin dicapai.
24
2) Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa dalam mengetahui
kekhasan bangsa Indonesia
3) Guru menerangkan teknik picture and picture dengan cara yang mudah
dimengerti oleh para siswa.
4) Menyajikan materi sebagai pengantar
5) Guru menyiapkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
6) Karena picture and picture itu untuk pertama kali dilakukan, Guru
menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
7) Guru menanyakan alasan dari urutan gambar tersebut.
8) Dari urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep materi
c. Observasi
Pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dengan lembar observasi yang telah dibuat dan didiskusikan dengan teman
sejawat yaitu Ibu Dewi Apriyani, S.Pd SD guru SD Negeri 68 Palembang. Dari
hasil pengamatan atau observasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik aktivitas maupun hasil belajar
siswa bila dibandingkan dengan hasil belajar sebelumnya. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran sebelum perbaikan yaitu
8 siswa (28,6%) dan setelah siklus 1 ada peningkatan siswa aktif dan tuntas dalam
pembelajaran yaitu 23 orang (82%)
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dari tindakan yang
dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan diskusi dengan
teman sejawat terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 1
diperoleh temuan bahwa penjelasan guru terlalu cepat sehingga siswa sulit untuk
memahami materi pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan guru
kurang menarik akibatnya siswa kurang tertarik. Untuk itu guru harus
menggunakan metode picture and picture dan siklus II
25
a. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain adalah:
1) Guru merencanakan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II
dalam bentuk RPP dengan acuan refleksi pada siklus pembelajaran
berjalan dengan baik dari siklus sebelumnya.
2) Menyiapkan model pembelajaran picture and picture dengan
menggunakan gambar lebih menarik sehingga tujuan yang diharapkan
tercapai.
3) Menyiapkan alat untuk merekam kegiatan belajar pada siklus II dengan
kamera, agar keaktifan siswa terlihat selama proses pembelajaran siklus II.
4) Menyiapkan lembar pengamatan untuk mengamati keaktivan siswa
selama KBM berlangsung
5) Menyiapkan lembar observasi Menyiapkan alat evaluasi Menyiapkan
Lembar Kerja Siswa sebagai alat ukur keberhasilan perbaikan
pembelajaran siklus II
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus kedua dilaksanakan pada
hari Selasa tanggal 30 April 2021 dengan materi pembelajaran “Kekhasan Bangsa
Indonesia”:
a) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang merupakan kompetensi
yang ingin dicapai.
b) Menggali pengetahuan awal kemampuan siswa dalam mengetahui
kekhasan bangsa Indonesia
c) Menyajikan materi sebagai pengantar
d) Guru menyiapkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
e) Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
f) Guru menanyakan alasan dari urutan gambar tersebut.
g) Dari alasan/urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep
atau materi, sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
c. Observasi
26
Pengamatan atau observasi terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dengan lembar observasi yang telah dibuat dan didiskusikan dengan teman
sejawat yaitu Ibu Dewi Apriyani,S.Pd.SD guru SD Negeri 68 Palembang. Dari
hasil pengamatan atau observasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
siklus II menunjukkan adanya peningkatan baik aktivitas maupun hasil belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang terlibat aktif dalam
pembelajaran siklus I yaitu 23 siswa (82.%) dan setelah siklus II ada peningkatan
siswa aktif dan tuntas dalam pembelajaran yaitu 28 orang (100 %).
d. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan dari tindakan yang
dilakukan. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi dan diskusi dengan
teman sejawat terhadap pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II
keaktifan dan hasil belajar siswa meningkat dengan dilaksanakannya metode
picture and picture. Guru tidak mendominasi kegiatan dalam proses belajar
mengajar dan hanya bertindak sebagai fasilitator. Dan ketuntasan belajar
mencapai KKM 75 maka pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II
dapat diakhiri.
Keterangan:
P = Persentase
n = jumlah responden
27
BAB IV
28
dijadikan perbandingan ketahap siklus 1 dan siklus 2. Sebelum melakukan
penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pengamatan dikelas, dalam proses
pembelajaran PKn terlihat masih banyak siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran PKn, siswa kurang aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran
terasa membosankan oleh siswa. Dimana pada pembelajaran prasiklus tersebut
guru menyampaikan materi pembelajaran secara monoton, dengan metode
ceramah saja dan siswa juga tidak semangat ketika proses pembelajaran
berlangsung terlihat ketika guru sedang menjelaskan materi, siswa tidak fokus
memperhatikan guru. Selain kegiatan observasi, guru juga memberikan soal
formatif kepada siswa, hal ini dilakukan karena untuk mengetahui sejauh mana
materi yang dikuasai. Adapun nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada tahap
prasiklus ini sebagai berikut:
100
80
60
40
20
0
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Gambar 4.1. Diagram hasil belajar siswa pada pembelajaran prasiklus mata pelajaran
PKN kelas III
29
Berdasarkan Tabel terlihat hasil belajar yang diperoleh oleh siswa sangat
rendah sekali, hanya 10 orang (35,7%) dari 28 orang siswa yang mencapai nilai
tuntas, yang sesuai dengan KKM mata pelajaran PKn Kelas III SD Negeri 85
Palembang yaitu nilai di atas 75. Untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran PKn, maka perlu adanya perbaikan pada siklus I.
Disini peneliti menggunakan model pembelajaran Picture and Picture, dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture diharapkan hasil belajar
PKn pada siswa dapat meningkat.
2. Siklus 1
Melihat keunggulan metode picture and picture menurut Istarani (2011:8).
Pelaksanaan penelitian pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 15 April 2021
dengan alokasi waktu 2×35 menit. Adapun pelaksanaan penelitian dapat
dideskripsikan sebagai berikut. Kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama
sesuai dengan kegiatan yang terdapat dalam Pelaksanaan Pembelajaran (RPP
tidak tercapai). Materi yang diajarkan pada siklus I adalah “Kekhasan bangsa
Indonesia”. Prosedur penelitian siklus pertama dimulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan diakhiri dengan refleksi. Dilihat dari hasil yang
dicapai pada perbaikan pembelajaran siklus 1 yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2 Hasil Nilai Siklus 1 Mata Pelajaran PKn Kelas III
SD Negeri 68 Palembang
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
1 90 - 100 5 17,8%
2 80 – 89 10 35,7 %
3 70 – 79 8 28,6 %
4 60 – 69 4 14,3 %
5 50 – 59 1 3,5%
6 40 – 49 - -
Jumlah 28 100 %
30
100
80
60
40
20
0
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Gambar 4.2. Diagram hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 mata
pelajaran PKn kelas III
3. Siklus 2
Pelaksanaan penelitian pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 30 April
2021 dengan alokasi waktu 2×35 menit. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II
sesuai dengan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP tercapai).
Materi yang diajarkan pada siklus II adalah “Kekhasan bangsa Indonesia”
Prosedur penelitian siklus II dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi, dan diakhiri dengan refleksi. Pada siklus II adanya peningkatan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, hal ini dapat terlihat dari hasil yang
31
tampak selama proses pembelajaran berlangsung. Dilihat dari hasil yang dicapai
pada perbaikan pembelajaran siklus II yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel.4.3 Hasil Nilai Siklus 2 Mata Pelajaran PKn Kelas III SD Negeri 68
Palembang
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Persentase (%)
1 90 - 100 8 28,6 %
2 80 – 89 13 46,4 %
3 70 – 79 7 25 %
4 60 – 69 - -
5 50 – 59 - -
6 40 – 49 - -
Jumlah 28 100 %
100.00
Chart Title
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
TUNTAS TIDAK TUNTAS
Gambar 4.3. Diagram hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 2 mata
pelajaran PKn kelas III
Berdasarkan gambar diatas dapat kita lihat dari hasil siklus II ini semua
siswa mengalami peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat nilai semua
diatas KKM. Ini membuktikan bahwa model Picture and picture mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
32
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Pengamatan ini dilakuakn
pada hari senin tanggal 01 April 2021. Pengamatan dilakukan dengan teman
sejawat. Setelah diamati bersama ternyata hasil belajar peserta didik masih rendah
dilihat dari hasil nilai ulangan harian mereka. Dari hasil temuan penulis berfikir
dan melakuan refleksi diri apa penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Setelah
diamati dengan teman sejawat, ditemukan faktor-faktor penyebab rendahnya hasil
belajar siswa yaitu guru tidak menggunakan model dan metode pembelajaran
yang tepat dalam proses belajar mengajar. Selain itu guru juga tidak menggunakan
media dalam penyampaian pembelajaran, sehingga banyak peserta didik yang
tidak tertarik untuk belajar. Pada dasarnya media pembelajaran sangatlah penting
dalam pembelajaan yaitu untuk menarik perhatian peserta didik dan dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik tersebut, selain tidak menggunakan
media guru juga dalam penyampaian pembelajaran terlalu monoton karena hanya
menggunakan satu metode, sehingga siswa bosan dan tidak mendengarkan
penjelasan dari guru tersebut.
Media pembelajaran atau alat peraga adalah media yang digunakan
dalam pembelajaran yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta pembawa
pesan dari sumbernya ke penerima pesan belajar (siswa). Untuk menyampaikan
pesan pembelajaran dari guru kepada siswa biasanya menggunakan alat bantu
mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat
memberikan pengalaman kongrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap
atau yang dikenal dengan alat bantu visual. Begitu juga dalam menggunakan
model atau metode yang tepat dalam proses pembelajaran.
Menurut Agus Suprijono (2010) model pembelajaran merupakan suatu
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas
maupun tutorial. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai
pedoman dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar
Sagala (2003:169).
Dalam memilih variasi metode mengajar juga perlu mempertimbangkan
faktor tujuan pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, faktor siswa, faktor
lokasi, waktu dan perpanjangan waktu (Winataputra 2001: 4). Jadi metode
33
mengajar merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
pada akhirnya untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.
Dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa kelas III SD Negeri 68
Palembang. penulis melakukan analis hasil belajar siswa dengan skor KKM yaitu
75. Dari data tersebut ditemukan bahwa skor tertinggai yaitu 80 sedangkan skor
terendah adalah 40. Adapun perinciannya sebagai berikut. Jumlah siswa di kelas
III yaitu sebanyak 28 peserta didik, yang mendapat nilai 80 sebanyak 8 orang
(28,6%), yang mendapat nilai 70 sampai 79 sebanyak 2 siswa (7,1%), siswa yang
mendapatkan nilai 60 sampai 69 sebanyak 5 siswa (17,8%), siswa yang mendapat
nilai 50 sampai 59 sebanyak 5 siswa (17,8%) dan nilai 40 sampai 49 sebanyak 8
siswa (28,6%). Itulah perincian hasil belajar siswa dengan ketuntasan di atas
KKM. Setelah dijumlahkan peserta didik yang mencapai ketuntasan yaitu
sebanyak 10 peserta didik atau sama dengan 35,7%. Sedangkan hasil belajar
peserta didik yang belum mencapai ketuntasan yaitu dengan frekuensi 18 peserta
didik atau tingkat persentasinya adalah 64,3% . Pada pembelajaran prasiklus
terlihat masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran PKn, siswa
juga kurang aktif dalam belajar sehingga proses pembelajaran terasa
membosankan oleh siswa. Menyebabkan hasil belajar siswa tidak mencapai
kriteria ketuntasan minimum (KKM) pada materi kekhasan bangsa Indonesia
Kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran masih cukup rendah, siswa
cenderung mudah lupa dengan materi-materi yang telah di jelaskan guru dan
sebagian lagi siswa terkadang malas mencatat hal-hal penting dari penjelasan
materi yang telah di sampaikan oleh guru dan guru kurang menggali potensi siswa
untuk bertanya.
Dalam hasil pengamatan penulis pada pra siklus, melakukan refleksi diri,
dan penulis merancang perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
siklis I. Dalam tahap ini penulis menentukan masalah yang harus diperbaiki dalam
siklus selanjutnya. Penulis akan melakukan perbaikan pada siklus I dengan
menggunakan metode picture and picture untuk membantu siswa meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III dan dapat memotivasi siswa dalam belajar. Selain
untuk meningkatkan hasil belajar siswa penulis menginginkan peserta didik aktif
dalam kerja kelompok dan bisa mengemukakan hasil diskusi di depan kelas.
34
2. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Siklus 1
Perencanaan pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I mengacu
pada hasil observasi pra siklus yang telah dilakukan pada mata pelajaran PKn.
Pada observasi awal peserta didik hanya melihat atau mendengarkan guru
menjelaskan pelajaran materi dengan memberikan contoh-contoh disekitar
mereka. Karena penulis telah mempersiapkan rencana pembelajaran siklus I,
penulis mempersiapkan media pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami
pembelajaran, penulis juga mengunakan model pembelajaran yaitu dengan picture
and picture
Pada saat penulis menjelaskan tujuan pembelajaran, siswa mendengarkan
dengan seksama, lalu penulis menjelaskan materi dengan langkah-langkah
pembelajaran dengan model picture and pinture. Selanjunya penulis membuat
kelompok untuk mengidentifikasi gambar model picture and picture, lalu tiap
kelompok menuliskan atau mencatat hasil analisis gambar tersebut, setelah itu
peserta didik mulai menempelkan gambar-gambar ke depan kelas. Hal ini
dilakukan agar siswa lebih aktif dan termotivasi dalam berdiskusi dan dapat
mengeluarkan ide-idenya. Pada akhir kegiatan belajar peserta didik mengerjakan
tes formatif dengan jenis soal pilihan ganda sebanyak 5 soal yang berkaitan
dengan materi kekhasan bangsa Indonesia. Tes ini dikerjakan secara individu
dengan tujuan untuk mengetahui pengusaan materi.
Penilaian belajar siswa diperoleh dari hasil belajar pada akhir siklus 1.
Hasil belajar pada siklus 1 digunakan untuk mengukur penguasaan kompetensi
dan tingkat pemahaman siswa sebelum digunakan telah diuji cobakan terlebih
dahulu. Dapat diketahui bahwa hasil belajar PKn pada siswa melalui model
Picture and Picture mengalami peningkatan. Nilai rata-rata dari prasiklus 10
orang 35,7 % menjadi 23 orang (82%). Sesuai dengan kelebihan dari model
Picture and Picture yang diungkapkan oleh. menurut Istarani (2011:8) kelebihan
model pembelajaran picture and picture Materi yang diajarkan lebih terarah
karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dan materi secara singkat terlebih dahulu. Sehingga siswa lebih cepat menangkap
materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang
35
dipelajari. Kemudian siswa menganalisa gambar, lalu mengembangkan daya
nalar siswa untuk berfikir logis. Hal ini juga dapat meningkatkan tanggung jawab
siswa sebab guru akan menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. Peserta
didik lebih tertarik dan memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung,
selain itu juga siswa lebih aktif dalam kegiatan berkelompok karena siswa melihat
langsung dari dekat gambar yang diidentifikasi oleh siswa dan juga siswa lebih
bisa mengeluarkan pendapatnya antar teman kelompok. Siswa juga lebih berani
mengemukakan pendapat didepan kelas. Selain keunggulan tersebut penulis juga
menemukan masih adanya masalah yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran,
walaupun tingkat keberhasilan hasil belajar siswa sudah meningkat dari hasil
belajar sebelum melakukan model picture and picture untuk meningkatkan hasil
belajar siswa, tetapi hasil belajar siswa masih dalam tahap belum memuaskan,
karena masih adanya peserta didik yang mendapat nilai rendah.
Setelah diidentifikasi dan diamati ditemukan beberapa faktor penyebab
ketidak tuntasan tersebut yaitu: meskipun media pembelajaran sudah tersedia
tetapi masih terlihat kurang maksimal karena gambar yang digunakan dalam
pembelajaran kurang maksimal karena gambar terlalu kecil, sehingga peserta
didik dibagian belakang tidak bisa melihat jelas. Gambar yang digunakan dalam
pembelajaran tersebut adalah gambar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu, terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu: Harus otentik
dimana gambar harus dapat melukiskan situasi seperti melihat benda sebenarnya,
Sederhana pada komposisi gambar sehingga dapat jelas dalam menunjukkan
bagian-bagian terpenting yang terdapat pada gambar, memiliki nilai seni sebagai
media yang baik agar gambarnya terlihat bagus dan layak dilihat dari sudut seni.
Selain itu jumlah siswa di dalam kelas yang banyak sehingga kelas menjadi
ramai dan gaduh dan membuat peserta didik tidak fokus akan penyampaian
pelajaan dari guru. Guru masih banyak menggunakan metode pembelajaran
ceramah, guru terlalu cepat dalam penyampaian materi, dan guru masih kurang
memanfaatkan waktu yang tersedia. Maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran
siklus ke 2 untuk mencapai nilai yang memenuhi KKM yang telah ditentukan
yaitu 75.
3. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Siklus 2
36
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I, penulis
melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu ke tahap siklus II. Perencanaan kegiatan
perbaikan pada siklus II ini dilakukan karena masih ditemukannya beberapa faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada siklus I. Kegiatan perbaikan siklus II
dilakukan pada hari selasa 30 April 2021 dikelas III SD Negeri 68 Palembang.
Pada awal akan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II, penulis
melakukan rencana pembelajaran, guru melanjutkan mengambil materi tentang
kekhasan bangsa Indonesia, lalu penulis menyiapkan media untuk mendukung
kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan materi, penulis juga membuat
tes formatif yang akan di ujikan kepada peserta didik, tak lupa juga penulis
menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa.
Pelaksanaan siklus II di kelas III, pada pertemuan awal siswa sudah tampak
antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada saat guru mengulang materi pada
siklus I peserta didik tampak memperhatikan. Pada saat menjelaskan materi
dengan menggunakan model picture and picture siswa tampak lebih fokus karena
gambar contoh telah dimodifikasi menjadi lebih besar ada yang berwarna dengan
demikian terciptanya suasana yang kondusif. Hal tersebut membuktikan bahwa
siswa-siswa dapat bekerjasama dalam kelompoknya dengan baik. Selama proses
pembelajaran berlangsung guru selalu mendampingi kegiatan yang dilakuan
siswa. Selain itu guru juga membantu siswa jika mengalami kesulitan selama
proses pembelajaran berlangsung. Pada akhir pembelajaran peserta didik
mengerjakan tes formatif. Tes formatif ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pemahaman peserta didik sudah sejauh mana. Dari hasil data tes formatif yang
sudah di nilai dan dianalisis oleh oleh guru maka hasil dari tes tersebut adalah
siswa di kelas III SD Negeri 68 Palembang hasil belajar siswa yang mencapai
nilai ketuntasan di atas KKM 75 adalah 28 siswa (100%), Dilihat dari data hasil
belajar siswa yang mendapat skor 90 sampai 100 sebanyak 8 siswa dengan
persentase 28,6 %, sedangkan siswa yang mendapat skor 80 sampai 89 sebanyak
13 siswa dengan persentase 46,4 %, siswa yang mendapat nilai 70 sampai 79
sebanyak 7 siswa dengan persentase 25%.
Setelah mempedomani langkah-langkah pembelajaran menggunakan
metode Picture and Picture secara runtun dan utuh sesuai dengan yang
diungkapkan Istarani (2011:8) keaktifan siswa dalam proses pembelajaran lebih
37
meningkat lagi karena siswa memperoleh hal-hal baru yang menarik dan tidak
menjenuhkan bagi siswa. Peningkatan dan pencapaian hasil belajar yang sudah
sesuai dengan yang diharapkan tidak lepas dari peran guru selama proses
pembelajaran, karena guru merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan guru agar hasil belajar
siswa dapat lebih optimal adalah dengan mempertinggi mutu pengajaran dan
kualitas proses pembelajaran.
Dengan peningkatan hasil belajar siswa, penulis menyimpulkan bahwa
dengan menggunakan model Picture and Picture dengan materi kekhasan bangsa
Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa terbukti dari hasil belajar siswa
yang meningkat. Siswa lebih mudah memahami materi melalui model Picture and
Picture. Sesuai dengan kelebihan dari model Picture and Picture yang
diungkapkan oleh Istarani (2011:8) kelebihan model pembelajaran picture and
picture adalah materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran
guru sudah menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu, sehingga siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru
menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari. Kemudian siswa
menganalisa gambar, lalu mengembangkan daya nalar siswa untuk berfikir logis.
Hal ini juga dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru akan
menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. siswa lebih tertarik dan
memperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung, selain itu juga siswa
lebih aktif dalam kegiatan berkelompok karena siswa melihat langsung dari dekat
gambar yang diidentifikasi oleh siswa dan juga siswa lebih bisa mengeluarkan
pendapatnya antar teman kelompok. Siswa juga lebih berani mengemukakan
pendapat didepan kelas. Pembelajaran lebih bermakna karena siswa secara tidak
langsung belajar berkelompok dan dapat mengungkapkan pendapat mereka
masing-masing. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa dapat memotivasi
belajar dalam mata pelajaran PKn.
38
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
39
Setelah itu pada siklus II peserta didik yang terlibat aktif menjadi 28 orang
(100%) yang mempeoleh nilai di atas KKM yang ditentukan yaitu nilai 75.
B. Saran
1. Bagi Guru, Agar aktivitas dan kemapuan belajar siswa meningkat, maka guru
perlu meningkatkan keterampilan proses PKn, selanjutnya dalam mengajar
hendaknya guru memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
materi pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.
2. Bagi Sekolah, Hendaknya hasil perbaikan ini dapat dijadikan bahan masukan
sebagai perbaikan kegiatan belajar mengajar di sekolah, serta sebaiknya guru
lebih meningkatkan mutu pembelajaran guru dengan memperhatikan fasilitas
dan kemampuan guru mengajar supaya kualitas pembelajaran lebih baik lagi.
3. Bagi peneliti berikutnya, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat menjadi
literatur untuk melakukan penelitian berikutnya
DAFTAR PUSTAKA
Agip, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung : Yrama
40
Jamal M. Asmani, Tujuh Tips Aplikasi PAKEM, (Yogyakarta: Diva Press, 2011),
hlm. 39.
Wahab, Abdul Aziz. 2009. Metode dan Model – Model Mengajar. Alfabeta.
Bandung.
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101