Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Pertumbuhan Perkembangan
Fisik

Dosen Pengampu:
David Iqroni, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
Eka Aprianto (A1H121194)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Sosial Peserta Didik”
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas Pertumbuhan


Perkembangan Fisik, sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bapak David Iqroni,
S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu.

Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena
pengetahuan yang kami miliki masih minim, dan masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita serta dapat dipahami oleh pembaca.

Jambi, 22 Februari 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Perkembangan Sosial ................................................................... 3
2.2 Karakteristik Teori Perkembangan Sosial ..................................................... 3
2.3 Bentuk-bentuk Tingkah Laku Sosial ............................................................. 4
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial............................ 6
2.5 Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku ............................. 7
2.6 Upaya Mengembangan Sikap Sosial Peserta Didik ....................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
3.2 Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peserta didik yang merupakan manusia adalah makhluk sosial yang saling
membutuhkan manusia lain untuk dapat berkembang menjadi manusia yang utuh.
Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena
interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses
sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan diharapkan
dapat memahami pengertian dan sosialisasi peserta didik. Pada awal manusia dilahirkan,
manusia belum memiliki sifat sosial yang berarti manusia tidak sama sekali memiliki
kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak diperoleh
dari berbagai kesempatan dan pengalaman berinteraksi dengan orang-orang di
lingkungannya.

Kebutuhan berinteraksi anak dengan orang lain dapat dirasakan ketika usia anak
sekitar enam bulan, disaat itu mereka mampu mengenal manusia lain, terutama ibu dan
anggota-anggota keluarganya. Anak mulai mampu membedakan arti senyum dan
perilaku sosial lain, seperti marah (tidak senang mendengar suara keras) dan kasih
sayang.

Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan untuk


memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut sifat-sifat pribadi,
minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong remaja untuk bersosialisasi lebih
akrab dengan lingkungan sebaya atau lingkuangan masyarakat baik melalui
persahabatan atau percintaan.

Masa kini, yang merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek
gejolak perkembangan pada masa remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama
tetapi isi bahasanya berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan
kemampun dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu,
perkembangan sosial orang dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan
perkembangan sosial remaja.

1
1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud perkembangan sosial?


b. Apa saja karakteristik perkembangan sosial pada peserta didik?
c. Apa saja bentuk-bentuk tingkah laku sosial?
d. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial peserta didik?
e. Apa pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku peserta didik?
f. Upaya mengembangkan sikap sosial peserta didik?

1.3 Tujuan

a. Dapat mengetahui apa yang dimaksud perkembangan sosial.


b. Mengetahui karakteristik perkembangan sosial pada peserta didik.
c. Mengetahui bentuk tingkah laku sosial.
d. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial peserta
didik.
e. Mengetahui pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku peserta didik.
f. Mengetahui cara mengembangkan sikap sosial peserta didik.

1.4 Manfaat

a. Bagi Peserta Didik


Berpartisipasi aktif dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas
serta kemandirian.
b. Bagi Guru
Memahami lebih dalam cara menyampaikan materi terhadap peserta didik sesuai
dengan hal yang dipelajari.
c. Bagi Mahasiswa FKIP
Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif, melatih
untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengenalkan dengan
kegiatan kepustakaan.
d. Bagi Pembaca dan Penulis
Dapat menambah minat baca, dapat mengetahui, memahami, dan menguasai
tentang pembuatan makalah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial adalah perolehan perilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Menjadi orang yang bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses.
Masing-masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tapi saling berkaitan,
sehingga kegagalan dalam satu proses akan menurunkan kadar sosialisasi individu.

Perkembangan sosial adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan


diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial
diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons
terhadap dirinya. Perkembangan sosial merupakan proses pembentukan sosial self
(pribadi dalam masyarakat), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa, dan
seterusnya.

Dapat dipahami bahwa perkembangan sosial adalah perkembangan yang


menuntut suatu individu agar dapat berkembang dengan bersosial atau bermasyarakat
dan mampu beradaptasi pada lingkungan masyarakat dengan mengikuti aturan-aturan
dalam masyarakat tersebut. Perkembangan sosial juga pembentukan diri pribadi dalam
lingkungan sosial yang dari lingkungan yang kecil dari keluarga hingga ke lingkungan
masyarakat yang lebih luas seperti lingkungan budaya dan bangsa.

2.2 Karakteristik Teori Perkembangan Sosial


Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai
dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang bermasyarakat (sozialized) memerluka tiga
proses. Diantaranya adalah belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial,
memainkan peran sosial yang dapat diterima, dan perkembangan sifat sosial.
Perkembangan sosial seseorang ditekankan agar dapat diterima dalam masyarakat.
Tentunya individu harus menjalani proses pembelajaran agar dapat menyesuaikan
dengan lingkungan sosial supaya dapat diterima oleh masyarakat.

Perkembangan sosial merupakan “pencapaian kematangan dalam hubungan


sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan

3
saling berkomunikasi dan bekerja sama”. Perkembangan sosial diharapkan agar mampu
bermanfaat bagi masyarakat dan berdampak positif pada perkembangan masyarakat
dengan adanya saling membantu antar individu sosial. Perkembangan sosial juga
ditujukan untuk berkembangnya moral seseorang.

2.3 Bentuk-bentuk Tingkah Laku Sosial


Perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan dalam masyarakat yang
tidak menyangkut aspek-aspek penting dalam masyarakat. Perubahan berpengaruh kecil
jika dibiarkan dan terus berlangsung dapat menyebabkan perubahan berpengaruh besar.
Setiap orang memiliki tersendiri dalam perkembangan sosialnya baik perubahan yang
kecil atau bahkan yang besar. Proses perkembangan sosial ini yang akan menuju
kematangan sosial pada orang tersebut. Dalam perkembangan menuju kematangan
sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interaksi sosial diantaranya:

a. Pembangkangan

Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap
penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan
kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai
puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam
tahun. Sikap orang tua terhadap anak seharusnya tidak memandang pertanda mereka
anak yang nakal, keras kepala atau sebutan negatif lainnya. Sebaiknya orang tua
mau memahmi sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju
kearah independent.

b. Agresi (Agression)

Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata


(verbal). Agresi merupakan salah satu bentuk reaksi tetrhadap rasa frustasi (rasa
kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini
diwujudkan dengan menyerang seperti: mencubit, menggigit, menendang, dan lain
sebagainnya. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka agretifitas anak
akan semakin meningkat.

4
c. Berselisih (Bertengkar)

Sikap anak ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap
atau perilaku anak lain. Biasanya perselisihan terjadi karena berbedanya pendapat
antara individu yang satu dengan yang lainnya.

d. Menggoda (Teasing)

Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan


serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau
cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang digodannya.

e. Persaingan (Rivaly)

Yaitu kenginan untuk melebihi orang lain dan selalu di dorong oleh orang lain.
Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada
usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin membaik.

f. Kerja sama (Comperation)

Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada
usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini
semakin berkembang dengan baik.

g. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)

Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap
memerintah dan mengambil alih control orang lain. Wujud dari sikap ini adalah
memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.

h. Mementingkan diri sendiri (Selffishness)

Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi keinginannya sendiri dan melakukan


tindakan apapun untuk mencapai keinginannya. Sikap mementingkan diri sendiri
biasanya tidak akan mendengarkan apa yang dikatakan orang lain dan hanya
mempedulikan dengan apa yang ia yakini.

i. Simpati (Sympaty)

Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian


terhadap orang lain mau mendekati atau bekerja sama dengan dirinya.

5
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial
Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi
intelektual dan emosional. Seseorang remaja dapat mengalami sikap hubungan sosial
yang bersifat tertutup sehubungan dengan masalah yang dialami remaja. Keadaan atau
peristiwa ini dinyatakan bahwa anak telah dapat mengalami krisis identitas. Bagaimana
seorang remaja dapat mengembangkan pribadi dan identitasnya dapat diakibtkan oleh
beberapa faktor, yaitu:

1. Faktor Hereditas

Dalam hal ini, perkembangan sosial itu sendiri didapatkan semenjak lahir yang
berasal dari orang tua kandung yang melahirkan. Yang berrati perkembangan sosial
seseorang didapatkan oleh karena faktor biologis yang diturunkan oleh orang tua
yang kedepannya akan terus berkembang.

2. Faktor Lingkungan

Faktor utama yang dimana perkembangan sosial suatu individu ditentukan oleh
lingkungan hidup seseorang yang akan mempengaruhi emosi dan perilaku
seseorang. Ada beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan
sosial seseorang yaitu keluarga, pendidikan dan masyarakat

3. Faktor Umum

Merupakan faktor campuran antara faktor lingkungan dan faktor hereditas.


Faktor umum juga tergolong dari kedua faktor diatas.

6
2.5 Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan
sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap
norma-norma kelompok, moral dan tradisi, meleburkkan diri menjadi suatu kesatuan,
saling berkomunikasi dan bekerja sama.

Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti dia belum memiliki
kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak
harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain.

Proses sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang
bertanggung jawab dan efektif.

2.6 Upaya Mengembangan Sikap Sosial Peserta Didik


Ada beberapa langkkah yang dapat dilakukan pendidik untuk mengembangkan
sikap sosial peserta didik:

a. Melaksanakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatifan


menggembangkan sikap kerja sama dan saling menghargai diri peserta didik.
Pembelajaran kooperatif akan mendorong peserta didik untuk menghargai
kemampuan orang lain dan bersabar dengan sikap orang lain.
b. Melaksanakan pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratifakan
mengembangkan sikap membantu dan berbagi dalam pembelajaran. Siswa yang
lebih pintar bersedia membantu temannya yang belum memahami materi
pelajaran yang sedang dibahas. Pembelajaran kolaboratif akan menumbuhkan
sikap saling menyayangi di antara peserta didik.

Sikap saling menyayangi merupakan salah satu sifat orang mukmin sebagaimana
sabda Rasulullah yang artinya “ perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling
rasa cinta dan kasih sayang mereka adalah seperti orang satu tubuh yang apa bila ada
salah satu anggotannya yang mengeluh sakit maka anggota-anggotanya tubuh lainnya
ikut merasa sakit.” (HR. Muslim dan Ahmad).

7
Kebiasaan belajar kooperatif dan kolaboratif akan membuat peserta didik merasa
bersaudara dan tidak saling mengolok-olok.

Hasan (2006) sekolah atau guru dapat berusaha untuk membina hubungan sosial yang
lebih stabil dalam jangka waktu yang lebih panjang. Peran utama pendidik adalah
membantu peserta didik dapat menyelesaikan masalah sosial yang sesungguhnya yang
akan dihadapi ditempat kerja, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Sekolah dapat
membekali peserta didik dengan keterampilan sosial dan kemampuan menyelesaikan
masalah sosial. Peran guru membantu peserta didik dapat mengatasi masalah hubungan
sosial itu dengan baik.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manusia tumbuh dan berkembang di alam di dalam lingkungan. Lingkungan ini
dapat dibedakan atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan sosial
memberikan banyak pengaruh terhadap pembentukan berbagi aspek kehidupan,
terutama kehidupan sosio-psikologi. Manusia sebagai makhluk sosial,senantiasa
berhubungan dengan sesame manusia.

Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai


memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma
yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja menghadapi berbagai
lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial yaitu keluarga,


kematangan status sosial pendidikan dan kapasitas mental.

Dengan refleksi diri, hubungan dengan situasi lingkungan sering tidak


sepenuhnya diterinma, karena lingkungan tidak senantiasa sejalan dengan konsep
dirinya yang tercermin sebagai suatu kemungkinan bentuk tingkah laku sehari-hari.

Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berhubungan dengan


pemahaman seseorang individu atas situasi sosial dilindungi.

3.2 Saran
Saat ini banyak bahaya di dalam proses menuju perkembangan sosial yang
umumnya dapat dikendalikan jika diketahui pada saat yang tepat dan jika dilakukan
langkah perbaikan untuk menguranginya sebelum menjadi kebiasaan dan menimbulkan
reputasi yang kurang baik. Karena itu sebaiknya orang tua benar-benar memperhatikan
perkembangan anak sampai ia mampu membedakan dan memilih mana yang baik dan
buruk untuk dirinya (dewasa). Tetapi tidak dengan bersikap otoriter terhadap anak.

9
DAFTAR PUSTAKA

Niken.(2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak.

Nurjati. (2013). Dokumen Faktor Pengaruh Perkembangan Sosial Emosi.

Puteri, Riani. (2013). Pentingnya Pengembangan Sosial Emosional Pada Anak

Usia Dini.

Sarwono. (2002). Berkenalan dengan Aliran dan Tokoh Psikologi. Jakarta:

Erlangga.

Setyadi. (2018). Dokumen Perkembangan Sosial.

Sujiono. (2005). Mencerdaskan Perilaku Anak Usia Dini. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Yusuf, Syamsu. (2004). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Zahidi. (2015). Bentuk-bentuk Tingkah Laku Sosial.

https://www.academia.edu/42222368/Makalah_Perkembangan_Sosial_Peserta_Didik

10

Anda mungkin juga menyukai