Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“HAMBATAN KONI PADA CABOR E-SPORT JAMBI”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN OLAHRAGA

Dosen Pengampu:
Anggrawan Janur Putra, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh

Kelompok 3 :

Dini Fikri Yanti Edwin Deafran


Eka Aprianto Cut Vidya Aslina
Muhammad Alhafid Aristian
Pandu Hadi Yandra Muhammad Sodri
Iqbal cahya Ferdian Agung Tri Wahyudi
Dicky Pratama Ramdani Muhammad Gilang Endar Saputra

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas berkah, rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah “manajemen olahraga”

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Harapan penyusun semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan


pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Penyusun menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 2 September 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
1.4 Tujuan Penulisan......................................................................................................4
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ELEKTRONIK SPORT (E-SPORT)

...........................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Elektronik Sport (E-SPORT).................................................................5
2.2 Induk Organisasi Elektronik Sport (E-SPORT).......................................................5
2.3 Elektronik Sport (E-sport) Sebagai Olahraga..........................................................6
2.4 Pengurus Besar E-Sport (PB ESI)...........................................................................7
BAB III PEMBAHASAN................................................................................................9
3.1 Peranan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam Memajukan
Elektronik Sport (E-sport) di Wilayah Kota Jambi.......................................................9
3.2 Hambatan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam Memajukan
Elektronik Sport (E-sport)...........................................................................................14
3.3 Upaya Yang di Lakukan Komite Olahraga Nasional Indoneisa (KONI) dalam
Mengatasi Hambatan dalam Memajukan Elektronik Sport (E- sport)........................16
BAB IV PENUTUP........................................................................................................18
A. Kesimpulan.............................................................................................................18
B. Saran........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Olahraga merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Setiap aktivitas manusia


selalu di sertai dengan gerak tubuh karena bergerak adalah ciri kehidupan. Olahraga
sangat menentukan kualitas gerak dan kualitas hidup serta derajat kesehatan manusia.
Hal ini sesuai dengan pengertian subtantif olahraga bahwa olahraga sebenarnya
merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak
(mempertahankan hidup) serta meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas
hidup). Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang bersifat periodik Artinya, olahraga
sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan yang tidak bisa ditinggalkan.
Olahraga dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasman, rohani dan sosial. Struktur anatomis- anthropometris dan fungsi
fungsional, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektual maupun kemampuannya
bersosialisasi dengan lingkungan nyata. Seiring kemajuan teknologi yang Semakin
pesat ditandai dengan berkembangnya teknologi yang sangat dibutuhkan untuk
menunjang kehidupan manusia. menjelaskan bahwa “Internet Sebagai Sumber
informasi dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
sumber daya manusia” ;Internet dengan Sifatnya yang dinamis mampu memfasilitasi
berbagai aktivitas kehidupan, pendidikan, bisnis, perbankan, sosial, dan bahkan
olahraga Saat ini memanfaatkan Internet.
Olahraga elektronic atau biasa disebut E-Sport merupakan Cabang Olahraga
(CABOR) baru yang berkembang pesat di Indonesia maupun di dunia. Salah satu
sumber terpercaya paling awal menggunakan istilah” E- Sport’’ adalah siaran pers di
tahun 1999 pada saat peluncuran dari Asosiasi Gemers Online ( OGA ) di Amerika
Serikat dan Eropa, sejarah dari game kompetitif biasanya dikaitkan dengan adanya
game menembak orang pertama” first person shooting, khususnya pada tahun 1993
dirilisnya game “Doom” dan judul berganti tahun 1996 “Quake” oleh id software.
Selama waktu itu, tim dari pemain online disebut “Klari”, mulai bersaing pada
turnamen online pada 1997, beberapa professional dan liga game semi-profesional
online telah terbentuk “Cyberathlete professional league’ (2006).

Elektronik Sport (E-sport) merupakan suatu cabang olahraga baru yang


berkembang seiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Menyatakan bahwa
“Pengertian Elektronik Sport (E-sport) merujuk pada permainan game yang kompetitif
dan melibatkan penonton”. Elektronik Sport (E-sport) lebih ke arah game profesional,
yaitu cara kompetitif bermain game yang sesuai dengan aturan profesional.
“Elektronik Sport (E-sport) adalah area kegiatan olahraga dimana seseorang
mengembangkan dan melatih kemampuan mental atau fisisk falam penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi”.
Kini pada tahun 2019 di Indonesia telah terdapat berbagai teknologi yang
mendukung kegiatas Elektronik Sport (E-sport) fisik dan non fisik. Untuk Elektronik
Sport (E-sport) non fisik, telah tersedia jaringan internet yang cepat dan reliable
sehingga koneksi permainan dapat terjadi tanpa gangguan dan permainan yang
membutuhkan jalur internet cepat telah dapat digunakan. Selain itu teknologi komputer
juga terus meningkat dan saat ini berbagai teknologi komputer yang ada di luar negeri
telah ada di Indonesia sehingga mengakomodasi berbagai game online yang
membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi. Sekarang E- sport menjadi Cabang
Olahraga (CABOR) resmi di SEA Games 2019, E- sport juga dipertandingkan secara
resmi di skala nasional seperti pada kejuaraan Piala Presiden 2019. Kemudian banyak
sekali ajang kompetisi E-sport di skala dunia seperti The 2016 Call of Duty World
League Championship, The Dota 2 Asia Championship , The 2018 League of Legends
World Championship, The International 8, Bahkan E-sport yang sedang heboh di
kalangan anak-anak sampai dewasa yakni Mobile legend , PUBG, Serta Free fire.

PB ESI atau Pengurus Besar Esport Indonesia yang diresmikan Pada 18


Januari 2020 dan Pengurus Besar Esport Indonesia (PB ESI). Kabupaten – Kota di
Provinsi Jambi yang dilantik Pada , Rabu 30 Juni 2021. Pengurus Besar Esport
Indonesia (PB ESI) Sendiri berada di bawah payung kepengurusan Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI). Pihak PB ESI atau Pengurus Besar Esport Indonesia
Bertugas untuk eregulasi Industri Elektronik Sport (E-sport) yang merupakan Induk
cabang olahraga prestasi agar menjadi lebih teratur dan Prestasi yang lebih maksimal.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang memiliki tujuan untuk mewujudkan
prestasi olahraga yang membanggakan, membangun watak bangsa untuk mengangkat
harkat dan martabat bangsa Indonesia. Untuk mendapatkan tujuan tersebut, Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mempunyai susunan organisasi mulai dari tingkat
kecamatan sampai tingkat pusat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka merumuskan masalah


sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peranan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam


Memajukan Elektronik Sport (E-sport) di Wilayah Kota Jambi?

2. Apakah Hambatan yang di hadapi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)


dalam memajukan Elektronik Sport (E-sport) di wilayah Kota Jambi ?

3. Apakah upaya yang dilakukan oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia


(KONI) dalam mengatasi kendala dalam memajukan Elektronik sport (E- sport)
?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan ini:

a. Untuk mengetahui Bagaimana peranan Komite Olahraga Nasional Indonesia


(KONI) Dalam Memajukan Elektronik Sport (E-sport) di Wilayah Kota Jambi
b. Untuk mengetahui Apa Hambatan yang di hadapi Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) dalam memajukan Elektronik Sport (E- sport) di wilayah
Kota Jambi
c. Untuk mengetahui bagaimana upaya Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) dalam mengatasi kendala dalam memajukan Elektronik sport (E-sport).
1.4 Tujuan Penulisan
a. Secara teoritis

Dapat menambah wawasan bagi penulis dan kepada pembaca pada


umumnya,dalam hal ini berkenaan dengan fungsi Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) dalam memajukan Elektronik Sport (E-sport) di wilayah Kota Jambi
b. Secara akademis
Sebagai salah satu persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
olahraga.
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG ELEKTRONIK SPORT (E-SPORT)

2.1 Pengertian Elektronik Sport (E-SPORT)


E-Sport merupakan suatu cabang olahraga baru yang berkembang seiring
kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. “Pengertian E- Sport merujuk pada
permainan game yang kompetitif dan melibatkan penonton”. E-Sport lebih kearah game
profesional, yaitu cara kompetitif bermain game yang sesuai dengan aturan profesional.
“E-Sport adalah area kegiatan olahraga dimana seseorang mengembangkan dan melatih
kemampuan mental atau fisik dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi” .

Pendapat Wagner didukung oleh pernyataan Rai dan Gao Yan bahwa “E-Sport
atau olahraga cyber adalah olahraga yang dimainkan secara online dan dalam proses
perkembangannya menjadi permainan profesional. E-Sport secara singkat dapat
digambarkan sebagai permainan komputer yang kompetitif. E-Sport mengandung unsur
amatir dan profesional, serta memiliki banyak kesamaan dengan olahraga umum”.
Selanjutnya, tujuan E-Sport dimainkan adalah untuk meningkatkan kemampuan pemain
dalam penggunaan teknologi digital dan bermain game komputer sebagai bentuk
kompetisi. Sehingga permainan E-Sport harus menampilkan objektivitas yang dapat
digunakan untuk menilai kinerja para pemain dalam permainan.
Wagner menegaskan bahwa E-Sport harus dipandang sebagai salah satu bentuk
olahraga, hal ini mengacu pada pengertian olahraga menurut Tiedemann dalam Wagner
“Olahraga adalah bidang kegiatan budaya di mana manusia secara sukarela
berhubungan dengan orang lain dengan niat sadar untuk mengembangkan kemampuan
dan prestasi mereka, menurut aturan menempatkan diri atau diadopsi tanpa
merusaknya atau dirimereka sendiri dengan sengaja”

2.2 Induk Organisasi Elektronik Sport (E-SPORT)


Elektronik sport (E-sport) indonesia (ESI) adalah organisasi induk cabang
olahraga Elektronik Sport (E-sport) di bawah naungan komite olahraga indonesia.
Pengurus besar E-sport indonesia (PBESI) diketuai oleh budi gunawan dan resmi
dilantik pada tanggal 18 januari 2020 di hotel kempinski, Jakarta.
2.3 Elektronik Sport (E-sport) Sebagai Olahraga.
Perdebatan apakah Elektronik Sport (E-sport) dapat dikategorikan sebagai olahraga
masih berlanjut hingga saat ini. Banyak orang yang berpendapat bahwa E-Sport adalah
olahraga, namun tidak sedikit pula yang menganggap E-Sport hanya sebatas bermain
game.
Oleh sebab itu, ditinjau dari sosiologi olahraga (Guttman, 1978) dan filsafat
olahraga (Suits, 2007) dalam Jenny S. E., et al (2016:5) bahwa suatu olahraga harus
memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Play (Bermain)
Guttmann dalam Jenny S. E., et al menegaskan bahwa bermain merupakan
pondasi awal olahraga. E-Sport memiliki unsur bermain di dalamnya sehingga dapat
dikategorikan sebagai suatu olahraga.
2) Organized (Peraturan)

Suits (2007) dan Guttman (1978) dalam Jenny S. E., et al (2016:6) menyatakan
bahwa sebuah olahraga diatur dan memliki peraturan. Sebuah kompetisi E-Sport
memiliki aturan dalam permainan dimana aturan tersebut harus ditaati dan dijalankan
oleh pemain.
3) Competition (Kompetisi)
Guttmann (1978) dalam Jenny S. E., et al (2016:6) “Olahraga harus
melibatkan kompetisi sehingga menghasilkan pemenang dan pecundang”.
Kompetisi E-Sport saat ini semakin berkembang pesat, bahkan telah
diadakan kompetisi E-Sport antar negara.
4) Skill (Keterampilan)
Menurut Suits (2007) dalam Jenny S. E., et al (2016:7) “Olahraga
harus melibatkan permainan yang terampil, dimana kesempatan dan
keeruntungan bukanlah satu-satunya alasan untuk menang”. Bermain E-
Sport harus memiliki keterampilan baik keterampilan untuk mengendalikan
controller, maupun keterampilan dalam konteks kecerdasan untuk
mengambil keputusan dalamvideo game.
5) Physicality (Fisik)
Salah satu karakteristik olahraga adalah keterampilan. Dimana
keterampilan tersebut bersifat fisik. E-Sport dominan menggunakan
kemampuan berpikir sama halnya dengan catur. Duduk dan menekan tombol
controller merupakan kegiatan fisik. Selain itu, ketika seseorang berpikir
maka secara tidak langsung mengeluarkan energi dan menguras stamina. Hal
tersebut yang menjadikan E-Sport termasuk olahraga.
6) Broad Following (Pengikut yang Luas)

Suits (2007) dalam Jenny S. E., et al (2016:12) berpendapat bahwa olahraga


harus bergerak melampaui permainan yang hanya menjadi daya tarik lokal atau tren dan
harus memiliki pengikut yang luas. E-Sport saat ini telah berkembang pesat secara
global.
Situs web Electronic Sports League (ESL) pada 2015 mencatat lebih dari 5 juta
pemain terdaftar, dan 2 juta pemain aktif dalam kompetisi ESL 2013. ESWC setiap
tahunnya menyelenggarakan kompetisi yang ditonton lebih dari 200,000 penonton
selama 5 hari berlangsungnya turnamen di Paris. Selain itu, lebih dari 1 juta orang
menonton lewat internet (ESWC, 2015 dalam Jenny S. E., et al,2016:13). Hal tersebut
membuktikan bahwa E-Sport memiliki pengikut yang luas.
7) Institutionalization (Pelembagaan)

Institutionalization mengacu pada kegiatan yang memiliki sejarah panjang


dimana: (a) aturan dikembangkan dan distandarisasi;
(b) permainan yang resmi;

(c) pengembangan keahlian;

(d) coaches, trainers, officials, dan lembaga pemerintahan (Drewe, 2003; Suits,
2007; Tamburrini, 2000 dalam Jenny S. E., et al, 2016:13). E-Sport sendiri
pada tanggal 11 Agustus 2008 telah memiliki International E-Sport
Federation (IeSF) sebagai intuk organisasi olahraga dunia yang menaungi
cabang olahraga E- Sport.

2.4 Pengurus Besar E-Sport (PB ESI)


PB (Pengurus Besar) ESI diresmikan dan dilantik pada tanggal 18 Januari
2020. PB ESI mengatur seluruh elemen dalam ekosistem eSport Indonesia dengan
tujuan agar lebih maju. PBESI bertanggung jawab untuk memajukan ekosistem eSport
mulai dari tim hingga pemainnya. Selain itu, PBESI juga bertugas untuk membantu
perkembangan E-Sport dari tingkat daerah hingga nasional agar bisa berkiprah di
kancah internasional.
PBESI sendiri berada di bawah payung kepengurusan Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI). Pihak PBESI bertugas untuk meregulasi industri eSport
yang merupakan salah satu cabang olahraga prestasi menjadi lebih teratur agar bisa
menghasilkan prestasi yang lebih maksimal.
BAB III
PEMBAHASAN

PERANAN KOMITE OLAHRAGA NASIONAL INDONESIA (KONI) DALAM


MEMAJUKAN ELEKTRONIK SPORT (E-SPORT) DI WILAYAH KOTA
JAMBI.

3.1 Peranan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam Memajukan


Elektronik Sport (E-sport) di Wilayah Kota Jambi.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi memiliki peranan
penting dalam memberikan sarana dan prasarana untuk meningkatkan sekaligus
mengembangkan Olahraga di Kota Jambi, Ruang lingkup peningkatan prestasi Olahraga
di atur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2017 tentang
peningkatan prestasi Olahraga Nasional pada Bab I Pasal 2 :

a. Pengembangan bakat dan calon Atlet Berprestasi


b. Seleksi calon Atlet Berprestasi dan calon pelatih Atlet Berprestasi.
c. Pelatihan performa tinggi Atlet Berprestasi\
d. Pembinaan kehidupan sosial Atlet Berprestasi
e. Pembiayaan dan

Pengawasan dan Pelaporan Bab II Pasal 4 :

1. Untuk memenuhi kebutuhan calon Atlet Berprestasi dilakukan pengembangan


bakat Calon Atlet Berprestasi.
2. Pengembangan Bakat calon Atlet Berprestasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
ditunjukan kepada Olahragawan Potensial yang memiliki prospek mencapai prestasi
puncak melalui pembinaan berjenjang, yang didasarkan pada prinsip pembinaan
Olahragawan jangka panjang.
Pasal 5:
1. Pengembangan bakat calon Atlet Berprestasi dilakukan oleh Induk Organisasi Cabang
Olahraga dan NPC.
2. KONI membantu Mentri dalam melakukan pengawasan dan pendampingan dalam
pelaksanaan pengembangan bakat calon Atlet Berprestasi yang dilakukan oleh Induk
Organisasi Cabang Olahraga.
3. Pengembangan Bakat calon Atlet Berprestasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1)
dilakukan melalui :
a. Satuan pendidikan jalur formal
b. Sekolah khusus olahragawan
c. Klub Olahraga dan
d. Kompetisi Olahraga

Pasal 6 :

Pengembangan bakat calon Atlet Berprestasi dilakukan dengan penerapan Ilmu


pengetahuan dan teknologi Keolahragaan.

Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) adalah organisasi yang memiliki


wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola, membina, mengembangkan dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan olahraga prestasi di Indonesia. Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) juga memiliki strategi dan program tersendiri, serta
organisasi umum seperti meningkatkan keterampilan sumber daya manusia di seluruh
elemen pelatih, manajer, atlet dan karyawan, sekaligus mengoptimalkan sarana dan
prasarana olahraga untuk meningkatkan kinerja atlet, pelatih dan manajer. Dengan
menggunakan ilmu dan teknologi, sebagai penggerak olahraga di Indonesia yang
memiliki peran sangat penting bagi kemajuan bangsa terutama pada bidang
keolahragaan.
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dituntut untuk dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik serta memiliki pengelolaan manajemen yang
teratur sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Jambi Nomor 1 Tahun 2017
Tentang peningkatan sarana dan prasarana olahraga di Kota Jambi pada pasal :
Bab II Pasal 3 :

Peningkatan sarana dan Prasarana Olahraga berfungsi untuk :

a. Memberikan Fasilitas Olahraga Bagi Masyarakat Kota Jambi dan


b. Meningkatkan Prestasi Olahraga Kota Jambi

Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan di kantor Komite Olahraga


Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi peranan Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) adalah memberikan dana hibah kepada Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik
Sport (E-sport) sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB) yang di ajukan dan
memonitoring perkembangan Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport).
Sampai saat ini Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi belum
melakukan peranan nya berupa pemberian sarana dan prasarana terhadap Cabang
Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E- sport) dikarenakan adanya peraturan Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi sendiri yang menetapkan bahwa
untuk cabang olahraga baru akan di beri dana hibah yang dicairkan satu tahun setelah
diresmikan bergabung bersama Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota
Jambi. Aturan tersebut di tetapkan pada Peraturan Organisasi Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi Nomor 01 Tahun 2022 Tentang Penerimaan
cabang olahraga baru anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi
pada pasal :

Bab V Pasal 9 :

Cabang olahraga baru yang sudah ditetapkan menjadi anggota KONI Kota Jambi
belum mendapatkan dana pembinaan pada 1 (Satu) tahun berikutnya untuk
menyesuaikan administrasi penganggaran di KONI Kota Jambi.

Aturan di atas di buat karena Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Ingin
melihat bagaimana perkembangan dan potensi Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik
Sport (E-sport) agar pemberian dana hibah tersebut tidak sia-sia. Elektronik sport (E-
sport) sudah di akui sebagai Olahraga karena memilki kriteria yang sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan Pasal 20 Ayat 5 Huruf
M:

Mengembangkan Olahraga Berbasis Teknologi .

Elektronik Sport (E-sport) bergabung di Komite Olahraga Nasional Indonesia


(KONI) Kota Jambi serta ditetapkan sebagai Cabang Olahraga (CABOR) pada Tahun
2021. Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) Kota Jambi juga telah
dipertandingan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Tahun 2021.

Sistem anggaran yang dirapatkan setiap tahunya pada bulan agustus menjadi
acuan bagi Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) untuk mengajukan
rencana anggaran biaya (RAB) agar para atlit mendapatkan fasilitas, sarana dan
prasaran sesuai dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kota Jambi Nomor 1 Tahun 2017
Tentang peningkatan sarana dan prasarana olahraga di Kota Jambi. Saat ini Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi sudah menganggarkan dana untuk
Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E- sport) dan akan di gunakan Cabang
Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E- sport) untuk melakukan pembinaan kepada
atlit-atlit terpilih, selanjutnya akan di monitoring langsung oleh Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi agar dapat melihat perkembangan dan
kemajuan Elektronik Sport (E-sport) dalam semua pelaksanaan yang sudah ada di
rencana anggaran biaya (RAB) pengajuan Cabang Olahraga (CABOR) tersebut. Namun
sampai saat ini Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) belum
mengajukan atau memberikan rencana anggaran biaya (RAB) kepada Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap beberapa atlit


Elektronik Sport (E-sport) bahwasanya para atlit mengharapkan sarana dan prasarana
yang maksimal agar menunjang berkembangnya para atlit dalam berlatih. Sarana dan
prasarana yang diharapkan berupa:
- Tempat indoor ber AC
- Wifi / Jaringan internet yang stabil

- Pelatih yang berpengalaman

- Uang transportasi dan konsumsi

- Elektronik penunjang bermain.

Pada tahun 2022 di bulan agustus dalam acara gubernur cup kejuaraan provinsi
(KEJURPROV) yang di adakan di gelanggang olahraga (GOR) Kota Baru Jambi
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi mensupport penuh
kejuaraan olahraga Elektronik Sport (E-sport) dengan hadir dan melihat pertandingan
yang berlangsung selama tiga hari. Karena sudah menjadi Cabang Olahraga (CABOR)
resmi, Elektronik Sport (E-sport) Kota Jambi akan di support penuh dengan Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam kejuaraan pekan olahraga provinsi
(PORPROV) Di tahun 2023 sama dengan olahraga lainya.
Jika di lihat dari Peraturan Daerah (PERDA) Kota Jambi Nomor 1 Tahun 2017
tentang peningkatan sarana dan prasarana olahraga di Kota Jambi pada :

Bab II Pasal 3 :

Peningkatan sarana dan Prasarana Olahraga berfungsi untuk :


a. Memberikan Fasilitas Olahraga Bagi Masyarakat Kota Jambi dan
b. Meningkatkan Prestasi Olahraga Kota Jambi.

Berdasarkan penjelasan terebut di atas dapat dipahami bahwa sampai dengan


Januari 2023 ini Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi belum
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukanya atau belum
melakukan peningkatan sarana dan prasarana berupa pemberian dana hibah untuk
Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) dan akan di realisasikan pada
bulan Juni 2023 ini. Jikapun ada peran Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Kota Jambi adalah dalam hal mendukung dan ikut serta melihat acara pertandingan
gubernur cup Kejuaraan Provinsi (KEJURPROV) yang di adakan di gelanggang
olahraga (GOR) Kota Jambi.
3.2 Hambatan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam Memajukan
Elektronik Sport (E-sport).
Pada era digital seperti ini munculnya cabang olahraga (CABOR) yang dapat
dilakukan secara online atau daring, Elektronik sport (E-sport) merupakan jenis olahraga
digital yang dilakukan dengan menggunakan peralatan elektronik seperti computer/pc
dan handphone . Kementrian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) menjelaskan
bahwa Elektronik Sport (E-sport) termasuk dalam olahraga karena memiliki tiga unsur
dasar yaitu unsur kompetitif, unsur sportifitas, dan unsur prestasi. Meskipun
menggunakan media game dalam bidang kompetitifnya, olahraga ini memerlukan
strategi, ketangkasan, dan kecepatan seperti olahraga pada umumnya.
Perkembangan game di Indonesia yang sangat pesat membuat peran internet
memberikan dampak yang sangat besar dalam perkembangan Elektronik Sport (E-sport).
Namun, kecepatan internet di Indonesia ada di bawah rata-rata negara Asia. Speedtest
global index menyebutkan bahwa kecepatan unduh internet di Indonesia hanya 15,44
mbps. Sedangkan kecepatan unggahnya sebesar 9,16 mbps dan latensi 28 ms.
Munculnya sinyal 5G di Indonesia memberikan dampak yang baik untuk
industri Elektronik Sport (E-sport). Tetapi belum meratanya sinyal 5G dan masih kurang
stabilnya internet terutama di wilayah Kota Jambi merupakan salah satu hambatan
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi dalam memajukan
Elektronik Sport (E-sport) di wilayah Kota Jambi. Oleh karena itu, internet
merupakan salah satu hal yang berpengaruh dalam kemajuan Elektronik Sport (E-
sport)di wilayah Kota Jambi.
Selain internet hambatan lain dalam memajukan Elektronik Sport (E- sport) di
wilayah Kota Jambi adalah stigma atau pandangan dari masyarakat yang masih
menganggap bermain game online hanya sebatas kegiatan pelepas penat dan menjadi
kegiatan yang sia-sia. Dalam pandagan masyarakat Indonesia, melihat anak atau orang
terdekatnya bermain game memberi pandangan yang menakutkan dan bayang-bayang
bahwa masa depanya akan suram dan menjadi orang yang gagal. Banyak remaja
Indonesia yang masih menempuh pendidikan di sekolah menjadi sangat terdorong
dengan ide bahwa bermain game dapat menghasilkan uang hingga berpikir bahwa
menjadi atlet Elektronik Sport (E-sport) dapat menjadi cita-cita yang layak. Tetapi
sebelum remaja-remaja tersebut dapat menyalurkan hobinya, lingkungan sekitar mereka
sudah mulai untuk menolak dan menyuruh untuk berhenti mengejar cita-cita yang masih
di anggap “suram” itu.

Beberapa alasannya adalah karena banyak sekali media yang memberitakan


bagaimana bermain game dengan berlebihan dapat membuat kita menjadi susah untuk
fokus, cenderung lebih temperamental, susah bergaul maka dari itu para orang tua kerap
melarang keras untuk tidak mengejar cita- cita tersebut dan mencari cita-cita lain yang
lebih jelas. Hal itu terjadi karena minimnya pengetahuan sebagian masyarakat tentang
game online, nyatanya game online atau Elektronik Sport (E-sport) merupakan salah
satu cabang olahraga yang di dukung dan di support penuh oleh Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI). Dukungan dari masyarakat sekitar menjadi salah satu
bentuk dorongan untuk kemajuan dan berkembangnya Elektronik Sport (E- sport)
artinya pandangan positif serta dukungan dari masyarakat. Para Atlit Kota Jambi pada
saat berlangsungnya Kejuaraan Daerah (KEJURDA) Elektronik Sport (E-sport) Kota
Jambi masih memakai Elektronik penunjang bermain berupa hand phone sendiri,
dimana hand phone tersebut tidak termasuk standar Elektronik Penunjang bermain.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat dipahami bahwa hambatan
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam memajukan Elektronik Sport (E-
sport) adalah masih belum merata nya sinyal 5G yang hanya sebagian orang yang bisa
mengakses nya atau belum stabilnya internet terutama di wilayah Kota Jambi menjadi
salah satu hal yang berpengaruh dalam kemajuan Elektronik Sport (E-sport). Selain itu
ialah stigma dari masyarakat yang masih menganggap bermain game itu hanya sebatas
kegiatan pelepas penat dan menjadi kegiatan yang sia-sia serta masih minimnya
pengetahuan sebagian masyarakat tentang game online juga salah satu hambatan
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi dalam memajukan Elektronik
Sport (E-sport). Belum Adanya Elektronik bermain berupa handphone yang sesuai
standar bermain yang dimiliki Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota
Jambi.
Selain itu pendapat lain dari para atlit Elektronik Sport (E-sport) di Kota Jambi
tentang hambatan yang di alaminya bahwa belum ada aturan dari Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) dan Induk organisasi cabang olahraga (CABOR) Elektronik
Sport (E-sport) yaitu E-sport Indonesia (ESI) tentang kejelasan peraturan pembedaan
kelas professional dan amatir yang membuat para atlit amatir menjadi sulit berkembang.
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat di pahami bahwa Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi dan Induk organisasi cabang olahraga
(CABOR) Elektronik Sport (E-sport) yaitu E-sport Indonesia (ESI) belum memahai apa
yang di butuhkan oleh para atlit Elektronik Sport (E- sport) tentang aturan yang
membedakan kelas professional dan amatir di dalam kompetisi yang sudah di adakan
sampai sekarang.

3.3 Upaya Yang di Lakukan Komite Olahraga Nasional Indoneisa (KONI) dalam
Mengatasi Hambatan dalam Memajukan Elektronik Sport (E- sport).
Mengatasi kendala jaringan internet yang kurang stabil di berbagai daerah Kota
Jambi sebagai salah satu bentuk tanggung jawab Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) Kota Jambi dalam memajukan Elektronik Sport (E-sport) ialah dengan
menjalin kerja sama maupun sponsor dengan jaringan internet atau wifi yang terbaik
di wilayah jambi sehingga di event-event besar kendala sinyal tidak lagi menjadi
hambatan para atlit dalam perlombaan atau kejuaraan yang sedang berjalan sehingga
para atlit atau pemain bisa bermain dengan nyaman. Selain itu juga menjadi refrensi
bagi pemain agar bisa memakai jaringan yang lebih baik sehingga internet bukanlah
menjadi hambatan bagi para atlit maupun pemain. Komite Olahraga Nasional Indonesia
(KONI) Kota Jambi meminta pihak Dinas Komunikasi dan Informasi (KOMINFO)
Provinsi Jambi agar bisa meratakan penyebaran pembangunan sinyal 5G guna
mencegah terjadinya hambatan internet para atlit dalam berlatih maupun bermain.
Mengadakan penelitian tentang minat masyarakat terhadap Elektronik Sport (E-
sport) di kota jambi untuk mengetahui minat/antusias masyarakat terhadap Elektronik
Sport (E-sport) dan sebuah pembuktian bahwa permainan Elektronik Sport (E-sport)
memiliki dampak yang positif bagi masyarakat maupun Negara seperti di bidang
perekonomian, sosial, maupun prestasi, Elektronik Sport (E-sport) juga memiliki nilai-
nilai yang terdapat dalam olahraga pada umumnya seperti nilai estetika dalam
permainan Elektronik Sport (E-sport).
Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan Elektronik Sport (E- sport)
sebagai olahraga non fisik memberikan dampak positif bagi para peminat dan pemain
professional dapat memahami tentang nilai dan fungsi dalam permainan Elektronik
Sport (E-sport). Berkaitan dengan hal tersebut maka, Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI) Kota Jambi akan melakukan edukasi yang membahas terkait
dengan stigma masyarakat terhadap olahraga Elektronik Sport (E-sport), agar merubah
pandangan masyarakat terhadap olahraga Elektronik Sport (E-sport). Setelah itu Komite
Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi bisa mengadakan even-even besar
terkait Elektronik Sport (E-sport) yang tujuanya agar olahraga ini diketahui banyak
masyarakat terlebih pada nilai positif yang bisa di dapat dalam olahraga Elektronik
Sport (E-sport). Dengan memberikan edukasi terkait pandangan masyarakat lalu
membuat banyaknya event-event tersebut maka para gamers yang rata-rata masih
pelajar bisa membuktikan kepada orang tua dan masyarakat bahwa Elektronik Sport (E-
sport) ini bukan hanya sebatas kegiatan pelepas penat atau kegiatan yang sia-sia
melainkan olahraga prestasi yang sama dengan olahraga lainya.
Setelah diberikan dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan
Induk organisasi cabang olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E- sport) yaitu E-sport
Indonesia (ESI) akan memonitoring langsung dengan apa yang di butuhkan para pemain
Elektronik Sport (E-sport). Serta Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota
Jambi akan terus mempelajari apa saja keluhan yang menjadi hambatan untuk kemajuan
Elektronik Sport (E- sport) di Kota Jambi seperti pembedaan kelas pemain dan akan
langsung membuat apa yang menjadi mufakat bersama seperti pembuatan aturan
pembedaan kelas pemain.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian terhadap permasalahan yang telah dibahas pada bab- bab
sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sampai saat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi belum
memberikan sarana dan prasarana berupa dana hibah dikarenakan adanya peraturan
sendiri dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi yang akan
memberikan atau mencairkan dana hibah 1 (satu) tahun setelah bergabungnya
Cabang Olahraga (CABOR) ini atau setelah rapat kerja di tahun berikutnya.
2. Hambatan yang di alami Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi
dalam memajukan Elektronik Sport (E-sport) ialah belum meratanya sinyal 5G serta
tidak stabilnya jaringan internet di berbagai wilayah Kota Jambi dan juga stigma
masyarakat yang masih menganggap game online sebagai suatu kegiatan pelepas
penat dan menjadi kegiatan yang sia-sia dan pandangan negative lainya seperti
bermain game dapat membuat kita menjadi susah untuk focus, cendrung lebih
temperamental sehingga game online di anggap merugikan generasi, hal itu terjadi karena
minimnya pengetahuan masyarakat tentang game online.
3. Upaya yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam
mengatasi kendala ialah dengan menjalin kerja sama maupun sponsor dengan
jaringan internet atau wifi yang terbaik di Wilayah Jambi sehingga di event-event
besar kendala sinyal tidak lagi menjadi hambatan para atlit dalam perlombaan atau
kejuaraan. Selanjutnya untuk kendala masyarakat ialah Mengadakan penelitian
tentang minat masyarakat terhadap Elektronik Sport (E-sport) di kota jambi untuk
mengetahui minat/antusias masyarakat terhadap Elektronik Sport (E- sport) Setelah
melihat sejauh mana stigma masyarakat terhadap game online atau Elektronik Sport
(E-sport) selanjutnya bisa mengadakan even-even besar terkait Elektronik Sport (E-
sport) yang tujuanya agar olahraga ini diketahui banyak masyarakat terlebih pada
nilai positif yang bisa di dapat dalam olahraga Elektronik Sport (E-sport).
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan dari hasil pengamatan dalam pembahasan
yang telah penulis lakukan yaitu :
1. Hendaknya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi agar lebih
sering memonitoring Cabang Olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) guna
lebih memahami apa yang terjadi di lapangan dan apa yang di butuhkan pada cabang
olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) di Kota Jambi, mengingat minat para remaja
yang sangat banyak terhadap cabang olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) ini.
2. Hendaknya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi. segera
melakukan pembangunan sport center yang dapat menampung para atlit cabang
olahraga (CABOR) Elektronik Sport (E-sport) karena dengan adanya hal tersebut
dapat mendukung terwudujnya kemajuan cabang olahraga (CABOR) ini.
3. Hendaknya disaat Cabang Olahraga (CABOR) baru bergabung dan belum dapat
dana, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi lebih melihat secara
lebih terbuka dengan bangunan- bangunan terlantar milik pemerintah yang ada di
kota jambi agar dapat dimanfaatkan untuk tempat berkumpul dan latihanya para
Atlit Elektronik Sport (E-sport) Kota Jambi.
4. Hendaknya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Jambi mengubah
peraturan yang memberikan dana hibah satu tahun setelah bergabungnya Cabang
Olahraga (CABOR) agar tidak terhambatnya perkembangan Cabang Olahraga
(CABOR) tersebut.
5. Hendaknya KONI Kota Jambi selalu mengadakan even-even Esport guna mencari
dan memfasilitasi anak-anak muda jaman sekarang yang memiliki minat bakat di
game (E-sport).
6. Hendaknya KONI Kota Jambi memberikan pemahaman tentang Cabor E-spot
kepada anak-anak muda agar bermain game pada tempatnya dan terarah agar
menghilangkan stigma buruk tentang game di masyarakat jambi khususnya.
7. Hendaknya KONI memberikan kepercayaan kepada para orang tua dengan cara
merangkul komunitas anak-anak yang memiliki hobi dibidang E-sport.
8. Hendaknya KONI memerintahkan di setiap sekolah menengah atas yang ada di
Jambi agar menerapkan Ekstra kulikuler E-sport atau Game agar mewadai bakat
para siswa.
9. Hendaknya KONI Membuat liga E-sport antar pelajar seprovinsi Jambi.
10. Pemerintah dan KONI harus bekerja sama untuk meningkatkan layanan jaringan
keseluruh daerah agar bakat-bakat yang yang berasal dari daerah tidak terhalang
oleh jaringan sinyal yang belum merata.
DAFTAR PUSTAKA

Yudha bela Persada, Kajian Referensi E-sport dalam ranah Olahraga, Januari 2020.

Halida ulfah, Peran Komite olahraga nasional indonesia (KONI) mendukung prestasi

atlet pada cabang olahraga atletik di kabupaten Hulu sungai utara,2020.

Wildan hernanda agung nugraha, Minat masyarakat terhadap E-sport sebagai olahraga

prestasi di jawa timur,2019.

M. Faisal, Geliat ESport di Indonesia,2018.

Literatur yang membahas mengenai sejarah Komite Olahraga Nasional Indonesia secara

komprehensif sulit ditemukan. Pembahasan mengenai sejarah KONI disarikan

dari bahan yang tersedia di situs resmi komite olahraga nasional indonesia,

“sejarah KONI”.

WEBSITE

http://www.koni.or.id/index.php/id/about-us/sejarah pada 2 Oktober 2018.

http://www.suarakarya-online.com/
news.html.id=178620.30Juli2007

https://kumparan.com/@kumparansport/sejarah-eSports-indonesia-dari-

warnet-menuju-panggung-dunia.

Anda mungkin juga menyukai