Anda di halaman 1dari 24

Tugas Makalah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

Nama Siswa : FERDIANSYAH


Jurusan : MIPA.1
Kelas/Semester : X / Genap
Guru Mapel : AMINUDIN, S.Pd
Tugas Makalah : PJOK

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 2 PULAU TALIABU
TAHUN 2022 / 2023

i
KATA PENGANTAR

‫ٱلر ۡح َٰم ِن ه‬
‫ٱلر ِح ِيم‬ ِ ‫ِب ۡس ِم ه‬
‫ٱَّلل ه‬
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. penulis berharap
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Makalah ini berjudul “Pencak Silat”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi dan wawasan kepada kita semua tentang apa saja yang ada dalam Makalah
Pencak Silat.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh nilai
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) program studi Ilmu
Pengetahuan Alam kelas X di SMA Negeri 2 Pulau Taliabu.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah
ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak AMINUDIN, S.Pd, selaku Guru Bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) yang dengan kesediaan, kesabaran, dan keikhlasannya telah
membimbing, memberikan saran, masukkan serta mengarahkan penulis, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan kelas X MIPA.1 yang selalu menemani memberikan
bantuan dalam banyak hal.
3. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Dengan penuh harapan semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT dan
tercatat sebagai „amalan Sholihan maqbulan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
terutama dari Bapak/Ibu guru supaya saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah
makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja terutama bagi
teman-teman yang hobi atau ingin lebih tahu lebih banyak tentang olahraga bola kecil.

Akhirnya, besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Langganu, 01 Februari 2023

FERDIANSYAH

i
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Far Eastern Championship Games .............................................................. 6


Gambar 2.2 Tuan Rumah Penyelenggara Asian Games Indonesia .............................. 8
Gambar 2.3 Edisi Asian Games Indonesia Medali Emas, Perak, Dan Perunggu ......... 9
Gambar 2.4 Pagelaran Asian Games 2018 ....................................................................... 10
Gambar 2.5 event Asian Games 2018 ............................................................................... 11
Gambar 2.6 Lapangan Pencak Silat .................................................................................. 17

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................


A. Definisi Pencak Silat ........................................................................................ 4
B. Sejarah Pencak Silat ........................................................................................ 5
C. Sejarah Pencak Silat Indonesia..................................................... 8
D. Kejuaraan Pencak Silat yang Pernah Diikuti Indonesia .......... 10
E. Sejarah Asian Games ....................................................................................... 11
F. Peraturan Pencak Silat..................................................................................... 13
G. Teknik Pencak Silat .......................................................................................... 14
H. Sarana dan Prasarana Pencak Silat ............................................................... 15
I. Informasi Lain tentang Pencak Silat .............................................................. 15

BAB III PENUTUP .................................................................................................................


A. Kesimpulan........................................................................................................ 19
B. Saran ................................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan paling dasar manusia ialah keamanan dan kesejahteraan.
Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan
berbagai cara dan sarana, diantaranya ciptaan manusia yang menyangkut tentang
kebutuhan keamanan, yakni cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi
berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), salah satunya adalah
jurus dan senjata. Jurus adalah teknik gerak fisik berpola yang efektif untuk membela diri
maupun menyerang tanpa ataupun dengan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana
dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi
manusia yang kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya
manusia, sama halnya dengan senjata yang digunakan.
Agar mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah
menciptakan berbagai cara dan sarana, diantaranya dengan mengembangkan jurus
menjadi bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan bagi hidup
mereka. Salah satu bentuk pengembangan seni jurus tersebut ialah pencak silat.

B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1. Sejarah pencak silat
2. Peraturan dalam permainan pencak silat
3. Teknik-teknik dalam permainan pencak silat
4. Media dalam permainan pencak silat
5. Informasi lain seputar pencak silat
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah pencak silat
2. Mengetahui peraturan dalam permainan pencak silat
3. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan pencak silat
4. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan pencak silat
5. Mengetahui informasi lain seputar pencak silat

1
2

D. Manfaat Penulisan
Makalah ini berguna untuk memberikan informasi tentang atlet-atlet
pencak silat Indonesia perlu mengajarkan aspek-aspek mengenai olahraga pencak silat
sejak anak usia dini agar dapat membagikan wawasannya dan mengangkat nama baik
bangsa IndonesiaPenulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi :
1) Bagi Sekolah
Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam
perkembangan tentang pentingnya mata pelajaran pencak silat di tingkat pendidikan
menengah atas.
2) Bagi Siswa
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi pencak silat atlet
indonesia khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi fisik yang
mendukung dan bermanfaat untuk menunjang keberhasilann dalam penampilan bela
diri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pencak Silat


Pencak silat adalah adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari
Indonesia. Seni bela diri ini secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia, seperti:
Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, dan Thailand. Di Indonesia sendiri
terdapat induk organisasi pencak silat yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Indonesia
atau yang lebih dikenal dengan IPSI. Sedangkan suatu organisasi yang mewadahi dan
memfasilitasi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara adalah Persekutuan
Pencak Silat Antara Bangsa atau PERSILAT yang merupakan bentukan dari Indonesia,
Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Sedangkan menurut versi lain, pencak
silat adalah olahraga be;a diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Dimana setiap
konsentrasi dipengaruhi oleh kebudayaan. Sehingga tiap daerah memiliki cirri khas dan
aliran pencak silat. Misalnya pencak silat dari daerah Jawa Barat yang terkenal dengan
aliran Cimande dan Cikalong. Di Jawa Tengah terkenal dengan aliran Merpati Putih.
Sedangkan di Jawa Timur dengan aliran Perisai Diri.
Secara etimologi,Isti‟lah silat lebih dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan
tetapi khusus di Indonesia isti‟lah yang digunakan adalah pencak silat. Isti‟lah ini
digunakan untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang
berkembang pesat di Indonesia. Nama pencak digunakan di Jawa, sedangkan silat
digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Kalimantan. Perbedaan dan cirri
khas dari kata pencak dan silat adalah bahwa pencak lebih mengedepankan unsure
seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat adalah inti ajaran bela diri
dalam pertarungan.
B. Sejarah Pencak Silat
Pencak silat bermula dari tradisi yang diturunkan secara lisan dan menyebar dari
mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal tersebut, catatan tertulis
mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui
legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain, misalnya asal mula silat aliran
Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan
pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan
tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari
keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan
menggunakan parang, perisai, dan tombak, seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku
Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

3
4

Pencak silat baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-
kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat
pribumi Asia tenggara. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu, kemudian Budha dan
terakhir Islam, pencak silat dikembangkan dan menyebar luas. Pencak silat diperkirakan
menyebar di kepulauan Nusantara semenjak abad ke-7 masehi, namun asal mulanya
belum dapat dipastikan. Kendati demikian, pencak silat saat ini telah diakui sebagai
budaya suku Melayu (penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
Malaka) dalam pengertian yang luas. Berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, dan lainnya juga mengembangkan bentuk pencak silat tradisional mereka
sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek.
Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari
Cina dan India dalam pencak silat. Hal tersebut cenderung benar karena memang
kebudayaan Melayu (termasuk pencak silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang
mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan
yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan
kebudayaan penduduk asli sehingga pencak silat lahir bersamaan dengan munculnya
kebudayaan Melayu sehingga setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang
dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka
meyakini bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal
serupa juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran pencak silat secara historis mulai tercatat ketika
penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum ulama seiring dengan penyebaran
agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam
sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga
saat ini. Kala itu, pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di
surau-surau. Pencak silat lalu berkembang dari sekedar ilmu bela diri dan seni tari
rakyat menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Di
samping itu, pencak silat juga menjadi bagian dari latihan spiritual.
Pencak silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan
Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap
penjajah asing. Setelah zaman kemerdekaan, pencak silat berkembang menjadi ilmu
bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,
Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei
5

Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat


di Amerika Serikat dan Eropa. Pencak silat kini telah secara resmi masuk sebagai
cabang olahraga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam
SEA Games.
Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang
sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis
dan etnologis, serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, pencak
silat dikenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-
aspek yang sama. Pencak silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia
yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun. Hingga kini belum ada naskah
atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun
secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi
pengembangan yang lebih teratur, dimana hanya secara turun temurun dan bersifat
pribadi atau kelompok, latar belakang dan sejarah pembelaan diri dituturkan. Sifat-sifat
ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan
pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang
lebih luas.
C. Sejarah Pencak Silat Indonesia
Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang
sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis
dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak
Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan
corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama.
Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki
dari hasil budi daya yang turun temurun. Sampai saat ini belum ada naskah atau
himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara
alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan
yang lebih teratur.
D. Kejuaraan Pencak Silat yang Pernah Diikuti Indonesia
Pengembangan Pencak Silat sebagai olahraga dan pertandingan
(Championships) telah dirintis sejak tahun 1969, dengan melalui percobaan-percobaan
pertandingan di daerah-daerah dan di tingkat pusat. Pada PON VIII tahun 1973 di
Jakarta telah dipertandingkan untuk pertama kalinya yang sekaligus merupakan
Kejuaraan tingkat Nasional yang pertama pula. partai final kelas D (60-65 kg) Kejuaraan
Dunia Pencak Silat X, Ahad pekan lalu, itu pun dimenangkan Abas, 27 tahun, dengan
skor telak: 5-0. Disaksikan 4.000 pasang mata, kemenangan Abas menutup kejuaraan
6

yang berlangsung sejak 14 November lalu di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia
Indah, Jakarta, itu.Perhelatan yang diikuti 237 pesilat dan 91 official dari 22 negara ini
memang kembali mengukuhkan Indonesia sebagai ''jawara'' dunia persilatan. Kontingen
tuan rumah pun berhak atas Piala Hang Tuah, lambang supremasi silat dunia. Indonesia
berhasil meraih 14 medali emas. Di urutan kedua tampil Vietnam, dengan perolehan
lima medali emas.
E. Sejarah Asian Games
Asian Games merupakan salah satu kompetisi olahraga antarnegara yang selalu
ditunggu-tunggu oleh masyarakat di benua Asia, tak terkecuali orang-orang Indonesia.
Siapa sangka, ajang olahraga tingkat dunia ini memiliki sejarah yang panjang
dan cukup berliku hingga akhirnya bisa dilaksanakan secara periodik setiap empat tahun
sekali.
Mulanya, Asian Games memiliki nama Far Eastern Championship Games.
Kompetisi ini hanya berisikan tiga negara saja, yaitu Kerajaan Jepang, Kepulauan
Filipina dan Republik Tiongkok. Kompetisi ini nyatanya tak berumur panjang.
Pada tahun 1983 Far Eastern Championship Games dihentikan dan tidak lagi
digelar. Hal ini didasari oleh tindakan Jepang yang melakukan penyerangan terhadap
Republik Tiongkok serta mencaplok wilayah kedaulatan Filipina.

Gambar 2.1 Far Eastern Championship Games


Selama pergolakan perang dunia kedua, kompetisi tersebut sama sekali tak
pernah digelar kembali. Hingga akhirnya pasca perang dunia kedua, kompetisi sejenis
mulai digaungkan kembali.
Banyaknya negara kecil di Asia yang mendapatkan kemerdekaan menjadi faktor
utama pendukung munculnya ide pembuatan kembali kompetisi olahraga antarnegara
Asia.
Ide utama kompetisi yang terbaru adalah persaingan antarnegara Asia melalui
pengertian dan sportivitas antarnegara, bukannya ajang saling unjuk kekuatan dan
kekerasan.
7

Ide tersebut dituangkan oleh Guru Dott Sondhi pada perhelatan Olimpiade 1948
di mana ide tersebut disepakati oleh seluruh perwakilan negara Asia lainnya.
Hingga akhirnya pada Februari 1949 Asian Games Federation terbentuk dan
menetapkan bahwa Asian Games akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali.
Akhirnya Asian Games yang pertama kali berhasil dilaksanakan. Pertandingan
olahraga antarnegara Asia tersebut diselenggarakan di New Delhi, India pada 1951.
Ajang yang pertama kali ini hanya diikuti oleh 11 negara saja dan Jepang keluar
sebagai juara umum pada Asian Games edisi perdana.
a. Ajang Empat Tahun Sekali
Setelah itu, Asian Games rutin digelar setiap empat tahun sekali. Terhitung
hingga edisi terakhir di Korea Selatan pada 2014 kemarin, Asian Games telah
diselenggarakan sebanyak 17 kali.
Selama 17 kali kompetisi tersebut digelar, hanya terdapat dua negara yang
pernah menjadi juara umum Asian Games, yakni Jepang dan Tiongkok.
Jepang memenangi 8 kali gelaran perdana Asian Games secara berturut-
turut, sementara Tiongkok berhasil memenangi 9 kali gelaran Asian Games
setelahnya.
Namun, Asian Games bergulir bukan tanpa hambatan. Beberapa kali negara
yang tengah terkena masalah nasional terpaksa mengundurkan diri sebagai tuan
rumah atau peserta. Belum lagi masalah konflik antarnegara yang berujung
pencoretan Israel pada 1974.
Banyaknya hambatan berujung pada revisi terhadap konstitusi Asian Games
Federation dilakukan. Hasilnya, pada 1982 lahirlah Olympic Council of Asia (OCA)
yang menggantikan pendahulunya dan resmi mengawasi perhelatan Asian Games
hingga sekarang.
b. Penentuan Tuan Rumah Asian Games
Tidak sembarang negara bisa mendapuk dirinya menjadi tuan rumah Asian
Games. Terdapat proses penilaian persiapan hingga pemungutan suara untuk
menentukan tuan rumah.
Sampai saat ini, terhitung baru ada sembilan negara yang pernah menjadi
tuan rumah Asian Games. Negara tersebut adalah Filipina, Jepang, Indonesia,
Thailand, Iran, Korea Selatan, Tiongkok, dan Qatar.
Indonesia sendiri telah terpilih dua kali sebagai tuan rumah penyelenggara
Asian Games. Pertama kali Indonesia didapuk menjadi tuan rumah Asian Games di
tahun 1962, sebelum usia kemerdekaannya genap ke-20.
8

Gambar 2.2 Tuan Rumah Penyelenggara Asian Games Indonesia

Meski menjadi tuan rumah, Indonesia gagal mendominasi Asian Games


dan harus rela takhtanya dikuasai oleh Jepang. Indonesia hanya mampu bercokol
pada peringkat dua dari 11 peserta Asian Games 1962.
c. Prestasi Indonesia dalam Asian Games
Berbicara soal pertandingan, tentu kita akan berbicara tentang menang
dan kalah. Lantas dari sekian banyaknya negara yang berpartisipasi di Asian
Games, apakah Indonesia termasuk salah satu negara yang mendominasi
kompetisi ini?
Sayangnya hal itu belum terjadi sepanjang pagelaran Asian Games. Jepang
dan Tiongkok lah negara yang paling dominan, dan belakangan Korea Selatan juga
mulai menunjukkan taringnya.
Meski telah mengikuti ajang Asian Games sejak kompetisi tersebut
diselenggarakan pertama kali, prestasi Indonesia hanya jalan di tempat. Hanya
pada Asian Games 1962 saja Indonesia pernah mencatatkan prestasi terbaiknya.
Saat itu, Indonesia menjadi peringkat dua di bawah Jepang, itu pun didukung
faktor bahwa Indonesia sebagai tuan rumah. Pada edisi Asian Games tersebut,
Indonesia berhasil menyabet 77 medali yang terdiri dari 21 medali emas, 26 medali
perak dan 30 medali perunggu.
9

Gambar 2.3 Edisi Asian Games Indonesia Medali Emas, Perak, Dan Perunggu

Namun, perolehan tersebut tertinggal jauh dari Jepang sebagai juara umum.
Jepang berhasil meraih 161 medali yang terdiri dari 73 medali emas, 65 medali
perak dan 23 medali perunggu.
Sementara pada gelaran Asian Games berikutnya, prestasi serupa sulit
terulang kembali.
Indonesia seolah hanya menjadi tim penyemarak yang hanya mampu
mendulang perolehan medali pada cabang olahraga tertentu. Peringkat Indonesia
pun tidak pernah jauh berada di papan tengah klasemen perolehan medali.
Selama tiga edisi gelaran terakhir Asian Games yaitu 2006, 2010 dan 2014,
Indonesia bahkan tak mampu menembus 10 besar.
Pada gelaran Asian Games 2006 di Qatar, Indonesia tercecer pada
peringkat 22 dari 38 peserta. Pada edisi tersebut Indonesia hanya berhasil meraih 2
medali emas, 3 medali perak dan 15 medali perunggu.
Tapi, Indonesia mengalami peningkatan pada Asian Games 2010, di mana
atlet-atlet Tanah Air berhasil memperbaiki peringkat pada klasemen dan jumlah
medali yang diraih.
Pada kompetisi yang dihelat di Tiongkok tersebut, Indonesia bertengger
pada peringkat 15 dari 35 peserta dengan perolehan 4 medali emas, 9 medali perak
dan 13 perunggu.
Namun sayang, pada Asian Games terakhir Indonesia gagal meningkatkan
kualitas dan justru mengalami penurunan peringkat dan perolehan medali.
Pada Asian Games 2014 di Korea Selatan, Indonesia berada pada peringkat
17 dengan 4 medali emas, 5 medali perak dan 11 medali perunggu.
10

Berikut peringkat serta perolehan medali Indonesia sepanjang


keikutsertaannya dalam Asian Games.
1) Pagelaran Asian Games 2018
Untuk kedua kalinya Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah
penyelenggara Asian Games.
Jakarta dan Palembang menjadi kota utama penyelenggara kompetesi
olahraga antarnegara di Asia ini.
Gelaran Asian Games 2018 semulanya akan dilangsungkan di Vietnam.
Namun, kondisi dalam negeri Vietnam yang tengah tidak stabil membuat
mereka mengundurkan diri.
Indonesia yang pada saat pemungutan suara berada di bawah Vietnam,
kemudian ditunjuk sebagai tuan rumah Asian Games 2018.

Gambar 2.4 Pagelaran Asian Games 2018

Semula Surabaya merupakan kota yang akan ditunjuk sebagai tempat


penyelenggaran. Namun urung dilaksanakan karena Surabaya lebih memilih
fokus pada perheletan Asian Youth Games 2021 yang telah disepakati
sebelumnya.
Mundurnya Surabaya, membuat OCA menjatuhkan pilihannya pada
Jakarta. Jakarta dinilai siap menjadi penyelenggara karena memiliki fasilitas
olahraga, transportasi dan akomodasi yang memenuhi standar.
Pada Asian Games 2018 setidaknya terdapat 40 cabang olahraga
(cabor) yang akan dipertandingkan.
Dalam pertandingan tersebut diperkirakan akan ada 15.000 atlet yang
berasal dari 45 negara peserta Asian Games 2018. Para atlet tersebut akan
saling bersaing dalam memperebutkan 466 medali emas yang telah disiapkan.
11

Pemerintah rela menggelontorkan dana sebesar Rp6,6 triliun dalam


upayanya menyukseskan hajat empat tahunan ini.
Tak tanggung-tanggung, sejumlah moda transportasi disiapkan,
berbagai gedung dibangun sebagai akomodasi peserta, segala sarana olahraga
dibangun serta diperbaiki guna menampilkan Asian Games yang sempurna.
Pembukaan Asian Games akan dilaksanakan di Stadiun Utama Gelora
Bung Karno Jakarta pada 18 Agustus 2018 mendatang.
Pembukaan tersebut akan dimeriahkan oleh berbagai penampilan artis
untuk menyemarakkan acara Asian Games 2018.
Jakarta sebagai kota utama akan menyelenggarakan 37 event Asian
Games 2018. Di antaranya adalah cabor atletik, bola basket, bulu tangkis,
berkuda, akuatik, bela diri, dan lain sebagainya.
Sementara Palembang sebagai kota penyokong akan
menyelenggarakan 13 event Asian Games 2018. Event-event tersebut yaitu
sepak bola wanita, tenis, dayung, sepak takraw dan lain sebagainya.
Beberapa kota di Jawa Barat juga menjadi penyelenggara beberapa
event seperti sepak bola pria, paralayang, dan balap sepeda.
Asian Games 2018 memiliki tiga maskot yaitu Bhin-Bhin, Kaka dan
Atung. Ketiga maskot ini diambil dari kata Bhinneka Tunggal Ika dan
merepresentasikan wilayah-wilayah di Indonesia.
Bhin-Bhin merupakan maskot berwujud burung cendrawasih yang
merepresentasikan Indonesia bagian timur dan strategi.
Sementara itu, Atung yang berwujud rusa bawean merepresentasikan
Indonesia bagian tengah dan kecepatan.
Sedangkan Kaka, perwujudan dari Badak Jawa melambangkan
Indonesia bagian barat dan kekuatan.

Gambar 2.5 event Asian Games 2018


12

Selain maskot, Asian Games 2018 juga memiliki original soundtrack


berupa album musik yang berjudul Energy of Asia.
Album ini berisikan 13 lagu yang dinyanyikan oleh berbagai artis
ternama dan diiringi dengan alunan serta alat musik tradisional dari berbagai
daerah di Indonesia.
Terdapat unsur kebaruan pada Asian Games 2018 kali ini. Untuk
pertama kalinya cabang eSports dan polo kano dipertandingkan sebagai
olahraga eksibisi.
Nantinya, olahraga tersebut dijadwalkan menjadi pertandingan medali
pada Asian Games 2022. Dan Asian Games 2018 ditutup pada 2 September
2018.
F. Peraturan Pencak Silat
1. Ketentuan Umum
Pertandingan pencak silat dilakukan oleh dua orang pesilat yang saling
berhadapan utuk mencapai prestasi dengan cara melakukan pembelaan (hindaran,
elakan dan tangkisan), melakukan serangan pada sasaran (serangan tangan dan
kaki), menjatuhkan lawan, atau mengunci lawan. Pertandingan dilakukan dalam 3
babak, dengan masing-masing babak selama 2 menit dan istirahat antarbabak
selama 1 menit. Pertandingan pencak silat dipimpin oleh satu orang wasit dan lima
orang juri. Ketentuan pertandingan adalah sebagai berikut.
1) Setiap pembelaan dan serangan harus berpola dari sikap awal, pasangan
langkah, serta adanya koordinasi dalam melakukan serangan atau pembelaan.
2) Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan
berbagai cara ke arah sasaran, sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan.
3) Mematuhi ketentuan mengenai sasaran, larangan-larangan, dan kaidah pencak
silat dan ketentuan-ketentuan perwasitan pada umumnya.
2. Ketentuan Kemenangan
Kemenangan dianggap sah apabila memenuhi salah satu persyaratan sebagai
berikut.
1) Menang angka, jika pertandingan selesai 3 babak dan juri memenangkan salah
satu pesilat dengan jumlah angka lebih banyak dari pada lawannya.
2) Menang teknik, jika lawannya tidak bisa melanjutkan pertandingan karena
menyatakan diri tidak dapat melanjutkan pertandingan atau kondisinya tidak
memungkinkan untuk melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter
pertandingan.
3) permintaan pelatih.
13

4) Menang mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar
sampai hitungan wasit ke-10 dalam waktu 10 detik.
5) Menang diskualifikasi jika lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan
ke-2, atau lawan melakukan pelanggaran berat sehingga diberikan hukuman
langsung diskualifikasi, atau melakukan pelanggaran tingkat pertama sehingga
lawan cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter
pertandingan.
6) Menang karena pertandingan tidak seimbang.
7) Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
3. Ketentuan Penilaian
Penilaian dalam olahraga pencak silat akan diberikan kepada pesilat dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Nilai 1 (satu) untuk elakan atau tangkisan yang berhasil yang langsung disusul
oleh serangan yang masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil dan
serangan tangan yang masuk.
2) Nilai 2 (dua) untuk serangan kaki yang masuk pada sasaran.
3) Nilai 3 (tiga) untuk menjatuhkan lawan.
4) Nilai 4 (empat) untuk mengunci lawan.
5) Selain hal diatas, diberikan juga kerapian teknik yaitu penilaian atas kaidah-
kaidah permainan pencak silat dengan nilai terendah 2 (dua) dan nilai tertinggi 5
(lima) pada setiap babak.
6) Sasaran yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher. Dada, perut,
pinggang kiri dan kanan, punggung, tungkai, dan lengan dapat dijadikan sasaran
serangan menjatuhkan dan mengunci lawan, namun tidak mempunyai nilai
sebagai serangan perkenaan.
G. Teknik Pencak Silat
Dalam permainan pencak silat, dibutuhkan penguasaan akan teknik-teknik yang
ada guna mencapai hasil yang maksimal atau hasil yang diharapkan.
a. Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan
menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak
kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan,
sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
b. Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai
14

penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan,
atau aliran seluruh tubuh.
Berikut ini adalah teknik-teknik dalam permainan pencak silat.
1) Serangan
Serangan adalah usaha menjatuhkan lawan dengan menggunakan
lengan, tangan, ataupun siku untuk mengenai sasaran tertentu pada anggota
badan lawan. Serangan tangan merupakan serangan yang paling umum
dilakukan, umumnya berupa pukulan. Berbagai macam bentuk serangan adalah
sebagai berikut.
a. Pukulan depan, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Arah lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas,
tengah, dan bawah.
b. Pukulan samping, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Lintasannya ke arah samping badan dengan posisi tangan
mengepal.
c. Pukulan sangkol, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan tangan terbalik
dan diarahkan ke sasaran kemaluan.
d. Pukulan lingkar, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Lintasannya melingkar dari luar ke dalam, dengan titik sasaran
rahang dan rusuk. Posisi tangan mengepal menghadap ke bawah dan
perkenaannya seluruh buku-buku jari.
e. Tebasan, yaitu serangan yang dilakukan dengan menggunakan satu atau dua
telapak tangan yang terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan luar. Arah
lintasannya dari luar ke dalam atau dari atas ke bawah, dengan sasaran
muka, leher, bahu, atau pinggang.
f. Tebangan, yaitu serangan yang menggunakan satu atau dua telapak tangan
terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan dalam. Lintasannya dari dalam
ke luar atau dari luar ke dalam, dengan arah sasaran leher.
g. Sangga, yaitu serangan dengan satu atau dua telapak tangan terbuka. Bagian
perkenaannya adalah pangkal telapak tangan dalam. Lintasannya dari bawah
ke atas, dengan sasaran dagu dan hidung.
15

h. Tamparan, dilakukan dengan telapak tangan dalam yang kelima jari


tangannya merapat satu dengan lainnya. Lintasannya dari luar ke dalam,
dengan sasaran telinga.
i. Kepret, yaitu serangan dengan telapak tangan luar yang kelima jari tangannya
merapat satu dengan lainnya. Lintasan dari dalam ke luar atau bawah ke atas,
dengan sasaran muka atau kemaluan.
j. Tusukan, yaitu serangan dengan menggunakan jari tangan, dengan posisi jari
merapat. Arahnya lurus ke depan, dengan sasaran mata dan tenggorokan.
k. Totokan, yakni serangan dengan menggunakan tangan setengah meng-
genggam yang perkenaannya ruas kedua dari buku jari-jari. Arahnya lurus ke
depan dengan sasaran mata dan tenggorokan.
l. Patukan, yaitu serangan dengan menggunakan lima jari tangan yang
menguncup dan sedikit ditarik ke belakang. Sasarannya adalah mata.
m. Cengkeraman, yakni serangan yang menggunakan kelima jari tangan
mencengkeram. Lintasannya dari arah luar ke dalam atau ke segala arah,
dengan sasaran muka.
n. Gentusan, yakni serangan yang menggunakan sisi tangan bagian dalam.
Posisi telapak tangan mengepal. Sasarannya, yaitu leher dan pelipis.
o. Dobrakan, yakni serangan yang menggunakan kedua telapak tangan terbuka
dengan sasaran dada.
p. Sikuan, yakni serangan yang menggunakan siku tangan dengan arah lintasan
ke atas, bawah, depan, samping, dan belakang. Ada beberapa jenis sikuan,
antara lain sikuan atas, sikuan tusuk, sikuan samping, dan sikuan belakang.
2) Belaan
Belaan adalah suatu usaha mempertahankan diri yang dapat dilakukan
baik melalui tangan maupun kaki pada saat menerima serangan. Macam-macam
belaan antara lain adalah sebagai berikut.
a. Pembuangan, yaitu teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa
dengan jalan membuang tenaga serangan lawan.
b. Pelepasan kuncian, yaitu usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan
dilakukan dengan cara menggunakan satu atau dua tangan.
c. Elakan atau hindaran adalah suatu kondisi untuk menghindari dan mengelak
dari berbagai serangan lawan. Elakan mempunyai unsur kuda-kuda, sikap
tubuh, dan sikap tangan. Jenis-jenis elakan antara lain sebagai berikut.
16

1) Elakan, yakni cara menghindari serangan lawan dengan memindah-kan


salah satu kaki ke belakang atau ke samping sehingga posisi tubuh
berubah (miring).
2) Egosan, yakni cara menghindari serangan lawan dengan memindah-kan
kedua kaki sampai posisi tubuh berubah (merunduk).
3) Kelitan, yakni cara menghindari serangan lawan tanpa memindahkan
posisi kaki. Kelitan dilakukan hanya menjauhkan serangan dari anggota
badan yang terancam serangan tersebut.
3) Tangkisan
Tangkisan adalah suatu teknik belaan untuk mengagalkan serangan
lawan dengan cara mengadakan kontak langsung dengan serangan. Kontak
langsung bertujuan membendung atau menahan serangan dan mengalihkan
serangan dari lintasannya. Jenis-jenis tangkisan antara lain sebagai berikut.
a) Tangkisan tepis, yakni menggunakan satu atau kedua telapak tangan terbuka
dengan kenaan telapak tangan dalam. Arah gerakannya dari dalam ke luar
dan dari atas ke bawah.
b) Tangkisan gedik, yakni menggunakan satu lengan dengan tangan mengepal.
Perkenaannya yaitu lengan bawah dalam dengan lintasan dari atas ke bawah.
c) Tangkisan kelit, yakni menggunakan satu lengan dengan telapak tangan
terbuka dengan perkenaan telapak tangan luar. Arah gerakannya dari dalam
ke luar atau sebaliknya.
d) Tangkisan siku, yakni menggunakan siku dengan lintasan dari luar ke dalam.
e) Tangkisan jepit atas, yakni menggunakan kedua lengan yang menyilang
dengan kenaannya sudut persilangan lengan. Arahnya dari atas ke bawah
dan sebaliknya.
f) Tangkisan jepit bawah, yakni hampir sama dengan tangkisan jepit atas, hanya
saja posisi tangan mengepal dan diarahkan ke bawah
g) Tangkisan potong, yakni menggunakan satu tangan dan lengan di-gerakkan
ke samping bawah seperti gerakan memotong. Perkenaan-nya adalah lengan
bawah luar, dengan posisi tangan terbuka.
h) Tangkisan sangga, yakni menggunakan satu lengan yang membentuk siku-
siku. Perkenaannya yaitu lengan bawah luar dengan gerakan dari bawah ke
atas dan posisi tangan mengepal.
i) Tangkisan galang, yakni tangkisan yang menggunakan lengan bawah dalam
yang tegak lurus. Tangan mengepal sambil digerakkan ke samping dari luar
ke dalam dan dari dalam ke luar.
17

j) Tangkisan kepruk, yakni menggunakan kedua tangan mengepal dan lengan


berbentuk siku-siku yang digerakkan ke bawah. Perkenaannya adalah
punggung kepalan tangan.
k) Tangkisan kibas, yakni menggunakan kaki dan tungkai yang dikibas-kan ke
atau dari samping dengan perkenaannya telapak kaki.
l) Tangkisan lutut menggunakan gerakan lutut setinggi pinggang dengan
lintasan dari dalam ke luar.
H. Sarana dan Prasarana Pencak Silat
A. Pakaian Pencak Silat
Dalam pertandingan pencak silat, ada ketentuan yang mengatur penggunaan
pakaian yang wajib ditaati oleh pesilat agar tidak menimbulkan cedera.
Ketentuannya adalah pesilat wajib mengenakan pakaian seragam standar pencak
silat berwarna polos (umumnya hitam), memakai ikat kepala, kain samping, dan bisa
dilengkapi dengan memakai badge logo IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) di dada
sebelah kiri. Pesilat juga wajib menggunakan pelindung dada (body protector),
pelindung kemaluan, dan pelindung sendi demi keselamatan.
B. Lapangan Pencak Silat
Sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, ukuran lapangan pencak silat
adalah dengan luas 10 m 2, panjang dan lebar 10 m, lingkaran tengah dengan
diameter 3 m, dan lingkaran kedua dengan diameter 8 m. Lapangan pencak silat
dilantai dan dilapisi matras tebal ukuran 10 m x 10 m dengan ketebalan 5 cm dan
warna dasar hijau terang, dilengkapi garis putih setebal 5 cm, dan bidang berbentuk
lingkaran. Perlengkapan yang dibutuhkan pada pertandingan pencak silat adalah
meja dan kursi pertandingan, meja dan kursi wasit juri, formulir pertandingan dan
alat tulis menulis, jam pertandingan, gong, bel, lampu babak, lampu isyarat berwarna
merah, biru dan kuning, bendera kecil berwarna merah dan biru, serta timbangan.

Gambar 2.6 Lapangan Pencak Silat


18

I. Informasi Lain tentang Pencak Silat


1. Sifat dan Ciri Pencak Silat
Pencak silat memiliki, sifat dan ciri yang unik sehingga membedakannya
dengan olahraga bela diri lainnya. Sifat pencak silat ialah halus, lentuk dan lemas
dengan kekerasan sesaat, tidak membutuhkan ruangan yang luas, gerakan tangan
halus dan selaras, langkah ringan ke segala penjuru, tidak banyak bersuara,
pernafasan wajar, banyak permainan rendah, dan tendangan sedang-sedang.
Ciri-ciri umum pencak silat antara lain adalah menggunakan seluruh bagian
dan anggota tubuh dari ujung jari tangan dan kaki hingga kepala, dilakukan dengan
tangan kosong atau dengan senjata, namun tidak memerlukan senjata tertentu
sehingga benda apapun dapat dijadikan senjata. Sedangkan ciri-ciri khusus pencak
silat ialah sikap tenang, menggunakan kelentukan, kelincahan, dan kecepatan, saat
timing dan sasaran yang tepat dengan gerak yang cepat untuk menguasai lawan
(bukan dengan kekuatan), menggunakan prinsip timbang badan (permainan posisi
dengan memindahkan titik berat badan), memanfaatkan setiap serangan lawan
dengan tenaga lawan, dan mengeluarkan tenaga sendiri sedikit mungkin
(menghemat dan menyimpan tenaga).
2. Perbedaan Pencak Silat dengan Karate dan Taekwondo
Secara garis besar, terdapat setidaknya tiga ilmu bela diri di Indonesia yang
paling banyak dipelajari, diantaranya adalah pencak silat, karate, dan taekwondo.
Berdasarkan daerah asalnya, pencak silat merupakan seni bela diri asli dari
Nusantara, sedangkan karate berasal dari Jepang dan taekwondo berasal dari
Korea. Di Indonesia, induk organisasi pencak silat adalah IPSI (Ikatan Pencak Silat
Indonesia), induk organisasi karate yaitu FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do
Indonesia), sementara induk organisasi taekwondo ialah FTI (Federasi Taekwondo
Indonesia). Perbedaan paling mencolok antara pencak silat dengan karate dan
taekwondo terletak pada unsur yang diutamakan, dimana pencak silat
mengutamakan konsentrasi, karate mengandalkan kekuatan, dan taekwondo
memfokuskan pada kecepatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencak silat merupakan
olahraga bela diri yang menuntut kosentrasi, kelincahan, dan pertahanan diri yang baik.
Permainan pencak silat membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya dan dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Dalam permainan pencak
silat, pesilat wajib menguasai berbagai macam teknik, mulai dari pukulan, sikuan,
elakan, hingga tangkisan guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai harapan,
serta terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi agar tidak gugur.

B. Saran
Olahraga pencak silat merupakan warisan dari kebudayaan asli Nusantara yang
harus senantiasa kita jaga dan lestarikan agar tidak pudar. Olahraga pencak silat harus
diperkenalkan sedini mungkin guna menghasilkan bibit-bibit penerus budaya dan atlet
yang berpotensi. Untuk itu, atlet-atlet pencak silat Indonesia perlu mengajarkan aspek-
aspek mengenai olahraga pencak silat sejak anak usia dini agar dapat membagikan
wawasannya dan mengangkat nama baik bangsa Indonesia. Diharapkan akan muncul
kader-kader baru dalam olahraga pencak silat yang mau melestarikan kebudayaan asli
Nusantara, dapat mengangkat nama baik bangsa Indonesia, serta dapat membuat
olahraga pencak silat terus berkembang sampai ke dunia internasional.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal (2016). 4 Perbedaan Pencak Silat, Karate, dan Taekwondo.


Anonim (2014). Teknik Belaan Dalam Pencak Silat Hindaran Tangkisan.
Anonim (2014). Teknik Serangan Tangan dalam Pencak Silat. Dari
http://www.latarbelakang.com/2014/03/serangan-tangan-dalam-pencak-silat.html,Hartono,
Juni (2017). Lapangan dan Perlengkapan Pencak Silat.
Maryadi, Andi (2015). Makalah Pencak Silat. Dari http://andimaryadi.blogspot.co.id/2015/04
/makalah-tentang-pencak-silat.html,
Rezot, Kang (2016). Teknik dan Peraturan Pertandingan Olahraga Pencak Silat.
Suhendar, Tatang (2014). Pencak Silat. Dari http://mp.ukm.unsoed.ac.id/pencak-silat/

20

Anda mungkin juga menyukai