i
KATA PENGANTAR
ٱلر ۡح َٰم ِن ه
ٱلر ِح ِيم ِ ِب ۡس ِم ه
ٱَّلل ه
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya dan
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. penulis berharap
makalah ini dapat berguna bagi kita semua.
Makalah ini berjudul “Pencak Silat”. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi dan wawasan kepada kita semua tentang apa saja yang ada dalam Makalah
Pencak Silat.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh nilai
mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) program studi Ilmu
Pengetahuan Alam kelas X di SMA Negeri 2 Pulau Taliabu.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, makalah
ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak AMINUDIN, S.Pd, selaku Guru Bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan (PJOK) yang dengan kesediaan, kesabaran, dan keikhlasannya telah
membimbing, memberikan saran, masukkan serta mengarahkan penulis, sehingga
penulis bisa menyelesaikan makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan kelas X MIPA.1 yang selalu menemani memberikan
bantuan dalam banyak hal.
3. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Dengan penuh harapan semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT dan
tercatat sebagai „amalan Sholihan maqbulan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu
saya sangat mengharapkan ktitik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
terutama dari Bapak/Ibu guru supaya saya dapat lebih baik lagi dalam menyusun sebuah
makalah di kemudian hari, dan semoga makalah ini berguna bagi siapa saja terutama bagi
teman-teman yang hobi atau ingin lebih tahu lebih banyak tentang olahraga bola kecil.
Akhirnya, besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
FERDIANSYAH
i
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ............................................................................................ 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kebutuhan paling dasar manusia ialah keamanan dan kesejahteraan.
Agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan
berbagai cara dan sarana, diantaranya ciptaan manusia yang menyangkut tentang
kebutuhan keamanan, yakni cara dan sarana fisik untuk menghadapi dan mengatasi
berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG), salah satunya adalah
jurus dan senjata. Jurus adalah teknik gerak fisik berpola yang efektif untuk membela diri
maupun menyerang tanpa ataupun dengan senjata. Bentuk awalnya sangat sederhana
dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang disesuaikan dengan anatomi
manusia yang kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan budaya
manusia, sama halnya dengan senjata yang digunakan.
Agar mampu memenuhi kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah
menciptakan berbagai cara dan sarana, diantaranya dengan mengembangkan jurus
menjadi bentuk seni dan olahraga yang dapat memberikan kesejahteraan bagi hidup
mereka. Salah satu bentuk pengembangan seni jurus tersebut ialah pencak silat.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa permasalahan berdasarkan latar belakang di atas yang akan
dibahas adalah sebagai berikut :
1. Sejarah pencak silat
2. Peraturan dalam permainan pencak silat
3. Teknik-teknik dalam permainan pencak silat
4. Media dalam permainan pencak silat
5. Informasi lain seputar pencak silat
C. Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas yang hendak dicapai adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui sejarah pencak silat
2. Mengetahui peraturan dalam permainan pencak silat
3. Mengetahui teknik-teknik yang digunakan dalam permainan pencak silat
4. Mengetahui sarana dan prasarana yang digunakan dalam permainan pencak silat
5. Mengetahui informasi lain seputar pencak silat
1
2
D. Manfaat Penulisan
Makalah ini berguna untuk memberikan informasi tentang atlet-atlet
pencak silat Indonesia perlu mengajarkan aspek-aspek mengenai olahraga pencak silat
sejak anak usia dini agar dapat membagikan wawasannya dan mengangkat nama baik
bangsa IndonesiaPenulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi :
1) Bagi Sekolah
Sebagai salah satu sarana untuk menambah ilmu pengetahuan dalam
perkembangan tentang pentingnya mata pelajaran pencak silat di tingkat pendidikan
menengah atas.
2) Bagi Siswa
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi pencak silat atlet
indonesia khususnya agar lebih mengetahui berbagai komponen kondisi fisik yang
mendukung dan bermanfaat untuk menunjang keberhasilann dalam penampilan bela
diri.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Pencak silat baru ada sekitar abad ke-4 Masehi, yakni setelah adanya kerajaan-
kerajaan yang merupakan pusat pengembangan budaya di kawasan hidup masyarakat
pribumi Asia tenggara. Pada jaman kerajaan ini, mula-mula Hindu, kemudian Budha dan
terakhir Islam, pencak silat dikembangkan dan menyebar luas. Pencak silat diperkirakan
menyebar di kepulauan Nusantara semenjak abad ke-7 masehi, namun asal mulanya
belum dapat dipastikan. Kendati demikian, pencak silat saat ini telah diakui sebagai
budaya suku Melayu (penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung
Malaka) dalam pengertian yang luas. Berbagai kelompok etnik lainnya yang
menggunakan bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan,
Sulawesi, dan lainnya juga mengembangkan bentuk pencak silat tradisional mereka
sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek.
Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari
Cina dan India dalam pencak silat. Hal tersebut cenderung benar karena memang
kebudayaan Melayu (termasuk pencak silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang
mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan
yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya.
Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan
kebudayaan penduduk asli sehingga pencak silat lahir bersamaan dengan munculnya
kebudayaan Melayu sehingga setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang
dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka
meyakini bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal
serupa juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.
Perkembangan dan penyebaran pencak silat secara historis mulai tercatat ketika
penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum ulama seiring dengan penyebaran
agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam
sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga
saat ini. Kala itu, pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di
surau-surau. Pencak silat lalu berkembang dari sekedar ilmu bela diri dan seni tari
rakyat menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Di
samping itu, pencak silat juga menjadi bagian dari latihan spiritual.
Pencak silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan
Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap
penjajah asing. Setelah zaman kemerdekaan, pencak silat berkembang menjadi ilmu
bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia
(IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia,
Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei
5
yang berlangsung sejak 14 November lalu di Padepokan Silat Taman Mini Indonesia
Indah, Jakarta, itu.Perhelatan yang diikuti 237 pesilat dan 91 official dari 22 negara ini
memang kembali mengukuhkan Indonesia sebagai ''jawara'' dunia persilatan. Kontingen
tuan rumah pun berhak atas Piala Hang Tuah, lambang supremasi silat dunia. Indonesia
berhasil meraih 14 medali emas. Di urutan kedua tampil Vietnam, dengan perolehan
lima medali emas.
E. Sejarah Asian Games
Asian Games merupakan salah satu kompetisi olahraga antarnegara yang selalu
ditunggu-tunggu oleh masyarakat di benua Asia, tak terkecuali orang-orang Indonesia.
Siapa sangka, ajang olahraga tingkat dunia ini memiliki sejarah yang panjang
dan cukup berliku hingga akhirnya bisa dilaksanakan secara periodik setiap empat tahun
sekali.
Mulanya, Asian Games memiliki nama Far Eastern Championship Games.
Kompetisi ini hanya berisikan tiga negara saja, yaitu Kerajaan Jepang, Kepulauan
Filipina dan Republik Tiongkok. Kompetisi ini nyatanya tak berumur panjang.
Pada tahun 1983 Far Eastern Championship Games dihentikan dan tidak lagi
digelar. Hal ini didasari oleh tindakan Jepang yang melakukan penyerangan terhadap
Republik Tiongkok serta mencaplok wilayah kedaulatan Filipina.
Ide tersebut dituangkan oleh Guru Dott Sondhi pada perhelatan Olimpiade 1948
di mana ide tersebut disepakati oleh seluruh perwakilan negara Asia lainnya.
Hingga akhirnya pada Februari 1949 Asian Games Federation terbentuk dan
menetapkan bahwa Asian Games akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali.
Akhirnya Asian Games yang pertama kali berhasil dilaksanakan. Pertandingan
olahraga antarnegara Asia tersebut diselenggarakan di New Delhi, India pada 1951.
Ajang yang pertama kali ini hanya diikuti oleh 11 negara saja dan Jepang keluar
sebagai juara umum pada Asian Games edisi perdana.
a. Ajang Empat Tahun Sekali
Setelah itu, Asian Games rutin digelar setiap empat tahun sekali. Terhitung
hingga edisi terakhir di Korea Selatan pada 2014 kemarin, Asian Games telah
diselenggarakan sebanyak 17 kali.
Selama 17 kali kompetisi tersebut digelar, hanya terdapat dua negara yang
pernah menjadi juara umum Asian Games, yakni Jepang dan Tiongkok.
Jepang memenangi 8 kali gelaran perdana Asian Games secara berturut-
turut, sementara Tiongkok berhasil memenangi 9 kali gelaran Asian Games
setelahnya.
Namun, Asian Games bergulir bukan tanpa hambatan. Beberapa kali negara
yang tengah terkena masalah nasional terpaksa mengundurkan diri sebagai tuan
rumah atau peserta. Belum lagi masalah konflik antarnegara yang berujung
pencoretan Israel pada 1974.
Banyaknya hambatan berujung pada revisi terhadap konstitusi Asian Games
Federation dilakukan. Hasilnya, pada 1982 lahirlah Olympic Council of Asia (OCA)
yang menggantikan pendahulunya dan resmi mengawasi perhelatan Asian Games
hingga sekarang.
b. Penentuan Tuan Rumah Asian Games
Tidak sembarang negara bisa mendapuk dirinya menjadi tuan rumah Asian
Games. Terdapat proses penilaian persiapan hingga pemungutan suara untuk
menentukan tuan rumah.
Sampai saat ini, terhitung baru ada sembilan negara yang pernah menjadi
tuan rumah Asian Games. Negara tersebut adalah Filipina, Jepang, Indonesia,
Thailand, Iran, Korea Selatan, Tiongkok, dan Qatar.
Indonesia sendiri telah terpilih dua kali sebagai tuan rumah penyelenggara
Asian Games. Pertama kali Indonesia didapuk menjadi tuan rumah Asian Games di
tahun 1962, sebelum usia kemerdekaannya genap ke-20.
8
Gambar 2.3 Edisi Asian Games Indonesia Medali Emas, Perak, Dan Perunggu
Namun, perolehan tersebut tertinggal jauh dari Jepang sebagai juara umum.
Jepang berhasil meraih 161 medali yang terdiri dari 73 medali emas, 65 medali
perak dan 23 medali perunggu.
Sementara pada gelaran Asian Games berikutnya, prestasi serupa sulit
terulang kembali.
Indonesia seolah hanya menjadi tim penyemarak yang hanya mampu
mendulang perolehan medali pada cabang olahraga tertentu. Peringkat Indonesia
pun tidak pernah jauh berada di papan tengah klasemen perolehan medali.
Selama tiga edisi gelaran terakhir Asian Games yaitu 2006, 2010 dan 2014,
Indonesia bahkan tak mampu menembus 10 besar.
Pada gelaran Asian Games 2006 di Qatar, Indonesia tercecer pada
peringkat 22 dari 38 peserta. Pada edisi tersebut Indonesia hanya berhasil meraih 2
medali emas, 3 medali perak dan 15 medali perunggu.
Tapi, Indonesia mengalami peningkatan pada Asian Games 2010, di mana
atlet-atlet Tanah Air berhasil memperbaiki peringkat pada klasemen dan jumlah
medali yang diraih.
Pada kompetisi yang dihelat di Tiongkok tersebut, Indonesia bertengger
pada peringkat 15 dari 35 peserta dengan perolehan 4 medali emas, 9 medali perak
dan 13 perunggu.
Namun sayang, pada Asian Games terakhir Indonesia gagal meningkatkan
kualitas dan justru mengalami penurunan peringkat dan perolehan medali.
Pada Asian Games 2014 di Korea Selatan, Indonesia berada pada peringkat
17 dengan 4 medali emas, 5 medali perak dan 11 medali perunggu.
10
4) Menang mutlak, jika lawannya jatuh karena serangan yang sah dan tidak sadar
sampai hitungan wasit ke-10 dalam waktu 10 detik.
5) Menang diskualifikasi jika lawan mendapat peringatan ke-3 setelah peringatan
ke-2, atau lawan melakukan pelanggaran berat sehingga diberikan hukuman
langsung diskualifikasi, atau melakukan pelanggaran tingkat pertama sehingga
lawan cedera dan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter
pertandingan.
6) Menang karena pertandingan tidak seimbang.
7) Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.
3. Ketentuan Penilaian
Penilaian dalam olahraga pencak silat akan diberikan kepada pesilat dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Nilai 1 (satu) untuk elakan atau tangkisan yang berhasil yang langsung disusul
oleh serangan yang masuk pada sasaran, atau teknik jatuhan yang berhasil dan
serangan tangan yang masuk.
2) Nilai 2 (dua) untuk serangan kaki yang masuk pada sasaran.
3) Nilai 3 (tiga) untuk menjatuhkan lawan.
4) Nilai 4 (empat) untuk mengunci lawan.
5) Selain hal diatas, diberikan juga kerapian teknik yaitu penilaian atas kaidah-
kaidah permainan pencak silat dengan nilai terendah 2 (dua) dan nilai tertinggi 5
(lima) pada setiap babak.
6) Sasaran yang boleh diserang adalah bagian tubuh, kecuali leher. Dada, perut,
pinggang kiri dan kanan, punggung, tungkai, dan lengan dapat dijadikan sasaran
serangan menjatuhkan dan mengunci lawan, namun tidak mempunyai nilai
sebagai serangan perkenaan.
G. Teknik Pencak Silat
Dalam permainan pencak silat, dibutuhkan penguasaan akan teknik-teknik yang
ada guna mencapai hasil yang maksimal atau hasil yang diharapkan.
a. Teknik
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan
menyerang. Praktisi biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak
kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan,
sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
b. Jurus
Pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk
tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai
14
penggunaan tehnik-tehnik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih
secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh,
mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan,
atau aliran seluruh tubuh.
Berikut ini adalah teknik-teknik dalam permainan pencak silat.
1) Serangan
Serangan adalah usaha menjatuhkan lawan dengan menggunakan
lengan, tangan, ataupun siku untuk mengenai sasaran tertentu pada anggota
badan lawan. Serangan tangan merupakan serangan yang paling umum
dilakukan, umumnya berupa pukulan. Berbagai macam bentuk serangan adalah
sebagai berikut.
a. Pukulan depan, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Arah lintasannya lurus ke depan, dengan titik sasaran atas,
tengah, dan bawah.
b. Pukulan samping, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Lintasannya ke arah samping badan dengan posisi tangan
mengepal.
c. Pukulan sangkol, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Lintasannya dari bawah ke atas dengan kepalan tangan terbalik
dan diarahkan ke sasaran kemaluan.
d. Pukulan lingkar, yaitu serangan yang menggunakan lengan dengan tangan
mengepal. Lintasannya melingkar dari luar ke dalam, dengan titik sasaran
rahang dan rusuk. Posisi tangan mengepal menghadap ke bawah dan
perkenaannya seluruh buku-buku jari.
e. Tebasan, yaitu serangan yang dilakukan dengan menggunakan satu atau dua
telapak tangan yang terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan luar. Arah
lintasannya dari luar ke dalam atau dari atas ke bawah, dengan sasaran
muka, leher, bahu, atau pinggang.
f. Tebangan, yaitu serangan yang menggunakan satu atau dua telapak tangan
terbuka dengan perkenaan sisi telapak tangan dalam. Lintasannya dari dalam
ke luar atau dari luar ke dalam, dengan arah sasaran leher.
g. Sangga, yaitu serangan dengan satu atau dua telapak tangan terbuka. Bagian
perkenaannya adalah pangkal telapak tangan dalam. Lintasannya dari bawah
ke atas, dengan sasaran dagu dan hidung.
15
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pencak silat merupakan
olahraga bela diri yang menuntut kosentrasi, kelincahan, dan pertahanan diri yang baik.
Permainan pencak silat membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk
memainkannya dan dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Dalam permainan pencak
silat, pesilat wajib menguasai berbagai macam teknik, mulai dari pukulan, sikuan,
elakan, hingga tangkisan guna tercapainya hasil yang maksimal dan sesuai harapan,
serta terdapat beberapa ketentuan yang harus dipatuhi agar tidak gugur.
B. Saran
Olahraga pencak silat merupakan warisan dari kebudayaan asli Nusantara yang
harus senantiasa kita jaga dan lestarikan agar tidak pudar. Olahraga pencak silat harus
diperkenalkan sedini mungkin guna menghasilkan bibit-bibit penerus budaya dan atlet
yang berpotensi. Untuk itu, atlet-atlet pencak silat Indonesia perlu mengajarkan aspek-
aspek mengenai olahraga pencak silat sejak anak usia dini agar dapat membagikan
wawasannya dan mengangkat nama baik bangsa Indonesia. Diharapkan akan muncul
kader-kader baru dalam olahraga pencak silat yang mau melestarikan kebudayaan asli
Nusantara, dapat mengangkat nama baik bangsa Indonesia, serta dapat membuat
olahraga pencak silat terus berkembang sampai ke dunia internasional.
19
DAFTAR PUSTAKA
20