“PENCAK SILAT”
OLEH :
Anak Agung Ole (01)
Delvie Claudia Dwi Permata Putri (03)
Devina Febi Jasmine (04)
Grace Gloria Sofia (06)
Gusti Ayu Made Intan Rama Apsari (07)
Ni Kadek Wahyuni Rena Wati (17)
Ni Komang Triani (19)
Ni Luh Adek Neitha Intan P.G (20)
Ni Luh Dwi Friska Kartika Putri (21)
Ni Luh Permata Wulandari (23)
Ni Luh Putu Sellyna Apriliani Danisa P. (24)
Ni Putu Anik Oktaviari Lisdayanti (27)
Ni Putu Eka Andhini Putri (28)
Ni Wayan Yulia Ayu Andreani (30)
Putu Angelina Diah Sasvetari W. (31)
Putu Friska Aurelia Dipanji (33)
(XII MIPA 5)
SMAN 2 KUTA
Tahun Ajaran
2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pencak Silat”. Meskipun banyak rintangan dan
hambatan yang dialami dalam proses pembuatan karya ini, tapi dapat terselesaikan dengan baik.
Atas bimbingan Bapak Guru serta saran dari teman-teman, penulis ucapkan terimakasih.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
masyarakat. Dalam penyusunanya, penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan. Semoga
makalah yang dibuat ini dapat berguna untuk kehidupan yang lebih baik.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………..……………………….
………..1
Kata Pengantar……………………………...……………………………………………………….
…...2
Daftar Isi…………………………………………………………………………….........……….……..3
Bab I : Pendahuluan…………………………………………………………………………….
………..4
1.1 Latar Belakang…………………..……………………………………………………………4
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………….4
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………..…………4
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………………………4
Bab II : Pembahasan…………………..…………………………………………………………………5
2.1 Pengertian Pencak
Silat…………………………………………………................................5
2.2 Sejarah Pencak Silat…………………………………………………………...
……………..5
2.3 Teknik-Teknik dan Tata Tertib Pencak Silat…………………………………………………
6
2.4 Manfaat Pencak
Silat………………………………………………………………………..12
2.5 Alat-Alat Pencak Silat………………………………………………………………………
13
Bab III : Penutup…………………………………………..……………………………………………
14
3.1 Kesimpulan…………………………………..……………………………………………..14
3.2 Saran………………………………………………………………………………………..14
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………….15
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan paling dasar manusia adalah keamanan dan kesejahteraan. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, manusia menciptakan dan mengembangkan berbagai cara dan sarana.
Diantara ciptaan manusia yang menyangkut kebutuhan keamanan, adalah cara dan sarana fisik
untuk menghadapi dan mengatasi berbagai ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan fisik, di
antaranya adalah apa yang disebut "jurus" dan senjata. "Jurus" adalah teknik gerak fisikal berpola
yang efektif untuk membela diri maupun menyerang tanpa maupun dengan menggunakan senjata.
Bentuk awalnya sangat sederhana dan merupakan tiruan dari gerak-gerik binatang yang
disesuaikan dengan anatomi manusia. Kemudian terus dikembangkan, sejalan dengan
perkembangan budaya manusia. Demikian pula senjata yang digunakan. Di dalam memenuhi
kebutuhan kesejahteraannya, manusia juga telah menciptakan berbagai cara dan sarana di
antaranya dengan pengembangan "jurus" ke dalam bentuk seni dan olahraga yang dapat
memberikan kesejahteraan batin dan lahir. Salah satu pengembangan seni jurus tersebut adalah
pencak silat. Oleh sebab itu, penulis akan membahas secara lengkap mengenai bela diri “Pencak
Silat”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pencak Silat
Pencak Silat adalah kata majemuk. Pencak dan Silat mempunyai pengertian yang sama dan
merupakan bagian dari kebudayaan masyarakat pribumi Asia Tenggara (Asteng), yakni kelompok
masyarakat etnis yang merupakan penduduk asli negara-negara di kawasan Asteng (Brunei
Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand dan
Vietnam).
Kata Pencak biasa digunakan oleh masyarakat pulau Jawa, Madura dan Bali, sedangkan kata
Silat biasa digunakan oleh masyarakat di wilayah Indonesia lainnya maupun di Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam serta di Thailand (bagian Selatan) dan Filipina. Penggabungan kata
Pencak dan Silat menjadi kata majemuk untuk pertama kalinya dilakukan pada waktu dibentuk
suatu organisasi persatuan dari perguruan Pencak dan perguruan Silat di Indonesia yang diberi
nama Ikatan Pencak Silat Indonesia, disingkat IPSI pada tahun 1948 di Surakarta.
Sejak saat itu Pencak Silat menjadi istilah resmi di Indonesia. Perguruan-perguruan yang
mengajarkan Pencak dan Silat asal Indonesia di berbagai negara kemudian juga menggunakan
istilah Pencak Silat. Di dunia internasional Pencak Silat menjadi istilah resmi sejak dibentuknya
Organisasi Federatif Internasional yang diberi nama Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa,
disingkat PERSILAT, di Jakarta pada. tahun 1980. Walaupun demikian, karena kebiasaan, kata
Pencak dan Silat masih digunakan secara terpisah.
Secara ringkas, murid silat atau pesilat dibagi menjadi beberapa tahap atau tingkat
kemahiran, yaitu Pemula, diajari semua yang tahap dasar seperti kuda-kuda,teknik tendangan,
pukulan, tangkisan, elakan,tangkapan, bantingan, olah tubuh, maupun rangkaian jurus dasar
perguruan dan jurus standar IPSI. Menengah, ditahap ini, pesilat lebih difokuskan pada aplikasi
semua gerakan dasar, pemahaman, variasi, dan disini akan mulai terlihat minat dan bakat pesilat,
dan akan disalurkan kepada masing-masing cabang, misalnya Olahraga & Seni Budaya. Pelatih,
hasil dari kemampuan yang matang berdasarkan pengalaman di tahap pemula, dan menengah akan
membuat pesilat melangkah ke tahap selanjutnya, di mana mereka akan diberikan teknik - teknik
beladiri perguruan, di mana teknik ini hanya diberikan kepada orang yang memang dipercaya, dan
mampu secara teknik maupun moral, karena biasanya teknik beladiri merupakan teknik tempur
yang sangat efektif dalam melumpuhkan lawan / sangat mematikan. Pendekar, merupakan pesilat
yang telah diakui oleh para sesepuh perguruan, mereka akan mewarisi ilmu-ilmu rahasia tingkat
tinggi.
6
oleh para petarung atau pemain pencak silat dengan berdiri dan siap menghadapi lawan.
Untuk sikap kuda-kuda sendiri terdiri dari beberapa jenis.
1) Kuda-kuda Belakang
Ketika seorang petarung melakukan kuda-kuda belakang, itu artinya posisi harus
menumpukan berat badan di bagian kaki belakang. Bagian tumit bisa ditumpukan
untuk berpijak supaya tubuh dapat lebh condong ke depan. Sementara itu, kaki
bagian depan bisa berjinjit sambil tumit ditapakkan ke permukaan tanah.
2) Kuda-kuda Depan
Bukan hanya kuda-kuda belakang, melainkan kuda-kuda depan juga perlu untuk
dikuasai oleh setiap petarung pencak silat di mana posisi salah satu kaki harus ada
di depan dan lainnya berada di belakang sambil diluruskan. Sampingkan kaki
belakang dengan arah keluar dan tumpukan berat badan ke arah depan. Badan bisa
dalam posisi tegap dan fokus pandangan adalah lurus ke depan.
3) Kuda-kuda Samping
Petarung dalam melakukan teknik ini bisa memosisikan diri dengan salah satu kaki
ditekuk ke samping. Sementara itu, kaki lainnya bisa diluruskan ke arah samping
lainnya. Tumpukanlah berat badan di bagian kaki yang Anda tekuk tadi dan tubuh
harus juga dalam kondisi tegap supaya pundak lebih segaris atau sejajar dengan
kaki.
4) Kuda-kuda Silang Depan
Pada teknik kuda-kuda silang ke depan, ini adalah teknik gerakan gabungan kuda-
kuda depan dan menyamping yang dilakukan pada waktu yang sama. Ketika
petarung melakukan kuda-kuda silang depan, bentuknya adalah dengan cara salah
satu kaki ditapakkan ke arah depan dan ditekuk. Kaki tersebutlah yang digunakan
sebagai penopang berat badan petarung. Sementara itu, untuk kaki yang lain bisa
Anda posisikan melawan arah kaki sebelumnya secara ringan. Yang perlu
dilakukan oleh para petarung adalah memosisikan sentuhan ujung jari lain beserta
ibu jari ke permukaan tanah selanjutnya.
5) Kuda-kuda Silang Belakang
Kuda-kuda selanjutnya adalah teknik kuda-kuda silang belakang yang artinya
merupakan posisi atau gerakan sebaliknya dari kuda-kuda silang depan. Para
petarung bisa melakukannya dengan memosisikan salah satu kaki untuk menopang
berat tubuh serta kaki yang lain secara ringan. Hanya bedanya, posisikan badan
mengarah ke belakang dengan posisi kaki yang ringan ada di depan sedikit.
6) Kuda-kuda Tengah
Pada teknik kuda-kuda tengah, yang perlu dilakukan oleh para petarung adalah
melebarkan kedua kaki sambil kemudian kaki ditekuk. Tekukan kaki ini bertujuan
agar badan bisa lebih rendah. Dengan demikian, berat badan bisa ditumpukan di
bagian titik tengah tubuh yang perlu juga untuk dilatih terus-menerus hingga
sempurna.
2. Sikap Pasang
Sikap pasang merupakan teknik dasar lainnya dalam olahraga bela diri pencak silat yang
para petarung juga perlu untuk menguasainya dengan baik. Ada 4 sikap yang bisa
7
dilatih secara keras untuk bisa menguasainya secara sempurna. Berikut ini adalah ulasan
singkat 4 sikap yang dimaksud:
1) Pasang Satu
Pasang satu adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di mana posisi badan
petarung bisa dalam kondisi tegap dan kedua tangan ada di sisi tubuh. Dalam keadaan
siap silat, kedua kaki petarung dapat dibuka di mana lebarnya bisa disetarakan dengan
lebar bahu.
2) Pasang Dua
Pasang dua adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di mana posisi yang
perlu dibentuk oleh petarung dengan badan berposisi tegak sambil membuka kedua
kaki yang lebarnya selebar bahu. Tak hanya itu, pastikan untuk posisi kedua tangan
dalam kondisi mengepal dan disejajarkan dengan pinggang; ini agak berbeda dengan
pasang satu.
3) Pasang Tiga
Pasang tiga adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di mana petarung perlu
memasang posisi badan persis seperti ketika melakukan pasang dua dan posisi
pastikan untuk senantiasa tegak lurus. Jangan lupa untuk membuka kaki selebar bahu
sambil mengangkat tangan yang sejajar dengan mata dan kepalan tangan pastikan
untuk dalam kondisi terbuka.
4) Pasang Empat
Pasang empat adalah suatu teknik bersikap di dalam pencak silat di mana petarung
bisa membentuk sikap badan dan juga pandangan mata seperti ketika melakukan sikap
pasang tiga. Perbedaannya hanyalah pada bagian tangan yang bisa kita angkat sejajar
mata namun dengan posisi silang. Kepalan tangan yang awalnya terbuka bisa
dikepalkan.
3. Pola Langkah
Di dalam pencak silat, tidak ketinggalan pola langkah pun menjadi teknik dasar yang
perlu dilatih dan dikuasai oleh setiap petarung. Ada 6 pola langkah yang perlu untuk
dilatih hingga eksekusinya menjadi sempurna, terutama saat pertandingan yaitu:
1) Pola Langkah Zig-zag
Dalam pencak silat, pola langkah zig-zag adalah ketika petarung melakukan gerak
langkah menciptakan mata gergaji alias zig-zag itu tadi. Dalam praktiknya, petarung
bisa memulainya dari sikap pasang lebih dulu di mana pola langkah yang dibentuk
kemudian adalah menyerong.
2) Pola Langkah Huruf S
Dalam pencak silat, pola langkah huruf S bisa dilakukan oleh petarung dengan
berdiri dengan posisi titik mengarah sesuai dengan arah yang ditunjukkan. Kaki
kanan geser ke arah berat badan yang sedang bertumpu pada kaki kanan yang
kemudian dilanjutkan atau disusul dengan kaki kiri. Gerakan pola langkah ini pada
dasarnya menggabungkan 3 teknik kuda-kuda yang menciptakan huruf S.
Penggunaan kombinasi kuda-kuda di sini antara lain adalah kuda-kuda samping,
belakang dna tengah.
3) Pola Langkah Huruf U
8
Dalam pencak silat, pola langkah huruf U atau ladam bisa petarung mulai dengan
sikap tubuh awal tegak dan menggerakkan kaki ke sisi kanan yang disusul dengan
kaki kiri merapat sebelum kaki kiri maju. Tarik kembali kaki dan menutup yang lalu
digerakkan ke sisi kiri dan tarik kaki kanan untuk menutup sebelum dilangkahkan ke
arah depan. Untuk langkah terakhir, tarik kaki kanan lagi untuk merapat dan
membentuk sikap awal.
4) Pola Langkah Segi Tiga
Dalam pencak silat, pola langkah segitiga ini adalah ketika petarung bergerak
membentuk bidang segitiga. Biasanya, teknik ini dilaksanakan dengan
memanfaatkan 2 teknik kuda-kuda, yakni kuda-kuda depan dan tengah.
5) Pola Langkah Segi Empat
Dalam pencak silat, pola langkah segiempat adalah saat petarung bergerak dengan
memanfaatkan gabungan kuda-kuda depan dan tengah, mirip dengan langkah
segitiga, hanya saja harus dilakukan dengan cara siap kuda-kuda depan lebih dulu.
Setelah itu, lakukan gerakan maju menggunakan kuda-kuda tengah dan barulah bisa
terbentuk pola langkah segi empat yang dimaksud.
4. Pukulan
Teknik memukul juga terdapat pada pencak silat di mana pukulan juga adalah teknik
yang ada pada olahraga bela diri lainnya, seperti teknik dasar tinju. Dalam pencak silat,
ada 4 macam pukulan yang kiranya bisa menjadi pengetahuan bersama dan dilatih oleh
para petarung pemula yaitu:
1) Pukulan Lurus
Dalam pencak silat, pukulan lurus merupakan pukulan yang petarung perlu lakukan
dengan mengarahkan salah satu tangan untuk melakukan aksi memukul ke depan.
Target utama adalah dada lawan dan pastikan bahwa tangan yang lain melindungi
diri sendiri, yaitu bagian perut ke atas.
2) Pukulan Bandul
Dalam pencak silat, pukulan bandul perlu petarung lakukan dengan cara salah satu
tangan diayun dengan mengepalkannya lebih dulu dan ayun ke arah sasaran ulu hati,
sedangkan tangan yang lain bertugas menutup ke arah lawan.
3) Pukulan Melingkar
Di dalam pencak silat, tujuan utama dari gerakan teknik pukulan melingkar satu-
satunya adalah menargetkan pinggang lawan. Petarung perlu bergerak mendekati
lawan di mana gerakan tubuh dan bahu wajib mendukung.
4) Pukulan Tegak
Pada pencak silat, gerakan teknik pukulan tegak adalah menargetkan pundak lawan,
terutama sisi kanan. Namun sebenarnya juga bisa untuk dipakai menyerang bahu
lawan sebelah kiri.
5. Tendangan
Setelah membahas teknik pukulan, tentu kita juga perlu tahu bagaimana teknik
menendang yang benar di dalam pencak silat. Bila dalam teknik dasar Judo, Taekwondo
dan bela diri lainnya kita mengenal ada teknik tendangan, maka pencak silat juga ada.
1) Tendangan Lurus
9
Sama seperti jenis pukulan, teknik dasar pada pencak silat juga ada tendangan lurus
yang dilakukan ke arah depan. Petarung perlu melakukannya dengan menghentakkan
ke arah depan telapak kaki dengan membuatnya sejajar dengan bahu.
2) Tendangan Samping
Dalam tendangan samping, teknik gerakan yang perlu dikuasai oleh para petarung
pencak silat adalah menendang menggunakan punggung kaki.
3) Tendangan Melingkar
Untuk tendangan satu ini, petarung perlu melakukan tendangan dari arah samping
luar lalu mengayunkan tendangan sampai kaki lurus dan menggunakan hentakan
punggung kaki.
4) Tendangan Huruf T
Ada lagi bentuk tendangan huruf T di mana gerakan ini dilakukan petarung dengan
tubuh mengarah menyamping dan menggunakan hentakan telapak kaki lalu
menendang secara lurus ke depan.
6. Tangkisan
Selain menendang dan memukul, dalam pencak silat juga para petarung perlu tahu dan
menguasai bagaimana cara menangkis gerakan serangan lawan. Berikut ini adalah
beberapa teknik tangkisan untuk diketahui dan dipelajari.
1) Tangkisan Luar
Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan untuk serangan dari luar dan
petarung harus memakai tangan sebagai penepis serangan ke arah samping.
2) Tangkisan Atas
Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan untuk serangan dari luar yang
sasarannya adalah kepala dengan menaruh tangan tepat di atas kepala.
3) Tangkisan Dalam
Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan terhadap serangan dari luar
dengan cara tangan diletakkan secara sejajar dengan bahu.
4) Tangkisan Bawah
Dalam teknik ini, petarung perlu melakukan tangkisan terhadap serangan dari luar
yang menyerang ke bagian bawah tubuh sambil merendahkan tubuh lalu kemudian
tangan diluruskan ke bawah.
7. Sikap
Dalam teknik pencak silat, ada pula teknik yang berkaitan dengan sikap. Para petarung
juga sebaiknya melatih sikap-sikap ini karena akan sangat berguna ketika berhadapan
dengan lawan dan supaya mampu menyesuaikan dengan situasi maupun gerakan-
gerakan sebelumnya.
1) Sikap Berbaring
Sikap berbaring adalah sikap yang dilakukan petarung ketika hendak bertahan dari
serangan lawan.
a) Sikap Miring
Posisi tubuh petarung harus dalam kondisi miring dengan pandangan fokus lurus
ke depan sambil salah satu tungkai kaki ditekuk mendekati dada. Kaki lainnya
bisa diluruskan juga ke depan, sementara tangan sebagai penopang berat badan
10
dan siku ditaruk pada permukaan lantai di mana tangan lainnya berada di atas
paha.
b) Sikap Telentang
Posisi tubuh petarung harus dalam kondisi telentang pandangan juga harus ke atas
sambil satu tungkai ditekuk dan tungkai lainnya diluruskan. Satu tangan posisikan
di tanah dan siku bisa dibengkokkan, sementara tangan lainnya bisa ada di atas
dada.
c) Sikap Telungkup
Posisi tubuh petarung harus dalam kondisi telungkup sambil memandang lurus ke
depan. Kedua kaki luruskan dan kedua tangan posisikan menyentuh permukaan
lantai sambil membengkokkan siku sampai rapat.
2) Sikap Duduk
Sikap duduk pada pencak silat biasanya dilakukan dengan kedua kaki ada di tanah
dan berat badan ditumpukan seluruhnya pada bagian pinggang.
a) Sikap Sempok
Posisi badan petarung dalam sikap ini harus tegap dan memandang lurus ke arah
depan, sementara kedua tungkai posisinya dilipat di bawah bokong dan tungkai
lainnya bisa ditekukkan ke atas. Telapak tangan bisa diposisikan di depan dada
namun menghadap atas.
b) Sikap Simpuh
Posisi tubuh petarung harus tegap dan memandang lurus ke depan sambil
melipat kedua tungkai ke belakang. Rapatkan ujung kaki dan tumit menghadap
atas, sementara telapak tangan keduanya diletakkan di atas paha.
c) Sikap Sila
Posisi tubuh petarung harus tegap dan memandang ke depan. Bokong dirapatkan
pada lantai dan silangkan kedua kaki di depan tubuh sambil telapak tangan
berada di atas lutut.
d) Sikap Duduk
Posisi tubuh petarung harus tegap dan memandang lurus ke depan sambil
bokong dirapatkan pada lantai. Kedua tungkai beserta lutut tekuklah dan arah
lutut adalah ke depan, sementara itu bengkokkan kedua lengan dengan posisi
depan tubuh.
3) Sikap Jongkok
a) Sikap Jongkok
Posisi tubuh petarung harus tegap sambil memandang lurus ke arah depan. Lalu,
bagian tungkai tekuklah di kedua ujung kaki bagian dalam dan angkatlah tumit.
b) Sikap Jengkeng
Posisi tubuh petarung harus tegap dengan pandangan ke depan lurus di mana
kaki juga menghadap depan. Tekuklah lutut lalu lutut bersama dengan kaki
belakang tumpukan ke atas lantai.
8. Kuda-kuda
11
Posisi menapak kaki untuk memperkukuh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kukuh
penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda
juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan
(tendangan atau pukulan).
9. Sikap dan Gerak
Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan).
Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah
mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan
kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan
suatu serangan yang cepat.
10. Kembangan
Gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai
gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama
biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau
mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam
maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian
penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
11. Buah
Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara
tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan
tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum
termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan,
mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencak silat adalah adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Seni bela
diri ini secara luas lebih dikenal di negara-negara Asia maupun Eropa. Terbukti dari
banyaknya organisasi-organisasi pencak silat yang tumbuh dengan pesat, seperti: PERSILAT di
Indonesia, IPSI, PESAKA di Malaysia.
Berkembangnya seni pencak silat tidak terlepas dari sejarah awal mulanya berdiri pencak
silat. Berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia yang berusaha untuk mempertahankan dirinya
dari ancaman dan tantangan alam, Kerajaan-kerajaan besar yang memiliki prajurit dan pendekar-
pendekar yang siap berperang, Pahlawan nasional bangsa Indonesia, seperti pangeran Diponegoro
yang melawan penjajah, sampai pada akhirnya bela diri berkembang seiring berkembangnya jaman.
3.2 Saran
Pencak silat merupakan salah satu warisan yang patut untuk terus dijaga dan dikembangkan.
Melalui serangkaian proses perputaran zaman sampai pada akhirnya pencak silat menjadi hak paten
sebagai cabang olahraga yang diakui baik dari nasional maupuan internasional. Maka sudah
sepatutnya pencak silat harus terus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15