Oleh Kelompok 2 :
KELAS :XI TB 1
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena rahmat dan
karunianya saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga dapat
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, Oleh karena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak akan saya terima dengan tangan terbuka selalu demi
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Judo................................................................................................... 3
2.1.1 Sebelum Judo........................................................................................ 3
2.1.2 Awal mula Judo.................................................................................... 3
2.2 Perbedaan Judo dan Jujutsu........................................................................... 4
2.2.1 Penggunaan akhiran –do dan –jutsu..................................................... 4
2.3 Judo sebagai Cabang Olah Raga.................................................................... 5
2.3.1 Judoka Perempuan................................................................................ 5
2.3.2 Tingkatan Judo dan Warna Ikat Pinggang............................................ 6
2.3.3 Lantai Judo............................................................................................ 7
2.3.4 Seragam Judo........................................................................................ 7
2.4 Peraturan Pertandingan Olah Raga Judo........................................................ 8
2.4.1 Awal Pertandingan................................................................................ 9
2.4.2 Akhir Pertandingan............................................................................... 9
2.5 Sistem Penilaian Judo.................................................................................... 9
2.6 Teknik Terlarang Judo................................................................................... 10
2.7 Posisi Dalam Judo.......................................................................................... 11
2.8 Teknik Judo.................................................................................................... 13
2.8.1 Teknik Bantingan.................................................................................. 14
2.8.2 Teknik Kuncian .................................................................................... 14
2.9 Pertolongan Pertama Judo.............................................................................. 15
ii
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 16
B. Saran............................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah dari cabang olahraga judo
2. Untuk mengetahui judo sebagai cabang olah raga
3. Untuk mengetahui peraturan pertandingan olah raga judo
4. Untuk mengetahui system penilaian dalam pertandingan olah raga judo
5. Untuk mengetahui teknik terlarang dari olah raga judo
6. Untuk mengetahui posisi duduk, berdiri, jatuh dan berguling dalam olah
raga judo
7. Untuk mengetahui teknik judo
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pegulat sumo zaman dahulu kala menjatuhkan lawannya tanpa senjata. Hal
ini menginspirasikan teknik-teknik bela diri jujutsu. Sumo pada awalnya hanya
dinikmati kaum aristokrat sebagai ritual atau upacara keagamaan pada zaman Heian
(abad ke-8 hingga abad ke-12).
Pada perkembangannya, Jepang memasuki masa-masa perang di mana kaum
aristokrat digeser kedudukannya oleh kaum militer. Demikian pula olahraga yang
sebelumnya hanya dijadikan hiburan, oleh kaum militer dijadikan untuk latihan
para tentara. Pada masa inilah teknik jujutsu dikembangkan di medan pertempuran.
Para prajurit bertempur tanpa senjata atau dengan senjata pendek. Teknik
menjatuhkan lawan atau melumpuhkan lawan inilah yang dikenal dengan nama
jujutsu.
Pada zaman Edo (abad ke-17 hingga abad ke-19) di mana keadaan Jepang
relatif aman, jujutsu dikembangkan menjadi seni bela diri untuk melatih tubuh bagi
masyarakat kelas ksatria. Gaya-gaya jujutsu yang berbeda-beda mulai muncul,
antara lain Takenouchi, Susumihozan, Araki, Sekiguchi, Kito, dan Tenjinshin'yo.
3
Tujuan utama jujutsu adalah penguasaan teknik menyerang dan bertahan.
Kano mengadaptasi tujuan ini, tapi lebih mengutamakan sistem pengajaran dan
pembelajaran. Ia mengembangkan tiga target spesifik untuk judo: latihan fisik,
pengembangan mental / roh, dan kompetisi di pertandingan-pertandingan.
4
berakhiran '-do' biasanya lebih banyak peraturan yang tidak memungkinkan
seseorang untuk terluka akibat serangan yang fatal, namun tidak demikian halnya
dengan bela diri yang berakhiran dengan kata '-jutsu', misalnya di dalam kendo,
hanya bagian tangan, perut, kaki, dan bagian bawah dagu yang boleh diserang,
sedangkan kenjutsu membolehkan serangan ke semua bagian tubuh.
Secara umum, budo ('bu-' artinya prajurit) adalah pengembangan dari bujutsu
yang telah disesuaikan dengan zaman sekarang (untuk olahraga, bukan berkelahi).
Beberapa contoh bujutsu yang dikembangkan menjadi budo:
a. Jujutsu à Judo
b. Kenjutsu à Kendo
c. Aiki-Jujutsu à Aikido
d. Kempo jutsu à Kempo Do
e. Karate jutsu à Karate Do
f. Battoujutsu/Iaijutsu à Battoudo/Iaido
Kaum perempuan pertama kali diterima sebagai judoka pada tahun 1893,
walaupun pada saat itu kaum olahragawati dianggap sebelah mata di dalam struktur
masyarakat Jepang. Meskipun demikian, kemajuan yang dramatis ini hanya
berlangsung sebentar, karena pada hakekatnya mereka masih dijauhkan dari
pertandingan-pertandingan resmi, dengan alasan keselamatan fisik.
Setelah Perang Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan diperkenalkan
keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun 1948, diikuti dengan
pembentukan Federasi Internasional Judo pada tahun 1951. Judo menjadi salah satu
5
cabang olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang.
Judoka perempuan pertama kali berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona
1982 di Barcelona, Spanyol.
6
2.3.3 Lantai Judo
7
cm. Lengan baju panjangnya sedikit lebihnya dari dua pertiga panjang
lengan. Karena jaket ini dirancang untuk menahan benturan tubuh akibat
dibanting ke lantai, maka bahannya umumnya lebih tebal dari seragam
karate (karategi) atau bela diri yang lain
2. Ikat pinggang
Ikat pinggang harus cukup panjang sehingga menyisakan 20-30 cm
menjuntai pada masing-masing sisi.
3. Celana
Celana yang dipakai sedikit longgar. Antara ujung celana dengan
pergelangan kaki selisih 5-8 cm. Celana panjangnya sedikit lebihnya dari
dua pertiga panjang kaki.
Mengenakan Seragam Judo, celana dikenakan dan tali celana dikencangkan.
Jaket kemudian dikenakan dengan sisi kiri di atas sisi kanan. Kenakan ikat
pinggang dengan cara meletakkan tengah-tengah sabuk di depan perut, kemudian
kedua ujung sabuk diputar melingkar di belakang pinggang kembali ke depan;
pegang kedua ujung sabuk, lalu talikan dengan kedua ujung berakhir secara
horisontal. Talikan dengan kencang sehingga tidak lepas pada saat pertandingan.
8
2.4.1 Awal Pertandingan
Judoka menghadap satu sama lain, meluruskan telapak kaki mereka di
belakang garis masing-masing di tengah-tengah arena dan berdiri tegak lurus. Lalu
mereka saling membungkuk pada saat yang sama. Kemudian mereka maju satu
langkah, diawali dengan kaki kiri, dan berdiri dengan posisi kuda-kuda alami
(shizen hon tai). Sang juri atau wasit lalu berkata "Mulai" (Hajime) dan
pertandingan pun dimulai.
2.4.2 Akhir Pertandingan
Kedua judoka kembali dalam posisi kuda-kuda alami dan menghadap satu
sama lain satu langkah di depan garis mereka masing-masing. Juri kemudian
mengumumkan hasil pertandingan, dan kedua kontestan mundur selangkah ke
belakang garis dimulai dengan kaki kanan. Mereka lalu membungkuk lagi dan
keluar dari arena.
9
Tambahan (yuko dan koka) yang tidak peduli berapapun tidak akan
mengungguli satu 'Setengah-angka', namun dapat menjadi penentu jika
masing masing judoka memperoleh nilai yang sama (1W1Y0K - 1 Waza
dan 1 Yuko menang melawan 1W0Y9K - 1 Waza dan 9 Koka). Angka
tambahan ini diperoleh jika teknik yang diperagakan tidak cukup bagus
untuk memperoleh nilai setengah (yuko) atau tidak cukup bagus untuk
memperoleh yuko (koka). Tidak jarang suatu pertandingan ditentukan
dengan banyaknya yuko dan koka yang diperoleh (karena satu angka
otomatis menang dan dua setengah-angka juga otomatis menang)
Jika jumlah nilai yang diperoleh kedua judoka sama, maka kadang-kadang
suatu pertandingan menggunakan sistem pemungutan suara antara kedua hakim
sudut dan juri (dengan total tiga suara).
10
Mengunci telapak tangan lawan dengan telapak tangan sendiri selama lebih
dari 6 detik dalam posisi berdiri
11
berada. Lakukan hal yang sama dengan kaki kanan, dan kedua kaki pada
saat ini harus bersangga pada jari kaki dan lutut. Kemudian luruskan jari
kaki sejajar dengan lantai dan pantat diletakkan di atas pangkal kaki.
Letakkan kedua tangan di atas paha masing-masing sisi. Untuk berdiri,
lakukan prosedur yang sama dengan cara terbalik.
Memberi hormat (zarei) Dengan bersila, bungkukkan badan ke depan
sampai kedua telapak tangan menyentuh lantai dengan jari tangan
menghadap ke depan. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat,
kemudian kembali ke posisi bersila.
2. Posisi Berdiri
Memberi hormat (ritsurei) Berdiri dengan kedua pangkal kaki
didekatkan, bungkukkan badan ke depan sekitar 30 derajat dengan telapak
tangan di depan paha. Diam dalam posisi ini selama beberapa saat,
kemudian kembali ke posisi berdiri.
a. Posisi alami (shizen tai) Kaki dibuka sekitar 30 cm dalam posisi
natural dengan berat badan yang dibagi sama rata di kedua kaki.
Istirahatkan otot bahu dan tangan. Ini adalah postur dasar dan alami
judo.
b. Posisi bertahan (jigo tai) Dari posisi alami, kaki dibuka lebih lebar,
lutut ditekuk agar pusat gravitasi tubuh lebih turun.
c. Melangkah (suri ashi) Cara berjalan di dalam judo dengan cara telapak
kaki menyusuri lantai untuk menjaga kestabilan. Pastikan langkahnya
sama rata dan pusat gravitasi tetap di posisi yang sama agar dapat
bergerak lincah ke segala arah.
Kanan-kiri (ayumi ashi): Seperti berjalan biasa, telapak kaki
melewati satu sama lain ketika berjalan
Kanan-kanan (tsugi ashi): Setelah kaki pertama maju, kaki kedua
yang maju tidak melebihi posisi kaki pertama
3. Posisi Jatuh dan Berguling
Menguasai posisi ini memungkinkan untuk melindungi diri sendiri
ketika dijatuhkan atau dibanting lawan dan mengurangi ketakutan ketika
dilempar oleh lawan.
12
a. Jatuh ke belakang (ushiro ukemi) Kaki disatukan dan tangan juga
disatukan, jatuhkan punggung ke matras dengan tangan lurus di
samping tubuh dan telapak tangan menyentuh lantai untuk menahan
jatuh. Lindungi bagian belakang kepala dengan menyentuhkan dagu ke
tubuh.
b. Jatuh ke samping (yoko ukemi) Dari posisi berdiri, jatuhkan diri ke
belakang, angkat kedua kaki satu persatu, kemudian angkat kedua
tangan di depan tubuh. Berguling ke kanan (atau kiri) matras dengan
kepala tetap dilindungi agar tidak menyentuh lantai. Kemudian tahan
tubuh dengan tangan dan telapak tangan kanan (atau kiri).
c. Jatuh ke depan (mae ukemi) Jatuhkan diri ke depan dengan kedua
telapak tangan di depan muka, sikut ditekuk. Jatuh tertelungkup
dengan ditahan oleh kedua tangan, badan diluruskan, otot perut
dikencangkan, dan tahan tubuh dengan ditahan oleh kedua tangan dan
jari kaki (lutut diangkat).
d. Berguling ke depan (mae mawari ukemi) Berguna pada saat
dilemparkan oleh lawan. Dari posisi berdiri, kaki kanan dimajukan
telapak tangan kiri disentuhkan ke lantai. Bahu kanan kemudian
dilemparkan ke depan dengan telapak tangan menghadap ke belakang,
ini dilakukan bersamaan dengan kedua kaki menjejak lantai dan
berguling ke depan. Kedua kaki dan tangan hendaknya menyentuh
lantai secara bersamaan.
13
Teknik kuncian judo (katame waza) dapat dibagi menjadi teknik menahan
(osae waza atau osaekomi waza), teknik jepit (shime waza), dan teknik sambungan
(kansetsu waza)
Teknik menyerang (atemi waza) dengan tendangan atau pukulan bahkan
dengan senjata pisau atau pedang kadang digunakan untuk latihan bagi judoka
tingkatan tinggi, walaupun dalam pertandingan resmi hal tersebut dilarang
(demikian pula pada saat latihan bebas (randori).
14
Kuncian tangan silang - ude hishigi juji gatame
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Judo adalah salah satu cabang beladiri yang berasal dari Jepang dan telah
menjadi olahraga populer di dunia saat ini. Judo diciptakan oleh Prifesssor Jigoro
Kano atau Maha Guru Kano pada tahun 1882.
Setelah Perang Dunia II, judo bagi laki-laki dan perempuan diperkenalkan
keluar Jepang. Persatuan Judo Eropa dibentuk pada tahun 1948, diikuti dengan
pembentukan Federasi Internasional Judo pada tahun 1951. Judo menjadi salah satu
cabang olahraga resmi Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 1964 di Tokyo, Jepang.
Judoka perempuan pertama kali berlaga di Olimpiade pada Olimpiade Barcelona
1982 di Barcelona, Spanyol.
Pertandingan judo diadakan antara perseorangan dan beregu. Beberapa
kompetisi membagi pertandingan jadi 8 kategori berdasarkan berat tubuh. Lamanya
pertandingan biasanya 3-20 menit. Pemenang ditentukan dengan jalan judoka
pertama yang meraih 1 angka, baik dengan bantingan maupun kuncian. Jika setelah
waktu yang ditentukan tidak ada pejudo memperoleh 1 angka, pejudo dengan nilai
lebih tinggi menang atau pertandingan berakhir seri. Membungkukkan badan satu
sama lain di awal dan akhir pertandingan adalah hal yang wajib. Ini dilakukan
untuk menghormati lawan.
3.2 Saran
Untuk pembaca, agar dapat membela diri ketika sedang mengalami musibah,
dapat mempelajari cabang olah raga ini.
1. Untuk Dinas pendidikan dan olahraga agar lebih memerhatikan atlet-atlet
dibidang olah raga ini agar peminatnya lebih banyak.
2. Untuk Pembina extrakulikuler judo agar meningkatkan kapasitas latihan
untuk menambah kemampuan para atlet judo.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://sandroacademy.id/what-is-judo/
https://anwarrimbawan.blogspot.com/2020/10/sejarah-judo.html
17