PENDAHULUAN
D.Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian
dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia,diantaranya;
Shotokan, Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat
diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat
diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang.
Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai
perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi.
Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat
membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta
pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung
linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan
dan tangkisan dengan lawan.
Goju-ryu, Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik
keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate
tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan
meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah
masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini
menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang
menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada
konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa
menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada
latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat
memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan
tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular
serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Shito-ryu, Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian
bermain kata terbukti dari banyaknya kata yang diajarkan di aliran Shito-
ryu, yaitu ada 30 sampai 40 kata, lebih banyak dari aliran lain. Namun
yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai
perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki
12 kata. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
Wado-ryu, Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada
seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang
yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-
ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian
persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. Di dalam pertarungan, ahli
Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga
secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat
mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan
teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan
lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi
Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan
bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Kyokushin, Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo
Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun di
luar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia,
terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu
Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini
menganut sistem Budo Karate, tempat praktisi-praktisinya dituntut untuk
berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan
menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni
bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini
juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak
seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga,
tempat dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung
dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh
pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada
kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh
membuat Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin
kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, tempat karateka diuji
melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri
telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini
untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
Shorin-ryu, Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari
Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran
Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah
guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi
bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan.
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan
bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
Uechi-ryu, Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima
pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi,
belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu,
gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran
Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).
BAB II
PERLENGKAPAN LATIHAN DASAR
KARATE
A.Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
Alat ini berfungsi untuk melindungi bagian tangan.sarung tangan(gloves) berguna
untuk meelindungi tulang-tulang jari dan pergelangan tangan saat bertanding.
H.Pelindung Gigi
Pada beberapa pertandingan penggunaan pelindung gigi menjadi suatu
keharusan,karena alat ini berfungsi melindungi bagian gigi dari benturan keras atau saat
terkena pukulan dari lawan yang bisa membuat gusi cedera dan gigi rontok.
I.Samsak
Samsak adalah bantu latihan dengan tujuan memperkuat pukulan atau tendangan
seperti olahraga tinju,muay thai,tae kwon do,karate dan lain-lain.
BAB III
TEKNIK DASAR KARATE
A.Kihon
Untuk teknik dasar satu ini dalam karate, secara harfiah memiliki makna fondasi dan itu
artinya, setiap karatedo perlu menguasai Kihon secara sempurna sebelum pada akhirnya bisa
mengenal dan mempelajari Kata serta Kumite.
Pada umumnya, pelatihan untuk teknik Kihon ini diawali dengan mempelajari gerakan
menendang dan memukul yang kita kenal dengan tahap sabuk puti serta gerakan bantingan yang
ada pada sebuk coklat. Ketika karatedo berada pada tahap dan/atau sabuk hitam, maka hal ini
berarti karatedo telah berhasil menguasai seluruh Kihon.
B.Kata
Ini adalah teknik dasar selanjutnya dalam karate di mana secara harfiah adalah bentuk
atau pola dan di dalam karate, Kata bukan hanya pelatihan secara fisik biasa ataupun aerobik
yang diduga banyak orang. Namun lebih dari itu, ada pelajaran tentang prinsip bertarung yang
terkandung di dalam teknik dasar Kata ini.
Ada terkandung falsafah-falsafah hidup juga di dalam banyak gerakan Kata dan ada ritme
gerakan serta penapasan yang tak sama antara satu dengan lainnya pada setiap Kata. Ada istilah
Bunkai di dalam Kata di mana ini adalah sebuah aplikasi yang karatedo bisa gunakan dari
gerakan dasar Kata itu sendiri.
Untuk tiap Kata, tiap aliran mempunyai gerak dan nama yang berbeda-beda. Ambil
contoh, Kata Tekki yang ada pada aliran Shotokan yang lebih dikenal dengan istilah Naihanchi
yang ada di aliran Shito Ryu dan inilah yang memengaruhi Bunkai pada setiap aliran juga
menjadi tak sama antara satu dan yang lain.
C.Kumite
Pertemuan tangan adalah makna harfiah dari Kumite ini dan biasanya teknik ini
dilakukan khususnya oleh para karatedo yang sudah berada pada tingkat lanjut, seperti sabuk
biru atau lebih. Hanya saja, zaman sekarang ada dojo yang sudah menawarkan
pengajaran/pelatihan Kumite pada praktisi sabuk kuning atau yang masih pada tingkat pemula.
Go hon kumite atau kumite yang diatur adalah yang pertama kali dipelajari oleh para karatedo
sebelum melakukan kumite bebas atau jiyu kumite.
Untuk aliran kontak langsung atau yang juga dikenal dengan Kyokushin, karatedo
perlu membiasakan melakukan teknik ini ketika berada pada tingkat sabuk biru
strip. Para karatedo atau praktisi Kyokushin ini boleh melancarkan pukulan maupun
tendangan ke arah lawan saat bertanding sekuat tenaga.
Untuk aliran Shotokan yang ada di Jepang, teknik kumite ini hanya bagi karatedo
yang sudah berada pada tingkat sabuk hitam. Karatedo dalam hal ini diwajibkan
mampu menjaga setiap pukulan agar kawan yang menjadi pasangan berlatih dan
bertanding tak cedera.
Untuk aliran Wado-ryu yang menjadi aliran kombinasi dengan teknik yang kita
ketahui terdiri dari campuran Jujutsu dan Karate ini, teknik Kumite terdiri dari 2
jenis. Yang pertama adalah persiapan Shiai di mana pelatihannya hanya teknik-
teknik yang memang diperbolehkan untuk pertandingan. Kedua adalah Goshinjutsu
Kumite di mana di sinilah praktik penggunaan seluruh teknik; itulah mengapa ini
juga disebut dengan istilah Kumite untuk bela diri karena jurus Jujutsu seperti
kuncian, penyerangan pada titik vital, dan bantingan semuanya termasuk.
Dachi adalah teknik gerakan dasar dalam olahraga bela diri karate yang perlu bagi
seluruh praktisi pemula untuk menguasainya dengan benar dan sempurna. Kuda-kuda adalah
awal yang penting di dalam sebuah bela diri karena dianggap sebagai tumpuan dari seluruh
gerakan yang ada sehingga karatedo (sebutan untuk praktisi karate) untuk mengenal dan
mempelajarinya dengan baik.
Kuda-kuda dasar atau kaki yang perlu dibuka selebar bahu, yaitu hachiji-dachi.
Kuda-kuda berat belakang, yaitu ko-kutsu-dachi.
Kuda-kuda berat depan, yaitu zen-kutsu-dachi.
Kuda-kuda berat tengah, yaitu sanshin-dachi.
Kuda-kuda berat tengah namun kaki dirapatkan (dalam Kata Unsu), yaitu heisoku-
dachi.
Kuda-kuda berat tengah (dalam Kata Hangetsu), yaitu hangetsu-dachi.
Kuda-kuda berat tengah (dalam Kata Sochin), yaitu sochi-dachi.
Kuda-kuda berat belakang (dalam Kata Unsu), yaitu neko-ashi-dachi.
Teknik di dalam karate lainnya adalah gerakan pukulan atau yang kita bisa sebut dengan
istilah zuki. Gerakan dasar ini juga merupakan yang paling penting bagi para karatedo untuk
menguasainya secara sempurna agar ketika menyerang lawan bisa dilakukan dengan baik. Dan
berikut ini adalah jenis teknik pukulan yang perlu diketahui dan diperhatikan.
Teknik selanjutnya adalah teknik gerakan menangkis. Tangkisan diperlukan juga ketika
berhadapan dengan lawan di pertandingan dan dalam gerakan tangkisan, posisi badan perlu
menyamping atau paling tidak segaris dengan kuda-kuda. Tujuannya adalah agar ketika
tendangan atau pukulan lawan tak mengenai tangkisan kita, serangan itu tak akan bisa mengenai
tubuh kita.