Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Karate


Karate sudah menjadi olahraga yang populer di masa kini.Seni bela diri dari
jepang ini diciptakan oleh Ghicin Funokhosi,dimana seorang karateka menggunakan
tangan kosong untuk melawan musuhnya.Karate memiliki tujuan dalam kehidupan pula,
yakni melatih fisik dan mental spiritual.
Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat
dibedakan dari jenis olahraga bela diri lainnya seperti Silat,Judo,Kung Fu,Kempo dan
bela diri lainnyaPerbedaan ini dapat dilihat baik secara filosofi,teknik gerakan maupun
atribut yang digunakan selama menjalani proses latihan dan pertandingan.Karate juga
merupakan suatu cabang olahraga prestasi yang di pertandingkan baik secara nasional
maupun internasional,karate merupakan salah satu olahraga yang mempunyai
karakteristik gerak dan teknik tersendiri,untuk itu harus dipelajari dan dilatih secara baik
dan intensif.
B.Pengertian dan Manfaat Karate
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang.Seni bela diri ini sedikit
dipengaruhi oleh Seni bela diri Cina kenpo.Karate dibawa masuk ke Jepang
lewat Okinawa dan mulai berkembang di Ryukyu Islands.Seni bela diri ini pertama kali
disebut “Tote” yang berarti “Tinju China”.Ketika karate masuk ke Jepang,nasionalisme
Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya,sehingga Sensei Gichin Funakoshi
mengubah kanji Okinawa (Tote: Tinju China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’yang
berarti ‘Tangan Kosong’ agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate
terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ dan berarti ‘kosong’. Dan yang
kedua, ‘te’, berarti ‘tangan’.Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong.”
Manfaat seni bela diri karate yakni sebagai berikut :
 Peningkatan kesehatan jantung,Penelitian telah menemukan bahwa satu-
satunya cara nyata untuk meningkatkan status dari sistem kardiovaskular
adalah dengan berpartisipasi dalam kegiatan yang menekankan jantung,
seperti seni bela diri.
 Percaya diri,Karena mempunyai tujuan untuk mendapatkan sabuk
tertinggi,maka ada dorongan positif dan menghormati nilai-nilai yang
merupakan bagian dari semua program seni bela diri,manfaat terbesar
biasanya didapatkan oleh siswa seni bela diri,yang lebih besar rasa
percaya diri.Anda menjadi lebih nyaman dalam segala situasi apakah
Anda dalam bahaya atau tidak.
 Gaya hidup sehat,Karena latihan seni bela diri, akan membakar kalori
selama Anda berlatih setiap saat di kelas karate yang Anda ikuti.
 Peningkatan reflex,penelitian telah menemukan bahwa dengan
berpartisipasi dalam seni bela diri,Anda tidak hanya meningkatkan refleks
Anda saat melakukan aktivitas,tetapi benar-benar mengalami waktu reaksi
lebih cepat selama semua aktivitas kehidupan Anda.Hal ini sangat penting
dalam sejumlah kegiatan sehari-hari,seperti mengemudi.
 Fokus dan keheningan,Seperti aksi legendary Bruce Lee,di balik pukulan,
tendangan dan lutut,seorang seniman bela diri sejati belajar dengan dirinya
sendiri dan melihat di mana kelemahannya.Sebagai seorang seniman bela
diri,Anda akan belajar apa itu menjadi diam, menantang dan terfokus.
 Mengajarkan moral yang besar dan nilai-nilai,Seni bela diri adalah tentang
belajar kebijaksanaan.Anda akan dituntut untuk merendahkan hati dan
kesabaran jika sudah menguasai jurus-jurus yang bisa melumpuhkan
lawannya Anda dalam sekejap.
 Melatih otot,Dengan berpartisipasi dalam seni karate,Anda dapat sangat
meningkatkan jumlah massa otot yang Anda miliki dalam tubuh Anda.
Semakin tinggi massa otot Anda,semakin tinggi tuntutan metabolisme
Anda,dan kemudian semakin banyak kalori Anda akan terbakar setiap
hari,sehingga membantu mencegah obesitas dan meningkatkan berat
badan.Tingginya kadar massa otot juga menyebabkan peningkatan
kelincahan.

C.Sejarah dan Perkembangannya Sampai Saat Ini


Ilmu bela diri sebenarnya sudah dikenak semenjak manusia ada, hal ini dapat
dilihat dari peninggalan-peninggalan purbakala antara lain: kapak-kapak batu, lukisan-
lukisan binatang yang dibunuh dengan senjata seperti tombak dan panah.
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan
binatang buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin
meningkat, maka gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan
orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin meningkat.
pada 4.000 tahun yang lalu, setelah Sidartha Gautama pendiri Budha wafat, maka
para pengikutnya mendapat amanat agar mengembangkan agama Budha keseluruh dunia.
Namun karena sulitnya medan yang dilalui, maka para pendeta diberikan bekal ilmu bela
diri. Misi yang ke arah Barat ternyata mengembangkan ilmu Pangkration atau Wrestling
di Yunani. Misi keagamaan yang berangkat ke arah Selatan mengembangkan semacam,
pencak silat yang kita kenal sekarang ini. Salah satu misi yang ke Utara menjelajahi Cina
menghasilkan kungfu (belakangan di abad XII, kungfu dibawa oleh pedagang Cina dan
Kubilaikhan kenegara Majapahit di Jawa Timur). Dari Cina rombongan yang ke Korea
menghasilkan bela diri yang kemudian kita kenal dengan Taekwondo. Dari Korea
ternyata rombongan tidak dsapat meneruskan perjalanan ke Jepang, tetapi berhenti hanya
sampai di kepulauan Okinawa. Tidak berhasil masuknya rombongan ke Jepang, karena di
Jepang saat itu sudah mengembangkan ilmu bela diri Jujitsu, yudo, kendo dan ilmu
pedang (kenjutsu). Namun sejarah mencatat bahwa pasda tahun 1600-an, Kerajaan
Jepang telah menguasai Okinawa. Kerajaan Jepang telah memerintah Okinawa dengan
tangan besi, penduduk dilarang memiliki senjata tajam, bahkan orang tua dilarang
memakai tongkat. Diam-diam bangsa yang terjajah ini mempelajari ilmu bela diri dengan
tangan kosong yang waktu dikenal dengan nama TOTE. Dari satu teknik ke teknik
lainnya, ilmu bela diri diperdalam dan para pendeta ikut mendorong berkembangnya ilmu
bela diri TOTE ini.
Kemudian pada tahun 1921 seorang penduduk Okinawa bernama Funakoshi
Gitchin memperkenalkan ilmu bela diri dari TOTE ini di Jepang, dan namanya pun
berubah menjadi karatre, sesuai dengan aksen Jepang dalam cara membaca huruf kanji.
Sejak saat itu karate berkembang dengan pesat di Jepang.
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh
Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan
pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud
AD Adikusumo, Muchtar dan Karyanto mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang
mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya
mereka membentuk wadah yang mereka namakan PORKI. Beberapa tahun kemudian
berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri
Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut
mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di
atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut
memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara
lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan
Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat
muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti
yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan
berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut,
sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh FORKI. Namun akhirnya dengan
adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya
mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 terbentuklah satu wadah
organisasi karate yang diberi nama FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia).
Adapun mereka yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum dan
Sekretaris Jenderal PB. FORKI sejak tahun 1972 sampai dengan saat ini adalah :
 1972-1977: Ketua Umum:Sujono,Sekretaris Jenderal:Otman Nuh
 1977-1980: Ketua Umum:Sumadi,Sekretaris Jenderal:Rustam Ibrahim
 1980-1984:KetuaUmum:Subhan Djajaatmadja,Sekretaris
Jenderal:G.A.Pesik
 1984-1988: Ketua Umum:Rudini, Sekretaris Jenderal: Adam Saleh
 1988-1992: Ketua Umum:Rudini, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
 1992-1996: Ketua Umum:Rudini, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
 1997-2001: Ketua Umum:Wiranto, Sekretaris Umum: Hendardji-S
 2001-2005: KetuaUmum:Luhut B.Panjaitan,Sekretaris umum:Hendardji-S
Perguruan Karate Anggota FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do
Indonesia)
 AMURA
 BKC (Bandung Karate Club)
 BLACK PANTHER
 FUNAKOSHI
 GABDIKA SITORYU (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
 GOJUKAI
 GOJU RYU ASS
 GOKASI (Goju Ryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
 INKADO (Indonesia Karate-Do)
 INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
 KALA HITAM
 KANDAGA PRANA
 KEI SHIN KAN
 KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
 KKI (Kushin Ryu Karate-Do Indonesia)
 KYOKUSHINKAI(Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
 LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
 MKC (Medan Karate Club)
 PERKAINDO
 PORBIKAWA
 PORDIBYA
 SHINDOKA
 SHI ROI TE
 TAKO INDONESIA
 WADAKOI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
Pertama kali kejuaraan pekan olahraga nasional karate diadakan di Indonesia
khususnya di ibu kota jakarta Pada tanggal 20 oktober 1989.Pada awal acara
penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) peminat khususnya kejuaraan karate
belum banyak, dikarenakan peminat kejuaraan karate belumlah tahu apa
sebenarnya karate.Dan pada tahun selanjutnya peminat karate
mulai bermunculan.PON ini diadakan 4 tahun se-kali.Cabang induk karate di Indonesia
bernama FORKI.

D.Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian
dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia,diantaranya;
 Shotokan, Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat
diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat
diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang.
Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai
perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi.
Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat
membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta
pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung
linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan
dan tangkisan dengan lawan.
 Goju-ryu, Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik
keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate
tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan
meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah
masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh
Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini
menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang
menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada
konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa
menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada
latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat
memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan
tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular
serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
 Shito-ryu, Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian
bermain kata terbukti dari banyaknya kata yang diajarkan di aliran Shito-
ryu, yaitu ada 30 sampai 40 kata, lebih banyak dari aliran lain. Namun
yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai
perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki
12 kata. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan
diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal,
maupun dengan jarak rapat seperti Goju.
 Wado-ryu, Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada
seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang
yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-
ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian
persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. Di dalam pertarungan, ahli
Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga
secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat
mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan
teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan
lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi
Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan
bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
 Kyokushin, Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo
Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun di
luar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia,
terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu
Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini
menganut sistem Budo Karate, tempat praktisi-praktisinya dituntut untuk
berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan
menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni
bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini
juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak
seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga,
tempat dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung
dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh
pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada
kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh
membuat Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin
kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, tempat karateka diuji
melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri
telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini
untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.
 Shorin-ryu, Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari
Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran
Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah
guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi
bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan.
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan
bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
 Uechi-ryu, Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima
pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi,
belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu,
gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran
Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).
BAB II
PERLENGKAPAN LATIHAN DASAR
KARATE
A.Alat Pelindung Tangan (Hand Protection)
Alat ini berfungsi untuk melindungi bagian tangan.sarung tangan(gloves) berguna
untuk meelindungi tulang-tulang jari dan pergelangan tangan saat bertanding.

B.Alat Pelindung Kaki (Footwear Protection)


Alat pelindung kaki ini fungsinya untuk melindungi kaki bagian tulang kering
dari benturan,tusukan tergelincir atau terjatuh saat pertandingan.
C.Kartegi (Pakaian Karate)
Kartegi adalah pakaian untuk bela diri karate.dalam bahasa jepang pakaian ini di
sebut DOGI,dengan memiliki warna dasar putih.pakaian tebuat dari bahan katun sehingga
mudah menyerap keringat serta tahan terhadap gesekan.

D.Helm dan Face Marker Karate


Berfungsi sebagai pelindung wajah yaitu bagian muka dan kepala dari benturan
atau terjatuh saat bertanding.alat ini juga terbuat dari bahan PVC atau busa yang tahan
terhadap pukulan.

E.Female Chest Protector


Alat ini berguna untuk melindungi payudara atau dada agar menimbulkan dampak
yang tidak di inginkan saat bertanding.alat di buat dari bahan yang sangat fleksibel sehingga
dapat menahan serangan atau pukulan dari lawan.
F.Sabuk Karate
Sabuk Karate adalah peralatan yang wajib di miliki,karena berguna untuk
mengikat pakaian agar nyaman saat di gunakan.sabuk karate terbagi dalam beberapa warna
yaitu putih,kuning,hijau,merah,biru,dan hitam.setiap warnanya sabuk teresebut berguna
untuk mebedakan tingkatan jurus atau kemampuan.

G.Body Protector Karate


Body Protector Karate adalah alat pelindung tambahan untuk karate yang
berfungsi sebagai melindungi bagian badan dari bahaya sperti benturan,melindungi tulang
dada gesekan.serta juga dapat dapat menahan rasa sakit saat terkena pukulan dari lawan saat
bertanding.

H.Pelindung Gigi
Pada beberapa pertandingan penggunaan pelindung gigi menjadi suatu
keharusan,karena alat ini berfungsi melindungi bagian gigi dari benturan keras atau saat
terkena pukulan dari lawan yang bisa membuat gusi cedera dan gigi rontok.

I.Samsak
Samsak adalah bantu latihan dengan tujuan memperkuat pukulan atau tendangan
seperti olahraga tinju,muay thai,tae kwon do,karate dan lain-lain.
BAB III
TEKNIK DASAR KARATE
A.Kihon
Untuk teknik dasar satu ini dalam karate, secara harfiah memiliki makna fondasi dan itu
artinya, setiap karatedo perlu menguasai Kihon secara sempurna sebelum pada akhirnya bisa
mengenal dan mempelajari Kata serta Kumite.

Pada umumnya, pelatihan untuk teknik Kihon ini diawali dengan mempelajari gerakan
menendang dan memukul yang kita kenal dengan tahap sabuk puti serta gerakan bantingan yang
ada pada sebuk coklat. Ketika karatedo berada pada tahap dan/atau sabuk hitam, maka hal ini
berarti karatedo telah berhasil menguasai seluruh Kihon.

B.Kata
Ini adalah teknik dasar selanjutnya dalam karate di mana secara harfiah adalah bentuk
atau pola dan di dalam karate, Kata bukan hanya pelatihan secara fisik biasa ataupun aerobik
yang diduga banyak orang. Namun lebih dari itu, ada pelajaran tentang prinsip bertarung yang
terkandung di dalam teknik dasar Kata ini.

Ada terkandung falsafah-falsafah hidup juga di dalam banyak gerakan Kata dan ada ritme
gerakan serta penapasan yang tak sama antara satu dengan lainnya pada setiap Kata. Ada istilah
Bunkai di dalam Kata di mana ini adalah sebuah aplikasi yang karatedo bisa gunakan dari
gerakan dasar Kata itu sendiri.

Untuk tiap Kata, tiap aliran mempunyai gerak dan nama yang berbeda-beda. Ambil
contoh, Kata Tekki yang ada pada aliran Shotokan yang lebih dikenal dengan istilah Naihanchi
yang ada di aliran Shito Ryu dan inilah yang memengaruhi Bunkai pada setiap aliran juga
menjadi tak sama antara satu dan yang lain.
C.Kumite

Pertemuan tangan adalah makna harfiah dari Kumite ini dan biasanya teknik ini
dilakukan khususnya oleh para karatedo yang sudah berada pada tingkat lanjut, seperti sabuk
biru atau lebih. Hanya saja, zaman sekarang ada dojo yang sudah menawarkan
pengajaran/pelatihan Kumite pada praktisi sabuk kuning atau yang masih pada tingkat pemula.

Go hon kumite atau kumite yang diatur adalah yang pertama kali dipelajari oleh para karatedo
sebelum melakukan kumite bebas atau jiyu kumite.

 Untuk aliran kontak langsung atau yang juga dikenal dengan Kyokushin, karatedo
perlu membiasakan melakukan teknik ini ketika berada pada tingkat sabuk biru
strip. Para karatedo atau praktisi Kyokushin ini boleh melancarkan pukulan maupun
tendangan ke arah lawan saat bertanding sekuat tenaga.
 Untuk aliran Shotokan yang ada di Jepang, teknik kumite ini hanya bagi karatedo
yang sudah berada pada tingkat sabuk hitam. Karatedo dalam hal ini diwajibkan
mampu menjaga setiap pukulan agar kawan yang menjadi pasangan berlatih dan
bertanding tak cedera.
 Untuk aliran Wado-ryu yang menjadi aliran kombinasi dengan teknik yang kita
ketahui terdiri dari campuran Jujutsu dan Karate ini, teknik Kumite terdiri dari 2
jenis. Yang pertama adalah persiapan Shiai di mana pelatihannya hanya teknik-
teknik yang memang diperbolehkan untuk pertandingan. Kedua adalah Goshinjutsu
Kumite di mana di sinilah praktik penggunaan seluruh teknik; itulah mengapa ini
juga disebut dengan istilah Kumite untuk bela diri karena jurus Jujutsu seperti
kuncian, penyerangan pada titik vital, dan bantingan semuanya termasuk.

D.Dachi atau Kuda-kuda

Dachi adalah teknik gerakan dasar dalam olahraga bela diri karate yang perlu bagi
seluruh praktisi pemula untuk menguasainya dengan benar dan sempurna. Kuda-kuda adalah
awal yang penting di dalam sebuah bela diri karena dianggap sebagai tumpuan dari seluruh
gerakan yang ada sehingga karatedo (sebutan untuk praktisi karate) untuk mengenal dan
mempelajarinya dengan baik.
 Kuda-kuda dasar atau kaki yang perlu dibuka selebar bahu, yaitu hachiji-dachi.
 Kuda-kuda berat belakang, yaitu ko-kutsu-dachi.
 Kuda-kuda berat depan, yaitu zen-kutsu-dachi.
 Kuda-kuda berat tengah, yaitu sanshin-dachi.
 Kuda-kuda berat tengah namun kaki dirapatkan (dalam Kata Unsu), yaitu heisoku-
dachi.
 Kuda-kuda berat tengah (dalam Kata Hangetsu), yaitu hangetsu-dachi.
 Kuda-kuda berat tengah (dalam Kata Sochin), yaitu sochi-dachi.
 Kuda-kuda berat belakang (dalam Kata Unsu), yaitu neko-ashi-dachi.

E.Zuki atau Pukulan

Teknik di dalam karate lainnya adalah gerakan pukulan atau yang kita bisa sebut dengan
istilah zuki. Gerakan dasar ini juga merupakan yang paling penting bagi para karatedo untuk
menguasainya secara sempurna agar ketika menyerang lawan bisa dilakukan dengan baik. Dan
berikut ini adalah jenis teknik pukulan yang perlu diketahui dan diperhatikan.

 Pukulan mengarah ke ulu hati atau perut, yaitu oi-zuki-chudan.


 Pukulan mengarah ke kepala, yaitu oi-zuki-jodan.
 Pukulan mengarah ke perut namun kaki tak melangkah, yaitu gyaku-zuki.
 Pukulan mengarah ke kepala namun kaki tak melangkah, yaitu kisame-zuki.
 Pukulan dan dorongan, yaitu morete-zuki. Pukulan dalam bentuk seperti soto-ude-
uke, yaitu ura-zuki.
 Pukulan dengan menggunakan kedua tangan, yaitu morete-hisame-zuki.
 Pukulan ganda menggunakan kedua tangan, yaitu yama-zuki.
 Pukulan dengan bentuk seperti uchi-ude-uke, yaitu tate-zuki.
 Pukulan ke arah samping seperti pada Kata Tekki Shodan, yaitu kage-zuki.
 Pukulan ke arah perut sambil menggunakan kuda-kuda hachiji-dachi, yaitu choku-
zuki.
 Pukulan menggunakan tangan bagian dalam yang juga bentuknya seperti agi-uke,
yaitu agi-zuki.
 Sikutan, yaitu empi.
 Tangan pedang, yaitu tate-shuto.
 Tangan pedang, yaitu shuto-uchi.
 Tangan pedang, yaitu haito-uchi.
 Tangan pedang, yaitu haishu-uchi.
 Pukulan menyamping, yaitu uraken-uchi.
 Tangan palu, yaitu tetsui-uchi.

F.Uke atau Tangkisan

Teknik selanjutnya adalah teknik gerakan menangkis. Tangkisan diperlukan juga ketika
berhadapan dengan lawan di pertandingan dan dalam gerakan tangkisan, posisi badan perlu
menyamping atau paling tidak segaris dengan kuda-kuda. Tujuannya adalah agar ketika
tendangan atau pukulan lawan tak mengenai tangkisan kita, serangan itu tak akan bisa mengenai
tubuh kita.

Berikut ini adalah sejumlah teknik tangkisan untuk diperhatikan ;

 Tangkisan dengan bentuk seperti morote-zuki, yaitu morote-uke.


 Tangkisan menggunakan kedua tangan yang disilang, yaitu juji-uke.
 Tangkisan menggunakan tangan pedang, yaitu shuto-uke.
 Tangkisan tengah berasal dari bawah ketiak, yaitu uchi-ude-uke.
 Tangkisan tengah berasal dari belakang telinga, yaitu soto-ude-uke.
 Tangkisan atas, yaitu agi-uke.
 Tangkisan bawah, yaitu gedan barai.

Anda mungkin juga menyukai