DOSEN PEMBIMBING:
Despita Antoni S.Pd.,M.Pd
DISUSUN OLEH:
Ariya Ramadhan (18086088)
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
Karate ( 空 手 道 ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri ini sedikit
dipengaruhi oleh Seni bela diri Cina kenpō. Karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa dan
mulai berkembang di Ryukyu Islands. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti
seperti “Tangan China”. Ketika karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang
tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China)
dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat
Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan
yang kedua, ‘te’ 手 , berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空 手
(pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo
Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa
aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia
dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun
organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO -
World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate
Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama
untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin
atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran
tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih
menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Tingkatan / posisi dalam Karate
Tingkat/posisi dalam karate itu di bedakan lewat kemampuan dalam menghafal atau melakukan gerak
yang maximal dalam jurus tersebut. Maksudnya tingkatan dibedakan oleh sabuk. Untuk mendapatkan
tingkatan/posisi tersebut, kita di haruskan mengikutkan sesi ujian sabuk. Yang berlangsung setiap 4
bulan sekali. Untuk tingkat ini terbagi menjadi menjadi:
1. Sabuk putih
2. Sabuk kuning
3. Sabuk hijau
4. Sabuk biru muda
5. Sabuk biru tua
6. Sabuk ungu
7. Sabuk coklat (strip 1-3)
8. Sabuk hitam (Dan 1-11)
B. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite
(pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo)
dan ruyung (nunchaku).
Kihon
Kihon ( 基 本 : き ほ ん , Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk
coklat). Pada tahap danatau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan
baik.
Kata
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan
latihan fisik atau aerobikbiasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Gerakan-
gerakan Kata juga banyak mengandung falsafah-falsafah hidup. Setiap Kata memiliki ritme gerakan
dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-
gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh Kata
Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya
Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite (組手 : くみて ) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-
murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada
murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi
mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran
olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat
dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai
kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk
melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan
tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu,
maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya
teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk
beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan
menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atas tiga jenis yaitu :
1. Kumite (perkelahian)
2. Kata (jurus)
3. Kihon (peragaan teknik)
Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite
beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putra). Sistem pertandingan yang dipakai
adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan
oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak
perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan.
Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan
karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera
maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya
dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh
3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari Kata
(bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal
dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian
sebagai berikut:
Luas lapangan
Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter
dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya
adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna
yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang
bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang kedua
lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang bertanding dapat
memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling dalam dan paling
banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.
Peralatan dalam pertandingan karate
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
2. Pelindung tangan
3. Pelindung tulang kering
4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
Baju putih
Celana abu-abu
Dasi merah
Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan
berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri
Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga
dari aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI), yang
pada dekade 2005 karena masalah internal perguruan banyak anggota LEMKARI yang keluar lalu
kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari
perguruan MKC (Medan Karate Club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju,
tidak kalah dengan LEMKARI.
Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki
perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia
(WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia
(KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa
tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya
membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan
GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Bp. Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya
Bp. Bert Lengkong).
Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia
yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan
tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang
dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi
Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation)
untuk Indonesia. Dimana perguruan karate yang bernaung dibawah FORKI adalah :
1. AMURA
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHI ROI TE
24. TAKO INDONESIA
25. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)
Adapun mereka yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PB.
FORKI sejak tahun 1972 sampai dengan saat ini adalah:
A. Kesimpulan
Karate atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya, karate lebih
digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan secara menyeluruh. Konsep yang
diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman umum adalah serangan-serangan lurus dan
mendatar
Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk tumbukan dan belaan.
Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan yang mana amat sukar untuk ditahan atau
ditangkis, ditangkap dan kunci. Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara serentak
dan tidak mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada masa kini
merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti kempo dan
sebagainya
B. Saran
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam
sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang
datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin
meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari gangguan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA