KARATE
KELOMPOK 4 :
MUH ADITIYA B.
MUH IQBAL AMSAL
HERMAN
NIKEN FIZRIA
MUH SALEHUDDIN
MUH MULANA NUSURI
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia Nya,
penulisan makalah mata kuliah olahraga dengan judul “makalah karate dan
perwasitannya” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai bukti tertulis sebagai
tugas.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, untuk itu kami
harapkan kritik dan saran ke arah yang membangun. Semoga bermanfaat bagi semua
yang membutuhkan.
2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................3
A. Latar Belakang.....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah................................................................................................4
C. Tujuan .................................................................................................................4
BAB II POKOK PEMBAHASAN ...................................................................................5
A. Karate...................................................................................................................5
B. Teknik Karate ......................................................................................................6
C. Pertandingan Karate ............................................................................................7
D. Aliran Karate .......................................................................................................9
E. Pengertian
wasit………….............................................................................10
F. Peraturan
wasit………………………………………………………………………………
……11
A. Kesimpulan.........................................................................................................11
B. Saran ..................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................12
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang
mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Drs.
Baud A.D. Adikusumo. Beliau adalahseorang karateka yang mendapatkan
sabukhitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan
karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia
mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang
merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia).
Sehingga beliau tercatat
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Karate ?
2. Apa saja teknik yang terdapat dalam Karate?
3. Apa sajakelas yang dipertandingkan dalam Karate?
4 . Aliran apa sajayangterdapat dalam Karate?
5. Apa pengertian wasit?
6 . A p a p e r a t u r a n w as i t ?
C. Tujuan
1. Dapat memahami apa itu Karate.
2. Dapat mengetahui teknik yang terdapat dalam Karate.
3. Dapat mengetahui kelas yang dipertandingkan dalam Karate.
4. Dapat mengetahui aliran yang terdapat dalam Karate.
5. Dapat mengetahui pengertian wasit
6 dapat mengetahui peraturan wasit
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karate
Karate adalahseni beladiri yang bersaladari Jepang. Seni
beladiri ini sedikit dipengaruhi oleh Seni bela diri Cinayaitu Kenpo.
Karate dibawa masuk ke Jepang melalui Okinawa dan mulai
berkembang di Ryukyu Islands. Karate awalnnya disebut “Tote” yang
berarti seperti “Tangan China”. Ketika Karate masuk ke Jepang,
nasionalisme penduduk Jepang sedang berada pada puncaknya,
sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote:
Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi “Karate” (Tangan Kosong)
agar lebih mudah diterima oleh masyarakat
Jepang.
Di negara Jepang, oraganisasi yang mewadahi olahraga
Karate seluruh Jepang adalah JKF (Japan Karate Federation).
Sedangkan di Indonesia bernama FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do
Indonesia) dan WKF (World Karate Federation) untuk organisasi yang
mewadahi Karate
seluruh dunia.
Tingkat/posisi dalam karate itu di bedakan lewat kemampuan
dalam menghafal atau melakukan gerak yang maksimal dalam jurus
tersebut. Maksudnya tingkatan dibedakan oleh sabuk. Untuk
mendapatkan tingkatan/posisi tersebut, kita di haruskan mengikutkan
sesi ujian sabuk. Yang berlangsung setiap 6 bulan sekali. Untuk tingkat
ini terbagi menjadi
menjadi:
1. Sabuk putih
2. Sabuk kuning
3. Sabuk Orange
4. Sabukhijau
5. Sabukbiru
6. Sabukcoklat
7
7. Sabukhitam
B. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon
(teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat
lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo)
dan ruyung
(nunchaku).
1. Kihon
Kihon berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan
Kumite.Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan
tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabukcoklat). Padatahap dan
atau Sabuk Hitam,siswadianggap
2. Kata
Kata berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak
hanya merupakan latihanfisikatauaerobik biasa. Tapi juga mengandung
pelajaran tentang prinsip bertarung. Gerakan-gerakan Katajuga banyak
mengandung falsafah-falsafah hidup. SetiapKatamemilikiritme
gerakandan pernapasan
yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah
aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaangerak dannamayang berbedauntuk tiap
Kata. Sebagai contoh Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan
nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi
kata) tiap aliran juga berbeda
3. Kumite
7
Kumite berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh
murid- murid tingkat lanjut (sabukbiru atau lebih). Tetapi sekarang, ada
dojo yang
Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan
oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi
diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak
mencederai kawan
bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi
Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip.
Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan
pukulan
7
C. Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atastiga jenis yaitu :
1. Kumite (perkelahian)
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian
kelas berdasarkan berat badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas
berat badan (khusus untuk putra). Sistem pertandingan yang dipakai
adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada
atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan
dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau
terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregutidak
adawaktuperpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih
mengalami nilai seri, maka akan
pemenang
2. Kata (jurus)
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan
gerak dari jurus, baikuntuk putera maupun puteri. Sesuaidengan Kata
pilihanatau
dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata
Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal dari perguruan 4 Besar
JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan
perincian sebagai
7
berikut:
- Shotokan : Kankudai dan Jion.
- Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
- Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
- Shito-ryu : Seienchin dan Bassaidai.
D. Aliran Karate
1. Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, -Kan dapat
diartikan sebagai gedung/bangunan sehingga shotokan dapat
diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi
merupakan pelopor yang membawailmu karate dari Okinawa ke
Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari
berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh
Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu
gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-
kuda rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan
cenderung linier/frontal, sehingga praktisi Shotokan
2. Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan
teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan
karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang.
7
Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya
Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun
Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi
aliran Goju-ryu yang sekarang,sehinggabanyakorangyang menganggap
Chojun Miyagi sebagai
pendiri Goju-ryu.
Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang
sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga
Goju-ryu menekankan pada latihan Sanchin atau pernapasan dasar,
agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan
menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan
tangkisan yang
3. Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain kata terbukti
dari banyaknya kata yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30
sampai 40 kata, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di
Jepang ada
4. Wado-ryu
7
yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga
Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan
teknik kuncian
tersebut.
E. Pengertian Wasit
Wasit adalah seorang yang memiliki wewenang untuk mengatur jalannya suatu
pertandingan olahraga. Wasit memiliki hak penuh selama pertandingan kepada seluruh
pemain dan pelatih dan ofisial sebuah tim. Ada bermacam-macam istilah wasit. Dalam
bahasa Inggris dikenal referee, umpire, judge atau linesman. Wasit dituntut agar selalu
tegas, adil, disegani, dan ditakuti oleh semua pemain dan official. Ia harus pandai,
cerdik, dan tidak memihak pada salah satu tim atau pemain tertentu. Oleh karena itu,
wasit harus menguasai teknik-teknik perwasitan dan peraturan pertandingan dengan
sempurna. Seperti pemimpin pada umumnya penampilan wasit sangat menentukan
ketika ia berada di lapangan, wasit harus tampak berwibawa dan memiliki kharisma.
Kategori Kumite
1. Perlengkapan atlet sudah ditetapkan bahwa wajib menggunakan WKF Approved
Hijab untuk atlit putri muslimah bagi yang menggunakan dengan ketentuan untuk
atlit harus terbuka bagian leher dan telinga, sedangkan wasit dan pelatih boleh
tertutup telinga dan lehernya. Sedangkan untuk pertandingan di Nasional,
penggunaan hijab belum bisa diterapkan sesuai peraturan karena bentuk hijab yang
terbuka tersebut belum bisa diterima oleh atlit muslimah di Indonesia. (Saat ini
Produk WKF Approved Hijab dikeluarkan oleh Arawaza dan telah tersedia di
www.oshcollection.com - red)
2. Tidak ada penambahan waktu untuk pertandingan FINAL. Jika sebelmnya untuk
perebutan medali Senior waktu ditambahkan 1 menit, namun kini tetap
menggunakan waktu penyisihan sesuai kategori. Misal Senior untuk Putra 3 menit
dan untuk putri 2 menit.
3. Untuk waktu 10 detik terakhir tidak berlaku lagi passivity (bersikap deffence dan
tidak menunjukkan niat untuk melancarkan serangan untuk menambah skor).
4. Membanting lawan dengan menggunakan 2 tangan dilarang kecuali untuk
menangkap kaki lawan saat lawan menyerang dengan tendangan. Jika hal tersebut
dilakukan maka akan dikenakan hukuman peringatan kategori 2 (C2).
5. Membanting diperbolehkan hanya dengan menggunakan satu tangan dan pada saat
membanting tidak boleh melebihi atas pinggang atau tidak boleh juga membanting
dengan cara tangan meraih kaki lawan dari bawah.
6. Diberikan 1 kartu protes bagi kontingen yang akan dipegang oleh pelatih yang
mendampingi dalam setiap partai pertandingan. Kartu protes ini dapat digunakan
oleh pelatih jika pelatih merasa ada skor yang masuk tapi tidak diambil oleh juri.
Setelah pelatih salah satu kontingen melakukan protes tersebut, akan dilakukan
review oleh 2 orang wasit senior melalui rekaman Video. Namun jika protes yang
dilontarkan oleh pelatih tersebut tidak terbukti, kartu protes tersebut akan ditahan.
Namun jika protes tersebut diterima, maka keputusan wasit akan mengikuti hasil
review dan kartu protes dikembalikan kepada pelatih untuk dapat digunakan
kembali pada kesempatan berikutnya.
7
7. Pemisahan yang jelas tugas dan wewenang wasit dan juri bahwa Juri hanya
berwenang memberikan skor dan memberikan hukuman untuk terjadinya jogai
(keluar arena) sedangkan wasit bertanggung jawab untuk memberikan pendapat
hukuman C1 dan C2 dengan minimal mendapat dukungan dari 2 juri.
8. Waktu istirahat untuk atlet untuk melakukan pertandingan berikutnya adalah sama
dengan waktu standar pertarungan kategori tersebut. Misal senior putra 3 menit,
maka untuk main berikutnya 3 menit juga. Kecuali untuk referchage atau
kesempatan kedua adalah 5 menit karena termasuk waktu untuk mengganti warna
perlengkapan.
9. Untuk kadet, face mask hanya berlaku ditahun 2015 ini saja, selanjutnya mulai 1
januari 2016 tidak ada lagi penggunaan facemask.
10. Setiap kontestan memiliki area start bebas dalam area 2x1m dengan warna matras
berwarna merah.
Kategori Kata
1. WAJIB untuk melakukan penghormatan sebelum dan sesudah memperagakan kata,
jika tidak maka peserta akan didiskualifikasi. (Sebelumnya justru tidak dibolehkan
melakukan penghormatan)
2. Kata yang boleh diperagakan itu bukan lagi berdasarkan school atau club, tapi
harus berdasarkan Ryu-Ha (Shotokan, Shitoryu, Wadoryu, Goju-Ryu).
Note: Karate-ka aliran shotokan boleh menggunakan kata di luar aliran Shotokan
selama berada dalam daftar kata yang boleh dipertandingkan.
Berikut merupakan daftar Kata tersebut:
7
Note: Nama beberapa Kata diterjemahkan dalam bahasa romawi dari bahasa
aslinya (jepang), di beberapa perguruan dapat terjadi merupakan Kata yang sama
namun penamaan yang berbeda
3. Kata dasar boleh dipertandingkan dalam pertandingan kata senior. Tidak ada lagi
Kata Wajib sehingga seluruh Kata menjadi Tokui semua
4. Perubahan Kriteria penilaian dari 4 komponen penilaian (Kesesuaian, Technical
Performance, Kinerja atletis/power, dan Tingkat kesulitan). Namun sekarang
dijadikan 3 kriteria utama menjadi Kesesuaian, Technical Performance dan Kinerja
Atletis/Power. Sedangkan penilaian tingkat kesulitan kata digabungkan
penilaiannya dalam Technical Performance.
5. Chief Judge boleh memanggil Juri (Shugo) hanya untuk menjelaskan telah terjadi
pelanggaran Diskualifikasi.
7
Perlu diperhatikan oleh pihak penyelenggara dalam mengatur waktu jalannya
pertandingan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karate atau Karate-do merupakan salah satu seni bela diri
dari Jepang yang biasa digambarkan dengan gerakan serangan serta
tangkisan
B. Saran
Seni bela diri Karate merupakan suatu bentuk pertahanan diri
dan penguasaan terhadap diri sendiri. Tidak dibenarkan untuk
menggunakan
8
DAFTAR PUSTAKA
9
10
11
4
5
6
11
12