Anda di halaman 1dari 21

WADOKAI KARATEDO

INDONESIA

Sekretariat:

Jl. Karimun Jawa 14 No. 3 Kel. Aren Jaya Bekasi Timur Kota Bekasi.
PENDAHULUAN

Membangun manusia seutuhnya bukan hanya selogan semata, akan tetapi harus kita wujudkan dalam bentuk nyata. Olahraga yang
merupakan salah satu kebutuhan pokok setiap manusia yang tentu sangat berpengaruh dalam proses pembangunan rohani dan
jasmani setiap manusia untuk mencapai manusia seutuhnya.

Menyadari akan tanggungjawab terhadap Bangsa dan Negara, keadaan dan kondisi masyarakat Indonesia serta memiliki rasa
kepedulian agar tetap berperan aktif dan terus berupaya membantu program pemerintah dibidang sosial dan kesehatan khususnya
dalam mewujudkan tujuan kegiatan olahraga yaitu tercapainya cita-cita pemerintah dalam membentuk manusia seutuhnya, khusunya
generasi muda yang mampu berpresetasi ditingkat Daerah, Nasional maupun internasional serta menjauhkan generasi muda dari
bahaya NARKOBA yang setiap saat mengintai putra-putri bangsa.

Untuk dapat mewujudkan cita-cita tersebut perlu adanya sarana yang dapat membantu para generasi muda untuk mempelajari dan
mendalami ilmu beladiri karate khususnya Wadokai Karatedo Indonesia.

Perlu dijelaskan bahwa ilmu beladiri karate bukanlah semata untuk kepentingan diri sendiri, akan tetapi wajib diamalkan untuk
kepentingan yang lebih besar yaitu Bangsa dan Negara serta berbagai kepentingan yang Positif di masyarakat.

Perguruan Wadokai Karate-do Indonesia termasuk salah satu anggota FORKI ( Federasi Olahraga Karate Indonesia ) wadah dari
berbagai perguruan karate yang ada di Indonesia yang resmi di bawah naungan KONI dan KEMENPORA.

Untuk memberikan gambaran secara garis besar tentang perguruan beladiri Karate secara umum dan WADOKAI Karatedo Indonesia
secara khusus dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keberadaanya hingga saait ini, agar dapat dijadikan referensi sebagai bahan
pertimbangan yang akan melahirkan kebijaksanaan. Dengan ini akan di uraikan sebagai berikut:
SEJARAH KARATE
Karate ( 空 手 道 ) adalah seni beladiri yang berasal dari Jepang. Seni beladiri karate dibawa masuk ke Jepang melalui Okinawa.
Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme
Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China)
dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas
dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama
artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap
sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1.Shotokan
2.Goju-Ryu
3.Shito-Ryu
4.Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti kyokushin
,Shorin-Ryu dan Uechi-Ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun
tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi
Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF
(International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional.
Latihan dasar karate terbagi tiga sebagai berikut:
1. KIHON,yaitu latihan teknik dasar seperti memukul, menangkis, dan menendang.
2. KATA, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. KUMITE, yaitu latihan tanding atau sparring.
Di zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan
aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.

SEJARAH KARATE DI INDONESIA


Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke
tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD
Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula
memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan
Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton
Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman ( Pendiri WADOKAI ) yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex
Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut
memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi
(Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus)
karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan
berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam
tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya
mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi
karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah
dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalami 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ;
periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun
(ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak
kongres tahun 1980 sampai sekarang).

SEJARAH WADO-RYU ( WADOKAI )


Wado-Ryu diperkenalkan dan dikembangkan mula-mula oleh Mr.Hironori Ohtsuka (Saiko Sihang), pimpinan tertinggi organisasi
Wado-Ryu saat itu dengan kwartir pusat di TOKYO. Aliran Wado-Ryu resmi terbentuk pada tahun 1929 saat dimana Ohtsuka
melepaskan diri dari Shotokan dan membentuk aliran Wadoryu.
Aliran Wado yang berarti “Dengan Jalan Damai” sesuai dengan makna dan tujuan serta itikad KARATE, yaitu menuju kedamaian.
Di Jepang merupakan organisasi besar disamping 3 lainnya, yaitu Shotokan, Gojuryu, Shitoryu, kemudian muncul rembukai dan
rengokai tempat berkumpul aliran kecil lainnya, kyokushinkai yang bergaya full contact.
Wado-Ryu atau Wadoryu atau Wado saja adalah sebuah aliran karate dari Jepang. Aliran ini diciptakan oleh Mr. Hironori Otsuka
pada tahun 1934. Beliau menggabungkan teknik beladiri Shindo Yoshin-Ryu Jiujutsu dengan seni beladiri okinawan karate yang
dipelajarinya dari funakoshi ( Pendiri Shotokan Karate ), Kenwa Mabuni (Pendiri Shoto-Ryu) dan Choki Motobu (Tokoh Okinawan
Kenpo).
Atas jasa-jasa beliau dalam mempopulerkan karate dan jujutsu, Mr. Hironori Otsuka diberi penghargaan oleh kaisar Jepang pada
tahun 1970-an, dan sebelum wafatnya pada tahun 1982, beliau dianugrahi gelar “Meijin Judan” (Manusia bijaksana, DAN 10) oleh
keluarga kaisar. Sepeninggal beliau, Wado-Ryu terpecah menjadi tiga, yaitu Wadoryu Renmei yang dipimpin oleh Jiro Otsuka, Wado
Kokusai Renmei yang dipimpin oleh Tatsuo Suzuki, dan JKF-Wadokai yang dipimpin oleh alm.Eichi Eriguchi.
Wadoryu selain dikenal sebagai aliran karate, juga dikenal sebagai aliran jujitsu, karena didalam syllabus wadoryu juga diajarkan
jujitsu dari aliran Shindo Yoshin-Ryu seperti disebutkan diatas. Ciri khas wado adalah memiliki KATA berpasangan seperti yang
dimiliki oleh jujitsu, untuk melengkapi KATA sendirian seperti yang lazim dimiliki oleh sebuah aliran karate.
Adapun kata yang dimainkan didalam aliran Wadoryu adalah pinan 1-5 Naihanchi, Sheisan, Chinto, Kushanku, Bassai, Rohai,
Niseishi, Jion, Jitte. Ada juga bebrapa versi wado. Sedangkan KATA berpasangan yang diadopsi dari jujitsu adalah: Idori no kata,
Gyakunage no kata, Tantodori dan Shinken Shirahadori. Beberapa perguruan wado juga menerapkan Ohoyo Kumite dan Goshin
Jutsu Ohyo, yaitu aplikasi dan variasi Tekhnik Wadoryu karate dan jujitsu untuk situasi beladiri.
Organisasi wadoryu dibentuk di Jepang tahun 1934 oleh murid-murid Ohtsuka diantaranya Hideo Bo dan Eriguchi, merupakan
sebuah organisasi tertua di Jepang saat ini. Pada tahun 1940 untuk pertama kalinya Wadoryu diperkenalkan pada masyarakat jepang
yaitu pada saat ulang tahun ke 44 Butokai (perkumpulan organisasi Ilmu-ilmu beladiri). Pada saat itu Ohtsuka sebagai pendiri
Wadoryu mewakili organisasi karate dalam pertunjukan (embukai) yang cukup mengesankan di Tokyo.
Kemudian organisasi Butokai dibubarkan oleh tentara sekutu yang menang perang dunia ke II. Organisasi yang teridiri atas karate,
kendo, judo, aikido, jujitsu, jukenzutsu (pedang samurai), Nakigata (bela diri wanita), dsb. Karena yang dilarang adalah terutama
Judo dan kendo serta kenjutsu, maka karate selamat dari pelarangan sehingga dapatr berkembang dengan baik.
Wadoryu pada saat itu dengan orientasi teknokrat dari Universitas Tokyo, akhirnya menyebar luas keseluruh jepang dengan
mahasiswa dan Dosen serta alumni sebagai inti, keanggotaan bertambah setelah Eriguchi yang berpangkat Marsekal
memasukannya kedalam angkatan Bersenjata Jepang.
Masuk ke Indonesia Wadoryu di bawa oleh seorang lulusan mahasiswa yang telah lulus mengambil studi di jepang yaitu Charul
Taman dan beliau adalah salah satu pendiri FORKI.

Wadokai Karatedo Indonesia berkembang di Bekasi sekitar tahun 2000 yang dikembangkan oleh anggota-anggota Wadokai sabuk
Hitam yang dituntut oleh perguruan untuk mengembangkan dan menyebarluaskan perguruan Wadokai di setiap daerah masing-
masing anggotanya, baik dilingkungan umum mauapun di sekolah-sekolah.
Wadokai Kota Bekasi berkembang dengan dibukanya Dojo-dojo disekolah, lingkungan umum dan wilayah lainnya yang ada dikota
bekasi, dari pembinaan di dojo-dojo sehingga para anggota –anggotanya ( Kohai ) banyak yang menjadi Atlit, baik di tinggkat Kota,
Provinsi maupun di tingkat Nasioanl.
Pada awalnya Kepengurusan Wadokai Bekasi masih satu kesatuan dengan kepengurusan Kota dan Kabupaten Bekasi, barulah di
tahun 2017 Wadokai Kabupaten Bekasi memisahkan diri dengan membentuk Kepengurusan Cabang sendiri yaitu Pengurus Cabang
Wadokai Kabupaten Bekasi.
Wadokai Kota Bekasi tergabung dalam anggota FORKI dan KONI Kota Bekasi yang selalu aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh FORKI Kota Bekasi, seperti menjadi Pelatih FORKI Kota Bekasi, mengirimkan atlit-atlitnya di setiap even yang
diselenggarakan oleh FORKI Kota bekasi maupun kejuaraan-kejuaraan Open yang diadakan oleh anggota FORKI Kota Bekasi.

STRUKTUR KEPENGURUSAN CABANG WADOKAI KOTA BEKASI PERIODE 2019-2023

I. PEMBINA : KONI Kota Bekasi.


: FORKI Kota Bekasi.
II. PENASEHAT : Wakil Walikota Bekasi
Drs. Hudaya, M.Si.
Wardoyo, S.H.
III.PENGURUS
Ketua : Hj. Evi Mafriningsianti, S.E, M.M.
Ketua Harian : Ipang Pariman.
Sekretaris I : Umar Dani, S.I.P.
Sekretaris II : Wendy Auditian Puara
Bendahara : Ayuni Mirlina, S.E.

IV.BIDANG-BIDANG
Ka.Bid. Pembinaan & Prestasi : Wawan Sugiantoro.
Anggota : 1. Rizky Abadi.
2. Putri Widiayanti.
Ka.Bid. Perwasitan : Tesa Lonika Tambunan.
Anggota : 1. Mia Agustina.
2. Yuvenki.

Ka.Bid. Pertandingan : Rizky Hariansyah.


Anggota : 1. Alena Boan Rizky P.
2. Julvi Chairunnas.
3. Suci Indah Taqi.
4. Daisy Salsabilah.
Ka.Bid. Ujian & Gashuku : Intania Rosidah.
Anggota : 1. Ratty Meida Kemalasari.
2. Laura Cristy.
3. Laila Yusra.
4. M. Ichsan Prawira Putra.
5. Annisa Dhea.

Ka.Bid. Humas : Supardi.


Anggota : 1. Taris Fadila.
2. Dede Rahmat.
3. M. Afif Darmawan.
STRUKTUR ORGANISASI WADOKAI INDONESIA
- Struktur organisasi Wadokai Indonesia di tingkat Pusat disebut Pengurus Besar Wadokai Karatedo Indonesia ( PB.WKI )
- Struktur Organisasi dibawah PB.WKI ditingkat Provinsi disebut Pengurus Provinsi Wadokai Karatedo Indonesia ( Pengprov WKI )
- Struktur Organisasi dibawah Pengprov WKI ditingkat Kota/Kabupaten disebut Pengurus Cabang WKI ( Pengcab WKI )
- Struktur paling bawah dibawah Pengcab WKI ditingkat Dojo/Ranting disebut Pengurus Dojo WKI.

MAKSUD DAN TUJUAN


• Menciptakan prestasi siswa dan siswi dalam bidang olahraga Beladiri karate;
• Sebagai wadah minat dan bakat siswa dalam bidang olahraga Beladiri karate;
• Untuk mencari bibit-bibit Atlit karate.
• Ajang pembinaan/regenerasi karate.
• Melatih fisik, mental, disiplin, kejujuran, sportifitas, dan kesatuan para karate WADOKAI.
• Mengembangkan dan meningkatkan program kegiatan yang berkesinambungan dalam rangka mempersiapkan kader-kader
bangsa sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berkualitas dan professional;
• Sebagai wahana aksi dan kreasi dibidang olahraga beladiri prestasi yang mengarahkan peserta didik mampu menyalurkan
hobi sekaligus sehat dan berprestasi;
• Merekatkan siswa/siswi sebagai identitas pemuda Indonesia, untuk mewujudkan prestasi dan bakat menuju cita-cita dan
kehidupan manusia mendatang;
• Menciptakan ruang yang kondusif bagi siswa/siswi untuk berkopetensi secara sehat dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran
dan sportifitas.
ATURAN & TATA TERTIB PERGURUAN WADOKAI
Untuk mengatur keberlangsungan jalannya Organisasi, Wadokai Karatedo Indonesia mempunyai Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga nya sendiri (AD/ART) yang mengacu pada UUD’ 45 dan PANCASILA.

PENAWARAN KERJASAMA
Wadokai Kota Bekasi menawarkan kerjasama:
1. Dengan sekolah, ikut membantu sekolah dalam memfasilitasi para siswa-siswi untuk menyalurkan bakat dan prestasi di bidang
Olahraga Beladiri dengan kegiatan ekstrakurikuler beladiri Karate ( Wadokai Karatedo )
2. Lingkungan umum, seperti RT,RW yang akan mengadakan kegiatan Olahraga Beladiri Karate ( Wadokai ) dilingkungan tersebut.
3. Membuka peluang bekerjasama dengan Sponsor dalam setiap even pertandingan.
4. Bekerjasama dengan pihak swasta atau individu untuk menjadi bapak asuh / sponsor tunggal bagi para atlit-atlit binaan Wadokai
Kota Bekasi.
5. Kami juga menawarkan kepada pihak-pihak individu untuk latihan secara khusus ( Private ).

KETENTUAN KEGIATAN EKSTRA BELADIRI KARATE WADOKAI KARATE-DO INDONESIA.


Ketentuan yang berlaku dalam kegiatan ekstrakurikuler beladiri karate adalah sebagai berikut:
1. Anggota wajib mengisi formulir pendaftaran sebagai persyaratan administrasi.
2. Anggota wajib memakai DOGI (seragam latihan) dilengkapi dengan atribut perguruan karate yaitu logo WADOKAI dan logo
FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia) serta dilengkapi dengan sabuk sesuai dengan tingkatan masing-masing.
Adapun tingkatan dalam sabuk karate sebagai berikut:
1. Sabuk Putih (Qyu 10) 7. Sabuk Biru 2 (Qyu 4)
2. Sabuk Kuning 1 (Qyu 9) 8. Sabuk Coklat 1 (Qyu 3)
3. Sabuk Kuning 2 (Qyu 8) 9. Sabuk Coklat 2 (Qyu 2)
4. Sabuk Hijau 1 (Qyu 7) 10. Sabuk Coklat 3 (Qyu 1)
5. Sabuk Hijau 2 (Qyu 6) 11. Sabuk Hitam 1 (Dan 1)
6. Sabuk Biru 1 (Qyu 5) 12. Sabuk Hitam 2 (Dan 2, Dst…)\

- Anggota wajib mengikuti latihan 1 (satu) kali dalam satu mingu.


- Menjaga nama baik perguruan dari hal-hal yang dapat merugikan perguruan.
- Mentaati dan mematuhi SUMPAH KARATE sebagai mana tertera dibawah ini:
1. Sanggup memelihara kepribadian
2. Sanggup patuh kepada kejujuran
3. Sanggup mempertinggi prestasi
4. Sanggup memelihara sopan santun
5. Sanggup menguasai diri
Anggota yang telah mengikuti latihan secara rutin dan dapat memenuhi syarat wajib mengikuti Ujian Kenaikan Tingkat (UKT)
setiap 6 (enam) bulan sekali (satu semester) yang diselenggarakan di setiap cabang WADOKAI.
Anggota berhak mendapatkan sertifikat / Ijazah Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) berdasarkan hasil ujian sesuai dengan tingkatan
sabuk.

JUMLAH SABUK HITAM WADOKAI KOTA BEKASI


1. Sabuk hitam tingkatan DAN I ( Satu ) disebut Senpai = 30 Orang
2. Sabuk Hitam Tingkatan DAN II ( Dua ) disebut Senpai = 6 Orang
3. Sabuk Hitam Tingkatan DAN III ( Tiga ) disebut Senpai = 1 Orang
4. Sabuk Hitam Tingkatan DAN IV ( Empat) disebut Sensei =-
5. Sabuk Hitam Tingkatan DAN V ( Lima ) disebut Sensei = 4 Orang
DOKUMENTASI PRESTASI 2019

INTANIA,JUARA Ii KUMITE PUTRI KLS – 55Kg. ALENA B. JUARA III KUMITE KLS – 68Kg. HANANTA. JUARA I KUMITE PUTRA KLS – 55Kg. RIZKY, JUARA I KUMITE PUTRA -61 KG
KEJURNAS PIALA MENPORA TH.2019 KEJURNAS BRAWIJAYA TH.2019 KEJUARAAN BEKASI OPEN TH.2019 KEJURPROV WADOKAI JABAR TH.2017

AEINI N. JUARA I KUMITE PUTRI KLS. PRA PEMULA -30KG INTANIA R. JUARA II KUMITE PUTRI KLS – 50Kg.
KENZIE B. JUARA II KUMITE PUTRA KLS. USIA DINI +30KG
KEJURPROV VII WADOKAI JABAR TH.2019 KEJURNAS WADOKAI TH.2019
KEJURPROV VII WADOKAI JABAR TH.2019
INTANIA R. JUARA I KUMITE PUTRI KELAS – 55Kg. SYIFA. JUARA I KUMITE PUTRI KELAS KADET – 47Kg. JUARA II KATA PUTRI KELAS PEMULA
PIALA BUPATI CIOMAS TH.2019 KEJUARAAN PROVINSI WADOKAI JABAR TH.2019 KEJURPROV JABAR TH.2018

VADRI, JUARA II KUMITE PUTRA KLS. -55 KG RIKO, JUARA I KATA JUNIOR PUTRA ALENA B. JUARA I KLS. KUMITE
INTANIA, JUARA I KUMITE PUTRI -55KG
KEJUARAAN OVEN BEKASI 2019 KEJURPROV JABAR TH. 2018 PUTRI +59KG KEJURNAS SENKAIDO OPEN KEJUARAA AL-AZHAR OPEN TH.2019
ALENA B. JUARA I KUMITE PUTRI KLS – 68Kg. HANANTA, JUARA 2 KUMITE SENIOR PUTRA -55 KG
KEJUARAAN ANTAR PELAJAR SE JABAR TH.2018 KEJUARAAN BEKASI OPEN TH.2018

SYIFA TUZZAHWA P.
JUARA I KUMITE KADET PUTRI -47 KG
KEJUARAAN BEKASI OPEN TH.2019
ALENA B. JUARA I KUMITE PUTRI KLS – 68Kg. TANIA, JUARA I BEREGU PUTRI KENZIE, JUARA II KUMITE USIA DINI +30KG
KEJURNAS WADOKAI TH.2019 KEJURNAS WADOKAI TH.2019 KEJUARAA BEKASI OPEN 2017
JUARA UMUM I PADA KEJUARAAN NASIONAL WADOKAI INDONESIA DI JAKARTA TH.2019
DOKUMENTASI KEGIATAN UJIAN KENAIKAN TINGKAT SISWA ( KOHAI )
KEGIATAN LATIHAN
PENJELASAN PENGERTIAN LAMBANG :

KARATE : Diartikan Beladiri Tangan Kosong


WADO : Diartikan DAMAI atau kedamaian
KAI : Diartikan perkumpulan atau organisasi
Olahraga Indonesia, digunakan dalam
lambang agar dalam perjalanannya
WADOKAI senantiasa berpijak pada falsafah
dan cita-cita bangsa.
KEPALAN TANGAN : Diartikan sebagai kebulatan tekad dalam
menyatukan keberhasilan dan tidak
menyerah terhadap kesulitan.
LINGKARAN BULAT : Diartikan sebagai alam semesta tanpa batas,
sedangkan kepandaian serta kemampuan
mental sangat terbatas.
MERPATI PUTIH : Diartikan sebagai lambang kedamaian yang
berdasarkan kesucian nurani menuju
kebesaran hakiki.
WARNA BIRU : Menunjukan langit terbentang luas dan
terbuka yang melambangkan hati luas dan
terbuka siap berkawan serta berkeinginan
untuk terus belajar dan memafkan.
KEPALAN KUNING : Diartikan sebagai warna emas kemulyaan
yang bermakna bahwa kepalan hanya
digunakan untuk tujuan yang mulia demi
tegaknya kebenaran
KEJIWAAN KARATEDO
Budi pekerti yang luhur adalah satu kata yang berarti sejuta makna dan budi luhur adalah
satu kata yang harus menjadi titik tolak atau landasan Karateka Wadokai dalam meniti
kehidupan bermasyarakat, bersaudara dengan karateka baik dari satu perguruan maupun
dari perguruan yang lain, oleh sebab itu sudah seyogyanya bila karateka wadokai meniru /
menelaah beberapa falsafah peninggalan guru besar ( Sihan ).
ETIKA SEORANG KARATEKA
1. MOKUTEKI ( Maksud & Tujuan )
Didalam melaksanakan karate setiap karateka harus disiplin lahir maupun batin untuk mengarahkan segenap kemauan ke
arah kedamaian dan ketenangan jiwa yang hakiki.
2. KANSHA ( Bersyukur-Berterimakasih )
Setiap Karateka harus menssyukuri kehidupan yang telah berlangsung, persahabatan serta dapat memelihara pertumbuhan
kasih sayang serta persaudaraan.
3. SHYUO ( Disiplin )
Melaksanakan latihan dengan disiplin secara lahir batin demi tercapainya keberhasilan / kemenangan.
4. MAKATO ( Jujur )
Kepercayaan kepada diri sendiri akan diperoleh setelah orang lain mempercayai. Karateka yang jujur dan integritas tinggi
adalah modal utama sebuah kepercayaan.
5. TOITSU ( Menyatukan Keinginan )
Untuk mencapai keberhasilan diri sendiri kita harus menyatukan keinginan dan tujuan. Konsentrasi pada satu keinginan
dalam waktu dan detik tertentu; tepat pada satu keinginan dalam mencapai keberhasilan ( Sukses )
“ Satu kesempatan yang baik tidak akan datang untuk kedua kalinya”
PENUTUP
- Profil ini merupakan penjelasan singkat untuk menjadi bahan refrensi dalam mengambil kebijakan.
- Hal-hal yang menyangkut teknis lainnya akan disampaikan secara langsung sebagai bahan pertimbangan.
- Semoga niat baik untuk kepentingan generasi muda menuju arah yang lebih baik mendapatkan tanggapan yang baik pula.

Pengurus Cabang
Wadokai Karate-Do Indonesia
Kota Bekasi

Sekretariat:
Perum III. Jl. Karimun Jaya 14 No.3 Kel. Arenjaya Kec. Bekasi Timur
Kota Bekasi

Anda mungkin juga menyukai