Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KARATE

OLEH :

1.Hilarianti Gottri S. Nahak (XII IPS2)


2.Gilbert Yehuda Koli (X B)

SMA NEGERI KEBERBAKATAN OLAHRAGA


FLOBAMORATA KUPANG
TAHUN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. makalah ini dibuat
sebagai Media untuk menambah wawasan pengetahuan tentang karate. Penyusunan makalah
ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas kecabangan. Oleh karena itu, kami
berharap makalah ini dapat membantu kita dalam memahami tentang apa itu karate dan
sejarahnya karate.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini
masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu, demi penyempurnaan makalah ini kami
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Akhir kata kami ucapkan banyak terima
kasih kepada kedua Senpai yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam
menyelesaikan tugas makalah kami.

Kupang, 7 oktober 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.......................................................................................4
2. Rumusan Masalah..................................................................................5
3. Tujuan....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Karate Di Dunia.............................................................6
B. Perkembangan Karate Di Indonesia.......................................................7
C. Teknik Karate.........................................................................................8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan..........................................................................................10
2. Saran.....................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah
menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo. Beliau adalah seorang karateka
yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate.
Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga
Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do
Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa
mengembangkan berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran
Shotokan, pendiri Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional
Indonesia (FKTI), dan juga dari aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-
Do Indonesia/LEMKARI, yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari
yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang
merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini
sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia
juga memiliki perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-
Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki
Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp.
Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto
dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di
Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu dan SHINDOKA.

Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia setuju untuk bergabung dengan
FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF
(World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia
dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.

4
2. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah sejarah karate di Dunia?

2. Bagaimanakah perkembangan karate di Indonesia?

3. Apa sajakah teknik karate?

3. Tujuan

1. Mengetahui sejarah karate di Dunia.

2. Mengetahui perkembangan karate di Indonesia.

3. Mengetahui teknik karate.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Karate di Dunia


Karate ( 空 手 道 ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate
dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut “Tote” yang
berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu
sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote:
Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima
oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan
berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手 , berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya
“tangan kosong” 空手 (pinyin:kongshou).
Pada tahun 1923, Gichin Funakoshi untuk pertama kalinya memperagakan Te atau
Okinawa-Te ini di Jepang. Berturut-turut kemudian pada tahun 1929 tokoh-tokoh seperti Kenwa
Mabuni, Choyun Miyagi berdatangan dari Okinawa dan menyebarkan karate di Jepang. Kenwa
Mabuni menamakan alirannya Shitoryu, Choyun Miyagi menamakan alirannya Gojuryu, dan
Gichin Funakoshi menamakan alirannya Shotokan. Masutatsu Oyama kemudian secara resmi juga
mendirikan aliran Karate baru yang dinamakan Kyokushin pada tahun 1956.
Okinawa Te ini yang telah dipengaruhi oleh teknik-teknik seni bela diri dari Cina, sekali
lagi berbaur dengan seni bela diri yang sudah ada di Jepang, sehingga mengalami perubahan-
perubahan dan berkembang menjadi Karate seperti sekarang ini. Berkat upaya keras dari para
tokoh ahli seni bela diri ini selama periode setelah Perang Dunia II, Karate kini telah berkembang
pesat ke seluruh dun ia dan menjadi olah raga seni bela diri paling populer di seluruh dunia.
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World
Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:

1. Shotokan

2. Goju-Ryu

3. Shito-Ryu

4. Wado-Ryu

Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta
dalam pembentukan JKF dan WKF. Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya

6
empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu
tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur,
walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".

Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah
JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan
nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International
Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan
WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda
dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".

B. Perkembangan Karate di Indonesia


Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh
Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembakli ke tanah air, setelah menyelesaikan
pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD
Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di
Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia,
dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate
Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti
Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut
mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-
orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna
bagi perkembangan karate di Indonesia. Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-
1966), Ishi (Gojuryu-1969), Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul
dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh
masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran
menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan
perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-
tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga
pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang
diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).

Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal
dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi
kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun
(ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi

7
3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan
periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
C. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan
Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti
tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
1. Kihon
Kihon secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon
dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite. Pelatihan Kihon dimulai dari
mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap
DAN atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
2. Kata
Kata secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan
latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung.
Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan
dari gerakan-gerakan dasar Kata. Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang
berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama
Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga
berbeda.
3. Kumite
Kumite secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid
tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite
pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite)
praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk
kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah
mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya
supaya tidak mencederai kawan bertanding. Untuk aliran full body contact seperti Kyokushin,
praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi
Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke
arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate
dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai,
dimana yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan
Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, dimana semua teknik dipergunakan, termasuk
jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian dan menyerang titik vital.

8
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat
badan dan kumite beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putera). Sistem
pertandingan yang dipakai adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali
kepada atlet yang pernah dikalahkan oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak
(2-3 menit bersih) dan 1 babak perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan
beregu tidak ada waktu perpanjangan. Dan jika masih pada babak perpanjangan masih
mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan karateka yang paling ofensif dan agresif
sebagai pemenang.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

9
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karate atau karate-do merupakan salah
satu seni bela diri timur. Pada umumnya, karate lebih digambarkan dengan gerakan serangan dan
belaan kaki dan tangan secara menyeluruh. Konsep yang diamalkan adalah berdasarkan kepada
kefahaman umum adalah serangan-serangan lurus dan mendatar.
Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk tumbukan dan
belaan. Terdapat berbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan yang mana amat sukar untuk
ditahan atau ditangkis, ditangkap dan kunci. Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan
secara serentak dan tidak mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang
diperkenalkan pada masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang
terdahulu seperti kempo dan sebagainya.

B. Saran

Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang
buas dan alam sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka
gangguan yang datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu
bela diri semakin meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari
gangguan orang lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Khamdan, Muhammad. 2011. Makalah Olahraga Karate, [Online]. Tersedia:


http://makalah7u.blogspot.com. [15 Februari 2015]

Anonim. 2012. Penjas Kelas XII, [Online]. Tersedia: http://ehmankeeemaaank.blogspot.com. [15


Februari 2015]

Admin. 2014. Karate, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org. [15 Februari 2015]

Mulya, Key. 2014. Makalah Penjaskes Karate, [Online]. Tersedia: http://keynadiana.blogspot.com.


[15 Februari 2015]

Ichal. 2013. Makalah Karate, [Online]. Tersedia: http://penjaskesunhalu.blogspot.com. [15 Februari


2015]

11

Anda mungkin juga menyukai