Anda di halaman 1dari 135

KATA PENGANTAR

Pencak silat adalah bela diri asli dari Indonesia. Teknik- teknik yang
digunakan dalam pencak silat sangatlah beranekaragam. Namun, penulis
berusaha untuk membahasnya dengan bahasa yang mudah dipahami. Buku ini
akan membahas sejarah dan perkembangan pencak silat di Indonesia, teknik-
teknik yang digunakan, dan pengetahuan tentang pertandingan yang belum
banyak diketahui pembaca.
Penulis menyadari banyak pihak yang turut serta baik secara langsung
maupun tidak langsung memberikan bantuan baik moral maupun material
kepada penulis. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga
selesainya penulisan buku ini. Kepada semua pembaca, penulis mohon kritik
dan saran demi pengembangan isi buku ini ke depannya. Semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dalam menambah wawasan dan pengetahuan
tentang pencak silat.

Malang, November 2017

Widhi Yunariswan
i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

A. Perkembangan pada Zaman Kerajaan............................................... 1


B. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda.............................. 2
C. Perkembangan pada Pendudukan Jepang.......................................... 2
D. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan........................................ 3

BAB 2 TEKNIK DASAR PENCAK SILAT

A. Sikap Hormat............................................................................... 9
B. Sikap Tegak................................................................................. 10
C. Kuda-kuda................................................................................... 12
D. Sikap pasang................................................................................ 14
E. Gerak Langkah............................................................................ 16
F. Serangan...................................................................................... 19

BAB 3 LATIAN FISIK................................................................................. 37

BAB 4 LATIAN TEKNIK............................................................................ 41

BAB 5 LATIAN TAKTIK............................................................................ 45

BAB 6 LATIHAN MENTAL....................................................................... 48

BAB 7 SARANA DAN PRASARANA PENCAK SILAT.......................... 52

BAB 8 PERATURAN PERTANDINGAN MENURUTHASIL

KEPUTUSAN MUNAS IPSI XIII TAHUN 2012

A. Peraturan Pertandingan..................................................................... 59
iii
B. Ketentuan Bertanding....................................................................... 71

DAFTAR RUJUKAN

BIOGRAFI

iv
BAB 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PENCAK SILAT

Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami sejarah dan perkembangan pencak silat
di Indonesia dan berbagai negara luar

A. Perkembangan pada Zaman Kerajaan


Perdaban yang tinggi telah dimiliki oleh bangsa Indonesia, sehingga dapat
berkembang menjadi rumpun berbangsa yang maju. Daerah-daerah dan pulau-
pulau yang dihuni berkembang menjadi masyarakat dengan tata pemerintahan
dan kehidupan yang teratur. Tata pembelaan diri di zaman tersebut terutama
didasarkan kepada kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem
pembelaan diri, baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam
pembelaan kelompok
Para ahli beladiri dan pendekar mendapat tempat yang tinggi di masyarakat.
Begitupula para empu yang membuat senjata pribadi yang ampuh seperti keris,
tombak, dan senjata khusus. Pasukan yang kuat di zaman Kerajaan Sriwijaya
san Majapahit serta kerajaan lainnya di masa itu terdiri dari prajurit-prajurit
yang mempunyai keterampilan pembelaan diri yang tinggi. Penanaman jiwa
keprajuritan dan kesatria selalu diberikan untuk mencapai keunggulan dalam
ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar diperlukan syarat-
syarat dan latihan mendalam di bawah bimbingan seorang guru.
Pada masa perkembangan agama Islam ilmu beladiri dipupuk bersama
ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian
ilmu bela dirinya. Pada zaman kerajaan beladiri sudah dikenal untuk
keamanannya serta untuk memperluas wilayah kerajaan dalam melawan
kerajaan yang lainnya. Kerajaan-kerajaan pada waktu itu seperti : Kerajaan
Kutai, Tarumanegara, Mataram, Kediri, Singasari, Sriwijaya, dan Majapahit
1
mempunyai prajurit yang dibekali ilmu bela diri untuk mempertahankan
wilayahnya, pada masa ini istilah pencak silat belum ada. Tahun 1019-1041
pada zaman kerajaan Kahuripan yang dipimpin oleh Prabu Erlangga dari
Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri pencak sengan nama “Eh Hok Hik”,
yang artinya “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno, 1999).

B. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda


Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan pencak silat
atau pembelaan diri nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahan. Larangan berlatih beladiri diadakan bahkan larangan
untuk berkumpul dan berkelompok. Kegiatan pencak silat dilakukan dengan
sembunyi-sembunyi dan hanya dipertahankan oleh kelompok-kelompok kecil.
Kesempatan-kesempatan yang diijinkan hanya berupa pengembangan kesenian
yang masih digunakan di beberapa daerah, berupa pertunjukan atau upacara.
Pengaruh dari penekanan di zaman penjajahan Belanda ini banyak mewarnai
perkembangan pencak silat untuk masa sesungguhnya.

C. Perkembangan pada Pendudukan Jepang


Politik Jepang terhadap bangsa yang diduduki berlainan dengan politik
Belanda. Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan untuk
kepentingan Jepang sendiri, dengan mengorbankan semangat pertahanan
menghadapi sekutu. Di mana-mana atas anjuran Shimitsu diadakan pemusatan
tenaga aliran pencak silat.
Di seluruh Jawa didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah
secara serentak. Di Jakarta pada waktu itu telah diciptakan oleh para pembina
pencak silat suatu olahraga berdasarkan pencak silat, yang diusulkan untuk
dipakai sebagai gerakan olahraga setiap pagi di sekolah-sekolah. Usul itu ditolak
oleh Shimitsu karena khawatir akan mendesak Taysho, Jepang.

2
Sekalipun Jepang memberi kesempatan untuk menghidupkan unsur-unsur
warisan kebesaran bangsa, tujuannya adalah untuk mempergunakan semangat
yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan Jepang sendiri bukan
kepentingan nasional. Meskipun demikian, ada keuntungan yang diperoleh dari
zaman itu, masyarakat sadar untuk mengembalikan ilmu pencak silat pada
tempat yang semestinya. Masyarakat mulai menata kembali pencak silat dan
mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dalam kehidupan
sehari-hari.

D. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan


Pada zaman kemerdekaan ini perkembangan pencak silat dibagi menjadi
empat periode.
1. Periode Perintisan (tahun 1948-1955)
Periode ini adalah perintisan berdirinya organisasi pencak silat yang
bertujuan untuk menampung perguruan-perguruan pencak silat. Pada
tanggal 18 Mei 1948 di Solo (menjelang PON ke 1), para pendekar
berkumpul dan mmbentuk organisasi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia
(IPSSI). Ketua umum pertama IPSSI adalah Mr. Wonsonegoro. Kemudian
diubah namanya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), yang
dimaksud untuk menggalang kembali semangat juang bangsa Indonesia
dalam pembangunan. Selain itu IPSI mempunyai tujuan yang dapat
memupuk persaudaraan dan kesatuan bangsa Indonesia sehingga tidak
mudah dipecah belah.
Tahun 1948 sejak didirikan PORI yaitu waduk induk-induk organisasi
olahraga, IPSI sudah menjadi anggota. IPSI juga aktif mendirikan KONI
(Komite Olahraga Nasional Indonesia).
2. Periode Konsolidasi dan Pemantapan
Setelah terbentuknya organisasi pencak silat, maka IPSI
mengkonsolidasikan kepada anggota-anggota perguruan pencak silat

3
seluruh Indonesia. Untuk pemantapan program sehingga pencak silat selain
sebagai beladiri juga dapat dipakai olahraga, maka dibuatlah peraturan
pertandingan pencak silat. Sebelum dibuat peraturan pertandingan pencak
silat pada PON III bersifat eksibisi, tanpa diperhitungkan medalinya.
Dengan terbentuknya peraturan tersebut maka pada PON VIII pencak silat
pertama kali dipertandingkan dan telah diikuti 15 daerah.
3. Periode Pengembangan
Setelah Wongsonegoro ketua IPSI tahun 1973-1977 dipimpin oleh
Tjokopranolo (wakil gubernur DKI Jaya). Pada periode ini pencak silat
dikembangkan dengan mengadakan seminar pencak silat yang pertama di
Tugu Bogor (tahun 1973).
Pengembangan pencak silat pada periode ini tidak hanya dalam negeri saja,
tapi ke luar negeri, yaitu ekbisi ke Belanda, Jerman, Australia, dan
Amerika. Pada tanggal 22-23 September tahun 1979 berlangsung
Konverensi Federasi Pencak Silat Internasional yang dihariri oleh negara
Singapura, Malaysia, Brunai Darussalam, dan Indonesia sebagai tuan
rumah.
Pada tanggal 7-1 Maret 1980 di Jakarta ketua umum Ikatan Pencak Silat
Indonesia bapak H. Eddy Marzuki Nalapraya bersama wakil-wakil negara
Singapura, Malaysia, dan Brunai Darussalam mendirikan Federasi
Internasional Pencak Silat yang dinamakan Persilat (persekutuan Pencak
Silat antar Bangsa). Presiden Persilat I adalah bapa H. Eddy Marzuki
Nalapraya, menjabat sampai tahun 2002.
Dengan terentuknya Persilat, maka perkembangan pencak silat lambat laun
sampai ke beberap negara. Kejuaraan tingkat internasional yang pertama
adalah diadakannya Invitasi Pencak Silat Internasional I tahun 1982 di
Jakarta. Perkembangan berikutnya hingga saat ini telah dilaksanakan
kejuaraan dunia sebanyak sebelas kali.

4
Dewasa ini PERSILAT telah berhasil menghimpun 46 negara anggota yang
tersebar di kawasan Asia, Eropa, Australia dan Oceania, Timur Tengah dan
Afrika, serta Amerika (Oyong Karmayuda, 2001:26)
Tahun 1987 pencak silat berhasil masuk pertama kali dalam pekan olahraga
Asia Tenggara (Sea Games XIV di Jakarta), yang diikuti oleh lima negara
yaitu; Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Thailand, dan Indonesia.
4. Periode Pembinaan
Pencak silat yang sudah berkembang di negara-negara Asia, Eropa,
Australia, Timur Tengah, serta Amerika, oleh karena itu PB IPSI secara
terus menerus melakukan pembinaan. Untuk melangsungkan pembinaan
tersebut, maka PB IPSI mewakili pembinaan dengan pesta pencak silat tiga
negara tanggal 25-26 April 1980, yang diikuti oleh negara; Indonesia,
Malaysia, dan Singapura sebagai tuan rumah.
Sejak tahun 1992 nama Invitasi Pencak Silat diganti dengan Kejuaraan
Dunia Pencak Silat yang pertama kali di Jakarta diikuti oleh 20 negara
peserta.

Rangkuman

A. Perkembangan pada Zaman Kerajaan


Tata pembelaan diri di zaman tersebut terutama didasarkan kepada
kemampuan pribadi yang tinggi, merupakan dasar dari sistem pembelaan diri,
baik dalam menghadapi perjuangan hidup maupun dalam pembelaan kelompok.
Penanaman jiwa keprajuritan dan kesatria selalu diberikan untuk mencapai
keunggulan dalam ilmu pembelaan diri. Untuk menjadi prajurit atau pendekar
diperlukan syarat-syarat dan latihan mendalam di bawah bimbingan seorang
guru. Pada masa perkembangan agama Islam ilmu beladiri dipupuk bersama
ajaran kerohanian. Sehingga basis-basis agama Islam terkenal dengan ketinggian
ilmu bela dirinya. . Tahun 1019-1041 pada zaman kerajaan Kahuripan yang

5
dipimpin oleh Prabu Erlangga dari Sidoarjo, sudah mengenal ilmu beladiri
pencak sengan nama “Eh Hok Hik”, yang artinya “Maju Selangkah Memukul”

B. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda


Pemerintah Belanda tidak memberi kesempatan perkembangan pencak silat
atau pembelaan diri nasional, karena dipandang berbahaya terhadap
kelangsungan penjajahan. Kesempatan-kesempatan yang diijinkan hanya berupa
pengembangan kesenian yang masih digunakan di beberapa daerah, berupa
pertunjukan atau upacara.
C. Perkembangan pada Pendudukan Jepang
Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan untuk
kepentingan Jepang sendiri, dengan mengorbankan semangat pertahanan
menghadapi sekutu.. Sekalipun Jepang memberi kesempatan untuk
menghidupkan unsur-unsur warisan kebesaran bangsa, tujuannya adalah untuk
mempergunakan semangat yang diduga akan berkobar lagi demi kepentingan
Jepang sendiri bukan kepentingan nasional

E. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan


Pada zaman kemerdekaan ini perkembangan pencak silat dibagi menjadi
empat periode.
1. Periode Perintisan (tahun 1948-1955)
Periode ini adalah perintisan berdirinya organisasi pencak silat yang
bertujuan untuk menampung perguruan-perguruan pencak silat. Pada
tanggal 18 Mei 1948 di Solo
2. Periode Konsolidasi dan Pemantapan

6
Setelah terbentuknya organisasi pencak silat, maka IPSI
mengkonsolidasikan kepada anggota-anggota perguruan pencak silat
seluruh Indonesia.
3. Periode Pengembangan
Pada tanggal 7-1 Maret 1980 di Jakarta ketua umum Ikatan Pencak Silat
Indonesia bapak H. Eddy Marzuki Nalapraya bersama wakil-wakil negara
Singapura, Malaysia, dan Brunai Darussalam mendirikan Federasi
Internasional Pencak Silat yang dinamakan Persilat (persekutuan Pencak
Silat antar Bangsa). Presiden Persilat I adalah bapa H. Eddy Marzuki
Nalapraya, menjabat sampai tahun 2002. Dengan terentuknya Persilat, maka
perkembangan pencak silat lambat laun sampai ke beberap negara
4. Periode Pembinaan
Pencak silat yang sudah berkembang di negara-negara Asia, Eropa,
Australia, Timur Tengah, serta Amerika, oleh karena itu PB IPSI secara
terus menerus melakukan pembinaan.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.

1. Bagaimana cara pembelaan diri dalam menghadapi perjuangan hidup maupun


dalam pembelaan kelompok pada zaman kerajaan?
a. Kemampuan pribadi yang tinggi
b. Dengan senjata api
c. Meminta perlindungan pada raja
d. Bersembunyi di dalam kerajaan
2. Apakah sebutan orang yang membuat senjata pada zaman kerajaan?
a. Profesor
b. Doktor
c. Empu

7
d. Dukun
3. Bagaimana cara untuk mencapai keunggulan dalam ilmu pembelaan diri pada
zaman kerajaan?
a. Latihan tanpa henti
b. Penanaman jiwa keprajuritan dan kesatria
c. Latihan kemiliteran
d. Sekolah beladiri
4. Bagaimana masyarakat berlatih pencak silat pada zaman penjajahan Belanda?
a. Dilakukan dengan terang-terangan
b. Mengajak Belanda berlatih penca silat
c. Meminta perlindungan kepada pimpinan daerah
d. Dilakukan dengan sembunyi-sembunyi
5. Bagaimana izin yang di berikan belanda dalam melakukan pengembangan
pencak silat?
a. Hanya pegembangan kesenian berupa pertunjukan atau upacara
b. Dengan pengadaan pertandingan pencak silat
c. Tidak diberi izin sama sekali oleh Belanda
d. Dengan melakukan pengembangan ke negara tetangga
6. Bagaimana politik Jepang terhadap bangsa Indonesia?
a. Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan untuk
kepentingan Jepang sendiri
b. Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan untuk
kepentingan kemerdekaan Indonesia
c. Jepang melarang keras pengembangan pencak silat
d. Pencak silat sebagai ilmu nasional didorong dan dikembangkan dengan
membawa pencak silat ke Jepang
7. Apa keuntungan yang didapat bangsa Indonesia terhadap politik jepang?
a. Indonesia cepat merdeka karena politik yang di terapkan Jepang
b. Masyarakat mendapat ilmu beladiri dari Jepang

8
c. Pencak silat berkempang pesat karena politik yang di terapkan Jepang
d. Masyarakat sadar untuk mengembalikan ilmu pencak silat pada tempat
yang semestinya
8. Siapakah ketua IPSSI yang pertama?
a. Dr. Radjiman
b. Mr. Wonsonegoro
c. Eyang Suro Diwiryo
d. Jendral Sudirman
9. Pada tanggal berapa Konverensi Federasi Pencak Silat Internasional
dilaksanakan?
a. 18 Mei 1948
b. 7-1 Maret 1980
c. 22-23 September 1979
d. 21-22 September 1979

10. Sejauh mana pencak silat berkembang sampai ke luar negri?


a. Pencak silat berkembang sampai kawaan Asia, Eropa, Australia dan
Oceania, Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika
b. Pencak silat berkembang sampai kawaan Asia, Australia dan Oceania,
Timur Tengah dan Afrika, serta Amerika
c. Pencak silat berkembang sampai kawaan Asia, Eropa, Australia dan
Oceania, Timur Tengah dan Afrika
d. Pencak silat berkembang sampai kawaan Asia, Eropa, Australia, Timur
Tengah dan Afrika, serta Amerika

9
BAB 2

TEKNIK DASAR PENCAK SILAT


Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami teknik dasar yang ada dalam pencak
silat

A. Sikap Hormat
Sikap hormat yang digunakan untuk menghormati kawan maupun lawan.
Posisi sikap hormat adalah badan tegap, kaki rapat tangan didepan dada terbuka
dan rapat dengan jari-jari tangan menghadap ke atas.

Gambar 2.1
Sikap penghormatan

10
B. Sikap Tegak
Sikap tegak merupakan posisi siap berdiri tegak pada pencak silat, posisi
sikap tegak antara lain :
1. Sikap Tegak 1
Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan di samping
badan terbuka, tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf
“V”, panangan lurus ke depan.

Gambar 2.2
Sikap tegak 1

2. Sikap Tegak 2
Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan di pinggang,
tangan mengepal menghadap ke atas, tumit rapat dan kaki bagian depan
terbuka membentuk huruf “V”, pandangan lurus ke depan.

11
Gambar 2.3
Sikap tegak 2

3. Sikap Tegak 3
Sikap siap dengan posisi berdiri tegak dengan kedua tangan disilangkan
didepan dada, tumit rapat dan kaki bagian depan terbuka membentuk huruf
“V”, pandangan lurus ke depan.

Gambar 2.4
Sikap tegak 3
12
C. Kuda-kuda
Kuda-kuda adalah posisi kaki tertentu sebagai dasar tumpuan untuk
melakukan sikap dan gerak serang bela. Secara khusus, kuda-kuda dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, antara lain kuda-kuda depan, kuda-kuda belakang,
kuda-kuda tengah, kuda- kuda samping, kuda-kuda silang belakang, dan kuda-
kuda silang depan. Berikut gambar posisi kuda-kuda.

Gambar 2.5 Gambar 2.6


Kuda-kuda silang Kuda-kuda belakang

13
Gambar 2.7 Gambar 2.8

Kuda-kuda samping Kuda-Kuda depan

Gambar 2.7 Gambar 2.8

Kuda-kuda belakang Kuda-Kuda tengah

14
D. Sikap pasang
Sikap pasang adalah teknik berposisi siap tempur optimal dalam
menghadapi lawan yang dilaksanakan secara taktis dan efektif. Sikap pasang
dapat berpola serangan atau belaan. Pelaksanaan sikap pasang merupakan
kombinasi kreatif dari kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan, sikap pasang
dan kuda-kuda. Berikut gambar sikap pasang dasar yang terbagi menjadi
delapan sikap pasang dasar, yaitu :
1. Sikap pasang dengan kuda-kuda depan sejajar;
2. Sikap pasang dengan kuda-kuda badan berputar (slewah/ suliwa);
3. Sikap pasang dengan kuda-kuda serong depan;
4. Sikap pasang dengan kuda-kuda tengah menghadap;
5. Sikap pasang dengan kuda-kuda silang belakang;
6. Sikap pasang dengan kuda-kuda tengah menyamping;
7. Sikap pasang dengan kuda-kuda silang depan;
8. Sikap pasang dengan kuda-kuda satu kaki diangkat.

Gambar 2.9 Gambar 2.10


Pasang 1 Pasang 2

15
Gambar 2.11 Gambar 2.12

Pasang 3 Pasang 3

Gambar 2.13 Gambar 2.14


Pasang 5 Pasang 6

16
Gambar 2.15 Gambar 2.16
Pasang 7 Pasang 8

E. Gerak Langkah
Gerak langkah adalah teknik perpindahan atau perubahan posisi disertai
kewaspadaan mental dan indra secara optin^j untuk mendapatkan posisi yang
menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan untuk
kepentingan serangan dan belaan. Dalam pelaksanaannya selalu dikombinasikan
dengan sikap tubuh dan sikap tangan.
Berdasarkan arahnya gerak langkah meliputi:
a. Gerak langkah ke belakang;
b. Gerak langkah serong kiri belakang;
c. Gerak langkah ke kiri;
d. Gerak langkah serong kiri depan;
e. Gerak langkah ke depan;
f. Gerak langkah serong kanan depan;
g. Gerak langkah ke kanan;
h. Gerak langkah serong kanan belakang.

17
Gambar 2.17
Delapan penjuru arah mata angin

Gerak langkah ditinjau dari cara pelaksanaannya meliputi: angkatan,


geseran, ingsutan (seseran), lompatan, dan putaran.

Gambar 2.18 Gambar 2.19


Langkah angkatan Langkah geseran

18
Gambar 2.20 Gambar 2.21
Langkah ingsutan Langkah putaran

Gambar 2.22
Langkah lompatan

Gerak langkah ditinjau dari pola taktik meliputi:


a. Lurus;
b. Zig-zag (gergaji);

19
c. Segitiga;
d. Ladam (tapal kuda);
e. Langkah bentuk huruf S.
F. Serangan
Serangan dapat dikatakan juga sebagai belaan atau pertahanan aktif .
Pengertian serangan dalam pencak silat adalah teknik untuk merebut inisiatif
lawan dan atau membuat lawan tidak dapat melakukan serangan atau belaan,
dan semuanya dilaksanakan secara taktis.
Ditinjau dari komponen alat penyerang dan lintasannya, serangan dibedakan
menjadi beberapa tahap, yaitu:
a. Pukulan
Pukulan merupakan teknik serangan dengan menggunakan tangan atau
lengan, berdasarkan lintasan dan perkenaannya meliputi pukulan tusuk,
pukulan sangga, pukulan getok, pukulan totok, pukulan tinju, pukulan
tampar, pukulan pagut, pukulan suwing, pukulan cambuk, pukulan busur,
pukulan lingkar, pukulan tebas, pukulan papas, pukulan depan, dan pukulan
samping.

Gambar 2.23 Gambar 2.24


Pukulan tinju/lurus Pukulan tusukan,colokan

20
Gambar 2.25 Gambar 2.26
Pukulan samping Pukulan tebas

Gambar 2.27
Pukulan suwing

b. Sikutan
Sikutan berdasarkan lintasannya terdiri dari sikutan tusuk, sikutan sangga,
sikutan atas, sikutan samping ke luar, sikutan samping ke dalam, dan
sikutan belakang. Berikut contoh gambar sikut tusuk dan sikutan samping
ke dalam.

21
Gambar 2.28 Gambar 2.29
Sikutan tusuk Sikutan ke dalam

c. Tendangan
Tendangan dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lintasan dan
pengenaannya meliputi: tendangan depan, tendangan samping, tendangan
belakang, tendangan T, tendangan busur/melingkar belakang, tendangan
busur depan.

Gambar 2.30 Gambar 2.31


Tendangan depan Tendangan samping/sabit

22
Gambar 2.32 Gambar 2.33
Tendangan belakang Tendangan T

Gambar 3.34 Gambar 2.35


Tendangan busur samping Tendangan busur depan
d. Lututan
Lututan ditinjau dari lintasannya terdiri dari : lututan depan dan lututan
samping

23
Gambar 2.36 Gambar 2.37
Lututan depan Lututan samping
e. Tangkapan
Tangkapan terdiri dari tangkapan luar dan tangkapan dalam.

Gambar 2.38
Tangkapan dalam

24
Gambar 2.39
Tangkapan luar
f. Kuncian
Kuncian ditinjau dari cara pelaksanaan terdiri dari kuncian penggoyah,
kuncian tiga titik, kuncian lengan, kuncian tungkai, kuncian bahu dan leher.

Gambar 2.40
Kuncian lengan 1

25
Gambar 2.41
Kuncian lengan 2

Gambar 2.42
Kuncian lengan 3

g. Jatuhan
Jatuhan ditinju dari komponen penyerangannya terdiri dari sapuan tegak,
sapuan rebah, kaitan, ungkitan, dan guntingan.

26
Gambar 2.43
Jatuhan 1

Gambar 2.44
Jatuhan 2

Gambar 2.45
Jatuhan 3

27
Gambar 2.44
Jatuhan 4

Gambar 2.45
Jatuhan 3

Gambar 2.44
Jatuhan 4

28
Gambar 2.46
Kaitan dalam

Gambar 2.47
Kaitan luar

Gambar 2.48
Guntingan 1

29
Gambar 2.49
Guntingan 2

Gambar 2.50
Guntingan 3

Gambar 2.51
Srekel bawah

30
Gambar 2.52
Sapuan rebah
h. Belaan
Belaan atau pertahanan merupakan teknik untuk menggagalkan serangan
lawan. Berdasarkan sifatnya, belaan terdiri belaan layan dan belaan
sambut. Ditinjau dari pelaksanaannya, belaan layan dibagi menjadi 5, yaitu
sebagai berikut.
1. Hindaran adalah upaya menggagalkan serangan lawan dengan cara
menghindari serangan lawan tanpa ada kontak dengan anggota tubuh
lawan.
2. Elakan adalah upaya mengagalkan serangan lawan dengan cara
menghindari serangan lawan tanpa ada kontak dengan anggota tubuh
lawan dan tidak berpindah kuda-kuda.
3. Egosan adalah upaya menggagalkan serangan lawan dengan cara
menghindari serangan lawan tanpa ada kontak dengan anggota tubuh
lawan dan mengubah kuda-kuda salah satu kaki.
4. Redaman adalah upaya menggagalkan serangan lawan dengan cara
menghindari serangan lawan dengan cara memotong serangan lawan
sebelum serangan tersebut terwujud.

31
Gambar 2.53
Hindar hadap

Gambar 2.54
Hindar sisi

5. Tangkisan berdasarkan pelaksanaanya meliputi tangkisan jemput,


tangkisan tempel, tangkisan luar, tangkisan dalam, tangkisan sangga,
tangkisan jepit, tangkisan potong, tangkisan lenggang, tangkisan liuk,
tangkisan tepis, tangkisan kibas, tangkisan kepruk, dan tangkisan siku.

32
Gambar 2.55
Tangkisan kaki

Gambar 2.56
Tangkis dalam

Gambar 2.57
Tangkis luar

33
Gambar 2.58
Tangkis silang

Gambar 2.59
Tangkis belah

34
Rangkuman

A. Sikap Hormat
B. Sikap Tegak
Sikap tegak merupakan posisi siap berdiri tegak pada pencak silat, posisi
sikap tegak antara lain :
1. Sikap Tegak 1
2. Sikap Tegak 2
3. Sikap Tegak 3
C. Kuda-kuda
D. Sikap pasang
Berikut gambar sikap pasang dasar yang terbagi menjadi delapan sikap
pasang dasar, yaitu :
1. Sikap pasang dengan kuda-kuda depan sejajar;
2. Sikap pasang dengan kuda-kuda badan berputar (slewah/ suliwa);
3. Sikap pasang dengan kuda-kuda serong depan;
4. Sikap pasang dengan kuda-kuda tengah menghadap;
5. Sikap pasang dengan kuda-kuda silang belakang;
6. Sikap pasang dengan kuda-kuda tengah menyamping;
7. Sikap pasang dengan kuda-kuda silang depan;
8. Sikap pasang dengan kuda-kuda satu kaki diangkat.
E. Gerak Langkah
Berdasarkan arahnya gerak langkah meliputi:
1. Gerak langkah ke belakang;
2. Gerak langkah serong kiribelakang;
3. Gerak langkah ke kiri;
4. Gerak langkah serong kiridepan;
5. Gerak langkah ke depan;
6. Gerak langkah serong kanan depan;
35
7. Gerak langkah ke kanan;
8. Gerak langkah serong kanan belakang
Gerak langkah ditinjau dari cara pelaksanaannya meliputi: angkatan,
geseran, ingsutan (seseran), lompatan, dan putaran.
Gerak langkah ditinjau dari pola taktik meliputi:
1. Lurus;
2. Zig-zag (gergaji);
3. Segitiga;
4. Ladam (tapal kuda);
5. Langkah bentuk huruf S.
F. Serangan
Ditinjau dari komponen alat penyerang dan lintasannya, serangan dibedakan
menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Pukulan
2. Sikutan
3. Tendangan
4. Lututan
5. Tangkapan
6. Kuncian
7. Jatuhan
8. Belaan
Ditinjau dari pelaksanaannya, belaan layan dibagi menjadi 5, yaitu sebagai
berikut.
a. Hindaran
b. Elakan
c. Egosan
d. Redaman
e. Tangkisan

36
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.

1. Apakah fungsi sikap hormat?


a. Sikap hormat yang digunakan untuk menghormati kawan maupun lawan
b. Sikap hormat yang digunakan untuk menghormati kawan
c. Sikap hormat yang digunakan untuk menghormati lawan
d. Sikap hormat yang digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua
2. Ada berapakah sikap tegak?
a. 3
b. 6
c. 8
d. 10
3. Apakah fungsi kuda-kuda?
a. Sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap
b. Sebagai dasar tumpuan untuk melakukan bela serang
c. Sebagai dasar tumpuan untuk melakukan sikap dan gerak serang bela
d. Sebagai dasar tumpuan ketika menerima serangan
4. Apakah yang dimaksud sikap pasang?
a. Teknik melakukan serangan
b. Teknik berposisi siap tempur optimal dalam menghadapi lawan yang
dilaksanakan secara taktis dan efektif
c. Teknik menerima serangan
d. Teknik berposisi melakukan serangan dalam menghadapi lawan yang
dilaksanakan secara taktis dan efektif
5. Ada berapakah sikap pasang?
a. 6
b. 8
37
c. 10
d. 12
6. Bagaimana pelaksanaan gerak langkah?
a. Gerak langkah hanya dengan sikap tubuh
b. Gerak langkah hanya dengan sikap tangan
c. Gerak langkah tidak mengkombinasikan sikap tubuh dan sikap tangan
d. Gerak langkah dikombinasikan dengan sikap tubuh dan sikap tangan
7. Gerak langkah ditinjau dari cara pelaksanaannya meliputi :
a. Angkatan, geseran, segitiga, lompatan, dan putaran
b. Angkatan, geseran, ingsutan (seseran), lompatan, dan melayag
c. Angkatan, geseran, ingsutan (seseran), lompatan, dan putaran
d. Angkatan, ingsutan (seseran), lompatan, dan putaran
8. Apakah yang dimaksud serangan?
a. Teknik untuk merebut inisiatif lawan dan atau membuat lawan dapat
melakukan serangan atau belaan, dan semuanya dilaksanakan secara
taktis
b. Teknik untuk merebut inisiatif lawan dan atau membuat lawan tidak
dapat melakukan serangan atau belaan, dan semuanya dilaksanakan
secara taktis
c. Teknik untuk merebut inisiatif lawan dan atau membuat lawan tidak
dapat melakukan serangan atau belaan, dan semuanya dilaksanakan
secara asal-asalan
d. Teknik untuk memberi kesempatan lawan dan atau membuat lawan
dapat melakukan serangan atau belaan, dan semuanya dilaksanakan
secara taktis
9. Ditinjau dari komponen alat penyerang dan lintasannya, ada berapa macam
jenis serangan?
a. 6
b. 8

38
c. 10
d. 12
10. Jenis serangan adalah sebagai berikut, kecuali
a. Jatuhan
b. Lututan
c. Tendangan
d. Pola langkah

39
BAB 3

LATIAN FISIK

Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami bagaimana bentuk latihan fisik yang
baik untuk pesilat

Latian fisik merupakan salah satu hal terpenting bagi seorang pesilat.
Latihan ini dilakukan pesilat untuk mencapai kondisi fisik tertentu dengan
tujuan agar pesilat tersebut dapat memiliki kekuatan, kecepatan, ketepatan,
keseimbangan serta kelentukan. Dengan kondisi tersebut diharapkan seorang
pesilat akan dapat melakukan gerakan-gerakan yang selaras serta dapat
melakukan teknik pencak silat dengan baik dan benar. Selain itu, kondisi fisik
yang baik juga akan meningkatkan daya tahan seorang pesilat sehingga dapat
melakukan pertandingan tanpa mengalami gangguan fisik yang serius. Dalam
buku “Ilmu Silat Yang Hebat dan Ampuh”, karangan Sidartanto Buanadjaja
yang diterbitkan CV. Aneka, Solo (1993) menyebutkan bahwa latihan fisik
seorang pesilat dapat dilakukan dengan berlari naik-turun tangga. Apabila
seorang pesilat dapat melakukannya dalam waktu 10 menit tanpa henti, dapat
dipastikan pesilat tersebut memiliki fisik yang cukup bagus.

Selain itu latihan beban juga mutlak dilakukan oleh seorang pesilat. Latihan
beban tersebut dapat dilakukan dengan angkat beban, selain itu juga dapat
dilakukan dengan pemberian beban pada tangan dan kaki pesilat secara berkala.
Dengan penambahan beban pada tangan dan kaki pesilat secara berkala tersebut
diharapkan seorang pesilat mempunyai kecepatan dalam menyerang dan
membela diri. Selain itu dengan terbiasa berlatih menggunakan beban, power
40
pukulan dan tendangan pesilat dapat meningkat bahkan seperti melakukan gerak
reflek saja. Selain latihan beban dan lari tersebut, pengolahan fisik seorang
pesilat juga dapat dilakukan dengan latihan pengolahan tenaga dengan
menggunakan alat “kembang payung”. Namun di era modern seperti sekarang
ini, latihan fisik dapat dipermudah dengan pengadaan sarana fitness bagi para
atlet, karena keberadaan tempat fitness tersebut dapat menampung berbagai
macam latihan fisik dengan peralatan yang lebih modern seperti peralatan
treatmill, barble dan sebagainya.

Yusnan Badruzzaman mengungkapkan kepada penulis bahwa untuk latihan


fisik, idealnya dalam sebuah pusat pelatihan atlet pencak silat disediakan sebuah
kolam renang dan lintasan lari dengasn jarak minimal 50 meter. Track lari
tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu lintasan datar dan lintasan menanjak.
Lebih baik lagi apabila untuk track datar, selain track beralas padat , disediakan
juga trak dengan alas pasir. Kolam renang dimaksudkan Yusnan Badruzzaman
sebagai media berlatih fisik bagi pesilat karena ketika berenang seorang pesilat
akan menggerakkan seluruh anggota badannya. Hal tersebut sangat bagus untuk
daya tahan otot (endurance) seorang pesilat. Adapun mengenai track lari,
Yusnan menambahkan bahwa track pasir akan membentuk kekuatan kaki
seorang pesilat karena berlari di track padat dan track berpasir sangat berbeda.
Ketika berlari pada track padat, pesilat sangat mudah dan ringan untuk
melakukan karena kaki akan secara mudah memberikan gaya tolakan,
sedangkan ketika berlari pada track pasir secara otomatis kaki akan masuk ke
dalam pasir sehingga memberikan beban tersendiri.

41
Rangkuman

Latian fisik merupakan salah satu hal terpenting bagi seorang pesilat. Latihan ini
dilakukan pesilat untuk mencapai kondisi fisik tertentu dengan tujuan agar
pesilat tersebut dapat memiliki kekuatan, kecepatan, ketepatan, keseimbangan
serta kelentukanlatihan fisik seorang pesilat dapat dilakukan dengan berlari
naik-turun tangga. Apabila seorang pesilat dapat melakukannya dalam waktu 10
menit tanpa henti, dapat dipastikan pesilat tersebut memiliki fisik yang cukup
bagus. Latihan beban tersebut dapat dilakukan dengan angkat beban, selain itu
juga dapat dilakukan dengan pemberian beban pada tangan dan kaki pesilat
secara berkala. Dengan penambahan beban pada tangan dan kaki pesilat secara
berkala tersebut diharapkan seorang pesilat mempunyai kecepatan dalam
menyerang dan membela diri.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.

1. Apakah tujuan latihan fisik?


a. Agar pesilat tersebut dapat memiliki kekuatan, kecepatan, ketepatan,
keseimbangan serta kelentukan
b. Agar pesilat tersebut tidak memiliki kekuatan, kecepatan, ketepatan,
keseimbangan serta kelentukan
c. Agar pesilat bisa membaca gerakan lawan
d. Agar pesilat selalu menang
2. Apa yang diharapkan dari latihan fisik?
a. Agar pesilat bisa menjatuhkan lawan
b. Agar pesilat dapat melakukan gerakan-gerakan yang selaras
c. Agar pesilat tidak mudah dijatuhkan
d. Agar pesilat selalu menang
42
3. Bagaimana pemberian beban kepada pesilat ketika latian beban?
a. Setengah dari berat badan
b. Dari ringan menuju berat
c. Langsung pada beban berat
d. Bebas atau sesuka hati
4. Apa yang diharapkan dari latihan beban?
a. Pesilat mempunyai kecepatan dalam menyerang dan membela diri
b. Pesilat tidak mempunyai kecepatan dalam menyerang dan membela diri
c. Pesilat menjadi berat ketika memberikan serangan
d. Pesilat hanya mempunyai power yang kuat
5. Selain mempunyai kecepatan, apa yang diharapkan dari latihan beban?
a. Pukulan menjadi lemah dan tendangan menjadi keras
b. Power pukulan dan tendangan pesilat meningkat
c. Power pukulan dan tendangan pesilat menurun
d. Tidak terjadi perubahan pada pesilat
6. Latihan yang seperti apa yang bertujuan meningkatkan fisik pesilat
a. Lari naik turun tangga 10 menit
b. lari 1 km
c. Lari lari kecil
d. Skiping
7. Selain latihan beban dan lari tersebut, bagaimana mengolahan fisik pesilat?
a. Latihan locat-loncat
b. Latihan skipping
c. Latihan lempar tangkap
d. Latihan pengolahan tenaga
8. Track lari dibagi menjari 2, yaitu
a. Datar dan berliku
b. Menanjak dan berliku
c. Datar dan menjanjak

43
d. Datar dan turunan
9. Latihan yang digunakan untuk daya tahan otot (endurance) seorang pesilat
adalah
a. Latihan renang
b. Latihan lempar tangkap
c. Latihan loncat-loncat
d. Latihan skipping
10. Mengapa latihan fisik sangat penting untuk pesilat
a. Karena untuk mencapai fisik yang bagus
b. Karena untuk membentuk mental pesilat
c. Karena untuk membentuk teknik pesilat
d. Karena untuk membentuk taktik pesilat

44
BAB 4

LATIAN TEKNIK

Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami bagaimana bentuk latihan teknik yang
baik untuk pesilat

Tujuan utama dilakukannya latihan teknik dalam pencak silat adalah untuk
membentuk kelentukan, keseimbangan, kekuatan, kecepatan dan daya
koordinasi seorang pesilat. Sedangkan sebagai faktor pendukung untuk
mencapai kondisi optimal perlu diadakan latihan-latihan untuk membentuk daya
tahan otot (endurance), daya tahan jantung dan paru-paru (stamina) serta tenaga
ledak (explosive power), dan kesemuanya itu dapat diwujudkan dengan
pembinaan yang serius pada latihan fisik, seperti tersebut di atas. Selain hal di
atas, untuk mencetak seorang atlet berkualitas yang memiliki teknik dan taktik
tinggi diperlukan juga pembentukan keterampilan (agility), ketepatan (accuracy)
dan gerak refleks.

Dalam melakukan latihan teknik perlu juga diperhatikan pembentukan sikap


dan gerak. Keduanya merupakan dasar dari pembentukan teknik pencak silat.
Latihan pembentukan sikap merupakan koordinasi dari tiga unsur pokok yakni
sikap kaki (kuda-kuda), sikap tubuh dan sikap tangan. Secara koordinasi, ketiga
unsur tersebut akan membentuk sikap duduk, sikap kuda- kuda, sikap tegak,
sikap berbaring dan sebagainya. Berbeda dari latihan pembentukan sikap, pada
latihan pembentukan gerak meliputi pemahaman akan arah, lintasan, langkah,
pola langkah serta kecepatan.

45
Maksud dilakukannya latihan teknik adalah untuk menguasai teknik-teknik
yang berpola dan berkaidah pencak silat. Adapun unsur-unsur teknik yang perlu
dibina meliputi:

1. Langkah dan pola langkah.


2. Sikap pasang beserta pengembangannya.
3. Teknik belaan.
4. Teknik serangan.
5. Teknik jatuhan.
6. Teknik kuncian.
Kerapian teknik mutlak diperlukan dalam pertandingan nomor seni,
meskipun dalam nomor tanding juga tidak dapat melupakan kerapian teknik
tersebut. Dalam nomor seni biasanya 3 - 5 atlet melakukan serangkaian gerakan
(jurus) secara bersama-sama dalam waktu 2 menit. Keseragaman, kerapian dan
kesamaan gerak harus dipertunjukkan atlet-atlet tersebut kepada juri
pertandingan. Sedikit saja ketidak rapian dan ketidak seragaman yang
dipertunjukkan akan membuat ketidak-maksimalan nilai dalam pertandingan.

Rangkuman
Tujuan utama dilakukannya latihan teknik dalam pencak silat adalah untuk
membentuk kelentukan, keseimbangan, kekuatan, kecepatan dan daya
koordinasi seorang pesilat. Untuk mencetak seorang atlet berkualitas yang
memiliki teknik dan taktik tinggi diperlukan juga pembentukan keterampilan
(agility), ketepatan (accuracy) dan gerak refleks. Kerapian teknik mutlak
diperlukan dalam pertandingan nomor seni, meskipun dalam nomor tanding juga
tidak dapat melupakan kerapian teknik tersebut. Dalam nomor seni biasanya 3 -
5 atlet melakukan serangkaian gerakan (jurus) secara bersama-sama dalam
waktu 2 menit. Keseragaman, kerapian dan kesamaan gerak harus
dipertunjukkan atlet-atlet tersebut kepada juri pertandingan. Sedikit saja ketidak

46
rapian dan ketidak seragaman yang dipertunjukkan akan membuat ketidak-
maksimalan nilai dalam pertandingan.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.

1. Apakah tujuan utama dilakukan latihan teknik?


a. Untuk membentuk kelentukan, keseimbangan, kekuatan, kecepatan dan
daya koordinasi seorang pesilat
b. Untuk membentuk kelentukan, ketidakseimbangan, kekuatan, kecepatan
dan daya koordinasi seorang pesilat
c. Untuk membentuk kelentukan, keseimbangan, kecepatan dan daya
koordinasi seorang pesilat
d. Untuk membentuk kelentukan, keseimbangan, kekuatan, dan daya
koordinasi seorang pesilat
2. Hal-hal yang diperlukan untuk membentuk pesilat berkualitas adalah
a. pembentukan keterampilan (agility)
b. Ketepatan (accuracy)
c. Gerak refleks
d. Pembentukan keterampilan, ketepatan dan gerak refleks
3. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan latihan adalah
a. Pembentukan sikap dan tendangan
b. pembentukan sikap dan gerak
c. Pembentukan sikap dan pukulan
d. Pembentukan sikap dan jatuhan
4. Latihan pembentukan sikap merupakan koordinasi dari tiga unsur pokok,
yaitu
a. Sikap kepala, sikap tubuh dan sikap tangan
b. Sikap kaki (kuda-kuda), sikap kepala dan sikap tangan

47
c. Sikap kaki (kuda-kuda), sikap tubuh dan sikap kepala
d. Sikap kaki (kuda-kuda), sikap tubuh dan sikap tangan
5. Latihan pembentukan gerak meliputi
a. pemahaman akan arah,tendangan, langkah, pola langkah serta kecepatan
b. pemahaman akan arah, pukulan, langkah, pola langkah serta kecepatan
c. pemahaman akan arah, jatuhan, langkah, pola langkah serta kecepatan
d. pemahaman akan arah, lintasan, langkah, pola langkah serta kecepatan
6. Maksud dilakukannya latihan teknik adalah
a. untuk menguasai taktik-taktik yang berpola dan berkaidah pencak silat
b. untuk menguasai pola langkah yang berpola dan berkaidah pencak silat
c. untuk menguasai teknik-teknik yang berpola dan berkaidah pencak silat
d. untuk menguasai jatuhan yang berpola dan berkaidah pencak silat
7. Unsur-unsur teknik yang perlu dibina adalah sebagai berikut, kecuali
a. Jatuhan
b. Pukulan
c. Tendangan
d. Pola langkah
8. Yang perlu diperhatikan dalam pertandingan nomor seni adalah
a. Kerapian pakaian
b. Kerapian teknik mutlak
c. Kerapian senjata
d. Kerapian sembong
9. Apakah yang membuat ketidak-maksimalan nilai dalam pertandingan?
a. Ketidakrapian dan ketidakseragaman teknik
b. Ketidakrapian dan ketidakseragaman pakaian
c. Ketidakrapian dan ketidakseragaman senjata
d. Ketidakrapian dan ketidakseragaman sembong
10. Mengapa latihan fisik sangat penting untuk pesilat
a. Karena untuk mencapai fisik yang bagus

48
b. Karena untuk membentuk mental pesilat
c. Karena untuk membentuk teknik pesilat
d. Karena untuk membentuk taktik pesilat

49
BAB 5

LATIAN TAKTIK
Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami bagaimana bentuk latihan taktik yang
baik untuk pesilat

Latihan taktik bagi seorang atlet pencak silat dimaksudkan agar atlet
tersebut dapat melakukan gerakan-gerakan silat dan mengembangkan pola
bertanding secara taktis. Dengan kemampuan tersebut diharapkan dapat
membantu atlet dalam meraih kemenangan di setiap pertandingan. Adapun
unsur-unsur taktik yang perlu diperhatikan seorang atlet pencak silat antara lain
adalah keyakinan penggunaan sikap pasang, pengembangan pola langkah,
pengembangan taktik sambut dan menyerang dan sebagainya. Selain itu,
seorang atlet pencak silat tidak hanya perlu dibekali teknik dan taktik yang baik
agar dapat mencapai prestasi maksimal. Namun, seorang atlet juga perlu
diarahkan untuk melatih unsur kerapian tekniknya.
Latihan taktik biasanya dilakukan dengan cara berpasangan antara dua
orang atlet dalam berlatih. Hal tersebut dimaksudkan agar seorang pesilat dapat
memahami taktik lawan dalam bertahan maupun menyerang. Dengan berlatih
berpasangan kepekaan seorang pesilat dalam mengolah taktik pribadi dan
memahami taktik lawan akan dapat lebih terasah.

50
Rangkuman
Latihan taktik bagi seorang atlet pencak silat dimaksudkan agar atlet tersebut
dapat melakukan gerakan-gerakan silat dan mengembangkan pola bertanding
secara taktis. Latihan taktik biasanya dilakukan dengan cara berpasangan antara
dua orang atlet dalam berlatih. Hal tersebut dimaksudkan agar seorang pesilat
dapat memahami taktik lawan dalam bertahan maupun menyerang. Dengan
berlatih berpasangan kepekaan seorang pesilat dalam mengolah taktik pribadi
dan memahami taktik lawan akan dapat lebih terasah.

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.

1. Apakah tujuan dari latihan taktik?


a. Agar pesilat dapat melakukan gerakan-gerakan silat dan
mengembangkan pola bertanding secara taktis
b. Agar pola bertanding pesilat tidak kaku
c. Agar pesilat dapat menguasai gelanggang
d. Agar pesilat mengerti cara bertanding
2. Apakah yang diharapkan dari latihan taktik?
a. Agar meraih juara umum
b. Meraih kemenangan di setiap pertandingan
c. Agar pesilat tidak kebingungan
d. Meraih hasil seimbang dengan lawan
3. Berikut adalah unsur-unsur taktik yang perlu diperhatikan, kecuali
a. Keyakinan penggunaan sikap pasang
b. Pengembangan pola langkah
c. Pengembangan taktik sambut dan menyerang
d. Pengembangan jatuhan
4. Bagaimana latihan taktik dilakukan?
51
a. Dengan latihan menendang pecing
b. Dengan latihan menendang samsak
c. Dengan latihan berpasangan
d. Dengan latihankecepatan
5. Apa tujuan latihan berpasangan?
a. Agar seorang pesilat dapat memahami keadaan lawan
b. Agar seorang pesilat dapat memahami situasi gelanggang
c. Agar seorang pesilat dapat memahami taktik lawan dalam bertahan
maupun menyerang
d. Agar seorang pesilat dapat memahami teknik dasar lawan
6. Bagaimana pesilat mengolah taktik pribadi?
a. Dengan latihan menendang pecing
b. Dengan latihan menendang samsak
c. Dengan latihan berpasangan
d. Dengan latihankecepatan
7. Bagaimana psilat memahami taktik lawan dengan lebih terasah?
a. Dengan latihan menendang pecing
b. Dengan latihan menendang samsak
c. Dengan latihan berpasangan
d. Dengan latihankecepatan
8. Pesilat tidak hanya perlu dibekali teknik dan taktik yang baik agar dapat
mencapai prestasi maksimal, unsur apakah yang perlu diperhatikan?
a. Melatih unsur kerapian tekniknya
b. Melatih unsur kepatuhan kepada pelatih
c. Melatih unsur kedisiplinan
d. Melatih unsur ketepatan waktu
9. Bagaimana cara agar pesilat dapat melakukan gerakan-gerakan silat dan
mengembangkan pola bertanding secara taktis?
a. Dengan latihan taktik

52
b. Dengan latihan mental
c. Dengan latihan fisik
d. Dengan latihan teknik
10. Keyakinan penggunaan sikap pasang, pengembangan pola langkah,
pengembangan taktik sambut dan menyerang adalah bagian dari?
a. Unsur-unsur taktik
b. Unsur-unsur teknik
c. Unsur-unsur mental
d. Unsur-unsur fisik

53
BAB 6

LATIHAN MENTAL
Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami bagaimana bentuk latihan mental yang
baik untuk pesilat

Latihan bagi seorang pesilat yang tak kalah penting dari latihan-latihan
yang lain adalah latihan mental. Latihan mental ini perlu mendapat perhatian
yang serius dari seorang pelatih pencak silat, dan harus diberikan sedini
mungkin kepada atlet. Yang dilakukan dalam membina mental seorang pesilat
untuk tujuan prestasi diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Menanamkan motivasi untuk berlatih dengan semangat tinggi serta sikap


kerja sama yang baik.
b. Membina sikap mental yang positif dalam latihan dan pertandingan, serta
mengembangkan sikap pribadi yang baik.
c. Mengembangkan sikap sportifitas, disiplin serta rasa tanggung jawab
seorang pesilat.
d. Menanamkan sikap berani, ulet, tabah dan mampu mengendalikan diri baik
emosi maupun perasaan.
e. Menanamkan kesadaran untuk terus mempelajari ilmu pengetahuan dan
bersikap kritis.
f. Membina sikap mental juara dan membawanya menjadi juara sejati. Yusnan
Badruzzaman mengungkapkan bahwa latihan mental erat kaitannya dengan
kerohanian.

54
Latihan mental ini merupakan latihan terpenting bagi seorang pesilat karena
latihan ini lah yang nantinya membentuk karakter seorang pesilat. Seorang
pesilat akan menggunakan ilmunya untuk hal yang baik apabila pesilat tersebut
memiliki mental dan jiwa yang baik, sebaliknya ilmu yang dimiliki seorang
pesilat dapat dilakukan untuk sebuah keburukan apabila pesilat yang
bersangkutan memiliki mental dan jiwa yang buruk.
Latihan mental biasanya diberikan pelatih dengan selalu memberikan
semangat baik ketika berlatih maupun ketika terjadi diskusi. Namun ada hal
yang tak bisa dilupakan bahwa semua itu tergantung dari individu masing-
masing. Untuk itu perlu ada latihan meditasi, tergantung kebutuhan pesilat itu
sendiri, mengingat kebutuhan olah pikiran dan meditasi dari masing-masing
pesilat berbeda-beda satu sama lain. Dengan meditasi diharapkan seorang pesilat
dapat mengatur konsentrasi, mental dan emosinya sendiri.

Rangkuman
Latihan mental ini perlu mendapat perhatian yang serius dari seorang pelatih
pencak silat, dan harus diberikan sedini mungkin kepada atlet. Latihan mental
ini merupakan latihan terpenting bagi seorang pesilat karena latihan ini lah yang
nantinya membentuk karakter seorang pesilat. Latihan mental biasanya
diberikan pelatih dengan selalu memberikan semangat baik ketika berlatih
maupun ketika terjadi diskusi. Namun ada hal yang tak bisa dilupakan bahwa
semua itu tergantung dari individu masing- masing. Untuk itu perlu ada latihan
meditasi, tergantung kebutuhan pesilat itu sendiri, mengingat kebutuhan olah
pikiran dan meditasi dari masing-masing pesilat berbeda-beda satu sama lain.
Dengan meditasi diharapkan seorang pesilat dapat mengatur konsentrasi, mental
dan emosinya sendiri.

55
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.

1. Mengapa latihan mental perlu di berikan kepada pesilat?


a. Untuk membentuk karakter seorang pesilat
b. Menjadikan pesilat berani dalam segala hal
c. Menjadikan pesilat tidak pemalu
d. Menjadikan pesilat berani bertarung
2. Sejak kapan latihan mental diberikan kepada pesilat?
a. Setelah latihan fisik
b. Setelah latihan teknik
c. Setelah latihan taktik
d. Sedini mungkin
3. Apa yang terjadi ketika pesilat memiliki mental dan jiwa yang baik?
a. Pesilat akan berani dalam segala hal
b. Pesilat akan menggunakan ilmunya untuk hal yang baik
c. Pesilat akan menggunakan ilmunya untuk hal yang buruk
d. Pesilat tidak akan menunjukkan ilmunya
4. Apa yang terjadi ketika pesilat memiliki mental dan jiwa yang buruk?
a. Pesilat akan menggunakan ilmunya untuk hal yang baik
b. Pesilat akan menggunakan ilmunya untuk hal yang buruk
c. Pesilat akan menunjuk-nunjukkan ilmunya
d. Pesilat akan menjadi orang baik
5. Bagaimana pelatih memberikan latihan mental?
a. Dengan memberikan pelajaran tambahan
b. Dengan memarahi ketika salah
c. Dengan memberikan semangat baik ketika berlatih maupun ketika
terjadi diskusi
d. Dengan memberikan kursus tertentu tentang mental
56
6. Bagaimana pesilat mengatur konsentrasinya?
a. Dengan meditasi
b. Dengan latihan ilmu spiritual
c. Dengan merenungkan sifatnya
d. Dengan memahami perilaku orang lain
7. Bagaimana pesilat mengatur mentalnya?
a. Dengan meditasi
b. Dengan latihan ilmu spiritual
c. Dengan merenungkan sifatnya
d. Dengan memahami perilaku orang lain
8. Bagaimana pesilat mengatur emosinya sendiri?
a. Dengan meditasi
b. Dengan latihan ilmu spiritual
c. Dengan merenungkan sifatnya
d. Dengan memahami perilaku orang lain
9. Yang dilakukan dalam membina mental seorang pesilat untuk tujuan
prestasi diantaranya adalah sebagai berikut, kecuali
a. Menanamkan motivasi untuk berlatih dengan semangat tinggi serta sikap
kerja sama yang baik.
b. Membina sikap mental yang positif dalam latihan dan pertandingan,
serta mengembangkan sikap pribadi yang baik.
c. Mengembangkan sikap sportifitas, disiplin serta rasa tanggung jawab
seorang pesilat
d. Memberikan latihan ilmu spiritual kepada pesilat
10. Apakah melatih mental pesilat dengan cara yang sama?
a. Semua dilakukan dengan cara sama
b. Berbeda-beda tergantung individu
c. Latihan mental bisa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok
d. Semua jawaban salah

57
58
BAB 7

SARANA DAN PRASARANA PENCAK SILAT


Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami sarana dan prasarana pada pencak silat

Perlengkapan pertandingan dalam pencak silat tidak jauh berbeda dengan


beladiri yang lainnya, hal yang paling penting dalam pertandingan pencak silat
yaitu sarana dan prasarana untuk keselamatan para atlet seperti: matras, body
brotektor, pelindung kemaluan dan pelindung tulang kering serta pelindung gigi
(Peraturan Pertandingan IPSI, 2012:9)
Matras dalam pencak silat dijadikan sebagai arena pertandingan, dengan
ukuran standar Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia matras memiliki
ketebalan antara 3-5 cm, permukaan rata dan tidak memantul, berukuran 10m x
10m dengan warna dasar hijau terang dan garis berwara putih dengan bidang
tanding berbentuk lingkaran dalam bidang gelanggang dengan garis tengah 8m,
garis putih itu sendiri lebarnya 5cm. Tengah bidang tanding dibuat lingkaran
dengan garis tengah 3m, lebar garis 5cm berwarna putih sebagai batas pemisah
sesaat akan dimulai pertandingan, dan di dalam gelanggang tersebut terdapat
sudut-sudut, yaitu sudut biru yang letaknya disebelah ujung kanan meja
pertandingan, sudut merah berada diarah diagonal sudut biru dan sudut putih
yaitu kedua sudut lainnya sebagai netral (Peraturan Pertandingan IPSI, 2012:7).

59
Gambar 3.1. Arena Pertandingan

Sarana yang penting juga yaitu body protector dengan ketentuan ukuran
disesuaikan dengan badan pesilat serta koteka sebagai pelindung kemaluan dan
deker sebagai pelindung tungkai yang tebalnya tidak boleh lebih dari 1cm
(Peraturan Pertandingan IPSI, 2012:7).

60
Gambar 3.2
Body protektor

Gambar 3.3
Pelindung Kemaluan

Gambar 3.3
Pelindung tulang kering

61
Rangkuman
Hal yang paling penting dalam pertandingan pencak silat yaitu sarana dan
prasarana untuk keselamatan para atlet seperti: matras, body brotektor,
pelindung kemaluan dan pelindung tulang kering serta pelindung gigi . Matras
dalam pencak silat memiliki ketebalan antara 3-5 cm, permukaan rata dan tidak
memantul, berukuran 10m x 10m dengan warna dasar hijau terang dan garis
berwara putih dengan bidang tanding berbentuk lingkaran dalam bidang
gelanggang dengan garis tengah 8m, garis putih itu sendiri lebarnya 5cm.
Tengah bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis tengah 3m, lebar garis
5cm berwarna putih sebagai batas pemisah sesaat akan dimulai pertandingan,
dan di dalam gelanggang tersebut terdapat sudut-sudut, yaitu sudut biru yang
letaknya disebelah ujung kanan meja pertandingan, sudut merah berada diarah
diagonal sudut biru dan sudut putih yaitu kedua sudut lainnya sebagai netral.
Sarana yang penting juga yaitu body protector dengan ketentuan ukuran
disesuaikan dengan badan pesilat serta koteka sebagai pelindung kemaluan dan
deker sebagai pelindung tungkai yang tebalnya tidak boleh lebih dari 1cm

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.
1. Sarana dan prasarana dalam penak silat yang paling penting adalah sebagai
berikut, kecuali
a. Body protektor
b. Matras
c. Peding (pelindung tulang kering)
d. Deker
2. Berapa ketebalan matras menurut standar IPSI?
a. 3-5cm
b. 5-10cm
c. 5-8cm
d. 3-10cm
3. Apakah diperbolehkan menggunakan matras memantul?
62
a. Boleh
b. Tidak
c. Sesuai ketentuan penyelenggara
d. Sesuai kesepakatan TM
4. Berapa ukuran matras menurut standar IPSI?
a. 20 x 20 m
b. 15 x 15 m
c. 10 x 10 m
d. 30 x 30 m
5. Berapa diameter bidang tanding pada matras pencak silat?
a. 8 m
b. 7 m
c. 6 m
d. 5 m
6. Berapa lebar garis putih untuk bidang tanding matras pencak silat?
a. 4 cm
b. 5 cm
c. 6 cm
d. 7 cm
7. Berapa diameter garis pemisah saat akan dimulai pertandingan?
a. 2 m
b. 3 m
c. 4 m
d. 5 m
8. Apakah nama untuk sudut yang tidak terdapat warnanya?
a. Sudut netral
b. Sudut kosong
c. Sudut putih
d. Sudut istirahat
9. Berapa ketentuan ukuran body protektor?
a. Disesuaikan pesilat
b. Harus ukuran M
c. Harus ukuran L
d. Harus ukuran XL
10. Berapa ketentuan tebal pelindung tulang kering?
a. Tidak boleh melebihi 4 cm
b. Tidak boleh melebihi 3 cm
c. Tidak boleh melebihi 2 cm
d. Tidak boleh melebihi 1 cm

63
BAB 8
PERATURAN PERTANDINGAN MENURUT
HASIL MUNAS IPSI XIII TAHUN 2012

Tujuan Pembahasan :

Pembaca dapat mengerti dan memahami peraturan pertandingan pada pencak


silat

A. PERATURAN PERTANDINGAN

Pasal 1
Pengertian setiap kategori
1. Kategori TANDING adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang
Pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan
unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis / mengelak / mengena /
menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan; menggunakan taktik dan
teknik bertanding, ketahanan stamina dan semangat juang, menggunakan
kaidah dan pola langkah yang memanfaatkan kekayaan teknik jurus,
mendapatkan nilai terbanyak.
2. Yang dimaksud dengan TUNGGAL adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menamplkan seorang Pesilat
memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar,
tepat dan mantap, penuh penjiwaan, dengan tangan kosong dan berenjata
serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang berlaku untuk kategori
ini.
3. Yang dimaksud dengan GANDA adalah :

64
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 2 (dua) orang
Pesilat dari kubu yang sama, memperagakan kemahiran dan kekayaan
teknik jurus serang bela Pencak Silat yang dimiliki. Gerakan serang bela
ditampilkan secara terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam
sejumlah rangkaian seri yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun
dalam gerakan lambat penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan
dilanjutkan dengan bersenjata, serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan
yang berlaku untuk kategori ini.
4. Yang dimaksud dengan REGU adalah :
Kategori pertandingan Pencak Silat yang menampilkan 3 (tiga) orang
Pesilat dari kubu yang sama mempergerakkan kemahirannya dalam Jurus
Regu Baku secara benar, tepat, mantap, penuh penjiwaan dan kompak
dengan tangan kosong serta tunduk kepada ketentuan dan peraturan yang
berlaku untuk kategori ini.

Pasal 2
Penggolongan pertandingan dan ketentuan tentang umur serta berat badan
1. Penggolongan pertandingan Pencak Silat menurut umur dan jantina untuk
semua kategori terdiri atas :
a. Pertandingan Golongan USIA DINI untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 10 tahun dampai dengan 12 tahun.
b. Pertandingan Golongan PRA REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 12 tahun dampai dengan 14 tahun.
c. Pertandingan Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 14 tahun dampai dengan 17 tahun.
d. Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 17 tahun dampai dengan 35 tahun.
e. Pertandingan Golongan MASTER-I untuk Putra dan Putri, berumur
lebih dari 35 tahun sampai 45 tahun (acara tersendiri).

65
f. Pertandingan Golongan MASTER-II untuk Putra dan Putri, berumur
lebih dari 45 tahun keatas (acara tersendiri).
2. Kebenaran tentang umur pesilat yang mengikuti pertandingan dibuktikan
dengan Akta Kelahiran / Ijazah / Paspor yang asli atau dengan fotocopy
yang sudah dilegalisir.
3. Umur pesilat harus sesuai dengan penggolongan umur peserta (Usia Dini,
Pra Remaja, Remaja, Dewasa, Master-I dan Master-II) dengan berpedoman
kepada umur yang bersangkutan pada hari pertama pertandingan dimulai
(berlaku untuk semua kategori).
4. Pembagian kelas menurut berat badan hanya berlaku untuk kategori
TANDING yang dilakukan dengan penimbangan badan.
a. Tidak ada toleransi berat badan
b. Penimbangan dilakukan 15 ( lima belas) menit sebelum pesilat yang
bersangkutan mengikuti pertandingan sesuai dengan jadual yang
ditentukan.
c. Untuk penimbangan, pesilat harus berpakaian Pencak Silat yang
digunakan untuk bertanding, kering, tanpa sabuk, tanpa pelindung
kemaluan atau segala jenis pelindung sendi.
d. Pesilat yang tidak dapat memenuhi ketentuan berat badan dalam
penimbangan menurut kelas yang diikutinya, dikenakan sanksi
diskualifikasi.
e. Setiap kali atlit bertanding, harus dilakukan penimbangan (hanya
dilakukan satu kali naik di penimbangan) dan wajib disaksikan oleh
kedua official teknik dan seorang wasit-juri yang bertugas ( ditunjuk
oleh Dewan Wasit Juri ).
f. Petugas penimbangan dan kedua official tim wajib menandatangani
format hasil penimbangan, yang telah disediakan oleh Panitia
Pelaksana. Apabila salah satu tim official tidak menanda-tangani maka
penimbangan dinyatakan tetap sah.

66
g. Petugas penimbangan ditunjuk dan ditugaskan oleh panitia.

5. Pemeriksaan Keterangan Kesehatan.


a. Setiap peserta harus membawa surat keterangan sehat yang sah yaitu
surat keterangan sehat yang dikeluarkan oleh dokter dari instansi
Rumah Sakit yang berwenang, maksimal 1 bulan sebelum hari pertama
pertandingan dimulai berlaku untuk semua kategori.
b. Apabila sebelum penimbangan dimulai pesilat tidak dapat
menunjukkan surat keterangan kesehatan akan dikenakan
diskualifikasi. Panitia dapat merekomendasikan dokter/ rumah sakit
tertentu untuk dilakukan check kesehatan di Daerah tersebut dengan
biaya di tanggung tim yang bersangkutan.

Pasal 3

Kategori dan Kelas Pertandingan Usia Dini

Kategori dan kelas pertandingan untuk Usia Dini:

1. TANDING  terdiri atas:


a. Tanding Putra Usia Dini
Kelas A 26 kg s/d 28 kg
Kelas B diatas 28 kg s/d 30 kg
Kelas C diatas 30 kg s/d 32 kg
Kelas D diatas 32 kg s/d 34 kg
Kelas E diatas 34 kg s/d 36 kg
Kelas F diatas 36 kg s/d 38 kg
Kelas G diatas 38 kg s/d 40 kg
Kelas H diatas 40 kg s/d 42 kg
Kelas I diatas 42 kg s/d 44 kg
Kelas J diatas 44 kg s/d 46 kg

67
Kelas K diatas 46 kg s/d 48 kg
Kelas L diatas 48 kg s/d 50 kg
Kelas M diatas 50 kg s/d 52 kg
Kelas N diatas 52 kg s/d 54 kg
Kelas O diatas 54 kg s/d 56 kg
Kelas P diatas 56 kg s/d 58 kg
KelasBEBAS diatas 58 kg s/d 60 kg
b. Tanding Putri Usia Dini
Kelas A 26 kg s/d 28 kg
Kelas B diatas 28 kg s/d 30 kg
Kelas C diatas 30 kg s/d 32 kg
Kelas D diatas 32 kg s/d 34 kg
Kelas E diatas 34 kg s/d 36 kg
Kelas F diatas 36 kg s/d 38 kg
Kelas G diatas 38 kg s/d 40 kg
Kelas H diatas 40 kg s/d 42 kg
Kelas I diatas 42 kg s/d 44 kg
Kelas J diatas 44 kg s/d 46 kg
Kelas K diatas 46 kg s/d 48 kg
Kelas L diatas 48 kg s/d 50 kg
Kelas M diatas 50 kg s/d 52 kg
Kelas N diatas 52 kg s/d 54 kg
Kelas O diatas 54 kg s/d 56 kg
Kelas P diatas 56 kg s/d 58 kg
KelasBEBAS diatas 58 kg s/d 60 kg

2. TUNGGAL terdiri atas


a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri

68
3. GANDA
a. Ganda Putra
b. Ganda Putri
4. REGU
a. Regu Putra
b. Regu Putri

Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang
Pesilat sesuai dengan persyaratan.

Pasal 4

Kategori dan Kelas Pertandingan Pra Remaja

Kategori dan kelas pertandingan untuk Pra Remaja :

1. TANDING terdiri atas


a. Tanding Putra Pra Remaja
Kelas A 30 kg s/d 33 kg
Kelas B diatas 33 kg s/d 36 kg
Kelas C diatas 36 kg s/d 39 kg
Kelas D diatas 39 kg s/d 42 kg
Kelas E diatas 42 kg s/d 45 kg
Kelas F diatas 45 kg s/d 48 kg
Kelas G diatas 48 kg s/d 51 kg
Kelas H diatas 51 kg s/d 54 kg
Kelas I diatas 54 kg s/d 57 kg
Kelas J diatas 57 kg s/d 60 kg
Kelas K diatas 60 kg s/d 63 kg
Kelas L diatas 63 kg s/d 66 kg
Kelas M diatas 66 kg s/d 75 kg
69
Kelas N diatas 69 kg s/d 54 kg
KelasBEBAS diatas 72 kg s/d 60 kg
b. Tanding Putri Pra Remaja
Kelas A 30 kg s/d 33 kg
Kelas B diatas 33 kg s/d 36 kg
Kelas C diatas 36 kg s/d 39 kg
Kelas D diatas 39 kg s/d 42 kg
Kelas E diatas 42 kg s/d 45 kg
Kelas F diatas 45 kg s/d 48 kg
Kelas G diatas 48 kg s/d 51 kg
Kelas H diatas 51 kg s/d 54 kg
Kelas I diatas 54 kg s/d 57 kg
Kelas J diatas 57 kg s/d 60 kg
Kelas K diatas 60 kg s/d 63 kg
Kelas L diatas 63 kg s/d 66 kg
Kelas M diatas 66 kg s/d 75 kg
Kelas N diatas 69 kg s/d 54 kg
KelasBEBAS diatas 72 kg s/d 60 kg

2. TUNGGAL terdiri atas


a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri
3. GANDA
a. Ganda Putra
b. Ganda Putri
4. REGU
a. Regu Putra
b. Regu Putri

70
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang
Pesilat sesuai dengan persyaratan.

Pasal 5

Kategori dan Kelas Pertandingan Remaja

Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja :

1. TANDING terdiri atas


a. Tanding Putra Pra Remaja
Kelas A 39 kg s/d 43 kg
Kelas B diatas 43 kg s/d 47 kg
Kelas C diatas 47 kg s/d 51 kg
Kelas D diatas 51 kg s/d 55 kg
Kelas E diatas 55 kg s/d 59 kg
Kelas F diatas 59 kg s/d 63 kg
Kelas G diatas 63 kg s/d 67 kg
Kelas H diatas 67 kg s/d 71 kg
Kelas I diatas 71 kg s/d 75 kg
Kelas J diatas 75 kg s/d 79 kg
Kelas K diatas 79 kg s/d 83 kg
Kelas L diatas 83 kg s/d 87 kg
KelasBEBAS diatas 87 kg s/d 99 kg
b. Tanding Putri Remaja
Kelas A 39 kg s/d 43 kg
Kelas B diatas 43 kg s/d 47 kg
Kelas C diatas 47 kg s/d 51 kg
Kelas D diatas 51 kg s/d 55 kg
Kelas E diatas 55 kg s/d 59 kg

71
Kelas F diatas 59 kg s/d 63 kg
Kelas G diatas 63 kg s/d 67 kg
Kelas H diatas 67 kg s/d 71 kg
Kelas I diatas 71 kg s/d 75 kg
Kelas J diatas 75 kg s/d 79 kg
Kelas K diatas 79 kg s/d 83 kg
Kelas L diatas 83 kg s/d 87 kg
KelasBEBAS diatas 87 kg s/d 99 kg

2. TUNGGAL terdiri atas


a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri
3. GANDA
a. Ganda Putra
b. Ganda Putri
4. REGU
a. Regu Putra
b. Regu Putri
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang
Pesilat sesuai dengan persyaratan.

Pasal 6

Kategori dan Kelas Pertandingan Dewasa

Kategori dan kelas pertandingan untuk Dewasa :

1. TANDING terdiri atas


a. Tanding Putra Dewasa
Kelas A 45 kg s/d 50 kg
Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg
72
Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg
Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg
Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg
Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg
Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg
Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg
Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg
Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg
KelasBEBAS diatas 95 kg
b. Tanding Putri Dewasa
Kelas A 45 kg s/d 50 kg
Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg
Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg
Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg
Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg
Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg
Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg
Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg
Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg
Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg
KelasBEBAS diatas 95 kg

2. TUNGGAL terdiri atas


a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri
3. GANDA
a. Ganda Putra
b. Ganda Putri
4. REGU

73
a. Regu Putra
b. Regu Putri
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang
Pesilat sesuai dengan persyaratan.

Pasal 7

Kategori dan Kelas Pertandingan Master/Pendekar I-II

Kategori dan kelas pertandingan untuk Pendekar :

1. TANDING terdiri atas


a. Tanding Putra Pendekar
Kelas A 45 kg s/d 50 kg
Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg
Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg
Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg
Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg
Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg
Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg
Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg
Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg
Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg
KelasBEBAS diatas 95 kg
b. Tanding Putri Pendekar
Kelas A 45 kg s/d 50 kg
Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg
Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg
Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg
Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg
Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg
74
Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg
Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg
Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg
Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg
KelasBEBAS diatas 95 kg

2. TUNGGAL terdiri atas


a. Tunggal Putra
b. Tunggal Putri
3. GANDA
a. Ganda Putra
b. Ganda Putri
4. REGU
a. Regu Putra
b. Regu Putri
Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang
Pesilat sesuai dengan persyaratan.

Pasal 8

Perlengkapan Gelanggang dan Pertandingan


1. Gelanggang
Gelanggang dapat dilantai atau di panggung dan dilapisi matras standar
IPSI dengan ketebalan antara 3 cm sampai  5 cm, permukaan rata dan tidak
memantul, berukuran 10 m X 10 m dengan warna dasar hijau terang dan
garis berwarna putih sesuai dengan keperluannya. Seluruh peralatan
disediakan oleh panitia pelaksana.
Untuk kategori TANDING mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Gelanggang Pertandingan

75
Bidang gelanggang berbentuk segi empat bujur sangkar dengan ukuran
10 m X 10 m. Bidang tanding berbentuk lingkaran dalam bidang
gelanggang dengan garis tengah 8 m.
b. Batas gelanggang dan bidang tanding dibuat dengan garis berwarna
putih selebar ± 5 cm kearah dalam.
c. Pada tengah-tengah bidang tanding dibuat lingkaran dengan garis
tengah 3 m, lebar garis ±5 cm berwarna putih sebagai batas pemisah
sesaat akan dimulai pertandingan.
d. Sudut pesilat adalah ruang pada sudut bujur sangkar gelanggang yang
berhadapan yang dibatasi oleh bidang tanding terdiri atas:
 Sudut berwarna biru yang berada disebelah ujung kanan meja
pertandingan.
 Sudut berwarna merah yang berada diarah diagonal sudut biru.
 Sudut berwarna kuning  yaitu kedua sudut lainnya sebagai sudut
netral.
Untuk kategori TUNGGAL, GANDA dan REGU mengikuti ketentuan
sebagai berikut : Gelanggang penampilan untuk ketiga kategori tersebut
adalah bidang gelanggang dengan ukuran 10m X 10m.
2. Perlengkapan Gelanggang
Perlengkapan gelanggang yang wajib disediakan oleh panitia pelaksana
terdiri dari:
a. Meja dan kursi pertandingan.
b. Meja dan kursi Wasit Juri.
c. Formulir pertandingan dan alat tulis menulis.
d. Jam pertandingan, gong ( alat lainnya yang sejenis ) dan bel.
e. Lampu babak atau alat lainnya untuk menentukan babak.
f. Lampu isyarat berwarna merah, biru dan kuning untuk memberikan
isyarat yang diperlukan sesuai dengan proses pertandingan yang
berlangsung.

76
g. Bendera warna merah dan biru, bertangkai, masing-masing dengan
ukuran 30 cm x 30 cm untuk Juri Tanding dan bendera dengan ukuran
yang sama warna    kuning untuk Pengamat Waktu.
h. Papan informasi catatan waktu peragaan pesilat kategori Tunggal,
Ganda dan   Regu.
i. Tempat Senjata.
j. Papan Nilai dan atau Alat system Penilaian Digital  atau penilaian
secara manual.
k. Timbangan.
l. Perlengkapan pengeras suara (sound system).
m. Ember, kain pel, keset kaki.
n. Alat perekam suara / gambar, operator dan perlengkapannya (alat ini
tidak merupakan alat bukti yang sah dalam menentukan kemenangan).
o. Papan nama: Ketua Pertandingan, Dewan Wasit Juri, Sekretaris
Pertandingan, Pengamat waktu, Dokter pertandingan, juri sesuai
dengan urutannya ( 1 sampai 5). Bila diperlukan istilah tersebut dapat
diterjemahkan kedalam bahasa lain yang dituliskan dibagian bawah.
p. Perlengkapan lain yang diperlukan.

Antara lain, dalam keadaan penonton terlalu ramai dan suara wasit
tidak dapat didengar oleh Pesilat maka Wasit dapat menggunakan
pengeras / pembesar suara (wireless).

B. KETENTUAN BERTANDING

Pasal 9
Kategori Bertanding
1. Perlengkapan bertanding
a. Pakaian

77
Pesilat memakai pakaian Pencak Silat model standar warna hitam, baju
lengan panjang hingga ke pergelangan tangan (+/- 1cm) dan
celana panjang hingga ke pergelangan kaki (+/- 1cm), serta sabuk
putih. Untuk pesilat wanita yang berjilbab, hendaklah berwarna hitam
polos. Pada waktu bertanding sabuk putih dilepaskan.Boleh memakai
bagde badan induk di dada sebelah kiri serta diperkenankan memakai
badge IPSI di dada kanan,  mencantumkan logo sponsor yang posisinya
di lengan kiri, yang besarnya tidak melebihi badge IPSI (tidak melebihi
dari 10 cm diameter). Nama daerah di cetak di bagian belakang atas
baju. Semua disediakan oleh pesilat. Tidak mengenakan / memakai
aksesoris apapun selain pakaian Pencak Silat. (seperti : jarum, peniti
dsb).
b. Pelindung badan  dengan ketentuan sebagai berikut :
 Kualitas standard IPSI.
 Warna hitam.
 5 (lima) Ukuran : Super Extra besar (XXL), Extra Besar (XL)
Besar(L), Sedang (M) dan Kecil (S).
 Sabuk / bengkung merah dan biru untuk pesilat sebagai tanda
pengenal sudut. Ukuran lebar 10 cm dari bahan yang tidak mudah
terlipat.
 Satu gelanggang memerlukan setidaknya 5 (lima) pasang
pelindung badan yang disediakan oleh panitia Pelaksana. Pesilat
diwajibkan memakai pelindung badan yang telah disediakan oleh
panitia.
 Pesilat putra/putri diwajibkan menggunakan pelindung kemaluan
dari bahan plastik, yang disediakan oleh masing-masing pesilat.
(akan diperiksa oleh wasit sebelum pertandingan dimulai).
 Pelindung sendi (pergelangan tangan, bahu, lutut, pergelangan
kaki), tungkai dan lengan diperkenankan satu lapis dengan
78
ketebalannya tidak lebih dari 1cm dan terbuat dari bahan yang
tidak keras.( plastik yang keras tidak diperbolehkan ).
 Joint taping, pelindung gigi diperbolehkan. Pesilat yang
menggunakan kawat gigi disarankan memakai pelindung gigi.

2. Sistem dan Tahapan pertandingan


a. Pertandingan menggunakan sistem gugur. Sistem-sistem lainnya boleh
ditentukan oleh IPSI bila perlu.
b. Tahapan pertandingan mulai dari penyisihan, seperempat final, semi
final dan final tergantung pada jumlah peserta pertandingan, berlaku
untuk semua kelas.
c. Setiap kelas diikuti minimal 2 (dua ) peserta.

3. Babak pertandingan dan waktu


a. Untuk Usia dini dan Pra Remaja.
 Pertandingan dilangsungkan dalam 3 (tiga) babak.
 Tiap babak terdiri dari 1.5 (satu setengah) menit bersih.
 Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit bersih.
 Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk
waktu  bertanding.
 Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan yang
sah, tidak termasuk waktu bertanding.
b. Untuk Remaja dan Dewasa.
 Pertandingan dilangsungkan dalam 3 (Tiga) babak.
 Tiap babak terdiri dari 2 (dua) menit bersih.
 Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit bersih.

79
 Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk
waktu  bertanding. (Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh
karena serangan yang sah, tidak termasuk waktu bertanding)
c. Untuk Master/ Pendekar I & II
 Pertandingan dilangsungkan dalam 3 (tiga) babak.
 Tiap babak terdiri atas 1.5 (satu setengah) menit bersih.
 Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 (satu) menit bersih
 Waktu ketika Wasit menghentikan pertandingan tidak termasuk
waktu  bertanding. (Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh
karena serangan yang sah, tidak termasuk waktu bertanding.)
4. Pendamping pesilat
a. Setiap pesilat khusus untuk kategori Tanding, didampingi oleh
Pendamping Pesilat sebanyak-banyaknya 2 (dua) orang yang
memahami Peraturan Pertandingan IPSI
b. Pakaian Pendamping Pesilat adalah pakaian Pencak Silat model standar
warna hitam, baju lengan panjang hingga ke pergelangan tangan (+/-
1cm) dan celana panjang hingga ke pergelangan kaki (+/- 1cm) dengan
badge lambang badan induk didada sebelah kiri, serta diperkenankan
memakai badge IPSI di dada kanan nama daerah dibagian punggung
dan mengenakan sabuk / bengkung warna orange lebar 10 (sepuluh)
cm.
c. Pendamping pesilat hanya diperkenankan memberikan arahan pada
waktu istirahat.
d. Salah seorang Pendamping Pesilat harus berjenis kelamin sama dengan
pesilat yang bertanding.

5. Tata cara pertandingan


a. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya Wasit
dan Juri ke gelanggang dari sebelah kanan Ketua Pertandingan.

80
Sebelum memasuki gelanggang Wasit Juri memberi hormat dan
melapor tentang akan dimulainya pelaksanaan tugas kepada Ketua
Pertandingan.
b. Sebelum pertandingan dimulai, Wasit akan memeriksa setiap pesilat
yang bertanding disudut masing-masing. Setiap pesilat yang akan
bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit, memasuki gelanggang
dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada
pendamping, Wasit dan Ketua Pertandingan, Selanjutnya
pesilat diwajibkan melakukan rangkaian gerak jurus perguruan 5
(lima) sampai 10 (sepuluh) gerakan kemudian kedua pesilat kembali
mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan.
c. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat,
seterusnya kedua pesilat berjabatan tangan, memberi peringatan tentang
peraturan dan siap untuk memulai pertandingan.
d. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat
tangan kanan, Wasit memberi aba-aba kepada kedua pesilat untuk
memulai pertandingan.
e. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut
masing-masing.
f. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam
gelanggang kecuali atas permintaan Wasit.
g. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing-
masing atau wasit memanggil kedua pesilat pada saat keputusan
pemenang yang akan diumumkan dan  pemenang diangkat tangannya
oleh Wasit, dilanjutkan dengan memberi hormat kepada Ketua
Pertandingan.
h. Selesai pemberian hormat, kedua pesilat saling berjabatan tangan dan
meninggalkan gelanggang diikuti oleh Wasit dan para Juri yang akan
berkumpul dihadapan ketua pertandingan untuk memberi hormat dan

81
melaporkan berakhirnya pelaksanaan tugas kepada Ketua Pertandingan.
Wasit dan Juri, setelah melaporkan meninggalkan gelanggang dari
sebelah kiri meja Ketua Pertandingan.

6. Ketentuan bertanding
a. Aturan bertanding
 Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan
dan serangan Pencak Silat yaitu menangkis/mengelak, mengenakan
sasaran dan menjatuhkan lawan, menerapkan kaedah Pencak Silat
serta mematuhi aturan-aturan yang ditentukan.Yang dimaksud
dengan kaidah adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik,
seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang
dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap
lawan dan koordinasi dalam melakukan serangan / pembelaan serta
kembali ke sikap pasang.
 Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap
awal / pasang, pola langkah, serta adanya koordinasi yang baik
dalam melakukan serangan dan pembelaan.Setelah melakukan
serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang
dengan tetap menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan
aba-aba “ LANGKAH ” jika seorang pesilat tidak melakukan
teknik Pencak Silat yang semestinya.
 Serangan beruntun yang dilakukan oleh satu orang pesilat harus
tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah
sasaran sebanyak-banyaknya 6 (enam) teknik serangan. Pesilat
yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 6 (enam) teknik
serangan akan diberhentikan oleh Wasit. Serangan terus menerus
dengan menggunakan teknik serangan tangan yang sama dinilai
satu serangan.

82
 Serangan yang dinilai adalah serangan yang mengenai sasaran
yang sah dengan menggunakan kaedah, mantap dan bertenaga.
b. Aba-aba pertandingan
 Aba-aba “BERSEDIA”  digunakan dalam persiapan sebagai
peringatan bagi pesilat dan seluruh aparat pertandingan bahwa
pertandingan akan segera dimulai. Aba-aba ini digunakan selama
pertandingan.
 Aba-aba “MULAI” digunakan tiap pertandingan dimulai dan akan
dilanjutkan dan disertai dengan isyarat.
 Aba-aba “BERHENTI”atau “TI” digunakan untuk menghentikan
pertandingan.
 Aba-aba “PASANG”, “LANGKAH” dan “SILAT” digunakan
untuk pembinaan.
 Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan
pemukulan gong.
c. Sasaran
Yang dapat dijadikan sasaran sah dan dinilai adalah “Badan” yaitu
bagian tubuh kecuali leher keatas dan dari pusat ke kemaluan:
 Dada.
 Perut ( pusat ke atas ).
 Rusuk kiri dan kanan.
 Punggung atau belakang badan (kecuali serangan langsung ke
seluruh tulang belakang). Tendangan sabit dari samping
diperbolehkan termasuk untuk serangan balasan pada sapuan
gagal.
Tungkai  dapat dijadikan sasaran antara dalam usaha menjatuhkan
tetapi tidak mempunyai nilai  dan tidak ada unsur mencederai.
d. Larangan
Larangan yang dinyatakan sebagai pelanggaran :
83
 Pelanggaran Berat.
i. Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu leher,
kepala serta bawah pusat/ pusar hingga kemaluan,
serangan langsung ke seluruh tulang belakang.
ii. Usaha mematahkan persendian secara langsung.
iii. Sengaja melemparkan lawan keluar gelanggang.
iv. Membenturkan / menghantukkan kepala dan menyerang
dengan Kepala.
v. Menyerang lawan sebelum aba-aba “MULAI”  dan
menyerang sesudah aba-aba “BERHENTI” dari Wasit,
menyebabkan lawan cidera.
vi. Menggumul, menggigit, mencakar, mencengkeram dan
menjambak (menarik rambut/jilbab ).
vii. Menentang, menghina, menyerang, mengeluarkan kata-
kata yang tidak sopan, meludahi, memancing-mancing
dengan suara berlebihan terhadap lawan ataupun terhadap
Aparat pertandingan (Delegasi teknik, Ketua
Pertandingan, Dewan Wasit Juri, Wasit Juri dan lain-lain
petugas) serta kepada penonton.
viii. Menghempas/membanting lawan dengan sengaja didalam
atau diluar gelanggang dalam waktu pertandingan.
ix. Memegang, menangkap atau merangkul sambil
melakukan serangan.
 Pelanggaran Ringan.
i. Tidak menggunakan salah satu unsur kaedah (sikap
pasang dan pola langkah).
ii. Keluar dari gelanggang (satu kaki keluar dari
gelanggang) secara sengaja atau tidak disengaja.
Menginjak garis tidak termasuk keluar gelanggang.

84
iii. Merangkul lawan dalam proses pembelaan.
iv. Melakukan serangan dengan teknik sapuan
depan/belakang, guntingan  sambil merebahkan diri
dengan tujuan untuk mengulur waktu.
v. Berkomunikasi dengan orang luar atau pendamping
dengan isyarat dan perkataan.
vi. Kedua pesilat pasif atau bila salah satu pesilat  pasif
lebih dari 5 detik.
vii. Berteriak yang berlebihan selama bertanding.
viii. Lintasan serangan yang salah.
ix. Mendorong dengan sengaja yang mengakibatkan
pesilat/lawannya keluar garis bidang laga.Apabila keluar
gelanggang akibat dorongan yang bukan teknik, tidak
termasuk keluar gelanggang, yang mendorong
mendapatkan binaan.
x. Pesilat dengan sengaja membalikkan badan
membelakangi lawan.
xi. Taktik yang mengulur waktu (melepaskan ikatan sabuk,
membuka / melepaskan ikatan rambut )
xii. Mendapat hitungan dari wasit .
Yang dimaksud dengan hitungan wasit, adalah apabila
salah seorang pesilat kelelahan atau sebab lain, maka
wasit akan memberikan hitungan sampai dengan 9,
setelah itu menanyakan kesiapan pesilat, bila siap
pertandingan akan dilanjutkan, tapi pesilat diberikan
binaan. Apabila terulang lagi pesilat akan dihitung dan
diberikan teguran 1, dan seterusnya.
xiii. Pembinaan hanya diberikan 1 (satu) kali untuk 1 (satu)
jenis pelanggaran ringan.

85
 Kesalahan teknik pembelaan :
i. Serangan yang sah dengan lintasan dengan serangan
yang benar, jika karena kesalahan teknik pembelaan
lawannya yang salah  (elakan yang menuju pada lintasan
serangan), tidak dinyatakan sebagai pelanggaran.
ii. Jika pesilat yang kena serangan tersebut cidera, maka
Wasit segera memanggil dokter. Jika dokter
memutuskan pesilat tersebut tidak fit, maka ia
dinyatakan kalah teknik.
iii. Jika pesilat yang kena serangan tersebut menurut dokter
fit dan tidak dapat segera bangkit, Wasit langsung
melakukan hitungan teknik.
e. Hukuman
Tahapan dan bentuk hukuman :
 Teguran.
i. Diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan
yang diulangi dalam babak yang sama setelah melalui 1
(satu) kali pembinaan.
ii. Teguran dapat diberikan langsung apabila pesilat
melakukan pelanggaran berat yang tidak menyebabkan
lawan cedera.
 Peringatan
Berlaku untuk seluruh babak pada pelanggaran berat terdiri atas:
i. Peringatan I
Diberikan bila pesilat :
 Melakukan pelanggaran berat yang mengakibatkan
kecederaaan kepada pihak lawan
 Mendapat tegoran yang ketiga akibat pelanggaran
ringan.

86
Setelah Peringatan I masih dapat diberikan tegoran terhadap
jenis  pelanggaran ringan yang lain dalam babak yang
sama.

ii. Peringatan II
Diberikan bila pesilat kembali melakukan satu lagi
pelanggaran berat   setelah peringatan I.
Setelah Peringatan II masih dapat diberikan tegoran
terhadap jenis   pelanggaran ringan yang lain dalam babak
yang sama.
iii. Peringatan  III
Diberikan bila pesilat kembali mendapat hukuman
peringatan setelah   peringatan II dan langsung dinyatakan
diskualifikasi. Peringatan III harus diperlihatkan oleh wasit.
iv. Diskualifikasi
Diberikan bila pesilat:
 Mendapat peringatan setelah peringatan II
 Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh
unsur-unsurkesengajaan dan bertentangan dengan
norma sportivitas.
 Melakukan pelanggaran berat dengan hukuman
peringatan I atau teguran I, namun lawan cedera dan
tidak dapat melanjutkan pertandingan atas keputusan
dokter pertandingan.
 Setelah penimbangan 15 menit sebelum pertandingan,
berat badannya tidak sesuai dengan kelas yang diikuti.
 Pesilat terkena Doping.
Pesilat yang gagal dalam test doping akan di
diskualifikasi.Medali, sertifikat, dan segala jenis

87
penghargaan harus dikembalikan kepada Panitia
Penyelenggara.
 Pesilat tidak dapat menunjukan surat keterangan sehat
sebelum pertandingan pertama (untuk seluruh kategori)
dimulai.
f. Penilaian
1. Ketentuan Nilai:

Nilai Prestasi Teknik

Nilai 1 Serangan dengan tangan yang masuk pada sasaran tanpa


terhalang.
Nilai 1+1 Berhasil menggagalkan serangan lawan, diikuti
dengan serangan balik dengan tangan.
Nilai 2 Serangan dengan kaki yang masuk pada sasaran tanpa
terhalang.
Nilai 1+2 Berhasil menggagalkan serangan lawan, diikuti
dengan serangan balik dengan kaki.
Nilai 3 Teknik serangan langsung yang berhasil menjatuhkan
lawan.
Nilai 1+3 Berhasil menangkap serangan lawan, diikuti
dengan keberhasilan menjatuhkan lawan.

2. Teknik Nilai. (Pemberian nilai)

Pemberian nilai hanya ada pada berikut:

a. Tangkisan/elakan/menahan yang disertai dengan serang


balik/balas yang sah.
b. Serangan dengan tangan yang sah
c. Serangan dengan kaki yang sah
88
d. Jatuhan yang sah.
e. Tangkisan/elakan/menahan  berhasilnya pesilat mengagalkan
serangan lawan dengan teknik- teknik pembelaan ini yang
segera diikuti dengan serangan balik yang masuk pada sasaran
seperti serangan dengan tangan, serangan dengan kaki atau
jatuhan yang diawali dengan tangkapan.

Catatan : Nilai  1 untuk tangkisan / elakan /menahan,


sedangkan serangan masuk dinilai sesuai dengan serangannya,
serangan tangan = nilai 1, serangan kaki = nilai 2,  jatuhan =
nilai 3

(Nilai tidak  diberikan untuk tangkisan/elakan/menahan apabia


tidak ada serangan balik)

f. Serangan tangan – segala bentuk serangan yang bertenaga,


mantap dan masuk pada sasaran.(Pukulan depan, sikuan)  nilai
1
g. Serangan kaki – segala bentuk serangan yang bertenaga,
mantap dan masuk pada sasaran (Tendangan depan/ belakang /
sabit )  nilai 2
h. Jatuhan – segala cara menjatuhkan lawan sehingga bahagian
tubuh (dari lutut keatas) menyentuh matras dengan persyaratan
berikut :  nilai 3
 Menggunakan teknik serangan langsung seperti sapuan/
ungkitan / guntingan /tangkapan dan buangan yang sah.
 Menangkap anggota tubuh lawan sebagai langkah
pembelaan semasa diserang dan menjatuhkan dengan
dorongan atau sapuan .
 Menjatuhkan lawan menggunakan teknik jatuhan dengan
cara tid

89
 ak ikut terjatuh
 Tangkapan atau pegangan dibenarkan berlaku selama 5
detik, sebelum Wasit memberhentikan pergelutan.
 Teknik sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan tidak boleh
didahului dengan menggumul tubuh lawan, tetapi dapat
dibantu dengan dorongan atau sentuhan.
 Serangan balas dibolehkan apabila usaha menjatuhkan
melalui teknik sapuan gagal. Lawan yang dapat
mengelakkan diri dari serangan boleh menyerang 1 kali
pada sasaran yang sah dalam tempo 1 detik dengan tidak
menggunakan berat badan. Nilai akan diberikan
berdasarkan pada teknik serangan balik yang digunakan
( Bagian belakang/ punggung tidak diperbolehkan ).
Serangan balas hanya berlaku pada teknik sapuan gagal,
untuk guntingan tidak diperbolehkan serangan balasan.
 Semua teknik jatuhan melalui tangkapan ( tanpa melihat
memunahkan serangan lawan atau tidak ) mempunyai
nilai 1+3. Jatuhan tanpa melalui tangkapan hanya
mempunyai nilai 3  (tiga) saja. Apabila juri tidak
memasukan nilai sesuai kriteria diatas, maka Dewan
Wasit Juri berhak memanggil juri untuk memperbaiki
nilai.
i. Lain-lain teknik dalam pertandingan.
Serangan bersamaan/serentak - usaha menjatuhkan yang
dilakukan oleh kedua pesilat secara bersamaan di mana
seorang atau kedua-dua pesilat terjatuh, jatuhan tersebut akan
dinilai seperti berikut:
 Jika salah satu tidak dapat bangkit akan diadakan hitungan
teknik

90
 Jika keduanya tidak segera bangkit, maka hitungan
diadakan untuk keduanya.
 Jika kedua-duanya gagal bangkit setelah hitungan 10,
kemenangan akan diberikan mengikut nilai yang telah
didapati.
 Jika berlaku pada awal babak, dimana nilai belum
diperolehi atau catatan nilai sama banyak, maka
penentuan kemenangan akan dibuat mengikut ketetapan
Bab II pasal 9 ayat 6.d.4.a2   (Tiada ulang tanding)
j. Jatuh sendiri -Jika pesilat terjatuh sendiri bukan karena
serangan lawan, jika tidak dapat bangkit, diberikan
kesempatan dalam waktu sepuluh hitungan (10 detik) dengan
hitungan. Jika tidak dapat melakukan pertandingan
dinyatakan kalah teknik.
k. Tangkapan
Tangkapan sebagai proses jatuhan dinyatakan gagal jika:
 Proses jatuhan lebih dari 5 ( lima ) detik atau terjadi seret
- menyeret atau gumul - \\menggumul.
 Ikut terjatuh waktu melakukan teknik jatuhan.
 Jika dalam proses tangkapan kaki, pesilat yang
ditangkap melakukan pegangan pada bahu dan pesilat
yang menangkap dapat menjatuhkan lawannya dalam
waktu 5 (lima) detik sebelum Wasit memberikan aba-aba
"BERHENTI", jatuhan dinyatakan sah.
 Jika rangkulan tersebut menyentuh leher, kepala atau
badan yang menyebabkan keduanya jatuh, pesilat yang
merangkul diberikan Teguran.
l. Jatuhan.

91
 Teknik jatuhan yang berakibat lawannya jatuh, yaitu jika
bagian tubuh menyentuh matras dari garis bidang
tanding kedalam, jatuhan dinyatakan sah. Artinya bila
pesilat jatuh diatas garis, jatuhan dinyatakan sah.
 Jika jatuhan berada di dalam bidang tanding  dan pesilat
menggeser keluar dari bidang tanding, jatuhan
dinyatakan sah.
 Serangan sah yang menyebabkan lawan jatuh tidak dapat
bangkit atau nanar yang dilakukan di dalam bidang
tanding dan bergeser keluar gelanggang, jatuhan
dinyatakan sah dan pesilat diberi kesempatan dalam
batas waktu 10 (sepuluh) detik untuk kembali
melakukan pertandingan (maka wasit melakukan
hitungan). Jika pesilat tidak dapat melanjutkan
pertandingan maka dinyatakan kalah mutlak.
 Serangan sah yang dilakukan didalam bidang tanding,
menyebabkan lawan jatuh diluar bidang tanding dan
tidak bangkit atau nanar, maka Wasit melakukan
hitungan hingga 10. Jika pesilat tidak dapat melanjutkan
pertandingan, maka pesilat bersangkutan dinyatakan
kalah teknik.
 Bila Lawan dapat melakukan antisipasi terhadap teknik
tangkapan (menahan, memegang, menarik kaki yang
tertangkap) atau melakukan serangan balik secara sah
(memukul, menggunting, dan lain-lain) sehingga lawan
yang menangkap jatuh, maka jatuhan dinyatakan sah.

3. Nilai hukuman
Pengurangan nilai hukuman  :

92
a. Nilai -1 (kurang 1) diberikan bila pesilat mendapat Teguran I
b. Nilai -2 ( kurang 2 ) diberikan bila pesilat mendapat
Teguran II
c. Nilai -5 ( kurang 5 ) diberikan bila pesilat mendapat
Peringatan I
d. Nilai -10 ( kurang 10 ) diberikan bila pesilat mendapat
Peringatan II

4. Penentuan Kemenangan
a. Menang angka
1. Bila jumlah Juri yang terbanyak menentukan menang atas
seorang pesilat lebih banyak dari pada lawan. Penentuan
kemenangan dilaksanakan oleh masing-masing Juri.
2. Bila terjadi hasil nilai yang sama maka pemenang
ditentukan berdasarkan urutan penilaian berikut:
i. Mendapat nilai hukuman yang rendah.
ii. Mendapat nilai teknik yang terbanyak mengikut
urutan berikut: nilai 1+3, 3, 1+2, 2, 1+1, 1.
iii. Tambahan satu babak penuh.
iv. Pesilat yang lebih ringan (mengikut timbangan
pada hasil timbang ulang, 15 menit sebelum
pertandingan)
v. Ketua Pertandingan membuat undian dengan
melempar coin / uang logam ke matras yang
disaksikan oleh Delegasi Teknis dan kedua-dua
pengurus pesilat.
3. Hasil penilaian Juri diumumkan pada papan nilai, setelah
babak terakhir / penentuan kemenangan selesai
dilaksanakan kecuali menggunakan penilaian dengan

93
sistem digital. (hasil penilaian sudah dapat langsung
terlihat di layar penilaian).
b. Menang Teknik
Pemenang diumumkan sebagai menang teknik jika:
1. Lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan atas
permintaan sendiri.
2. Keputusan Dokter Pertandingan.
Dokter Pertandingan diberi waktu maximum 120
(seratus dua puluh) detik untuk memutuskan apakah
Pesilat bersangkutan dinyatakan layak/mampu “fit” atau
Tidak layak/mampu “Unfit’ termasuk waktu perawatan.
3. Atas permintaan Pendamping Pesilat.
4. Atas keputusan Wasit (setelah mendapat hitungan
kesepuluh)
c. Menang Mutlak
Penentuan Menang Mutlak ialah bila lawan jatuh karena
serangan yang sah dan tidak dapat bangkit segera dan atau
nanar, maka setelah hitungan Wasit ke 10 dan tidak dapat
berdiri tegak dengan sikap pasang.
d. Menang  W.M.P
Wasit Menghentikan Pertandingan karena pertandingan tidak
seimbang.
e. Menang  Undur Diri
Lawan tidak muncul di gelanggang setelah mendapat
panggilan yang ketiga dengan interval selama 30 detik setiap
panggilan. Kecuali ada pemberitahuan dari Tim Manager
tentang pengunduran pesilat.
f. Menang Diskualifikasi :
1. Lawan mendapat Peringatan III setelah Peringatan II.

94
2. Lawan melakukan pelanggaran berat yang diberikan
hukuman langsung Diskualifikasi.
3. Melakukan pelanggaran yang mencederakan lawan
sehingga lawan  tidak dapat melanjutkan pertandingan
atas keputusan Dokter Pertandingan. Pesilat yang
menang Diskualifikasi karena keputusan Dokter
pertandingan, diperbolehkan bertanding untuk babak
selanjutnya jika mendapat ijin / rekomendasi dari Dokter
pertandingan sebelum pertandingan seterusnya.
4. Pada saat penimbangan berat badan tidak sesuai dengan
ketentuan kelas katogari tanding.
5. Pesilat tidak dapat menunjukkan surat keterangan
kesehatan sebelum pertandingan dimulai.

Pasal 10

Kategori Tunggal

1. Perlengkapan bertangding
a. Pakaian
Pakaian Pencak Silat model standar IPSI, warna bebas dan polos
(celana dan baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda).
Memakai ikat kepala (Jilbab bukan merupakan ikat kepala, tidak boleh
menutup muka, warna hendaklah hitam polos tidak boleh
bercorak)dan kain samping warna polos atau bercorak. Pilihan dan
kombinasi warna diserahkan kepada peserta. Boleh memakai lambang
daerah di dada sebelah kiri dan diperkenankan memakai lambang IPSI
di dada kanan, nama daerah di belakang baju.
b. Senjata

95
Untuk Usia Dini dan Pra remaja,  golok atau parang terbuat dari logam
atau kayu, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 20 cm
hingga 30 cm. Ukuran lebar 2 cm hingga 3.5 cm.
Tongkat/toya terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 100 cm
hingga 150 cm  dengan garis tengah 1.5 cm hingga 2.5 cm
Untuk Remaja, Dewasa dan Pendekar, golok atau parang terbuat dari
logam, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran antara 30 cm
hingga 40 cm dan ukuran lebar 2.5 cm hingga 4 cm.
Tongkat terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm
hingga 180 cm, dengan garis tengah 2.5 cm hingga 3.5 cm

2. Tahapan pertandingan
a. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (Tujuh) peserta maka
dipergunakan sistem pool.
b. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk
mendapatkan penilaian ditahap berikutnya. kecuali tahap pertandingan
berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat final adalah 3 ( tiga )
pemenang menurut urutan perolehan nilai dari tahapan pool
pertandingan sebelumnya.
c. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua
Pertandingan dan Dewan Juri  serta disampaikan kepada peserta dalam
Rapat Teknik.
d. Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Rapat
Teknik.  Cara pengundian sama ada manual dan atau Digital akan
ditentukan pada rapat teknik dengan cara voting.
e. Kategori Tunggal, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan
langsung babak Final.

3. Waktu pertandingan

96
Waktu pertandingan adalah 3 (tiga) menit.

4. Tatacara pertandingan
a. Permulaan pertandingan:
 Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua Pertandingan
melalui sebelah kanan Ketua Pertandingan.
 Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakan tugas.
 Mengambil tempat yang ditentukan.
b. Senjata yang telah diperiksa oleh Ketua Pertandingan diletak ditempat
senjata yang disediakan oleh panitia.
Pesilat/ pelatih  akan mengambil senjatanya tidak lama sebelum
peragaan ( setelah namanya diumumkan ). Hanya pesilat yang
diperbolehkan menempatkan senjata pada tempatnya didalam
gelanggang, pelatih tidak diperbolehkan. Setelah selesai peragaan tetap
pesilat yang membawa keluar senjatanya.
c. Peserta
 Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
 Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
 Hanya pesilat yang akan menempatkan senjata ditempatnya
( Pelatih tidak  diperbolehkan).
 Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar
kebelakang memberi hormat kepada  para Juri.
d. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri, Pengamat
Waktu dan Aparat Pertandingan lainnya agar bersiap untuk bertugas.

e. Penampilan
 Memperagakan salam Persilat.
 Gong dibunyikan sebagai tanda mulai.
 Peserta memulai peragaan dengan gerakan tangan kosong
97
 Bersenjatakan golok
 Bersenjatakan tongkat/toya.
 Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
f. Waktu peragaan berakhir
 Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua Pertandingan
dari titik tengah.
 Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
 Berjalan menurut etika.
g. Pengamat waktu
 Ketua Pertandingan akan memperhatikan/memastikan waktu
peragaan.
 Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3
menit.
 Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan (Bila
menggunakan digital, waktu peragaan akan terlihat dilayar).

5. Ketentuan bertanding
a. Aturan bertanding
 Peserta menampilkan Jurus Tunggal Baku selama 3 (tiga) menit
terdiri atas tangan kosong dan selanjutnya menggunakan senjata
golok / parang dan dilanjutkan dengan tongkat/toya. Toleransi
kelebihan atau kekurangan waktu adalah 10 (Sepuluh) detik untuk
usia dini, pra remaja dan pendekar. 5 (lima) detik untuk remaja dan
dewasa. Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang
diberikan akan dikenakan hukuman.
 Jurus Tunggal Baku diperagakan menurut urutan gerak, kebenaran
rincian teknik jurus tangan kosong dan bersenjata, irama gerak,
kemantapan dan penjiwaan yang ditetapkan untuk jurus ini.
98
 Bila pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya karena
kesalahannya, peragaan dihentikan oleh Ketua Pertandingan dan
pesilat yang bersangkutan dinyatakan Diskualifikasi.
 Mengeluarkan suara diperbolehkan.
b. Hukuman
 Pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena kesalahan
terdiri atas:
a. Faktor kesalahan dalam rincian gerakan dan jurus. Kurangan
nilai 1 (satu) setiap kali
i. melakukan kesalahan dalam rincian gerak
ii. kesalahan dalam rincian  gerak
iii. Setiap gerakan yang tertinggal (tidak ditampilkan)
iv. Sekiranya pesilat terlepas pegangan pada senjata,
namun senjata tidak jatuh ke matras, kurangan nilai 1
bagi setiap pergerakan yang salah atau tambahan pada
gerak.
b. Faktor waktu
Melebihi waktu toleransi sepuluh (10) hingga limabelas (15)
detik mendapat  kurangan  nilai 10 bagi  Usia Dini, Pra-
Remaja dan pendekar. Melebihi waktu toleransi  lima (5)
hingga sepuluh (10) detik mendapat kurangan nilai 10 bagi
Remaja dan Dewasa.
Apabila melebihi waktu toleransi ini peragaan di batalkan
dan diskualifikasi ( peragaan langsung diberhentikan )
c. Faktor lain-lain
i. Keluar dari gelanggang (10 m x 10 m) – kurang nilai 5
ii. Senjata terjatuh dari pegangan – kurangan nilai 5

99
iii. Memakai pakaian yang tidak mengikut ketetapan –
kurangan nilai 5 (memakai assesories, ikat kepala
dan/atau samping terlepas)
iv. Senjata patah atau terlepas dari gagangnya, tongkat
pecah atau patah akan di diskualifikasi. Peragaan
langsung dihentikan.
c. Keputusan lain-lain.
Dewan Juri berhak mengesahkan atau membatalkan hukuman.  Dimana
pengurangan nilai boleh disahkan sekiranya 3 dari 5 juri memberikan
pengurangan dan membatalkan pengurangan nilai jika hanya 2 atau 1
juri yang memberikan pengurangan nilai.
Apabila pertandingan tidak bisa dilanjutkan kerana sebab-sebab
berikut:
 Juri gagal melanjutkan (jatuh sakit/ cedera/ pingsan)
 Faktor teknikal (gangguan listrik/terjadi keributan)
 Faktor lain (bencana alam dan lain lain)
Maka ketua pertandingan akan menghentikan pertandingan dengan
ketentuan berikut:
i. Pesilat yang terlibat (selain nombor undian terakhir) akan
dibenarkan memulai peragaannya dari semula (dalam pool atau
tahap mana pertandingan diberhentikan) dengan juri yang sama,
setelah pesilat nomor undian terakhir menyelesaikan
peragaannya.
ii. Apabila ia melibatkan pesilat nomor undian terakhir, akan
dibenarkan memulai peragaannya dari semula, selambat-
lambatnya sepuluh (10) menit setelah teratasinya kendala non
teknis.
iii. Juri yang tidak bisa melaksanakan tugasnya akan diganti.

100
Pertandingan  tidak  bisa  dilanjutkan karena Juri tidak bisa
melaksanakan tugasnya akibat kecelakaan yang disebabkan oleh
Pesilat ( senjata lepas mengenai juri atau penonton ), maka pesilat
bersangkutan dinyatakan diskualifikasi, dan Ketua Pertandingan
mengganti juri yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan
Delegasi Teknik dan pertandingan dilanjutkan dengan nomor
undian berikutnya.
d. Undur Diri.
Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga kali ) pemanggilan
oleh Sekretaris Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk
memperagakan kategori Tunggal. Setiap pemanggilan dengan tenggang
waktu 30 detik.
e. Diskualifikasi.
 Penilaian terhadap peserta menjadi batal, bila setelah berakhirnya
penampilan didapati bahwa ada satu jurus yang tidak diperagakan
atau memperagakan urutan Jurus yang salah, oleh peserta.Dalam
hal ini peserta dikenakan hukuman diskualifikasi.
 Pesilat yang memakai pakaian dan atau senjata yang  menyimpang
dari   ketentuan pertandingan dinyatakan diskualifikasi (pakai T-
shirt atau tombak).
 Pesilat tidak dapat melanjutkan penampilannya, karena
kesalahannya sendiri.
 masalah – masalah  yang telah ditetapkan dalam 5.a.3, 5.b.1b ,
5.b.1c4 dan 5.c.3.
 Tidak dapat menunjukan surat keterangan kesehatan sebelum
pertandingan di   mulai.

6. Penilaian
Penilaian terdiri atas :

101
a. Nilai Kebenaran yang mencakup unsur:
 Kebenaran gerakan dalam setiap jurus.
 Kebenaran urutan gerakan.
 Kebenaran urutan jurus. 
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan jurus tunggal baku (100
gerakan ) dikurangi nilai kesalahan.
b. Nilai Kemantapan yang mencakup  unsur :
 Kemantapan gerak.
 Kemantapan irama gerak.
 Kemantapan penghayatan gerak.
 Kemantapan tenaga dan stamina.

Pemberian nilai antara 50 (lima puluh)  dengan  60  (enam puluh) 


angka yang dinilai secara total diantara keempat unsur Kemantapan.

7. Penentuan dan pengumuman pemenang


a. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk
penampilannya dari tiga (3) dari lima (5) juri.  Nilai yang  tertinggi
dan terendah dicoret.
b. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya akan dinilai mengikut
aturan berikut:
 Peserta dengan jumlah Nilai Kebenaran Teknik tertinggi dari 3
(tiga) juri seperti keputusan 7.a.
 Peserta yang mempunyai nilai kemantapan, penghayatan dan
stamina tertinggi dari 3 ( tiga ) juri seperti keputusan 7.a
 Peserta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil
mendekati kepada  ketepatan waktu 3 ( tiga ) menit.
 Peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
 Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi dengan
lambungancoin langsung ke matras, oleh Ketua Pertandingan
102
disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim Manajer
pesilat bersangkutan.
c. Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan
setelah para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada
setiap kategori.
Hasil Total perolehan nilai ditampilkan pada papan nilai bersamaan
dengan pengumuman perolehan nilai yang dilakukan oleh Ketua
Pertandingan kecuali dengan menggunakan system penilaian digital,
dimana perolehan nilai dari masing-masing juri dan total perolehan
nilainya sudah terlihat langsung di layar penilaian.

Pasal 11
Kategori Ganda
1. Perlengkapan bertanding
a. Pakaian
Pakaian Pencak Silat model standar IPSI warna bebas dan polos (celana
dan baju boleh dengan warna yang sama atau berbeda). Memakai ikat
kepala(Jilbab tidak boleh menutup muka, bukan merupakan ikat kepala,
warna hendaklah hitam polos tidak boleh bercorak) dan kain
samping warna polos atau bercorak. Pilihan dan kombinasi warna
diserahkan kepada peserta.  Warna pakaian, corak ikat kepala / kain
samping kedua pesilat kategori ganda boleh sama atau berbeda.
Boleh memakai badge badan induk di dada sebelah kiri serta
diperkenankan mamakai badge IPSI di dada kanan, nama daerah di
belakang baju.
b. Senjata :
 Jenis, ukuran dan jumlah senjata yang dipakai adalah seperti
berikut:
Senjata wajib: golok/parang dan toya ( tidak boleh kembar)

103
Senjata pilihan ( Wajib memilih satu dari pada senjata ini : Pisau,
Keris, Clurit dan Trisula ). Boleh kembar misal : 2 clurit , 2 pisau
dst.
Penggunaan senjata wajib dan senjata pilihan diberikan kebebasan
dalam urutan penggunaanya.
 Untuk Usia Dini dan Pra remaja,  golok atau parang terbuat dari
logam atau kayu, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran
panjang antara 20 cm hingga 30 cm, Ukuran lebar 2 cm hingga 3.5
cm.
Tongkat/ toya terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 100
cm hingga 150 cm  dengan garis tengah 1.5 cm hingga 2.5 cm
 Untuk Remaja, Dewasa dan Pendekar, golok atau parang terbuat
dari logam, tidak tajam dan tidak runcing dengan ukuran panjang
antara 30 cm hingga 40 cm dan ukuran lebar 2.5 cm hingga 4 cm.
Tongkat terbuat dari rotan dengan ukuran panjang antara 150 cm
hingga 180 cm, dengan garis tengah 2.5 cm hingga 3.5 cm 
 Senjata pilihan untuk Usia Dini dan Pra Remaja.
Pisau terbuat dari logam atau kayu, tidak tajam dan tidak runcing
dengan ukuran antara 10 cm s/d 15 cm.
Keris, clurit, trisula, terbuat dari logam atau kayu, tidak tajam  dan
tidak runcing dengan ukuran panjang antara 20 cm s/d 30 cm. 
 Untuk Remaja, Dewasa dan Pendekar.
Pisau terbuat dari logam, tidak tajam dan tidak runcing dengan
ukuran  antara 15 cm s/d 20 cm.
Keris, clurit, trisula, terbuat dari logam, tidak tajam dan tidak
runcing dengan ukuran panjang antara 30 cm s/d 40 cm.
 Penggunaan senjata pilihan boleh menggunakan satu atau dua
senjata dalam satu jenis ( senjata kembar ).Teknik penggunaan dan

104
jenis senjata pilihan bebas menurut aliran masing-masing ( senjata
boleh beradu ).
 Peragaan dimulai seperti berikut:
Diawali dengan menggunakan jurus tangan kosong, bebas
meneruskan.
Salah satu pesilat bersenjata, yang satu tangan kosong atau kedua
pesilat menggunakan senjata. Senjata kembar pada awalnya harus
digunakan oleh seorang saja untuk selanjutnya bisa berpindah satu
atau digunakan hanya satu saja. Berganti senjata dalam peragaan /
senjata beralih tangan.
Melepaskan/menjatuhkan senjata sesuai dengan deskripsi
peragaan.

2. Tahapan pertandingan
a. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (Tujuh) peserta maka
dipergunakan sistem pool.
b. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk
mendapatkan penilaian ditahap berikutnya. Kecuali tahap pertandingan
berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat final adalah 3 ( tiga )
pemenang menurut urutan perolehan nilai dari tahapan pool
pertandingan sebelumnya.
c. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua
Pertandingan dan Dewan Juri  serta disampaikan kepada peserta dalam
Rapat Teknik.
d. Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Rapat
Teknik.  Cara pengundian sama ada manual dan atau digital akan
ditentukan pada rapat teknik dengan cara voting.
e. Setiap kategori ganda, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan
langsung babak final.

105
3. Waktu pertandingan
Waktu pertandingan adalah 3 (tiga) menit.

4. Tatacara pertandingan
a. Permulaan pertandingan:
 Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua Pertandingan
melalui sebelah kanan Ketua Pertandingan.
 Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakankan tugas.
 Mengambil tempat yang ditentukan.
b. Senjata yang telah diperiksa oleh Ketua Pertandingan diletak ditempat
senjata yang disediakan oleh panitia. Pesilat/ pelatih  akan mengambil
senjatanya tidak lama sebelum peragaan ( setelah namanya
diumumkan). Hanya pesilat yang diperbolehkan menempatkan senjata
pada tempatnya didalam gelanggang, pelatih tidak diperbolehkan.
Setelah selesai peragaan tetap pesilat yang membawa keluar senjatanya.
c. Peserta
 Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
 Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang
 Pesilat yang akan menempatkan senjata ditempatnya  
 Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar
kebelakang memberi hormat pada Juri.
d. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri, Pengamat
waktu dan Aparat Pertandingan lainnya agar bersiap untuk bertugas.
e. Penampilan
 Menampilkan salam.
 Gong dibunyikan sebagai tanda dimulai, peserta memulai
peragaan.
 Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
106
f. Waktu peragaan berakhir
 Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua Pertandingan
dari titik tengah.
 Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
g. Pengamat waktu
 Ketua Pertandingan akan memperhatikan/ memastikan waktu
peragaan.
 Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3
menit.
 Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan. (Kecuali
memakai digital waktu ditampilkan pada layar).

5. Ketentuan bertandingan
a. Aturan bertanding
 Peserta menampilkan kekayaan teknik serang bela Pencak Silat
yang dimiliki      selama 3 (tiga) menit dengan tangan kosong dan
bersenjata.
Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 10 (Sepuluh)
detik untuk usia dini, pra remaja dan pendekar. 5 (lima) detik untuk
remaja dan dewasa.
Bila penampilan lebih dari batas toleransi waktu yang diberikan
akan dikenakan hukuman.
 Mengeluarkan suara diperbolehkan.

b. Hukuman
Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan karena kesalahan peserta terdiri
atas :
107
 Faktor waktu
Melebihi waktu toleransi, sepuluh (10) hingga lima belas (15) detik
mendapat kurangan  nilai 10 bagi  Usia Dini, Pra-Remaja dan
pendekar.
Melebihi waktu toleransi  lima (5) hingga sepuluh (10) detik
mendapat kurangan nilai 10 bagi Remaja dan Dewasa. Apabila
melebihi waktu toleransi ini peragaan di batalkan dan
diskualifikasi.
 Faktor lain-lain.
Pengurangan nilai 5 (lima ) dikenakan kepada peserta setiap kali
melakukan yang berikut:
i. Setiap kali keluar keluar dari gelanggang (10 m X 10 m).
ii. Setiap kali peserta, jatuh senjatanya diluar yang
ditentukan dalam deskripsi
iii. Peserta yang senjatanya tidak jatuh sesuai yang ditentukan
dalam deskripsi.
iv. Senjata yang ditetapkan jatuh (dalam deskripsi), jatuh
diluar gelanggang, dan pesilat keluar gelanggang untuk
mengambilnya (kerana akan digunakan semula).
v. Senjata rusak / patah.
vi. Memakai pakaian yang terdapat asesoriesnya.

Adapun  ikat kepala dan kain samping jatuh tidak


dikenakan hukuman pengurangan nilai.

 Undur Diri
Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga kali ) pemanggilan
oleh Sekretaris Pertandingan tidak memasuki gelanggang untuk
memperagakan kategori ganda. Setiap pemanggilan dengan tenggang
waktu 30 detik.
108
 Diskualifikasi
i. Pesilat yang memakai pakaian dan atau menggunakan senjata
(memakai T-shirt, Tombak) yang   menyimpang dari ketentuan
pertandingan dinyatakan diskualifikasi. 
ii. Diluar ketentuan waktu, yang ditetapkan dalam 5.b.1.i.
iii. Tanda diskualifikasi ketua pertandingan akan meniup peluit dan
akan memberhentikan pertandingan
iv. Tidak dapat menunjukan surat keterangan sehat sebelum
bertanding.

6. Penilaian
Penilaian terdiri atas :
 Nilai teknik serang bela.
Nilai teknik serang bela tangan kosong maupun bersenjata mencakup
penggunaan berbagai bentuk teknik serang bela dengan tangan dan
kaki, seperti : pukulan, tendangan, sapuan, jatuhan, tangkisan,
hindaran / elakan, tangkapan, kuncian dan lainnya.
Sasaran penilaian ditujukan kepada faktor :
i. Kualitas teknik serang bela baik tangan kosong maupun
bersenjata.
ii. kayaan bentuk teknik serang bela baik tangan kosong atau
bersenjata.
iii. Ketrampilan dan kreativitas teknik serang bela.
iv. Logika pelaksanaan teknik serang bela.
Pemberian nilai diantara 60 (Enam puluh) s/d 80 (delapan puluh) angka
yang dinilai secara  total diantara keempat unsur nilai teknik serang
bela.
 Nilai Kemantapan.

109
Nilai kemantapan terdiri atas faktor kemantapan, kekompakan,
keberanian kedua pesilat dalam penampilannya. Sasaran penilaian
ditujukan kepada faktor :
i. Kemantapan dan ketegasan gerak.
ii. Kekompakan / soliditas kedua pesilat.
iii. Keberanian memainkan senjata.
iv. Tenaga dan stamina.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh)  hingga  60  (enam puluh) 
angka yang dinilai secara total / total diantara keempat unsur
Kemantapan.
 Nilai penghayatan yang mencakup faktor.
i. Keserasian ekspresi penghayatan gerakan.
ii. Keserasian irama gerakan.
Pemberian nilai antara 50 (lima puluh) hingga  60  (enam puluh)  angka
yang dinilai secara total / total diantara kedua unsur penghayatan.

7. Penentuan dan pengumuman pemenang


a. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk
penampilannya dari tiga (3) dari lima (5) juri.  Nilai yang  tertinggi dan
terendah dicoret.
b. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya akan dinilai mengikut
aturan berikut :
i. Peserta dengan jumlah Nilai Teknik serang bela tertinggi dari 3
(tiga) juri                  seperti keputusan 7.a. ( tiga juri yang telah
masuk nilainya )
ii. Peserta yang mempunyai nilai kemantapan, kekompakan dan
keberanian tertinggi dari 3 ( tiga ) juri seperti keputusan 7.a
iii. Peserta yang mempunyai nilai penghayatan tertinggi dari 3
( tiga ) juri seperti keputusan 7.a

110
iv. Peserta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil
mendekati kepada  ketepatan waktu 3 ( tiga ) menit.
v. Peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
vi. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi dengan
lambungancoin langsung ke matras, oleh Ketua Pertandingan
disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim Manajer
pesilat bersangkutan.

Pasal 12
Kategori REGU
1. Perlengkapan bertanding
Pakaian :
HITAM dengan sabuk / bengkung warna putih lebar 10 cm yang dipakai
tanpa disimpul dan juga tidak terurai serta tanpa aksesoris. Pesilat wanita
yang berjilbab hendaklah berwarna hitam polos. ( tanpa aksesories dan
benda tajam lainnya, seperti : jarum, peniti,dsb )
Boleh memakai badge lambang badan induk organisasi di dada sebelah kiri
serta mamakai badge IPSI di dada kanan. Nama daerah di belakang baju.

2. Tahapan bertanding
a. Bila pertandingan diikuti oleh lebih dari 7 (Tujuh) peserta maka
dipergunakan sistem pool.
b. Tiga peraih nilai tertinggi dari setiap pool ditampilkan kembali untuk
mendapatkan penilaian ditahap berikutnya. kecuali tahap
pertandingan berikutnya adalah babak final. Peserta tingkat final
adalah 3 ( tiga ) pemenang menurut urutan perolehan nilai dari
tahapan pool pertandingan sebelumnya.

111
c. Jumlah pool ditetapkan oleh rapat antara Delegasi Teknik, Ketua
Pertandingan dan Dewan Juri  serta disampaikan kepada peserta
dalam Rapat Teknik.
d. Pembagian pool peserta dilakukan melalui undian dalam Rapat
Teknik.  Cara pengundian sama ada manual dan atau Digital akan
ditentukan pada rapat teknik dengan cara voting.
e. Kategori Regu, minimal harus diikuti oleh 2 (dua) peserta, dan
langsung babak Final.

3. Waktu pertandingan
Waktu penampilan adalah 3 ( tiga )  menit

4. Tatacara pertandingan
a. Permulaan pertandingan:
i. Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua Pertandingan
melalui sebelah kanan Ketua Pertandingan.
ii. Memberi hormat dan melapor untuk memulai tugas.
iii. Mengambil tempat yang ditentukan.
b. Peserta.
i. Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua Pertandingan.
ii. Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
iii. Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar
kebelakang memberi hormat pada  Juri.
c. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri, Pengamat
Waktu dan Aparat Pertandingan lainnya agar bersiap untuk bertugas.
d. Penampilan
i. Memperagakan salam Persilat.
ii. Gong dibunyikan sebagai tanda dimulai.
iii. Peserta melakukan peragaan.

112
iv. Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
e. Waktu peragaan berakhir
i. Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua
Pertandingan dari titik tengah.
ii. Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
f. Pengamat  waktu
i. Ketua Pertandingan akan memastikan waktu peragaan.
ii. Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu peragaan 3
menit.
iii. Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan.
(Kecuali memakai digital waktu ditampilkan pada layar)

5. Ketentuan bertanding
a. Aturan bertanding
 Peserta menampilkan Jurus Wajib Regu  selama 3 ( tiga ) menit.
Toleransi kelebihan atau kekurangan waktu adalah 10 (Sepuluh)
detik untuk usia dini, pra remaja dan pendekar, 5 (lima) detik untuk
remaja dan dewasa. Bila penampilan lebih dari batas toleransi
waktu yang diberikan akan dikenakan hukuman.
 Jurus Wajib Regu  diperagakan menurut urutan gerak dan
kebenaran teknik jurus, kekompakan irama gerakan, kemantapan
dan penjiwaaan  yang ditetapkan untuk jurus ini.
 Mengeluarkan suara diperbolehkan .
b. Hukuman
 Hukuman pengurangan nilai dijatuhkan kepada peserta karena
kesalahan terdiri atas  :
i. Faktor kesalahan dalam  jurus dan rincian gerakan.

113
 Pengurangan nilai 1 ( satu ) dikenakan kepada peserta
setiap kali melakukan gerakan yang salah, yaitu :
 Kesalahan dalam rincian gerak.
 Kesalahan urutan rincian gerak.
 Untuk setiap gerakan yang tertinggal (tidak
ditampilkan ).
 Setiap kali yang bersangkutan menampilkan gerakan
tidak kompak diantara peserta.
ii. Faktor waktu
Melebihi waktu toleransi sepuluh (10) hingga limabelas (15)
detik mendapat  kurangan  nilai 10 bagi  Usia Dini, Pra-
Remaja dan pendekar. Melebihi waktu toleransi  lima (5)
hingga sepuluh (10) detik mendapat kurangan nilai 10 bagi
Remaja dan Dewasa.Apabila melebihi waktu toleransi ini
peragaan di batalkan dan diskualifikasi.
iii. Faktor lain-lain.
 Pengurangan nilai 5 (lima) setiap kali pesilat keluar dari
gelanggang (10 m  X 10 m ), walaupun hanya satu kaki
keluar gelanggang.
 Pengurangan nilai 5 ( lima ) dikenakan kepada peserta 
yang memakai pakaian yang tidak sepenuhnya menurut
ketentuan yang berlaku.
 Undur Diri
Pesilat dinyatakan undur diri apabila setelah 3 (tiga
kali ) pemanggilan oleh Sekretaris Pertandingan tidak
memasuki gelanggang untuk memperagakan kategori
regu. Setiap pemanggilan dengan tenggang waktu 30
detik.
 Diskualifikasi

114
i. Pesilat yang tidak menampilkan salah satu
jurus dan atau memperagakan urutan jurus
yang salah
ii. Pesilat yang memakai pakaian yang
menyimpang dari ketentuan pertandingan
(Warna pakaian selain warna hitam, sabuk
selain warna putih dan lain-lain ).
iii. Hal yang ditetapkan dalam 5.b.ii.
iv. Tidak dapat menunjukan surat keterangan
kesehatan sebelum bertanding.

6. Penilaian
Penilaian terdiri atas :
a. Nilai Kebenaran yang mencakup unsur  :
 Kebenaran gerakan dalam setiap jurus
 Kebenaran urutan gerakan
 Kebenaran urutan jurus
Nilai diperhitungkan dari jumlah gerakan Jurus Wajib Regu (100
gerakan)  dikurangi nilai kesalahan.
b. Nilai kekompakan, kemantapan dan soliditas yang mencakup 
unsur :
 Kekompakan, kemantapan dan soliditas gerakan
 Keserasian irama gerak
 Kesamaan penghayatan gerak
 Tenaga dan stamina
Pemberian nilai antara 50 ( lima puluh )  s/d  60  ( enam puluh ) 
angka yang dinilai secara total diantara keempat unsur kekompakan
dan kemantapan.

115
7. Penentuan dan pengumuman pemenang
a. Pemenang adalah peserta yang mendapat nilai tertinggi untuk
penampilannya dari tiga (3) dari lima (5) juri.  Nilai yang  tertinggi dan
terendah dicoret.
b. Bila terdapat nilai yang sama, pemenangnya akan dinilai mengikut
aturan berikut:
i. Peserta dengan jumlah Nilai Kebenaran tertinggi dari 3 (tiga)
juri seperti keputusan 7.a.
ii. Peserta yang mempunyai nilai kekompakan,keserasian,
penghayatan,stamina tertinggi dari 3 ( tiga ) juri seperti
keputusan 7.a
iii. Peserta dengan waktu peragaan lebih atau kurang yang terkecil
mendekati kepada  ketepatan waktu 3 ( tiga ) menit.
iv. Peserta dengan jumlah nilai hukuman terkecil.
v. Bila nilai masih tetap sama, pemenangnya akan diundi dengan
melempar  coin langsung ke matras, oleh Ketua Pertandingan
disaksikan oleh Delegasi Teknik, Dewan Juri dan Tim
Manajer pesilat bersangkutan.
c. Pengumuman nilai perolehan peserta setiap kategori disampaikan
setelah para Juri menyelesaikan tugasnya menilai seluruh peserta pada
setiap kategori. Hasil total perolehan nilai ditampilkan pada papan nilai
bersamaan dengan pengumuman perolehan nilai yang dilakukan oleh
Ketua Pertandingan kecuali dengan menggunakan system penilaian
digital, dimana perolehan nilai dari masing-masing juri dan total
perolehan nilainya sudah terlihat langsung di layar penilaian.

Pasal 13
Pengajuan Keberatan

116
Pengajuan keberatan berlaku untuk semua kategori pertandingan dilakukan
dengan ketentuan tata cara sebagai berikut:
1. Tim Manajer bersangkutan diwajibkan menyampaikan keberatannya
dengan mengisi formulir yang tersedia pada Sekretaris Pertandingan.
Pengambilan formulir pengajuan keberatan untuk semua kategori  harus
dilakukan dalam waktu 10 menit dari pengumuman keputusan pemenang
dan formulir yang telah diisi dengan lengkap harus dikembalikan dalam
waktu 20 menit kepada Sekretaris Pertandingan dengan disertakan uang
protes sebanyak Rp.2.000.000,-       ( Dua Juta Rupiah ) tunai.
2. Dalam pengajuan keberatan harus dicantumkan uraian keberatannya dengan
jelas. Keputusan atas keberatan tersebut pada tingkat pertama diselesaikan
oleh Ketua Pertandingan bersama Dewan Wasit Juri, dan disampaikan
kepada Tim Manejer bersangkutan selambat-lambatnya 2 ( dua ) jam sejak
diterimanya pengajuan keberatan.
3. Bila keputusan tingkat pertama tetap tidak bisa diterima oleh yang
bersangkutan, maka yang bersangkutan dapat mengajukan banding.
Banding disampaikan dalam waktu 20 menit setelah putusan tingkat
pertama diserahkan kepada yang mengajukan keberatan.
4. Pengadil tingkat banding terdiri atas Delegasi Teknik sebagai Ketua dan
Ketua Pertandingan serta Dewan Wasit Juri sebagai anggota, yang akan
meninjau kembali masalahnya dan membuat  keputusan selambat-
lambatnya 3 (tiga) jam setelah anding diajukan. Keputusan pada tingkat
banding bersifat final.
5. Pengajuan keberatan hanya dapat diterima bila disampaikan atas dasar dan
cara yang sesuai dengan nilai budi luhur dan etika Pencak Silat.
6. Setiap pengajuan keberatan dikenakan biaya sebesar uang Rp.2.000.000,-
kecuali ditentukan lain oleh IPSI. Pemasukan uang yang berasal dari
pengajuan keberatan diserahkan kepada Ketua pertandingan melalui
Sekretaris Pertandingan dan dipergunakan untuk kepentingan Aparat

117
Pertandingan (Delegasi Teknik, Ketua Pertandingan, Dewan Wasit Juri,
Wasit dan Juri

Pasal 14
Rapat Teknik
1. Rapat Teknik wajib diselenggarakan sebelum pertandingan dimulai.
2. Rapat Teknik dipimpin oleh Ketua Pertandingan didampingi oleh Delegasi
Teknik dan/ atau Asisten Delegasi Teknik, Dewan Wasit Juri dan
Pimpinan / wakil dari panitia Pelaksana.
3. Dihadiri oleh Tim Manejer dan/atau pelatih kontingen peserta.
4. Acara Rapat Teknik pada dasarnya adalah penjelasan umum tentang
pelaksanaan pertandingan dan undian pertandingan.
5. Bila diperlukan panitia pertandingan dapat menyelenggarakan rapat
konsultasi dengan Tim Manejer sewaktu-waktu selama pertandingan
berlangsung.

118
Rangkuman
A. PERATURAN PERTANDINGAN
Penggolongan pertandingan Pencak Silat menurut umur dan jantina untuk
semua kategori terdiri atas :
a. Pertandingan Golongan USIA DINI untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 10 tahun dampai dengan 12 tahun.
b. Pertandingan Golongan PRA REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 12 tahun dampai dengan 14 tahun.
c. Pertandingan Golongan REMAJA untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 14 tahun dampai dengan 17 tahun.
d. Pertandingan Golongan DEWASA untuk Putra dan Putri, berumur
diatas 17 tahun dampai dengan 35 tahun.
e. Pertandingan Golongan MASTER-I untuk Putra dan Putri, berumur
lebih dari 35 tahun sampai 45 tahun (acara tersendiri).
f. Pertandingan Golongan MASTER-II untuk Putra dan Putri, berumur
lebih dari 45 tahun keatas (acara tersendiri).
B. KETENTUAN BERTANDING
1. Tata cara pertandingan kategori TANDING
a. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya
Wasit dan Juri ke gelanggang dari sebelah kanan Ketua
Pertandingan. Sebelum memasuki gelanggang Wasit Juri
memberi hormat dan melapor tentang akan dimulainya
pelaksanaan tugas kepada Ketua Pertandingan.
b. Sebelum pertandingan dimulai, Wasit akan memeriksa setiap
pesilat yang bertanding disudut masing-masing. Setiap pesilat
yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit,
memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian
memberi hormat kepada pendamping, Wasit dan Ketua
119
Pertandingan, Selanjutnya pesilat diwajibkan melakukan
rangkaian gerak jurus perguruan 5 (lima) sampai 10 (sepuluh)
gerakan kemudian kedua pesilat kembali mengambil tempat di
sudut yang telah ditentukan.
c. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat,
seterusnya kedua pesilat berjabatan tangan, memberi peringatan
tentang peraturan dan siap untuk memulai pertandingan.
d. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat
tangan kanan, Wasit memberi aba-aba kepada kedua pesilat
untuk memulai pertandingan.
e. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut
masing-masing.
f. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam
gelanggang kecuali atas permintaan Wasit.
g. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut
masing-masing atau wasit memanggil kedua pesilat pada saat
keputusan pemenang yang akan diumumkan dan  pemenang
diangkat tangannya oleh Wasit, dilanjutkan dengan memberi
hormat kepada Ketua Pertandingan.
h. Selesai pemberian hormat, kedua pesilat saling berjabatan tangan
dan meninggalkan gelanggang diikuti oleh Wasit dan para Juri
yang akan berkumpul dihadapan ketua pertandingan untuk
memberi hormat dan melaporkan berakhirnya pelaksanaan tugas
kepada Ketua Pertandingan. Wasit dan Juri, setelah melaporkan
meninggalkan gelanggang dari sebelah kiri meja Ketua
Pertandingan.
2. Tata cara pertandingan kategori TUNGGAL
d. Permulaan pertandingan:

120
 Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua
Pertandingan melalui sebelah kanan Ketua Pertandingan.
 Memberi hormat dan melapor untuk mulai melaksanakan
tugas.
 Mengambil tempat yang ditentukan.
e. Senjata yang telah diperiksa oleh Ketua Pertandingan diletak
ditempat senjata yang disediakan oleh panitia. Pesilat/ pelatih  akan
mengambil senjatanya tidak lama sebelum peragaan ( setelah
namanya diumumkan ). Hanya pesilat yang diperbolehkan
menempatkan senjata pada tempatnya didalam gelanggang, pelatih
tidak diperbolehkan. Setelah selesai peragaan tetap pesilat yang
membawa keluar senjatanya.
f. Peserta
 Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
 Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
 Hanya pesilat yang akan menempatkan senjata ditempatnya
( Pelatih tidak  diperbolehkan).
 Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar
kebelakang memberi hormat kepada  para Juri.
g. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri,
Pengamat Waktu dan Aparat Pertandingan lainnya agar bersiap
untuk bertugas.
e. Penampilan
 Memperagakan salam Persilat.
 Gong dibunyikan sebagai tanda mulai.
 Peserta memulai peragaan dengan gerakan tangan kosong
 Bersenjatakan golok
 Bersenjatakan tongkat/toya.
121
 Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
f. Waktu peragaan berakhir
 Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua
Pertandingan dari titik tengah.
 Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
 Berjalan menurut etika.
g. Pengamat waktu
 Ketua Pertandingan akan memperhatikan/memastikan
waktu peragaan.
 Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu
peragaan 3 menit.
 Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan
(Bila menggunakan digital, waktu peragaan akan terlihat
dilayar).
3. Tatacara pertandingan kategori GANDA
a. Permulaan pertandingan:
 Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua
Pertandingan melalui sebelah kanan Ketua Pertandingan.
 Memberi hormat dan melapor untuk mulai
melaksanakankan tugas.
 Mengambil tempat yang ditentukan.
b. Senjata yang telah diperiksa oleh Ketua Pertandingan diletak
ditempat senjata yang disediakan oleh panitia. Pesilat/ pelatih
akan mengambil senjatanya tidak lama sebelum peragaan
( setelah namanya diumumkan ). Hanya pesilat yang
diperbolehkan menempatkan senjata pada tempatnya didalam
gelanggang, pelatih tidak diperbolehkan. Setelah selesai peragaan
tetap pesilat yang membawa keluar senjatanya.
122
c. Peserta
 Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
 Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang
 Pesilat yang akan menempatkan senjata ditempatnya  
 Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar
kebelakang memberi hormat pada Juri.
d. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri,
Pengamat waktu dan Aparat Pertandingan lainnya agar bersiap
untuk bertugas.
e. Penampilan
 Menampilkan salam.
 Gong dibunyikan sebagai tanda dimulai, peserta memulai
peragaan.
 Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
f. Waktu peragaan berakhir
 Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua
Pertandingan dari titik tengah.
 Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
g. Pengamat waktu
 Ketua Pertandingan akan memperhatikan/ memastikan
waktu peragaan.
 Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu
peragaan 3 menit.
 Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan.
(Kecuali memakai digital waktu ditampilkan pada layar).
4. Tata cara pertandingan kategori REGU
a. Permulaan pertandingan:
123
 Para Juri masuk melapor bertugas kepada Ketua
Pertandingan melalui sebelah kanan Ketua Pertandingan.
 Memberi hormat dan melapor untuk memulai tugas.
 Mengambil tempat yang ditentukan.
b. Peserta.
 Memasuki gelanggang dari sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
 Berjalan mengikuti etika ke titik tengah gelanggang.
 Memberi hormat kepada Ketua Pertandingan dan berputar
kebelakang memberi hormat pada  Juri.
c. Ketua Pertandingan memberikan isyarat kepada para Juri,
Pengamat Waktu dan Aparat Pertandingan lainnya agar
bersiap untuk bertugas.
d. Penampilan
 Memperagakan salam Persilat.
 Gong dibunyikan sebagai tanda dimulai.
 Peserta melakukan peragaan.
 Gong dibunyikan sebagai tanda waktu peragaan selesai.
e. Waktu peragaan berakhir
 Pesilat memberi hormat kepada para Juri dan Ketua
Pertandingan dari titik tengah.
 Meninggalkan gelanggang dari arah sebelah kiri Ketua
Pertandingan.
f. Pengamat  waktu
 Ketua Pertandingan akan memastikan waktu peragaan.
 Pengamat waktu akan memastikan ketepatan waktu
peragaan 3 menit.
 Ketua pertandingan akan mengumumkan waktu peragaan.

124
(Kecuali memakai digital waktu ditampilkan pada layar)

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf a,b,c, d pada jawaban yang benar.
5. Ada berapa kategori dalam pertandingan pencak silat?
h. 1
i. 2
j. 3
k. 4
6. Berikut kategori dalam pertandingan pencak silat, kecuali
a. Tanding
b. Ganda
c. Beregu
d. Bersama
7. Berikut ini penggolongan pertandingan meurut usia dan jantina, kecuali
a. Dewasa
b. Master I
c. Master II
d. Master III
8. Sistem dan tahapan pertandingan adalah sebagai berikut, kecuali
a. Pertandingan menggunakan sistem gugur. Sistem-sistem lainnya boleh
ditentukan oleh IPSI bila perlu.
b. Tahapan pertandingan mulai dari penyisihan, seperempat final, semi
final dan final tergantung pada jumlah peserta pertandingan, berlaku
untuk semua kelas.
c. Setiap kelas diikuti minimal 2 (dua ) peserta
d. Pertandingan menggunakan sistem seded. Sistem-sistem lainnya boleh
ditentukan oleh IPSI bila perlu
9. Apakah warna pakaian yang dikenakan pesilat kategori tanding?

125
a. Hitam
b. Merah
c. Biru
d. Putih
10. Berapa gerakan yang dilakukan pesilat kategori tanding setelah melakukan
hormat kepada wasit dan dewan pertandingan?
a. 2-3 gerakan
b. 4-8 gerakan
c. 5-10 gerakan
d. Boleh tidak melakukan
11. Berapa menit perakaan untuk pertndingan kategori tunggal?
a. 2 menit
b. 3 menit
c. 4 menit
d. 5 menit
12. Berapa menit perakaan untuk pertndingan kategori ganda?
a. 2 menit
b. 3 menit
c. 4 menit
d. 5 menit
13. Berapa menit perakaan untuk pertndingan kategori tunggal?
a. 2 menit
b. 3 menit
c. 4 menit
d. 5 menit
14. Berikut tata cara pengajuan keberatan, kecuali
a. Tim Manajer bersangkutan diwajibkan menyampaikan keberatannya
dengan mengisi formulir yang tersedia pada Sekretaris Pertandingan

126
b. Dalam pengajuan keberatan harus dicantumkan uraian keberatannya
dengan jelas
c. Bila keputusan tingkat pertama tetap tidak bisa diterima oleh yang
bersangkutan, maka yang bersangkutan dapat mengajukan banding
d. Tim Manajer bersangkutan diwajibkan menyampaikan keberatannya
dengan mengisi formulir yang tersedia pada Ketua Pertandingan

127
DAFTAR RUJUKAN

Buanadjaja, Sidartanto.1993. Ilmu Silat Yang Hebat dan Ampuh. Solo : CV.
Aneka

Heryas, Rafiqah. 2017. Studi Tentang Pelaksanaan Olahraga Pencak Silat Di


IPSI Kota Bandar Lampung. SKRIPSI, (Online),
(http://digilib.unila.ac.id/26465/20/SKRIPSI%20TANPA%20%20BAB
%20PEMBAHASAN.pdf). Diakses pada tanggal 11 Oktober 2016.

Johansyah Lubis. 2004. Panduan Praktis Belajar Pencak Silat. Jakarta. PT. Raja
Grafindo Persada.

Kriswanto, Erwin Setyo. 2015. Sejarah dan Perkembangan Pencak Silat


Teknik-Teknik dalam Pencak Silat Pengetahuan Dasar Pertandingan
Pencak Silat. Yogyakarta: PT.PUSTAKA BARU.

Mulyana. 2013. Pendidikan Pencak Silat. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Paracella, Yoga Windu. 2006. Pusat pelatihan atlet olahraga pencak silat Jawa
Tengah. SKRIPSI, (Online),
(https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/7086/MTkxODk=/Pusat-
pelatihan-atlet-olahraga-pencak-silat-Jawa-Tengah-abstrak.pdf). Diakses
pada tanggal 11 Oktober 2017.

PB IPSI. 2012. Peraturan Pertandingan 2012. Tersedia pada


http://ipsi.or.id/peraturan-pertandingan/. Diakses pada tanggal 11 Oktober
2017.

Subroto, Joko. (1996). Dasar-Dasar Pencak Silat. Pekalongan: Gunung Mas.


CURRICULUM VITAE
(Daftar Riwayat Hidup)
DATA PRIBADI
Nama : Widhi Yunariswan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, : Ponorogo, 02 Juli
Tanggal Lahir 1998
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat lengkap : Jl. Branjangan No.8 Kelurahan Beduri Kecamatan
Ponorogo Kabupaten Ponorogo Jawa Timur
Telepon, HP : 08993264911
E-mail : widhiyunariswan6@gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


1. SDN 1 Beduri lulus tahun 2010
2. SMPN 2 Ponorogo lulus tahun 2013
3. SMKN 1 Jenangan lulus tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai