Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

PENGAJUAN LATIHAN
PENCAK SILAT
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
(PSHT)

PSHT RAYON REJOSHARI


RANTING SANANKULON
CABANG BLITAR
PUSAT MADIUN
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
(PSHT)
RAYON REJOSHARI RANTING SANANKULON CAB.BLITAR PUSAT MADIUN
Sekretariat : Dsn.Rejosari RT.02/ RW.09 Ds.Sumberingin Sanankulon Blitar

PROPOSAL
LATIHAN PENCAK SILAT (PSHT)

I. DASAR PEMIKIRAN
Pencak silat sebagai budaya asli bangsa Indonesia akhir-akhir ini terdesak oleh beladiri
dari negara asing. Oleh karena itu pencak silat perlu dilestarikan sebagai budaya asli
bangsa Indonesia.

II. TUJUAN
Dengan mengikuti pencak silat diharapkan :
1. Melestarikan budaya asli bangsa Indonesia.
2. Membentuk jiwa dan raga yang kuat.
3. Membentuk kepribadian yang kuat.
4. Sebagai jalur pembinaan seni
5. Sebagai jalur pembinaan olahraga
6. Sebagai jalur pembinaan bela diri
7. Sebagai jalur pembinaan kebatinan

III. MATERI LATIHAN


Materi Persaudaraan Setia Hati Terate (Panca Dasar) adalah materi Pencak silat yang
ada dan diberikan kepada siswa PSHT. Meskipun demikian bukan siswa saja yang harus
mempelajari dan memahami apa sebenarnya makna yang terkandung dalam materi
Persaudaraan Setia Hati Terate atau Lima Panca Dasar PSHT.
Berikut Adalah penjelasan dan makna dari pada Materi pelajaran bagi siswa
Persaudaraan Setia Hati Terate yang terdiri terdiri dari :
1. Persaudaraan
2. Olah raga
3. Bela diri
4. Kesenian
5. Kerohanian
IV. PENANGGUNG JAWAB LATIHAN
Koordinator : Dodi Kurnia
Wakil Koordinator : M. Syaifuddin Zuhri
Anggota : 1. Gian Riko Pujiantoro
2. Hanik Alfi Munaawaroh
3. Marcela Delvitron Maharani
4. Nur Safika
5. Hantar
6. Rosit
7. Niki
8. Ali Sundoko

V. WAKTU LATIHAN
Untuk Siswa Polos/ Baru Setiap Hari Minggu dan Rabu Pukul 19.30 s/d 21.30 WIB/
(Menyesuaikan)

VI. TEMPAT LATIHAN


Halaman Balai Desa Sumberingin

VII. PESERTA
Lingkungan Desa Sumberingin dan sekitarnya

VIII.PENUTUP
Demikian proposal yang kami buat.Besar harapan kami agar Kepala Desamenyetujui
pembukaan rayon baru kami.

Mengetahui : Sumberingin, 29 September 2021


Ketua PSHT Ranting Sanankulon Koordinator Latihan,

Septian Bayu Nugroho Dodi Kurnia


Lampiran :
1. Sejarah PSHT(PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE)
Untuk mengetahui apa yang mungkin terjadi nanti alangkah bijaksananya apabila
kita mau mempelajari dan mengerti apa yang sekarang sedang berlangsung. Sedangkan
untuk mengerti apa yang sekarang sedang berlangsung, ada baiknya apabila kita mau
mempelajari kejadian – kejadian yang baru saja berlangsung, akan tetapi juga kejadian
yang sudah silam. Demikian juga bila kita ingin menulis sejarah Persaudaraan Setia Hati
Terate yang mencakup satu masa yang lamanya lebih dari pada setengah abad, dapatlah
dipertanggung jawabkan sepenuhnya apabila kita menengok jauh lebih ke belakang lagi
dari pada masa yang ingin kita teropong itu yaitu zaman dari “Ki Ngabehi Soerodiwirjo”
yang merupakan guru dari “KI HADJAR HARDJO OETOMO” Pendiri Persaudaraan
Setia Hati Terate.

Sejarah Persaudaraan Setia Hati


Pada tahun 1903, bertempat di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya, Ki
Ngabehi Soerodiwirjo membentuk perkumpulan yang anggota keluarganya disebut
“Sedoeloer Tunggal Ketjer”, sedangkan permainan pencak silatnya disebut “Djojo
Gendilo”Tahun 1912, Ki Ngabehi Surodiwirjo berhenti bekerja karena merasa kecewa
disebabkan seringkali atasannya tidak meneBLITAR janji. Selain itu suasana mulai tidak
menyenangkan karena pemerintah Hindia Belanda menaruh curiga; mengingat beliau
pernah melempar seorang pelaut Belanda ke sungai dan beliau telah membentuk
perkumpulan pencak silat sebagai alat pembela diri, ditambah pula beliau adalah seorang
pemberani, Pemerintah Hindia Belanda mulai khawatir, beliau akan mampu membentuk
kekuatan bangsa Indonesia dan menentang mereka. Setelah keluar dari pekerjaannya,
beliau pergi ke Tegal.
Tahun 1914, Ki Ngabehi Surodiwirjo kembali ke Surabaya dan bekerja di
Djawatan Kereta Api Kalimas, dan tahun 1915 pindah ke bengkel Kereta Api Madiun.
Disini beliau mengaktifkan lagi Persaudaraan yang telah dibentuk di Surabaya, yaitu
“Sedoeloer Tunggal Ketjer”, hanya pencak silatnya sekarang disebut “Djojo Gendilo
Tjipto Muljo”. Sedangkan pada tahun 1917, nama – nama tersebut disesuaikan denngan
keadaan zaman diganti menjadi nama “Persaudaraan Setia Hati”

Ki Hadjar Hardjo Oetomo


Salah satu murid Ki Ngabehi Soerodiwirjo yang militan dan cukup tangguh, yaitu
Ki Hadjar Hardjo Oetomo mempunyai pendapat perlunya suatu organisasi untuk mengatur
dan menertibkan personil maupun materi pelajaran Setia Hati, untuk itu beliau memohon
doa restu kepada Ki Ngabehi Surodiwirjo. Ki Ngabehi Soerodiwirjo memberi doa restu
atas maksud tersebut., karena menurut pendapat beliau hal – hal seperti itu adalah tugas
dan kewajiban anak muridnya, sedangkan tugas beliau hanyalah “menurunkan ilmu SH”.
Selain itu Ki Ngabehi Surodiwirjo berpesan kepada Ki Hadjar Hardjo Oetomo agar jangan
memakai nama SH dahulu.
Setelah mendapat ijin dari Ki Ngabehi Surodiwirjo, Ki Hadjar Hardjo Oetomo
pada tahun 1922 mengembangkan ilmu SH dengan nama Pencak Silat Club (P. S.
C).Karena Ki Hadjar Hardjo Oetomo adalah orang SH, dan ilmu yang diajarkan adalah
ilmu SH, maka lama – kelamaan beliau merasa kurang sreg mengembangkan ilmu SH
dengan memakai nama lain, bukan nama SH. Kembali beliau menghadap Ki Ngabehi
Surodiwirjo menyampaikan uneg – unegnya tersebut dan sekalian mohon untuk
diperkenankan memakai nama SH dalam perguruannya. Oleh Ki Ngabehi Surodiwirjo
maksud beliau direstui, dengan pesan jangan memakai nama SH saja, agar ada bedanya.
Maka Pencak Silat Club oleh Ki Hadjar Hardjo Oetomo diganti dengan nama “SETIA
HATI MUDA” (S. H. M).

Peranan Ki Hadjar Hardjo Oetomo Sebagai Perintis Kemerdekaan


Ki Hadjar Hardjo Oetomo mengembangkan ilmu SH di beberapa perguruan yang
ada pada waktu antara lain perguruan Taman Siswo, Perguruan Boedi Oetomo dan lain –
lain. Dalam mengajarkan ilmu SH beliau diantaranya adalah menamakan suatu sikap
hidup, ialah “kita tidak mau menindas orang lain dan tidak mau ditindas oleh orang lain”.
Walaupun pada waktu itu setiap mengadakan latihan tidak bisa berjalan lancar, karena
apabila ada patroli Belanda lewat mereka segera bersembunyi; tetapi dengan dasar sikap
hidup tersebut murid – murid beliau akhirnya menjadi pendekar – pendekar bangsa yang
gagah berani dan menentang penjajah kolonialisme Belanda. Dibandingkan keadaan
latihan masa lalu yang berbeda dengan keadaan latihan saat ini, seharusnya murid – murid
SH lebih baik mutu dan segalanya dari pada murid – murid SH yang lalu. Melihat sepak
terjang murid – murid Ki Hadjar Hardjo Oetomo yang dipandang cukup membahayakan,
maka Belanda segera menangkap Ki Hadjar Hardjo Oetomo bersama beberapa orang
muridnya, dan selanjutnya dibuang ke Digul. Pembuangan Ki Hadjar Hadjo Oetomo ke
Digul berlangsung sampai dua kali, karena tidak jera – jeranya beliau mengobarkan
semangat perlawanan menentang penjajah.
Selain membuang Ki Hadjar hardjo Oetomo ke Digul, Pemerintah Hindia Belanda
yang terkenal dengan caranya yang licik telah berusaha memolitisir SH Muda dengan
menjuluki SHM bukan SH Muda, melainkan SH Merah; Merah disini maksudnya adalah
Komunis. Dengan demikian pemerintah Belanda berusaha menyudutkan SH dengan
harapan SH ditakuti dan dibenci oleh masyarakat dan bangsa Indonesia. Menanggapi
sikap penjajah Belanda yang memolitisir nama SH Muda dengan nama SH Merah, maka
Ki Hadjar Hardjo Oetomo segera merubah nama SH Muda menjadi “Persaudaan Setia
Hati Terate” dan oleh salah satu pendekar SH Bp.Soetomo Mangkudjojo SH dirubah
menjadi sebuah Organisasi, bukan perguruan lagi hingga sampai sekarang ini.
Melihat jasa – jasa Ki Hadjar Hardjo Oetomo tersebut, maka pemerintah Indonesia
mengakui beliau sebagai “Pahlawan Perintis Kemerdekaan” , dan memberikan uang
pensiun setiap bulan sebesar Rp. 50.000,00 yang diterimakan kepada isteri beliau semasa
masih hidup.Setelah meninggal dunia, beliau dimakamkan di makam “Pilangbango”, yang
terletak di sebelah Timur Kotamadya Madiun, dari Terminal Madiun menuju ke arah
Timur. Beliau mempunyai 2 (dua) orang putra, yaitu seorang putri yang diperisteri oleh
bapak Gunawan, dan Seorang putra yang bernama bapak “Harsono” sekarang
berkediaman di jalan Pemuda no. 17 Surabaya. Ibu Hardjo Oetomo meninggal pada bulan
September 1986 di tempat kediamannya, di desa Pilangbango Madiun.
Rumah beliau, oleh Bapak Harsono dihibahkan kepada Persaudaraan Setia Hati
Terate pada akhir tahun 1987 dengan harga Rp. 12,5 juta. Rencana Pengurus Pusat, bekas
rumah kediaman pendiri Persaudaraan SH Terate tersebut akan dipugar menjadi “Museum
SH Terate” agar generasi penerus bisa menyaksikan peninggalan pendahulu – pendahulu
kita sejak berdiri sampai dengan perkembangannya saat ini.

2. Materi Latihan
Materi dalam Persaudaraan Setia Hati Terate meliput:
1. Pembinaan Inti, terdiri dari Senam Dasar, Pelajaran Dasar, Jurus, Pasang, Pelepasan
Kuncian, Belaan Belati, Senam Toya dan Jurus Toya.
2. Pembinaan Teknik dan Taktik, terdiri dari Pola Langkah, Pola sambut, Penggunaan
Pasang dan Sambung.
3. Pembinaan Fisik
4. Pembinaan Ke-SH-an
5. Pembinaan Pernafasan
Senam Dasar
a. Pengertian
Senam Dasar yang diciptakan Bpk, Irsyad (Alm) adalah gerakan-gerakan yang disusun
berurutan sebanyak 90 macam dan dilakukan di tempat (tidak melangkah atau berjalan).
b. Tujuan
 Melatih dasar gerakan jurus
 Membentuk otot-otot besar/kecil untuk menunjang melakukan gerakan dengan baik
dan benar
 Melatih terbentuknya sikap koordinasi
 Pembentukan sikap yang benar (sikap kuda-kuda, tubuh dan tangan)
 Pembentukan gerakan yang benar (arah, lintasan)
 Koordinasi sikap
c. Pelaksanaan
 Kesalahan harus segera dibetulkan
 Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat ke cepat dan mendadak
 Aba-aba pelan/lambat untuk membentuk unsur fisik (keseimbangan dan ketahanan)
 Merangkaikan beberapa gerakan (menjadi senam beregu atau senam massal)

2.1.2 Pelajaran Dasar


a. Pengertian
adalah pengenalan dasar-dasar gerakan pencak silat (serang-bela) antara lain:
1). Belaan: pembuangan-tangkisan-hindaran/elakan-pelepasan kuncian-tangkapan
Belaan adalah suatu usaha mempertahanka diri yang dilakukan baik dengan tangan
maupun kaki sewaktu menerima serangan.
Macam-macam belaan antara lain:
a). Pembuangan:
Pembuangan adalah teknik belaan yang dilakukan dalam keadaan memaksa dengan
jalan membuang tenaga serangan lawan.
b). Tangkisan
Tangkisan adalah teknik belaan dengan cara mengadakan kontak langsung
(benturan) terhadap serangan lawan, dengan jalan membendung atau mengalihkan
serangan. Berbagai posisi dalam menangkis dapat dilakukan, baik dengan
melangkah maupun diam di tempat, dengan memperhitungkan posisi terbaik atau
menguntungkan untuk melakukan serangan balasan yang cepat. Yang perlu
diperhatika dalam tangkisan adalah koordinasi antara sikap kuda-kuda, sikap tubuh
dan sikap tangan.
Adapun tangkisan terdiri dari dua macam, yaitu:
- Tangkisan (benturan) dengan tangan
- Tangkisan (benturan) dengan kaki
c). Hindaran/elakan
Hindaran/elakan adalah teknik belaan dengan cara memindahkan sasaran dari
lintasan serangan.
Teknik elakan dapat dilakukan dengan cara:
- Melangkah dengan satu kaki
- Di tempat
- Memindahkan dua kaki
Elakan yang baik adalah dapat menghindarkan serangan dan dapat melakukan
gerakan lanjuta (pola sambut) dengan baik).
d). Pelepasan Kuncian
Pelepasan kuncian adalah usaha untuk melepaskan diri dari tangkapan lawan,
dilakukan dengan cara menggunakan satu tangan atau dua tangan.
2). Serangan
a). dengan tangan: pukulan-colokan-tebasan-sodokan-sikutan-kuncian
b). dengan kaki: tendangan-dengkulan-menjatuhkan (serampang, ungkit, sapu)
Macam-macam serangan yanga dapat dilakukan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a). Serangan dengan tangan
serangan dengan tangan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu
mengepal, terbuka dan terbuka sebagian dengan memperhatikan lintasan
serangan.
Lintasan serangan:
- ke depan lurus
- dari samping
- dari bawah
Macam-macam serangan dengan tangan antara lain:
- pukulan - sikutan
- colokan - kuncian
- tebasan - tangkapan
- sodokan

b). Serangan dengan kaki


seperti pada serangan tangan, serangan dengan kaki juga memperhatikan unsur-
unsur teknik tersebut di atas untuk mengembangkan teknik yang benar. Untuk
memantapkan serangan kaki perlu diperhatikan cara melatih kekuatan dan
keseimbangan kaki tumpu pada waktu melakukan tendangan dan sikap tubuh
serta sikap tangan yang baik, sehingga teknik tendangan menjadi baik dan dapat
melakukan sikap atau tindakan berikutnya setelah melakukan tendangan.
Adapun macam-macam serangan kaki adalah:
1). Tendangan
Sikap awal menendang perlu dilatih dari berbagai sikap dan posisi.
Macam tendangan adalah:
- tendangan ke arah depan (A, T)
- tendangan dari samping (C, Sirkel)
- tendangan belakang (B)
2). Dengkulan
Dengkulan dilakukan apabila jarak/jangkauan lawan sudah terlalu dekat.
3). Serkel
4). Menjatuhkan
Menjatuhkan dilakukan dengan cara: sapuan, ungkitan, kaitan dan guntingan.
Teknik jatuhan dapat dilakukan dengan cara:
(1). Meniadakan keseimbangan kaki tumpu (sapuan, ungkitan, kaitan dan
guntingan)
(2). Meniadakan keseimbangan dengan didahului tangkapan.
b. Tujuan:
- Melatih dasar-dasar melakukan serangan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih dasar-dasar melakukan belaan dengan tangan dan kaki secara benar.
- Melatih pembentukan sikap yang benar.
c. Pelaksanaan:
- Kesalahan harus segera dibetulkan
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Merangkaikan beberapa gerakan serangan (colok-tendangan-menjatuhkan)
- Merangkaikan beberapa gerakan belaan (tangkis-hindar)
- merangkaikan beberapa gerakan bela dan serang tangkis-pukul-tendang.

2.1.3 Jurus
a. Pengertian:
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencat silat (pasang-serang-bela) sebanyak 36 (tiga
puluh enam) yang dilaksankan sambil melangkah.
b. Tujuan:
- Melatih mengembangkan suatu pola permainan pencak silat
- Menumbuhkan pengertian permainan secara teratur
- Menguasai dan meyakini teknik yang dimiliki.

c. Pelaksanaan:
- Sama dengan pembinaan senam
- Penjelasan unsur-unsur belaan dan serangan (teknik) pada masing-masing jurus.
- Penjelasan pola langkah sesuai dengan tingkatannya tentang cara berpindah dari satu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan kaidah pencak silat PSHT
- Pemberian aba-aba:
~ Pelan dan teratur (untuk pemahaman dan pembentukan sikap dan teknik yang benar)
~ ditingkatkan dengan cepat dan pendadakan untuk merangsang gerak cepat dan bertenaga
~ ditingkatkan dengan memberi aba-aba satu hitungan
- Kesalahan segera dibetulkan
- Melatih menggunakan jurus secara berpasangan (2A >< 2B)
- Melatih menggunakan pasangan minimal dua gerakan untuk satu pasang dengan peningkatan
atau tambahan macam penggunaan pasang di tingkat atasnya.
Contoh:
- Polos: penggunaan pasang 4 dua macam
- Jambon: penggunaan pasang 4 empat macam
- Hijau: penggunaan pasang 4 dua macam
- Putih: penggunaan pasang 4 dua macam
- Melatih penggunaan pasangan sampai siswa hafal dan menguasai.

2.1.4 Pasang
a. Pengertian
adalah suatu sikap gerak lemah lembut gagah berwibawa dan terbuka yang merupakan perangkap
agar lawan mau menyerang, tetapi disertai kesiapan untuk melakukan belaan dilanjutkan serangan
masuk.
b. Tujuan:
- Melatih menyiapkan kondisi siap menyerang dan siap diserang
- Melatih meyakini jurus

c. Pelaksanaan:
- melatih perpindahan gerak dari satu gerak ke gerak lain dengan menggunakan pasang berlainan
- penggunaan pasamg masing-masing jurus

2.1.5 Pelepasan Kuncian


a. Pengertian:
adalah suatu teknik untuk melepaskan kuncian lawan dilanjutkan dengan gerakan mengunci lawan
b. Tujuan:
- Melatih mengambil bagian-bagian tubuh lawan yang lemah
- Melatih memanfaatkan bagiantubuh sendiri untuk menyerang lawan
c. Pelaksanaan:
Melatih ketepatan dan kecepatan gerak disertai tenaga

2.1.6 Belaan Belati


a. Pengertian:
adalah suatu teknik untuk menerima serangan belati dengan tangan kosong
b. Tujuan:
Melatih keberanian menghadapi lawan bersenjata
c. Pelaksanaan:
Melatih kecepatan dan ketepatan gerak disertai tenaga.
2.1.7 Senam Toya
a. Pengertian:
adalah suatu gerakan serang bela menggunakan toya yang dilakukan di tempat
b. Tujuan:
- melatih dasar gerakan jurus toya
- melatih sikap koordinasi yang benar antara sikap tangan memegang toya dengan tubuh dan kuda-
kuda kaki
- melatih gerak memegang toya dengan benar
c. Pelaksanaan:
- Pemberian aba-aba dari lambat, teratur, meningkat menjadi cepat dan mendadak
- Kesalahan segera dibetulkan

2.1.8 Jurus Toya


a. Pengertian:
adalah suatu rangkaian gerakan teknik pencak silat dengan menggunakan toya yang dilaksanakan
sambil melangkah.
b. Tujuan dan Pelaksanaan
sama dengan jurus
Dalam PSHT ada materi teknik yang sudah di bakukan melalui Musyawarah besar
Persaudaraan Setia Hati Terate . Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan adanya
sedikit perbedaan antara cabang satu dengan yang lain atau antara komisariat mengenai
cara pemberian materi dan materi itu sendiri , pada dasarnya materi yg selalu di berikhan :
 Jurus 1 – 35 dan baru di kasih 1 jurus kunci setelah di syahkan jadi totaal 36 ( warga
eerste trap )
 Senam 1- 90
 Jurus Toyak 1 – 15
 Senam Toyak 1- 25
 Belati 1-16
 Pola langkah
 Krippen.
 Ke -SH-an.

3. Tingkatan Siswa
Tingkatan siswa dalam PSHT :
1. Sabuk Polos
2. Sabuk Jambon
3. Sabuk Hijau
4. Sabuk Putih
Tingakatan warga dalam PSHT ada 3 :
1. Warga tingkat I / de eerte trap
2. Warga tingkat II / de tweede trap
3. Warga tingkat III / de derde trap ( Saat ini Cuma ada 1 warga Tk.III yaitu pusat PSHT
di Madiun)
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
(PSHT)
RAYON REJOSARI RANTING SANANKULON CAB. BLITAR PUSAT MADIUN
Sekretariat : Dsn.Rejosari RT.02/ RW.09 Ds.Sumberingin Sanankulon Blitar

Nomor : 001/PSHT.KSN/IX/21 Rejosari, 29 September 2021


Lamp. : 1 Bendel
Hal : Pengajuan Proposal

Yth. Kepala Desa Sumberingin


Di
Tempat

Dengan hormat
Dalam rangka melestarikan budaya asli bangsa Indonesia yang berupa pencak silat,maka kami
bermaksud untuk mengadakan latihan pencak silat di Desa yang Bapak pimpin. Sebagai bahan
pertimbangan kami melampirkan proposal kegiatan yang terlampir di bawah ini. Dengan
proposal tersebut kami berikan sedikit gambaran tentang sejarah dan ajaran pencak silat kami,
dengan harapan Bapak memberikan izin kami mengadakan kegiatan di atas.

Demikian pengajuan proposal kami,atas perhatian Bapak kami sampaikan terima kasih.

Mengetahui : Sumberingin, 29 September 2021


Ketua PSHT Ranting Sanankulon Koordinator Latihan,

Septian Bayu Nugroho Dodi Kurnia

Kepala Desa Sumberingin

JAKA WALUYA
Tembusan:
1.Kepala Desa Sumberingin
2 Ketua RW
3.Ketua RT
SUSUNAN PENGURUS DAN PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN

PSHT RAYON REJOSHARI SANANKULON BLITAR

Pelindung : PSHT Pusat Madiun

Penanggung Jawab : PSHT Cabang Blitar

Penasehat : Ketua Ranting Sanankulon

Koordinator Rayon : Dodi Kurnia

Wakil Koordinator : M.Syaifuddin Zuhri

Sekretaris : Gian Riko Pujiantoro

Bendahara : Nur safika

Bidang Umum : M. David

Bidang Hub./ Pengabdian Masyarakat : Gian Riko Pujiantoro

Bidang Pembinaan Organisasi : Farid Fahreza Kurniawan

Teknik Pencak Silat : Niki Agus Aditiya

Teknik Beladiri Praktis : Niki Agus Aditiya

Bidang Ajaran Luhur : Dodi Kurnia

Bidang Pemberdayaan Anggota : Marcela Delvitron

Bidang Prestasi dan Kepelatihan : M. Syaifuddin Zuhri, Niki Agus Aditya,

Ali Sundoko, Hanik Alfi Munaawaroh,

Dodi Kurnia, dan Gian Riko Pujiantoro.

Anda mungkin juga menyukai