Anda di halaman 1dari 23

GPJI Vol (No) (Tahun)

Gelanggang Pendidikan Jasmani Indonesia


http://journal2.um.ac.id/index.php/jpj

SURVEI PENGELOLAAN LATIHAN EKSTRAKULIKULER


PENCAKSILAT DI SMKN 2 PONOROGO

Widhi Yunariswan
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang
e-mail: widhiyunariswan6@gmail.com

Abstrak
Salah satu program ektrakulikuler yang ada di SMKN 2 PONOROGO adalah pencak silat.
Ekstrakulikuler pencak silat sudah lama dijalankan, tetapi belum banyak prestasi yang diraih dari
even-even yang sudah ada. Peneliti berusaha mencari tahu permasalahan yang ada pada pengelolaan
latihan ekstrakulikuler pencak silat. Intrumen dalam melakukan penelitian ini adalah berupa observasi
tentang permasalahan yang terjadi, angket dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai
pengelolaan latihan, Pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak silat SMKN 2 POMOROGO masih
kurang baik karena masih terdapat banyak permasalahan dari pengelolaan latihan ekstrakulikuler
pencak silat

Kata Kunci: Pengelolaan, ekstrakulikuler, pencak silat.


Abstract
One of the extracurricular programs in PONOROGO 2 VOCATIONAL SCHOOL is pencak silat.
Pencak Silat extracurricular activities have long been carried out, but there have not been many
achievements from existing events. The researcher tried to find out the problems that existed in the
management of martial arts extracurricular exercises. The instruments in conducting this research
were observations of the problems that occurred, the questionnaire was conducted to find out the
opinions of students regarding the management of the training.

Keywords: Management, extracurricular, pencak silat.

PENDAHULUAN yang sangat penting dalam pencapai tujuan


pendidikan. Program ekstrakurikuler memiliki
Dalam kurikulum, ada program yang peran yang sama pentingnya dengan program
bersentuhan dengan proses pendidikan sebagai kurikuler karena program ekstrakurikuler dapat
program inti yang kemudian dinamakan menjangkau apa yang tidak dapat dijangkau oleh
program kurikuler. Program kurikuler program kurikuler dalam rangka mencapai
merupakan program inti dari proses pendidikan tujuan pendidikan. Dengan demikian, sudah
di sekolah. Program kurikuler dilaksanakan selayaknya program ekstrakurikuler dikelola
sesuai kalender pendidikan nasional dan sebaik mungkin oleh pihak sekolah dalam usaha
dilaksanakan terjadwal secara pasti oleh sekolah. mencapai tujuan pendidikan.
Program kurikuler wajib diikuti oleh semua Peraturan Menteri Pendidikan dan
siswa, untuk menempuh suatu program Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013 tentang
pendidikan. Implementasi Kurikulum yang menjelaskan
Di samping itu, ada program penunjang yang bahwa ”ekstrakurikuler adalah kegiatan
sifatnya membantu ketercapaian tujuan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di
kurikuler/program inti yang kemudian disebut luar jam belajar kurikulum dan dilakukan
program ekstrakurikuler. Walaupun program dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk
ekstrakurikuler hanya sebagai program mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan
penunjang, namun memiliki fungsi dan peran kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di

1
Widhi Yunariswan / Survei Pengelolaan Latihan Ekstrakulikuler Pencak Silat SMKN 2
PONOROGO

luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum”. pengelolaan secara baik oleh pihak sekolah, agar
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dapat
dilaksanakan oleh guru dan siswa di luar jam menunjang pengembangan bakat dan minat
sekolah yang telah ditentukan dalam kurikulum siswa dalam hal tertentu. Di samping itu,
yang berlaku (Prihatin, 2011). kegiatan ekstrakurikuler benar-benar mampu
Menurut Prihatin (2011:164) ekstrakurikuler menunjang kegiatan pada program kurikuler.
adalah “kegiatan yang dilakukan di luar jam Salah satu program ektrakulikuler yang ada
pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah di SMKN 2 PONOROGO adalah pencak silat.
yang dilakukan baik di sekolah maupun luar Ekstrakulikuler pencak silat sudah lama
sekolah”. Kegiatan ekstrakurikuler adalah dijalankan, tetapi belum banyak prestasi yang
kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa diraih dari even-even yang sudah ada.
di luar jam sekolah yang telah ditentukan dalam Pengelolaan ekstrakurikuler olahraga dalam
kurikulum yang berlaku. Dapat disimpulkan bidang pencak silat adalah salah satu cara guna
ekstrakurikuler adalah kegiatan siswa diluar meraih prestasi dan mencetak bibit muda yang
kurikulum yang ada dalam proses belajar di berbakat atau unggul. Jadi tidak hanya kurikuler
sekolah. Ekstrakurikuler adalah wadah bagi saja yang perlu dikelola, tetapi juga
siswa untuk mengem-bangkan potensi yang ekstrakurikulernya pun harus tidak luput dari
dimiliki. pengelolaan. Dimulai dari perencanaan,
Manajemen berasal dari kata to manage yang pelaksanaan hingga evaluasi perlu dikelola
artinya mengatur, pengeturan dilakukan melalui dengan baik supaya tujuan dapat tercapai.
proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi- Untuk mencapai tujuan, pengurus
fungsi manajemn. (Sule & Saefullah, 2009). ekstrakurikuler dituntut untuk dapat mengelola
Pengelolaan adalah proses atau cara perbuatan segala yang berkaitan dengan program
mengelola atau proses melakukan kegiatan ekstrakurikuler khususnya ekstrakurikuler
tertentu dengan menggerakkan tenaga orang pencak silat. Kenyataan masih ada, pengurus
lain, proses yang membantu merumuskan ekstrakulikuler masih belum menyadari akan
kebijaksanaan dan tujuan organisasi atau proses pentingnya pengelolaan kegiatan
yang memberikan pengawasan pada semua hal ekstrakurikuler pencak silat. Anggapan program
yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan ekstrakurikuler adalah sebuah pengisi waktu
dan pencapai tujuan (Daryanto, luang guna menyegarkan dan menyehatkan
1997).Dijelaskan kemudian pengelolaan tubuh. Hal tersebut memang tidak salah akan
menghasilkan suatu dan sesuatu itu dapat tetapi kurang tepat, karena menjadi salah satu
merupakan sumber penyempurnaan dan dari manfaat ekstrakurikuler. Atas dasar
peningkatan pengelolaan selanjutnya (Arikunta, permasalahan yang telah diuraikan, maka
1988). Pengelolaan (manajemen) mengandung penulis akan mencoba meneliti pengelolaan
tiga pengetian, yaitu: pertama, manajemen ekstrakurikuler. Peneliti berusaha mencari tahu
sebagai suatu proses, kedua manajemen sebagai permasalahan yang ada pada pengelolaan
kolektifitas orang-orang yang melakukan latihan ekstrakulikuler pencak silat. Diharapkan
aktifitas manajemen dan yang ketiga, melalui pendekatan yang berbeda ini nantinya
manajemen sebagai suatu seni (suatu art) dan dapat memperbaiki anggapan tentang
sebagi suatu ilmu. (Manulang, 1990). pentingnya pengelolaan program
Silat merupakan gerak beladiri yang ekstrakurikuler pencak silat.
sempurna, yang bersumber pada kerohanian
yang suci murni, guna keselamatan diiri atau METODE
kesejahtaraan bersama, menghindarkan
diri/manusia dari bala atau bencana (Srihati & Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Mukholid, 1996). Pencaksilat merupakan hasil bagaimana pengelolaan ekstrakulikuler pencak
budi dan akal manusia, lahir dari sebuah proses silat di SMKN 2 PONOROGO, dengan adanya
perenungan, pembelajaran dan pengamatan survei pengelolaan ekstrakurikuler pencak silat
(Kriswanto, 2015). ini hendaknya peneliti memberikan suatu solusi
Dalam hal ini, sekolah sering melaksanakan bagi pengurus ekstrakulikuler pencak silat dalam
kegiatan ekstrakurikuler tidak direncanakan dan melakukan suatu pengelolaan latihan bagi siswa
diorganisasi secara baik, pelaksanaan dilakukan yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat.
seadanya tanpa dukungan sarana dan prasarana Dengan pengelolaan latihan bagi siswa yang
yang memadai, evaluasi keterlaksanaan kegiatan mengikuti ekstrakulikuler pencak silat
ekstrakurikuler jarang dilakukan oleh sekolah. diharapkan siswa dapat berkembang dalam
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler prestasi mengikuti even-even yang akan datang.
membutuhkan biaya yang besar, untuk itu perlu

2
Widhi Yunariswan / Survei Pengelolaan Latihan Ekstrakulikuler Pencak Silat SMKN 2
PONOROGO

Dalam Penelitian Survei ini untuk ekstrakurikuler pencak silat. Pada


merumuskan suatu permasalahan maka peneliti pengkategorian data, akan ditentukan terlebih
bekerjasama dengan pengurus ekstrakulikuler dahulu kategori fungsi pengelolaan berdasarkan
pencak silat sehingga dapat memberikan suatu acauan klasifikasi dari angket yang diisi oleh
jawaban atas permasalahan yang ada, sehingga siswa ekstrakulikuler pencak silat.
peneliti dapat merumuskan suatu permasalahan Setelah data dikelompokkan dalam setiap
dengan baik. Peran peneliti dalam Penelitian kategori, kemudian mencari persentase masing-
Survei ini adalah sebagai pengamat yang akan masing data dengan rumus persentase sesuai
meneliti dan mengamati permasalahan yang ada, dengan rumus Sudijono (2008: 43)
sehingga pengurus ekstrakulikuler yang 𝐹
𝑃 = 𝑥100%
mempunyai permasalahan dalam proses 𝑁
pengelolaan dapat memecahkan permasalahan.
Penelitian Survei dilaksanakan di SMKN 2 Keterangan:
PONOROGO, pelaksanaan penelitian P = Persentase
dilakukan pada siswa-siswi yang mengikuti F = Frekuensi
ekstrakulikuler pencak silat, dengan jumlah N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya
siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler 16 individu)
siswa.
Intrumen dalam melakukan penelitian ini HASIL
adalah berupa observasi tentang permasalahan
yang terjadi, angket dilakukan untuk mengetahui
pendapat siswa mengenai pengelolaan latihan, Penelitian ini merupakan penelitian
dan dokumentasi digunakan untuk mengamati deskriptif kuantitatif dengan metode survei,
kembali dan mencatat pemasalahan yang terjadi sehingga dalam langkah penelitian ini tidak
sebelum dan sesudah penelitian dilakukan. perlu merumuskan hipotesis. Tujuan penelitian
Dalam analisi data yang akan dikemukakan
adalah hasil observasi dan angket bertujuan ini untuk mengetahui pengelolaan
pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak silat ekstrakurikuler pencak silat di SMKN 2
di SMKN 2 PONOROGO menggunakan teknik PONOROGO dalam rangka pendukung
deskriptif dengan persentase, yaitu data dari olahraga prestasi.
angket yang berhasil dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan menggunakan persentase.
Analisa tersebut untuk mengetahui pengelolaan

Tabel 2. Data Hasil Angket Kuisioner yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
Kurang Tidak Tidak
No. Pernyataan Setuju
Setuju Setuju Sekali
Latihan yang selama ini dilakukan sudah sesuai
1 16
dengan kebutuhan peserta ektrakulikuler.
Materi latihan yang diberikan sudah sesuai dengan
2 2 11 3
kebutuhan peserta ekstrakulikuler

Metode latihan yang digunakan sudah sesuai dengan


3 16
jenis latihan yang dibutuhkan peserta ektrakulikuler

Pelatih menyusun jadwal latihan sebelum latihan


4 2 14
dilaksanakan
Kemampuan pelatih memberikan intruksi dalam
5 1 15
pemberian materi sudah sesuai harapan

6 Prinsip-prinsip latiahan yang diterapkan sudah efektif 16

Pelatih memanfaatkan sarana dan prasarana dengan


7 8 8
baik

3
Widhi Yunariswan / Survei Pengelolaan Latihan Ekstrakulikuler Pencak Silat SMKN 2
PONOROGO

Pelatih memanfaatkan/memodifikasi benda disekitar


8 tempat latihan jika tidak terdapat sarana untuk proses 16
latihan

Pelatih memberikan metode latihan untuk


9 2 14
pengembangan prestasi

Pelatih bekerjasama dengan baik dengan pelatih yang


10 lainnya dalam mengembangkan kemampuan peserta 8 8
ekstrakulikuler

Pelatih memberikan evaluasi setelah latihan


11 3 13
dilaksanaan

Tabel 3. Persentase Data Hasil Angket Kuisioner yang Diperoleh dari Keseluruhan Responden
No Kurang Tidak Tidak
Pernyataan Setuju
. Setuju Setuju Sekali
Latihan yang selama ini dilakukan sudah sesuai
1 100%
dengan kebutuhan peserta ektrakulikuler.
Materi latihan yang diberikan sudah sesuai dengan 68,75 18,75
2 12,50%
kebutuhan peserta ekstrakulikuler % %

Metode latihan yang digunakan sudah sesuai


3 dengan jenis latihan yang dibutuhkan peserta 100%
ektrakulikuler

Pelatih menyusun jadwal latihan sebelum latihan 87,50


4 12,50%
dilaksanakan %
Kemampuan pelatih memberikan intruksi dalam 93,75
5 6,25%
pemberian materi sudah sesuai harapan %
Prinsip-prinsip latiahan yang diterapkan sudah
6 100%
efektif
Pelatih memanfaatkan sarana dan prasarana
7 50% 50%
dengan baik

Pelatih memanfaatkan/memodifikasi benda


8 disekitar tempat latihan jika tidak terdapat sarana 100%
untuk proses latihan

Pelatih memberikan metode latihan untuk 87,50


9 12,50%
pengembangan prestasi %

Pelatih bekerjasama dengan baik dengan pelatih


10 yang lainnya dalam mengembangkan kemampuan 50% 50%
peserta ekstrakulikuler

Pelatih memberikan evaluasi setelah latihan 81,25


11 18,75%
dilaksanaan %

Berdasarkan data hasil penelitian yang tidak setuju dengan persentase sebesar
diperoleh dapat diketahui permasalahan 67,75%, Pelatih menyusun jadwal latihan
pengelolaan latihan sebagai berikut: Materi sebelum latihan dilaksanakan banyak yang
latihan yang diberikan sudah sesuai dengan tidak setuju dengan persentase sebesar
kebutuhan peserta ekstrakulikuler banyak yang 87,5%, Kemampuan pelatih memberikan

4
Widhi Yunariswan / Survei Pengelolaan Latihan Ekstrakulikuler Pencak Silat SMKN 2
PONOROGO

intruksi dalam pemberian materi sudah sesuai KESIMPULAN


harapan banyak yang tidak setuju dengan
persentase sebesar 93,75%, Prinsip-prinsip Pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak
latiahan yang diterapkan sudah efektif banyak silat SMKN 2 POMOROGO masih kurang baik
yang tidak setuju dengan persentase sebesar karena masih terdapat banyak permasalahan
100%, Pelatih memanfaatkan/memodifikasi seperti: Materi latihan yang diberikan sudah
benda disekitar tempat latihan jika tidak sesuai dengan kebutuhan peserta ekstrakulikuler
terdapat sarana untuk proses latihan efektif banyak yang tidak setuju dengan persentase
banyak yang tidak setuju dengan persentase sebesar 67,75%, Pelatih menyusun jadwal
sebesar 100%, Pelatih memberikan metode latihan sebelum latihan dilaksanakan banyak
latihan untuk pengembangan prestasi banyak yang tidak setuju dengan persentase sebesar
yang tidak setuju dengan persentase sebesar 87,5%, Kemampuan pelatih memberikan intruksi
87,5%, Pelatih memberikan evaluasi setelah dalam pemberian materi sudah sesuai harapan
latihan dilaksanaan banyak yang tidak setuju banyak yang tidak setuju dengan persentase
dengan persentase sebesar 81,25%. sebesar 93,75%, Prinsip-prinsip latiahan yang
diterapkan sudah efektif banyak yang tidak
PEMBAHASAN setuju dengan persentase sebesar 100%,
Pelatih memanfaatkan/memodifikasi benda
Di bawah ini akan membahas uraian disekitar tempat latihan jika tidak terdapat sarana
tentang survei pengelolaan latihan untuk proses latihan efektif banyak yang tidak
ekstrakulikuler pencak silat SMKN 2 setuju dengan persentase sebesar 100%,
PONOROGO. Permasalahan dalam Pelatih memberikan metode latihan untuk
pengembangan prestasi banyak yang tidak setuju
pengelolaan latiahan ekstrakulikuler pencak silat
dengan persentase sebesar 87,5%, Pelatih
jika diurutkan dari permasalahan yang paling
memberikan evaluasi setelah latihan dilaksanaan
besar adalah: permasalahan pertama ketidak banyak yang tidak setuju dengan persentase
efektifan penerapan prinsip-prinsip latiahan dan sebesar 81,25%.
ketidakkreatifan pelatih untuk memodifikasi
benda yang ada di sekitar tempat latihan untuk
menjadikan sarana latihan, permasalahan kedua
adalah ketidaksesuaian intruksi mengenai SARAN
materi yang diberikan dan tidak sesuai dengan
harapan siswa ekstrakulikuler, permasalahan Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa
pandangan peneliti yang sekiranya dapat
ketiga adalah tidak adanya susunan jadwal dijadikan saran bagi pelatih untuk memperbaiki
latihan sebelum latihan dilakukan dan tidak pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak silat.
adanya metode latihan yang diberikan untuk
pengembangan prestasi, permasalahan keempat
adalah tidak adanya evaluasi mengenai latihan DAFTAR PUSTAKA
yang telah dilakukan, permasalahan kelima
Arikunta, S. (1988). Pengelolaan Kelas dan
adalah ketidaksesuaian materi yang diberikan
Siswa. Jakarta: CV. Rajawali.
kepada siswa ekstrakulikuler pencak silat.
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan Daryanto. (1997). Kamus Insonesia Lengkap.
penelitian dan hasil penelitian tentang survei Surabaya: Apollo.
pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak silat
yang sudah lama dijalankan, tetapi belum Kriswanto, E. S. (2015). Pencak Silat.
banyak prestasi yang diraih dari even-even yang
sudah ada. dari hasil penelitian yang sudah Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
dilakukan peneliti masih terdapat banyak
Manulang, M. (1990). Dasar-Dasar
permasalahan yang membuat siswa
ekstrakulikuler belum banyak meraih prestasi Manajemen. Jakarta: Ghalia
dari even-even yang sudah ada Indonesia.

5
Widhi Yunariswan / Survei Pengelolaan Latihan Ekstrakulikuler Pencak Silat SMKN 2
PONOROGO

Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Sudijono, A. (2008). Evaluasi Pendidikan.


Bandung: Alfabeta. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Srihati, W.;& Mukholid, A. (1996). Teori dan Sule, E. T.;& Saefullah, K. (2009). Pengantar
Praktek Pencak Silat. Surakarta: Manajemen. Jakarta: Kencana
Universitas Sebelas Maret. Perdana Media Goup.

6
SURVEI PENGELOLAAN LATIHAN EKSTRAKULIKULER OLAHRAGA
PENCAK SILAT DI SMKN 2 PONOROGO

PROPOSAL

OLEH
WIDHI YUNARISWAN

NIM 160611613496

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
NOVEMBER 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kurikulum, ada program yang bersentuhan dengan proses pendidikan
sebagai program inti yang kemudian dinamakan program kurikuler. Program
kurikuler merupakan program inti dari proses pendidikan di sekolah. Program
kurikuler dilaksanakan sesuai kalender pendidikan nasional dan dilaksanakan
terjadwal secara pasti oleh sekolah. Program kurikuler wajib diikuti oleh semua
siswa, untuk menempuh suatu program pendidikan.
Di samping itu, ada program penunjang yang sifatnya membantu ketercapaian
tujuan kurikuler/program inti yang kemudian disebut program ekstrakurikuler.
Walaupun program ekstrakurikuler hanya sebagai program penunjang, namun
memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam pencapai tujuan pendidikan.
Program ekstrakurikuler memiliki peran yang sama pentingnya dengan program
kurikuler karena program ekstrakurikuler dapat menjangkau apa yang tidak dapat
dijangkau oleh program kurikuler dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Dengan demikian, sudah selayaknya program ekstrakurikuler dikelola sebaik
mungkin oleh pihak sekolah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum yang menjelaskan bahwa ”ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum
dan dilakukan dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar
minat yang dikembangkan oleh kurikulum”.
Menurut Prihatin (2011:164) ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan di
luar jam pelajaran biasa dan pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di
sekolah maupun luar sekolah”. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa di luar jam sekolah yang telah ditentukan dalam
kurikulum yang berlaku. Dapat disimpulkan ekstrakurikuler adalah kegiatan siswa
diluar kurikulum yang ada dalam proses belajar di sekolah. Ekstrakurikuler adalah
wadah bagi siswa untuk mengem-bangkan potensi yang dimiliki.
Dalam hal ini, sekolah sering melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler tidak
direncanakan dan diorganisasi secara baik, pelaksanaan dilakukan seadanya tanpa
dukungan sarana dan prasarana yang memadai, evaluasi keterlaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler jarang dilakukan oleh sekolah. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
membutuhkan biaya yang besar, untuk itu perlu pengelolaan secara baik oleh pihak
sekolah, agar pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dapat menunjang
pengembangan bakat dan minat siswa dalam hal tertentu. Di samping itu, kegiatan
ekstrakurikuler benar-benar mampu menunjang kegiatan pada program kurikuler.
Salah satu program ektrakulikuler yang ada di SMKN 2 PONOROGO adalah
pencak silat. Ekstrakulikuler pencak silat sudah lama dijalankan, tetapi belum
banyak prestasi yang diraih dari even-even yang sudah ada. Pengelolaan
ekstrakurikuler olahraga dalam bidang pencak silat adalah salah satu cara guna
meraih prestasi dan mencetak bibit muda yang berbakat atau unggul. Jadi tidak
hanya kurikuler saja yang perlu dikelola, tetapi juga ekstrakurikulernya pun harus
tidak luput dari pengelolaan. Dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga
evaluasi perlu dikelola dengan baik supaya tujuan dapat tercapai.
Untuk mencapai tujuan, pengurus ekstrakurikuler dituntut untuk dapat
mengelola segala yang berkaitan dengan program ekstrakurikuler khususnya
ekstrakurikuler pencak silat. Kenyataan masih ada, pengurus ekstrakulikuler masih
belum menyadari akan pentingnya pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pencak
silat. Anggapan program ekstrakurikuler adalah sebuah pengisi waktu luang guna
menyegarkan dan menyehatkan tubuh. Hal tersebut memang tidak salah akan tetapi
kurang tepat, karena menjadi salah satu dari manfaat ekstrakurikuler. Atas dasar
permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis akan mencoba meneliti
pengelolaan ekstrakurikuler. Diharapkan melalui pendekatan yang berbeda ini
nantinya dapat memperbaiki anggapan tentang pentingnya pengelolaan program
ekstrakurikuler pencak silat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengelolaan ekstrakulikuler pencak silat di SMKN 2 PONOROGO
sudah tepat?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Penelitihan ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan ekstrakulikuler
pencak silat di SMKN 2 PONOROGO.
1.4 Kegunaan dan Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta ekstrakulikuler pencak silat: mendapatan pengelolaan latihan
yang tepat di ekstrakulikuler pencak silat.
2. Bagi pengurus ekstrakulikuler pencak silat: dapat menyadari pentingnya
pengelolaan kegiatan ekstrakurikuler pencak silat.
3. Bagi peneliti: mengetahui pengelolaan latihan yang tepat terhadap kegiatan
ekstrakurikuler pencak silat.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Konsep Variabel Sub Variabel Indikator
Pengelolaan Pengelolaan  Menerapkan  Dapat
kegiatan menerapkan
ekstrakurikuler pengelolaan
pencak silat kegiatan
latihan
ekstrakulikuler
pencak silat
1.6 Definisi Istilah atau Operasional
1. Pengelolaan adalah proses yang memberikan pengawasan pada semua hal
yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan.
2. Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di
luar jam sekolah yang telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku.
3. Pencak silat adalah cabang olahraga beladiri bangsa Indonesia yang dikenal
sejak jaman nenek moyang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”, terbwa oleh


derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa Indonesia, isilah inggris
tersebut lalu di Indonesia menjadi manajemen. Manajemen berasal dari kata to
manage yang artinya mengatur, pengeturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemn. (Sule & Saefullah, 2009).

Pengelolaan adalah proses atau cara perbuatan mengelola atau proses


melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain, proses yang
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi atau proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijaksanaan dan pencapai tujuan (Daryanto, 1997).

Pengelolaan adalah subtantifa dari mengelola, sedangkan mengelola berarti


suatu tindakan yang dimulai dari penyususnan data, merencana, mengorganisasikan,
melaksanakan, sampai dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan kemudian
pengelolaan menghasilkan suatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber
penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya (Arikunta, 1988).

Menurut Daryanto (1997) dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat


tiga faktor yang terlibat, yaitu:

 Adanya penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia


maupun faktor-faktor produksi lainya.
 proses yang bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengimplementasian, hingga pengendalian dan pengawasan.
 Adanya seni dalam penyelesaian pekerjaan

Pengelolaan (manajemen) mengandung tiga pengetian, yaitu: pertama,


manajemen sebagai suatu proses, kedua manajemen sebagai kolektifitas orang-orang
yang melakukan aktifitas manajemen dan yang ketiga, manajemen sebagai suatu seni
(suatu art) dan sebagi suatu ilmu. Menurut pengertian yang pertama yakni manajmen
sebagai suatu proses, Manajemen adalah suatu proses dengan proses mana
pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi. Sedangkan menurut
pengertian yang kedua, manjemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen. Dan menerut pengertian yang ketiga, manajemen adalah suatu
seni atau ilmu adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan, dan pengawasan dari pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan terlebih dahulu (Manulang, 1990).

Jadi dapat disumpukan bahwa pengelolaan (manajemen) adalah suatu cara atau
proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan dan evaluasi
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan agar berjalan efektif dan efisien.

2.2 Pengertian Ekstrakulikuler


Ekstrakurikuler adalah “kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran biasa dan
pada waktu libur sekolah yang dilakukan baik di sekolah maupun luar sekolah”.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dan siswa di
luar jam sekolah yang telah ditentukan dalam kurikulum yang berlaku (Prihatin,
2011).
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum yang menjelaskan bahwa ”ekstrakurikuler adalah
kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum
dan dilakukan dibawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan
kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar
minat yang dikembangkan oleh kurikulum”.
2.3 Pencak Silat
Pencak silat merupakan gabungan dari dua kata yaitu “pencak” dan “silat”, yang
mempunyai pengertian sendiri-sendiri. Pencak dapat diartikan gerakan dasar seni
beladiri yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan dan
pertunjukan. Silat merupakan gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada
kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diiri atau kesejahtaraan bersama,
menghindarkan diri/manusia dari bala atau bencana (Srihati & Mukholid, 1996).
Pencak Silat merupakan sistem beladiri yang diwariskan oleh nenek moyang
sebagai budaya bangsa Indonesia sehingga perludilestarikan, dibina, dan
dikembangkan. Pencak silat di artikan permainan (keahlian) dalam
mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang dan membela diri
dengan atau tanpa senjata. Pencak silat juga merupakan seni beladiri, sehingga di
dalamnya terdapat unsur keindahan dan tindakan. Pencaksilat merupakan hasil budi
dan akal manusia, lahir dari sebuah proses perenungan, pembelajaran dan
pengamatan (Kriswanto, 2015).
Dalam pembelajaran cabang olahraga beladiri pencak silat diajarkan macam-
macam teknik dasar pencak silat. Johansyah (2004: 7) menyatakan: Teknik yang
perlu dikembangkan dalam pencak silat meliputi: (1) langkah dan pola langkah, (2)
sikap pasang dan pengembangan, (3) teknik belaan, (4) teknik serangan, (5) teknik
jatuhan dan, (6) teknik kuncian.
Berdasarkan jenisnya serangan dalam pencak silat dibedakan menjadi dua
yaitu, pukulan dan tendangan. Jenis pukulan pencak silat yaitu: pukulan depan,
pukulan samping, pukulan sangkul, pukulan lingkar, tebasan, tebangan, sangga,
tamparan, kepret, tusukan, totokan, patukan, cengkraman, gentusan, sikuan dan
dobrakan. Sedangkan jenis tendangan pencak silat yaitu: tendangan depan,
tendangan samping, tendangan sabit, tendangan berputar serta sapuan (Johansyah,
2004).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengelolaan
ekstrakulikuler pencak silat di SMKN 2 PONOROGO, dengan adanya survei
pengelolaan ekstrakurikuler pencak silat ini hendaknya peneliti memberikan suatu
solusi bagi pengurus ekstrakulikuler pencak silat dalam melakukan suatu
pengelolaan latihan bagi siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat. Dengan
pengelolaan latihan bagi siswa yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat
diharapkan siswa dapat berkembang dalam prestasi mengikuti even-even yang akan
datang.
3.2 Kehadiran dan Peran Peneliti
1. Dalam Penelitian Survei ini untuk merumuskan suatu permasalahan maka
peneliti bekerjasama dengan pengurus ekstrakulikuler pencak silat
sehingga dapat memberikan suatu jawaban atas permasalahan yang ada,
sehingga peneliti dapat merumuskan suatu permasalahan dengan baik.
2. Peran peneliti dalam Penelitian Survei ini adalah sebagai pengamat yang
akan meneliti dan mengamati permasalahan yang ada, sehingga pengurus
ekstrakulikuler yang mempunyai permasalahan dalam proses pengelolaan
dapat memecahkan permasalahan dan memberikan solusi atas
permasalahan yang ada.
3.3 Kancah Penelitian
Penelitian Survei dilaksanakan di SMKN 2 PONOROGO, pelaksanaan
penelitian dilakukan pada siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler pencak silat,
dengan jumlah siswa-siswi yang mengikuti ekstrakulikuler 16 siswa.
3.4 Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dari penelitian ini adalah siswa-siswi yang mengikuti
ekstrakulikuler pencak silat di SMKN 2 PONOROGO dengan jumlah siswa-siswi
16 siswa.
3.5 Instrumen Penelitian
Intrumen dalam melakukan penelitian ini adalah berupa observasi tentang
permasalahan yang terjadi, angket dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa
mengenai pengelolaan latihan, dan dokumentasi digunakan untuk mengamati
kembali dan mencatat pemasalahan yang terjadi sebelum dan sesudah penelitian
dilakukan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa cara
untuk mengumpulkan data yang terdiri dari observasi, angket, dan dokumentasi.
1. Observasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan latihan pencak silat.
2. Angket dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pengelolaan
latihan.
3. Dokumentasi digunakan untuk mengamati k embali dan mencatat
pemasalahan yang terjadi sebelum dan sesudah penelitian dilakukan.
3.7 Teknik Analisis Data
Dalam analisi data yang akan dikemukakan adalah hasil observasi dan angket
bertujuan pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak silat di SMKN 2 PONOROGO
menggunakan teknik deskriptif dengan persentase, yaitu data dari angket yang
berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan persentase.
Analisa tersebut untuk mengetahui pengelolaan ekstrakurikuler pencak silat. Pada
pengkategorian data, akan ditentukan terlebih dahulu kategori fungsi pengelolaan
berdasarkan acauan klasifikasi angket yang diisi oleh siswa ekstrakulikuler pencak
silat.
Setelah data dikelompokkan dalam setiap kategori, kemudian mencari
persentase masing-masing data dengan rumus persentase sesuai dengan rumus
Sudijono (2008: 43) sebagai berikut:
𝐹
𝑃= 𝑥100%
𝑁

Keterangan:

P = Persentase

F = Frekuensi

N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)


3.8 Jadual Penelitian

WAKTU
No. KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PERSIAPAN X
PENYUSUNAN
2 X
INSTRUMEN
3 UJI COBA X X
4 PELAKSANAAN X X X X X
5 PENGUMPULAN DATA X X
6 ANALISIS DATA X X
PENYUSUNAN
7 X X X X
LAPORAN

3.9 Personalia
Tim peneliti yang meneliti penelitian dilapangan:
a. Ketua Peneliti : Widhi Yunariswan
b. Anggota : Prastian Quartias Akbar (observer)
3.10 Rencana Biaya
BIAYA PENELITIAN
1. Honor dan Upah
a. Ketua : 3 bulan @Rp. 150.000 Rp. 450.000
b. Anggota : 1x4 @Rp. 100.000 Rp. 400.000
Sub Total Rp. 850.000
2. Bahan Penelitian
a. Angket : 20 @Rp. 1.000 Rp. 20.000
b. Bulpoin : 20 @Rp. 2500 Rp. 50.000
c. Cetak Instrumen : 20 @Rp. 10.000 Rp. 200.000
Sub Total Rp. 270.000
3. Lain-Lain
a. Pengembangan Intrumen Rp. 200.000
b. Pengadaan Proposal Rp. 250.000
c. Penggandaan Rp. 250.000
c. Laporan/Publikasi Rp. 200.000
Sub Total Rp. 900.000

TOTAL BIAYA PENELITIAN Rp. 2.020.000

(Dua Juta Dua Puluh Ribu Rupiah)


DAFTAR RUJUKAN

Arikunta, S. (1988). Pengelolaan Kelas dan Siswa. Jakarta: CV. Rajawali.


Daryanto. (1997). Kamus Insonesia Lengkap. Surabaya: Apollo.
Johansyah, L. (2004). Pencak Silat Panduan Praktis. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kriswanto, E. S. (2015). Pencak Silat. Yogyakarta: PUSTAKA BARU PRESS.
Manulang, M. (1990). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prihatin, E. (2011). Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
Srihati, W., & Mukholid, A. (1996). Teori dan Praktek Pencak Silat. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Sudijono, A. (2008). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sule, E. T., & Saefullah, K. (2009). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana
Perdana Media Goup.
INSTRUMEN

Intrumen dalam melakukan penelitian ini adalah berupa observasi tentang


permasalahan yang terjadi, angket dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa
mengenai pengelolaan latihan, dan dokumentasi digunakan untuk mengamati
kembali dan mencatat pemasalahan yang terjadi sebelum dan sesudah penelitian
dilakukan.

Kurang Tidak Tidak


No. Pernyataan Setuju
Setuju Setuju Sekali
Latihan yang selama ini dilakukan sudah sesuai
1
dengan kebutuhan peserta ektrakulikuler.
Materi latihan yang diberikan sudah sesuai
2
dengan kebutuhan peserta ekstrakulikuler
Metode latihan yang digunakan sudah sesuai
3 dengan jenis latihan yang dibutuhkan peserta
ektrakulikuler
Pelatih menyusun jadwal latihan sebelum
4
latihan dilaksanakan
Kemampuan pelatih memberikan intruksi dalam
5
pemberian materi sudah sesuai harapan
Prinsip-prinsip latiahan yang diterapkan sudah
6
efektif
Pelatih memanfaatkan sarana dan prasarana
7
dengan baik
Pelatih memanfaatkan/memodifikasi benda
8 disekitar tempat latihan jika tidak terdapat
sarana untuk proses latihan
Pelatih memberikan metode latihan untuk
9
pengembangan prestasi
Pelatih bekerjasama dengan baik dengan pelatih
10 yang lainnya dalam mengembangkan
kemampuan peserta ekstrakulikuler
Pelatih memberikan evaluasi setelah latihan
11
dilaksanaan
DATA HASIL PENELITIAN

4. Observasi dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dalam


pengelolaan latihan pencak silat. Permasalahan yang ada adalah tidak baiknya
pengelolaan latihan ekstrakulikuler pencak silat, seperti:
 Materi latihan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta,
 Pelatih tidak menyusun jadwal latihan sebelum latihan dilaksanakan,
 Pelatih tidak memiliki kemampuan memberikan intruksi dalam pemberian
materi,
 Tidak efektifnya prinsip-prinsip latiahan yang diterapkan,
 Pelatih tidak memanfaatkan/memodifikasi benda disekitar tempat latihan
jika tidak terdapat sarana untuk proses latihan ,
 Pelatih tidak memberikan metode latihan untuk pengembangan prestasi,
 Pelatih tidak memberikan evaluasi setelah latihan.
5. Angket dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pengelolaan
latihan.

Kurang Tidak Tidak


No. Pernyataan Setuju
Setuju Setuju Sekali
Latihan yang selama ini dilakukan sudah sesuai
1 16
dengan kebutuhan peserta ektrakulikuler.
Materi latihan yang diberikan sudah sesuai
2 2 11 3
dengan kebutuhan peserta ekstrakulikuler
Metode latihan yang digunakan sudah sesuai
3 dengan jenis latihan yang dibutuhkan peserta 16
ektrakulikuler
Pelatih menyusun jadwal latihan sebelum
4 2 14
latihan dilaksanakan
Kemampuan pelatih memberikan intruksi dalam
5 1 15
pemberian materi sudah sesuai harapan
Prinsip-prinsip latiahan yang diterapkan sudah
6 16
efektif
Pelatih memanfaatkan sarana dan prasarana
7 8 8
dengan baik
Pelatih memanfaatkan/memodifikasi benda
8 disekitar tempat latihan jika tidak terdapat 16
sarana untuk proses latihan
Pelatih memberikan metode latihan untuk
9 2 14
pengembangan prestasi
Pelatih bekerjasama dengan baik dengan pelatih
10 yang lainnya dalam mengembangkan 8 8
kemampuan peserta ekstrakulikuler
Pelatih memberikan evaluasi setelah latihan
11 3 13
dilaksanaan

6. Dokumentasi digunakan untuk mengamati kembali dan mencatat pemasalahan


yang terjadi sebelum dan sesudah penelitian dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai