Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KARATE

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Karate Indonesia


Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah
menyelesaikan kuliahnya bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo. Beliau adalah seorang karateka yang
mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Ia mulai mengajarkan karate. Melihat
banyaknya peminat yang ingin belajar karate, dia mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do
Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga
beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri Karate di Indonesia.
Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan
berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri
Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari
aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI, yang pada
dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian
mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC
(Medan Karate club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju, tidak kalah dengan
LEMKARI.
Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki
perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia
(WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI)
yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh
lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa
aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu
dan SHINDOKA.
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia setuju untuk bergabung dengan FORKI
(Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate
Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di
forum Internasional terutama yang disponsori oleh WKF.
B. Tujuan
• Dapat mengetahui Tentang Karate
• Dapat mengetahui peraturan Karate

C. Rumusan Masalah
• Mengetahui cara cara melakukan pertandingan karate
• Mengetahui tata cara karate
• Bagai mana peraturan karate

D. Batasan masalah
Pembahasan makalah ini hanya terbatas pada karate indonesia

BAB II
ANALISIS

A. Pengertian Karate
Karate (空 手 道) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri ini sedikit dipengaruhi
oleh Seni bela diri Cina kenpō. Karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa dan mulai berkembang
di Ryukyu Islands. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”.
Ketika karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga
Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi
‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas
dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti
‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyin: kongshou).
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo
Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1. Shotokan
2. Goju-Ryu
3. Shito-Ryu
4. Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam
pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa
aliran besar seperti Kyokushin , Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia
dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun
organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO -
World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation)
yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk
meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau
Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1. Kihon
2. Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3. Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran
tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih
menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Tingkatan / posisi dalam Karate
Tingkat/posisi dalam karate itu di bedakan lewat kemampuan dalam menghafal atau melakukan gerak
yang maximal dalam jurus tersebut. Maksudnya tingkatan dibedakan oleh sabuk. Untuk mendapatkan
tingkatan/posisi tersebut, kita di haruskan mengikutkan sesi ujian sabuk. Yang berlangsung setiap 4
bulan sekali. Untuk tingkat ini terbagi menjadi menjadi:
1. Sabuk putih
2. Sabuk kuning
3. Sabuk Orange
4. Sabuk hijau
5. Sabuk biru
6. Sabuk coklat
7. Sabuk hitam

B. Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata (jurus) dan Kumite
(pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat (bo) dan
ruyung (nunchaku).
Kihon
Kihon (基本:きほん, Kihon?) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus
menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk
coklat). Pada tahap danatau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan
baik.
Kata
Kata (型:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan
latihan fisik atau aerobikbiasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Gerakan-
gerakan Kata juga banyak mengandung falsafah-falsafah hidup. Setiap Kata memiliki ritme gerakan
dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan Bunkai. Bunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-
gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh Kata
Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya
Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid
tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid
tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari
kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal
dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat
dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai
kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan
kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan
pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu,
maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya
teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk
beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan
menyerang titik vital.
Pertandingan Karate
Pertandingan karate dibagi atas tiga jenis yaitu :
1. Kumite (perkelahian)
2. Kata (jurus)
3. Kihon (peragaan teknik)
Kumite
Kumite dibagi atas kumite perorangan dengan pembagian kelas berdasarkan berat badan dan kumite
beregu tanpa pembagian kelas berat badan (khusus untuk putra). Sistem pertandingan yang dipakai
adalah reperchance (WUKO) atau babak kesempatan kembali kepada atlet yang pernah dikalahkan
oleh sang juara. Pertandingan dilakukan dalam satu babak (2-3 menit bersih) dan 1 babak
perpanjangan kalau terjadi seri, kecuali dalam pertandingan beregu tidak ada waktu perpanjangan.
Dan jika masih pada babak perpanjangan masih mengalami nilai seri, maka akan diadakan pemilihan
karateka yang paling ofensif dan agresif sebagai pemenang.
Kata
Pada pertandingan kata yang diperagakan adalah keindahan gerak dari jurus, baik untuk putera
maupun puteri. Sesuai dengan Kata pilihan atau Kata wajib dalam peraturan pertandingan.
Para peserta harus memperagakan Kata wajib. Bila lulus, peserta akan mengikuti babak selanjutnya
dan dapat memperagakan Kata pilihan.
Pertandingan dibagi menjadi dua jenis: Kata perorangan dan Kata beregu. Kata beregu dilakukan oleh
3 orang. Setelah melakukan peragaan Kata , para peserta diharuskan memperagakan aplikasi dari
Kata (bunkai). Kata beregu dinilai lebih prestisius karena lebih indah dan lebih susah untuk dilatih.
Menurut standar JKF dan WKF, yang diakui sebagai Kata Wajib adalah hanya 8 Kata yang berasal
dari perguruan 4 Besar JKF, yaitu Shotokan, Wado-ryu, Goju-ryu and Shito-ryu, dengan perincian
sebagai berikut:
 Shotokan : Kankudai dan Jion.
 Wado-ryu : Seishan dan Chinto.
 Goju-ryu : Saifa dan Seipai.
 Shito-ryu: Seienchin dan Bassaidai.
Karateka dari aliran selain 4 besar tidak dilarang untuk ikut pertandingan Kata JKF dan WKF, hanya
saja mereka harus memainkan Kata sebagaimana dimainkan oleh perguruan 4 besar di atas.

Luas lapangan
 Lantai seluas 8 x 8 meter, beralas papan atau matras di atas panggung dengan ketinggian 1 meter
dan ditambah daerah pengaman berukuran 2 meter pada tiap sisi.
 Arena pertandingan harus rata dan terhindar dari kemungkinan menimbulkan bahaya.
Pada Kumite Shiai yang biasa digunakan oleh FORKI yang mengacu peraturan dari WKF, idealnya
adalah menggunakan matras dengan lebar 10 x 10 meter. Matras tersebut dibagi kedalam tiga warna
yaitu putih, merah dan biru. Matras yang paling luar adalah batas jogai dimana karate-ka yang sedang
bertanding tidak boleh menyentuh batas tersebut atau akan dikenakan pelanggaran. Batas yang
kedua lebih dalam dari batas jogai adalah batas peringatan, sehingga karate-ka yang sedang
bertanding dapat memprediksi ruang arena dia bertanding. Sisa ruang lingkup matras yang paling
dalam dan paling banyak dengan warna putih adalah arena bertanding efektif.
Peralatan dalam pertandingan karate
Peralatan yang diperlukan dalam pertandingan karate
1. Pakaian karate (karategi) untuk kontestan
2. Pelindung tangan
3. Pelindung tulang kering
4. Ikat pinggang (Obi) untuk kedua kontestan berwarna merah/aka dan biru/ao
5. Alat-alat lain yang diperbolehkan tapi bukan menjadi keharusan adalah:
 Pelindung gusi (di beberapa pertandingan menjadi keharusan)
 Pelindung tubuh untuk kontestan putri
 Pelindung selangkangan untuk kontestan putra
6. Peluit untuk arbitrator/alat tulis
7. Seragam wasit/juri
 Baju putih
 Celana abu-abu
 Dasi merah
 Sepatu karet hitam tanpa sol
8. Papan nilai/n scoring board
9. Administrasi pertandingan
10. bendera merah & biru untuk juri
11. Peluit untuk wasit
Tambahan: Khusus untuk Kyokushin, pelindung yang dipakai hanyalah pelindung selangkangan untuk
kontestan putra. Sedangkan pelindung yang lain tidak diperkenankan.
Falsafah Karate
Rakka (Bunga yang berguguran)
Ini adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Penjabarannya setiap teknik pertahanan
itu perlu dilakukan dengan bertenaga dan mantap, walau dengan menggunakan satu teknik pun sudah
cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik itu dilakukan ke atas pohon, maka
semua bunga dari pohon tersebut akan jatuh berguguran. Contohnya jika ada orang menyerang
dengan memukul muka, maka seorang karateka dapat menggunakan teknik menangkis atas.
Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, sang karateka dapat mematahkan tangan lawan
yang memukul itu. Dengan itu tidak perlu lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk
membela diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran) perlulah dijaga dan dilatih agar
selalu tenang. Apabila minda tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau
menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan mengambang, kita akan dapat
melihat bayangan bulan dengan terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke danau
tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran
tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF"
adalah sebagai berikut:
Shotokan
Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan -
sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan
pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi
dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi.
Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan
menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan
cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan
dengan lawan.
Goju-ryu
Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan
merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang.
Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran
Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini
menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi
sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya,
kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan
SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat
dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat
circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.
Shito-ryu
Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain kata terbukti dari banyaknya kata yang diajarkan
di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 kata, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di
soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado
memiliki 17, Goju memiliki 12 kata. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri
dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat
seperti Goju.
Wado-ryu
Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu
Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan.
Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian
dan lemparan/bantingan Jujutsu. Di dalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu
yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat
mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan
dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para
praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa
menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain
adalah:
Kyokushin
Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat
terkenal baik di dalam maupun di luar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh
dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama
Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana
praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan
menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta
melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran
karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga,
dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang ditentukan
oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan
kumite pada kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat
Knock Out(KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian
tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri
telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite
berturut-turut.
Shorin-ryuSunting
Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang
didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah
guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu
banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga
mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.
Uechi-ryuSunting
Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena
pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena
itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran
Baihequan (Bangau Putih)
PERKEMBANGAN KARATE DI INDONESIA
Pada tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah
menyelesaikan kuliahnya di Jepang yang bernama Drs. Baud A.D. Adikusumo (Alm.). Beliau adalah
seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA Shotokan. Di Indonesia
beliau mulai mengajarkan karate. Melihat banyaknya peminat yang ingin belajar karate, lalu ia
mendirikan PORKI (Persatuan Olahraga Karate-Do Indonesia) yang merupakan cikal bakal FORKI
(Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia). Sehingga beliau tercatat sebagai pelopor seni beladiri
Karate di Indonesia. Dan beliau juga adalah pendiri Indonesia Karate-DO (INKADO).

Setelah beliau, tercatat nama putra-putra bangsa Indonesia yang ikut berjasa mengembangkan
berbagai aliran Karate di Indonesia, antara lain Bp. Sabeth Mukhsin dari aliran Shotokan, pendiri
Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dan Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI), dan juga dari
aliran Shotokan adalah Anton Lesiangi (pendiri Lembaga Karate-Do Indonesia/LEMKARI), yang pada
dekade 2005 karena masalah internal perguruan banyak anggota LEMKARI yang keluar lalu
kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari
perguruan MKC (Medan Karate Club). Kabarnya, perguruan ini sekarang menjadi besar dan maju,
tidak kalah dengan LEMKARI.

Aliran Shotokan adalah yang paling populer di Indonesia. Selain Shotokan, Indonesia juga memiliki
perguruan-perguruan dari aliran lain yaitu Wado dibawah asuhan Wado-ryu Karate-Do Indonesia
(WADOKAI) yang didirikan oleh Bp. C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI)
yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu. Selain itu juga dikenal Bp. Setyo Haryono dan beberapa tokoh
lainnya membawa aliran Goju-ryu, Bp. Nardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa
aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu
(dengan tokohnya Bp. Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bp. Bert Lengkong).

Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia
yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan
tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang
dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi
Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation)
untuk Indonesia. Dimana perguruan karate yang bernaung dibawah FORKI adalah :
1. AMURA
2. BKC (Bandung Karate Club)
3. BLACK PANTHER KARATE INDONESIA
4. FUNAKOSHI
5. GABDIKA SHITORYU INDONESIA (Gabungan Beladiri Karate-Do Shitoryu)
6. GOJUKAI (Gojuryu Karate-Do Indonesia)
7. GOJU RYU ASS (Gojuryu Association)
8. GOKASI (Gojuryu Karate-Do Shinbukan Seluruh Indonesia)
9. INKADO (Indonesia Karate-Do)
10. INKAI (Institut Karate-Do Indonesia)
11. INKANAS (Intitut Karate-Do Nasional)
12. KALA HITAM
13. KANDAGA PRANA
14. KEI SHIN KAN
15. KKNSI (Kesatuan Karate-Do Naga Sakti Indonesia)
16. KKI (Kushin Ryu M. Karate-Do Indonesia)
17. KYOKUSHINKAI (Kyokushinkai Karate-Do Indonesia)
18. LEMKARI (Lembaga Karate-Do Indonesia)
19. PERKAINDO
20. PORBIKAWA
21. PORDIBYA
22. SHINDOKA
23. SHI ROI TE
24. TAKO INDONESIA
25. WADOKAI (Wadoryu Karate-Do Indonesia)

Adapun mereka yang pernah menduduki jabatan sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal PB.
FORKI sejak tahun 1972 sampai dengan saat ini adalah:

• 1972-1977: Ketua Umum: Widjojo Sujono, Sekretaris Jenderal: Otoman Nuh


• 1977-1980: Ketua Umum: Sumadi, Sekretaris Jenderal: Rustam Ibrahim
• 1980-1984: Ketua Umum: Subhan Djajaatmadja, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
• 1984-1988: Ketua Umum: Rudini, Sekretaris Jenderal: Adam Saleh
• 1988-1992: Ketua Umum: Rudini, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
• 1992-1996: Ketua Umum: Rudini, Sekretaris Jenderal: G.A. Pesik
• 1997-2001: Ketua Umum: Wiranto, Sekretaris Umum: Hendardji-S
• 2001-2005: Ketua Umum: Luhut B. Panjaitan, Sekretaris Umum: Hendardji-S.

TOKOH, FAKTA DAN KESIMPULAN PENTING :


• Yang pertama membawa karate ke Indonesia adalah Baud Adikusumo, ia mendirikan INKADO
(otomatis sebagai perguruan tertua di Indonesia)
• Sabeth Mukhsin mendirikan INKAI & FKTI
• Anton Lesiangi mendirikan LEMKARI.
• CA Taman mendirikan WADOKAI
• Matsuzaki Horyu mendirikan KKI
• Setyo Haryono membawa GOJU-RYU
• Nardi T Nirwanto membawa KYOKUSHIN
• Markus Basuki mendirikan GABDIKA SHITO-RYU
• Bert Lengkong mendirikan SHINDOKA
• Perguruan terakhir adalah INKANAS, perguruan yang berasal dari pemisahan dari LEMKARI dan
melebur ke dalam MKC (Medan Karate Club) dan membentuk perguruan baru bernama INKANAS
(Institut Karate-Do Nasional)

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Karate atau karate-do merupakan salah satu seni bela diri timur. Pada umumnya, karate lebih
digambarkan dengan gerakan serangan dan belaan kaki dan tangan secara menyeluruh. Konsep
yang diamalkan adalah berdasarkan kepada kefahaman umum adalah serangan-serangan lurus dan
mendatar
Serangan biasa ditujukan kepada pertemuan urat walaupun hanya untuk tumbukan dan belaan.
Terdapat pelbagai variasi tumbukan dan gerakan tumbukan yang mana amat sukar untuk ditahan
atau ditangkis, ditangkap dan kunci. Tumbukan bergaris dan membulat adalah digunakan secara
serentak dan tidak mempunyai penamat yang mutlak. Kebanyakan karate yang diperkenalkan pada
masa kini merupakan satu olahan kepada peringkasan seni beladiri yang terdahulu seperti kempo dan
sebagainya

B. Saran
Bela diri pada waktu itu hanya bersifat mempertahankan diri dari gangguan binatang buas dan alam
sekitarnya. Namun sejak pertambahan penduduk dunia semakin meningkat, maka gangguan yang
datang dari manusia mulai timbul sehingga keinginan orang untuk menekuni ilmu bela diri semakin
meningkat. Jadi kita harus mempelajari ilmu membela diri untuk menjaga dari gangguan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Khamdan, Muhammad. 2011. Makalah Olahraga Karate, [Online]. Tersedia:


http://makalah7u.blogspot.com. [15 Februari 2015]
Anonim. 2012. Penjas Kelas XII, [Online]. Tersedia: http://ehmankeeemaaank.blogspot.com. [15
Februari 2015]
Admin. 2014. Karate, [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org. [15 Februari 2015]
Mulya, Key. 2014. Makalah Penjaskes Karate, [Online]. Tersedia:
http://keynadiana.blogspot.com. [15 Februari 2015]
Ichal. 2013. Makalah Karate, [Online]. Tersedia: http://penjaskesunhalu.blogspot.com. [15 Februari
2015]
http://yakinchanel.blogspot.com/2018/02/makalah-tentang-karate.html

Anda mungkin juga menyukai