Anda di halaman 1dari 82

1

Bela Diri Aikido

Dulu sekali, di negeri Jepang terdapat olahraga seni beladiri yang


disebut Jujutsi atau Jiujitsu. Olahraga Jepang kuno ini mengembangkan
berbagai teknik beladiri, seperti pukulan, tendangan, bantingan, pitingan,
kuncian, dan seterusnya.
Pada perkembangannya, para murid Jujutsu mengembangkan teknik
Jujutsu ini ke dalam gayanya. Sebagai contoh, Mister Kno Jigoro,
kemudian mengembangkan teknik nage waza atau bantingan yang dikenal
dengan sebutan Judo. Ada juga yang mengembangkan teknik tendangan
yang disebut Kenpo, pukulan Karate, dan seterusnya.

Gambar. Bantingan Aikido


Pada bagian ini, kita akan membahas salah satu olahraga Jepang yang
dikenal dengan sebutan Aikido. Seni beladiri Aikido (suatu cara untuk
membuat energi alam menjadi harmonis) adalah ilmu bela diri yang
pertama dan penting. Pada dasarnya Aikido adalah suatu sistem dari

1
teknik melempar, mengunci dan memukul, dan juga dikombinasikan
dengan latihan penggunaan pedang, tongkat, dan pisau.
Aikido didirikan oleh Morehei Ueshiba pada awal abad ke 20 dan
sekarang telah tumbuh menjadi salah satu ilmu bela diri yang terkenal di
dunia. Sebagai suatu bentuk ilmu bela diri(budo), Aikido bukan hanya
suatu seni untuk membela diri. Aikido juga adalah suatu cara untuk
menemukan jati diri dan pengembangan karakter serta pengembangan di
dalam kehidupan anda. Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh
misalnya meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki rasa percaya diri
dan mengenal diri sendiri, termasuk keterbatasan kita dan juga orang-
orang di sekitar kita. Konsep yang paling dasar dari Aikido adalah
"keharmonisan" dengan si penyerang. Dalam praktek, seorang Aikidoka
(orang yang berlatih Aikido) akan menggunakan kekuatan si penyerang,
untuk melawan penyerang itu sendiri dengan menggunakan gerakan
mengunci dan melempar. Ketika di tarik, seorang Aikidoka akan bergerak
kearah si penyerang. Ketika di dorong, seorang Aikidoka akan berputar
untuk menghindar.Dalam posisi yang lemah ini, maka si penyerang akan
menjadi sasaran dari berbagai bentuk kontrol (cara-cara yang
mengarahkan si penyerang ke kuncian yang mematikan) atau melempar.
Metode-metode yang pertama adalah yang berhubungan dengan
"Shite" (yang melakukan teknik) dan "Uke" (si penyerang). Di dalam
latihan Aikido yang tradisionil shite dan uke adalah pasangan untuk
berlatih, bukan lawan. Aikido juga menggunakan konsep "shochu-ryoku"
atau tenaga yang difokuskan. Ini adalah suatu kemampuan untuk
memfokuskan tenaga anda ke satu titik. Dengan menggunakan kekuatan
pinggul, kaki, lutut, perut, dan lain-lain, disatukan untuk memfokuskan
tenaga anda ke satu sasaran, tenaga yang dihasilkan akan lebih besar dari
pada tenaga dari otot-otot saja. Karena itu kemampuan seorang Aikidoka
untuk menghasilkan tenaga seperti itu dapat membuat seorang yang lebih
kecil dan lebih lemah untuk melaksanakan teknik-teknik pada lawannya
yang lebih besar dan lebih kuat.
Untuk seorang Aikidoka Yoshinkan, kombinasi dari postur yang benar,
garis tengah, nafas, tenaga yang meledak dari energi yang difokuskan dan
waktu yang tepat dapat di mengerti sebagai "Ki" di dalam Aikido.
Walaupun banyak pengertian-pengertian dari kata yang kompleks ini,
dapat dikatakan "Ki" adalah pusat keseimbangan.
Inilah sedikit banyak yang dapat ditulis tentang "AIKIDO" , tetapi
bagaimanapun juga latihan adalah sebuah proses yang tidak mungkin
berbohong!! Semakin anda sering berlatih, semakin kuat lah insting anda
sebagai seorang "Aikidoka".

2
Asal-usul Aikido modern dapat di telusuri ke abad 9, pada jaman
feodal di Jepang. Tehnik-tehnik ini adalah berawal dari Pangeran Teijun,
anak ke 6 dari Kaisar Seiwa (850-880) dan diturunkan dari generasi ke
generasi dari keluarga Minamoto. Pada waktu generasi berikutnya, teknik-
teknik itu akhirnya diberikan pada Shinra Saburo Yoshimitsu, adik laki-
laki Yishiie Minamoto. Yoshimitsu adalah seseorang yang mempunyai
bakat dan kemampuan yang hebat. Konon sejarahnya berkata bahwa
Yoshimitsu mengembangkan banyak teknik-tekniknya dengan mengawasi
seekor laba-laba yang dengan ahlinya menjebak serangga yang besar ke
dalam sarangnya yang halus. Kemudian Yoshimitsu menamai tehnik-
tehnik temuannya dengan nama Daito-ryu Aikijutsu (diambil dari nama
rumahnya "Daito Mansion" dan mengambil nama dari sistem Aikijutsu
karena dasar dari tehnik ini adalah dari Aikijutsu).
Teknik Daito-ryu ini disampaikan secara rahasia kepada anggota-
anggota keluarganya dan pembantu-pembantu, dimana akhirnya
mencapai Sokaku Takeda (1859-1943), yang kemudian memainkan peran
yang penting dari dasar-dasar Aikido yang modern. Sistem Daito-ryu yang
diberikan kepada Sokaku Takeda, jelas berbeda dari yang diajarkan
beribu-ribu tahun sebelumnya. Seni bela diri yang dipelajari oleh Takeda
tidak diketahui kecuali bahwa latihannya dilakukan di Ono-Ha Itto-ryu
Kenjutsu. Semua bukti-bukti mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa
seni Daito-ryu dari Takeda merupakan suatu perpaduan dari
pengalamannya yang luas dalam memberikan pelatihan dan inovasi-
inovasi teknis sebagaimana adanya mereka yang merupakan suatu
kelanjutan tetap dari tradisi bela diri suku Aizu.
Salah satu murid Takeda adalah Morehei Ueshiba, yang merupakan
penemu dari Aikido. Ueshiba yang dilahirkan pada tanggal 14 Desember
1882 bertemu dengan Takeda tahun 1915 setelah menghadiri suatu seminar
selama 10 hari yang diadakan oleh Takeda. Ia sangat terkesan melihat
teknik-teknik Takeda sehingga dia langsung mempelajari Daito-ryu.
Sebagai tambahan, Ueshiba juga mempelajari Kito-ryu Jujitsu, Yagyu
Shinkage-ryu Kenjutsu dan ilmu bela diri lainnya yang menggunakan
tangan kosong atau senjata.
Ueshiba adalah orang yang juga mempelajari spiritual secara
mendalam dan pengikut dari sekte Omotokyo dari agama Shinto. Karena
itu pengembangan Aikido sangat dipengaruhi oleh kepercayaan sekte
Omotokyo ini.Pada tahun 1931, Ueshiba mendirikan Kobukan dojo atau
dojo "neraka". Saat itu adalah ketika Ueshiba mencapai puncak kejayaan
fisiknya. Salah satu dari murid-muridnya pada waktu itu adalah Gozo
Shioda yang kemudian mendirikan Yoshinkan Aikido.Ueshiba sangat
dihargai oleh ahli-ahli bela diri lainnya pada waktu itu termasuk Jigoro

3
Kano (pendiri Judo) yang mengirim banyak murid-murid Judonya yang
hebat untuk mempelajari Aikido. Termasuk dalam hal ini Kenji Tomiki,
yang kemudian mengembangkan suatu olah raga dengan mengambil style
Aikido-Tomiki dan Mochizuki Minoru yang membentuk Yoseikan Budo.
Tahun 1942, Ueshiba pindah ke Iwama dimana Ia membuka sebuah dojo
dan mendirikan tempat suci Aiki. Pada tahun 1945, Aikikai didirikan
walaupun semua bentuk Budo telah dilarang setelah perang dunia ke dua.
Pusat dojo Aikikai di dirikan di Tokyo walaupun Ueshiba tetap tinggal di
dojo di Iwama. Dojo yang di Tokyo di urus oleh anaknya Kisshomaru
(1921-1999) dan instruktur-instruktur utama lainnya Tohei Kohici yang
kemudian membentuk Shin-shin Toitsu Aikido (lebih terkenal dengan
nama Ki Society Aikido)
Pada tanggal 26 April 1969, Sensei Morehei Ueshiba meninggal pada
umur 86. Ueshiba Sensei telah meninggalkan teknik bela diri dan ajaran
tentang spirit yang sekarang diajarkan di seluruh dunia.

2
4
Jepang Tempo Dulu

Jepang yang dikenal dengan sebutan negeri Sakura, karena banyak


tumbuh bunga sakura di musim semi. Jepang juga memiliki masa lalu,
ketika negeri itu masih merupakan kerajaan. Kalau di Nusantara ada
Kerajaan Sriwijaya, Majapahit atau disebut zaman Hindu, ada Demak,
Samudera Pasai, Mataram atau zaman Islam, di Jepang juga dikenal
dengan istilah kerajaan atau Shogun.

Zaman Edo

Zaman Edo? (1603 - 1867) adalah salah satu pembagian periode dalam
sejarah Jepang yang dimulai sejak shogun pertama Tokugawa Ieyasu
mendirikan Keshogunan Tokugawa di Edo yang berakhir dengan
pemulihan kekuasaan kaisar (dari tangan shogun terakhir Tokugawa
Yoshinobu sekaligus mengakhiri kekuasan Keshogunan Tokugawa yang
berlangsung selama 264 tahun. Zaman Edo juga disebut sebagai awal
zaman modern di Jepang.

Gambar. Pakaian zaman edo

Salah satu kaisar terkenal dari zaman Edo ini adalah Tokugawa Ieyasu.
Tokugawa Ieyasu lahir di Okazaki, 31 Januari 1543 wafat di Shizuoka, 1
Juni 1616 pada umur 73 tahun; lahir dengan nama Matsudaira Takechiyo
adalah seorang daimyo dan shogun di Jepang. Pendiri Keshogunan
Tokugawa yang memerintah Jepang sejak menaklukkan Ishida Mitsunari
dalam Pertempuran Sekigahara pada tahun 1600 hingga Restorasi Meiji
pada tahun 1868. Bersama dengan Toyotomi Hideyoshi dan Oda

5
Nobunaga, Ieyasu adalah salah satu dari tiga pemersatu Jepang pada
periode Sengoku. Ia memerintah dari tahun 1600 (resminya 1603) hingga
turun takhta pada tahun 1605.

Shogun Tokugawa Ieyasu dan Lambang keluarga (kamon) klan Tokugawa


Keshogunan Tokugawa (Tokugawa bakufu?,1603—1868) atau
Keshogunan Edo (Edo bakufu) adalah pemerintahan diktator militer
feodalisme di Jepang yang didirikan oleh Tokugawa Ieyasu dan secara
turun temurun dipimpin oleh shogun keluarga Tokugawa. Dalam periode
historis Jepang, masa pemerintahan Keshogunan Tokugawa disebut zaman
Edo, karena ibu kota terletak di Edo yang sekarang disebut Tokyo.
Keshogunan Tokugawa memerintah dari Istana Edo hingga Restorasi
Meiji.
Keshogunan Tokugawa adalah pemerintahan diktator militer ketiga
dan terakhir di Jepang setelah Keshogunan Kamakura dan Keshogunan
Muromachi. Keshogunan Tokugawa dimulai pada tanggal 24 Maret 1603
dengan pengangkatan Tokugawa Ieyasu sebagai Sei-i Taishōgun dan
berakhir ketika Tokugawa Yoshinobu mengembalikan kekuasaan ke
tangan kaisar (Taisei Hōkan) pada 9 November 1867.
Pemerintahan keshogunan Tokugawa selama 264 tahun disebut sebagai
zaman Edo atau zaman Tokugawa. Periode terakhir Keshogunan
Tokugawa yang diwarnai dengan maraknya gerakan untuk
menggulingkan keshogunan Tokugawa dikenal dengan sebutan
Bakumatsu.
Oda Nobunaga dan penerusnya Toyotomi Hideyoshi merupakan
pemimpin Jepang di zaman Azuchi Momoyama yang berhasil mendirikan
pemerintah pusat setelah berhasil mempersatukan provinsi-provinsi di
zaman Sengoku. Setelah Pertempuran Sekigahara di tahun 1600,
kekuasaan pemerintah pusat direbut oleh Tokugawa Ieyasu yang
menyelesaikan proses pengambilalihan kekuasaan dan mendapat gelar

6
Sei-i Taishōgun di tahun 1603. Tokugawa Ieyasu sebetulnya tidak
memenuhi syarat sebagai shogun karena bukan keturunan klan Minamoto.
Agar syarat utama menjadi shogun terpenuhi, Ieyasu memalsukan garis
keturunannya menjadi keturunan klan Minamoto agar bisa diangkat
menjadi shogun. Keturunan Ieyasu secara turun-temurun menjadi shogun
dan kepala pemerintahan sampai terjadinya Restorasi Meiji.
Di masa Keshogunan Tokugawa, rakyat Jepang dibagi-bagi menurut
sistem kelas berdasarkan pembagian kelas yang diciptakan Toyotomi
Hideyoshi. Kelas samurai berada di hirarki paling atas, diikuti petani,
pengrajin dan pedagang. Pemberontakan sering terjadi akibat pembagian
sistem kelas yang kaku dan tidak memungkinkan orang untuk berpindah
kelas. Pajak yang dikenakan terhadap petani selalu berjumlah tetap
dengan tidak memperhitungkan inflasi. Samurai yang menguasai tanah
harus menanggung akibatnya, karena jumlah pajak yang berhasil
dikumpulkan semakin hari nilainya semakin berkurang. Perselisihan soal
pajak sering menyulut pertikaian antara petani kaya dan kalangan samurai
yang terhormat tapi kurang makmur. Pertikaian sering memicu kerusuhan
lokal hingga pemberontakan berskala besar yang umumnya dapat segera
dipadamkan. Kelompok anti keshogunan Tokugawa justru semakin
bertambah kuat setelah keshogunan Tokugawa mengambil kebijakan
untuk bersekutu dengan kekuatan asing.
Setelah kalah dalam Perang Boshin yang berpuncak pada Restorasi
Meiji, keshogunan Tokugawa berhasil ditumbangkan persekutuan kaisar
dengan sejumlah daimyo yang berpengaruh. Keshogunan Tokugawa
secara resmi berakhir setelah shogun Tokugawa ke-15 yang bernama
Tokugawa Yoshinobu mundur dan kekuasaan dikembalikan ke tangan
kaisar (Taisei Hōkan).
Pemerintahan
Keshogunan dan wilayah han

Shogun Tokugawa Ieyasu

7
Sistem politik feodal Jepang di zaman Edo disebut Bakuhan Taisei, baku
dalam "bakuhan" berarti "tenda" yang merupakan singkatan dari bakufu
(pemerintah militer atau keshogunan). Dalam sistem Bakuhan taisei,
daimyo menguasai daerah-daerah yang disebut han dan membagi-bagikan
tanah kepada pengikutnya. Sebagai imbalannya, pengikut daimyo berjanji
untuk setia dan mendukung daimyo secara militer.
Kekuasaan pemerintah pusat berada di tangan shogun di Edo dan
daimyo ditunjuk sebagai kepala pemerintahan di daerah. Daimyo
memimpin provinsi sebagai wilayah berdaulat dan berhak menentukan
sendiri sistem pemerintahan, sistem perpajakan, dan kebijakan dalam
negeri. Sebagai imbalannya, daimyo wajib setia kepada shogun yang
memegang kendali hubungan internasional dan keamanan dalam negeri.
Shogun juga memiliki banyak provinsi dan berperan sebagai daimyo di
provinsi yang dikuasainya. Keturunan keluarga Tokugawa disebar sebagai
daimyo di seluruh pelosok Jepang untuk mengawasi daimyo lain agar
tetap setia dan tidak bersekongkol melawan shogun.
Keshogunan Tokogawa berhak menyita, menganeksasi, atau
memindahtangankan wilayah di antara para daimyo. Sistem Sankin Kotai
mewajibkan daimyo bertugas secara bergiliran mendampingi shogun
menjalankan fungsi pemerintahan di Edo. Daimyo harus memiliki rumah
kediaman sebagai tempat tinggal kedua sewaktu bertugas di Edo. Anggota
keluarga daimyo harus tetap tinggal di Edo sebagai penjaga rumah
sewaktu daimyo sedang pulang ke daerah, sekaligus sebagai sandera kalau
daimyo bertindak di luar keinginan shogun.
Daimyo dari keturunan klan Tokugawa dan daimyo yang secara turun
temurun merupakan pengikut setia klan Tokugawa disebut Fudai Daimyo.
Sedangkan daimyo yang baru setia kepada klan Tokugawa setelah
bertekuk lutut dalam Pertempuran Sekigahara disebut Tozama Daimyo.
Golongan yang selalu mendapat perlakuan khusus disebut Shimpan
Daimyo, karena berasal tiga percabangan keluarga inti Tokugawa yang
disebut Tokugawa Gosankei (Tiga keluarga terhormat Tokugawa) yang
masing-masing dipimpin oleh putra Tokugawa Ieyasu:
o Tokugawa Yoshinao, penguasa han Owari generasi pertama
o Tokugawa Yorinobu, penguasa han Kishū generasi pertama
o Tokugawa Yorifusa, penguasa han Mito generasi pertama.
Lambang keluarga Tokugawa berupa Mitsuba Aoi (tiga helai daun Aoi)
hanya boleh digunakan garis keturunan utama keluarga Tokugawa dan
Tokugawa Gosankei. Putra-putra lain Tokugawa Ieyasu hanya diberi nama
keluarga Matsuidara dan tidak mendapatkan nama keluarga Tokugawa.

8
Di awal zaman Edo, keshogunan Tokugawa sangat kuatir terhadap
Tozama Daimyo yang dianggap memiliki kesetiaan yang tipis terhadap
klan Tokugawa. Berbagai macam strategi dirancang agar Tozama Daimyo
tidak memberontak. Sanak keluarga klan Tokugawa sering dikawinkan
dengan Tozama Daimyo, walaupun sebenarnya tujuan akhir keshogunan
Tokugawa adalah memberantas habis semua Tozama Daimyo.
Keshogunan Tokugawa justru akhirnya berhasil ditumbangkan Tozama
Daimyo dari Satsuma, Choshu, Tosa, dan Hizen.
Keshogunan Tokugawa memiliki sekitar 250 wilayah han yang
jumlahnya turun naik sesuai keadaan politik. Peringkat wilayah han
ditentukan pemerintah berdasarkan total penghasilan daerah dalam
setahun berdasarkan unit koku. Penghasilan minimal yang ditetapkan
shogun untuk seorang daimyo adalah 10.000 koku. Daimyo yang
memegang wilayah makmur dan berpengaruh mempunyai penghasilan
sekitar 1 juta koku.
Keshogunan Tokugawa menjalankan pemerintah pusat dari Edo,
sedangkan penguasa sah Jepang dipegang kaisar Jepang yang
berkedudukan di Kyoto. Kebijakan pemerintahan dikeluarkan istana
kaisar di Kyoto dan diteruskan kepada klan Tokugawa. Sistem ini
berlangsung sampai kekuasaan pemerintah dikembalikan kepada kaisar di
zaman Restorasi Meiji.
Keshogunan Tokugawa menugaskan perwakilan tetap di Kyoto yang
disebut Kyōto Shoshidai untuk berhubungan dengan kaisar, keluarga
kaisar dan kalangan bangsawan.

Kapal segel merah milik Jepang di tahun 1634 dan Pintu gerbang Sakurada
di Istana Edo, pusat kekuasaan klan Tokugawa

9
Keshogunan Tokugawa mengeruk keuntungan besar dari monopoli
perdagangan luar negeri dan hubungan internasional. Perdagangan
dengan kapal asing dalam jumlah terbatas hanya diizinkan di Provinsi
Satsuma dan daerah khusus Tsushima. Kapal-kapal Namban dari Portugal
merupakan mitra dagang utama keshogunan Tokugawa yang diikuti
jejaknya oleh kapal-kapal Belanda, Inggris dan Spanyol.
Jepang berperan aktif dalam perdagangan luar negeri sejak tahun 1600.
Pada tahun 1615, misi dagang dan kedutaan besar di bawah pimpinan
Hasekura Tsunenaga melintasi Samudra Pasifik ke Nueva Espana dengan
menggunakan kapal perang Jepang bernama San Juan Bautista. Sampai
dikeluarkannya kebijakan Sakoku di tahun 1635, shogun masih
mengeluarkan izin bagi kapal-kapal Shuisen (Kapal Segel Merah) yang
ingin berdagang dengan Asia. Setelah itu, perdagangan hanya diizinkan
dengan kapal-kapal yang datang Tiongkok dan Belanda.
Lembaga pemerintahan
Rōjū dan Wakadoshiyori
Menteri senior (rōjū) diangkat dari anggota keshogunan yang paling
senior dan bertugas sebagai pengawas ōmetsuke, machibugyō,
ongokubugyō dan pejabat-pejabat tinggi lain. Tugas lain menteri senior
adalah berhubungan dengan berbagai kalangan, seperti istana kaisar di
Kyoto, kalangan bangsawan (kuge), daimyo, kuil Buddha dan Jinja,
termasuk menghadiri berbagai macam rapat seperti rapat pembagian
daerah. Keshogunan Tokugawa memiliki 4-5 menteri senior yang masing-
masing bertugas sebulan penuh secara bergantian. Shogun meminta
pertimbangan menteri senior jika ada persoalan penting yang harus
diselesaikan. Pada perombakan birokrasi di tahun 1867, posisi menteri
senior dihapus dan diganti dengan sistem kabinet, sehingga ada menteri
dalam negeri, menteri keuangan, menteri luar negeri, menteri angkatan
darat dan menteri angkatan laut.
Pada prinsipnya, Fudai Daimyo yang memiliki wilayah kekuasaan
minimal 50.000 koku memenuhi persyaratan untuk ditunjuk sebagai
menteri senior. Walaupun demikian, pejabat menteri senior sering berasal
dari birokrat yang dekat dengan shogun, seperti pejabat soba yōnin, Kyoto
shoshidai dan Osaka jōdai.
Shogun kadang kala menunjuk seorang menteri senior untuk mengisi
posisi Tairō (tetua atau penasehat). Pejabat Tairō dibatasi hanya berasal
dari klan Ii, Sakai, Doi dan Hotta, walaupun Yanagisawa Yoshiyasu
pernah juga diangkat sebagai pengecualian. Ii Naosuke merupakan Tairō

10
yang paling terkenal, tapi tewas dibunuh pada tahun 1860 di luar pintu
gerbang Sakurada, Istana Edo.
Sebagai kelanjutan dari dewan rokuninshū (1633–1649) yang terdiri dari
6 anggota, keshogunan Tokugawa membentuk dewan wakadoshiyori yang
berada persis di bawah posisi menteri senior (rōjū). Dewan wakadoshiyori
terbentuk pada tahun 1662 dan terdiri dari 4 anggota. Tugas utama dewan
wakadoshiyori adalah mengurusi hatamoto dan gokenin yang merupakan
pengikut langsung shogun.
Sebagian shogun juga mengangkat pejabat soba yōnin yang bertugas
sebagai perantara antara shogun dan rōjū. Posisi soba yōnin menjadi sangat
penting di masa shogun Tokugawa ke-5 yang bernama Tokugawa
Tsunayoshi akibat salah seorang pejabat wakadoshiyori bernama Inaba
Masayasu membunuh pejabat tairō bernama Hotta Masatoshi. Shogun
Tsunayoshi yang cemas akan keselamatan dirinya memindahkan kantor
rōjū hingga jauh dari bangunan utama istana.
Ōmetsuke dan Metsuke
Pejabat yang melapor kepada rōjū and wakadoshiyori disebut
ōmetsuke dan metsuke. Lima orang pejabat ōmetsuke diberi tugas
memata-matai para daimyo, kalangan bangsawan (kuge) dan istana kaisar
agar segala usaha pemberontakan bisa diketahui sejak dini.
Di awal zaman Edo, daimyo seperti Yagyū Munefuyu pernah ditunjuk
sebagai pejabat ōmetsuke. Selanjutnya, jabatan ōmetsuke cuma diisi oleh
hatamoto yang berpenghasilan minimal 5.000 koku. Shogun sering
menaikkan penghasilan ōmetsuke menjadi 10.000 koku agar ōmetsuke bisa
dihargai dan berkedudukan sejajar dengan daimyo yang sedang diawasi.
Pejabat ōmetsuke juga menerima gelar kami, seperti Bizen-no-kami yang
berarti penguasa provinsi Bizen.
Sejalan dengan perkembangan waktu, fungsi pejabat ōmetsuke berubah
menjadi semacam kurir yang menyampaikan perintah dari keshogunan
Tokugawa ke para daimyo. Pejabat ōmetsuke juga diserahi tugas
melangsungkan upacara seremonial di lingkungan Istana Edo.
Pengawasan kehidupan beragama dan pengendalian senjata api
merupakan tanggung jawab tambahan pejabat ōmetsuke.
Pejabat metsuke melapor kepada wakadoshiyori dan bertugas sebagai
polisi militer bagi shogun. Tugasnya mengawasi ribuan hatamoto and
gokenin yang berpusat di Edo. Masing-masing wilayah han juga memiliki
metsuke yang berfungsi sebagai polisi militer bagi para samurai.

11
San-bugyō
Pelaksanaan pemerintahan dilakukan oleh san-bugyō (tiga lembaga
administrasi): jishabugyō, kanjōbugyō dan machibugyō. Pejabat
jishabugyō berstatus paling elit karena para pejabat selalu berhubungan
dengan kuil Buddha (ji) dan kuil Shinto (sha) dan diberi hak penguasaan
atas tanah. Pejabat jishabugyō juga menerima pengaduan dari pemilik
tanah di luar 8 provinsi Kanto. Pejabat jishabugyō ditunjuk dari kalangan
daimyo, dengan Ōoka Tadasuke sebagai pengecualian.
Pejabat kanjōbugyō yang terdiri dari 4 orang melapor langsung kepada
rōjū. Tugasnya sebagai auditor keuangan keshogunan Tokugawa. Pejabat
machibugyō merupakan pelaksana pemerintahan tingkat lokal. Tugasnya
merangkap-rangkap sebagai walikota, kepala polisi, kepala pemadam
kebakaran, dan hakim pengadilan pidana dan hukum perdata, tapi tidak
bertanggung jawab terhadap samurai. Pejabat machibugyō yang terdiri
dari 2 orang (pernah juga sampai 3 orang) biasanya diambil dari hatamoto,
bertugas bergantian selama satu bulan penuh.
Tiga orang pejabat machibugyō menjadi terkenal berkat film samurai
(jidaigeki), pejabat bernama Ōoka Tadasuke dan Tōyama Kinshirō
(Tōyama no Kinsan) selalu digambarkan sebagai pahlawan, sedangkan
Torii Yōzō sebagai penjahat.
Pejabat san-bugyō merupakan anggota dari dewan yang disebut
Hyōjōsho. Anggota dewan hyōjōsho bertanggung jawab dalam soal
administrasi tenryō, mengawasi gundai, daikan dan kura bugyō. Selain itu,
anggota dewan hyōjōsho juga hadir sewaktu diadakan dengar pendapat
sehubungan dengan kasus yang melibatkan samurai.
Tenryō, Gundai dan Daikan
Shogun juga menguasai secara langsung tanah di berbagai daerah di
Jepang. Tanah milik shogun disebut Bakufu Chokkatsuchi yang sejak zaman
Meiji disebut sebagai Tenryō. Shogun memiliki tanah yang sangat luas,
mencakup daerah-daerah yang sudah sejak dulu merupakan wilayah
kekuasaan Tokugawa Ieyasu, ditambah wilayah rampasan dari para
daimyo yang kalah dalam Pertempuran Sekigahara, serta wilayah yang
diperoleh dari pertempuran musim panas dan musim dingin di Osaka. Di
akhir abad ke-17, seluruh wilayah kekuasaan Tokugawa bernilai 4 juta
koku. Kota perdagangan seperti Nagasaki dan Osaka, berbagai lokasi
pertambangan seperti tambang emas di Sado termasuk ke dalam wilayah
kekuasaan langsung shogun.
Wilayah kekuasaan shogun tidak dipimpin oleh daimyo melainkan
oleh pelaksana pemerintahan yang memegang jabatan gundai, daikan, dan

12
ongoku bugyō. Kota-kota penting seperti Osaka, Kyoto and Sumpu
dipimpin oleh machibugyō, sedangkan kota pelabuhan Nagasaki dipimpin
oleh Nagasaki bugyō yang ditunjuk oleh shogun dari hatamoto yang
sangat setia pada shogun.

Daimyo
Daimyō berasal dari kata Daimyōshu ( kepala keluarga terhormat) yang
berarti orang yang memiliki pengaruh besar di suatu wilayah. Di dalam
masyarakat samurai di Jepang, istilah daimyō digunakan untuk samurai
yang memiliki hak atas tanah yang luas (tuan tanah) dan memiliki banyak
bushi sebagai pengikut.
Pada zaman Muromachi, Shugoshoku adalah nama jabatan yang
diberikan kepada kelas penguasa untuk menjaga wilayah feodal yang
disebut Kuni (provinsi). Penguasa yang menjabat Shugoshoku kemudian
sering disebut sebagai Shugo Daimyō (daimyō yang melindungi).
Di zaman Sengoku, dikenal penguasa wilayah feodal yang disebut
Taishin). Selain itu dikenal juga samurai lokal yang berperan dalam
pembangunan daerah yang disebut Kokujin. Sengoku Daimyō ?)
merupakan sebutan untuk daimyō yang menguasai lebih dari satu wilayah
kekuasaan.
Pada zaman Edo, daimyō adalah sebutan untuk samurai yang menerima lebih
dari 10.000 koku dari Keshogunan Edo, sedangkan samurai yang menerima
kurang dari 10.000 koku disebut Hatamoto.

Bushido
Bushido ("tatacara ksatria") adalah sebuah kode etik kepahlawanan
golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Samurai sendiri adalah
sebuah strata sosial penting dalam tatanan masyarakat feodalisme Jepang.
Secara resmi, Bushido dikumandangkan dalam bentuk etika sejak zaman
Shogun Tokugawa.Makna bushido itu sendiri adalah sikap rela mati
negara/kerajaan dan kaisar. Biasanya para samurai dan Shogun rela
mempartaruhkan nyawa demi itu,jika ia gagal,ia akan melakukan seppuku
(harakiri).Bushido sudah dilakukan pada saat perang dunia II, yaitu
menjadi prajurit berani mati.

Daimyo zaman Edo

13
Daimyo yang berkunjung ke istana, gambar dari buku "Sketches of
Japanese Manners and Customs"
Peringkat daimyō pada zaman Edo ditentukan oleh tingkatan
kebangsawanan (Kakaku), tingkat jabatan (Kan-i), potensi kekayaan wilayah
Han (Kokudaka), dan deskripsi pekerjaan (Yakushoku).
Pada zaman Edo terdapat 3 jenis daimyō:
Kamon Daimyō
Daimyō yang masih punya hubungan kerabat dengan keluarga shogun
Tokugawa
Fudai Daimyō
Daimyō turun temurun yang sudah setia kepada shogun Tokugawa jauh
sebelum Pertempuran Sekigahara,
Tozama
Pengikut Tokugawa yang menjadi setia setelah ditundukkan dalam
Pertempuran Sekigahara.
Tokugawa Ieyasu memberi wewenang atas kekuasaan wilayah han Owari,
Kishū, Mito untuk ketiga orang putranya. Ieyasu juga memberi wewenang
kepada masing-masing putranya untuk menggunakan nama keluarga
Tokugawa, sehingga salah satu garis keturunan putranya dapat
menggantikan garis keturunan utama Tokugawa jika mata rantai
keturunan utama terputus. Selain itu, masing-masing putra Tokugawa
masih menerima tugas penting memata-matai kegiatan para daimyō lain
wilayah han tetangga.

14
Ieyasu menyebar anggota keluarganya ke seluruh Jepang untuk
mengawasi daimyō di wilayah han tetangga. Putra ke-9 yang bernama
Tokugawa Yoshinao ditunjuk sebagai daimyō wilayah han Owari. Putra
ke-10 yang bernama Tokugawa Yorinomu ditunjuk sebagai daimyō
wilayah han Kishū, Putra ke-11 yang bernama Tokugawa Yorifusa ditunjuk
sebagai daimyō wilayah han Mito. Selain itu, Yūki Hideyasu yang
merupakan kakak dari shogun generasi ke-2 Tokugawa Hidetada ditunjuk
sebagai daimyō wilayah han Echizen.
Pengikut (Kashin) berasal dari keluarga yang sudah turun temurun
mengabdi kepada klan Tokugawa dijadikan Fudai Daimyō. Dalam
menjalankan pemerintahan, shogun Tokugawa selalu dikelilingi oleh
Fudai Daimyō yang ditunjuk sebagai menteri senior (Tairō) dan penasehat
shogun (Rojū)
Jika dibandingkan dengan daimyō lainnya, Fudai Daimyō menerima
jumlah Kokudaka yang rendah, sebaliknya klan Torii, klan Sakakibara, dan
klan Honda mempunyai kokudaka yang tinggi. Klan Ii yang menjadi
Fudai Hitto di Hikone mempunyai kokudaka yang sangat tinggi hingga
mencapai 350.000 koku. Cuma ada segelintir daimyō yang menerima di
atas 100.000 koku, misalnya: klan Sakai, klan Abe, klan Hotta, klan
Yanagisawa, dan klan Toda.
Samurai
Samurai adalah istilah untuk perwira militer kelas elit sebelum zaman
industrialisasi di Jepang. Kata "samurai" berasal dari kata kerja "samorau"
asal bahasa Jepang kuno, berubah menjadi "saburau" yang berarti
"melayani", dan akhirnya menjadi "samurai" yang bekerja sebagai pelayan
bagi sang majikan.
Istilah yang lebih tepat adalah bushi (harafiah: "orang bersenjata") yang
digunakan semasa zaman Edo. Bagaimanapun, istilah samurai digunakan
untuk prajurit elit dari kalangan bangsawan, dan bukan contohnya,
ashigaru atau tentara berjalan kaki. Samurai yang tidak terikat dengan klan
atau bekerja untuk majikan (daimyo) disebut ronin (harafiah: "orang
ombak"). Samurai yang bertugas di wilayah han disebut hanshi.

15
Seorang samurai dengan pakaian tempur, 1860.
Samurai dianggap mesti bersopan dan terpelajar, dan semasa Keshogunan
Tokugawa berangsur-angsur kehilangan fungsi ketentaraan mereka. Pada akhir
era Tokugawa, samurai secara umumnya adalah kaki tangan umum bagi daimyo,
dengan pedang mereka hanya untuk tujuan istiadat. Dengan reformasi Meiji pada
akhir abad ke-19, samurai dihapuskan sebagai kelas berbeda dan digantikan
dengan tentara nasional menyerupai negara Barat. Bagaimanapun juga, sifat
samurai yang ketat yang dikenal sebagai bushido masih tetap ada dalam
masyarakat Jepang masa kini, sebagaimana aspek cara hidup mereka yang
lain.Etimologi
Perkataan samurai berasal pada sebelum zaman Heian di Jepang di
mana bila seseorang disebut sebagai saburai, itu berarti dia adalah seorang
suruhan atau pengikut. Hanya pada awal zaman modern, khususnya pada
era Azuchi-Momoyama dan awal periode/era Edo pada akhir abad ke-16
dan awal abad ke-17 perkataan saburai bertukar diganti dengan perkataan
samurai. Bagaimanapun, pada masa itu, artinya telah lama berubah.
Pada era pemerintahan samurai, istilah awal yumitori (“pemanah”) juga
digunakan sebagai gelar kehormat bagi sejumlah kecil panglima perang,
walaupun pemain pedang telah menjadi lebih penting. Pemanah Jepang
(kyujutsu), masih berkaitan erat dengan dewa perang Hachiman.
Samurai menggunakan beberapa macam jenis senjata, tetapi katana
adalah senjata yang identik dengan keberadaan mereka, Dalam Bushido
diajarkan bahwa katana adalah roh dari samurai dan kadang-kadang
digambarkan bahwa seorang samurai sangat tergantung pada katana
dalam pertempuran. Mereka percaya bahwa katana sangat penting dalam
memberi kehormatan dan bagian dalam kehidupan. Sebutan untuk katana
tidak dikenal sampai massa Kamakura (1185–1333), sebelum masa itu

16
pedang Jepang lebih dikenal sebagai tachi dan uchigatana, Dan katana
sendiri bukan menjadi senjata utama sampai massa Edo.
Apabila seorang anak mancapai usia tiga belas tahun, ada upacara yang
dikenali sebagai Genpuku. Anak laki-laki yang menjalani genpuku
mendapat sebuah wakizashi dan nama dewasa untuk menjadi samurai
secara resmi. Ini dapat diartikan dia diberi hak untuk mengenal katana
walaupun biasanya diikat dengan benang untuk menghindari katana
terhunus dengan tidak sengaja. Pasangan katana dan wakizashi dikenali
sebagai Daisho, yang berarti besar dan kecil.
Senjata samurai yang lain adalah yumi atau busar komposit dan
dipakai selama beberapa abad sampai masa masuknyah senapan pada
abad ke-16. Busur komposit model Jepang adalah senjata yang bagus.
Bentuknya memungkinkan untuk digunakan berbagai jenis anak panah,
seperti panah berapi dan panah isyarat yang dapat menjangkau sasaran
pada jarak lebih dari 100 meter, bahkan bisa lebih dari 200 meter bila
ketepatan tidak lagi diperhitungkan, Senjata ini biasanya digunakan
dengan cara berdiri di belakang Tedate yaitu perisai kayu yang besar, tetapi
bisa juga digunakan dengan menunggang kuda. Latihan memanah di
belakang kuda menjadi adat istiadat Shinto, Yabusame. Dalam pertempuran
melawan penjajah Mongol, busur komposit menjadi senjata penentu
kemenangan, Pasukan Mongol dan Cina pada waktu itu memakai {busur
komposit]] dengan ukuran yang lebih kecil, apalagi dengan
keterbatasannya dalam pemakaian pasukan berkuda

Jujutsu Buyut Beladiri Jepang


Jujutsuatau juga disebut jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah
nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang Jepang. Adalah
tidak betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam
beladiri saja.
Jujutsu (juga dieja Jujitsu, Ju-Jitsu atau Jiu-Jitsu)adalah sebuah sebutan
kolektif untuk beberapa aliran seni beladiri yang berasal dari Jepang.
Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat

17
defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat
fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan,
melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat
digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu
ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep
defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.

Sekolah Jujutsu di Jepang


Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis
besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan
dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-
jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri di
zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya
mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang
bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan di
zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan
pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut
Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan di zaman Edo (sesudah
Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai
pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza
(menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu
waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza
(menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk
melakukan teknik-teknik tersebut diatas. Teknik-teknik tersebut lahir dari
metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di
saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan
pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).

18
Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang
didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran
lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan
oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan
oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama
Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.
Di Indonesia, ada beberapa perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu yang cukup
populer. Di berbagai kota besar dapat dijumpai perguruan-perguruan
Jujutsu/Ju-Jitsu, antara lain PORBIKAWA [1] (Persatuan Beladiri
Ishikawa) yang didirikan oleh Master Ishikawa (dan diteruskan oleh
murid utama beliau, Bapak Tan Sing Tjay), perguruan Jiujitsu Club
Indonesia (JCI) [2] yang didirikan oleh Bapak Ferry Sonneville pada tahun
1953, perguruan Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) dengan pendiri-pendirinya:
Drs. Firman Sitompul (DAN X) dan Prof Irjen Pol Drs. DPM. Sitompul,
SH., MH (DAN X) pada tahun 1982, perguruan Goshinbudo Jujutsu
Indonesia (GBI) [3] yang didirikan oleh Bapak Ir. C.A. Taman M.Eng,
Nanadan Renshi-Shihan dan Bapak Ben Haryo S.Psi, M.Si, Godan-Shihan
pada tahun 1997, perguruan Take Sogo Budo yang didirikan oleh Bapak
Hero Pranoto pada tahun 1995, dan perguruan Samurai Jujutsu Indonesia
(SJJI) yang didirikan oleh Bapak Budi Martadi pada tahun 2000.
Perguruan PORBIKAWA, JCI, IJI dan Take Sogo Budo telah
mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan
bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari
beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang
lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia. Sehingga disebut
sebagai perguruan yang independen dan tidak terikat dengan tradisi dari
negara asal Jujutsu (Jepang).
Pendekatan yang berbeda diambil oleh Perguruan Goshinbudo Jujutsu
Indonesia (GBI) berafiliasi dengan JKF-Wadokai (beraliran Wado) dan
Kokusai Dentokan Renmei (beraliran Hakko-ryu), sedangkan Samurai
Jujutsu Indonesia (SJJI) berafiliasi dengan Kokusai Jujutsu Renmei [6].
Kedua perguruan diatas beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena
gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang sesuai aslinya,
tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di
Indonesia. Di perguruan GBI misalnya, diajarkan waza (teknik) yang
berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dan Ryoishinto-
ryu Jujutsu, Sedangkan di perguruan SJJI, diajarkan teknik dari Hontai
Takagi Yoshin-ryu Jujutsu, Asayama Ichiden-ryu Jujutsu dan beberapa
aliran lainnya. Karena itu kedua perguruan ini disebut sebagai Jujutsu
tradisional atau "ortodoks".

19
Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format
pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu
dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sedangkan
Jujutsu modern (seperti Gracie Jiu-Jitsu dari Brazil) biasanya menekankan
pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan
keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang).
Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan
aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk
menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan diluar Jepang,
namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri Ketsugo Ju-Jitsu
( [jujutsu] ) misalnya, diciptakan sendiri oleh Prof. Harold Brosious dari
USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai
pengembangan. Demikian juga dengan Small Circle Ju-Jitsu yang
diciptakan oleh Prof. Wally Jay).
Ada banyak organisasi Jiu-Jitsu (Jujutsu) di Indonesia, dimana yang
tertua adalah Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh alm. Bapak
Ferry Soneville pada tahun 1950. Bapak Soneville juga dibantu oleh Bapak
M.A. Affendi dan beberapa ahli beladiri lainnya saat merintis perguruan
beliau. Perguruan ini sampai sekarang (2007) masih aktif dibawah
pimpinan Bapak Prayitno, seorang pebeladiri senior yang sempat tinggal
lama di Australia dan belajar dibawah bimbingan Mr. Jan de Jong, seorang
murid langsung dari grandmaster Minoru Mochizuki.
Sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahan Belanda,
tepatnya tahun 1920an, di Jawa Tengah ada tercatat perguruan Tsutsumi
Hozan-ryu Jujutsu yang diasuh oleh keluarga Saito (Mr. Jan de Jong
tercatat sebagai anggota perguruan ini), dan perguruan Jujutsu jalan
Kranggan Surabaya yang diasuh oleh Mr. Isuki Watanabe. Namun kedua
perguruan ini tidak aktif lagi semenjak perang dunia ke II, walaupun
masih ada murid-murid perguruan tersebut yang tetap setia mengajarkan
Jujutsu diluar Indonesia.
Selepas perang dunia ke II, beberapa tokoh Judo yang juga menguasai
Jujutsu mengajarkan beladiri Jujutsu sebagai bagian dari teknik self-
defense yang diajarkan kepada murid-murid Judo. Diantara guru-guru
tersebut adalah Mr. Seichi Makino dan Mr. Dick Schilder, keduanya
mengajarkan Jujutsu di Pulau Jawa.
Pada era 1970-an, beberapa orang pemuda Indonesia yang dulu
berlatih di luar negeri dan kembali ke Indonesia turut meramaikan
khasanah kekayaan seni beladiri Jujutsu di Indonesia, antara lain adalah
Bapak C.A. Taman yang kemudian mendirikan perguruan Wadokai pada
tahun 1972 dan turut membidani kelahiran perguruan Goshinbudo Jujutsu

20
Indonesia (GBI) pada tahun 1997. Bapak Taman adalah satu-satunya putra
bangsa Indonesia yang sempat berlatih langsung dengan grandmaster
Hironori Otsuka, sang pewaris ke 4 dari aliran Shindo Yoshin-ryu Jujutsu
dan pendiri aliran Wado-ryu Karate. Bapak Ben Haryo, yang sekarang
menjadi instruktur kepala (wakil guru besar) untuk GBI, adalah murid
langsung beliau. Selain Bapak Ben Haryo, orang lain yang berjasa kepada
perkembangan GBI adalah Bapak Saleh Jusuf, seorang ahli beladiri yang
lama tinggal di Negeri Belanda, dan semasa tinggal disana sempat
mempelajari Judo dari Mr. Willem Ruska (juara Olympiade), Jujutsu dari
Mr. John Phillips dan Sambo (gulat Rusia) dari Mr. Chris Doelman.
GBI di Indonesia dikenal sebagai organisasi "kosmopolitan" karena
sering menerima murid dari kalangan orang asing, dan berafiliasi dengan
banyak guru besar Jujutsu yang berada di luar negeri. Nama-nama seperti
Prof. George Kirby (American Jujutsu Association, USA), Prof. Harold
Brosious (Ketsugo Jujutsu USA) dan Col. Roy Hobbs (Sekai Dentokan
Renmei) masih tercatat sebagai anggota dewan penasehat GBI. Aliran
Dentokan Aiki Jujutsu yang diajarkan oleh Col. Roy Hobbs, disebarkan di
Indonesia oleh Bapak Ben Haryo, dan diajarkan sebagai salah satu aliran
Jujutsu yang berada dalam ruang lingkup GBI Club.
Selain nama-nama diatas, tidak dapat dilupakan keberadaan perguruan
PORBIKAWA (Persatuan Seni Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh
murid-murid langsung dari Master Ishikawa, yaitu Bapak Tan Sing Chay
(Sutikno) dan Bapak Tan Thiam Sioe (Sutrisno). Perguruan ini sampai
sekarang masih eksis, dan berpusat di Surabaya.
Perguruan Jujutsu lainnya yang masih eksis di Indonesia adalah Take
Sogo Budo yang dipimpin Hero Pranoto, dan KYUURAI yang dipimpin
oleh Sensei Darmawan.Perguruan Kyuurai Jujitsu dirintis pertama kali di
Gelanggang Generasi Muda Bandung tahun 2000. Berkembang di
Bulungan Jakarta Selatan, Universitas Katolik Parahyangan Bandung,
dikembangkan di Batamindo-Batam Kep.Riau dirintis oleh DR John
Sulistiawan,bersama dengan Renshi Ichi-Dan Khufran Hakim Noor dan
Rizka Billitania.Aliran Kyuurai menitik beratkan pada pemahaman dan
filosofi gerak koshi no mawari yang langka.Dan sistem pengobatan yang
berdasarkan pada Kokyu-ho dan pengaturan pola makanan dengan buah-
buahan dan sayuran.
Selain itu tidak boleh dilupakan bahwa aliran Kushin-ryu Jujutsu yang
diajarkan oleh Mahaguru Matsuzaki Horyu juga diajarkan sebagai bagian
dari silabus perguruan Kushin-ryu M Karatedo Indonesia, oleh murid-
murid beliau yang berkebangsaan Indonesia, yaitu Bapak Buchori dan
Bapak Hambali

21
Dari tinjauan diatas dapat kita lihat bahwa di Indonesia ada cukup
banyak perguruan seni beladiri Jujutsu dengan berbagai alirannya.
Seni beladiri Jujutsu di Indonesia belum mencapai kemajuan yang pesat
dan mencapai popularitas seperti dialami oleh beladiri lainnya, karena di
Indonesia belum ada wadah yang dapat menjadi ajang silaturahmi dan
kerjasama semua perguruan Jujutsu yang ada, tidak seperti Pencak Silat
yang dapat bersatu lewat IPSI nya dan Karatedo yang dapat bersatu lewat
FORKI. Jika perguruan-perguruan Jujutsu yang berbeda-beda aliran di
Indonesia dapat mencapai kata sepakat untuk membentuk suatu wadah
persatuan dan kerjasama, dimana semua perguruan bisa duduk sebagai
mitra yang sejajar dan saling menghormati, maka perkembangan beladiri
Jujutsu di Indonesia tentu tidak akan kalah kemajuannya dengan olahraga
beladiri Jepang lainnya.
Salah satu perguruan Jujutsu di Indonesia yang cukup sukses dan
berhasil memiliki anggota dalam jumlah besar adalah dari aliran Kyushin
Ryu. Jiu-Jitsu aliran "Kyushin Ryu" yang kabarnya masuk ke Indonesia
pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara
Jepang yang bernama Ishikawa. Karena itu Jiu-jitsu Indonesia (skrg. IJI-
Institut Jiu-Jitsu Indonesia) dikenal dengan aliran I Kyushin Ryu.
Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (seorang
ahli Silat dari BANTAR ANGIN Ponorogo) yang kemudian diturunkan
kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul(Dan X),Prof.
Irjen(Pol)Drs. DPM Sitompul, SH, MH(Dan X), Drs. Heru Nurcahyo (Dan
VIII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V).
Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan
berkembangnya Jiu-Jitsu aliran IJI di Indonesia. Salah satu penerusnya
adalah Drg. Poul DH Sitompul, M.M (Dan IV) yang langsung belajar dari
kedua pamannya (Drs. Firman Sitompul, Dan X dan Prof. Irjen. Drs DPM
Sitompul, SH., MH., Dan X)Perguruan IJI hanya mengajarkan aliran Ju-
Jitsu hasil karya Raden Sutopo dan tidak mengajarkan aliran Ju-Jitsu
lainnya. Sedangkan ilmu warisan dari Master Ishikawa yang sesuai bentuk
aslinya diajarkan di perguruan PORBIKAWA yang sekarang masih eksis
di Surabaya.
Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu hasil karya Bapak Sutopo ini ke
seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu
dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan
berbadan hukum yang bernama " Institut Jiu-Jitsu Indonesia " disingkat "
IJI ", tepatnya tanggal 8 Desember 1981.
Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu aliran
IJI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu Indonesia

22
aliran IJI berhasil mendapatkan surat penghargaan dari staf Kedutaan
Besar Jepang, Mr. Keiji Iwasaki & Mr. Yuji Hamada.
Hingga saat ini Jiu-Jitsu aliran IJI telah masuk di POLRI dan juga di
berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES,
MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi-
instansi pemerintah maupun swasta dan juga di perguruan tinggi.
Menurut para praktisi Jiu-Jitsu aliran IJI ini, Secarah harfiah kata Jiu
atau Ju didalam IJI berarti lentur atau fleksibel dan kata Jitsu atau Jutsu
berarti teknik atau cara/metode. Maka Ju-Jitsu berarti bela diri yang
fleksibel. Jiu-Jitsu IJI karena merupakan kombinasi bermacam-macam
teknik dari berbagai sumber, maka ajarannya pun beragam; ada teknik
keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik
bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga
dalam dan pernafasan, serta banyak teknik tangan kosong dan teknik
menggunakan senjata. Apalagi para anggota IJI jika sudah mencapai sabuk
hitam maka dianjurkan untuk meriset/mengembangkan sendiri teknik-
teknik dasar IJI, termasuk juga dapat mengambil teknik dari beladiri lain,
sehingga memperkaya perbendaharaan teknik di IJI.
Intinya Jiu-Jitsu versi IJI menghalalkan segala cara agar dapat
menguasai lawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Jiu-Jitsu versi IJI
adalah teknik bertarung bebas, jadi bukanlah sport. Akan tetapi dalam
masa modern ini Jiu-Jitsu IJI juga mulai marak menggiatkan Sport Jiu-Jitsu
sehingga muncul banyak sekali even-even pertandingan Ju-Jitsu IJI yang
berskala Nasional. Oleh karena itu, IJI adalah pelopor pertandingan Sport
Ju-Jitsu di Indonesia, yaitu pertandingan internal IJI sendiri (tidak diikuti
oleh perguruan lain) dengan peraturan yang hanya berlaku untuk anggota
IJI.
Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen
untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan
dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk
mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara
besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-
masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American
Jujutsu Association [www.americanjujitsuassociation.org] sedangkan di
Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council [8].
Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan
dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).
Sejak tahun 1980-an sudah ada wacana untuk menjadikan Jujutsu/Ju-
Jitsu sebagai sebuah cabang olahraga Olympiade. Oleh karena itu, pada
tahun 1998, atas prakarsa persatuan-persatuan di Eropa berdirilah Ju-Jitsu

23
International Federation (JJIF) [9] sebagai badan dunia yang mengatur dan
meregulasi cabang olahraga Sport Ju-Jitsu. Perlu dicatat bahwa JJIF hanya
berwewenang atas pertandingan Sport Ju-Jitsu saja dan tidak punya
wewenang atas seni beladiri Jujutsu secara keseluruhan.
JJIF adalah anggota dari International World Games Association
(IWGA) dan General Association of International Sport Federations
(GAISF), serta sedang memperjuangkan agar Sport Ju-Jitsu versi JJIF ini
dapat menjadi cabang olahraga Olympiade. JJIF didukung terutama di
Eropa oleh negara-negara besar seperti Denmark, Sweden dan Jerman,
sedangkan di Asia didukung terutama oleh Korea Selatan dan Pakistan.
Pada tahun 2009, Sport Ju-Jitsu akan menjadi salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan di 1st Asian Martial Arts Games yang akan
dilangsungkan pada tanggal 25 April sampai 5 Mei 2009 di Bangkok,
Thailand.

4
Sejarah Aikido

Asal-usul Aikido modern dapat di telusuri ke abad 9, pada jaman


feodal di Jepang. Tehnik-tehnik ini adalah berawal dari Pangeran Teijun,
anak ke-6 dari Kaisar Seiwa (850-880) dan diturunkan dari generasi ke
generasi dari keluarga Minamoto. Pada waktu generasi berikutnya, teknik-
teknik itu akhirnya diberikan pada Shinra Saburo Yoshimitsu, adik laki-
laki Yishiie Minamoto.
Yoshimitsu adalah seseorang yang mempunyai bakat dan kemampuan
yang hebat. Konon sejarahnya berkata bahwa Yoshimitsu mengembangkan
banyak teknik-tekniknya dengan mengawasi seekor laba-laba yang dengan
ahlinya menjebak serangga yang besar ke dalam sarangnya yang halus.
Kemudian Yoshimitsu menamai tehnik-tehnik temuannya dengan nama
Daito-ryu Aikijutsu (diambil dari nama rumahnya "Daito Mansion" dan

24
mengambil nama dari sistem Aikijutsu karena dasar dari tehnik ini adalah
dari Aikijutsu).

Gambar. Yoshimitu mengembangkan teknik Aikido diawali dengan


pengamatannya terhadap laba-laba

Teknik Daito-ryu ini disampaikan secara rahasia kepada anggota-


anggota keluarganya dan pembantu-pembantu, dimana akhirnya
mencapai Sokaku Takeda (1859-1943), yang kemudian memainkan peran
yang penting dari dasar-dasar Aikido yang modern. Sistem Daito-ryu yang
diberikan kepada Sokaku Takeda, jelas berbeda dari yang diajarkan
beribu-ribu tahun sebelumnya. Seni bela diri yang dipelajari oleh Takeda
tidak diketahui kecuali bahwa latihannya dilakukan di Ono-Ha Itto-ryu
Kenjutsu. Semua bukti-bukti mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa
seni Daito-ryu dari Takeda merupakan suatu perpaduan dari
pengalamannya yang luas dalam memberikan pelatihan dan inovasi-
inovasi teknis sebagaimana adanya mereka yang merupakan suatu
kelanjutan tetap dari tradisi bela diri suku Aizu.

Sejarah Yoshinkan Aikido


Soke Gozo Shioda lahir di Shinjuku, Tokyo pada tahun 1915. Ayahnya
Shioda, Seiichi adalah seorang ahli obat dan dokter anak-anak. Dialah yang
menganjurkan Gozo Shioda untuk mengikuti segala macam olah raga.
Hasilnya Gozo Shioda telah berlatih Kendo, senam dan Judo sewaktu dia
muda. Judo merupakan olah raga Gozo Shioda yang paling hebat dan
telah meraih level Dan 3 sewaktu dia masih remaja.

25
Kehidupan Gozo Shioda berubah sewaktu dia berumur 18 tahun,
sewaktu ayahnya mengirim dia ke Kobukan untuk belajar ke Ueshiba
Sensei, seseorang yang di percaya mempunyai "ilmu gaib". Pada
kunjungan pertamanya ke Kobukan, Shioda Sensei diundang oleh O'Sensei
(Ueshiba Sensei) untuk menggunakan keahlian Judonya. Ragu akan
kemampuan lawannya, Gozo Shioda dengan sepenuh tenaga menyerang
O'Sensei, setelah itu dia tiba-tiba sudah berada di udara terlempar dan
mendarat dengan kepalanya. Dengan kepala pusing dan kebingungan,
Gozo Shioda sangat terpesona dengan apa yang baru saja terjadi.
Keesokan harinya, 24 Mei 1932, Shioda yang masih remaja, bergabung
dengan Kobukan dan memulai karir dia di Aikido dengan bimbingan
Ueshiba Sensei. Gozo Shioda meninggalkan Kobukan pada tahun 1941
sewaktu dia lulus dari Universitas.
Setelah perang dunia ke-2, yang menyebabkan larangan untuk berlatih
segala macam ilmu beladiri di Jepang, Shioda Sensei mengadakan
demonstrasi Aikido di depan masyarakat untuk pertama kalinya pada
tahun 1954. Dia ditonton oleh 15,000 orang, Shioda Sensei telah diberikan
hadiah pertama untuk demonstrasi yang paling bagus. Dalam satu tahun,
Soke Gozo Shioda membuka dojo dia sendiri, Yoshinkan , yang
merupakan nama dari dojo ayahnya yang dahulu.
Pada tahun 1961, Ueshiba Sensei memberikan penghargaan ranking
Dan 9 kepada Soke Gozo Shioda . Perkembangan dan kontribusi Shioda
Sensei dalam mempromosikan Aikido dan ilmu bela diri Jepang secara
umum juga telah diberikan penghargaan oleh Perkumpulan Bela Diri
Internasional, ranking Dan 10 dan juga gelar Meijin (Grandmaster).
Yoshinkan Aikido mempunyai reputasi untuk stylenya yang sangat
kuat dan sangat memfokuskan ke efektifan dan efisiensi dari teknik-
tekniknya. Maka dari itu, kesatuan polisi wanita dan kelompok elit polisi
anti huru-hara Tokyo dilatih Yoshinkan Aikido. Program pelatihan polisi
anti huru-hara tersebut telah berlangsung kurang lebih selama 30
tahun."Yoshinkan" atau "Rumah untuk memperbaharui jiwa", terdiri dari
tiga kata-Yo yang berarti mengolah, Shin yang berarti jiwa atau semangat
dan Kan yang berarti rumah atau tempat.
Soke Gozo Shioda meninggal dunia pada tahun 1994, meninggalkan
sebuah organisasi yang berada di seluruh dunia seperti Jepang, Amerika,
Eropa, Australia, New Zealand dan Asia Tenggara. Soke Gozo Shioda
percaya bahwa dari bahasa Aikido yang sunyi, semua perbedaan antara
umat manusia dan kebudayaan akan menghilang, menghasilkan
kehidupan yang damai dan harmonis menjadi kenyataan daripada hanya
sebuah ide.

26
Sejarah Shudokan
Shudokan adalah sebuah nama Dojo Aikido yang beraliran Yoshinkan.
Sejarah Shudokan mulai dari Master Thamby Rajah yang terkenal sebagai
Bapak Aikido di Malaysia. Sensei Thamby memulai karir dalam ilmu bela
diri dengan mempelajari Judo. Ia pergi ke Jepang untuk melanjutkan
pelajarannya dilatih oleh Sensei Ichijima dan Mifune Kyuso yang
menyandang Dan 10 dan salah satu guru yang menonjol di Kodokan.
Ketika berlatih di Kodokan, Master Thamby berkenalan dengan Soke
Gozo Shioda, sehingga Sensei Thamby mengkombinasikan Judonya
dengan Yoshinkan Aikido. Satu tahun kemudian Master Thamby kembali
ke Malaysia setelah mendapat Shodan (sabuk hitam Dan 1) di Judo (orang
Malaysia pertama yang memperoleh itu) dan sabuk hitam di Aikido.
Sensei Joe Thambu mulai mempelajari Aikido dibawah pengawasan
pamannya, Master Thamby Rajah, pada waktu umur 11. Selama tahun-
tahun pertama, Sensei Thambu juga mempelajari Kendo dan Shindo Muso-
ryu Judo.
Sensei Thambu memperoleh Shodannya pada tahun 1978. Setelah
datang ke Australia pada umur 19, Sensei Thambu mempelajari Jujitsu dan
mencoba Aikikai ketika ia belajar di Universitas. Tapi kemudian
memutuskan untuk berhenti karena tidak cocok. Pada tahun 1983, Sensei
Thambu pergi ke Jepang untuk melanjutkan latihannya. Ketika di Jepang,
Sensei Thambu tinggal di Honbu dojo. Setelah kembali ke Australia, Sensei
Thambu membeli rumah di St. Georges Rd. dan mendirikan Shudokan.
Sejak 1983, Sensei Thambu telah pergi ke Jepang beberapa kali dimana
yang paling berkesan pada tahun 1993 ketika Ia memperoleh Dan 5-nya
dari Soke Gozo Shioda . Karena itu Sensei Thambu adalah murid Aikido
non-Jepang yang paling muda yang pernah meraih tingkat ini. Ia juga
mendapat kesempatan sebagai murid terakhir yang diuji oleh Soke Gozo
Shioda sebelum meninggal dunia pada tahun 1994.
Sensei Thambu, Instruktur Utama dari Yoshinkan Aikido dojo yang
pertama di Australia telah berlatih selama lebih dari 32 tahun. Ia mendapat
kesempatan untuk berlatih dengan instruktur-instruktur yang terkenal,
misalnya: Soke Gozo Shioda (pendiri Yoshinkan Aikido), Master Thamby
Rajah (Bapak Yoshinkan Aikido di Malaysia), Sensei Don Draeger, Soke
Toshihiro Obata (pendiri Shinkendo dan juga murid dari Soke Gozo
Shioda) dan Shihan Tetsuro Nariyama (instruktur utama Tomiki Aikido),
semuanya adalah ahli bela diri yang terkenal di dunia. Pada tahun 1996,
Blitz, majalah ilmu bela diri Australia, mengakui kemampuan dan prestasi-

27
prestasinya dengan memberikan penghargaan "The Blitz Aikido Instructor
of the Year". Ia juga sering diminta sebagai instruktur di industri
keamanan, mengkombinasikan pelatihan bela diri dan pengalaman
sekuriti dengan cara yang sangat unik.

Sejarah Aikido Shudokan Indonesia


Sensei Mark A. Hadiarja merupakan salah satu dari murid Sensei Joe
Thambu (Dan 7 Yoshinkan Aikido) yang telah diberikan kesempatan
untuk membuka dojo Yoshinkan Aikido yang pertama kali di Indonesia,
dengan rekomendasi langsung dari Sensei Joe Thambu sebagai head
instructor di Dojo Shudokan Australia, serta mendapat restu langsung dari
Kancho Kyoichi Inoue (Grandmaster Yoshinkan Aikido).

Gambar. Teknik bantingan dan teknik jatuh yang mempesona


Kemudian Dojo Yoshinkan Aikido Pertama di Indonesia yang di buka
oleh Sensei Mark A Hadiarja (sebagai head Instructor di Aikido Shudokan
Indonesia) tersebut diberi nama "Aikido Shudokan Indonesia" yang telah
diakui keberadaannya dan merupakan anggota terdaftar dari IYAF
(International Yoshinkan Aikido Federation).
Sensei Mark A. Hadiarja pertama kali belajar Aikido di Australia,
dibawah naungan langsung Sensei Joe Thambu dan saat ini beliau telah
menyandang tingkat Dan 3 dari Yoshinkan Aikido. Selain di Australia,
Sensei Mark pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti latihan di
Honbu Dojo (Dojo Pusat) di Tokyo, Jepang.
Sensei Mark A Hadiarja pernah mendapat kesempatan berlatih dengan
instruktur-instruktur yang telah bertaraf international seperti contohnya,

28
Ken Sensei (Dan 5 Yoshinkan Aikido, England), Joe Thambu Sensei (Dan 7
Yoshinkan Aikido ), Mori Sensei (Dan 7 Yoshinkan Aikido ), Master
Thamby Rajah (Dan 8 Yoshinkan Aikido & merupakan pelopor Aikido dan
Judo di Malaysia), Takeno Sensei (Dan 8 Yoshinkan Aikido ), dan Inoue
Sensei (Grandmaster of Yoshinkan Aikido - Dan 9).
Selain dari itu beliau pun telah berlatih seni beladiri lainnya, seperti
Arnis (Phillipino stick and knife fighting), Chinese Kick Boxing, dan
Brazilian Jujitsu.

Rumah Aikido

Dojo (dibaca ‘doyo’) adalah sebuah ruangan yang dipergunakan untuk


berlatih olahraga asal Jepang seperti Judo, Karate, Kenpo maupun Aikido.
Dalam bahasa kita, dojo ini mungkin sama dengan ‘padepokan’. Dojo atau
padepokan ini merupakan tempat para judoka mempelajari ilmu beladiri
Aikido.

29
Halaman depan dan resepsionis Dojo Surya Sumantri Bandung
Sebagai rumah padepokan Aikido, dojo memiliki aturan atau tata
tertib. Para aikidoka atau murid-murid aikido harus mengikuti tata tertib
yang sudah digariskan.

Tata Tertib Dojo


Pada waktu anda memasuki dojo untuk pertama kalinya anda akan
menghadapi tempat yang baru dan suara-suara yang tidak biasa. Tata-
tertib yang akan anda dapat selama latihan, pada dasarnya berdasarkan
akal sehat untuk memastikan adanya keselamatan dan memperlihatkan
rasa hormat yang wajar untuk sesama murid. Akhirnya andapun akan
menggunakan tata-tertib yang sama dalam kehidupan anda sehari-hari.

Ruangan Dojo
Tata Tertib di Sekitar Dojo
 Dilarang memakai sepatu atau alas kaki lainnya di dalam dojo.
Simpan sepatu atau alas kaki lainnya di rak sepatu begitu anda
memasuki dojo.

30
 Dilarang berjalan-jalan di dojo dengan memakai pakaian yang tidak
pantas, makan, minum, merokok, bersiul atau berteriak-teriak.
 Dilarang mengalihkan perhatian atau turut campur dengan
siapapun yang sedang berlatih di dalam dojo.
 Jagalah kebersihan dan kerapihan ruang ganti.
 Jangan meninggalkan ruang ganti sampai anda mengikat sabut
pinggang dengan rapih.
Tata Tertib di Matras pada Waktu Latihan
 Jika anda sedang memakai dogi (gi) dan anda keluar dan masuk
matras untuk pertama dan terakhir kali, anda harus berlutut secara
seiza dan membungkuk ke kamiza sambil mengatakan "OSU!". Pada
waktu-waktu yang lain hanya dengan berdiri dan membungkuk ke
kamiza sudah cukup.
 Anda harus sudah siap di matras minimum sepuluh menit sebelum
latihan dimulai.
 Pada waktu kelas berlangsung anda harus konsentrasi pada teknik-
teknik yang di praktekan. Terimalah perintah-perintah dan
instruksi-instruksi dengan mengatakan "OSU!" dan membungkuk
pada instruktur.
 Bergeraklah secara cepat dan memberikan reaksi terhadap seluruh
perintah.
 Selama pelatihan jangan menghampiri, memanggil instruktur untuk
bertanya atau mengangkat tangan untuk menarik perhatian
instruktur.
 Jangan berjalan diantara dua orang yang sedang berhadapan.
 Jangan berteriak, sumpah serapah, atau marah-marah di atas
matras.
 Jangan berbaring di matras atau santai dengan kaki yang
diluruskan.
 Hormati partner anda. Belajar mengontrol gerakan-gerakan anda
untuk mengurangi cedera.
 Jangan menyandar ke dinding.
 Pada waktu kelas berakhir tetap melakukan seiza sampai instruktur
memerintahkan kelas untuk berdiri.

31
 Mereka yang datang terlambat harus segera ke kamar ganti. Pada
waktu ada di matras langsung membungkuk ke kamiza, pergi ke
instruktur, menghormat dan mengatakan "OSU!".
 Setelah pelatihan, semua murid harus menyapu dan membersihkan
matras.
 Jika anda terlambat, jangan mengganggu instruktur jika mereka
sedang memberikan demonstrasi atau perintah-perintah. Tunggulah
di pinggir matras sampai instruktur melihat kepada anda. Dan
jangan ikut latihan sampai instruktur membungkuk pada anda.
 Jika anda tiba pada waktu kelas telah mulai (misalnya sedang
berbaris, sedang siap membungkuk), anda harus menunggu sampai
pemberian hormat itu sampai selesai dan kemudian anda dapat
masuk ikut latihan.
Kesehatan dan Kebersihan
 Semua luka terbuka harus ditutup selama pelatihan (anda harus
menutup luka itu sendiri).
 Bersihkan darah (jika ada) dari dogi anda dan matras dengan
segera.
 Kuku kaki dan tangan harus pendek dan bersih.
 Jangan memakai perhiasan atau asesoris lainnya.Anda harus
memakai dogi yang bersih setiap waktu.
Hal-hal Umum
 Uang iuran harus dibayar pada waktunya karena ini yang membuat
dojo bisa berjalan dengan lancar.
 Anda harus membawa kartu anggota anda dengan menunjukannya
setiap berlatih.

32
Jacuzzi dan Ruang Ganti dan Shower

Tata Tertib Sewaktu Berlatih


 Pemanasan harus selalu dilakukan sebelum memulai pelatihan.
Pemanasan sangat penting untuk mencegah cedera otot.
 Tiga menit sebelum kelas dimulai, murid-murid harus duduk
berjejer sesuai dengan ranking masing-masing. Anda harus
memastikan bahwa teman di sebelah kanan anda adalah sejajar atau
rankingnya lebih tinggi. Gunakan waktu ini untuk menghapus
masalah-masalah atau stress dari pikiran kita dan menyiapkan diri
kita (mental) untuk berlatih.
 Jika berlatih secara pribadi, apakah karena keahlian yang kurang,
untuk memperbaiki stamina, dasar-dasar, dan lain-lain, harus
dilakukan sebelum atau sesudah pelatihan.
 Pada waktu berlatih, anda harus serius berlatih dan latihan
tambahan dapat dilakukan sebelum atau sesudah pelatihan.
 Dojo akan dibuka minimum setengah jam sebelum jam berlatih dan
akan tetap dibuka sesuai dengan kebutuhan pelatihan anda.
 Anda bisa menghampiri para senior sebelum dan sesudah berlatih
karena mereka akan dengan senang hati membantu anda dengan
masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan. Memang ini adalah
hak anda untuk bertanya dan mereka selalu ada untuk membantu.
 Ketika semuanya duduk berjejer, instruktur akan masuk ke matras
dan duduk secara seiza menghadap kamiza (mimbar kehormatan di
bagian depan dojo). Salah satu siswa yang senior yang duduk
paling kanan akan mengatakan "shomen ni rei" dan semuanya akan
membungkuk untuk menghormat. Kemudian instruktur akan

33
berbalik dan menghadap para siswa. Siswa senior akan mengatakan
"Sensei ni rei" dan siswa kemudian akan membungkuk untuk
menghormat dan mengatakan "OSU!".
 Siswa akan mulai latihan dengan melakukan gerakan-gerakan dasar
dengan melakukan kihon doza. Anda harus memperhatikan baik-
baik gerakan dasar ini karena ini merupakan inti dari gerakan
Aikido. Dasar-dasar yang baik akan menjadi teknik, karena itu akan
menjadi aikido yang baik.
 Biasanya pelatihan akan terdiri dari dua atau tiga teknik dalam
waktu berlatih. Suatu teknik akan dikuasai bila dilakukan terus
menerus. Jangan hanya melakukan gerakan-gerakan, tetapi coba
dimengerti apa yang anda lakukan dan mengapa. Setiap anda
melakukan teknik itu akan selalu berbeda sedikit. Rasakan apa yang
dapat dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan.
 Ada dua hal yang sangat penting ketika berlatih. Ketika partner
anda menepuk pada waktu melakukan penguncian anda harus
berhenti. Tepukan itu menyatakan bahwa kalau teknik tersebut
diteruskan maka akan terjadi cedera yang serius. Hal yang lain yang
penting adalah perintah "Yamae", ini yang artinya berhenti. Ketika
anda mendengan kata itu, anda harus berhenti. Cedera akan terjadi
ketika "uke" berhenti dan "shite" tetap melakukan teknik tersebut.
 Jangan frustasi atau marah pada diri sendiri atau partner anda jika
suatu teknik tidak berhasil dilakukan. Kalau teknik-teknik tersebut
mudah, anda tidak perlu berlatih untuk mempelajarinya. Terlebih-
lebih ketika anda baru mulai, pada waktu semuanya baru dan anda
mencoba untuk bergerak dan mengkoordinasikna tubuh anda
dalam Aikido, banyak hal akan menjadi aneh. Tetapi ingat bahwa
jika anda keluar dari dojo dan mengetahui suatu hal yang tidak
anda ketahui sebelumnya maka berarti ada kemajuan.
 Jika anda hanya memperoleh satu hal dari setiap sesi pelatihan,
apakah itu hanya gerakan tangan dalam tingkat dasar atau teknik
baru, maka setelah 20 kali berlatih anda akan mendapatkan 20 hal
yang baru.
 Lebih sering anda berlatih, lebih baik untuk anda. Jika anda
memerlukan inspirasi, lihatlah para siswa senior yang berlatih
bersama-sama dengan anda. Mereka juga mengalami tiga bulan
yang pertama, tetapi dua tahun atau dua puluh lima tahun sebelum
dan itulah yang akan anda peroleh kalau anda berlatih keras.

34
Sauna
 Pada waktu pelatihan berakhir, anda akan berbaris berhadapan
dengan partner dalam posisi kuda-kuda (kamae) dimana anda akan
melanjutkan dengan gerakan "Shumatsu dosa 1 & 2". Setelah
menyelesaikan Shumatsu dosa, anda menunggu dalam posisi
kamae, menghadapi partner anda sampai anda diminta untuk
menyelesaikan kamae (kamae no re) dan berbalik untuk merapikan
gi anda.
 Pelatihan akan berakhir dengan cara-cara yang sama pada waktu
mulai. Instruktur akan menghadap ke kamiza dan siswa senior akan
mengatakan shomen ni rei dan setiap orang akan membungkuk
untuk menghormat. Kemudian instruktur akan berbalik dan siswa
senior akan mengatakan "Sensei ni rei". Semua akan membungkuk
untuk menghormat dan mengatakan "OSU!".
 Tunggu sampai instruktur memberi hormat dan keluar dari matras.
Pada saat ini anda mempunyai kesempatan untuk mengucapkan
terimakasih pada partner berlatih anda.
 Kemudian anda harus membersihkan matras dan anda harus selalu
ingat bahwa jika pelatihan berakhir, itu bukan berarti anda dapat
tukar pakaian, kemudian pulang ke rumah. Anda selalu dapat
meminta tolong untuk hal-hal yang kurang dimengerti.
Selain dojo, perlengkapan aikido yang digunakan ialah seragam aikido
yang disebut dogi, berupa baju, celana dan sabuk.

Dogi Dewasa Dogi Anak

35
   
Seragam Aikido, dogi.
Arti Kata OSU!
Semua orang yang biasa berlatih Aikido akan sering mendengar
perkataan ini: OSU!. Kita menggunakannya pada waktu kita memasuki
dojo, ketika kita mulai dengan latihan kita, ketika Sensei mengajarkan
tehnik baru, ketika kita minum dan makan bersama-sama di pesta atau
pertemuan dan terlebih-lebih pada waktu Taneko Sensei atau Chida Sensei
berteriak kepada kita dan kita tidak mengerti apa yang mereka katakan.
Bahkan saya menggunakan pada waktu saya mengambil baju saya di
laundry atau waktu saya menerima kembalian secara tidak sadar saya
berkata : OSU! sehingga kasirnya akan terheran-heran. Tetapi sebenarnya
apa arti Osu? Apakah ada arti yang lebih dalam?
Di Jepang, orang-orang yang menggunakan kata "Osu!" adalah
olahragawan-olahragawan di SMU dan universitas-universitas, dan
mereka yang belajar karate. Di perusahaan-perusahaan, anda juga akan
mendengar kata ini, tapi mereka menggunakannya karena untuk
mengatakan "Ohayo gozaimasu" (Selamat Pagi) dan mereka
menyingkatnya menjadi kata OSU!. Setahu saya, aliran Aikido yang
menggunakan kata ini hanya Yoshinkan Aikido dari Gozo Shioda.
Kancho Sensei masuk ke Universitas Takushoku yang tekenal karena
pelatihannya yang berat dalam budo dan alirannya yang ekstrim kanan.
Guru Kendo saya yang dulu adalah kapten dari tim Kendo Universitas
Takushoku dan dari dia saya memperoleh cerita-cerita yang membuat
semua bulu kuduk saya berdiri. Dengan tujuan untuk melanjutkan tradisi
lama dari Takudai tentang latihan yang berat (shugyo ), Yoshinkan Aikido
terus menggunakan kata "Osu!" ini dimana aliran-aliran yang lain tidak
menggunakannya.
Jika anda memperhatikan huruf "Osu!" yang aslinya ditulis dalam
karakter Cina, ia terdiri dari dua huruf. Huruf pertama adalah "Osu!" yang
artinya dalam kamus adalah "mendorong". Huruf kedua adalah "Nin"
yang artinya adalah SHINOBU, yaitu endure (=tabah), persevere

36
(=bertahan), put up with (=toleransi) . Jika semuanya dijadikan satu, maka
artinya menjadi: kita harus memacu diri kita untuk tetap tabah
menghadapi kesulitan-kesulitan dalam pelatihan, maupun dalam
kehidupan kita sehari-hari.
Dalam budo, Osu! juga digunakan untuk memberi salam atau jawaban
yang berarti bahwa kita siap untuk mengikuti perintah dan petunjuk
pelatih.

Program Pelatihan Lain


Women Self Defense
Seiring dengan berkembangnya jaman, wanita dituntut untuk dapat
mandiri. Dengan adanya tuntutan jaman tersebut, ada kalanya wanita
dihadapkan pada situasi dan kondisi yang beresiko tinggi atas
keselamatannya. Misalnya saat seorang wanita hidup di kota besar, yang
dimana tingkat kejahatan dan intimidasi hidup sangat rentan. Mayoritas
korban kejahatan adalah kaum wanita, karena adanya paradigma bahwa
"wanita adalah makhluk lemah", padahal seorang wanita adalah makhluk
dengan struktur manusia yang sama dengan pria, sehingga paradigma itu
harus dihilangkan.
Aikido Shudokan Indonesia, mengembangkan suatu metode pelatihan
bela diri tertentu yang diperuntukkan khusus untuk wanita, terutama
wanita yang kehidupannya rentan dengan kerasnya kehidupan kota besar.
Pelatihan ini dilengkapi dengan pelatihan disiplin, serta pengembangan
paradigma seorang wanita dalam menghadapi ancaman kejahatan, bahwa
wanita adalah makhluk yang tak adanya bedanya dengan pria, jika pria
bisa melakukannya, maka wanitapun dapat melakukannya.
Jangan sampai terlambat untuk bersiap diri, karena kita tidak tahu apa
yang akan terjadi esok hari, seorang wanita adalah seorang makhluk yang
penuh dengan potensi, kembangkan potensi anda bersama kami. ( kami
juga menerima pelatihan khusus untuk karyawati perusahaan)
Youth Street Survival
Setiap pemuda dan pemudi adalah generasi tonggak bangsa dan
negara, masa depan negara ini ada di tangan para pemuda dan pemudi ini.
Ada kalanya dalam mencari jati diri, mereka di tuntut untuk selalu dapat
masuk dalam setiap lingkungan, yang terkadang lingkungan tersebut
berbahaya bagi mereka, bukan hanya keselamatan mereka, tetapi juga
mental dan masa depan mereka.

37
Aikido Shudokan Indonesia mengembangkan suatu program pelatihan
khusus untuk pemuda dan pemudi Indonesia untuk dapat melatih dan
mengembangkan dirinya secara optimal, dengan disiplin yang tinggi,
pengembangan filosofi hidup, dan pelatihan bela diri khusus untuk
pemuda dan pemudi, sehingga setiap pemuda pemudi ini telah siap untuk
menghadapi setiap tantangan hidup dan siap untuk dapat masuk ke dalam
setiap lingkungan dengan penuh percaya diri, yang sedikit banyak pasti
berguna bagi masa depan mereka sendiri dan kemajuan bangsa dan negara
Indonesia.
Security Training
Aikido Shudokan Indonesia yang dipimpin oleh Sensei Mark A.
Hadiarja menghadirkan program pelatihan khusus bagi bidang security.
Sensei Mark dalam mengajarkan pelatihan ini mendasarkan pelatihannya
pada prinsip-prinsip Aikido, dan sebagai tambahan informasi, beliau
pernah terjun sendiri dalam bidang security ini, sehingga semua pelatihan
yang diajarkan adalah bukan sekedar omongan belaka, beliau pernah
mempraktekkannya dalam kehidupan nyata, selain itu beliau pernah
belajar dari beberapa ilmu bela diri yang sangat erat berhubungan dengan
bidang security ini, seperti contohnya Arnis (Phillipino stick and knife
fighting), Chinese Kick Boxing, dan Brazilian Jujitsu, yang dimana untuk
setiap cabangnya beliau telah belajar dari seorang yang ahli di bidangnya.
Jadi, bagi setiap orang, atau perusahaan yang tertarik atau bergerak
dalam bidang security, yang tertarik untuk dapat mengetahui lebih dalam
serta berlatih untuk memaksimalkan kemampuan anda, bergabunglah
segera dengan kami.

38
Berikut rumah dojo aikido di Indonesia yang dpat dijadikan tempat
untuk berlatih aikido.

JAKARTA TANGERANG JOGJAKARTA


Dojo Pondok Pinang Dojo Modernland Dojo FKU UGM
021-7659467, 08161932398 021-5529182, 081574856000 08122697091
Dojo Raffles Hills Dojo Alam Sutera Dojo FKH UGM
Cibubur 021-53125656, 081574856000 08157955533
021-8453333, 081574856000 Dojo Barcelona BSD Dojo Cakra Kembang
Dojo Prisma Sport Club 021-53157321, 021-68122282, Sport Center (CSC)
021-5310373, 081574856000 08161932398 0274-563048, 08882708808,
Dojo Puri Kencana Dojo Stella Maris 08882888099
021-58303450, 081519018282 021-7566566, 021-7566562 Dojo Depok Sport
Dojo Kelapa Gading Dojo Pamulang Center (DSC)
021-4520740, 081574856000 021-7495280, 021-68774043 0274-4332569, 08882708808
Dojo Jameson Meruya Dojo Gading Serpong Dojo Max Baciro
021-5840687, 081574856000 021-68774043 0274-540947, 08882888099
Dojo New Body Bintaro Dojo Lippo Karawaci Dojo Victory
021-73885919, 081574856000 021-5918161, 021-5919655, 0274-371118,
Dojo Galaxy Pondok 021-68774043 08157955533
Kelapa Dojo Perum Tangerang
021-86901735, 081574856000 021-5916342, 0817142772 DEPOK
Dojo LP3i Dojo Sun Motor Ciledug Dojo Tunas Global
021-3148636, 021-68774043 021-7304490, 081519018282 021-77215923, 021-77215924
Dojo Lintasarta Thamrin Dojo Graha Raya Dojo Arena Health
021-2302345 021-53121748, 0811916957 Studio
Dojo Tanjung Duren Dojo Duta Garden 021-7545079
08567237250 021-54370067, 021-68774043
Dojo Matraman Dojo Muscledome BSD JAMBI
021-8504879, 021-92589003, Plaza Dojo Tambaksari
08161185448, 081510224598 021-68774043
0741-7006887
Dojo Tanah Abang Dojo Citra Raya
0817802736, 081510460307 021-5960738, 0817142772 RIAU
Dojo Cipinang Dojo Achilles Dojo Duri Bengkalis
021-92589003, 08161185448, 021-7325226, 021-7320708, 08129434453, 08129497334
081510224598 08568091183 Dojo Labuhan Baru
Dojo Kidsports Pondok Dojo Paramount
Indah 021-54212888, 0817171599
08129434453,
021-7512403, 081311357864 Dojo Cirendeu 08129497334
Dojo Sektor 9 Bintaro 021-27107020, 0817171599
021-7452310, 08129014685 PADANG
Dojo Cipondoh

39
Dojo Gajah Mada 021-55745890, Dojo STBA Prayoga
085920628592, 021-92589003 0817171599 081535225115,
Dojo Barito 081266218505, 08126621621
021-93667585
**Semua dojo di atas terbuka untuk Umum, kecuali Dojo Stella Maris
(Privat), Dojo Lintasarta Thamrin (Privat), Dojo Kelapa Gading (Member),
Dojo Tunas Global (Privat), dan Dojo Alam Sutera (Member, terbuka
untuk Umum bagi anak usia di bawah 13 tahun). Informasi lebih lanjut
hubungi nomor kontak di atas.
**Untuk informasi jadwal latihan di masing-masing dojo bisa dilihat di
menu DOJO & JADWAL

Memahami Prinsip Aikido

Etimologi dan Nilai Filsafat

Kata " aikido" berasal dari tiga huruf kanji:

← ai - bergabung, menyelaraskan
← ki - roh, hidup energi
← dō - jalan, cara

40
Dalam beladiri Aikido terdapat ungkapan Takiotoshi Nagare Budokan.
Makna ketiga kata itu sebagai berikut. Takiotoshi = air terjun, Nagare =
mengalir, dan Budokan = tempat berlatih beladiri.
Selain sejuk dan terus mengalir, air terjun juga memiliki banyak
manfaat antara lain untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup manusia,
untuk irigasi, meditasi, terapi fisik, pengobatan, hingga manfaatnya untuk
latihan beladiri. Seiring kemajuan teknologi, air terjun juga telah
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik yang memberikan manfaat begitu
besar kepada kehidupan umat manusia.
O Sensei dalam Shodo (kaligrafi Jepang) yang ditulisnya mengajarkan
murid-muridnya untuk saling berbagi dan bertukar pikiran (sharing
knowledge) dalam latihan. Syarat utama untuk bisa berbagi adalah dengan
membiarkannya mengalir, tidak hanya dengan sesama manusia tetapi juga
dengan alam sehingga tercipta keseimbangan alam (the balance of nature).
Pada saat kita berbagi dengan alam maka kita adalah bagian dari alam,
dan puncak kesempurnaannya adalah harmoni bersama alam dengan hati
yang tenang (kei jo shin).
"Kita tidak bisa melawan alam, tetapi kita bisa berbagi dengannya,
dengan membiarkannya mengalir seperti air sungai yang sejuk", tulis oleh
O Sensei.
Takiotoshi Nagare adalah sebuah Budokan, sebuah "tempat berlatih
seni beladiri Aikido yang mengalir seperti air terjun". Dengan demikian
ada sinergi yang kuat diantara masing-masing individu yang ada di
dalamnya, baik siswa dengan guru maupun individu dengan individu
lainya yang bersifat universal untuk saling memberikan yang terbaik
(Bushido) - bushido dengan diri sendiri, bushido dengan orang lain, dan
bushido dengan alam.
Takiotoshi Nagare Budokan adalah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan
Seni Beladiri Aikido, didirikan di Jakarta pada tanggal 21 Agustus 2006
oleh Sensei Mury Trisnurizki dan Sensei Wayan Ary Mudhita.
Lembaga ini memiliki fungsi: (1) Melaksanakan dan mengembangkan
pendidikan dan pelatihan Aikido sebagai salah satu bidang olahraga dan
kesenian, (2) melaksanakan pengabdian kepada masyarakat, dan (3)
Melaksanakan pembinaan kesehatan fisik, mental, dan spiritual dalam
hubungannya dengan lingkungan.
Tujuan lembaga pendidikan Aikido ini adalah : (1)
Menghasilkan sumber daya manusia yang, (2) Bertakwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berbudaya, memiliki rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, berdaya saing, serta memiliki
keunggulan pengetahuan dan kemampuan., (3) Menguasai dasar-dasar
ilmiah dan ketrampilan Aikido sehingga mampu menemukan, memahami,
menjelaskan, dan merumuskan manfaatnya, (4) Mampu menerapkan

41
ketrampilan dan keunggulan yang dimilikinya dalam kegiatan produktif
dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai
dengan tata kehidupan bersama, dan (5) mampu mengikuti perkembangan
beladiri Aikido secara global dan konsisten.
Visi, menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan Aikido yang memiliki
komitmen terhadap keunggulan. Misi, menyelenggarakan proses
pendidikan dan pelatihan Aikido untuk menghasilkan manusia yang
berkualitas, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkemampuan
profesional, sehingga mampu berperanan dan bermakna di segala aspek
kehidupan masyarakat. Misi dijabarkan dua: (1) mengembangkan dan
menyebarluaskan Aikido, serta mengupayakan pemanfaatannya untuk
meningkatkan taraf kehidupan masyarakat secara nyata; (2) memberikan
pelajaran secara sistematis, bertanggung jawab, dan berencana.
Motto, "Sharing with Knowledge, Spirit, and Harmony" atau "Berbagi
Ilmu, Semangat, dan Kebersamaan".
Logo/Lambang; Lambang Takiotoshi Nagare Budokan berbentuk
kotak, mengambil simbol dari lambang Shinsengumi dengan warna dasar
hitam, tulisan kanji Aikido berwarna merah di sisi kiri, dihiasi corak tiga
buah segitiga berwarna putih di sisi kanan,orang-orang di jepang
mengenal patern ini dengan sebutan Dandara Moyou. Shinsengumi adalah
kumpulan Samurai terbaik yang dimiliki Tokugawa. Pada akhir masa
Tokugawa, Shinsengumi masih dikenal sebagai kumpulan Samurai yang
tetap mempertahankan tradisi lama sebagai identitas Samurai Jepang.
Tulisan kanji Aikido berwarna merah melambangkan berdirinya
Takiotoshi Nagare Budokan sebagai sebuah dedikasi, komitmen, dan kerja
keras, akan dipertahankan dan dilestarikan meski harus mengorbankan
darah dan air mata.
Kerja sama; Takiotoshi Nagare Budokan bekerja sama dengan beberapa
pihak baik Instansi pemerintah maupun Badan Usaha Milik swasta.
Dojo; Takiotoshi Nagare Budokan memiliki beberapa dojo yang
tersebar di Indonesia dan Malaysia. Instruktur, Takiotoshi Nagare
Budokan memiliki instruktur dan telah mendapat sertifikasi dari luar
negeri dan dalam negeri. Untuk lingkup dalam negeri, Takiotoshi Nagare
Budokan sudah diakui dan telah mendapatkan izin resmi penyelenggaraan
kegiatan pendidikan luar sekolah. Sedangkan lingkup luar negeri,telah
mendapat lisensi resmi dari Kobyashi Dojo Jepang,dan beberapa instruktur
Aikido di Takiotoshi Nagare Budokan bersertifikasi KYU dan DAN dari
Kobayashi Dojo Jepang.

42
Gambar. Keindahan seni Aikido

Gerakan para sensei memperagakan teknik Aikido ketika mengajar di


dojo terlihat indah. Salah satu faktor yang menyebabkannya adalah
bawahan pakaian yang dikenakan. Tidak sedikit para aikidoka yang
sedang mempelajari Aikido suatu saat ingin mengenakan sepotong
pakaian yang bernama Hakama tersebut. Namun tidak banyak juga yang
tahu bahwa sebuah Hakama mengandung filosofi sehingga tidak bisa
sembarang orang dapat mengenakannya.
Hakama adalah bagian pakaian tradisional Jepang. Jika dilihat dari
bentuknya, terdapat dua jenis Hakama yaitu Hakama yang tidak memiliki
belahan pada bagian kakinya sehingga berbentuk seperti rok, dan Hakama
yang memiliki belahan sehingga berbentuk seperti celana. Yang digunakan
dalam Aikido adalah Hakama yang berbentuk seperti celana. Pada
awalnya, Hakama hanya digunakan sebagai pakaian para pria saja, dan
saat ini Hakama sudah digunakan umum dan sudah tak jarang lagi kita
lihat dipakai oleh wanita maupun pria. Salah satu kegunaan Hakama
adalah untuk menyembunyikan gerakan kaki ketika berhadapan dengan
musuh.
Hakama bukan sekedar berbentuk seperti celana yang lebar tetapi juga
memiliki bentuk yang unik. Terdapat 4 tali pengikat pada Hakama yang
disebut Himo. Dua Himo terdapat di masing-masing sisi bagian depan dan
dua lainnya terdapat di masing-masing sisi bagian belakang. Pada bagian
belakang Hakama terdapat bagian seperti papan yang disebut Koshi-Ate.
Dibawahnya terdapat Hakama-Dome yang akan diselipkan ke sabuk. Oleh
karena itu cara memakai dan melipat Hakama lebih sulit daripada celana
biasa.
Terdapat 7 lipatan pada Hakama yaitu 2 di bagian belakang dan 5 di
bagian depan. Lipatan-lipatan tersebut adalah bagian yang mengandung
filosofi yaitu merupakan merupakan simbol-simbol yang melambangkan
nilai-nilai :
- jin (benevolence) atau kasih sayang,
- gi (justice) atau keadilan,

43
- rei (politeness) atau kesopanan,
- yuu (bravery) atau keberanian,
- makoto (veracity) atau kejujuran,
- meiyo (honor) atau kehormatan, dan
- chuugi (loyalty) atau kesetiaan.
Dengan memakai Hakama, pemakai Hakama diharapkan menjunjung
tinggi nilai-nilai yang dilambangkan tersebut.
Dimulai dari lingkungan istana kekaisaran Jepang, aikido digemari di
dunia oleh pria dan wanita. Seni beladiri yang berakar pada budaya
Jepang ini mengajarkan keseimbangan. Harmoni antara tubuh, pikiran dan
jiwa melahirkan kelembutan. Pada kesejatian Buddha, tidak ada musuh.
Kesejatian Buddha adalah fungsi cinta. Seni beladiri yang semata-mata
berurusan dengan menang dan kalah bukanlah Buddha sejati.
Kemenangan adalah usaha terus-menerus untuk menyingkirkan pikiran
perselisihan serta konflik di dalam diri kita sendiri. Itulah sebait kalimat
yang ditulis Kisshomaru Ueshiba dalam buku The Art of Aikido.
Itulah aikido. Para pengikutnya lebih suka menggolongkan aikido
sebagai sebuah seni beladiri murni daripada olahraga beladiri. Hal ini bisa
dimaklumi karena aikido mengajarkan kelembutan dan keseimbangan
yang melahirkan sebuah harmoni.
Teknik aikido disesuaikan dengan anatomi tubuh manusia, sebuah hal
yang membuat gerakan aikido kelihatan praktis dan sederhana. Gerakan
aikido tak terputus, mengalir seperti air.
Mempersatukan koordinasi antara tubuh, pikiran, dan jiwa utuk
melahirkan sebuah kesimbangan yang harmonis adalah tujuan dari aikido.
Tujuan ini pula yang membuat aikido tidak mengenal batasan usia
maupun jenis kelamin mereka yang mempelajarinya. Kelembutan aikido
pun tampak dari tenaga yang digunakan dalam gerakan-gerakannya tidak
terlalu besar. Untuk meminimalkan energi tubuh, digunakan teknik
menyusup dan berputar dengan menyerap tenaga yang dikeluarkan oleh
lawan.

Kelembutan teknik aikido dan tujuan untuk harmonisasi tubuh bukan


berarti aikido tak kenal senjata. Dalam keadaan tertentu, untuk
mempertahankan diri bisa juga digunakan senjata. Senjata utama yang
biasa digunakan dalam aikido adalah tongkat kayu (jo), pedang kayu
(boken), dan pisau (tanto). Meski menggunakan senjata, tetap dengan
kelembutan. Penerapan teknik senjata pada aikido pun tak dibatasi.

44
Aikido mengenal dua tingkatan, yakni tingkat dasar dan tingkat
lanjutan. Tingkat dasar terdiri atas enam kyu atau tingkatan. Kyu enam
adalah level pertama dengan sabuk putih. Sedangkan kyu satu yang
menjadi level tertinggi untuk tingkat dasar menggunakan sabuk cokelat.
Untuk tingkat lanjutan dikenal dengan sebutan dan serta menggunakan
sabuk warna hitam. Pengaturan tingkat dan warna sabuk ini bisa berbeda-
beda di antara perguruan aikido.
Keunikan lain pada cabang beladiri ini adalah tidak mengenal
pertandingan. Di mata Morihei Ueshiba, yang pertama kali
memperkenalkan aikido, pertandingan hanya akan membuat kemurnian
gerakan aikido berkurang. Meski tak ada pertandingan, setiap tahun
biasanya diadakan embukai, sebuah kegiatan yang bertujuan untuk
promosi dan perkenalan aikido. Biasanya kegiatan ini berupa seminar
aikido dan pertunjukan kemampuan seni beladiri aikido.
AIKIDO berakar pada teknik beladiri kuno Jepang, seperti jujitsu,
kenjitsu, dan bojutsu yang merupakan seni perang. Pada awalnya, seni
perang tersebut dikembangkan oleh Pangeran Teijun, putra keenam Kaisar
Seiwa. Kemampuan beladiri ini digunakan oleh para prajurit kekaisaran
Jepang untuk berperang dan merupakan benteng pertahanan diri yang
cukup efektif pada masa itu. Tak heran jika kemampuan beladiri ini
merupakan syarat mutlak bagi setiap parjurit.
Salah satu jenis beladiri yang menjadi akar aikido adalah Daito Ryu
Aikijutsu yang dikembangkan oleh Minamoto Genii Yoshimitsu. Daito
adalah nama sebuah puri tempat latihan beladiri ini biasa berlangsung.
Ilmu ini terus dikembangkan secara tertutup di Jepang sampai masa
restorasi Meiji pada 1868.
Setelah masa restorasi Meiji, teknik beladiri ini mulai dikembangkan
secara luas tapi belum cukup popular. Adalah Morihei Ueshiba yang
kemudian membuat seni beladiri ini dikenal luas pada 1925. Dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, murid Sokaku Takeda itu
mengombinasikan gerakan beladiri ini dengan beladiri tradisi kuno dan
pendalaman spiritual.
Simbiosis dari apa yang dilakukan oleh Morihei tersebut yang hari ini
dikenal dengan aikido. Sebenarnya, ketika pertama kali diperkenalkan,
Morihei menggunakan nama Aiki Budo. Istilah aikido baru digunakan
pada 1941. Penggunaan nama aikido tak bisa dilepaskan dari filosofi yang
digunakan dalam teknik beladiri ini. Dalam terminologi Jepang, aikido
berarti jalan bagi keselarasan jiwa.

45
Filosofi aikido itu seolah terpinggirkan ketika dihadapkan pada realita
dunia hari-hari ini. Ketika kekerasan dan perang terjadi di hampir semua
belahan bumi, aikido menjadi sebuah paradoks. Bukan sebuah hal yang
aneh bagi mereka yang menekuni aikido, karena aikido selalu paradoksal.
Dalam kelembutan dan keindahan gerakannya, kekerasan selalu bisa
mereka patahkan
Seni bela diri
Seni bela diri merupakan satu kesenian yang timbul sebagai satu cara
seseorang itu mempertahankan diri. Seni bela diri telah lama wujud dan
pada mulanya ia berkembang di medan pertempuran sebelum secara
perlahan-lahan apabila peperangan telah berkurangan dan penggunaan
senjata moden mula digunakan secara berleluasa, seni bela diri mula
berkembang dikalangan mereka yang bukannya anggota tentera tetapi
merupakan orang awam.
Boleh dikatakan seni bela diri terdapat di merata-merata di dunia ini
dan hampir setiap negara mempunyai seni bela diri yang berkembang
samaada secara tempatan atau diubah suai daripada seni bela diri luar
yang meresap masuk. Sebagai contoh seni silat adalah seni bela diri yang
berkembang di negara ASEAN dan terdapat di Malaysia, Indonesia,
Thailand, dan Brunei.
Bagaimanapun kemudahan perhubungan dan komunikasi yang
adapada masa ini memudahkan perkembangan idea dan seni bela diri
tidak lagi terhad di tanah asalnya tetapi telah berkembang keseluruh
dunia.
Seni bela diri juga terbahagi kepada beberapa jenis daripada seni tempur
bersenjata tajam, senjata tidak tajam seperti kayu, dan seni tempur tangan kosong.
Di antara jenis-jenis seni bela diri yang ada adalah seperti berikut: Aikido,
Capoeira, Gulat, Hapkido, Jiu Jitsu, Jogo do pau, Judo, Kalaripayat, Karate,
Kempo, Kendo, Kung fu, Silambam, Silat, Taekwondo, Taido, Tinju,
Tomoi, Wing Tsun, Wun-hup-kuen-do, dan Wushu.
Aikido adalah salah satu seni beladiri asal Jepang yang diciptakan oleh
Morihei Ueshiba berasal dari Daito Ryu Aiki-Jujutsu. Daito Ryu Aiki-
Jujutsu diciptakan pada era modernisasi Jepang yang berlangsung sekitar
tahun 1800-an. Beladiri ini merupakan kombinasi dari ilmu pedang
Kenjutsu dan Jujutsu yang juga merupakan bentuk seni beladiri tradisional
Jepang. Pengaruh Kenjutsu tampak dalam pengaturan gerakan gerakan
atau langkah langkah kaki. Sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam
penggunaan teknik kuncian dan lemparan.

46
Teknik bantingan Aikido

Seni beladiri ini diciptakan dengan menekankan harmonisasi dan


keselarasan antara energi ki(prana) individu dengan ki alam semesta.
Aikido juga menekankan pada prinsip kelembutan dan bagaimana untuk
mengasihi serta membimbing lawan. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-
gerakannya yang tidak menangkis serangan lawan atau melawan kekuatan
dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian
menaklukkan lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan.
Berbeda dengan beladiri pada umumnya yang lebih mengutamakan
pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido lebih mendasarkan
latihannya pada penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik teknik
yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, kuncian,
lemparan, bantingan. Sementara teknik teknik pukulan maupun
tendangan dalam praktiknya jarang digunakan.Falsafah falsafah yang
mendasari Aikido, yaitu kasih dan konsep mengenai ki inilah yang
membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik.
Dalam Aikido ini juga tidak mengenal sistem kompetisi atau
pertandingan, seperti beladiri-beladiri lainnya. Namun sistem
kompetisinya lebih bersifat embukai (peragaan teknik).
Sistem tingkatan yang harus dilalui oleh seorang praktisi Aikido
hampir sama dengan yang digunakan oleh seni beladiri asal Jepang
lainnya, yaitu sistem Kyu untuk tingkat dasar dan Shodan untuk tingkat
mahir. Secara singkat, praktisi yang berada di tingkat kyu 6 sampai kyu 4

47
menggunakan tanda berupa sabuk yang berwarna putih. Sementara
praktisi yang mencapai tingkatan kyu 3 sampai 1 menggunakan sabuk
berwarna cokelat. Tingkatan selanjutnya adalah Shodan. Praktisi yang
mencapai tingkatan ini ditandai dengan sabuk yang berwarna hitam serta
aksesoris tambahan berupa celana panjang bernama Hakama. Celana
seperti ini biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dahulu.
Hingga saat ini Aikido juga banyak memiliki banyak cabang-cabang
"teknik" atau "style" yang juga memperkaya teknik-teknik yang tidak
meninggalkan teknik dasarnya. Misalnya aliran Nisyo yang lebih
menekankan style teknik-tekniknya kepada pedang (boken) dan
tongkat/stik (jo). Juga aliran Iwama yang lebih menekankan teknik-
tekniknya kepada kecepatan dalam mengatasi serangan lawan (nage).

Sejarah
Aikido diciptakan oleh Morihei Ueshiba (Ueshiba Morihei, 14 desember
1883-26 april 1969, disebut juga sebagai ousensei guru besar" ). Ueshiba
menginginkan aikido tidak hanya sebagai perpaduan seni beladiri, tetapi
juga ekspresi falsafah pribadi yang bersifat damai dan universal. seumur
hidupnya sampai saat ini Ueshiba', ia telah menyusun aikido dari koryu
(old-style seni perang) menjadi seni beladiri yang menyebar dengan
mendidik dan menciptakan seniman-seniman beladiri di seluruh.

Morihei Ueshiba
Lahir, 14 Desember 1883 Tanabe, Wakayama, Jepang. Meninggal dan
sebab kematian. 26 April 1969 (umur 85), Iwama, Ibaraki, Jepang. Karena
hepatocellular carcinoma. Seni bela diri yang diajarkan Pendiri dari
Aikido

48
Morihei Ueshiba, guru besar Aikido

Morihei Ueshiba (lahir di Tanabe, Wakayama, Jepang, 14 Desember


1883 – wafat di Iwama, Ibaraki, 26 April 1969 pada umur 85 tahun) adalah
pendiri seni bela diri Jepang Aikido. Oleh para murid Aikido (Aikidoka), ia
sering dipanggil dengan sebutan Osensei (Guru besar). Masa kecilnya di
Maizuru di daerah Kyoto.
Aikido mengutamakan prinsip kelembutan dan membimbing lawan
dengan kasih. Prinsip ini diterapkan pada gerakan-gerakannya yang tidak
melawan kekuatan dengan kekuatan tetapi "mengarahkan" serangan
lawan untuk kemudian menundukkan lawan tanpa ada niat untuk
mencederai lawan. Berbeda dengan seni beladiri lain yang pada umumnya
lebih mengutamakan pada latihan kekuatan fisik dan stamina, Aikido
mendasarkan latihannya lebih pada penguasaan diri dan kesempurnaan
teknik. Teknik-teknik yang digunakan dalam Aikido kebanyakan berupa
teknik elakan, lemparan, bantingan, dan kuncian. Sementara teknik-teknik
pukulan ataupun tendangan biasanya jarang digunakan. Falsafah-falsafah
yang mendasari Aikido, yakni kasih dan konsep mengenai ki inilah yang
membuat Aikido menjadi suatu seni beladiri yang unik.
O Sensei dalam Shodo (kaligrafi Jepang) yang ditulisnya mengajarkan
murid-muridnya untuk saling berbagi dan bertukar pikiran (sharing
knowledge) dalam latihan. Syarat utama untuk bisa berbagi adalah dengan
membiarkannya mengalir, tidak hanya dengan sesama manusia tetapi juga
dengan alam sehingga tercipta keseimbangan alam (the balance of nature).
Pada saat kita berbagi dengan alam maka kita adalah bagian dari alam,
dan puncak kesempurnaannya adalah harmoni bersama alam dengan hati
yang tenang (kei jo shin).

49
"Kita tidak bisa melawan alam, tetapi kita bisa berbagi dengannya,
dengan membiarkannya mengalir seperti air sungai yang sejuk", tulis oleh
O Sensei.
Takiotoshi Nagare adalah sebuah Budokan, sebuah "tempat berlatih
seni beladiri Aikido yang mengalir seperti air terjun". Dengan demikian
ada sinergi yang kuat diantara masing-masing individu yang ada di
dalamnya, baik siswa dengan guru maupun individu dengan individu
lainya yang bersifat universal untuk saling memberikan yang terbaik
(Bushido) - bushido dengan diri sendiri, bushido dengan orang lain, dan
bushido dengan alam.
Aikido adalah salah satu seni beladiri yang berasal dari Jepang,
diciptakan oleh Morihei Ueshiba (1883-1969) pada era modernisasi Jepang
kisaran tahun 1920-an hingga 1960-an. Aikido merupakan kombinasi dari
Jujutsu, Kenjutsu (ilmu pedang), Yarijutsu (ilmu tombak), maupun
Jukendo (ilmu pisau) yang juga merupakan bentuk seni beladiri tradisional
Jepang. Pengaruh Kenjutsu terlihat dalam pengaturan gerakan dan
langkah kaki, sedangkan pengaruh Jujutsu tampak dalam penggunaan
teknik kuncian dan lemparan. Aikido dikombinasikan juga dengan latihan
penggunaan pedang, tongkat, dan pisau.
Aikido menekankan pada harmonisasi dan keselarasan antara ki (tenaga
dalam) individu dengan ki alam semesta. Aikido mengutamakan prinsip
kelembutan dan membimbing lawan dengan kasih. Prinsip ini diterapkan
pada gerakan-gerakannya yang tidak melawan kekuatan dengan kekuatan
tetapi "mengarahkan" serangan lawan untuk kemudian menundukkan
lawan tanpa ada niat untuk mencederai lawan. Berbeda dengan seni
beladiri lain yang pada umumnya lebih mengutamakan pada latihan
kekuatan fisik dan stamina, Aikido mendasarkan latihannya lebih pada
penguasaan diri dan kesempurnaan teknik. Teknik-teknik yang digunakan
dalam Aikido kebanyakan berupa teknik elakan, lemparan, bantingan, dan
kuncian. Sementara teknik-teknik pukulan ataupun tendangan biasanya
jarang digunakan. Falsafah-falsafah yang mendasari Aikido yakni kasih
dan konsep mengenai ki inilah yang membuat Aikido menjadi suatu seni
beladiri yang unik.
Latihan gerakan yang dilakukan dalam Aikido hanyalah cara untuk
menangkap makna sebenarnya dan memperoleh manfaat. Secara umum,
orang yang berlatih Aikido mencapai pemahaman setelah melalui suatu
proses yang panjang. Melalui latihan pikiran dan tubuh yang intensif, akan
tercapai harmonisasi dan keselarasan antara spirit, pikiran, gerakan teknik,
menjadi kesatuan yang mengalir dengan spontan dan bebas sesuai dengan
prinsip ataupun hukum alam.

50
7

Si Pentungan Tonfa

Kalau kita melihat polisi Amerika atau Satuan Keamanan sering


membawa pentungan hitam yang memiliki semacam pegangan di salah
satu sisinya. Sebenarnya, senjata demikian merupakan senjata kuno khas
Jepang yang disebut Tonfa.

51
Tonfa adalah jenis senjata tongkat berasal dari Okinawa, berbentuk
sederhana, tongkat lurus dengan pegangan tegak lurus dekat salah satu
ujungnya. Alat ini sering kita lihat tergantung pada pinggang para aparat
kepolisian yang sedang bertugas mengatur lalu-lintas, yang melakukan
pengamanan demonstrasi ataupun yang menangani kerusuhan. Perlu
diketahui bahwa alat ini sebenarnya berasal dari Okinawa zaman kuno,
tongkat sederhana yang akhirnya berkembang menjadi senjata dalam
beladiri selama berabad-abad.

Sebuah tonfa.
Sejarah
Dikatakan bahwa tonfa pada awalnya adalah pegangan kayu yang
terdapat pada sisi dari gilingan (millstone) atau bagian dari kekang kayu
pada kuda -- yang dapat dengan mudah dilepaskan dan dipasang kembali
--, dan yang kemudian dikembangkan menjadi senjata saat petani-petani
Jepang dilarang menggunakan senjata tradisional mereka. Sumber lain
mengatakan bahwa jenis senjata ini memiliki sejarah yang lebih menarik
jauh ke belakang ke masa seni beladiri Tiongkok, dan kemudian menyebar
dalam budaya Indonesia dan Filipina. Jenis senjata ini juga terlihat di
Thailand sebagai Mae Sun Sawk dengan sedikit perbedaannya.

Zaman Okinawa kuno


Kobujutsu adalah teknik/seni pertarungan dengan senjata dari
Okinawa. Saat ini, banyak teknik yang berorientsi pertarungan nyata
(combat-oriented) atau sering disebut jutsu telah banyak digantikan oleh
seni/teknik bela diri (martial way), atau disebut do. Begitu juga Kobudo
terbentuk dari Kobujutsu. Kebanyakan senjata-senjata tongkat yang
digunakan sebagai peralatan pertanian yang sederhana: contohnya bo,
yaitu tongkat yang digunakan sebagai alat bantu saat berjalan, atau untuk
menggantungkan dua beban/barang bawaan dan dipanggul di pundak
(Bhs Jawa : pikulan). Eku adalah dayung nelayan. Dan di mana-mana
nunchaku (double stick) digunakan sebagai alat pemukul untuk
merontokkan padi.
52
Penduduk desa atau orang kebanyakan, dilarang memiliki senjata yang
lebih maju seperti pedang atau naginata, mengubah peralatan sehari-hari
untuk pertahanan atau pembelaan diri. Teknik-teknik yang dipakai
dimasukkan dalam kata, atau dalam rangkaian gerakan khusus, yang
memungkinkan praktisi kobudo untuk melatih dan mengembangkan
pengetahuannya.

Teknik satu-tonfa
Tonfa sering digunakan sepasang, satu pada masing-masing tangan,
kanan dan kiri. Dengan menggenggam handle dan tangkai (long end)
dibalik lengan bagian bawah, penggunaan tonfa dapat diterapkan dengan
teknik yang sama seperti teknik tangan kosong. Pada dasarnya, tonfa akan
lebih memperpanjang siku penggunanya bila menggunakan pegangan
handle. Dua senjata memungkinkan pemakai secara simultan menangkis
dengan satu tonfa dan memukul dengan satu tonfa yang lain; kayu keras
yang kuat dan padat dapat melindungi dari sabetan pedang.
Teknik-teknik penggunaan tonfa cenderung tetap dan tidak banyak
berubah sampai tahun 1971, Lon Anderson mengembangkan teknik “satu-
tonfa (single-tonfa )” untuk anggota polisi. Mungkin alasan inilah yang
menyebabkan tonfa banyak dipakai saat ini.
Pada tahun 1971, Lon Anderson menggunakan tonfa untuk kinerja
kepolisian. Pada era ini Anderson mencoba mengembangkan untuk senjata
pemukul bagi polisi, alat pentungan (billy club), tongkat malam (night
stick) dan tongkat anti-kerusuhan (riot baton), semua itu pada dasarnya
masih merupakan alat pemukul. Monadnock Corporation of New
Hampshire memproduksi tongkat Prosecutor PR-24 pertama kali pada
tahun 1974.
Tongkat dengan handle (side-handle baton) yang baru ini dengan cepat
menjadi popular di kawasan Amerika Serikat (USA). Kini, tidak asing lagi
jika melihat petugas patroli berkeliling dengan tonfa di pinggang, padahal
senjata ini banyak mengundang kontroversi saat pertama kali
diperkenalkan. Saat itu seni beladiri masih merupakan hal baru bagi
kebanyakan orang.
Hal yang sama terjadi di Inggris ketika petugas polisi mulai
menggunakan tongkat dengan handle tersebut. Hal ini dikarenakan senjata
baru ini masih asing dan belum teruji saat itu. Setelah seni beladiri telah
menjadi hal yang sudah biasa, menerapkan senjata tradisional untuk alat
modern menjadi lebih mudah diterima. Teknik penggunaan tongkat
dengan handle (side handle baton ) ini mempunyai banyak kesamaan

53
dengan penggunaan tonfa tradisional, bedanya di sini menggunakan satu
tonfa, sementara tangan yang satunya digunakan untuk perlindungan atau
memperkuat tangkisan dan pukulan.

Tongkat T di Indonesia
Tonfa, yang di Amerika Serikat disebut dengan Side Handle Baton
(Tongkat dengan Pegangan) maka di Indonesia alat ini lebih dikenal
dengan istilah “Tongkat T”.
Tonfa (Tongkat T) merupakan salah satu jenis senjata yang dipelajari di
Institut Ju-Jitsu Indonesia. Teknik penggunaan tongkat T ini
dikembangkan oleh Brigadir Jendral Polisi Drs. DPM Sitompul, SH, MH
(salah seorang guru besar Institut Ju-Jitsu Indonesia) dan dijadikan alat
perlengkapan anggota Polri pada tahun 1999. Pada bulan Maret 2003
merespon permintaan Pusat Pendidikan Tugas Umum Polri (Pusdik
Gasum), Porong-Jawa Timur, maka teknik penggunaannya digali dan
dikembangkan kembali oleh Pengurus Daerah Institut Ju-Jitsu Indonesia
Jawa Timur (Pengda IJI Jatim). Dari studi pengembangan ini dihasilkan
metode pembelajaran teknik penggunaan tongkat T, yaitu diberikan nama-
nama gerakkan dasar (teknik dasar, pukulan, tangkisan, kuncian) yang
dimaksudkan untuk memudahkan latihan dan pengembangannya.
Selanjutnya, atas permintaan Panitia Peringatan HUT POLRI (Hari
Bhayangkara) ke-57 tahun 2003, disusun rangkaian gerakan, yaitu Kata I,
Kata II, Kata III dan beberapa teknik aplikasi. Rangkaian gerakan tersebut
diperagakan pada pelaksanaan upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-
57 (1 Juli 2003 di Lapangan Terbang Pondok Cabe, Tangerang) oleh 1000
personil, yaitu 500 orang siswa Secapa Polri angkatan ke XXX (Resimen
Wira Astha Brata) dan 500 orang siswa Diktukta Pusdik Brimob
Watukosek angkatan tahun 2003.

Konstruksi
Tonfa atau tongkat T terdiri dari tongkat lurus yang panjangnya sekitar
15 sampai 20 inchi, dengan pegangan (handle) yang membentuk sudut 90
derajat dari masing-masing ujung tongkat/end (short end dan long end).
Handle merupakan pegangan yang utama (first-use) dalam penggunaan
tonfa, seperti cara untuk memutar silinder-silinder batu yang sangat berat
yang digunakan untuk menggiling beras menjadi tepung. Seperti halnya
senjata-senjata yang lainnya dalam kobujutsu, teknik pertarungan

54
bersenjata dari Okinawa, tonfa juga terbukti efektif digunakan dalam
perkelahian bebas.

Bagian–bagian tonfa

Bagian-bagian tonfa.
Seperti yang telah kami kemukakan di bagian terdahulu bentuk
tongkat T cukup sederhana. Adapun bagian-bagiannya terdiri atas handle,
long end, short end dan knop. Berikut adalah penjelasan istilah-istilah
tersebut:
← handle (pegangan) adalah bagian yang tegak lurus (membentuk
sudut 90 derajat) dengan masing – masing ujung tongkat. Sesuai dengan
namanya maka fungsi utama handle adalah untuk pegangan.
← long end adalah bagian batang tongkat yang panjang (diukur dari
titik temu pada pangkal handle sampai ujung tongkat). Bagian ini paling
banyak digunakan dalam pembelaan diri, baik untuk menangkis maupun
untuk melakukan penyerangan.
← short end adalah bagian batang tongkat yang pendek. Meski tidak
sebanyak bagian Long End bagian ini sering juga digunakan untuk
melakukan tangkisan atau serangan. Jika dibandingkan dengan Long End,
bagian ini masih lebih memungkinkan digunakan untuk pegangan. Meski
demikian pegangan pada handle adalah yang paling utama karena paling
efektif dan efisien.
← knop adalah bagian tongkat yang berbentuk agak bulat (setengah
bulat /berupa benjolan) yang terletak pada ujung handle. Fungsi

55
sebenarnya adalah untuk penahan agar pegangan tangan pada tongkat
(handle) tidak mudah lepas. Walau demikian dari hasil studi
pengembangan oleh I.J.I Pengda Jatim, knop dapat juga digunakan untuk
melakukan penyerangan.

Bahan pembuat tonfa


Jika pada zaman Okinawa kuno bahan pembuat tonfa adalah kayu
dewasa ini seringkali telah diganti dengan bahan-bahan sintetis, di
antaranya adalah Polypropylen dan modifikasi dari Polycarbonat.

Teknik penggunaan tonfa


Salah satu seni beladiri yang memanfaatkan tonfa adalah Ju-Jitsu. Di
mana dalam filosofi Ju-Jitsu segala sesuatu yang ada bisa menjadi senjata.
Selanjutnya suatu senjata akan dapat digunakan untuk menyerang bukan
hanya pada sisi tajamnya saja. Demikian pula suatu senjata yang berada di
tangan seorang Ju-Jitsan (siswa Ju-Jitsu) akan dapat digunakan untuk
menyerang dari sisi manapun bagian senjata tersebut.
Tonfa atau Tongkat T memiliki tiga bagian penting yang dapat
dijadikan pegangan yang sekaligus ujung serangan yaitu : handle, short end
dan long end.
Teknik penggunaan tonfa dapat dibuat sangat sederhana/mudah,
karena itu memungkinkan untuk diajarkan dengan cepat untuk calon
polisi baru. Dengan memegang handle, bagian ujung yang panjang (long
end) dari tangkainya diletakkan dibalik lengan bagian bawah, pemakai
tonfa dapat memperkuat lengannya dan melakukan gerakan tangkisan
atau pukulan seperti biasa.
Apabila hanya menggunakan satu tonfa, tangan yang tidak memegang
tonfa dapat digunakan untuk melindungi kepala atau untuk memperkuat
pukulan, tusukan atau sodokan.
Teknik pukulan yang lebih lanjut dengan mengendorkan genggaman
pada handle dan mengayunkan ujung panjang (long end) dari tangkai
tongkat dengan lintasan melengkung, untuk memukul sasaran pada jarak
menengah. Serangan ayunan (swing) ini dapat dikombinasikan secara
berantai, tergantung pada pukulannya dengan maju dan mundur, atau
membentuk lintasan angka delapan.
Dalam hal ini teknik pegangan difokuskan pada Teknik pegangan
Handle yang merupakan pegangan utama (first-use). Karena pegangan ini

56
mempunyai efektifitas paling tinggi, serta mudah untuk dipelajari bagi
anggota kepolisian, dan dalam penampilannya pegangan ini bagi anggota
Polri yang bertugas di lapangan menghindarkan kesan arogansi.
Cara memegang akan sangat menentukan bentuk serangan. Bagi aparat
kepolisian dalam melaksanakan tugas di lapangan cara memegang tongkat
T tidak pada Handle-nya akan menghasilkan teknik pukulan yang hanya
akan mengarahkan aparat petugas berpenampilan arogansi.
Tonfa memang jarang ada dalam film, tidak seperti nunchaku. Tetapi
sebenarnya senjata ini jauh lebih praktis, lebih mudah dipelajari
penggunaannya dan bentuknya sederhana. Meskipun demikian, teknik
penggunaan tonfa yang lebih lanjut, lebih maju dan lebih tinggi lagi masih
merupakan tantangan bagi para praktisi beladiri yang telah
berpengalaman. Karakteristik inilah yang mendorong IJI Pengda Jatim
menggali dan mengembangkan tonfa untuk aplikasi yang lebih luas.

Tonfa dalam media


Tonfa dewasa ini mulai ditunjukkan dalam film-film, beberapa contoh
yang dimaksud adalah
← Tokoh Kroenen dalam film Hellboy movie uses bladed tonfas.
← Dalam bentuk mae sun sawk, bentuk senjata ini digunakan dalam
film-film Ong-Bak, Tom-Yum-Goong, dan Khunsuk.
← Karakter Martin Riggs yang diperankan oleh Mel Gibson
menggunakan dua baton polisi sebagai tonfa dalam film Lethal Weapon.
← "Menang tanpa sepotong pisau" (Wins without a knife), seorang
petarung dari film populer klasik Kung-Fu "Master of the Flying
Guillotine" menggunakan sepasang tonfa dilengkapi dengan pedang lipat
yang dapat memanjang dari sumbunya.

57
8
Kamus Aikido
Salah satu hal yang cukup menjadi kendala bagi para Aikidoka pemula
adalah memahami istilah-istilah yang sering dipakai dalam latihan Aikido.
Kali ini Takiotoshi Nagare Budokan menampilkan Kamus Aikido untuk
membantu pemula dalam memahami istilah terkait. Kamus ini disusun
oleh seorang praktisi Aikido dan berisi istilah yang secara faktual sangat
sering disebutkan dalam proses latihan Aikido. Semoga membantu dan
selamat menikmati.

A
ai harmoni, keselarasan, penyatuan
posisi berdiri terhadap lawan, kaki depan sama kiri atau
aihanmi
sama kanan, bandingkan dengan gyakuhanmi
pegangan pada pergelangan tangan, kanan dengan kanan
aihanmi
atau kiri dengan kiri, disebut juga kosadori, bandingkan
katatedori
dengan gyakuhanmi katatedori
aiki menyatukan ki dengan ki lawan
aikibatto latihan pedang, sendiri atau berpasangan

58
cara bertarung sesuai dengan prinsip aiki, merupakan
aikibudo
nama awal dari aikido
aikido jalan hidup menyatukan / menyelaraskan energi
sebutan untuk seseorang yang mendalami aikido, terutama
aikidoka
tingkat menengah dan profesional
Aikijinja kuil aikido di Iwama
aikijo latihan aikido menggunakan tongkat kayu
aikijutsu salah satu aliran beladiri Daito ryu, disebut juga aikijujutsu
Aikikai organisasi dan label untuk aikido-nya Ueshiba
aikiken latihan aikido menggunakan pedang
aikinage lemparan-aiki, teknik melempar
aiki no michi aikido (michi=do)
aikiotoshi jatuhan-aiki, teknik melempar
aikitaiso senam pemanasan dalam aikido
aite rekan berlatih
arigato terima kasih
arigato
terima kasih (untuk sesuatu yang masih berjalan)
gozaimasu
arigato
terima kasih (untuk sesuatu yang telah selesai dilakukan)
gozaimashita
ashi kaki
ate pukulan, serangan
atemi serangan ke tubuh
awase gerakan yang menyatu dengan gerakan lawan
langkah kaki maju bergantian kanan dan kiri, seperti
ayumiashi
berjalan biasa, bandingkan dengan tsugiashi

B
barai/harai gerakan sapuan
batto menarik pedang dari sarungnya, disebut juga nuki
bo tongkat, lebih panjang dari jo
bokken pedang kayu
bokuto sama dengan bokken

59
bu perang, pertarungan, pertempuran
budo cara berperang / bertarung, seni beladiri Jepang
seseorang yang menjalankan budo, terutama tingkat
budoka
menengah dan profesional
bugei terminologi lama dari seni perang
bukiwaza latihan teknik menggunakan senjata
bushi ksatria
bushido jalan hidup ksatria

C
chado tradisi minum teh
chikara tenaga / kekuatan
choku langsung
chokutsuki serangan langsung menggunakan tongkat, berupa tusukan
chudan tengah, bandingkan dengan jodan dan gedan
chudan
posisi siaga dengan senjata berada setinggi perut
kamae
serangan berupa tusukan ke arah perut, dengan atau tanpa
chudan tsuki
senjata
chukyusha murid tingkat menengah, masih dalam tingkat kyu

D
dai besar, disebut juga o
daisho sepasang pedang, panjang dan pendek
dame salah, buruk
sebutan untuk tingkat kemahiran, sabuk hitam dalam seni
Dan
beladiri Jepang
dao/tao adopsi kata dari bahasa Cina yang berarti jalan
deshi murid
do jalan, disebut juga michi
dogi pakaian untuk berlatih beladiri, disebut juga keikogi atau gi
do-in tradisi pijat untuk diri sendiri
dojo tempat berlatih beladiri

60
dojo cho pimpinan tempat berlatih
doka puisi tentang jalan hidup
domo banyak
domo arigato
terima kasih banyak (untuk sesuatu yang masih berjalan)
gozaimas
domo arigato terima kasih banyak (untuk sesuatu yang telah selesai
gozaimashita dilakukan)dori take, catch, grab
dosa gerakan
doshu pimpinan budo
dozo silakan

E
embukai demonstrasi / pertunjukan untuk umum
empi serangan menggunakan sikut
eri leher, kerah baju
eridori cekikan pada leher menggunakan kerah baju

F
instruktur, pelatih, Dan 2-3, bandingkan dengan shidoin
fukushidoin
dan shihan
funakogi
gerakan mendayung, disebut juga torifune
undo
furitama latihan untuk membangkitkan ki
futaridori /
bertarung melawan dua orang penyerang sekaligus
futarigake

G
gaeshi /
berputar, berbalik
kaeshi
gamae /
kuda-kuda, posisi dasar, posisi siaga
kamae
gasshuku pemusatan pelatihan, latihan bersama
gedan bawah / rendah, bandingkan dengan jodan dan chudan

61
gedanbarai tangkisan / sapuan bawah
geiko / keiko latihan
geri tendangan
pakaian untuk berlatih beladiri, disebut juga keikogi atau
gi
dogi
giri / kiri gerakan memotong
go lima
gokyo teknik kuncian kelima
gomen nasai mohon maaf
tubuh yang keras / kaku, latihan yang statis, bandingkan
gotai
dengan gotai, ryutai dan kinagare
gyaku berkebalikan, berlawanan
posisi berdiri terhadap lawan, kaki depan berlawanan kiri
gyakuhanmi
dan kanan, bandingkan dengan aihanmi
gyakuhanmi pegangan pada pergelangan tangan, kanan dipegang kiri
katatedori atau sebaliknya, bandingkan dengan aihanmi katatedori
serangan dengan posisi tangan dan kaki berlawanan,
gyakutsuki
bandingkan dengan oitsuki
H
hachi delapan
hai ya
hajime mulai
hakama celana trasional, digunakan di aikido
handachi berdiri
hanmi setengah badan
hanmi gamae posisi berdiri siaga
hanmi
teknik pertarungan pada posisi duduk melawan berdiri
handachiwaza
hanshi gelar di kendo, dari Dan 8 ke atas
hantai melawan
happo delapan arah, bandingkan dengan shiho
hara perut
harai / barai gerakan sapuan / tangkisan

62
menusuk perut sendiri, ritual bunuh diri, disebut juga
harakiri
seppuku
hassogaeshi salah satu teknik penggunaan tongkat kayu
hasso gamae posisi siaga dengan senjata berada setinggi bahu
henkawaza teknik pergantian, variasi pada teknik dasar
hidari kiri
hiji sikut
hijidori pegangan pada sikut
salah satu teknik kuncian, sering disebut juga dengan
hijikimeosae
rokkyo
hiki menarik
hineri memelintir
mengecilkan badan, posisi siaga dengan sudut pandang
hito e mi
lebih luas dibanding hanmi
hiza lutut, dengkul
ho metode, cara
ho arah, sisi
hombu markas, pusat
Hombu dojo dojo pusat, istilah untuk dojo pusat Aikido di Tokyo

I
iaido seni permainan pedang Jepang
iaito pedang untuk latihan, tidak tajam
ichi satu
ichiban pertama, terbaik
iie tidak
iki tekad, semangat
ikkajo terminologi lama dari ikkyo
ikkyo teknik kuncian pertama
ikkyo undo gerakan dasar ikkyo
in sama artinya dengan yin (Cina), bandingkan dengan yo
ippon satu nilai

63
ipponken serangan dengan satu bukujari
irimi gerakan masuk
iriminage lemparan ke dalam, teknik lemparan
Iwama kota di Jepang dimana O Sensei memiliki rumah dan dojo
Iwama ryu gaya aikido Saito sensei

J
jiyuwaza latihan bebas
jo tongkat kayu, panjangnya 127,5 sentimeter
jo awase latihan penggunaan jo
jodan tinggi, atas, bandingkan dengan chudan dan gedan
jodan kamae posisi siaga dimana senjata berada di atas kepala
jodan tsuki tusukan ke arah kepala
jodanuke tangkisan atas
jodo gerakan tongkat
jodori pertahanan melawan tongkat
murid tingkat menengah, dengan tingkat kyu yang lebih
jokyusha
tinggi, bandingkan dengan chukyusha
ju sepuluh
ju lembut
judo cara / gerakan yang lembut, atau jalan menuju kelembutan
jujigarami /
lemparan dengan tangan menyilang
jujinage
jujutsu seni yang lembut
jumbitaiso senam pemanasan, disebut juga aikitaiso
serangan dengan posisi tangan dan kaki sama di depan,
juntsuki
disebut juga oitsuki, bandingkan dengan gyakutsuki
tubuh yang lentur, latihan yang lembut, bandingkan
jutai
dengan gotai, ryutai dan kinagare
jutsu teknik / seni

K
kaeshi / berputar, berbalik

64
gaeshi
kaeshitsuki serangan berbalik menggunakan tongkat
kaeshiwaza teknik serangan balik
kagami biraki perayaan Tahun Baru Jepang, setiap tanggal 11 Januari
kai klub, asosiasi
kaiso pendiri
kaitennage lemparan memutar, teknik lemparan
kaitenosae teknik kuncian memutar
kakaedori memeluk, merangkul
kakarigeiko serangan dalam satu garis lurus, bergiliran satu per satu
kakudo sudut pandang
kamae /
posisi siaga, kuda-kuda dalam aikido
gamae
kami ke-esa-an, kekudusan
tempat terhormat di dojo, bandingkan dengan shomen dan
kamiza
shinzen
kampai sorak sorai
kan intuisi, perasaan
kangeiko latihan di musim dingin
kanji tulisan huruf Cina
kanren terkait, terhubung
teknik yang saling terkait, satu teknik diikuti teknik
kanrenwaza
lainnya, bandingkan dengan renzokuwaza
kansetsu sendi tubuh
karatedo cara bertarung tangan kosong
kata bentuk, gerakan dasar
kata pundak, bahu
katadori pegangan pada bahu
katadori
pegangan pada bahu diikuti dengan serangan shomenuchi
menuchi
katamewaza teknik kuncian
katana pedang Jepang, disebut juga ken, to, dan tachi
katate teknik satu tangan

65
katatedori teknik pegangan pada satu tangan
katate
pengangan pada kedua tangan, disebut juga morotedori
ryotedori
keiko / geiko latihan
keikogi pakaian untuk latihan, disebut juga dogi
ken pedang Jepang, disebut juga katana, to, dan tachi
kendo anggar Jepang
ki spirit, semangat, energi hidup
kiai membangkitkan ki, biasanya berupa teriakan
kihon dasar
kihonwaza teknik dasar
kikai daerah pusat ki di tengah bagian badan
kime pemusatan pikiran
kimusubi mengikatkan ki pada ki lawan
kinagare / ki mengalirkan ki, latihan mengalirkan, bandingkan dengan
no nagare gotai, jutai, dan ryutai
kiri / giri gerakan memotong
kirikaeshi gerakan momotong / menebas pada latihan pedang
koan teka-teki dalam zen
kobudo budo kuno
kogeki serangan
kogekiho teknik menyerang
kohai yunior, bandingkan dengan sempai
kokoro hati, keinginan, pikiran, juga disebut dengan shin
kokyu napas
kokyuho latihan pernapasan, teknik lemparan
kokyunage lemparan menggunakan pengaturan napas
kokyu ryoku kekuatan pengaturan napas
kosa menyilang
kosadori pegangan menyilang, sama dengan aihanmi katatedori
koshi pinggul
koshinage lemparan menggunakan pinggul

66
kote pergelangan tangan
kotegaeshi membalik pergelangan tangan, teknik lemparan
kotehineri memutar pergelangantangan, sankyo
kotemawashi memelintir pergelangan tangan, nikyo
ku sembilan
ku kekosongan
kubi leher
kubishime kuncian di leher
kuden tradisi pengajaran ucap
kumi grup, kelompok
kumijo latihan penggunaan tongkat kayu, tongkat lawan tongkat
kumitachi latihan penggunaan pedang kayu, pedang lawan pedang
kumite pertarungan tangan kosong
gulat kuno Jepang dengan menggunakan persejataan
kumiuchi
lengkap
kuzushi memecah keseimbangan lawan
kyo belajar prinsip, dasar
kyoshi gelar di kendo, Dan 6-7
kyu tingkatan sebelum sabuk hitam, bandingkan dengan Dan

L
(L tidak
digunakan
dalam bahasa
Jepang)

M
ma jarak dengan lawan
ma-ai jarak yang harmonis dengan lawan
mae depan, ke depan, bandingkan dengan ushiro
maegeri tendangan lurus ke depan
mae ukemi jatuhan bergulir ke depan
makiwara target untuk latihan memukul di karate

67
maru lingkaran
mawashi membalik, memutar
mawashigeri tendangan memutar
mawate membalik
me mata
men kepala
michi jalan, disebut juga do
migi kanan
misogi menyucikan, pembersihan, pemurnian
mochi pegangan, disebut juga dori
mochikata serangan dengan memegang / mencengkeram
mo ikkai lakukan lagi
mokuso meditasi, disebut juga zazen
moro keduanya
morotedori pegangan pada kedua tangan, disebut juga katate ryotedori
mu tidak ada, kosong
mushin pikiran yang kosong
tingkat menengah sebelum Dan, bandingkan dengan
mudansha
yudansha
mune dada
munedori cengkeraman pada kerah baju bagian dada
musubi terikat menjadi satu

N
nagare mengalir
lemparan, juga digunakan sebagai sebutan untuk orang
nage
yang melaksanakan teknik aikido, bandingkan dengan tori
nagewaza teknik melempar
naginata tombak Jepang
nakaima disini dan sekarang
nana tujuh, padanan katanya adalah shichi
nen kesucian, kemurnian pikiran

68
ni dua
Nihon /
Jepang
Nippon
nikajo terminologi lama dari nikyo
nikyo teknik kuncian kedua
nin orang
bertarung melawan dua orang penyerang sekaligus,
ninindori
disebut juga futaridori / futarigake
ninja pesuruh, mata-mata di Jepang
noto memasukkan pedang ke dalam sarungnya
nuki menarik pedang dari sarungnya, disebut juga batto
nukite menyerang dengan jari

O
o besar, disebut juga dai
obi sabuk
ocha teh
serangan dengan posisi tangan dan kaki sama di depan,
oitsuki
disebut juga jontsuki, bandingkan dengan gyakutsuki
omote depan, permukaan, bandingkan dengan ura
Omotokyo aliran kepercayaan shinto
onegai
mohon, memohon sesuatu
shimasu
osae menekan ke bawah, plintiran
osensei guru besar, di aikido adalah Morihei Ueshiba
otagai ni rei saling hormat membungkuk
otoshi jatuhan
oyowaza teknik terapan, dimodifikasi untuk efisiensi

P
(P sangat
jarang
digunakan

69
dalam bahasa
Jepang)

Q
(Q tidak
digunakan
dalam bahasa
Jepang)

R
randori latihan bebas
rei hormat membungkuk
reigi etiket, sopan santun, disebut juga reishiki
renshi gelar dalam kendo, Dan 4-6
renshu latihan
renzoku berkelanjutan, terus menerus
renzoku
salah satu teknik penggunan tongkat
uchikomi
renzokuwaza latihan berurutan, teknik yang berurutan
ritsurei hormat membungkuk dalam posisi berdiri
rokkyo teknik kuncian keenam, lihat juga hijikime osae
roku enam
ryo keduanya
ryotedori genggaman pada kedua tangan
ryu sekolah
tubuh yang bergerak mengalir, bandingkan dengan gotai,
ryutai
jutai, dan kinagare

S
sabaki gerakan
sake arak Jepang
samurai untuk melindungi, kelompok ksatria Jepang
san tiga

70
sankajo terminologi lama dari sankyo
sankaku segitiga
sankakutai bentuk segitiga, posisi kaki dalam posisi siaga
sankyo teknik kuncian ketiga
sannindori /
serangan dilakukan oleh tiga orang
sanningake
sanpo tiga arah
satori pencerahan dalam zen
saya sarung pedang
pusat tubuh, titik di bawah pusar, bandingkan dengan
seika no itten
tanden
seiki semangat hidup
seiza cara duduk berlutut dalam aikido
sempai murid senior, bandingkan dengan kohai
sen no sen melakukan serangan terlebih dahulu sebelum diserang
sensei guru, pengajar, instruktur
sensen no sen serangan pendahuluan, inisiatif serangan
menusuk perut sendiri, ritual bunuhdiri, disebut juga
seppuku
harakiri
shi empat, padanan katanya adalah yon
shiai kompetisi, pertandingan
shiatsu pijat
shichi tujuh, padanan katanya adalah nana
instruktur, pelatih, Dan 4-5, bandingkan dengan
shidoin
fukushidoin dan shihan
instruktur pakar, tingkat tertinggi guru aikido, dan 6 ke
shihan
atas, bandingkan dengan fukushidoin dan shidoin
shiho empat arah
shihonage lemparan empat arah, teknik lemparan
shikaku bujur sangkar
shikaku sudut mati
shiki keberanian, keteguhan hati
shikko berjalan menggunakan lutut

71
shime kuncian
shin hati, niat, pikiran, padanan katanya adalah kokoro
shinai pedang bambu dalam kendo
shinken pedang tajam dari Jepang
shinto jalan para dewa, aliran kepercayaan Jepang
singgasana para dewa, di dalam dojo posisinya paling
shinzen ujung dari pintu masuk, bandingkan dengan kamiza dan
shomen
shisei postur, posisi tubuh
orang yang diserang, orang yang bertahan di aikido,
shite
disebut juga tori atau nage
shizentai postur / posisi tubuh yang natural / alami
sho pertama, permulaan
shodan Dan tingkat satu
shodo kaligrafi Jepang
shomen kepala bagian depan
ruangan utama di dojo, bandingkan dengan shinzen dan
shomen
kamiza
shomen ni rei hormat membungkuk kepada ruangan utama di dojo
shomenuchi tebasan ke arah kepala bagian depan dari atas ke bawah
shoshinsha pemula
shuto serangan dengan punggung tangan
sode lengan baju
sodedori pegangan pada lengan baju
sodeguchidori pegangan pada manset lengan baju
soto sisi luar, bandingkan dengan uchi
murid yang tinggal di luar dojo, bandingkan dengan
sotodeshi
uchideshi
sotokaiten memutar ke arah luar, bandingkan dengan uchikaiten
sotouke menangkis dari luar, bandingkan dengan uchiuke
suburi latihan dasar menggunakan pedang atau tongkat
suki pembukaan
sumi sudut

72
sumikiri ketajaman tubuh dan pikiran
sumimasen mohon maaf
sumo gulat tradisional Jepang
suri goresan, guratan
sutemiwaza teknik merusak keseimbangan lawan
suwariwaza teknik bertarung pada posisi duduk, disebut juga suwate
teknik bertarung pada posisi duduk, disebut juga
suwate
suwariwaza

T
tachi pedang, juga disebut to, ken, dan katana
tachi posisi berdiri
tachidori bertahan melawan pedang
tachiwaza berlatih teknik pada posisi berdiri
tai badan, tubuh
taijutsu teknik terkait dengan badan, teknik tangan kosong
tai no henko perputaran badan, disebut juga tai no tenkan
tai no tenkan perputaran badan, disebut juga tai no henko
taisabaki pergerakan badan, elakan badan dalam aikido
taiso senam, pemanasan
takemusu beladiri yang diramu sendiri
beladiri yang diramu sendiri dengan tetap berdasar pada
takemusu aiki
aiki
tambo tongkat pendek
tameshi menguji
tameshigiri menguji tebasan dengan pedang
tameshiware menguji pukulan di karate
tanden pusat tubuh, bandingkan dengan seika no itten
taninzugake menghadapi beberapa penyerang
tanren latihan
tanto / tanken pisau
tantodori pertahanan melawan pisau

73
kata dari bahasa Cina, sama artinya dengan do dalam
tao / dao
bahasa Jepang
tatami matras
tate berdiri
te tangan
tegatana posisi tangan yang difungsikan sebagai pedang
tekubi pergelangan tangan
tekubiosae menekan pergelangan tangan, yonkyo
tenchinage lemparan langit-bumi, teknik lemparan
tenkan berputar
tettsui pukulan palu
to pedang, disebut juga ken, tachi, dan katana
tobigeri tendangan lompat
tobikoshi jatuh menggunakan pinggul
tomauchi teknik tongkat
orang yang diserang, orang yang bertahan di aikido,
tori
disebut juga nage atau shite
torifune latihan gerakan mendayung, disebut juga funakogi undo
tsuba pelindung tangan pada pedang
gerakan maju ke depan dimana kaki belakang tidak
tsugiashi
melewati kaki depan, bandingkan dengan ayumiashi
tsuka gagang pedang
serangan dengan senjata ataupun tangan kosong, tusukan
tsuki
dalam aikido

U
uchi serangan, pukulan
uchi masuk, dari dalam, bandingkan dengan soto
murid yang tinggal di dalam dojo, bandingkan dengan
uchideshi
sotodeshi
uchikaiten putaran dari dalam, bandingkan dengan sotokaiten
uchikata bentuk serangan atau pukulan
uchikomi pukulan berulang kali

74
uchiuke menangkis dari dalam, bandingkan dengan sotouke
ude tangan
udekimenage lemparan dengan tangan terkunci
udenobashi tangan tertekuk, disebut juga gokyo
udeosae tangan diplintir, disebut juga ikkyo
uke orang yang menerima serangan di aikido
uke tangkis, sapu
ukemi jatuhan
undo latihan
ura sisi belakang, sisi sebaliknya, bandingkan dengan omote
uraken serangan dengan tangan bagian belakang
ushiro ke belakang, bandingkan dengan mae
ushirogeri tendangan ke belakang
ushiro jatuhan dengan memotong bagian belakang, teknik
kiriotoshi lemparan
ushiro ukemi jatuhan bergulir ke belakang
ushirowaza serangan dari belakang

V
(V tidak
digunakan
dalam bahasa
Jepang)

W
waka sensei guru muda, digunakan dalam aikido bagi penerus Doshu
waki sisi, samping
wakizashi pedang pendek
ware patah, pisah
waza teknik, ketrampilan, metode berlatih

X
(X tidak

75
digunakan
dalam bahasa
Jepang)

Y
yame berhenti
sisi terang, dalam bahasa Jepang disebut yo, bandingkan
yang
dengan yin
yari tombak
yawara jujutsu aliran lama
sisi gelap, dalam bahasa Jepang disebut in, bandingkan
yin
dengan yang
yo bahasa Jepang untuk yang
yoko sisi, samping, horizontal
yokogeri tendangan samping
yokogiri potongan horizontal
yokomen sisi samping kepala
yokomenuchi serangan pada sisi samping kepala
yoko ukemi jatuhan menyamping
yon empat, padanan katanya adalah shi
yonkajo terminologi lama dari yonkyo
yonkyo teknik kuncian keempat
yudansha tingkat Dan, bandingkan dengan mudansha

Z
za duduk
zanshin semangat yang berlanjut, konsentrasi yang berlanjut
zarei duduk membungkuk
zazen meditasi dalam posisi duduk, disebut juga mokuso
zen bentuk aliran buddha
zengo dua arah, gerakan depan belakang
zori sandal, alas kaki

76
Angka

1 ichi
2 ni
3 san
4 shi / yon
5 go
6 roku
7 shichi / nana
8 hachi
9 ku
10 ju
20 ni-ju
21 ni-ju-ichi
100 hyaku
1000 sen

77
DAFTAR SUMBER

El-Kabumaini. 1996. Dojo Gombong. Bandung: Duta Pasifika


El-Kabumaini.1996. Nikmat Karena Sengsara. Bandung: Mizan Media Pratama
Nasin, M. 1995. Menelusuri Perkembangan Senjata Militer. Bandung: Duta
Pasifika
http://www.geocities.com/porbikawa/sejarah.htm
http//www.jujitsu-kyuurai@blogspot.com
http//www.wikipedia ensiklopedi bebas Bahasa Indonesia
http//www.koni.or.id
http//www.jujitsu-kyuurai@blogspot.com
http://www.geocities.com/porbikawa/sejarah.htm
Tim Penyusun. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

78
BUKU PENGAYAAN
SERI PENDIDIKAN JASMANI

INCLUDEPICTURE "http://upload.wikimedia.org/wikipedia/comm

MARI MENGENAL OLAHRAGA BELA


DIRI AIKIDO

79
KATA PENGANTAR
PUSTAKA ADHIGAMA
2009
Olahraga Aikido, seperti olahraga Judo, Karate, Kempo atau lainnya,
sebenarnya sudah cukup lama eksis di Indonesia. Banyak klub dalam bentuk
Rumah Dojo yang dibangun di negara kita.
Aikido, sebagai satu bentuk olahraga seni beladiri sangat bagus untuk
kesehatan. Seorang yang secara berkelanjutan melakukan latihan Aikido, akan
tumbuh dengan sehat. Hal ini tentu menguntungkan bagi seseorang, sebab sehat
merupakan nikmat yang luar biasa, yang biasanya baru terasa kalau sudah sakit.
Oleh karena itu ,nikat sehat ini harus terus dipelihara dengan melakukan latihan
olahraga.
Dalam buku sederhana tentang ‘Aikido’ ini anak-anak akan diperkenalkan
dengan seputar beladiri Aikido, mulai dari pengertian, sejarah, perlengkapan, dasar
teknik, dan hal-hal yang berkenaan dengan olahraga beladiri tersebut.
Akhir kata, semoga buku sederhana ini memberikan manafaat bagi kita
semua, terutama bagi anak-anak didik kita agar memiliki wawasan ilmu
pengetahuan yang luas, karena mereka akan hidup di suatu masyarakat yang lebih
kompleks, baik teknologi maupun permasalahannya.

Bandung, Juni 2008


Penyusun,

80
NASIN EL-KABUMAIN

DAFTAR ISI
i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….ii

1. Beladiri Aikido ……………………………………………………………1


2. Jepang Tempo Dulu ………………………………………………………5
3. Jujutsu Moyang Bela Diri Jepang ………………………………………..18
4. Sejarah Aikido ……………………………………………………………25
5. Rumah Aikido ……………………………………………………………30
6. Memahami Prinsip Aikido ……………………………………………….41
7. Si Pentungan Tonfa ………………………………………………………52
8. Kamus Aikido ……………………………………………………………59
DAFTAR SUMBER ………………………………………………………..78

81
82

Anda mungkin juga menyukai