Anda di halaman 1dari 50

Apa itu Seni Beladiri?

Jika saat ini kita berbicara tentang olahraga, barangkali momen olahraga
bola-lah yang paling dinanti-nantikan para maniak olahraga Indonesia. Apalagi
kali ini sangat berbeda daripada biasanya, negeri ini akan dikunjungi tim  sepak
bola favorit Inggris yang notabene-nya kita juluki mereka dengan nama the red
devil. Siapakah mereka? Siapa lagi kalau bukan Manchaster United. Rasanya
hampir setiap hari sudah kita melihat para bintang-bintang tim mereka
mewarnai saluran pertelevisian kita dalam iklan salah satu vendor GSM  ternama
di Indonesia. Namun sayang, jika kita mau meneruskan obrolan antara  tim
Indonesia dan tim Manchaster United, rasanya tidak akan cukup untuk kita
bahas disini.
Memang tak ada habisnya berita olahraga ini untuk diperbincangkan. Mulai
dari intrik olahraganya hingga orang-orang yang bermain didalamnya menjadi
suatu topik tersendiri yang tak kunjung bosan untuk terus diberitakan. Kini,
mari kita menelisik lebih dalam tentang pentingnya olahraga itu sendiri.
Pentingkah kita berolahraga? Apalagi jika dikaitkan dengan status kita sebagai
sebagai seorang mahasiswa, yang akrab dengan jadwal yang sangat padat, mulai
dari belajar hingga beraktivitas didalam dan diluar kampus. Sekali lagi,
pentingkah kita berolahraga? Rasanya semua kegiatan tadi tidak akan bisa
terlaksana secara optimal jika kita tidak berada pada stamina prima kita. Stamina
yang prima tidak  hanya bisa dapatkan dari pola makan yang kita jaga, namun
diperlukan juga olahraga yang teratur.
Didalam sebuah hadits rasulullah telah disebutkan bahwa ada dua
kenikmatan yang sering terlenakan oleh manusia. Dua kenikmatan itu adalah
kesehatan dan waktu luang. Ya benar, Islam sangat memandang penting
mengenai kesehatan sebagaimana rasul telah menjelaskannya pada hadits diatas.
Kesehatan akan menentukan primanya stamina seseorang dalam melakukan
suatu hal. Jika dalam situasi normal, ada seseorang yang cepat sekali lelah
melakukan pekerjaannya, maka kesehatannya perlu dipertanyakan. Apalagi
sebagai seorang mahasiswa, terkadang kita terlalu kebablasan untuk belajar jika
menjelang ujian tanpa memperhatikan lagi bagaimana kondisi fisik kita.
Akhirnya kelelahan demi kelelahan itu berakumulasi menjadi sebuah hal yang
biasa kita sebut dengan penyakit. Entah itu berupa pusing, kelelahan, sampai
demam.
Berkaitan dengan liburan, mungkin telah banyak artikel menarik yang isinya
menjelaskan tentang bagaimana cara mengisi waktu tersebut. Ada artikel yang

1
menyarankan kita untuk menambah kegiatan sosial kepada masyarakat, ada
artikel yang menyarankan agar momentum liburan ini kita manfaatkan untuk
berbakti kepada orang tua, ada artikel yang menyarankan kita untuk menambah
softskill kita dibidang lainnya, dan masih banyak lagi artikel yang berisi saran-
saran hal apa saja yang bisa kita lakukan saat liburan itu. Pada artikel kali ini,
mari kita sedikit membahas sesuatu yang lebih mendasar lagi, suatu hal yang
sangat kita perlukan sebelum melakukan hal-hal yang kita rencanakan pada
liburan tersebut, yaitu tentang olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh kita
sendiri.
Seorang pemerhati masalah pendidikan dari Universitas Andalas (Unand)
Padang, Prof Dr Rahmiana Zein, mengatakan libur yang cukup banyak,
dikhawatirkan dapat memicu generasi muda menjadi orang yang pemalas. Jika
tadi kita berbicara tentang kesibukan, tampaknya berbicara tentang liburan ini
pun bisa menyebabkan penyakit bagi tubuh kita. Liburan tidak menjadi masalah
ketika kita memanfaatkannya untuk melakukan kegiatan produktif. Namun
liburan akan menjadi masalah ketika kita tidak dapat memanfaatkannya dengan
baik, sehingga kita cenderung untuk bermalas-malasan misalnya didepan
komputer seharian untuk ber-social networking dengan kawan-kawan kita, tidur-
tiduran dikamar kita, dan melakukan kegiatan-kegiatan tidak efektif lainnya
yang tidak membuat tubuh kita melakukan metabolisme sebagaimana kita
seharusnya pada saat beraktivitas normal.
Nabi Muhammad SAW pernah berkata bahwa “Muslim Kuat lebih dicintai
Allah dibandingkan muslim yang lemah”. Pengertian Muslim yang kuat tentu
multi-perspektif. Bukan hanya segi ruhani, namun juga dari fisik. Fisik yang
kuat lebih dicintai oleh Allah daripada muslim yang mempunyai fisik yang
lemah. Belumkah cukup kisah rasulullah yang berhasil mengalahkan seorang
pegulat terkenal tanah arab untuk menjadikan dirinya masuk  kedalam agama
Islam? Ataukah kisah rasul yang menjadi seorang kepala negara disiang hari
seperti seekor singa dan beribadah penuh kepada Allah seperti rahib malam
harinya. Belum lagi kisah kegagahan para sahabatnya dalam perang yang
mampu merubuhkan musuh-musuhnya dengan tebasan pedangnya. Bagaimana
mungkin mereka melakukan semua hal itu tanpa ada fisik yang kuat dan iman
yang sangat mendalam didalam hidupnya. Kontribusi mereka besar karena fisik
yang mereka punya pun kuat.
Fisik yang kuat akan menunjang kita untuk dapat melakukan lebih banyak
amal. Dengan fisik yang kuat, kita bisa melakukan kontribusi lebih untuk
masyarakat sekitar kita selagi liburan panjang ini. Bagaimanakah cara membuat
program olahraga untuk mahasiswa itu. Kuncinya adalah lakukan olahraga yang
kita sukai dengan konsisten. Bisa dengan lari pagi, berenang, ataupun olahraga
lainnya yang kita senangi. Menurut para ahli, olahraga yang paling baik itu
minimal dilaksanakan tiga kali dalam seminggu. Buatlah program olahraga
dengan teratur, dengan demikian liburan ini tetap menjadi momentum prima

2
kita untuk melakukan banyak amal kebaikan. Tiada kata malas berolahraga
dalam liburan.

Ketika kita masih anak-anak, atau ketika kita menginjak usia dewasa, pasti
kita pernah mengkhayal menjadi seorang yang super, memiliki kekuatan yang
dahsyat. Apalagi kalau kita merasa disakiti, dihina, atau bersaing dalam masalah
cinta, biasanya menimbulkan keinginan untuk menjadi seorang jawara.
Alangkah bangganya kalau kita memiliki kekuatan super, sehingga kita
dapat mengalahkan lawan-lawan kita dalam tempo singkat. Kemudian, kita
akan dielu-elukan oleh banyak orang. Bagi yang menginjak remaja, dikejar
banyak wanita adalah sebuah keinginan atau khayalan.
Apalagi, ketika itu kita banyak mendengar nama-nama jagoan, baik jagoan
dari dalam negeri sendiri maupun jagoan dari luar negeri. Di dalam negeri kita
mengenal nama, seperti Si Pitung, Si Gobang, si Buta dari Goa Hantu, Jaka
Sembung, Wiro Sableng, atau sejenis tokoh fiksi lainnya. Tokoh dari luar negeri
ialah Superman, Batman, Spiderman, He-Man, Superboy, Hellboy atau para
super hero lainnya yang biasanya sudah menjadi tokoh dalam games elektronik.
Mengapa manusia ingin menjadi yang terkuat? Ini adalah sebuah naluri yang
lahir secara wajar. Manusia sebagai makhluk yang memiliki akal fikiran, kadang
ingin menguasai satu sama lainnya. Manusia yang merasa kuat biasanya
menekan atau menyiksa yang lain. Hal ini, tidak saja terjadi atas pribadi atau
individu, melainkan juga terjadi pada suatu kelompok masyarakat atau bankan
bangsa. Tidak heran, apabila ada bangsa penjajah dan ada bangsa yang terjajah.

3
Gambar. Anak-anak sering berfantasi menjadi jagoan

Individu yang terjajah atau bangsa yang terjajah akan berjuang untuk
merdeka atau untuk dapat mengalahkan si penjajah. Demikianlah, manusia
menggunakan ilmu bela diri, baik dengan tangan kosong maupun dengan
senjata untuk dapat mengalahkan lawan.
Dalam kehidupan modern, banyak manusia yang melakukan cara hidup
yang kurang terpuji, seperti memeras, merampas atau melakukan perbuatan
tidak terpuji lainnya. Untuk menjaga agar hal itu tidak sampai terjadi, maka
manusia melakukan persiapan melalui penguasaan terhadap ilmu bela diri.
Sedia payung sebelum hujan, demikianlah pepatah yang memberikan makna,
bahwa bersiap-siap untuk mencegah suatu kerugian yang lebih besar dengan
melakukan hal-hal yang sifatnya mencegah. Hidup di zaman ini, harus memiliki
kekuatan fisik dan mental yang baik. Kegiatan fisik dilakukan untuk
menyiapkan kejadian yang tidak diinginkan. Sebagai contoh, apabila seseorang
berjalan di malam hari sendirian sangat berbahaya, karena banyak orang yang
berniat jahat. Dengan ilmu beladiri yang baik, maka kita dapat menyelamatkan
diri dari upaya jahat oranglain.
Pernah tidak terlintas dalam pikiran kita, mengapa kita belajar Beladiri?
Tentunya setiap orang punya alasan yang berbeda-beda, ketika kita menanyakan
ke beberapa teman, jawabnya berbeda-beda, kadang ada yang lucu dan konyol.
Misalnyah: gara-gara bermain game terus ingin seperti Howarang (teken), ada
yang menjawab ingin seperti Sensei Steven Seagal, tertarik beladiri gara-gara
menonton Royce Gracie, ingin menjadi pahlawan. Mungkin, ada juga yang ingin
ingin seperti para jagoan super, Batman, Superman, atau lainnya. Apalagi sifat

4
anak-anak yang ingin mendapatkan pujian dengan menjadi jagoan. Bagaimana
tidak senang, sekian banyak lawan dipukul, ditendang, dan semuanya kabur.
Lihat saja, bagaimana aksi Sinsei Steven Seagel dengan permainan pisau atau
bantingannya.

Gambar. Belajar beladiri perlu untuk menjaga diri


(sumber: www.1bp.bloger.com)

Mungkin juga ada yang memiliki hobi bertarung. Memang benar hobi untuk
menjadi yng tertinggi, ada kepuasan ketika memenangkan pertarungan, ada
kepuasan dan rasa gagah ketika mengolah badan, 1000x pukulan, 1000x
tendangan, keringat capai nomer sekian, yang penting kalau sparring atau
kompetisi paling no.1, dilihat banyak penggemar. Wah, hebat sekali!
Ada juga orang yang ingin berlatih beladiri Judo untuk kesehatan. Nah,
bagaimana hal ini bisa? Ada yang membantah, kalau ingin sehat itu bukan
latihan beladiri, tetapi senam Aerobik, Fitness Centre banyak, atau olahraga
lainnya yang cukup banyak seperti bulu tangkis, bola voli atau lainnya, yang
bukan beladiri.
Mungkin juga ada yang menyebutkan alasan ingin melestarikan budaya
kuno. Ha, kok Kenjutsu dan Iaijutsu yang dipilih? atau Pencak Silat? kenapa
tidak jadi pemain Kabuki saja? Atau pemain Karawitan dan Seni Tari? kalau
menonton pfilm Samurai, wahhh mantap sekali, Apalagi kalau Samurainya yang
menang, dengan senjata pedang katana yang panjang. Mungkin film ‘The Last
Samurai dapat menjadi inspirasinya!
Dulu pernah suatu ketika ditodong, kalung, dompet, bahkan sampai cincin
kawin amblas! Kemudian menyesali diri, kenapa pecundang, ingin sekali

5
menjotos tuh si penodong, dendam sekali, tidak mau jadi pecundang lagi dan
ingin menjadi sang pemenang kalau ada penodongan lagi, hingga bisa bikin si
penodong 'KO', terus dibawa ke kantor polisi, wehh hebat pahlawan! Super
hero! Dipuji-puji banyak orang bahkan sampai masuk koran.
Ketika masih duduk di bangku SLTA, penulis yang asli kampong pernah
mengalami peristiwa yang cukup menakutkan. Suatu malam, kira-kira pukul
sembilan malam, suasana kampong sepi mencekam. Mendadak dari arah ujung
kampung ada suara anjing menyalak. Penulis keluar untuk melihat. Memang
benar, di dekat kandang ayam di depan rumah tetangga yang paling kaya, ada
beberapa orang yang sedang mengendus-endus berjalan perlahan di kegelapan.
Karuan saja, penulis menjadi ketakutan. Namun, penulis ingin menyelamatkan
harta tetangga.
Aku mempunyai sebuah ide. Aku langsung masuk ke rumah dan memakai
judogi, pakaian Judo. Seragam warna putih itu penulis pakai lengkap dengan
sabuknya. Tak lupa penulis memegang golok yang memiliki hulu seperti kepala
naga. Untuk menambah serem, penulis mengenakan tudung kepala.
Penampilannya jelas seperti ahli beladiri Jiu Jitsu saja. Dengan obor di tangan
kanan, penulis langsung meloncat di lereng dekat rumah.
“Hiaaat….” Begitu penulis berteriak.
Wah, akibatnya hebat bukan main. Melihat penampilan penulis itu, beberapa
pencuri yang siap beraksi itu langsung berlarian ketakutan. Mereka langsung
berlari kea rah barat, tepatnya ke arah kampung sebelah. Penulis tidak puas, dan
langsung mengejar ke sana untuk melihat. Penulis mendengar para pencuri itu
‘kecobrak-kecobrak’ menyeberangi sungai.
Apa yang penulis lakukan sesungguhnya berbahaya. Meski, ketika SLTP
penulis belajar Karate di sekolah, dan ketika STM belajar Judo, tapi bukan
jaminan untuk mengalahkan sekelompok pencuri yang mungkin bersenjata.
Tapi, penampilan penulis telah mengelabuhi penjahat itu. Dengan pakaian ala
Ninjatsu telah membuat para pencuri itu keder, dan memilih kabur. Bahkan, di
tepi sungai itu penulis sesumbar, kalau mereka berani mengganggi kampungnya
lagi, keselamatan sama sekali tidak ditanggung. Alhamdulillah, sampai beberapa
tahun, tidak ada lagi kejadian.
Memang, beladiri terbentuk karena ego manusia, manusia yng tidak mau
kalah dengan alam, tidak mau kalah oleh sesama, adanyah Spiritual dalam
beladiri adalah untuk yang satu ini, dimana karena produk akhir dari beladiri
adalah sesuatu yang tidak baik kalau tidak dikendalikan, dan itu adalah satu
level dengan ego manusia yang memang hanya bisa dikendalikan oleh hal yang
sifatnyah doktrin yng tidak terbantahkan, yaitu dari sisi spiritual, kesadaran
akan hal yang tidak bisa dikalahkan oleh manusia, yaitu Tuhan, Allah SWT.
Dalam banyak cerita silat dijelaskan tentang tujuan mulia dari belajar
beladiri, yakni agar dia menjadi manusia yang dapat menolong sesamanya.

6
Demikian yang dilakukan oleh si Buta dari Goa Hantu, yang berkelana dari satu
negeri ke negeri lainnya untuk menolong manusia yang tertindas. Jadi, ia belajar
bela diri karena cinta, cinta kepada sesamanya.
Demikianlah dalam cerita komik Kenji. Kenji yang telah dianiaya orang lain
erasa tidak enak kalau harus menyerah kalah begitu saja, tanpa berbuat sesuatu.
Ia merasa, memang harus ada sesuatu yng membuat itu manusia bisa ikhlas.
Cobalah simak (Kalau ada yang suka komik Kenji halaman terakhir seri 20),
sambil menatap langit kakeknya berkata kepada Kenji, kalau inti dari beladiri
adalah cinta, ya ini jawabannya. Tepat sekali kakek itu berkata demikian dengan
penuh arif bijaksana yaitu ingin Kenji tidak tersesat, dengan apa yng dia punya,
sesuatu yng sangat berbahaya, suatu yang bisa mencelakakan orang lain, bahkan
bisa membunuh, yakni kemampuan ilmu beladiri.

Gambar. Dengan olahraga badan menjadi prima

Cinta adalah perasaan manusia yang paling rapuh, suatu keadaan yng sama
dengan keadaan menyerah atau takluk tetapi dengan ikhlas dalam penyerahan
diri. Spiritual dengan Cinta, hanya itu yang bisa menaklukkan Seni Beladiri.
Setelah ego manusia itu dikalahkan oleh hal-hal yang memang tidak bisa
dikalahkan, akhirnyah ada kesadaran bahwa manusia itu sebenarnya sangatlah
amat terbatas... maka timbulah suatu pemikiran bijak yang akhirnya bisa
mengendalikan ego itu sendiri, hasilnya adalah seni beladiri menjadi sesuatu
yang indah, bisa menghasilkan suatu Falsafah tentang kehidupan tersendiri dan
banyak dijadikan “gaya hidup” oleh manusia-manusia didalamnya.

7
Gambar. Belajar bela diri dari kecil

Jadi, orang belajar ilmu beladiri itu dengan banyak alasan. Menjadi juara
untuk ketenaran dan kebaikan penghidupan, untuk balas dendam, untuk
kesehatan, untuk ego ahar dirinya dianggap manusia super, untuk menolong
sesamanya, dan segudang alasan lainnya.
Kita dapat beralasan apa saja untuk belajar ilmu beladiri. Tapi, yakinilah,
bahwa alasan tertepat untuk belajar ilmu bela diri ialah untuk menjaga diri,
untuk kesehatan, bukan untuk kesombongan. Pepatah, di atas langit masih ada
langit merupakan kiasan, semakin tinggi ilmu beladiri, maka semakin kuat
lawannya. Manusia juga ada apesnya. Jadi, manusia memang tidak boleh
sombong.
Setelah kita meniatkan diri belajar ilmu beladiri untuk berjaga diri atau
merasa berbakat sehingga dapat melahirkan prestasi, maka kita harus memilih
olahraga yang sesuai dengan minat dan bakat kita, dan juga tempat latihan
olahraga bela diri itu dekat dengan rumah kita, sehingga transportasinya
mudah dan terjangkau.
Ilmu bela diri yang berkembang saat ini cukup banyak. Ilmu bela diri itu
berasal dari negeri sendiri maupun dari negeri lain yang telah diajarkan atau
dibuka cabangnya di Negara kita. Biasanya, olahraga dari mancanegara yang
sudah dibuka cabangnya di negara kita merupakan olahraga yang
dipertandingkan di event internasional, baik Sea Games maupun Olympiade.

8
Mengenal Negeri Korea
Korea adalah sebuah negara yang dulunya bersatu yang terletak di
Semenanjung Korea di Asia Timur (di antara Tiongkok dan Jepang). Negara ini
terpisah menjadi dua negara — Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik
Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II pada tahun 1945.
Korea Selatan kemudian berkembang menjadi negara demokratis sementara
Korea Utara berhaluan komunis. Bendera Persatuan Korea sering digunakan
untuk merepresentasikan Korea pada ajang olahraga internasional, namun
bendera tersebut bukan merupakan bendera resmi kedua negara.
Karena zaman dinasti-dinasti bersejarah sudah berakhir, istilah Korea saat ini
didefinisikan berdasarkan gabungan 2 entitas yang terbagi oleh Garis Demarkasi
Militer pararel 38, yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Semenanjung Korea di
sebelah utara dibatasi oleh RRT dan Rusia di sebelah timur laut, serta Jepang di
sebelah tenggara yang dipisahkan dengan selat Korea.

Pintu gerbang Gyeongbokgung, Seoul dan Gerbang Reunifikasi, Pyongyang

Sebutan Korea diambil dari nama dinasti Korea yang terkenal, yaitu Goryeo (935-
1392). Goryeo sendiri menamai negerinya dari kependekan nama salah satu Tiga
Kerajaan Korea, Goguryeo (37 SM-668 M). Dalam bahasa Tionghoa dilafalkan Gao-li
dan penyebutan itu menyebar ke para pedagang Timur Tengah, dan lama kelamaan
menjadi Korea. Kata Korea secara umum digunakan saat ini mengacu pada kedua negara
Korea.
Dalam bahasa Korea secara Korea dinamakan Han-Guk (Korea Selatan; kependekan
dari Dae Han Min Guk) dan Chosŏn oleh Korea Utara. Chosŏn adalah nama dinasti
Korea terakhir (1392-1910).

9
Sejarah Korea bermula dari zaman Paleolitik Awal (Lower Paleolithic)
sampai dengan sekarang. Kebudayaan tembikar di Korea dimulai sekitar tahun
8000 SM, dan zaman neolitikum dimulai sebelum 6000 SM yang diikuti oleh
zaman perunggu sekitar tahun 2500 SM. Kemudian Kerajaan Gojoseon berdiri
tahun 2333 SM. Baru pada abad ke-3 SM Korea mulai terbagi-bagi menjadi
banyak wilayah kerajaan.
Pada tahun satu Masehi, Tiga Kerajaan Korea seperti Goguryeo, Silla dan
Baekje mulai mendominasi Semenanjung Korea dan Manchuria. Tiga kerajaan
ini saling bersaing secara ekonomi dan militer. Koguryo dan Baekje adalah dua
kerajaan yang terkuat, terutama Goguryeo, yang selalu dapat menangkis
serangan-serangan dari Dinasti-dinasti Tiongkok. Kerajaan Silla perlahan-lahan
menjadi kuat dan akhirnya dapat menundukkan Goguryeo. Untuk pertama
kalinya Semenanjung Korea berhasil disatukan oleh Silla pada tahun 676
menjadi Silla Bersatu. Para pelarian Goguryeo yang selamat mendirikan sebuah
kerajaan lain di sisi timur laut semenanjung Korea, yakni Balhae.
Silla Bersatu akhirnya runtuh di akhir abad ke-9, yang juga mengakhiri masa
kekuasaan Tiga Kerajaan. Kerajaan yang baru, Dinasti Goryeo, mulai
mendominasi Semenanjung Korea. Kerajaan Balhae runtuh tahun 926 karena
serangan bangsa Khitan dan sebagian besar penduduk serta pemimpinnya, Dae
Gwang hyun, mengungsi dan diselamatkan oleh Dinasti Koryo. Selama masa
pemerintahan Dinasti Goryeo, hukum yang baru dibuat, pelayanan masyarakat
dibentuk, serta penyebaran agama Buddha berkembang pesat.
Pada tahun 1392, Taejo dari Joseon mendirikan Dinasti Joseon setelah
menumbangkan Goryeo. Raja Sejong (1418-1450) mengumumkan penciptaan
abjad Hangeul. Antara 1592-1598, dalam Perang Imjin, Jepang menginvasi
Semenanjung Korea, tapi dapat dipatahkan oleh prajurit pimpinan Admiral Yi
sun sin. Lalu pada tahun 1620-an sampai 1630-an Dinasti Joseon kembali
menderita serangan dari suku Manchu (Dinasti Qing).
Pada awal tahun 1870-an, Jepang kembali berusaha merebut Korea yang
berada dalam pengaruh Cina. Jepang memakasa Korea untuk menandatangani
Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai protektorat Jepang, lalu pada
1910 Jepang mulai menjajah Korea.
Dengan menyerahnya Jepang di tahun 1945, PBB membuat rencana
administrasi bersama Uni Soviet dan Amerika Serikat, namun rencana tersebut
tidak terlaksana. Pada tahun 1948, pemerintahan baru terbentuk, yang
demokratik (Korea Selatan) dan komunis (Korea Utara) yang dibagi oleh garis
lintang 38 derajat. Ketegangan antara kedua belah pihak mencuat ketika Perang
Korea meletus tahun 1950 ketika pihak Korea Utara menyerang Korea Selatan.

Geografi dan geologi


Korea terletak di semenanjung Korea di Asia timur laut. Di barat lautnya ia
dipisahkan Sungai Amnok (Yalu) dengan Republik Rakyat Cina. Sungai Duman

10
di timur lautnya memisahkan Korea dengan Rusia dan RRT. Beberapa pulau-
pulau penting antara lain Jeju, Ganghwa, Ulleung, Dokdo, Jindo, Geoje, dan
sebagainya.
Bagian selatan dan barat Korea adalah dataran rendah dan sebelah timur dan
utara memanjang rangkaian pegunungan Baekdu Daegan sepanjang
semenanjung. Dataran tinggi Gaema berada di wilayah Korea Utara dan
merupakan produk vulkanis dari zaman meszoikum. Titik-titik tertinggi
termasuk Gunung Baekdu (2774), Sobaeksan (2184 m), Jirisan (1915), Baeksan
(1724), Geumgangsan (1638), Seoraksan (1708), Taebaeksan (1564) dan
sebagainya. Beberapa gunung lebih rendah berada tegak lurus dengan jaringan
Baekdu Daegan, sebagian besar berkembang di garis tektonik dari zaman
mesozoikum, dan pada dasarnya mengarah ke barat laut.
Tidak seperti pegunungan yang lebih tua di daratan semenanjung, banyak
pulau-pulau penting dibentuk oleh aktivis vulkanik zaman cenozoikum. Jeju
yang terletak di pesisir selatan adalah pulau vulkanik besar dengan puncak
Hallasan (1950 m). Ulleung-do dan Dokdo di laut timur terdiri dari batuan felsik
dan berusia lebih muda.
Karena daerah pegunungan sebagian besar terletak di sebelah timur
semenanjung, sungai-sungai utama cenderung mengalir ke sebelah barat dan
selatan. Di barat mengalir sungai Amnok, Chŏngchŏn, Daedong, Hangang,
Geum, Yeongsan, Nakdong, Seomjin dan sebagainya. Sungai-sungai ini memiliki
dataran banjir yang luas dan menyediakan tanah yang subur untuk pertanian.
Pesisir selatan dan barat merupakan wilayah yang berlumpur, berteluk-teluk
dengan perairan yang tenang sehingga berperan penting dalam navigasi,
perikanan dan pembudidayaan rumput laut. Wilayah pesisir barat Korea
memiliki salah gerak pasang surut yang paling ekstrim di dunia. Di Incheon
contohnya, air pasang dapat naik setinggi 9 meter.

Demografi
Berdasarkan penelitian, bangsa Korea adalah keturunan kelompok suku Altai-
Tungusik yang bermigrasi dari Siberia dan Manchuria pada zaman prasejarah.
Kombinasi populasi Korea adalah 73 juta jiwa (2007). Komposisi suku bangsanya
merupakan yang paling homogen di dunia, yakni bangsa Korea yang berbicara dalam
bahasa Korea. Namun demikian jumlah orang asing telah meningkat pesat, terutama di
Korea Selatan, yang mencapai 1 juta orang. Populasi warga asing di Korea terbesar
adalah etnis Tionghoa (sampai Agustus 2007 mencapai 440 ribu jiwa) lalu orang Jepang,
warga Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah dan sebagainya. Sejumlah kecil
komunitas Jepang dan Tionghoa tinggal di Korea Utara.

11
Upacara pernikahan tradisional
Terdapat lebih dari 6 juta warga Korea di seluruh dunia pada tahun 2005. Mereka
sebagian besar telah menjadi warga negara tetap yang bersangkutan karena imigrasi yang
sejak lama, contohnya seperti warga Korea di RRT (Chaoxianzhu), Amerika Serikat
(Korea-Amerika), Jepang (Zainichi Kankoku), Jerman (Korea-Jerman), Rusia dan Asia
Tengah (Koryo Saram), Brazil (Korea-Brazil) dan sebagainya.
Namun banyak juga yang berimigrasi karena tujuan pekerjaan (Vietnam, Filipina,
Indonesia, Timur Tengah) atau tugas kemanusiaan/relawan (Afrika, Asia Selatan dan
sebagainya).

Bahasa

Hun Min Jeong Eum, karya awal penciptaan abjad Hangeul oleh Raja Sejong
Bahasa resmi Korea Utara dan Selatan adalah bahasa Korea. Klasifikasi genealogis
bahasa Korea masih diperdebatkan, 2 bagian kelompok ilmuwan yang berbeda pendapat
menyatakan bahasa Korea termasuk bahasa rumpun Altai-Tungusik, yang lainnya adalah
bahasa isolasi, yakni tercipta karena meminjam penggunaan bahasa lain. Namun sebagian
besar memasukkan bahasa Korea ke dalam rumpun bahasa Altai-Tungusik bersama
bahasa Turkik, Mongol, Tungusik, dan Jepang.
Bahasa Korea memiliki morfologi yang aggluginatif dengan tata kalimat (syntax)
yang serupa dengan bahasa Jepang, yakni SOV (Subject + Object + Verb). Seperti bahasa
Jepang dan Vietnam, bahasa Korea banyak sekali meminjam kosakata dari bahasa

12
Tionghoa yang tidak berkaitan. Bahasa Korea modern ditulis dengan abjad Hangul, yang
diciptakan pada abad ke-15 oleh Raja Sejong.
Sastra
Sastra Korea yang ditulis sejak zaman Tiga Kerajaan disebut sastra klasik, yang pada
saat itu ditulis dalam karakter Tionghoa (hanja). Sastrawan Korea menulis puisi, cerita
dan syair dalam gaya Tionghoa klasik namun berkembang dengan pemikiran dan rasa
Korea. Sastra klasik Korea dipengaruhi unsur-unsur Buddhisme, Konfusianisme dan
Taoisme, namun akarnya tetap kuat pada kepercayaan tradisional dan cerita-cerita rakyat
aslinya. Bentuk pertunjukkan sajak opera tradisional yang paling terkenal adalah pansori.
Sastra modern berkembang pesat dengan munculnya Hangul, yang membantu
meningkatkan melek huruf rakyat kebanyakan. Namun sastra yang memakai abjad
hangul baru populer sejak abad ke-19, beberapa abad setelah penemuannya. Novel pada
zaman itu yang ditulis dengan Hangul adalah sinsoseol (novel baru).
Perang Korea mewarnai perkembangan sastra yang terpusat pada luka-luka akibat
perang. Sebagian besar karya sastra pasca perang ditulis tentang kehidupan rakyat yang
berjuang dengan perasaan-perasaan pedih nasionalisme mereka. Tema lain yang umum
adalah runtuhnya sistem nilai tradisional yang dialami sekelompok orang. Contoh penulis
Korea yang terkenal saat ini antara lain Ko un, Park Kyong-ni, Kim Hoon dan
sebagainya.

Seni dan budaya


Dalam teks kuno Tiongkok, negeri Korea dijuluki “Sungai dan pegunungan yang
disulam di atas sutera” atau “Negeri Timur yang Bersatu.” Selama berabad-abad, Korea
menjalin hubungan dengan Tiongkok dalam berbagai bidang. Korea dikenal di dunia
barat melalui pedagang-pedagang Arab yang pergi ke Tiongkok lewat jalur sutera. Para
pedagang Arab pada tahun 845 M (zaman Silla Bersatu) menuliskan “Di dekat Tiongkok
ada negeri yang berlimpah emas bernama Silla”yang mempesonakan mereka.
Korea memiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang
dibentuk dalam berbagai kesenian dan tarian. Budaya Tionghoa yang diimpor selama
berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial dan norma berdasarkan
Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Hasilnya adalah beragamnya bentuk
manifestasi dan akulturasi antara budaya asli Korea dan Tiongkok yang unik. Dari sini
Korea berperan besar dalam mentransfer budaya yang maju ke Jepang.

13
Taekwondo, seni bela diri Korea
Dalam budaya kontemporer, Korea dikenal akan tren Korean Wave yang dihasilkan
menyebarnya popularitas budaya musik pop,film dan drama Korea, serta baru-baru ini
tren video game dan B-Boy Korea. Namun diplomasi secara kultural adalah diakuinya
olahraga tradisional Korea, Taekwondo, ke dalam pesta olahraga internasional
Olimpiade.
Olahraga
Olahraga tradisional Korea yang mendapat perhatian dunia internasional seperti
Taekwondo, telah berakar dari zaman Tiga Kerajaan Korea. Sekarang terdapat lebih dari
50 juta orang yang mempraktekkannya. Selain Taekwondo, banyak olahraga tradisional
Korea masih dipraktekkan seperti ssireum (bergulat), memanah dan taekkyeon. Dasar
dari olahraga tradisional ini membuat atlet-atlet Korea diakui dalam cabang-cabang
olahraga internasional seperti memanah, berkuda, ataupun gulat. Pesatnya prestasi atlet-
atlet Korea juga dalam olahraga musim dingin seperti skating, tenis meja, renang, sepak
bola, basket, angkat besi, dan voli. Korea Selatan selalu menempati peringkat 10 besar
dalam Olimpiade Musim Panas maupun musim dingin.

Agama
Tradisi Konfusianisme mendominasi kepercayaan dan pemikiran bangsa Korea,
bersama Buddhisme, Taoisme dan Shamanisme. Agama Buddha menjadi agama resmi
Tiga Kerajaan (57 SM-935 M) dan dinasti Goryeo (935-1392). Paham Konfusianisme
mencapai masa keemasan pada zaman dinasti Joseon (1392-1910). Agama Kristen
dibawa oleh misionaris Eropa menjelang akhir periode Joseon dan pada abad ke-20
meningkat pesat. Agama Islam yang baru diperkenalkan di Korea sejak perang Korea
oleh tentara Turki, memiliki sedikit pengikut di Korea (2005; ±50 ribu jiwa). Walau
begitu sebanyak 46% populasi Korea Selatan mengaku tidak mengikuti suatu
kepercayaan tertentu. Di Korea Utara, kebebasan beragama mendapat tekanan.

Kuliner

14
Kimchi
Kuliner Korea sebagian besar adalah hasil fermentasi dan sebagian besar sudah
terkenal di dunia karena diakui manfaat kesehatannya seperti Kimchi dan Doenjang. Cara
memasak makanan tradisional Korea memperlihatkan cara yang unik dalam pembuatan
dan penyajian. Beras adalah makanan pokok rakyat Korea. Makanan yang difermentasi
dimasukkan ke dalam tempayan yang dikubur dalam tanah atau dibiarkan di halaman
rumah selama bertahun-tahun untuk menghasilkan rasa yang lezat. Warisan kuliner
Korea diturunkan dari generasi ke generasi sangat bervariasi berdasarkan daerah-
daerahnya.

Pendidikan

Universitas Korea
Sistem sekolah modern di Korea Selatan terbagi menjadi 6 tahun untuk sekolah dasar,
masing-masng 3 tahun untuk SMP dan SMU. Program Penilaian Siswa Internasional
(Program for International Student Assessment) yang dijalankan oleh OECD baru-baru
ini menempatkan pendidikan Korea Selatan di peringkat 11 dunia. Walau siswa-siswa
sekolah Korea Selatan seringkali menempati ranking tinggi pada tes komparatif
internasional, sistem pendidikannya sering dikritik karena menerapkan cara pembelajaran
yang pasif dan terlalu banyak menghafal. Sistem pendidikan Korea Selatan yang
tergolong disiplin dan terstruktur adalah pengaruh Konfusianisme yang sudah tertanam
sejak lama dalam masyarakat Korea. Siswa-siswanya jarang memiliki waktu cukup untuk
bersantai karena mengalami tekanan untuk berprestasi baik dan masuk universitas
ternama.

Ilmu pengetahuan dan teknologi

15
Kereta listrik KTX
Salah satu bukti awal yang menunjukkan kemajuan dari bidang iptek bangsa Korea
adalah cheomseongdae, bangunan observatori pengamat langit yang dibangun tahun 634
Masehi (Silla). Sejak dahulu ilmu pengetahuan dan teknologi Korea sudah dipengaruhi
Tiongkok yang lebih maju. Korea mengimpor sistem/cara bertani padi, geomansi,
astronomi, fengshui, arsitektur, kesenian dari dinasti-dinasti Tiongkok. Dalam
perkembangannya menghasilkan karya-karya unik khas Korea seperti alat cetak blok
kayu pertama di dunia, Jikji, lalu Tripitaka Koreana, kertas, keramik seladon, jam
matahari, alat pengukur hujan, jam air, abjad Hangul, kapal perang dan sebagainya.
Pada zaman modern keunggulan teknologi Korea sangat dikenal dalam industri
otomotif dan elektroniknya. Produk robot yang baru diciptakan adalah HUBO menyusul
keunggulan Jepang. Prestasi Korea juga tercipta saat seorang astronotnya berhasil
mengorbit dengan pesawat NASA, yaitu Lee So-yeon.

16
Korea Selatan
Republik Korea (bahasa Korea: Daehan Minguk (Hangul: 대한 민국; Hanja: 大韓
民 國 ); bahasa Inggris: Republic of Korea/ROK) biasanya dikenal sebagai Korea
Selatan, adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung
Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya
bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Jepang berada di seberang Laut Jepang
(disebut "Laut Timur" oleh orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian
tenggara. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk (한국; 韓國) oleh penduduk Korea
Selatan dan disebut Namchosŏn (남조선; 南朝鮮; "Chosŏn Selatan") di Korea Utara. Ibu
kota Korea Selatan adalah Seoul (서울).

Ekonomi
Sebagai salah satu dari empat Macan Asia Timur, Korea Selatan telah mencapai rekor
pertumbuhan yang memukau, membuat Korea Selatan ekonomi terbesar ke-12 di seluruh
dunia. Setelah berakhirnya PDII, PDB per kapita kira-kira sama dengan negara miskin
lainnya di Afrika dan Asia. Kemudian Perang Korea membut kondisi semakin parah.
Sekarang PDB per kapita kira-kira 20 kali lipat dari Korea Utara dan sama dengan
ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Pada 2004, Korea Selatan bergabung dengan
"klub" dunia ekonomi trilyun dolar.
Kesuksesan ini dicapai pada akhir 1980-an dengan sebuah sistem ikatan bisnis-
pemerintah yang dekat, termasuk kredit langsung, pembatasan impor, pensponsoran dari
industri tertentu, dan usaha kuat dari tenaga kerja. Pemerintah mempromosikan impor
bahan mentah dan teknologi demi barang konsumsi dan mendorong tabungan dan
investasi dari konsumsi. Krisis Finansial Asia 1997 membuka kelemahan dari model
pengembangan Korea Selatan, termasuk rasio utang/persamaan yang besar, pinjaman luar
yang besar, dan sektor finansial yang tidak disiplin.
Pertumbuhan jatuh sekitar 6,6% pada 1998, kemudian pulih dengan cepat ke 10,8%
pada 1999 dan 9,2% pada 2000. Pertumbuhan kembali jatuh ke 3,3% pada 2001 karena
ekonomi dunia yang melambat, ekspor yang menurun, dan persepsi bahwa pembaharuan
finansial dan perusahaan yang dibutuhkan tidak bertumbuh. Dipimpin oleh industri dan
konstruksi, pertumbuhan pada 2002 sangat mengesankan di 5,8%.

17
Korea Selatan yang dianggap tidak stabil pada 1960-an, saat ini telah beruabah
menjadi negara industri utama dalam kurang dari 40 tahun.
Pada 2005, di samping merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi,
semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam, Korea Selatan berada
dalam peringkat pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat
dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Negara ini juga
dalam peringkat ke-12 dalam PDB nominal, tingkat pengangguran rendah, dan
pendistribusian pendapatan yang relatif merata.

Geografi
Luas Korea Selatan adalah 99.274 km², lebih kecil dibanding Korea Utara. Keadaan
topografinya sebagian besar bergunung-gunung dan tidak rata. Pegunungan di wilayah
timur umumnya menjadi hulu sungai-sungai besar, seperti sungai Han dan sungai
Naktong. Sementara wilayah barat merupakan bagian rendah yang terdiri dari daratan
pantai yang berlumpur. Di wilayah barat dan selatan yang terdapat banyak teluk terdapat
banyak pelabuhan yang baik seperti Incheon, Yeosu, Gimhae, dan Busan.

Iklim
Iklim Korea selatan dipengaruhi oleh iklim dari daratan Asia dan memiliki 4 musim.
Musim panas di Korea selatan yang dimulai bulan Juni bisa mencapai temperatur 40
derajat celcius (di kota Daegu), yang ditandai dengan datangnya musim hujan yang jatuh
pada akhir bulan Juli sampai Agustus di seluruh bagian semenanjung. Sementara
temperatur musim dinginnya rata-rata dapat jatuh pada suhu sejauh minus 10 derajat
celcius di beberapa propinsi. Korea Selatan juga rentan akan serangan angin taifun yang
menerjang selama bulan musim panas dan musim gugur. Beberapa tahun belakangan ini
Korea selatan juga sering dilanda badai pasir kuning yang dibawa dari gurun gobi di Cina
yang juga melanda Jepang dan sejauh Amerika Serikat
Tenaga Kerja Asing
Perkembangan ekonomi Korea Selatan yang sangat pesat tidak lepas dari banyaknya
pekerja asing di Korea Selatan untuk bekerja di sektor-sektor industri menengah dan kecil
yang menjadi motor penggerak industri besar.
Chaebol
Salah satu hal yang unik dalam ekonomi Korea Selatan adalah peranan chaebol
(konglomerat) yang mendominasi sejak lama dan kebanyakan didirikan setelah Perang
Korea. Pada 1995, di antara 30 atas chaebol, empat grup teratas Hyundai, Samsung,
Daewoo, dan LG Group. Pada 2003, hanya 4 dari 18 chaebol terbesar tetap berjalan.
Namun, mereka tetap mendominasi aktivitas ekonomi.
Chaebol Korea Selatan sering dibandingkan dengan keiretsu Jepang. Perbedaannya
adalah chaebol Korea masih dipegang oleh keluarga pendiri, tidak seperti keiretsu, yang
dijalankan oleh manajer perusahaan profesional. Perbedaan kedua adalah pemerintah
mencegah chaebol memiliki bank pribadi, sedangkan Keiretsu bekerja sama dengan bank
tertentu, memberikan perusahaan tersebut mencyari kredit yang tidak terbatas.

18
Provinsi dan kota-kota
Korea Selatan terdiri dari 1 Kota Khusus (Teukbyeolsi;, 6 Kota Metropolitan
(Gwangyeoksi;, dan 9 Provinsi (do;). Nama-nama di bawah ini diberikan dalam bahasa
Inggris, Alihaksara yang Disempurnakan, Hangul, dan Hanja.
Kota Istimewa/Khusus
← Kota Istimewa/Khusus Seoul

Kota Metropolitan
← Kota Metropolitan Busan
← Kota Metropolitan Daegu
← Kota Metropolitan Incheon
← Kota Metropolitan Gwangju
← Kota Metropolitan Daejeon
← Kota Metropolitan Ulsan
Provinsi
← Provinsi Gyeonggi
← Provinsi Gangwon
← Provinsi Chungcheong Utara
← Provinsi Chungcheong Selatan
← Provinsi Jeolla Utara (Jeollabuk-do;)
← Provinsi Jeolla Selatan (Jeollanam-do; )
← Provinsi Gyeongsang Utara (Gyeongsangbuk-do; )

19
← Provinsi Gyeongsang Selatan (Gyeongsangnam-do; )
← Provinsi Jeju (Jeju-do;)

Korea Utara
Republik Demokratik Rakyat Korea, lebih dikenal sebagai Korea Utara, adalah
sebuah negara di bagian timur benua Asia, mencakupi bagian utara Semenanjung Korea.
Korea Utara berbatasan dengan Korea Selatan di sebelah selatan; dengan Republik
Rakyat Cina dan sedikit wilayah Rusia di bagian utara. Penduduk setempat menyebut
negara ini Pukchosŏn (북조선, "Chosŏn Utara").

Hanja

Hanja (secara harafiah: aksara Han Republik Rakyat Cina), atau Hanmun (한문; 漢
文), yang kadang diterjemahkan sebagai aksara Tiongkok-Korea, adalah sebutan untuk
aksara Tionghoa (Hanzi) dalam bahasa Korea, tetapi secara spesifik merujuk kepada
aksara-aksara yang dipinjam bahasa Korea dan dijadikan bagian dari bahasa tersebut
melalui pergantian pengucapan.
Berbeda dengan Kanji dalam bahasa Jepang yang telah mengubah dan
menyederhanakan banyak karakter (aksara), Hanja hampir tidak mempunyai perbedaan
dari Hanzi bentuk tradisional meskipun ada sedikit daripada aksara standar Hanja adalah
varian Hanzi yang juga ditemukan dalam Kanji standar.

20
Olahraga Beladiri Korea
Bangsa Korea memang tidak memiliki jenis olahraga beladiri seperti Jepang.
Korea memiliki olahraga tradisional dua macam, yakni Ssireum dan Taekkyeon.
Selain itu, tentu saja bangsa Korea mempelajari berbagai jenis olahraga yang
berasal dari Negara lain untuk mengikuti even-even olahraga, baik di tingkat
region Asia maupun Olympiade dunia.
Berikut merupakan olahraga tradisional Korea, yakni Ssireum dan
Taekkyeon.

Ssireum

Lukisan dari era Joseon menggambarkan gulat Ssireum.

Ssireum atau Sirum, 씨름, adalah jenis olahraga gulat tradisional dari Korea
dan merupakan olahraga nasional rakyat Korea. Olahraga ini diwariskan dari
zaman Tiga Kerajaan Korea. Ssireum pertama kalis menjadi populer sejak zaman
dinasti Joseon (1392-1910). Saat ini olahraga ini sering dimainkan pada festival
atau hari libur Dano-je, hari ke-15 bulan ke-5 pada kalender lunar.

21
Olahraga tradisional Ssireum ini memang berasal dari Dinasti Joseon. Untuk
memberikan gambaran mengenai Dinasti Joseon, berikut penjelasannya.

Dinasti Joseon

Bendera Korea dan simbol kerajaan Korea

Dinasti Joseon atau Choseon (Juli 1392 – Agustus 1910), adalah sebuah negara
berdaulat yang didirikan oleh Yi Seong-gye yang pada saat ini menjadi Korea.
Dinasti Joseon bertahan selama 5 abad lebih. Pendirian Joseon terjadi setelah
lengsernya Dinasti Goryeo yang beribukotakan di Gaeseong dan kemudian
berpindah ke Hanyang. Wilayah Dinasti Joseon diperluas sampai batas Sungai
Yalu dan Duman di paling utara setelah berhasil menaklukkan bangsa Jurchen.
Joseon merupakan dinasti Konfusius yang terlama memerintah di dunia. Setelah
pendeklarasian Kekaisaran Korea tahun 1894, masa kekuasaan dinasti ini
berakhir saat dimulainya penjajahan Jepang tahun 1910.
Pendiri Joseon adalah Yi Seong-gye yang diangkat jadi Raja Taejo. Ia adalah
seorang anggota klan Yi dari Jeonju yang melakukan kudeta terhadap Raja Woo
dari Goryeo. Yi Seong-gye terkenal sebagai ahli militer cerdik dalam memimpin
perang terhadap bajak laut Jepang yang mengganggu perairan Korea. Ia
memindahkan ibukota dari Gaegyeong (kini Gaeseong) ke Hanseong dan
mendirikan istana Gyeongbok tahun 1394. Suksesi secara patrilineal dari Raja
Taejo tidak pernah terputus sampai zaman modern. Penguasa terakhir, Sunjong,
atau Kaisar Yungheui yang diturunkan secara paksa oleh militer Jepang sebagai
kepala negara pada tahun 1910. Penerus garis keturunan raja dari Dinasti Joseon
pada saat ini hanyalah keturunan dari Yeongchinwang (Putra Mahkota Uimin)
dan Uichinwang (Pangeran Uihwa) yang merupakan adik Sunjong.
Selama rezimnya, Joseon memimpin penuh Korea, menganut paham
Konfusianisme dan menerapkannya dalam masyarakat, mengimpor dan
mengadopsi kebudayaan Tionghoa. Pada saat inilah Korea mencapai
kegemilangan dalam bidang budaya, literature, dan ilmu pengetahuan. Namun
demikian Joseon mengalami kemunduran serius di akhir abad ke-16 sampai
awal abad ke-17 akibat invasi Jepang dan invasi Dinasti Qing. Hal itu

22
menyebabkan Joseon mulai menjalani kebijakan isolasi terhadap dunia luar
sehingga dikenal sebagai Kerajaan Pertapa. Joseon perlahan membuka diri pada
abad ke-18, namun menghadapi perselisihan internal, tekanan asing, serta
pemberontakan dalam negeri sehingga menjelang akhir abad ke-19, Joseon mulai
kehilangan kecakapannya. Pada tahun 1895, Joseon dipaksa menandatangani
dokumen kemerdekaan dari Dinasti Qing setelah kemenangan Jepang dalam
Perang Sino-Jepang Pertama serta Perjanjian Damai Shimonoseki. Pada tahun
1897-1910, Joseon secara umum dikenal sebagai Kekaisaran Korea untuk
menandakan bahwa Joseon tidak lagi berada dalam kekuasaan Dinasti Qing.
Kekaisaran Jepang mengakhiri era Dinasti Joseon pada tahun 1910 saat Raja
Gojong dipaksa menandatangani Perjanjian Aneksasi Jepang – Korea.
Masa Dinasti Joseon telah meninggalkan warisan yang sangat berpengaruh
bagi wajah Korea modern; etiket dan norma-norma budaya, perilaku
bermasyarakat, dan juga bahasa Korea modern dan dialeknya berakar dari pola
pemikiran tradisional periode ini.
Sejarah
Awal perkembangan
Di akhir abad ke-14 M, dinasti Goryeo yang berusia 400 tahun yang didirikan
Wang-geon tahun 918 lengser, fondasinya melemah akibat perang yang
berkepanjangan dan penjajahan de facto oleh Kekaisaran Mongol. Dalam tubuh
kerajaannya sendiri juga mengalami perselisihan dikarenakan tidak hanya
penguasanya gagal mengendalikan secara efektif kerajaannya, namun juga
dianggap tercemari oleh generasi-generasi dari perkawinan paksa dengan
anggota keluarga Kekaisaran Mongol dan keluarga rival (bahkan ibu dari Raja
Woo adalah rakyat biasa, yang membuat tersebarnya rumor yang meragukan
keturunannya dari Raja Gongmin. Dalam kerajaan, kelompok para bangsawan,
jenderal, bahkan perdana menterinya terpecah-pecah dalam partai berbeda yang
tujuannya mencari kekuasaan semata. Dengan meningkatnya serangan bajak
laut Jepang dan kelompok Sorban Merah, kekuasaan kerajaan mulai didominasi
oleh 2 kelompok bangsawan, Bangsawan Sinjin dan Bangsawan Gwonmun, serta
seorang jenderal yang dapat menangkis ancaman asing; Jenderal berbakat Yi
Seong-gye dan rivalnya Choe Yeong.
Menyusul berdirinya Dinasti Ming dibawah pimpinan Zhu Yuanzhang yang
karismatik (Kaisar Hongwu), kekuasaan dalam tubuh Goryeo terpecah ke dalam
faksi-faksi yang saling berkonflik yaitu kelompok yang dipimpin Jenderal Yi
(pendukung Ming) dan Jenderal Choe (di posisi Mongol). Ketika utusan Ming
tiba di Goryeo tahun 1388 (tahun ke-14 rezim Raja Woo) untuk meminta
pengembalian teritori utara Goryeo kepada Ming, Jenderal Choe menggunakan
kesempatan itu untuk melakukan invasi terhadap Semenanjung Liaodong
(Goryeo mengklaim sebagai penerus kerajaan kuno Goguryeo dan
menginginkan untuk mengembalikan kejayaannya dengan mengambil alih
Manchuria). Jenderal Yi yang dapat dipercaya dijadikan pemimpin invasi,

23
namun pada saat mencapai Pulau Wuihwa di Sungai Yalu, ia memberontak dan
memimpin balik pasukan ke ibukota Gaegyeong, melakukan pembunuhan
terhadap Jenderal Choe dan para pengikutnya. Ia memulai kudeta terhadap Raja
Woo dan mengangkat putranya, Raja Chang pada tahun 1388. Karena usaha
restorasinya gagal Jenderal Yi membunuh mantan Raja Woo dan Raja Chang lalu
memaksa raja baru naik tahta, yakni Raja Gongyang.
Setelah memaksakan kekuasaanya secara tidak langsung melalui raja boneka,
Yi mulai bersekutu denagn Bangsawan Sinjin seperti Jeong Do-jeon dan Jo Jun.
Sebagai jenderal de facto Goryeo, ia membuat Undang-Undang Gwajeon yang
secara efektif bertujuan untuk menyita tanah dari tuan tanah kaya dan kelompok
bangsawan konservatif Gwonmun, lalu membagi-bagikannya kepada
pendukungnya di kelompok Sinjin. Pada tahun 1392 (tahun ke-4 rezim Raja
Gongyang), putra ke-5 Yi, Yi Bang-won, demi kesetiaanya pada ayahnya
memerintahkan 5 orang untuk mengeksekusi seorang bangsawan pendukung
rezim lama bernama Jeong Mong-ju di Jembatan Seonjuk dekat ibukota. Tahun
yang sama, Yi menuruntahtakan Raja Gongyang, mengasingkannya ke Wonju
dan naik tahta. Dinsati Goryeo berakhir setelah 500 tahun berkuasa.

Penghapusan sisa-sisa Goryeo


Pada awal kekuasaan Yi Seong-gye, sekarang Raja Taejo, berniat melanjutkan
penggunaan nama Goryeo untuk negara dan secara sederhana mengubah garis
kekuasaan untuk keturunannya, lalu tetap melanjutkan 500 tahun kekuasaan
Goryeo. Namun dengan banyaknya ancaman dari kelompok pro-rezim
sebelumnya, yakni kelompok bangsawan Gwonmun, Raja Taejo akhirnya
melakukan reformasi besar seluruh sistem dengan nama dinasti Joseon pada
tahun 1393.
Dengan deklarasi kekuasaan baru, kerajaan sekarang menemui masalah
dengan sisa-sisa keturunan dari keluarga Wang. Raja Taejo dan pejabatnya
merasa bahwa legitimasi kepemimpinannya selalu dipermasalahkan oleh sisa-
sisa anggota keluarga Goryeo, mereka harus menekan pemberontakan massa
atau justru membahayakan kursi kepemimpinan mereka yang baru. Akhirnya,
Raja Taejo menyuruh perdana menterinya Jeong Do-jeon memerintahkan semua
keluarga Wang pergi ke pantai barat dan mengasingkan mereka semua ke pulau
Ganghwa, dimana mereka diharapkan dapat hidup tenang dan jauh dari
pemerintahan. Namun semua rencana itu rupanya jebakan, pada saat berlayar
kapal dengan sengaja ditabrakkan ke karang sampai tenggelam bersama seluruh
penumpangnya. Konon berdasarkan cerita rakyat beberapa anggota yang
selamat dan mencapai daratan, mengganti nama marga mereka, Wang ( 王 ),
menjadi Ok (玉) untuk menyembunyikan keturunan mereka.
Setelah seluruh sisa keluarga dari Goryeo disingkirkan, Raja Taejo
menginginkan ibukota baru. Walau Gaegyeong telah menjadi ibukota
pemerintahan selama lebih dari 400 tahun, adalah tradisi untuk dinasti baru

24
memindahkan ibukota ke lokasi baru menurut cara faengshui dan geomansi.
Gaegyeong (kini Gaeseong di Korea Utara) dianggap sudah kehilangan energi
untuk dijadikan pusat pemerintahan. Hasilnya, 3 tempat terpilih sebagai calon
ibukota baru: kaki gunung Gyeryeong serta kota Muak dan Seoul. Lokasi di kaki
gunung Gyeryeong ditolak setelah diketahui memiliki tanah yang kurang bagus
dan kurangnya sarana komunikasi, sementara Muak dipertimbangkan serius
sebelum akhinrya Raja Taejo memutuskan Hanyang sebagai tempat yang paling
tepat. Hanyang dapat dengan mudah dicapai dari darat dan laut, berpusat di
tengah-tengah semenanjung Korea dan dalam sejarahnya tempat ini dahulu
selalu diperebutkan Tiga Kerajaan karena tanahnya yang subur.
Selama berabad-abad Hanyang dipercaya adalah tempat yang penuh aliran
energi geomansi yang baik. Ia bergunung-gunung di utara dan berbukit-bukit di
selatan sebagai pelindung, dan diantaranya terdapat dataran lapang sehingga
memenuhi kriteria poros utara-selatan. Hanyang dijadikan ibukota resmi tahun
1394 dan nama formalnya adalah Hanseong. Istana dibangun di kaki gunung
Bugak. Wilayah yang dihuni harimau ini secara cepat dibangun dengan jalan,
gerbang, jembatan, perumahan, fasilitas publik dan 5 istana besar yang
semuanya diselesaikan tahun 1394. Sebelum berakhirnya pertengahan abad ke-
15, semua fasilitas kota telah diselesaikan dan berjalan dengan baik.

Perselisihan awal
Raja Taejo punya 2 orang istri, yang keduanya memberikan putra. Istri
pertamanya, Ratu Sinui, telah lebih dulu meninggal saat penggulingan Goryeo,
namun ia melahirkan 6 orang anak laki-laki. Istri Raja Taejo setelah penobatan
adalah Raja Sindeok, yang melahirkan 2 orang putra. Ketika dinasti yang baru
disahkan dan memerintah negeri, Taejo memilih untuk mengangkat salah
seorang penerusnya. Walau putranya yang ke-5 dari Ratu Sinui, Yi Bang-won
telah berjasa besar dalam membantu sepak terjang ayahnya, namun sebenarnya
Yi Bang-won bermusuhan dengan 2 tokoh penting raja dalam kerajaan, perdana
menteri Jeong Do-jeon dan Nam eun. Kedua pihak, Yi Bang-won dan perdana
menteri memelihara kebencian dan saling merasa terancam.
Ketika jadi jelas Yi Bang-won adalah penerus kerajaan, Jeong Do-jeon
menggunakan kekuasaannya untuk mempengaruhi keputusan raja agar memilih
penerus dari putranya yang paling ia sayangi, bukannya dari yang paling cocok
untuk menduduki jabatan raja. Pada tahun 1392, putra ke-8 raja (putra ke-2 dari
Ratu Sindeok), Pangeran Besar Ui-an (Yi Bang-seok) ditunjuk sebagai Pangeran
Penerus Kerajaan. Setelah kematian tiba-tiba ratu, dan suasana istana masih
diliputi duka, Jeong Do-jeon berkonspirasi untuk mengeliminasi Yi Bang-won
dan saudara-saudaranya guna menyelamatkan posisinya di istana. Mengetahui
akan hal ini, Yi Bang-won bertindak dan membunuh Jeong Do-jeon, para
pengikutnya, serta 2 orang putra raja dari mendiang ratu Sindeok. Insiden ini
dikenal sebagai Perselisihan Pertama Pangeran. Melihat kenyataan putranya

25
saling membunuh guna mendapat kursi raja, dan secara psikis menderita akibat
kematian istrinya, Raja Taejo segera menaiktahtakan putra keduanya, Yi Bang-
gwa menjadi Raja Jeongjong sebagai penerusnya. Setelah itu ia pergi menyepi ke
Hamhung di utara.
Salah satu usaha Jeongjong sebagai raja adalah mengembalikan lagi ibukota
ke Gaeseong, dimana ia merasa lebih nyaman. Sementara Yi Bang-won, yang
masih tidak puas dengan kenyataan kakaknya naik tahta, mulai mencalonkan
diri sebagai Saudara Pangeran Penerus Kerajaan, gelar tradisional untuk saudara
raja yang ditunjuk sebagai penerus raja jika raja yang berkuasa tidak punya
calon pengganti. Bagaimanapun juga usahanya dilawan oleh putra Taejo ke-4,
pangeran Yi Bang-gan, yang juga ingin menduduki jabatan raja. Tahun 1400,
ketegangan antara faksiYi Bang-won dan faksi Yi Bang-gan meningkat menjadi
konflik besar yang dikenal sebagai Perselisihan Kedua Pangeran. Akibat
perselisihan ini Raja Jeongjong mengasingkan Yi Bang-gan ke Tosan dan
mengeksekusi mereka yang melawan Yi Bangwon. Dengan penuh intimidasi,
Raja Jeongjong segera mencalonkan Yi Bang-won sebagai penerus dan secara
sukarela turun tahta. Tahun yang sama, Yi Bang-won naik tahta Joseon sebagai
Raja Taejong. Tahun 1401, Dinasti Joseon mulai menjalin hubungan diplomatik
dengan Dinasti Ming.
Di awal rezim Taejong, Mantan Raja Besar, Taejo, menolak untuk
memberikan stempel kerajaan guna mengesahkan legitimasi kepada Taejong.
Merasa tidak mendapat dukungan sang ayah yang tidak mengakuinya sebagai
pemimpin de jure akibat kematian saudara-saudaranya yang ia akibatkan,
Taejong mengirim beberapa utusan ke Hamhung. Salah seorangnya adalah Bak
Sun, teman masa kecilnya untuk meminta stempel itu. Bagaimanapun juga Taejo
yang masih tidak memaafkan anaknya memerintahkan para pengawal
menghabisi setiap utusan yang datang. Insiden ini kemudian dikenal dengan
Kasus dari Utusan Hamhung, dan istilah utusan Hamhung masih digunakan
hingga kini untuk menyebut seseorang yang pergi bertugas namun tidak pernah
pulang tanpa kabar.

Konsolidasi kekuasaan
Karena ayahnya tidak mau mewariskan stempel kerajaan sebagai tanda sah,
Taejong mulai membuat kebijakan yang ia percaya dapat mebuktikan
kepandaian dan haknya dalam memimpin. Salah satu usahanya adalah
menghapus hak-hak khusus yang dinikmati para pejabat dan bangsawan
kerajaan guna memelihara kemiliteran negara. Pencabutan hak-hak isitimewa
mereka untuk memperkuat militer secara efektif memperlemah kemampuan
para pejabat untuk melakukan pemberontakan, dan juga secara dramatis
meningkatkan jumlah orang yang masuk ke militer.
Usaha Taejong selanjutnya adalah memperbaiki undang-undang yang
terdahulu yang berkaitan dengan pajak kepemilikan tanah. Walau banyak dari

26
para bangsawan yang diuntungkan dari kebijakan Raja Taejo yang
mendistribusikan properti dari bangsawan Gwonmun kepada kelompok Sinjin.
Namun bangsawan Sinjin menghindari pajak dengan sengaja menyembunyikan
tanah-tanah yang mereka beli. Kebijakan Taejong menginvestigasikan
kepemilikan tanah di tahun 1405 mengakhiri praktik semacam itu. Dengan
penemuan tanah-tanah yang tersembunyi ini, pendapatan nasional meningkat 2
kali. Selain itu Raja Taejong memulai survei populasi untuk pertama kalinya di
tahun 1413 dan memerintahkan untuk mendokumentasikan klan atau nama
keluarga, tempat kelahiran atau kematian, tanggal lahir dan kematian terhadap
semua pria Joseon. Semua pria diatas usia 16 tahun, dari kelas manapun di
dalam masyarakat, diharuskan oleh hukum membuat tablet kayu yang merekam
nama, tanggal lahir, dan informasi lainnya. Banyak ahli sejarah modern
menganggap kebijakan ini berguna sebagai sistem identifikasi sosial warga
Joseon dan juga dapat mencegah pria lari dari tugas dan kewajiban militer.
Pada tahun 1392 (tahun ke-2 Raja Jeonjong), Taejong memainkan peran
penting dalam menghentikan Sidang Dopyeong, dewan dari adminstrasi
pemerintahan lama yang melakukan monopoli dalam istana selama tahun-tahun
akhir Dinasti Goryeo dan membentuk Departemen Euijeong, cabang baru dari
adminstrasi pusat yang dikendalikan raja. Setelah melakukan dokumentasi
subjek dan kebijakan perpajakan, Raja Taejong membuat kebijakan baru dimana
semua keputusan yang dikeluarkan oleh Departemen Euijeong-lah yang sah
dengan pengesahan dari raja. Kebijakan ini mengakhiri cara lama dimana para
pejabat kerajaan membuat keputusan melalui debat dan negosiasi sementara raja
hanya sebagai pemerhati saja. Cara ini labih jauh melibatkan sang raja dalam
administrasi dan meningkatkan pengaruh kekuasaannya. Setelah itu Taejong
kembali membentuk satu lagi kantor pemerintah, yaitu Kantor Sinmun, untuk
menerima kasus-kasus dimana rakyat menerima perlakuan tidak adil atau
dieksploitasi oleh para pejabat dan bangsawan.
Selama masa pemerintahan Taejong, ketegangan yang meningkat antara
kelompok Buddhis dan pengikut paham Konfusius menjadi masalah, jadi
pemerintahan baru memutuskan untuk mengubah paham negara menjadi
Konfusius. Pemberlakuan sistem kelas sosial ketat dimulai sejak era ini, dimana
kelas bangsawan (yangban) menempati posisi tinggi. Pada tahun 1443 abjad
Hangeul diciptakan oleh Raja Sejong. Sebelumnya semua kalangan terpelajar
menggunakan sistem penulisan hanja, dimana digunakan karakter Tionghoa
sebagai teks. Sedangkan bahasa penulisan digunakan sistem hanmun yang
didasarkan pada bahasa Tionghoa Klasik untuk dokumen-dokumen resmi.
Bagaimanapun juga, dengan hadirnya hangeul, penggunaan hanja dan
hanmun tidak berhenti. Para bangsawan terpelajar yang mampu menulis dan
membaca hanja, tidak sudi menggunakan hangul. Hangul mulai populer
menjelang akhir abad ke-19, dan penggunaan hanja dan hanmun mulai menurun
sejak pertengahan abad selanjutnya.

27
Sistem hirarki sosial
Selama era Joseon, sistem administrasi yang tersentralisasi dilaksanakan
berdasarkan sistem konfusius oleh yangban. Yangban berarti 2 kelompok kelas,
dan terdiri atas kelompok militer dan birokrat. Untuk menjadi yangban harus
melewati ujian-ujian, namun kadang-kadang putra bangsawan yang dihormati
diberikan hak khusus. Seluruh negeri mengadopsi sistem kelas sosial ketat,
dengan raja (wang) di puncak, bangsawan (yangban) dibawahnya, chungin atau
pegawai pemerintahan berada dibawahnya lagi, lalu populasi rakyat jelata atau
sangmin yang umumnya berprofesi sebagai petani, pekerja dan nelayan berada
di bawah kelas chungin. Kelas sangmin dikenai pajak Cho (租)•Po (布)•Yuk (役).
Seringkali pajak berat dan kasus korupsi para birokrat menyebabkan kerusuhan.
Semua sangmin dapat mencapai posisi yangban, namun posisi kelas birokrat
tidak bisa diwariskan, sedikit dari mereka yang dapat mengatur waktu dan uang
guna mengikuti ujian-ujian.
Pada dasar piramid, adalah kelas cheonmin atau kelas budak. Perbudakan di
Joseon adalah warisan keturunan, namun dapat pula diberlakukan sebagai
hukuman legal. Ada kelas budak yang dimiliki oleh pemerintah atau pribadi,
dan pemerintah dapat menjual budak kepada rakyat kelas atas. Budak milik
pribadi mewariskan keturunan yang juga budak. Selama masa panen yang
buruk, banyak dari kelas sangmin yang sukarela menjadi budak demi bertahan
hidup. Budak pribadi juga dapat bebas jika mereka mampu membayar. Dalam
era Joseon 30% - 40% populasinya adalah kelas budak. Mereka dianggap
mengerjakan pekerjaan kasar seperti tukang daging, dan pembuat sepatu.
Sistem hirarki sosial Joseon diwariskan dari zaman Goryeo. Pada abad 14 –
17, sistem ini mencapai masa puncaknya. Pada abad 18 – 19, kelas atas
bertambah dengan pesat dan sistem ini mulai longgar dan alkhinya dihapuskan
secara resmi tahun 1894. Dalam masyarakat modern sekarang, beberapa
keluarga masih mengenali dan menghormati garis yangban mereka.

Iptek dan budaya


Era Joseon mengalami 2 periode perkembangan budaya yang signifikan,
beberapa karya budaya yang dihasilkan adalah Upacara Teh (Dado), arsitektur
taman Korea, dan banyak karya cemerlang lain. Banyak benteng, pelabuhan
dagang dan istana yang dikonstruksikan.
Penemuan-penemuan penting membuat Joseon mengungguli ilmu
pengetahuan negeri tetangganya, seperti penemuan jam matahari pertama di
Asia, serta jam bertenaga air pertama di dunia. Selama era Raja Sejong Besar,
ilmuwan Jang Yeong-sil menciptakan alat pengukur hujan pertama di dunia.
Alat cetak huruf dari metal yang ditemukan tahun 1232 di era Goryeo mendesak
produk cetak lokal di Tiongkok.

28
Perdagangan
Sejak zaman Goryeo, bangsa Korea sudah menjalin hubungan dagang
dengan bangsa Arab, Tionghoa, dan Jepang. Pelabuhan dagang besar Joseon
yang ramai oleh pedagang internasional contohnya di Pyongnam. Produksi lokal
Korea seperti kain brokat, perhiasan, ginseng, perak, kain sutera dan porselen
memikat pedagang asing. Namun, akibat diubahnya paham negara menjadi
Konfusius dan untuk menghapus pengaruh Buddhisme yang diwariskan dari
zaman Goryeo, keramik hijau (cheongja) khas Goryeo digantikan dengan produk
keramik putih (baekja) khas Joseon yang tidak disukai para pedagang Tiongkok
dan Arab. Selain itu bidang perdagangan menjadi kurang diperhatikan karena
negara sedang giat memajukan bidang pertanian. Kebijakan membayar upeti
secara rutin kepada Tiongkok memaksa Joseon untuk menghentikan produksi
barang-barang mewah seperti emas dan perak dan hanya mengimpor produk-
produk penting dari Jepang. Karena dijadikan mata uang di Tiongkok, perak
memainkan peran penting dalam hubungan dagang Joseon-Ming.

Invasi awal Jepang


Selama sejarah Korea, bajak laut Jepang mengacau wilayah pantai dan darat
di Korea, oleh karena itu angkatan laut diperlukan untuk melindungi
perdagangan maritim. Tentara Joseon mengembangkan persenjataan dengan
teknologi baru yang diimpor dari Ming seperti meriam dan panah api.
Dalam masa Invasi Jepang ke Korea (1592-1598), penglima perang Jepang
Toyotomi Hideyoshi yang berambisi menguasai Tiongkok, menginvasi Joseon
dari tahun 1592-1597. Dengan persenjataan modern dari Portugis, dalam
hitungan bulan mereka menduduki semenanjung, Hanseong dan Pyeongyang
pun berhasil diduduki. Akibat perpecahan dalam kabinet kerajaan, kurangnya
informasi mengenai kemampuan militer musuh dan gagalnya usaha diplomasi
menyebabkan buruknya persiapan Joseon. Berdasarkan Babad Dinasti Joseon,
serbuan tentara Jepang dibantu oleh budak-budak yang berontak. Mereka
membakar dan meruntuhkan istana Gyeongbok dan perpustakaan catatan
budak.
Perlawanan sengit dari rakyat melemahkan kekuatan musuh dengan
kemenangan-kemenangan besar perang naval dalam pimpinan Admiral Yi Sun-
shin. Admiral Yi mengambil alih kendali di perairan dengan menghabisi kapal-
kapal suplai Jepang. Adanya bantuan Ming yang mengirimkan bantuan pasukan
dalam jumlah besar tahun 1593 berhasil memukul mundur pasukan Hideyoshi.
Joseon mengembangkan armada perang dengan perlengkapan canggih dan
kemampuan tinggi seperti armada Geobukseon (Kapal Kura-kura) yang berlapis
besi. Namun, kemenangan Joseon dibayar dengan harga yang sangat mahal.
Lahan pertanian, saluran irigasi, fasilitas desa dan perkotaan rusak berat.
Ratusan ribu penduduk tewas, jutaan lain menderita kerugian materi. Puluhan
ribu seniman, pengrajin dan pekerja terbunuh dan diculik ke Jepang guna

29
mengembangkan teknik kerajinan mereka. Para samurai itu juga merampok
banyak harta sejarah bernilai Korea, banyak diantaranya disimpan di museum-
museum.
Pada tahun 1598, para samurai memotong lebih dari 38.000 telinga dan
hidung orang Korea sebagai trofi dan membangun monumen Mimizuka di
Kyoto. Setelah perang berakhir, terputuslahi hubungan Jepang dengan daratan
Asia. Jepang tidak dapat lagi menikmati teknologi yang dimiliki daratan Asia.
Setelah kematian Toyotomi Hideyoshi, negosiasi antara Joseon dan keshogunan
Tokugawa dilakukan oleh Jepang di Tsushima. Pada tahun 1604, Tokugawa
Ieyasu menginginkan dibukanya kembali relasi dengan Joseon agar mereka bisa
berhubungan kembali dengan daratan Asia. Sesuai perjanjian Tokugawa
membebaskan 3000 orang tahanan Joseon. Hasilnya pada tahun 1607, utusan
dari Joseon mengunjungi Edo, dan hubungan kedua negara dipulihkan namun
terbatas.

Hubungan dengan Tiongkok setelah Ming


Menyusul berakhirnya invasi Jepang, Joseon mulai mengisolasi diri.
Penguasanya membatasi hubungan dengan negara lain. Sementara itu Dinasti
Ming mulai melemah, sebagian karena terkurasnya biaya akibat membantu
Joseon dalam invasi Jepang dan semakin menguatnya pengaruh suku Manchu
atas Tiongkok. Joseon memperketat penjagaan dan kontrol terhadap lalu-lintas
perbatasan, serta menunggu berita dari pergolakan di Tiongkok.
Walau demikian, hubungan dagang tetap berjalan dengan Mongolia,
Tiongkok, Asia Utara dan Jepang. Khusus dengan Jepang, perdagangan dibatasi
oleh raja dengan menunjuk utusan khusus untuk mencegah pembajakan di laut.
Joseon menderita 2 kali invasi dari suku Manchu, tahun 1627 dan 1637.
Joseon menyerah dan menjadi negeri protektorat Dinasti Qing yang
berkewajiban membayar upeti. Pada saat ini Joseon terlibat hubungan dagang
dua arah dengan Qing. Penguasa Qing mengadopsi kebijakan asing untuk
menghindari pendudukan tanah Tiongkok oleh pendatang asing. Kebijakan ini
membatasi kegunaan jalur entrepot (gudang barang) pedagang asing dengan
memindahkan pintu gerbang baru ke Macau. Pintu gerbang entrepot merupakan
jalur utama dalam perdagangan kain sutera produksi Tiongkok dengan perak
dari negara lain. Pengaturan ini memindahkan jalur dagang dari wilayah utara
yang tidak stabil ke propinsi-propinsi selatan, sehingga membatasi pengaruh
orang asing terhadap Tiongkok. Kebijakan ini mempengaruhi Joseon yang
merupakan mitra dagang utama mereka. Walau hubungan dagang diperketat,
Joseon tetap menjalin hubungan dagang dengan Tiongkok (yang saat itu adalah
negara termaju di dunia) dalam produk-produk kekayaan alam, teknologi
terbaru, keramik, dan ginseng. Ekonomi Korea berkembang cukup baik saat ini,
tercatat pengunjung pertama dari barat mengunjungi Korea, yaitu Hendrick
Hamel dari Belanda.

30
Kejatuhan dan Kekaisaran Korea
Pada abad ke-19, ketegangan mulai meningkat antara Tiongkok dan Jepang,
mecapai puncaknya dalam Perang Sino Jepang Pertama (1894-1895). Ironisnya
sebagian besar dari perang ini terjadi pada wilayah semenanjung Korea. Setelah
Restorasi Meiji, Jepang maju pesat dengan bantuan teknologi militer barat.
Kekaisaran itu memaksa Joseon menandatangani Perjanjian Ganghwa pada
tahun 1876. Jepang kembali menancapkan kukunya ke tanah Korea demi
mencari sumber daya alam dan bahan pangan dengan membangun kekuatan
ekonmi di semenanjung, suatu tanda dimulainya ekspansi ke Asia Timur.
Dengan kekalahan Tiongkok tahun 1894 dalam perang akhirnya mencapai
kesepakatan dalam Perjanjian Shimonoseki antara kedua belah pihak, yang
digunakan sebagai alasan untuk membebaskan Korea dari pengaruh Qing.
Kemudian Joseon membangun Gerbang Kemerdekaan dan berhenti membayar
upeti kepada Qing. Terjepit akan 3 kekuatan besar, Raja Gojong merasa perlu
untuk mempertahankan integritas nasional dan akhirnya pada tahun 1897
mendeklarasikan Kekaisaran Korea. Ia mengganti gelar menjadi kaisar guna
menyatakan kemerdekaan negerinya. Secara tidak langsung, 1897 merupakan
tahun berakhirnya periode Joseon, namun secara resmi masih memimpin Korea
meskipun tahun 1895 Jepang mengacaukan istana dengan pembunuhan
Maharani Myeongseong oleh mata-mata bernama Miura Goro. Tahun 1910
secara resmi era Dinasti Joseon berakhir bersamaan dengan jatuhnya Korea ke
dalam jajahan Jepang.
Kombinasi efek dari Perang Opium di selatan dan serbuan tentara Jepang di
utara terhadap Tiongkok membuat Jepang semakin menyadari bahwa Korea
adalah batu pijakan penting ke Tiongkok, seperti Makau dan Hong Kong yang
direbut Portugis dan Inggris.

Penjajahan Jepang
Dalam seri Pertempuran Port Arthur di tahun 1905, Jepang melibas Rusia
tanpa ampun. Sebelumnya Rusia dan Tiongkok adalah payung Korea dan
melindunginya dari invasi langsung, namun akibat kekalahan Rusia dan
jatuhnya Tiongkok ke tangan Jepang, tinggallah Korea yang nasibnya
bergantung pada belas kasihan Jepang.
Dengan berakhirnya Perang Russo-Jepang 1904-1905 dalam kesepakatan
dalam Perjanjian Portsmouth, jalan Jepang ke Korea semakin terbuka. Setelah
menandatangani Perjanjian Portektorat tahun 1905, Korea menjadi protektorat
Jepang dengan gubernur Jenderal pertama adalah Ito Hirobumi. Hirobumi tewas

31
tahun 1909 di Harbin setelah dibunuh nasionalis Korea, Ahn Jung-geun.
Peristiwa ini menyebabkan Jepang menjajah Korea tahun 1910.

Keluarga saat ini


Setelah melakukan invasi dan aneksasi secara de facto tahun 1910, para
Pangeran dan Putri Kekaisaran Joseon dipaksa meninggalkan Korea ke Jepang
guna menikah atau belajar.

Foto yang diambil tahun 1915 ini menunjukkan anggota keluarga Kekaisaran
Joseon terakhir, dari kiri: Pangeran Uichin (putra ke-6 Gojong); Kaisar Sunjong
(putra ke-2 Gojong, kaisar/raja terakhir Joseon); Pangeran Yeongchin (putra ke-
7); Kaisar Gojong; Ratu Yundaebi (istri Sunjong); Deogindang Gimbi (istri
Uichin); Yi Geon (putra tertua Uichin). Anak yang duduk di kursi di barisan
depan adalah Putri Deokhye, anak bungsu Gojong. Foto ini sebenarnya adalah
kompilasi, karena pemerintah Jepang tidak mengizinkan mereka berada dalam
satu ruangan secara bersamaan, beberapa dipaksa meninggalkan Korea.
Pewaris Tahta Kekaisaran, Putra Mahkota Uimin, menikah dengan Putri Yi
Bang-ja (d/h Nashimoto), dan memiliki 2 putra, Pangeran Yi Jin dan Yi Gu.
Kakak Uimin, Pangeran Ui memiliki 12 orang putra dan 9 putri dari berbagai
istri dan selir.
Putra Mahkota Uimin kehilangan statusnya di Jepang saat berakhirnya
Perang Dunia II dan kembali ke Korea tahun 1963 setelah diundang Pemerintah
Korea Selatan. Ia menderita struk saat pesawatnya mendarat di Seoul dan
dibawa ke rumah sakit. Ia tidak pernah sembuh dan meninggal tahun 1970.
Kakaknya, Pangeran Ui meninggal tahun 1955 dan rakyat Korea secara resmi
menganggap kematiannya adalah akhir dari garis keluarga kerajaan.
Baru-baru ini,Yang Mulia Pangeran Yi Seok, putra dari Pangeran Gang (putra
ke-5 Gojong) dan 2 orang lain, mengaku sebagai penerus tahta kerajaan.
Sekarang ia adalah seorang profesor di Universitas Jeonju, Korea Selatan.

32
Kini, banyak keturunan anggota keluarga kerajaan tinggal di Amerika Serikat
dan Brazil, diluar Korea.
Makam-makam anggota keluarga terdahulu dapat ditemukan di Yangju.
Berdasarkan tulisan yang tertulis di batu nisan, keluarga kerajaan terakhir
adalah keturunan Raja Seongjeong (raja ke-9). Gunung dan tanah itu dimiliki
salah seorang anggota keluarga bernama Yi Won (lahir 1958). [Informasi lebih
lanjut di Keluarga Yi.]

Gelar dan Penyebutan dalam kerajaan


← Wang dengan formalitas sebutan jeonha (Yang Mulia Raja) atau sebutan
lain yang agak jarang digunakan namun cukup umum, mama (juga berarti Yang
Mulia Raja). Selain sebutan "jeon ha", terdapat banyak jenis gelar dan sebutan
bagi raja. Contohnya untuk mendiang raja, gelarnya adalah seondaewang
(Mendiang Raja Besar) atau daewang (Raja Besar); utusan asing menyebut
gugwang (Raja Negeri) dan penghuni istana jika berbicara dengan raja,
formalitas yang lebih dalam harus digunakan yaitu dengan penyebutan geum-
sang (Raja Kini), jusang atau sanggam (Raja Berdaulat), atau daejeon (Istana
Besar). Penyebutan untuk raja sama untuk semua gelar, kecuali ibu suri dan raja
yang baru saja turun tahta, yang berbicara dengan raja tanpa menggunakan
formalitas tertentu.
← Wangbi (Permaisuri/Ratu), dengan formalitas mama (Yang Mulia
Permaisuri). Formalitas di istana menggunakan sebutan junggungjeon atau
jungjeon (Istana Tengah). Permaisuri yang telah menikah dengan raja sampai
meninggalnya biasanya diberi gelar dengan 2 buah huruf hanja di depan dan
akhiran wanghu (Ratu) di belakangnya.
← Sangwang (Mantan Raja), raja yang sukarela turun tahta untuk digantikan
putranya. Mereka umumnya masih memiliki pengaruh pada masa-masa akhir
hidupnya. Formalitasnya adalah jeonha (Yang Mulia) atau Mama (Yang Mulia).
← Daebi (Ibu Suri), ibu dari raja, formalitasnya adalah mama (Yang Mulia).
Ibu Suri cukup berpengaruh bagi kekuasaan raja, terutama saat raja masih
terlalu muda dalam memimpin.
← Taesangwang (Mantan Raja Besar), seorang mantan raja senior di atas raja
lain yang juga sudah turun tahta. Formalitasnya adalah jeonha (Yang Mulia)
atau mama (Yang Mulia).
← Wangdaebi (Ibu Suri Istana), mantan ratu senior berada di atas ibu suri
senior lain atau dapat juga yang bertindak adalah bibi sang raja. Formalitasnya
mama (Yang Mulia).
← Daewangdaebi ( Ibu Suri Istana Besar), mantan ratu senior yang berada di
atas seorang mantan ratu lain dan seorang ratu yang sedang berkuasa,
formalitasnya mama (Yang Mulia).

33
← Daewongun (Pangeran Dalam Besar), ayah dari seorang raja yang tidak
dapat naik tahta karena ia bukan dari generasi yang menjadi pewaris tahta (raja-
raja yang dihormati dalam Kuil Jongmyo haruslah menjadi senior dari raja
berkuasa yang melakukan penghormatan bagi mendiang raja senior).
← Budaebuin (Istri Pangeran Dalam Besar), istri dari Pangeran Dalam Besar
atau ibu raja yang ayahnya tidak bisa naik tahta.
← Buwongun (Pangeran Dalam), ayah dari permaisuri/ratu.
← Bubuin (Istri Pangeran Dalam), ibu dari permaisuri/ratu.
← Gun (Pangeran), sebutan untuk putra raja yang lahir dari hubungan
dengan selir atau keturunan dari Pangeran Besar. Formalitasnya adalah agissi
(Yang Mulia) sebelum pernikahan dan daegam (Yang Mulia) setelahnya.
← Gunbuin (Istri Pangeran), istri dari pangeran.
← Daegun (Pangeran Besar), pangeran yang lahir secara resmi antara
hubungan raja dan ratu, formalitasnya adalah agissi (Yang Mulia) sebelum
pernikahan dan daegam (Yang Mulia) setelahnya.
← Bubuin (Istri Pangeran Besar), istri dari pangeran besar.
← Wonja (Pangeran Istana), putra pertama raja sebelum secara formal
diangkat sebagai calon pewaris tahta, dengan formalitas mama (Yang Mulia).
Umumnya Pangeran Istana adalah putra yang lahir dari hubungan resmi raja
dan ratu, namun ada pengecualian saat gelar Pangeran Istana diberikan pada
putra pertama raja dengan selir, contohnya adalah yang terjadi pada masa Raja
Sukjong.
← Wangseja (Pangeran Istana Penerus), calon pewaris tahta, dengan putra
tertua diberikan hak atas saudara-saudaranya, dengan gelar yang disingkat seja
(Pangeran Penerus) dengan formalitas jeoha (Yang Mulia). Dalam sebutan yang
kurang formal digunakan gelar donggung (Istana Timur) atau chungung ( Istana
Musim Semi) dengan formalitas mama ( Yang Mulia).
← Wangsaejabin (Istri Pangeran Penerus Istana), istri dari pangeran penerus
atau sederhananya Istri saejabin (Pangeran Penerus), dengan formalitas manora,
atau manura(Yang Mulia).
← Gongju (Putri), putri dari hubungan resmi raja dengan permaisuri,
formalitasnya agissi (Yang Mulia) sebelum pernikahan dan jaga (Yang Mulia)
setelahnya.
← Ongju Putri (Putri), putri dari hubungan antara raj dan selir,
formalitasnya agissi (Yang Mulia) sebelum pernikahan dan jaga (Yang Mulia)
setelahnya.
← Wangseje (Saudara Penerus Pangeran Istana), saudara laki-laki (adik) raja
yang telah dicalonkan menjadi pewaris tahta saat sang raja tidak memiliki
keturunan.

34
← Wangseson (Keturunan Penerus Pangeran Istana), putra dari Pangeran
Penerus dan Istri Pangeran Penerus, dan cucu dari raja, dengan formalitas hap-a
(Yang Mulia).

Semasa kekaisaran
← Hwangje, kaisar, dengan formalitas pyeha (Yang Mulia Kaisar)
← Hwanghu, Maharani (istri), dengan formalitas Yang Mulia Maharani.
← Hwangtaehu, Ibu Suri
← Taehwangtaehu, Ibu Suri senior, nenek Kaisar
← Hwangtaeja, Putra Mahkota Kaisar, dengan formalitas jeonha (Yang
Mulia)
← Hwangtaeja-bi, Putri Mahkota istri Putra Mahkota, dengan formalitas
Yang Mulia
← Chinwang, Pangeran putra kaisar, dengan formalitas Yang Mulia
← Chinwangbi, Putri istri pangeran, dengan formalitas Yang Mulia
← Gongju, Putri Kaisar, anak perempuan Kaisar dan Maharani, dengan
formalitas Yang Mulia
← Ongju, Putri Kaisar, anak kaisar dengan, dengan formalitas Yang Mulia
Saat ini tidak ada lagi sejarawan resmi dari keluarga kerajaan, dan di Korea, 2
koleksi babad tentang 2 kaisar terakhir yang diedit dengan bantuan dalam
bahasa Jepang tidak dimasukkan ke dalam koleksi keseluruhan. Referensi
mengenai Anggota Keluarga Kerajaan dan aktivitasnya saat ini hanya dapat
ditemukan di website lingkungan kerajaan.

Tiga Kerajaan Korea

35
Tiga Kerajaan Korea ialah kerajaan Goguryeo, Baekje dan Silla, yang
menduduki semenanjung Korea dan Manchuria, antara abad ke-1 SM dan abad
ke 7. Beberapa kerajaan lebih kecil dan negeri suku ada sebelum dan semasa
periode Tiga Kerajaan, termasuk Gaya, Dongye, Okjeo, Buyeo, Usan, Tamna, dan
lain-lain.
Pada tahun 668, Silla menaklukkan Goguryeo setelah berhasil menaklukkan
Baekje, dan dengan itu memulai masa Silla Bersatu dan dengan itu mengakhiri
"Tiga Kerajaan."
Nama "Samguk", atau "Tiga Kerajaan" digunakan dalam judul-judul teks
klasik Korea, Samguk Sagi dan Samguk Yusa, yang kedua-duanya ditulis pada
abad ke-12.

Taekkyeon

36
Taekkyeon adalah jenis bela diri tradisional dari Korea. Taekkyeon yang
memiliki gerakan seperti orang menari adalah anak cabang dari seni beladiri
kuno Soobak. Tidak diketahui kapan pertama kali Soobak dipraktikkan di Korea,
kemungkinan sudah ada sejak zaman Tiga Kerajaan Korea. Sumber tertulis
pertama yang menyebutkannya adalah buku Manmulmo yang ditulis oleh Lee
Sung-ji di tahun 1790 era Dinasti Joseon. Sebagian besar teknik dari Taekkyeon
adalah serangan dengan menggunakan kaki.

37
Mengenal Taekwondo

Taekwondo (juga dieja Tae Kwon Do, Taekwon-Do) adalah olah raga bela
diri Korea yang paling populer dan juga merupakan olah raga nasional Korea.
Ini adalah seni bela diri yang paling banyak dimainkan di dunia dan juga
dipertandingkan di Olimpiade.

Dalam bahasa Korea, hanja untuk Tae berarti "menendang atau


menghancurkan dengan kaki"; Kwon berarti "tinju"; dan Do berarti "jalan" atau
"seni". Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai "seni tangan
dan kaki" atau "jalan" atau "cara kaki dan kepalan". Popularitas taekwondo telah
menyebabkan seni ini berkembang dalam berbagai bentuk. Seperti banyak seni
bela diri lainnya, taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, bela diri,
olah raga, olah tubuh, hiburan, dan filsafat.
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara berbagai
organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan tendangan yang
dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan daya jangkau dan
kekuatan kaki yang lebih besar untuk melumpuhlan lawan dari kejauhan. Dalam
suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan, kapak dan samping
adalah yang paling banyak dipergunakan; tendangan yang dilakukan mencakup

38
tendangan melompat, berputar, skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk
kombinasi beberapa tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem
yang menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada
umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Tiga Materi Dalam Berlatih


1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan
dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan
mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse
didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara
pandang bangsa Korea.
2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan
memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan
ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan
kayu, batu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan
tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik
gerakan dasar atau poomse, dimana dua orang yang bertarung saling
mempraktekkan teknik serangan dan teknik pertahanan diri.

Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do

39
← Putih melambangkan kesucian,awal/dasar dari semua warna, permulaan
(mempelajari jurus dasar (taeguk) 1)
← Kuning melambangkan bumi,disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar TKD
dengan kuat.?(mempelajari jurus dasar (taeguk) 2 dan 3).Sebelum naik sabuk
hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
← Hijau melambangkan hijaunya pepohonan,pada saat inilah dasar TKD mulai
ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 4 dan 5).Sebelum naik ke sabuk
biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
← Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan
seisinya,memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita
pelajari.(mempelajari taeguk 6 dan 7).Sebelum naik sabuk merah biasanya
naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
← Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman
bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan
tindakan kita.(mempelajari taeguk 8, 9, dan 10). Sebelum naik sabuk hitam,
biasanya naik ke sabuk merah strip dua dan merah strip satu dahulu.
← Hitam melambangkan akhir, kedalaman ,kematangan dalam berlatih dan
penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan.Hitam memiliki tahapan dari Dan
1 hingga Dan 10.

Terminologi Tae Kwon Do


1. Sabeum = Instruktur
2. Sabeum Nim = Instruktur Kepala
3. Seonbae = Senior
4. Hubae = Junior
5. Tae Kwon Do Junshin = Prinsip Ajaran Tae Kwon Do
6. Muknyeom = Meditasi
7. Dobok = Seragam Tae Kwon Do
8. Ti = Sabuk Latihan
9. Oen = Kiri
10. Oreon = Kanan
11. Joonbi = Siap
12. Sijak = Mulai (Tanpa Komando(biasa dilakukan di poomse))
13. Kalryeo = Stop
14. Keysok = Lanjutkan

40
15. Keuman = Selesai
16. A Nee = Tidak
17. Yee = Ya
18. Eolgol = Sasaran atas
19. Moumtong = Sasaran tengah
20. Arae = Sasaran bawah
21. Kyungrye = hormat
22. chariot= mempersiapkan diri
23. nici= sekian
24. belci ki manisi= tempat istirahat
25. menicip= pengawas taekwondo
26. dobeon= dua kali
27. sambeon= tiga kali
28. iljang= satu
29. ijang= dua
30. samjang= tiga
31. sahjang= empat
32. ohjang= lima
33. yukjang= enam
34. chiljang= tujuh
35. paljang= delapan

Pukulan, Tendangan, dan Tangkisan


Pukulan
← Yeop Jireugi = Pukulan Samping
← Chi Jireugi = Pukulan Dari Bawah Keatas
← Dolryeo Jireugi = Pukulan Mengait
← Pyojeok Jireugi = Pukulan Dengan Sasaran
← momtong jireugi= pukulan mengarah ke tengah(pukulan mengarah ke
perut)
← are jireugi= pukulan ke bawah

41
← oreon jireugi= pukulan dengan tangan kanan yang dilakukan sambil
menendang(ap chagi)
← Eolgol jireugi=pukulan ke atas (pukulan mengarah ke kepala)

Tendangan
← Ap Chagi = Tendangan Kedepan
← Dollyo Chagi = Tendangan Melingkar Depan
← Yeop Chagi = Tendangan Samping
← Dwi Chagi = Tendangan Kebelakang
← Twieo Dwi Chagi = Tendangan kebelakang Yang Dilakukan Sambil
Melompat
← goley chagi= tendangan double
← sip chagi an chagi= tendangan yang dilakukan sambil melompat dan
tangkisan aremaki
← eolgol ap chagi = tendangan mengarah ke atas (tendangan ke arah kepala)
← momtong ap chagi=tendangan mengarah ke tengah(mengarah ke perut)
← penriyti chagi= tendangan keliling.

Tangkisan
← aremaki = Tangkisan bawah
← Elgol Ceceumaki = Tangkisan ke arah kepala
← Bakat Momtong Bakat Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan
bagian dalam lengan bawah.
← Bakat Momtong An Maki = Tangkisan dari arah dalam menggunakan
bagian luar lengan bawah.
← An Maki = tangkisan darri arah luar.
← bina maki an maki= tangkisan yang dimulai dari lengan bawah dan saat
masuk ke dalam harus melalui lengan atas.
← am palmok mongtong bakat maki= tangkisan ke arah lengan bawah

42
Salah satu atraksi tendangan Taekwondo

Tendangan ke belakang mengarah kepala

43
Meskipun ada banyak perbedaan doktriner dan teknik di antara
berbagai organisasi taekwondo, seni ini pada umumnya menekankan
tendangan yang dilakukan dari suatu sikap bergerak, dengan
menggunakan daya jangkau dan kekuatan kaki yang lebih besar untuk
melumpuhlan lawan dari kejauhan.
Dalam suatu pertandingan, tendangan berputar, 45 derajat, depan,
kapak dan samping adalah yang paling banyak dipergunakan;
tendangan yang dilakukan mencakup tendangan melompat, berputar,
skip dan menjatuhkan, seringkali dalam bentuk kombinasi beberapa
tendangan. Latihan taekwondo juga mencakup suatu sistem yang
menyeluruh dari pukulan dan pertahanan dengan tangan, tetapi pada
umumnya tidak menekankan grappling (pergulatan).

Ini adalah lambang taekwondo indonesia


beserta maknanya

Arti bagian-bagian lambang logo taekwondo indonesia:


1. Perisai bulat, melambangkan kebulatan tekad dan keteguhan hati untuk
membela persatuan dan kesatuan yang utuh dan bulat dari Taekwondo
Indonesia.

44
2. Kepalan tangan dengan lima jari - jemarinya melambangkan semangat
perjuangan, keuletan dan ketekunan serta pantang menyerah.
3. Warna hitam melambangkan suatu kekuatan atau ketahanan
4. Warna kuning melambangkan kemuliaan dan kesejahteraan.
5. Warna Merah Putih melambangkan kedaulatan Republik Indonesia

Taekwondo mencatat babak baru dalam sejarahnya dengan


menyelenggarakan kejuaraan dunia poomsae (jurus) yang pertama kalinya
pada tanggal 4-6 September 2006, di Seoul, Korea.0„2 Poomsae adalah
identitas asli ilmu bela diri taekwondo,0„2 mengutip pidato Presiden WTF
(World Taekwondo Federation), Dr. Choue Chung Won pada saat
pembukaan event bersejarah tersebut, poomsae adalah0„2wajib bagi
seluruh orang yang mempelajari taekwondo.0„2 Dan poomsae bisa
dipelajari dan dipraktekkan oleh segala umur, dari anak kecil hingga usia
lanjut.0„2 Dalam kejuaraan dunia Poomsae I ini, dipertandingkan seluruh
kategori, dari yunior, senior, sampai master (usia 14 tahun sampai 51 tahun
ke atas, yang terbagi dalam 5 kelompok usia).0„2 Sebanyak 59 negara
berpartisipasi dalam event bersejarah ini, jumlah pesertanya pun di atas
600 atlit.0„20„2Salah-satu wasit internasional (poomsae) Indonesia,
Suwandi Gunawan, setelah lolos seleksi terpilih0„2bergabung dalam jajaran
wasit dalam event perdana ini, bersama dengan para master0„2(wasit) dari
35 negara.0„2 Dan sebagai informasi bagi seluruh taekwondoin0„2serta

45
pemerhati taekwondo di nusantara,0„20„2tanggal 4 September 2006
dinyatakan sebagai0„2Taekwondo Day (Hari Taekwondo).
Ketua Umum PBTI yang baru mengunjungi Markas WTF

 Presiden WTF berjabatan tangan dengan Letjen. Erwin Sujono, Ketua


Umum PBTI setelah memberikan Sertifikat DAN kehormatan Taekwondo  di
markas WTF di Seoul 24 Juli 2007

Kepalan (Jumeok)
Kepalan tangan merupakan alat penyerang yang penting dalam seni bela diri
taekwondo. Definisi dan nama kepalan tangan (jumeok) adalah sesuai dengan
cara kita mengepalkan jari-jari tangan dan bagian mana yang dipergunakan
pada waktu menyerang.<br> <b>A. Metode Mengepalkan Tangan</b><ol> <li>
Tangan terenggang dan semua jari terbuka<br> <li> Melipat keempat jari
tangan kecuali ibu jari mulai dari ruas terluar dilanjutkan melipat secara kuat
keempat jari tangan tersebut sampai ruas terdalam hingga ruas terluar rapat
erat terlipat pada telapak tangan.<br> <li> Lipat ibu jari menekan pada ruas
tengah jari telunjuk dan jari tengah.<br> </ol> <center> <img
src=/images/berita/tips_001.jpg width=190 height=149> <img
src=/images/berita/tips_002.jpg width=190 height=125><br> <img
src=/images/berita/tips_003.jpg width=190 height=143> <img
src=/images/berita/tips_004.jpg width=190 height=179><br><br>
<i>Keterangan gambar:<br> searah jarum jam menjelaskan metode
mengepalkan tangan yang dijelaskan di atas.</i> </center><br> <b>B. Titik

46
Alat Serang</b><ol> <li> Bagian muka dari dua bonggol jari telunjuk dan jari
tengah <li> Bagian atas dari dua bonggol jari telunjuk dan jari tengah disebut
Deung Jumeok <li> Tepi luar telapak tangan yang dikepal pada sisi jari
kelingking disebut Me-Jumeok<br> </ol> <center> <img
src=/images/berita/tips_005.jpg width=190 height=178><br><br>
<i>Keterangan gambar:<br> Gambar di atas menjelaskan keterangan Titik Alat
Serang</i><br><Br> </center> Berbagai bagian lain dari kepalan tangan,
dengan berbagai cara mengepalnya dipergunakan pula untuk menyerang
dengan teknik dan gaya yang bervariasi, antara lain Pyon Jumeok (alat serang
dengan memakai ujung sendi tengah jari-jari). Bam-Jumeok (mengepal dengan
menonjolkan sendi tengah jari tengah). Jipke-Jumeok (mengepal dengan
menonjolkan sendi tengah jari telunjuk).

Ujian DAN & "Fit & Proper Test" untuk Penguji

PBTI berencana akan menggelar sosialisasi program Ujian Kenaikan Tingkat


Nasional mulai Juni 2005, disertai dengan menyelenggarakan "fit & proper test"
bagi para Penguji Nasional. Program dari Bidang Binpres PBTI ini ditujukan
untuk menyeragamkan & meng "upgrade" teknik taekwondo di seluruh
Indonesia. Para Penguji akan diberikan "test" untuk kelayakan menguji dan
diberikan sertifikat Penguji. Program ini akan dilaksanakan "road show" dibagi 4
wilayah: Sumatra (termasuk Riau & Babel), Jawa (termasuk Bali & NTB),
Kalimantan, serta Sulawesi (termasuk Papua, Maluku, NTT). Di tiap wilayah
akan diselenggarakan di satu kota terpilih. Pembagian dalam 4 wilayah ini agar
memudahkan taekwondoin daerah untuk mengikuti program di kota terdekat.
Maka bagi para "senior" pelatih/ penguji, diharapkan berpartisipasi dalam
progam nasional ini demi kemajuan Taekwondo Indonesia tercinta. Dalam road
show ini juga rencana akan diberikan kesempatan bagi para taekwondoin
daerah untuk mengikuti ujian DAN (Nasional & Kukkiwon sekaligus). Para
Penguji senior dari PBTI & Korea akan langsung terjun dalam ujian ini.

47
48
49
50

Anda mungkin juga menyukai