Anda di halaman 1dari 29

ANALISA KASUS

Pasien By W usia 0 hari, berat badan 1500 gram lahir perempuan lahir spontan pervaginam
dari ibu dengan G2P1A0 32 minggu, janin tunggal hidup, presentasi kepala dengan ketuban
jernih, tanpa lilitan tali pusat, pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 12.50 WIB. Lahir di
tolong oleh bidan dengan BB 1500 gram, PB 32 cm. Saat lahir, bayi langsung menangis,
bergerak aktif, AS 6/7.
Pada alloanamnesis keluarga tidak mengetahui HPHT ibu, keluarga hanya memberitahu
bahwa hamil 8 bulan/ 33 minggu, disertai dengan hasil pemeriksaan tinggi fundus ibu pada
saat masa kehamilan dan pemeriksaan USG ibu, yang menyatakan kehamilan ibu berusia 3233 minggu. Apabila ditinjau dengan menggunakan kurva lubchenco, yang hasil
interpretasinya apabila bayi jatuh pada kategori percentil 10: kurang masa kehamilan
(KMK), di antara persentil 10-90: sesuai masa kehamilan (SMK) dan di atas persentil 90:
besar masa kehamilan, (BMK).1 Maka, bayi Ny. W yang lahir dengan usia gestasi 33 minggu
dengan berat 1500 g jatuh pada percentile 10-90, maka Bayi Ny. W masuk ke dalam kategori
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan.
Gambar 2.1. Penilaian Maturitas Berdasarkan Kurva Lubchenco

Selain itu pemeriksaan lain untuk menilai usia gestasi neonatus adalah dengan menggunakan
Ballard score yang dapat dilakukan pada usia neonatus kurang dari 12 jam untuk usia gestasi
<26 minggu dan tidak lebih dari 96 jam untuk usia gestasi >26 minggu. 2Penilaian ini meliputi
penilaian maturitas fisik dan neuromuskular pada By.W dan didapatkan nilai sebagai berikut:
Maturitas Fisik
-

Kulit

: Merah muda halus, vena-vena tampak (1)

Lanugo

: Menipis (2)

Permukaan Plantar

: Garis-garis merah tipis (1)

Payudara

: Areola berbintil, terdapat penonjolan 1-2mm (2)

Mata/Telinga

: Kelopak terbuka, pinna sedikit melengkung, lunak,


rekoil lambat (1)

Genital

: Klitoris menonjol, minora membesar (1)

Maturitas Neuromuskular
-

Sikap tubuh

: (3)

Persegi jendela

: 450 (2)

Rekoil lengan

: 140-1800 (1)

Sudut popliteal

: 1200 (2)

Tanda selempang

: (2)

Tumit ke kuping

: (2)

Pada neonatus ini didapatkan skor ballard 20 yang berarti tingkat maturitas usia gestasi 32
minggu.

Gambar 2.2. Penilaian Ballard Score

Pada anamnesis juga didapatkan riwayat kehamilan bahwa, ibu pasien mengeluhkan terdapat
darah tinggi saat kehamilan dan bengkak pada seluruh tubuh.Menurut Carlo (2011),
Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan IUGR, karena berhubungan dengan
terganggunya sirkulasi dan efisiensi dari plasenta. Gangguan sirkulasi menyebabkan
gangguan perkembangan atau pertumbuhan dari janin.
Bayi Berat Lahir Rendah didefinisikan oleh WHO sebagai bayi yang memeiliki berat badan
saat lahir kurang dari 2500 g tanpa melihat usia masa kehamilan. Bayi dengan berat lahir
rendah ini dapat diklasifikasikan kembali menurut usia gestasinya ke dalam term (lahir pada
usia gestasi lebih dari 37 minggu, kurang dari 42 minggu) dan preterm (lahir pada usia gestasi
kurang dari 37 minggu), dan kategori ini dapat dibagi kembali ke dalam 2 subgrup,
berdasarkan apakah bayi lahir sesuai atau tidak sesuai dengan masa kehamilan. Bayi dengan
berat lahir rendah diklasifikasikan ke dalam Berat Lahir Sangat rendah apabila berat bayi
pada saat lahir kurang dari 1500 g, dan masuk ke dalam klasifikasi bayi berat lahir amat
sangat rendah apabila berat bayi pada saat lahir kurang dari 1000 g. (WHO, 2011)

Dari hasil pemeriksaan fisik bayi Ny. W didapatkan berat badan bayi 1500 gram, panjang
badan 32 cm, ukuran lingkar lengan atas

5 cm, dan ukuran lingkar kepala 27 cm.

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik terutama dari penimbangan berat badan pada By.Ny. W
tersebut dapat disimpulkan bahwa By.Ny. W jatuh ke dalam kategori bayi berat lahir rendah.
WHO juga menyatakan bahwa bayi preterm yang lahir pada usia gestasi kurang dari 37
minggu, bayi premature yang lahir pada usia 32-36 minggu, sesuai dengan masa kehamilan,
bayi premature yang lahir pada masa kehamilan 32-36 minggu yang tidak sesuai dengan
masa kehamilan, dan bayi term dengan berat lahir rendah, memiliki risiko sakit yang lebih
tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat lahir normal. Hal ini jugalah yang
dapat menjadi salah satu faktor risiko yang dimiliki oleh By. Ny. W..
Penatalaksanaan umum neonatus dengan BBLR adalah pada saat lahir, langsung dibersihkan
jalan napas untuk memulai pernapasan, merawat tali pusat dan mata, dan memberi vitamin K
pada bayi. Perawatan khusus diperlukan untuk mempertahankan terbukanya jalan napas dan
menghindari kemungkinan aspirasi isi lambung. Pertimbangan tambahan adalah (1) perlunya
thermal control perawatan inkubator/infant warmer, (2) perlunya penambahan oksigen, dan
(3) pantauan pemberian cairan dan makanan. Perawatan dalam inkubator/infant warmer
untuk menjaga kestabilan suhu atmosfer dan kelembapan sehingga mengurangi pengeluaran
panas dari neonatus yang bisa menyebabkan hipotermia. Menurut Rukmono (2013).
Hipotermia pada bayi preterm disebabkan karena bayi preterm memiliki kesulitan untuk
mempertahankan suhu tubuh karena lemak subkutan yang kurang, peningkatan kehilangan
panas, dan berkurangnya produksi panas karena tidak memadainya lemak coklat dan
ketidakmampuan untuk menggigil. Penentuan suhu inkubator dengan cara mempertahankan
suhu tubuh neonatus pada kisaran 36,5 37,50C. Pelindung panas plexiglas atau topi kepala
dan pakaian badan mungkin diperlukan bila perawatan inkubator saja tidak cukup untuk
mempertahankan bayi BBLR tetap hangat. Mempertahankan kelembapan relatif sebesar 40
60% membantu mempertahankan suhu tubuh dengan jalan mengurangi kehilangan panas
pada suhu lingkungan yang lebih rendah dengan mencegah pengeringan dan iritasi saluran
pernapasan terutama selama pemberian oksigen dan pasca atau selama intubasi endotrakea
atau nasotrakea dan dengan pengenceran sekresi yang kental untuk mengurangi kehilangan
air dari paru-paru.3

Penatalaksanaan yang dilakukan pada By. Ny. W dapat dikatakan sudah tepat, By. Ny. W
dirawat di dalam inkubator. Koreksi hipotermia dilakukan dengan pemeriksaan tanda dan
gejala hipotermia secara berkala. Untuk menghindari terjadinya hipotermia dilakukan
perawatan dalam incubator dengan suhu incubator 34oC. Hal ini juga dilakukan dengan
tujuan meminimalkan kehilangan cairan melalui evaporasi. Suhu inkubator juga sudah sesuai,
diset secara berkala untuk mempertahankan suhu By. By W tetap berada dalam suhu 36,5
37,50C. Hal tersebut telah sesuai dengan berat lahir dan umur neonatus. Neonatus dengan
berat 1500-2000 g usia 1-10 hari diletakkan pada incubator 34oC, sementara neonatus dengan
berat 1500-2000gr usia 11 hari hingga 4 minggu ditempatkan pada incubator 33oC. Neonatus
dengan berat 1500-2000 gr dengan usia > 4 minggu ditempatkan pada incubator dengan suhu
32oC.
Kegawatan napas dinilai menggunakan skor Down (Firmasnyah, 2013)

Kecepatan napas
Retraksi
Sianosis

Skor Down
0
1
2
<60 x/menit
60-80 x/menit
>80x/menit
Tidak ada retraksi Retraksi ringan
Retraksi berat
Tidak ada sianosis Sianosis
hilang Sianosis
tidak
dengan O2
Udara

hilang

dengan

O2
masuk Tidak ada udara

Udara masuk

Ada

Megap-megap

berkurang
masuk
Tidak ada megap- Terdengar melalui Terdengar tanpa

(merintih)

megap (merintih)

stetoskop

menggunakan
alat bantu

Skor<4
Skor 4-5
Skor 6

Gangguan pernapasan ringan


Gangguan pernapasan sedang
Gangguan pernapasan berat (perlu dilakukan analisa
gas darah)

Intrepretasi skor downe lain dalam mengevaluasi gawat napas pada neonatus. Nilai skor
downe <4 : tidak ada gawat napas, 4-7 : gawat napas, dan >7 ancaman gagal napas (analisa
gas darah harus dilakukan). (Rukomono, 2013)
Berdasarkan penilaian pada pasien ini, didapatkan skor downe 1 (tidak ada gawat napas)
dengan uraian, sebagai berikut:

1. Pernapasan 52 x/menit

Skor 0

2. Retraksi substernal dalam

Skor 0

3. Sianosis ada hilang dengan O2

Skor 0

4. Udara Masuk Ada

Skor 0

5.

Skor 0

merintih

Pada pasien ditemukan skor down sebesar 0. Hal ini menyatakan bahwa pasien tidak
mengalami gawat nafas .

Pada pasien, tatalaksana pengosongan isi lambung untuk menghindari aspirasi telah
dilakukan dengan pemasangan Orogastric tube (OGT). Orogastric tube (OGT) merupakan
selang kecil dan panjang yang dimasukkan melalui mulut yang turun ke tenggorokan
langsung ke lambung. Terdapat dua jenis OGT yaitu wide boar yang terbuat dari PVC untuk
penggunaan jangka pendek dan fine bore yang terbuat dari silikon atau poliuretan untuk
penggunaan jangka panjang (4-6 minggu). Selang orogastrik yang dipakai adalah ukuran 6
untuk neonatus dengan BB < 2000gr.
Pada keadaan ini dapat dilakukan pemberian proton pump inhibitor atau H2 reseptor
antagonis untuk mengurangi terjadinya gastroesophagel reflux pada pasien ini. Selain itu,
salah satu efek samping dari obat aminofilin yang diberikan pada neonatus adalah efek pada
saluran cerna yang dapat meningkatkan sekresi asam lambung. Pemberian terapi tambahan
berupa omeprazole pada pasien ini dapat mengurangi efek samping dari penggunaan obat
aminofilin. Adapun mekanisme kerja dari obat omeprazole yaitu menghambat kerja dari
enzim H+/K+ATPase (pompa proton) sehingga dapat menghambat sekresi asam lambung
tersebut.5
Pada bayi Ny. W telah diberikan terapi Omeprazole dengan dosis 1 mg/ 12 jam, hal ini
sudah tepat karena pemberian dosis omeprazol yang direkomendasikan pada pasien kurang
dari 2 tahun adalah 0,7 mg/kgBB/hari.
Pada neonatus diberikan antibiotik Ceftazidime 100 mg/hari (2x).Pada neonatus diberikan
antibiotik berupa obat golongan ceftazidime. Menurut Bury (2001), pemberian antibiotik
diperlukan pada neonatus preterm atau BBLR untuk mencegah terjadinya NEC (Necrotizing
Enterocolitis). Menurut Katzung (2006), Ceftazidime merupakan antibiotik golongan ketiga

Cephalosporinyang memiliki cakupan bakteri gram-negatif lebih luas, dan mampu melintasi
sawar darah otak. Cephalosporin generasi ketiga aktif terhadap sitrobakter, S. marcescens,
dan providensia, serta neisseria. Pseudomonas hanya dapat diatasi oleh Ceftazidime dan
Cefoperazone.
Menurut IDAI (2005), divisi perionatologi RSCM menggunakan obat golongan ceftazidime
sebagai antibiotik pilihan pertama dengan dosis yang dianjurkan 50-100mg/kgBB/hari diberi
dua kali sehari. Selain itu angka kematian neonatus di unit perinatologi hampir menyumbang
60% dari total kematian bayi. Pseudomonas selalu muncul di unit perawatan neonatologi dan
dihubungkan dengan tingginya angka kematian pada neonatus di unit perawatan
intensif.Resevoir potensial untuk pseudomonas meliputi alat-alat resusitasi, humidifier,
inkubator, susu formula, pompa payudara, bayi dengan perawatan lama dan tangan petugas
kesehatan sehingga pada keadaan ini terapi antibiotik secara empiris dengan penggunaan
ceftazidim dinilai tepat karena ceftazidime dinilai tepat mengatasi infeksi pseudomonas dan
mampu melewati sawar darah otak.
Pada pasien ini diberikan aminofilin 9 mg loading dose dan 3,75mg/ 12 jam untuk
maintenance selama 8 hari.
Oleh karena itu pemberian aminofilin pada pasien ini dinilai belum tepat karena mengingat
usia gestasi 32 minggu (yaitu <34 minggu) maka aminofilin harus diberikan hingga ia
mencapai usia gestasi 34 minggu sehingga diberikan selama 2 minggu (14 hari).
Jika usia gestasi <34 minggu dapat menimbulkan masalah pernapasan akibat dari yaitu,
defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke syndrome gawat pernafasan, risiko aspirasi
karena refleks tersedak dan batuk yang buruk, pengisapan dan penelanan yang tidak
terkoordinasi, thoraks yang dapat menekuk dan otot pernafasan yang lemah, serta
pernafasan periodic dan apnue. Aminofilin memiliki efek merangsang pusat napas dengan
meningkatkan kepekaan terhadap CO2, meningkatkan frekuensi napas, menyebabkan
relaksasi otot termasuk otot polos bronkus, menurunkan hipoksia akibat depresi napas,
meningkatkan aktivitas diafragma.
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan IVFD D 10%. Nutrisi neonatus diberikan dari
cairan yang diperhitungkan dari factor lingkungan, penyakit penyerta dan GIR (glucose in
requiment)/ normal glukosa yang diperlukan (Rukmono, 2013).

Kebutuhan cairan pada neonatus preterm hari pertama adalah : 80 cc/kgBB/hari jadi 80 x 1,5
= 120cc/hari, kalsium (Ca glukonas) 2x1,5 = 3, aminosteril infant 16,7x0,5x1,5=12,5 dan
mempertahankan nilai GIR 4-6 untuk BBLR (Rukomono, 2013).
Pemberian cairan hari ke-1 pada neonatus ini masih sudah tepat karena pemberian kebutuhan
cairan neonatus dengan BB 1501 2500 gr pada hari ke-1 adalah 80cc/kgBB/hari. Cairan
yang dapat diberikan berupa glukosa 10%, kebutuhan cairan neonatus berupa D10% hari ke
1 adalah 1,5kg x 80cc/hari =120 cc/hari sa. Dengan kebutuhan Ca glukonas 2 x 1,5 = 3 cc,
amino steril infant 16,7x0,5x1,5= 12,5cc Rate didapatkan (104)/24 = 4,,3cc. GIR = (rate x
glukosa)/(6 x BB)= (4,3 x 10)/(6 x 1,5)= 4,8 Pemberian glukosa pada pasien BBLR
diperhitungkan pada kisaran nilai GIR 4-6 untuk mencegah hipoglikemia.
Pemberian cairan hari ke-2 pada neonatus ini masih sudah tepat karena pemberian kebutuhan
cairan neonatus dengan BB 1501 2500 gr pada hari ke-2 adalah 110cc/kgBB/hari. Cairan
yang dapat diberikan berupa glukosa 10%, kebutuhan cairan neonatus berupa D10% hari ke
2 adalah 1,5kg x 90cc/hari =135 cc/hari . Dengan kebutuhan Ca glukonas 2 x 1,5 = 3 cc,
amino steril infant 16,7x1x1,5= 25cc, Kcl 1x1,5=1,5 cc, Nacl 4x1,5=6cc. Rate didapatkan
(99)/24 = 41 cc. GIR = (rate x glukosa)/(6 x BB)= (4,1 x 10)/(6 x 1,5)= 4,5.
Pemberian cairan hari ke-3pada neonatus ini sudah tepat karena pemberian kebutuhan cairan
neonatus dengan BB 1500-2500gr pada hari ke-3 adalah 120cc/kgBB/hari,
Pada kasus ini, pemberian susu pada By. W sudah tepat. Hal ini sudah sesuai menurut
Guideline pemberian susu dimana By. W hanya diberikan minum sebanyak 2cc/3jam, dan
dinaikkan hingga 5cc/3jam pada hari kedua, kemudian diberikan hingga fullfeed yaitu 25cc/
3 jam.
Pasang CPAP jika terjadi perburukan pernafasan, tatalaksana pernapasan dilakukan berupa
penggunaan Continous Positive Airway Pressure (CPAP). Continous Positive Airway
Pressure (CPAP) merupakan suatu alat yang sederhana dan efektif untuk mempertahankan
tekanan positif pada saluran nafas neonatus selama pernafasan spontan.Penatalaksanaan pada
pasien dengan penggunaan CPAP, karena pada neonatus tersebut memiliki Downe Score
0.Hal tersebut merupakan tidak termasuk kriteria indikasi pemasangan CPAP yang meliputi
frekuensi nafas > 60 kali permenit, merintih dalam derajat sedang sampai parah, retraksi
nafas, saturasi oksigen <93% (preduktal), kebutuhan oksigen > 60%, sering mengalami apneu

dan semua bayi cukup bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu kriteria
tersebut diatas, harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP.
By.W sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.Pertumbuhan harus terjadi dengan stabil
sekitar 10-30gr/hari.Suhu harus stabil pada ruang terbuka.Tidak terdapat apneu atau
bradikardia yang baru dan pemberian obat parenteral harus sudah dihentikan. Jika semua
masalah medis telah teratasi dan persiapan di rumah sudah cukup, bayi berat lahir rendah
dapat dipulangkan bila berat badan mendekati 1800-2100gram, kemudian dilakukan
pemantauan ketat dan akses yang mudah dari tenaga kesehatan selama 24 minggu. Pada saat
bayi berada di rumah, ibu harus diinstruksikan mengenai bagaimana merawat bayi sesudah
pulang. Program ini mencakup sekurang-kurangnya satu kali kunjungan ke rumah oleh
seseorang yang mampu mengevaluasi program

rumah tangga dan memberi nasehat

mengenai setiap perbaikan yang diperlukan.2,3

Menurut Rukmono (2013), ada beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
pasien prematur dengan keadaan klinis gawat napas seperti pemeriksaan darah tepi dengan
hitung jenis, pengukuran glukosa secara serial, elektrolit, pengukuran bilirubin serial, analisa
gas darah bila kecurigaan distres pernapasan dan CRP atau kultur biakan jika diperlukan. 1
Pemeriksaan penunjang tersebut bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya gawat
napas pada neonatus. Pada By.W dengan keadaan klinis tidak adanya gawat napas yaitu
apneu, sianosis, kesulitan bernafas (gasping), dan retraksi dada yang berat sudah dilakukan
pemeriksaan penunjang sebagai pemeriksaan awal antara lain pemeriksaan darah untuk
skrining sepsis, termasuk pemeriksaan darah rutin, hitung jenis, C-reactive
protein,didapatkan hasil lab yaitu : HB : 14,3 g/dl, Leukosit: 8200, Eritrosit:4,1, Ht: 4,2,
Trombosit: 63000, MCV: 10,2, MCH:35, MCHC: 34, Hitung jenis, Basofil: 0, Eusinofil:2,
Batang :1, Segmen:58, Limfosit:32, Monosit:7, LED: 16, CRP: - Evaluasi gawat napas juga
dapat dilakukan dengan menggunakan skor Down. Pemeriksaan yang dilakukan pada pasien
ini masih belum lengkap karena belum dilakukan pemeriksaan analisa gas darah, kultur darah
dan tidak dilakukan pemeriksaan glukosa serial.

TINJAUAN PUSTAKA

1. BBLR
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah

lahir8 atau paling lambat sampai bayi berusia satu hari. Jika penimbangan tidak
memungkinkan, BBLR dapat dideteksi dengan mengukur lingkar lengan atas Selain itu
pengukuran juga dapat dilakukan pada lingkar dada. Dahulu BBLR dianggap sebagai bayi
prematur, padahal sebenarnya dapat terjadi pada bayi prematur (kurang bulan), aterm
(cukup bulan) atau postmatur (lebih bulan) tergantung masa kehamilan atau masa
gestasinya. Keadaan ini dapat disebabkan oleh masa kehamilan yang kurang dari 37
minggu dengan berat yang sesuai (masa kehamilan dihitung mulai dari hari pertama haid
terakhir dari haid yang teratur); bayi small for gestational age (SGA): bayi yang beratnya
kurang dari semestinya menurut kehamilannya Kecil untuk masa kehamilan=KMK); dan
kombinasi dari kedua-duanya.9,10,11
Klasifikasi BBLR
Berdasarkan berat badannya BBLR dapat dibagi menjadi tiga kelas yaitu Low Birth
Weight (LBW) yaitu BBLR dengan berat antara 1.500-2499 gram, Very Low Birth Weight
(VLBW) yaitu BBLR dengan berat antara 500-1499 gram, dan Extreme Low Birth Weight
(ELBW) yaitu BBLR dengan berat <500 gram. 10,13
BBLR dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1

Prematuritas Murni
Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu
dan mempunyai berat baan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang
Bulan-Sesuai Masa Kehamilan (NKBSMK).15 Karakteristik bayi prematur adalah
berat lahir sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama
dengan 45 cm, lingkar dada kurang dari 30 cm, Lingkar kepala kurang dai 33 cm,
umur kehamilan kurang dari 37 minggu. Lebih dari 60% BBLR terjadi akibat bayi
lahir prematur. Semakin awal bayi lahir, semakin belum sempurna perkembangan
organ-organnya, semakin rendah berat badannya saat lahir dan semakin tinggi
resikonya untuk mengalami berbagai komplikasi berbahaya.

Dismaturitas.
Dismaturitas adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk
masa gestasi itu.

Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, atau post term.

Dismatur ini dapat pula Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKBKMK), Neonatus cukup bulan Kecil Masa Kehamilan (NCB-KMK), dan Neonatus

Lebih Bulan Kecil Masa kehamilan (NLB-KMK). 8 Setiap bayi yang berat lahirnya
sama dengan atau lebih rendah dari 10 th persentil untuk masa kehamilan pada denver
intra uterin growth curves, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin
dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK).
Bayi prematur (SMK)
Berdasarkan atas timbulnya berbagai macam-macam problematika pada derajat
prematuritas maka Usher (1975) menggolongkan bayi tersebut dalam 3 kelompok:
1

Bayi yang sangat prematur (prematur ekstrim): 24-30 minggu. Bayi dengan masa
gestasi ini masih sangat sukar hidup terutama di negara yang belum atau sedang
berkembang.

Bayi dengan derajat prematur sedang (moderat prematur) : 31-36 minggu. Pada
golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih baik dari golongan pertama dan
gejala sisa yang dihadapinya dikemudian hari juga lebih ringan, asal saja pengelolaan
betul-betul intensif.

Borderline premature : 37-38 minggu. Bayi ini mempunyai sifat-sifat prematur dan
matur. Biasanya beratnya seperti berat bayi matur dan dikelola seperti bayi matur,
akan tetapi sering timbul problematika seperti yang dialami bayi prematur, misalnya
sindrom gangguan pernapasan, hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah, dan
sebagainya, sehinga bayi perlu diawasi dengan seksama.

Kecil Masa kehamilan (KMK)


Ada 2 bentuk menurut Renfield, (1975) yaitu:
1

Proportionate IUGR : Janin yang menderita distress yang lama dimana gangguan
pertumbuhan terjadi berminggu-minggu sampai berbulan-bulan sebelum bayi lahir
sehingga berat, panjang, lingkaran kepala dalam proporsi yang seimbang akan tetapi
keseluruhannya masih dibawah masa gestasi yang sebenarnya. Bayi tidak
menunjukkan adanya wasted oleh karena retardasi pada janin ini terjadi sebelum
terbentuknya adiposa tissue.

Dispropornionate IUGR :

Terjadi akibat distress sub akut. Gangguan terjadi

beberapa minggu sampai bebeapa hari sebelum janin lahir. Pada keaadaan ini lingkar
kepala dan panjang janin normal akan tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi.

Bayi tampak wasted dengan tanda-tanda sedikitnya jaringan lemak dibawah kulit.
Kulit tanpak keriput dan mudah diangkat, bayi kelihatan kurus dan lebih panjang.9
Patofisiologi dan Etiologi BBLR
Patofisiologi terjadinya BBLR bergantung terhadap faktor-faktor yang berkaitan
dengan prematuritas dan IUGR. Sangat susah untuk memisahkan secara tegas antara
faktor-faktor yang berkaitan dengan prematur dan faktor-faktor yang berkaitan
dengan IUGR dan menyebabkan terjadinya BBLR.9
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang
lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler,
kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya
BBLR.
Tabel 1. Etiologi terjadinya kelahiran prematur.
Fetal
Fetal distress
Kehamilan kembar
Erythroblastosis
Hydrops nonimun
Cacat bawaan
Plasenta
Disfungsi plasenta
Plasenta previa
Abruptio placenta
Uterus
Uterus bikornu
Inkompetensi serviks (dilatasi prematur)
Maternal
Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
Perdarahan antepartum
Malnutrisi

Preeklampsia
Penyakit medis kronis (contoh: penyakit jantung sianosis, hipertensi, penyakit
ginjal)
Infeksi (contoh: Listeria monocytogenes, Streptococcus grup B, infeksi traktus
urinarius, vaginosis bakterial, chorioamnionitis)
Penyalahgunaan obat (contoh: kokain)
Sosial ( contoh : umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jarak dua
kehamilan yang terlalu dekat, sosial ekonomi rendah dll)
Kebiasaan (contoh : pekerjaan yang melelahkan, merokok, dll)
Lainnya
Ruptur membran plasenta prematur
Polihidramnion
Iatrogenik
Trauma
Tidak diketahui
Kelahiran prematur dari BBLR yang sesuai masa kehamilan dihubungkan dengan kondisi
medis yang berhubungan dengan ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin,
tindakan-tindakan selama masa kehamilan, pecah ketuban prematur atau solusio plasenta
prematur, atau rangsangan-rangsangan yang tidak dapat dijelaskan yang dapat menimbulkan
konstraksi uterus sebelum waktunya.
Infeksi bakterial (Listeria monocytogenes, Streptococcus grup B, Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma hominis, Trichomanas vaginalis, Gardnerella vaginalis, Bacteroides spp.) baik
yang menimbulkan gejala klinis atau asimtomatik pada cairan amnion dan membrannya
(chorioamnionitis)

dapat

menyebabkan

kelahiran

prematur. Produk

bakteri

dapat

menstimulasi produksi dari mediator inflamasi lokal (interleukin 6, prostaglandin) yang dapat
menginduksi konstraksi uterus prematur atau respon inflamasi lokal yang dapat menyebabkan
ruptur membran fokal.
Terjadinya IUGR berkaitan dengan kondisi medis yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi
dari plasenta, dengan perkembangan dan pertumbuhan dari fetus, atau dengan kondisi
kesehatan umum dan nutrisi dari ibu.

Diagnosis BBLR
Diagnosis BBLR dapat ditegakkan dengan melakukan penimbangan segera setelah badannya
dikeringkan dari air ketuban atau paling lambat satu hari setelah lahir.
Anamnesis
Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan mencari etiologi
dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR antara lain14:

Umur ibu

Riwayat hari pertama haid terakir

Riwayat persalinan sebelumnya

Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan selama hamil

Aktivitas

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

Pemeriksaan Fisik
Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain12:
1. Berat badan < 2500 gram
Bayi dapat didiagnosis BBLR jika beratnya kurang dari 2500 gram. Jika penimbangan
tidak memungkinkan, dilakukan pengukuran lingkar lengan atas atau lingkar dada.11
Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada pertengahan lengan atas menggunakan pita
ukur. Jika lingkar lengan atas < 9,5 cm maka bayi dapat didiagnosis BBLR. Pengukuran
lingkar dada dilakukan dengan menggunakan pita pengukur lingkar dada yang ditandai
dengan angka dalam satuan sentimeter (cm), dengan ketelitian 0,1 cm dan warna merah,
kuning dan hijau. Disepanjang pita ditengahnya terdapat garis mendatar disertai ukuran
dikiri dan kanannya. Batas ambang pita:
-

warna merah: < 27,0 cm

warna kuning: 27,0 29,4 cm

warna hijau: 29,5 cm

Arti warna pada pita adalah: warna merah artinya berat bayi setara dengan < 2000 gram,
warna kuning artinya berat bayi setara dengan 2000 2499 gram, warna hijau artinya
berat bayi setara dengan 2500 gram Hasil pengukuran lingkar dada dengan warna merah
dan kuning mengindikasikan bahwa bayi menderita BBLR.

Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa kehamilan).

Pada pemeriksaan fisik, bayi tampak lebih kecil dari bayi-bayi yang lahir normal,
pergerakan kurang dan masih lemah, kepala lebih besar daripada badan. Pada kulit dan
kelamin dijumpai kulit tipis dan transparan sehingga pembuluh-pembuluh darahnya
mudah dilihat dan lanugo banyak, rambut halus dan tipis, genitalia belum sempurna.
Pada sistim saraf dijumpai reflek moro dan reflek menghisap, menelan dan batuk belum
sempurna. Pada sistim muskuloskeletal, axifikasi tengkorakk sedikit, ubun-ubun dan
sutura lebar, tulang-tulang rawan elastis kurang, otot-otot hipotonik, tungkai abduksi,
sendi lutut dan kaki fleksi, kepala menghadap ke satu jurusan Pernafasan pada bayi
BBLR frekuensinya bervariasi karena belum teratur dan sering apneu.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain12:

Pemeriksaan skor ballard

Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar
elektrolit dan analisa gas darah.

Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan akan
terjadi sindrom gawat nafas.

USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan 35 minggu, dimulai
pada umur 2 hari dan dilanjutkan sesuai hasil yang didapat.

Penilaian Umur Bayi menurut Ballard


Skor Ballard merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan kriteria
neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga lebih
dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard adalah
dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik. Kriteria
pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria pemeriksaan
maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik
digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa
gestasinya.10,11

Gambar 2.2.3.1 Maturitas Neuromuskular (Skor Ballard)11

Gambar 2.2.3.2 Maturitas Fisik (Skor Ballard)11


Setelah didapatkan jumlah skor dari pemeriksaan neuromuskuler dan maturasi fisik, maka
kedua skor itu dijumlahkan. Hasil penjumlahan tersebut dicocokkan dengan tabel nilai
kematangan (disamping kanan), sehingga didapatkan usia kehamilan dalam minggu.
Kemudian dengan menggunakan grafik dari Battaglia f dan Lubchenco (gambar 2.2.3.3)
dicari titik perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan dengan berat badan lahir
bayi, sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut Besar Masa Kehamilan (BMK),
Sesuai Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).10,11

Gambar 2.2.3.3 Grafik dari Battaglia F dan Lubchenco L11


Cara menilai aktivitas neuromuskular
Posture

: dinilai bila bayi dalam posisi telentang dan


tenang

Square window

: tangan bayi difleksikan diantara ibu jari dan


telunjuk pemeriksa lalu diukur sudut antara
hypothenar emirence dengan forearm.

Arm recoil

: Lakukan fleksi lengan bawah selama 5 detik,


kemudian lengan tersebut diekstensikan dan
dilepas. Nilailah derajat kembalinya keposisi
fleksi.

Popliteal angle

: Bayi tidur terlentang, paha dipegang sedemikian


rupa sehingga terdapat posisi lutut-datar (kneechest position). Setelah itu dilakukan ekstensi
tungkai bawah, ukurlah sudut dibawah lutut
tersebut.

Scarf sign

: Posisi terlentang, peganglah salah satu lengan


bayi dan usahakan tangan tersebut mencapai leher
posterior dari bahu sisi lainnya. Angkat dan

geserlah siku bayi diatas dadanya dan lihat


sampai dimana siku tersebut dapat digeser. Makin
muda bayi makin mudah menggeser sikunya
melewati garis tengah kesisilain.
Heal to hear

: Posisi terlentang, gerakkan kaki bayi ke telinga


dari sisi yang sama. Perhatikan jarak yang tidak
mencapai telinga dan ekstensi lutut.

Penatalaksanaan BBLR
Bayi dengan BBLR memiliki imunitas yang belum berkembang sempurna sehingga sangat
mudah terserang penyakit. Selain itu lapisan lemak subkutannya sangat tipis sehingga mudah
terserang hipotermi bahkan saat suhu udara tidak terlalu rendah. Karena sifatnya yang sangat
rentan tersebut maka penatalaksanaan bayi dengan BBLR harus dilakukan dengan hati-hati.
Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lembut yang bersih dan kering segera setelah
BBLR dilahirkan. Agar tidak terjadi hipotermi, bayi tidak boleh dimandikan tiga sampai tujuh
hari atau paling tidak hingga bayi menunjukkan kondisi yang lebih kuat. Bayi cukup
dibersihkan dengan kain bersih dan diolesi minyak telon agar tubuhnya hangat. Bayi
hendaknya diletakkan di ruangan yang memiliki penghangat atau bila tidak memungkinkan,
suhu badan bayi dapat dijaga dengan meletakkan botol-botol berisi air hangat yang ditutup
rapat dan dibungkus dengan kain di sekitar tubuh bayi.
BBLR lebih mudah terserang infeksi dibandingkan bayi normal, maka pemotongan dan
perawatan tali pusat harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan steril. Bayi harus diberikan
ASI sesering mungkin untuk meningkatkan berat badan bayi dengan cepat, tapi tetap tidak
boleh berlebihan. Pemberian ASI bisa dilakukan setiap 2-3 kali pada pagi, siang, sore dan
malam hari. Bayi dengan BBLR yang lahir prematur harus dirawat dalam inkubator.Jika bayi
dengan BBLR mengalami komplikasi maka harus diberikan perawatan tambahan untuk
mengatasi komplikasi yang terjadi.13
Nutrisi Parenteral (NP) merupakan cara pemberian nutrisi dan energi secara intravena yang
bertujuan untuk memberikan kecukupan karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral
yang diperlukan untuk metabolisme dan pertumbuhan bayi baru lahir yang mempunyai

problem klinik yang berat, terutama pada Bayi Baru Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR)
di mana belum/tidak memungkinkan untuk diberikan nutrisi enteral.

INDIKASI

Bayi dengan berat badan 1800 g yang kebutuhan nutrisi enteralnya tidak dapat
terpenuhi > 3 hari.

Bayi dengan berat badan > 1800 g yang kebutuhan nutrisi enteralnya tidak terpenuhi > 5
hari.

Gangguan respirasi > 4 hari (termasuk seringnya serangan apnea)

Malformasi kongenital traktus gastrointestinalis

Enterokolitis netrotikans

Diare berlanjut atau malabsorbsi

Pasca operasi (khusunya operasi abdomen) (1,2,3,4,5)

KEBUTUHAN NUTRIEN
Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bayi baru lahir harus
mendapat cairan dan elektrolit, kalori (karbohidrat, protein, lemak), vitamin dan mineral yang
sesuai dengan kebutuhan.(2,3,7,8)
CAIRAN
Tabel 1 : Kebutuhan cairan inisial pada neonatus
Jumlah cairan (ml/kg BB/hari)

Berat badan (kg)


< 24 jam

24-28 jam

> 48 jam

< 1,0

100 150

120 150

140 190

1,0 1,5

80 100

100 120

120 160

> 1,5

60 - 80

80 - 120

120 160

ELEKTROLIT

Tabel 2 : Kebutuhan elektrolit yang dianjurkan pada neonatus


Elektrolit

Dosisi harian yang dianjurkan (meq/kg/BB)

Kalium

14

Natrium

25

Klorida

15

Kalsium

34

Magnesium
Fosfor

0,3 0,5
1 2 mmol/kg

ENERGI
Umumnya bayi baru lahir untuk dapat tumbuh memerlukan kalori 50-60 kkal/kg BB/hari (to
maintain weight) dan 100-200 kkal/kg BB/hari (to induce weight-gain).

KARBOHIDRAT
Sumber utama karbohidrat berasal dari glukosa. Untuk mencegah terjadinya
hipoglikemia, kebutuhan yang diperlukan untuk bayi cukup bulan adalah 6-8 mg/kg
BB/menit dan bayi kurang bulan adalah 4 mg/kg BB/menit, dapat ditingkatkan 0,5-1 mg/kg
BB/menit setiap hari sampai 12-14 mg/kg BB/menit dalam 5-7 hari. Kebutuhan akan
meningkat pada keadaan stress (misalnya : sepsis, hipotermia) atau bayi dengan ibu Diabetes
Mellitus.
PROTEIN
Pemberian protein biasanya dimulai dalam 48 jam pemberian nutrisi parenteral dan
diberikan dalam bentuk asam amino sintetik. Dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
a. Neonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal dengan 0,5-1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan lagi 0,25-0,5 g/kg
BB/hari sampai mencapai 2,5-3,5 g/kg BB/hari dan asam amino 2-2,5 g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g

Pemberian awal dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 1 g/kg BB/hari
sampai mencapai 1,5-3,5 g/kg BB/hari.
Pemberian asam amino tidak boleh diberikan jika pemberian kalori dalam bentuk
glukosa < kal/kg BB/hari, karena penggunaan asam akan rendah sehingga timbul asidosis dan
hiperammonia.

LEMAK
Pemberian lemak dapat menggunakan emulsi lemak 10% yang mengandung

10 g

trigliserida dan 1,1 kkal/ml atau 20% yang mengandung 20 g trigliserida dan 2 kkal/ml.
Kebutuhan lemak pada pemberian NPT adalah sebagai berikut :
a. Neonatus dengan BB < 1000 g
Pemberian awal 0,5 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan 0,25-0,5 g/kg BB/hari sampai
mencapai 2-2,5 g/kg BB/hari.
b. Neonatus dengan BB > 1000 g
Pemberian awal di mulai dengan dosis 1 g/kg BB/hari, kemudian ditingkatkan

1g/kg

BB/hari sampai mencapai 3 g/kg BB/hari.


Pemberian emulsi lemak dimulai setelah pemberian dekstrosa dan asam amino dapat di
toleransi dengan baik oleh neonatus dan pemberian emulsi lemak sebaiknya dalam 24 jam.
Untuk perkembangan otak diperlukan asam lemak rantai panjang seperti asam linoleat dan
asam arakhidonat.Pada bayi kurang bulan dan Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
sering defisiensi asam lemak. Manifestasi klinis defisiensi asam lemak antara lain :
dermatitis, pertumbuhan rambut yang buruk, trombositopenia, gagal tumbuh dan mudah
terjadi infeksi.
Pada pemberian lemak, harus dilakukan monitoring terhadap kadar trigliserida darah,
pemberian harus dikurangi jika kadar trigliserida > 150 mg/dl. Hati-hati pemberian lemak
pada bayi dengan penyakit paru atau hati.
Pemberian infus lemak harus di hentikan, jika terjadi :

Sepsis

Trombositopenia (< 50.000/mm3)

Asidosis (pH < 7,25)

Hiperbilirubinemia

2. PREMATUR
Definisi
-

Bayi preterm (kurang bulan) adalah bayi lahir sebelum umur kehamilan 37
minggu (tanpa memandang berat lahir)

Sebagian bayi kurang bulan belum siap untuk hidup diluar kandungan dan
mendapatkan kesulitan untuk memulai bernapas, menghisap, melawan infeksi dan
menjaga tubuhnya tetap agar tetap hangat.

Karateristik bayi kurang bulan


a. Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan (BKBSMK) :
-

Pertumbuhan fisik antara persentil ke 10 dan presentil ke 90

Kepala relatif besar dibandingkan dengan bagian badan yang lain

b. Byi kurang bulan kecil masa kehamilan (BKBKMK) :


-

Pertumbuhan fisik < 10 persentil

Lebih aktif, lincah dibandingkan BKBSMK, rambut lebih lebat

Akibat kehamialn ganda, toksemia gravidarum, sosial ekonomi ibu rendah

Penyebab kelahiran preterm


Keadaan yang berkaitan dengan kelahiran preterm
-

Maternal : penyakit sistemik berat, infeksi penyalahgunaan obat, PEB, trauma

Uterus : malformasi (uterus bikornuat)

Placenta : solusio plasenta, plasenta previa

Cairan amnion : oligohidramnion, ketuban pecah dini, polihidramnion, infeksi


intraamnion, korioamnionitis

Janin : malformasi janin, kehamilan mejemuk, janin hidrops, gawat janin,


pertumbuhan janin terhambat

Serviks : inkompetensi serviks, servisitis/vaginitis

Lain lain : iatrogenic

Bebagai masalah pada bayi preterm


Imaturitas organ dan system

fungsi homeostasis belum sempurna

Hipotermi
-

Ketidakstabilan suhu

Bayi preterm memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh karena :


o Peningktan kehilangan panas
o Berkurangnya lemak subkutan
o Rasio daerah permukaan terhadap bedan badan yang tinggi
o Berkurangnya produksi panas karena tidak memadainay lemak coklat dan
ketidak mampuan untuk menggigil.

Bayi prematur harus diletakkan di incubator segera untuk meminimalkan kehilangan cairan
melalui evaporasi
Pernapasan
-

Kesulitan bernapas (asfiksia)


Bayi tidak bias bernapas secara spontan dan teratur, (komplikasi yang utama)

Defisisensi surfaktan paru yang mengarah ke sindrom gawat pernapasan

Resiko aspirasi karena reflek tersedak dan batuk yang buruk

Toraks yang lunak dan otot pernapasan yang lemah

Pernapasan periodic dan apneu

Gastrointestinal dan nutrisional


-

Refleks pengisapan dan penelanan yang buruk, terutama pada usia kehamilan < 34
minggu

Penurunan motilitas usus

Penundaan pengosongan lambung

Penurunan pencernaan dan absorpsi beerbagai vitamin ynag larut dalam lemak

Defisisensi enzim lactase pada brush border usus

Menurunnya simpanan kalsium, fosfor, protein, dan zat besi dalam tubuh

Meningkatnya resiko NEC (disebsbkan trauma hipoksik iskemia pada saluran


cerna yang immature, kolonisasi bakteri pathogen pada lumen usus)

Hati
-

Konjugasi dan ekskresi bilirubin yang terganggu

Defisisensi factor pembekuan yang bergantung pada vitamin K

Neurologis
-

Reflex menghisao dan menelan yang kurang berkembang

Penurunan motilitas usus

Apneu dan bradikardia berulang

Perdarahan intraventrikular dan leukomalacia periventricular

Pengaturan perfusi cerebral yang buruk

Ensefalopati iskemik hipoksik

Retinoapti preterm (retina yang sedang berkembang), sangat sensitive terhadap


perubahan perfusi dan oksigenasi)

Kejang

Hipotonia

Ketidakmampuan untuk mengekskresi beban benda terlarut (solute) berukuran

Ginjal
besar
-

Akumulasi asam non organic dengan asidosis metabolic

Eliminasi obat oleh ginjal mungkin sangat menurun

Ketidak seimbangan elektrolit, misalnya hyponatremia atau hypernatremia,


hyperkalemia, atau glikosuria ginjal.

Imunologis
-

Resiko tinggi infeksi karena :


o Bayi preterm tidak / kurang mengalami transfer transplasental IgG
maternal selama trimester awal.

o Kadar immunoglobulin serum pada bayi premature masih rendah, aktifitas


bakterisidal netrofil dan efek sitotoksisitas limfosit juga masih rendah dan
berakibat pada terganggunya fagositosis
Kardiovaskular
-

Duktus Ateriosus Persisten (PDA) umum terjadi pad abayi preterm (akibat
sensitivitas pembuluh darah terhadap prostaglandin endogen yang meningkat).
Gambaran klinisnya berupa : takikardia, sindroma gawat napas, gagal jantung,
edema paru.

Hematologis
-

Anemia (awitan dini atau lanjut)

Hyperbilirubinemia, terutama indirek

Koagulasi intravascular menyebar (DIC)

Penyakit perdarahan neonates (HDN)

Metabolisme
-

Hipokalsemia

Hipoglikemia atau hiperglikemia

Pemeriksaan Laboratorium
-

Pemeriksaan darah tepi dengan hitung jenis

Pengukuran glukosa serial

Na, K, kalsium serial

Pengukuran bilirubin serial

Gas darah arteri

CRP dan kultur biakan jika diperlukan

Radiologi
-

Foto rontgen

USG kepala

Echocardiography jika diperlukan

Tatalaksana bayi preterm


Dalam ruang bersalin :
-

Ruang bersalin di rumah sakit harus mempunyai peralatan dan staff yang memadai

Resusitasi dan stabilisasi memerlukan tersedianya staff yang memiliki


kemampuan kualifikasi dan peralatan dengan segera

Oksigenasi yang emmadai dan dipertahankannya suhu merupakan hal yang sangat
penting

Siapkan plastic untuk mencegah penguapan pada bayi premature

Di unit neonatus
-

Pengaturan suhu untuk pencapaian lingkungan suhu netral sesuai dengan prosedur

Terapi oksigen dan bantuan ventilasi

Terapi cairan dan elektrolit untuk menggantikan insesnsible water loss dalam
jumlah besar yang dan mempertahankan hidrasi yang baik serta konsentrasi
glukosa dan elektrolit plasma normal

Nutrisi : bayi preterm mungkin memerlukan cara pemberian makanan gavage atau
nutrisi preenteral

Hiperbiliribunemia : biasanya dapat daitasi dengan menggunaakn fototerpai dan


monitoring kadar bilirubin

Antibiotic sprektum luas harus dimulai ketika dicurigai adanya infeksi

Pertimbangkan pemberian antibiotic antistafilokokus untuk BBLSR yang telah


mengalami berbagai prosedur atau telah dirawat di rumah sakit untuk jangka
waktu yang lama.1

DAFTAR PUSTAKA
1. Rukmono, Prambudi. 2013. Neonatologi Praktis. Lampung: AURA.
2. MacDonald, Mhairi G, et al. Averys Neonatology 6 th edition. Liipincott Williams
and Willkins. Last update : 2005. (Diakses 29 Agustus 2015).
3. Carlo, Waldemar. 2011. Prematurity and Intrauterine Growth Restriction. In
Behrman, dkk. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics Nineteenth Edition. Elsevier
Saunders: United States.
4. Schechner, S. In cloherty J.P Manual of Neonatal Care 5 th ed. 2004 Lippincot &
Wilkins. Philadelphia Baltimore. New York. p: 266-74.
5. Harlingue D.A Durand D.J. Recognation. Stabilization and Transport of the High
Risk Newborn, In, Care of the High Risk Neonate Fanaroff A.A 5th W.B Saunders
London, New York 2001: 68,92, 364-80, 487.
6. Badriul hegar et al. 2010. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia Jilid I. Jakarta.
7. Proverawati, A & Sulistiyorini, 2010. BBLR (Berat badan Lahir Rendah)
Dilengkapi dengan Asuhan pada BBLR dan Pijat Bayi. Nuha Medika, Yogyakarta.
8. Setyowati

(1996,

Desember

Mempengaruhi

Bayi

24-last
Lahir

update),

Faktor-Faktor

Yang

Berat

Badan

Dengan

Rendah.http://www.litbang.depkes.go.id. Last update: Des, 2005.(Diakses 29


Agustus 2015)
9. Rachma, F.B. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah, dalam: Buku Teks Ilmu
Kebidanan, Edisi ke 3, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2002: 771-784
10. PratoomH The Development of the Kangaroo Mother Care (KMC) Global and
National Perspectives. http://www.sehat2010.com. Last update: March 2003.
(Diakses 29 Agustus 2015)
11. Pramanik,

Arun.

Respiratory

Distress

Syndrome.

http://www.emedicine.com/specialties.htmLast Updated: October 20, 2006.


(Diakses 29 Agustus 2015)
12. MacClure,

Peter.

Hyaline

Membrane

http://www.emedicine.com/topic350_files/adservice.htm.
September 23, 2005. (Diakses 29 Agustus 2015)

Last

Disease.
Updated:

13. University of Pretoria. Chapter 2: The Low Birth Weight Premature Baby, Parent
eotionalReactin,

Parent-Infant

Interaction

and

Infant

Development.

http://upetd.up.ac.za/thesis/available/etd-06192008-104505/unrestricted/02chapter
2b.pdf. (Diakses 29 Agustus 2015)
14. Pusponegoro, Hardiono D. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I
2004. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
15. Giussepi, Buonocore. 2012. Neonatology: A Practical Approach to Neonatal
Diseases
16. Depkes. 2008. Pencegahan dan Penatalaksaanaan Asfiksia Neonatorum. Jakarta:
Depkes RI.
17. Firmansyah, 2005. Perawatan Pasca Resusitasi. www.perinasia.com/post/189.
Diakses pada tanggal 14 November 2015 pukul 21.00 WIB
18. Hegar, Badriul, et al. 2005. Update in Neonatal Infection. Jakarta: FKUI.
19. Buku Ajar Neonatologi IDAI. Jakarta: IDAI.

Anda mungkin juga menyukai