Anda di halaman 1dari 2

BELAJAR MINDFULNESS ALA SAMURAI JEPANG

Pernah tidak kamu bertanya-tanya, bagaimana cara bisa menjalani hidup yang sangat mindfull atau
berkesadaran dimana kita bisa melewati hari tanpa overthinking, kepala kita tidak lagi dipenuhi dengan
hal-hal yang mengganggu kita daripada fokus hidup. Pada hari ini, saya mau bercerita tentang satu orang
yang berhasil menjalani sebuah hidup yang sangat fokus, sangat mindfull seumur hidup. Dia bukan orang
biasa, dia adalah samurai nomor satu sepanjang sejarah dunia. Kalau kalian sering nonton anime atau baca
manga, mungkin kamu pernah dengar nama ini. Namanya adalah Miyamoto Musashi. Karena ini cerita
tentang seorang samurai, saya mau cerita sedikit tentang duel pedang yang dilakukan oleh para jagoan
pedang di era feodal jepang. Di jaman itu, untuk berbagai alasan seorang jagoan pedang bisa saja
menantang jagoan pedang lainnya untuk melakukan duel. Duel adalah sebuah pertempuran satu lawan
satu sampai salah satunya meninggal, menyerah atau tidak sanggup lagi melanjutkan pertarungan. Karena,
di masa itu budaya malu dan kehormatan sangat kental di masyarakat jepang. jadi, orang lebih memilih
untuk meninggal secara terhormat setelah kalah duel, dibandingkan dia melanjutkan hidup tapi
menanggung rasa malu karena kalah. Duel adalah sebuah pertarungan dimana seseorang bisa meninggal
dalam hitungan detik sejak duel dimulai, sebuah pertarungan yang hanya bisa dimenangkan kalau anda
punya tingkat konsentrasi yang luar biasa mencari cara untuk bisa menang secepat mungkin sambil
membaca gerakan lawan. Dan Miyamoto Musashi, adalah jagoan duel paling legendaris di jepang. Dia
memenangkan duel pertamanya di usia 13 tahun dan sebelum usia 30 tahun dia sudah melakukan lebih
dari 60 duel dan semuanya dia menangkan. Sepanjang sejarah, banyak yang menyebutkan bahwa Musashi
adalah orang paling jago soal bagaiamana caranya fokus. Dan tidak hanya itu, sebagai orang yang sudah
mengalahkan puluhan orang dari berbagai perguruan dan kelompok tentu banyak orang yang dendam dan
ingin membunuh Musashi, tapi Musashi berhasil hidup sampai usia cukup tua. Konon karena Musashi
selalu menjaga fokusnya setiap detik di dalam hidupnya. Dengan kata lain Musashi adalah orang yang
hidup penuh kesadaran atau mindfull. Musashi adalah orang yang berhasil mendidik pikiran dan tubuhnya
untuk menjadi seorang kesatria tidak terkalahkan oleh siapapun sepanjang hidupnya. Syukurlah bebrapa
saat sebelum dia meninggal di usia tua karena kanker, Musashi sudah berhasil menyelesaikan beberapa
karya tulis yang menggambarkan pemikiran dan ide-idenya soal cara menjadi manusia super tangguh tidak
terkalahkan seperti itu. Ajaran terakhirnya bernama Dokkodo. Dokkodo adalah ajaran Musashi tentang
bagaimana caranya menjadi seseorang yang tidak terkalahkan dalam hidup, cara punya kemampuan fokus
setajam dan sedalam dia, cara menjalani hidup sebagai seorang pemenang. Dalam ajaran ini, ada beberapa
tema besar yang ditekankan oleh Musashi tentang bagaimana agar bisa hidup sebagai seorang yang
tangguh secara fisik maupun mental. Setidaknya ada tiga kategori besar, pertama kita harus bisa menerima
keadaan, kedua kita harus bisa mengendalikan nafsu dan ketiga kita harus bertanggung jawab atas hidup
sendiri. Mari kita bahas satu per satu.
Pertama, tentang menerima keadaan. Ini adalah ajaran paling awal dari gagasan Dokkodo. Pada
ajaran pertama ini Musashi mengatakan “terimalah keadaan sesuai dengan kenyataan yang ada”. Menurut
Musashi, manusia sering sekali menyangkal kenyataan baik yang ada kaitannya dengan diri kita, orang-
orang di sekitar kita maupun soal dunia di luar kita. Misalnya soal diri kita sendiri, sering sekali kita
menolak mengakui hal buruk ataupun hal baik yang kita punya karena berbagai alasan. kita kadang-kadang
terlalu takut mengakui ke diri kita sendiri bahwa kita punya kelemahan-kelemahan tertentu dan bahkan
tidak sedikit juga orang yang terlalu larut dalam pemikiran negatif soal dirinya sehingga tidak bisa melihat
kelebihan-kelebihan yang dia punya. Ini adalah masalah. Kenapa?. Karena, ketika kita tidak bisa menerima
kenyataan mengenai diri kita, kita jadi susah buat berkembang dan kita jadi susah buat fokus dalam hidup
kita sehari-hari karena kita overthinking soal hal-hal yang kita tidak mau terima. Ketika kita tidak mau
mengakui kelemahan kita, kita jadi tidak bisa memperbaiki kelemahan kita. Padahal ide dari
pengembangan diri paling sederhana itu dimulai dari menyelesaikan masalah dan kelemahan yang kita
punya. Kalau kita tidak menerima kelemahan-kelemahan itu, bagaimana menyelesaikannya. Begitu juga
kalau kita tidak menyadari kelebihan kita karena terlalu larut dalam pemikiran negatif mengenai diri kita
sehinnga kita merasa tidak memiliki arah. Mau mengembangkan diri ke arah mana, kalau kita merasa tidak
punya hal baik sama sekali yang bisa kita kembangkan. Hal ini juga berlaku untuk penerimaan akan hal-hal
di luar diri kita. Ketika kita menolak untuk menerima kenyataan, akan sulit untuk mengembangkan diri kita
agar diri dan hidup kita menjadi lebih baik.
Prinsip kedua, mengendalikan nafsu. Musashi mengatakan, “lepaskan dirimu dari keinginan yang
membelenggu hidupmu”, dia juga mengatakan “jangan lakukan sesuatu dengan didasarkan hanya pada
cinta dan nafsu”. Nafsu adalah sesuatu yang bisa mengganggu cara kita berpikir, cara kita mengambil
keputusan dan cara kita memilih mana yang baik dan mana yang tidak untuk diri kita dan hidup kita.
Bagaimana mengendalikan nafsu?. Musashi mengatakan, “janganlah kamu makan sesuatu karena itu
enak”. Jadi, kunci dari pengendalian nafsu adalah dengan cara menyadari kenapa kita melakukan sesuatu
dan kemudian fokus pada hal itu. Contohnya seperti kutipan tadi, apa tujuan kita makan?, tujuan kita
makan sederhana saja, yaitu untuk menjaga kesehatan kita, agar kita memiliki energi, agar badan yang
sakit cepat pulih, agar kita dapat menjaga kebugaran tubuh. Memilih apa yang kita makan seharusnya
fokus pada hal tersebut, mulai dari apa yang kita makan, seberapa banyak dan seberapa sering kita makan.
Kalau kita makan bukan karena sadar bahwa itu adalah tujuan makan akan menyebabkan hasil yang kurang
optimal. Misalnya kita makan karena enak atau karena viral, padahal belum tentu itu yang baik buat tubuh
kita. Akibatnya, hal-hal yang disebutkan tadi soal tujuan makan jadi tidak tercapai dengan optimal. Ini
berlaku untuk hal-hal kecil, seperti makan sampai hal-hal besar misalnya cita-cita ingin lulus di perguruan
tinggi favorit. Sebetulnya, apa tujuan mu masuk perguruan tinggi?. Seperti soal makan tadi. Seberapa
penting hal tersebut?, bagaimana kamu bisa mendapatkannya?. Dan ini juga berlaku untuk semua hal
dalam hidup. Selama kita melakukan sesuatu tanpa tahu apa tujuannya, sangat mudah bagi kita tergelincir
ke dalam hidup berdasarkan nafsu. Hidup yang semata berdasarkan nafsu, hanya menghasilkan
pengambilan keputusan yang kurang baik. Penilaian kita terhadap yang mana baik dan yang mana buruk
mungkin terganggu. Fokus hidup yang kita pilih bisa jadi salah.
Terakhir, bertanggung jawab terhadap hidup dan diri sendiri. Salah satu kutipan ajaran Musashi
yang menarik terkait prinsip ini adalah, “hormatilah Tuhan, tapi jangan harapkan bantuannya”. Salah satu
masalah yang sering sekali saya temui dalam pengalaman hidup yang masih sedikit ini adalah bahwa
banyak orang yang tidak mengandalkan dirinya sendiri, sehingga hidupnya tidak dalam kendali dirinya dan
tergantung pada pihak luar pada orang lain. Kalau orang-orang di sekitarnya lagi baik, dia merasa tenang.
Kalau kebetulan tidak baik, dia merasa hidupnya tidak nyaman. Dan kebergantungan kita terhadap pihak
eksternal ini, adalah sesuatu yang membuat kita jadi lepas kendali terhadap hidup kita. Jadi terasa
terombang-ambing. Kenapa?. Karena kita tidak bisa memastikan pihak eksternal itu bisa berprilaku sesuai
denga apa yang kita harapkan. Kamu berharap lingkungan akan baik samamu, tapi kalau tidak,
bagaimana?. Kamu berharap besok hujan sehingga ada alasan tidak ke sekolah karena longsor, tapi kalau
tidak bagaiman?. Jadi, coba kembali ke diri sendiri. Andalkan lah dirimu sendiri untuk hidupmu sendiri.
Punya teman, keluarga, orang tua yang mendukung kita itu bagus. Tapi kamu tidak bisa mengandalkan
mereka serratus persen setiap saat. Kita hidup di dunia ini pada dasarnya sendiri-sendiri. Ada yang
menemani, tapi kan tidak setiap saat. Satu-satunya orang yang ada di hidupmu setiap detik sejak kamu
lahir sampai detik ini kamu mendengarkan amanat dari saya, hanya kamu sendiri. Hidupmu adalah
milikmu. Bukan punya orang lain. Yang selalu bisa kamu andalkan adalah dirimu sendiri. Kalau kamu
merasa dirimu sendiri tidak bisa diandalkan, belajarlah supaya dirimu layak buat diandalkan minimal buat
diri sendiri.

Anda mungkin juga menyukai