Anda di halaman 1dari 11

MENCARI KEBAHAGIAAN SEJATI

Disusun oleh

Muhammad Gilang Triantama

6404

XI. 6

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN


DINAS PENDIDIKAN
SMA PLUS NEGERI 17 PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
Halaman Pengesahan

Judul Resensi :Mencari kebahagiaan Sejati

Nama Peserta Didik : Muhammad Gilang Triantama

NIS : 6404

Kelas : XI-6 MIPA

Palembang, April 2022

Penguji, Pembimbing,

Mike Dwi Kinasih, S.Pd. Gr. Muhammad Nur Wahyudi,S. Th.l., M.Pd.I

Mengetahui:

Kepala SMA Plus Negeri 17 Palembang,

Dra. Hj. Purwiastuti Kusumastiwi, M. M.

NIP 196805291994122001

ii
Mencari Kebahagiaan Sejati

Identitas Buku

Judul buku : Berani tidak disukai

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Penulis : Ichiro Kisimi & Fumitake Koga

Jumlah halaman:323

Tahun Terbit :2019

Berani Tidak Disukai, adalah sebuah buku yang menjelaskan panduan untuk memahami
konsep memaafkan diri sendiri, mencintai diri, dan menyingkirkan hal-hal yang tidak penting
dari pikiran. Cara pikir yang membebaskan ini memungkinkan Anda membangun keberanian
untuk mengubah dan mengabaikan batasan yang mungkin Anda berlakukan bagi diri Anda.
Buku ini ditulis oleh Ichiro Kishimi yang lahir di Kyoto, di mana dia saat ini tinggal. Dia
menulis dan memberi kuliah tentang psikologi Adlerian dan memberikan konseling bagi kaum
muda di klinik psikiatri sebagai penasihat, dan konsultan bersertifikat untuk Masyarakat Jepang
Psikologi Adlerian. Fumitake Koga adalah penulis profesional yang telah merilis banyak karya
terlaris yang berhubungan dengan bisnis dan umum non-fiksi.
1. Untuk siapa buku ini
1. Buku ini dibuat untuk siapapun yang ingin menemukan kunci kebahagiaan.
2. Siapapun yang sempat terpuruk karena masa lalu dan ingin bangkit dari keterpurukan.
3. Para pecinta teori psikologi.

2. Apa yang dibahas buku ini


Mengungkap rahasia mengeluarkan kekuatan terpendam untuk meraih kebahagiaan hakiki
Kebahagiaan adalah sesuatu yang Anda pilih. Begitulah teori Alfred Alder berbicara, satu dari

iii
tiga psikolog terkemuka abad ke 19 selain Freud dan Jung. Cara untuk menentukan kebahagiaan
dijawab secara sederhana dan langsung di dalam buku ini.
Rangkuman buku ini membantu Anda memahami bagaimana masing-masing dari kita
mampu menentukan arah hidup kita, bebas dari belenggu trauma masa lalu dan beban ekspektasi
orang lain.
3. Hal-hal menarik yang akan Anda pelajari dari buku ini antara lain
1. Apakah manusia dikendalikan oleh masa lalu;
2. Bagaimana memulai kebahagiaan;
3. Kenapa hubungan interpersonal bisa menjadi persoalan;
4. Mengapa manusia tidak boleh mencari pengakuan orang lain; dan
5. Dimana letak kebahagiaan sesungguhnya.
A. Ringkasan Buku
1. Manusia tidak dikendalikan oleh masa lalu
Dalam teori psikologi Adler, trauma secara definitif tidak diterima. Jelas ini bertentangan
dengan pandangan psikologi Freud yang menganggap bahwa luka batin seseorang (trauma)
menyebabkan ketidakbahagiannya dimasa kini. Teori Adler menolak alasan trauma tersebut dan
menyatakan bahwa tidak ada pengalaman yang secara khusus menyebabkan keberhasilan atau
kegagalan.
Bukan berarti bahwa pengalaman trauma seperti insiden atau perlakuan kejam di saat
kanak-kanak tidak mempengaruhi pembentukan kepribadian. Justru pengaruhnya kuat. Namun,
yang penting disini adalah bahwa tidak ada yang benar-benar ditentukan oleh pengaruh tersebut.
Anda tidak ditentukan oleh pengalaman Anda. Namun, arti yang Anda berikan pada
pengalaman-pengalaman itulah yang menentukan kondisi Anda saat ini. Anda menentukan hidup
Anda sendiri menurut makna yang Anda berikan pada pengalaman di masa lalu. Dan Andalah
yang bisa memutuskan bagaimana cara Anda menjalani hidup. Persoalannya, bukanlah “apa
yang terjadi”, tapi “bagaimana menyikapinya”.Anda tidak bisa mengubah masa lalu, kembali
lagi ke masa lalu dengan mesin waktu. Anda tidak dapat memutar balik arah jarum waktu.Jika
Anda terus menerus memilih tinggal dengan kubangan masa lalu, Anda akan terikat oleh masa
lalu dan tidak akan pernah bisa menemukan kebahagiaan. Hidup sudah cukup sulit. Kalau masa
lalu menentukan segalanya dan tidak bisa diubah, maka Anda yang hidup hari ini tidak bisa lagi

iv
mengambil langkah-langkah maju yang efektif dalam hidup. Dan yang terjadi adalah, Anda akan
berakhir dengan pesimisme yang hilang harapan pada dunia ini dan menyerah dengan hidup.
“Hidup Anda bukanlah sesuatu yang diberikan oleh orang lain, tapi sesuatu yang Anda pilih
sendiri.”
-Ichiro Kisimi
2. Kebahagiaan dimulai dari cara Anda mencintai diri Anda sendiri
Anda tidak akan merasa benar-benar bahagia jika Anda masih mengagumi orang lain dan
ingin menjadi seperti dia yang Anda kagumi. Itu artinya, Anda saat ini tidak bahagia dengan diri
Anda sendiri dan menganggap akan merasa lebih bahagia kalau menjadi seperti dia..Saat ini
bahkan sampai kapanpun, Anda tidak bisa merasa benar-benar bahagia karena Anda belum
belajar mencintai diri Anda sendiri. Anda masih berharap bisa terlahir sebagai pribadi yang
berbeda. Berharap menjadi seperti orang lain dan membuang diri Anda. Memang, diluar sana
akan sulit menemukan seseorang yang dengan bangga membusungkan dada dan berkata ,” Ya,
aku suka diriku sendiri.” Tetapi minimal, Anda tidak merasa ingin menjadi orang lain, dan Anda
menerima diri Anda apa adanya itu sudah cukup..Beberapa orang dilahirkan dengan kondisi
makmur dengan kondisi orangtua yang baik, dan yang lain terlahir miskin dengan orangtua yang
buruk. Kesenjangan seperti ini adalah realitas, begitulah dunia. Tapi ini bukan perkara tentang
Anda dilahirkan dalam keadaan yang tidak membahagiakan atau berakhir dalam situasi yang
tidak membahagiakan. Ini karena Anda telah menilai bahwa “menjadi tidak bahagia’ baik untuk
Anda.
Teori psikologi Adler adalah psikologi keberanian. Ketidakbahagiaan tidak bisa
disalahkan dari masa lalu atau lingkungan Anda. Juga bukan karena Anda tidak memiliki
kemampuan. Anda hanya kurang berani menjadi bahagia. Ketika mencoba mengubah arah
kehidupan, keberanian Anda diuji. Karena sebelumnya Anda berpikir bahwa kehidupan yang
Anda miliki saat ini adalah yang praktis sehingga lebih mudah membiarkan hidup apa adanya.
Jika Anda masih berkata, ”Kalau saja bisa menjadi seperti orang lain, saya pasti bahagia” atau
“Andai saja ini terjadi”, maka sekali lagi, Anda tidak akan bisa bahagia. Sebab kata-kata tersebut
menjadi stimulus bagi Anda untuk tidak berubah. Maka Anda harus mengambil keputusan untuk
menghentikan hal ini.
3. Semua persoalan adalah tentang hubungan interpersonal yang muncul dari dalam diri
sendiri

v
Secara teoritis, Adler menegaskan bahwa semua persoalan adalah tentang hubungan
interpersonal. Ini dikarenakan manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang tidak bisa
hidup sendiri dan akan saling berinteraksi satu sama lain dengan segala macam perbedaannya.
Banyak orang yang mersa tidak memilki kelebihan sedikitpun, bahwa yang ada pada
dirinya hanya kekurangan. Dia merasa harga dirinya sangat rendah, tidak memiliki kepercayaan
diri, dan selalu pesimistis terhadap segala hal. Serta selalu merasa mengkhawatirkan pandangan
orang lain.Karena hanya fokus memperhatikan kekurangan, dia tidak dapat melihat poin-poin
yang menjadi kelebihannya. Hal ini bisa memuncukan perasaan inferior. Yakni merasa tidak
sebaik orang lain, selalu memandang dirinya dengan ukuran orang lain, merasa lebih rendah dan
muncul rasa minder yang berlebihan.
Kalau perasaan inferior ini terlalu kuat, maka orang tersebut akan memandang negatif
dirinya sendiri. Menurut teori psikologi Adler, justru perasaan inferior ini bisa menjadi pemicu
untuk bekerja keras. Bisa menjadi cambuk dan motivasi bagi diri kita untuk mencapai kualitas
diri yang semakin baik. Perasaan inferior yang sehat timbul dari membandingkan diri sendiri
dengan keadaan diri yang ideal. Bukan dari membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
Upaya seseorang untuk menjadi makhluk yang lebih unggul adalah hasrat yang universal. Ini
yang dinamakan perasaan superioritas, yaitu kecenderungan untuk menjadi unggul dari yang lain
dan mendaki lebih tinggi.
Semua manusia pada dasarnya mengejar superioritas. Namun perasan superior ini tidak
dibenarkan jika dalam perjalanannya mencapai puncak harus menendang orang lain hingga jatuh.
Orang-orang yang memiliki perasaan superior menganggap hidup ini adalah kompetisi untuk
meraih menang kalah. Orang lain dipandang sebagai rival. Padahal sejatinya kehidupan tidak
berkaitan dengan menang atau kalah. Kalau seseorang memiliki pola pikir tidak mau kalah, ia
tidak akan mampu mengakui kesalahannya, tidak mampu menyampaikan permintaan maaf, dan
akibatnya ia memilih jalan yang salah. Untuk itulah dibutuhkan kemampuan interpersonal agar
setiap orang mampu menjalin hubungan antarpribadi. Individu yang gagal dalam
mengembangkan keterampilan interpersonalnya akan mengalami hambatan dalam berbagai
aspek kehidupannya, terutama aspek sosialnya.
4. Hidup bukan untuk mendapat pengakuan dari orang lain
Teori psikologi Adler mengingkari kebutuhan untuk mencari pengakuan dari orang lain.
Mendapat pengakuan dari orang lain jelas menggembirakan, tapi keliru jika mengatakan bahwa

vi
pengakuan adalah hal yang mutlak perlu. Hal ini terlihat dari teori Psikologi Adler yang sangat
kritis terhadap pendidikan dengan metode reward and punishment. Metode ini membentuk cara
berpikir yang keliru bahwa, ”kalau tidak ada yang memujiku, aku tidak akan mengambil
tindakan yang tepat. Dan kalau tidak ada yang menghukumku, aku juga akan terlibat pada
tindakan yang tidak tepat.” Contohnya, Anda sudah lebih dulu memiliki tujuan untuk dipuji
ketika memungut sampah. Dan kalau tidak dipuji oleh siapapun, Anda bisa merasa geram. Atau
memutuskan bahwa Anda tidak akan pernah melakukan hal yang semacam ini lagi. Padahal jelas
memungut sampah adalah tindakan terpuji.
Anda tidak hidup untuk memuaskan ekspetasi orang lain. Jika itu terus dilakukan, maka
Anda tidak akan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. Semua pekerjaan menjadi sulit karena
Anda melakukannya demi memuaskan ekspetasi orang lain. Anda akan selalu cemas dan takut
menerima penilaian orang lain. Jelas ini adalah jalan hidup yang mengekang.
Yang bisa Anda lakukan untuk sehubungan dengan hidup Anda sendiri adalah memilih
jalan terbaik yang Anda yakini. Menjalani prinsip Anda sendiri sekalipun dengan resiko tidak
disukai banyak orang. Karena keberanian untuk bahagia menjadi diri sendiri sesuai dengan
prinsip hidup, juga mencakup keberanian untuk tidak disukai.
5. Temukan kebahagiaan melalui kemampuan menerima diri dan keberanian
Tidak ada manusia yang sempurna. Manusia bisa memastikan hal-hal apa yang bisa
diubahnya dan hal-hal apa yang tidak bisa diubahnya. Manusia tidak bisa mengubah dengan apa
dia dilahirkan. Tapi dengan kekuatannya sendiri, dia bisa berupaya mengubah caranya
memanfaatkan hal-hal tersebut. Teori psikologi Adler menyebutnya dengan istilah “kepasrahan
positif”. Anda hanya perlu berfokus pada apa yang bisa diubah, ketimbang berfokus pada apa
yang tidak bisa diubahnya. Menerima “inilah aku” seperti apa adanya. Dan memiliki keberanian
untuk mengubah apa yang bisa diubahnya. Ini yang disebut dengan penerimaan diri.
Konsep ini jika dihubungkan pada urusan keyakinan dalam beragama, maka
bermohonlah kepada Tuhan yang Maha Esa agar diberi kedamaian untuk dapat menerima hal-hal
yang tidak bisa Anda ubah serta keberanian untuk mengubah hal-hal yang bisa diubah. Karena
Anda tidak kekurangan kemampuan, Anda hanya kurang keberanian. Semua itu bermuara
kepada keberanian.
Maka inilah jawaban sederhana untuk menjawab pertanyaan manusia yang masih
mempertanyakan letak kebahagiaan. Ketidakbahagiaan terbesar adalah tidak mampu menyukai

vii
diri sendiri. Perasaan bahwa “aku bermanfaat bagi orang-orang disekitarku” atau “aku berguna
bagi orang lain” adalah satu-satunya hal yang bisa memberi orang kesadaran yang sesungguhnya
bahwa dia bernilai.
Jadi definisi kebahagiaan adalah perasaan untuk berkontribusi. Namun yang perlu dicatat
adalah, kalau cara seseorang mendapatkan perasaan berkontribusi ternyata adalah “diakui oleh
orang lain” dalam jangka panjang, dia tidak akan punya pilihan selain berjalan menyusuri hidup
sesuai harapan orang lain. Karena tidak ada kebahagiaan dalam perasaan untuk berkontribusi
yang diperoleh melalui hasrat untuk diakui. Kalau seseorang benar-benar memiliki perasaan
telah berkontribusi, dia tidak lagi memerlukan pengakuan dari orang lain. Karena dia sudah
memiliki kesadaran yang sesungguhnya bahwa “aku berguna bagi seseorang”, tanpa perlu
mengeluarkan upaya lebih untuk bisa diakui oleh orang lain.
“ Kita tidak kekurangan kemampuan, kita hanya kurang keberanian. Semua itu bermuara kepada
keberanian.”Ichiro Kisimi
B.Kelebihan dan Kekurangan Buku
1. Kelebihan buku
 Cerita yang disajikan begitu dalam namun ringan. Buku ini cocok dibaca semua
kalangan, khususnya mereka yang ingin meraih kebahagiaan.
 Penjelasan yang dikemukakan Ichiro dan bahasa yang lugas serta tidak bertele-tele akan
mengantarkan pembaca pada kesimpulan akhir. Melalui buku ini, pembaca akan paham
dengan konsep filsafat dan teori psikologi dengan mudah.
 Buku ini memiliki penyampaian yang menarik sehingga tidak bosan untuk diikuti.
Sebagai buku yang membawakan filosofi dan psikologi, buku ini akan membuat betah
dibaca dalam waktu lama.
 Buku ini juga menyampaikan cerita ini dan tidak lupa dengan kata-kata mutiara yang
ditulis dalam buku ini sangatlah menarik dan tidak membosankan
 Penggunaan karakter Pemuda dan Filsuf menurut saya sangat baik karena dengan hal itu
kita tidak perlu mengingat banyak karakter dalam cerita.
2. Kekurangan Buku
Namun suatu karya tidak luput dari kekurangan. Buku ini mungkin tidak menarik bagi
seseorang yang menginginkan sampul buku yang indah, dikarenakan sampul buku ini dibilang

viii
cukup simple dan tidak banyak hiasan di sampulnya.
Topik yang disampaikan oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga terkesan sekedar lewat
saja dan kita tidak diajak menyelam lebih dalam, alur cerita buku ini cepat sehingga kita
pembacanya harus membaca setidaknya dua kali ketika membacanya agar dapat mengerti dan
diingat oleh pikiran.
Dan juga kekurangan dari buku ini adalah terdapat beberapa jarak judul dan paragraf
yang terlalu panjang sehingga terlalu banyak menggunakan lembar kertas. Dan juga buku ini
terdapat beberapa halaman kosong yang dapat anda lihat jelas di akhir buku
C. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Anda tidak ditentukan oleh pengalaman di masa lalu. Namun dari arti yang Anda berikan
pada pengalaman-pengalaman itulah yang menentukan kondisi Anda saat ini. Kebahagiaan
dimulai dari cara Anda mencintai diri Anda sendiri. Ketidakbahagiaan dimulai ketika Anda
menganggap akan merasa lebih bahagia jika menjadi seperti orang lain. Hubungan interpersonal
bisa menjadi persoalan jika seseorang tidak mampu menjalin hubungan antarpribadi dengan
orang lain.
Anda tidak hidup untuk memuaskan ekspetasi orang lain. Jika hal itu terus dilakukan
maka Anda tidak akan memiliki keyakinan terhadap diri sendiri. Anda akan menemukan
kebahagiaan ketika Anda mampu menerima diri Anda sepenuhnya dan mampu berkontribusi
bagi orang lain disekitar Anda.
2. Saran
Menurut saya, buku ini sebaiknya, tidak usah terlalu terburu buru dalam menyampaikan
cerita, sehingga membuat pembaca tidak harus mengulang ngulang membaca hanya untuk
mengerti satu cerita saja. Buku ini juga sebaiknya, memperbanyak hiasan pada sampul bukunya
sehingga dapat menarik perhatian orang yang ingin memiliki buku dengan sampul yang indah.
Kemudian menurut saya beberapa halaman yang kosong dapat di isi dengan kata kata bijak atau
foto dari pembuat dan penulis buku ini. Menurut saya pembuat buku ini seharusnya bisa
membuat jilid kedua dari buku ini, karena penyampaian buku ini yang menarik sehingga
membuat orang orang yang membacanya menjadi lebih tertarik dalam mencari kebahagiaan
sejati.

ix
KARTU BIMBINGAN LAPORAN BUGEMM

Nama Peserta Didik : M. Gilang Triantama

NIS : 6404

Kelas : XI- 6 MIPA

Nama Pembimbing : Muhammad Nur Wahyudi, S Th.l., M.Pd.I.

Judul resensi : Mencari kebahagiaan sejati

NO Tanggal Topik Komentar Paraf


pembimbing pembimbing

Ket : Palembang,April 2022

Pembimbing

Muhammad Nur Wahyudi,S. Th.l., M.Pd.I

x
xi

Anda mungkin juga menyukai