Anda di halaman 1dari 107

This is Me, Myself

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………..1

KATA PENGANTAR ………………………………………………..3

RIWAYAT PENULIS …………………………………………………4

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….5

A. Mengenal Diri Sendiri ……………………………….................5

B. Apa itu Bakat dan Potensi ? ……………………………………...10

BAB II TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN ……………………16

A. Big Five Personality ……………………………………………...16

B. Holland Personality ……………………………………………....21

C. Personality Plus (+) ……………………………………………….25

D. Intelligence Quotient ……………………………………………..37

E. Emotional Quotient ……………………………………………….41

F. Spiritual Quotient …………………………………………………45

G. Adversity Quotient ……………………………………………….47

H. Kecerdasan Majemuk …………………………………………….53

I. Procrastination …………………………………………………….61

BAB III TES KEPRIBADIAN + PEMBAHASAN ……………….70

A. Big Five Personality ………………………………………………70

1
This is Me, Myself

B. Holland Personality ……………………………………………….73

C. Personality Plus (+) ……………………………………………….78

D. Intelligence Quotient ……………………………………………..83

E. Emotional Quotient ……………………………………………….85

F. Spiritual Quotient …………………………………………………86

G. Adversity Quotient ……………………………………………….89

H. Kecerdasan Majemuk …………………………………………….92

I. Procrastination ……………………………………………………100

BAB III PENUTUP …………………………………………………103

Proyeksi Masa Depan ……………………………………………….103

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………105

2
This is Me, Myself

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT karena buku “This is Me, Myself” selesai disusun. Buku
ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas psikologi pendidikan
dan untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari
kepribadian, kecerdasan ,minat bakat, serta hal-hal yang berhubungan
dengan psikologi seseorang.

Dalam buku ini akan memuat teori psikologi yang berhubungan


dengan diri sendiri disertai dengan tes dan analisanya dengan
menjadikan penulis sebagai contoh penilaian dari tes yang ada di buku
ini.

Penulis berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah psikologi


pendidikan, Bapak Ketut Ima Asmara, M.Pd.,M.Kes. karena selama
mengikuti perkuliahan beliau, penulis merasa bahwa apa yang beliau
ajarkan selalu memiliki kesan tersendiri sehingga penulis memiliki
motivasi untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Penulis menyadari apabila dalam penyusunan buku ini terdapat


kekurangan, tetapi penulis meyakini sepenuhnya bahwa sekecil
apapun buku ini tetap memberikan manfaat.

Akhir kata guna penyempurnaan buku ini kritik dan saran dari
pembaca sangat penulis nantikan.

Yogyakarta,27 Desember 2017

Penulis

Mochamad Asyhari Kusno Putro

3
This is Me, Myself

RIWAYAT PENULIS

Mochamad Asyhari Kusno Putro lahir di


Semarang, 13 Maret 1994 adalah mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta dengan program studi Pendidikan Teknik Elektro biasa
dikenal dengan nama Hari.
Saat ini dia hanyalah mahasiswa biasa pada umumnya yang
masih mencari jati diri. Dia memiliki hobi bermain sepakbola / futsal
serta bermain game. Dia juga menyukai hal-hal yang berbau Jepang
mulai dari bahasa, anime, manga, pola pikir masyarakat Jepang, dan
lain-lain
Ia memiliki beragam cita-cita. Dimulai dari menjadi pemain
game professional lalu mempunyai perusahaan sendiri hingga menjadi
seorang penemu. Cita-cita tertingginya adalah memajukan Indonesia
serta menjadi orang yang memiliki pengaruh dan membawa
perubahan kepada dunia.

4
This is Me, Myself

BAB I

PENDAHULUAN & DASAR TEORI

A. Mengenali Diri Sendiri

Siapakah diri kita ? Apa yang sudah kita lakukan ? Apa peran kita
di dunia ini ? Apakah kita sudah memberi manfaat bagi dunia ? Pada
hakikatnya semakin yang kita ceritakan tentang diri kita sama dengan
apa yang orang lain dengar itu berarti kita semakin mengenal diri kita,
semakin banyak yang berbeda berarti kita tidak mengenal diri kita.
Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah,
keduanya tidak sesuai kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara
mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang selalu pakai kedok akan
capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri. Dalam
psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari,
yang menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam
Jendela Johari.

5
This is Me, Myself

1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi
orang lain pun tahu. Misalnya keadaan fisik, profesi, asal
daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi
orang lain tidak tahu. Misalnya isi perasaan, pendapat,
kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri,
tapi orang lain tahu. Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan
negatif pada kepribadian kita.
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri
maupun orang lain tidak tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam
kehidupan.

Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik,


karena berarti kita mengenal diri secara baik. Orang yang memiliki
daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan dalam
pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar,
bisanya akan membuat orang lain merasa kasihan. Ada dua cara untuk
membuat jendela kita terbuka lebar, yaitu:

Bersedia menerima umpan balik, secara verbal maupun non-verbal.

1. Bersedialah untuk menerima kritik, saran dan pendapat dari


orang lain tentang diri kita. Kalau ada orang yang memberikan
kritik sangat pedas, ada baiknya dikaji. Jika merasa tidak benar,
tanyakan, mengapa dia mengungkapkan hal itu, cari klarifikasi,
dan bukan membalas menghajarnya atau mengkritik balik.
Kritik adalah bentuk umpan balik yang berisi informasi negatif
tentang diri kita, yang mungkin kita anggap kelemahan.
Harusnya kritik itu berisi saran, karena kritik itu berarti
menunjukkan kesalahan dan harus bisa memberitahu
bagaimana jalan keluarnya
2. Kita juga harus mau lebih membuka diri. Ungkapkan kalau ada
uneg-uneg, kekesalan, kejengkelan dan sebagainya. Bisa lisan

6
This is Me, Myself

bisa tertulis harus diungkapkan terus terang. Bisa juga kita


membuka kekuatan.

Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda


sendiri? Ada banyak metode mengenal diri. Salah satunya adalah
dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk metode yang dipilih,
tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri.
Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner
mengenai dirinya, terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh
pihak lain. Mereka mengira dengan menulis jawaban yang ideal,
mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal mereka
sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan
proses pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak
orang bersikap untuk memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran
dan ketidakmampuan untuk bersikap apa adanya membuat mereka
tidak menjadi diri mereka sendiri.

Apakah anda jujur pada diri anda sendiri? Seringkali menjadi


jujur pada diri sendiri terasa menyakitkan. Banyak orang merasa
mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang lain dan
lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa
penyebabnya justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain
pihak, seringkali pula orang tidak mampu jujur pada diri sendiri karena
salah dalam memahami keberhasilan yang sedang diraihnya. Banyak
orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka
mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka
akan berhasil di semua hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada
batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada diri sendiri adalah
bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri
sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri
dengan pikiran jernih tanpa dibebani dengan prasangka, harapan,
ketakutan dan perasaan-perasaan lain. Maukah anda memaafkan
segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya
dengan hati lapang?

7
This is Me, Myself

Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat,


usia, dan apa-apa yang tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal
diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal balik antara seseorang
dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa
untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan
berbagai cara komunikasi efektif dengan orang lain demi tercapainya
tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar mengenal diri sendiri,
seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik
yang baik dengan dirinya sendiri.

Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan


mendengar apa yang dikatakan oleh dirinya sendiri agar mampu
memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan yang harus
diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena
sebelum bertindak seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih
dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini adalah sesuatu yang sesuai
dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri saya?”
Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses
membangkitkan kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini
adalah belajar untuk disiplin.

Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri? Salah satu


bentuk disiplin yang menuntun pada pengenalan diri adalah
mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan, pikiran,
harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri
sendiri. Para spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi,
khusyu’, mengheningkan cipta, atau berbagai istilah lain. Pengamatan
ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang mampu melihat
secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan,
bakat dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk
menggunakan semua pikiran, perasaan, kemampuan, bakat dan
ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier. Pengamatan
diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan
sehari-hari. Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang

8
This is Me, Myself

berkesempatan untuk menyadari betapa banyak gejolak pikiran,


perasaan yang muncul silih berganti.

Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri? Banyak


orang mengaburkan arti menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya
sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses mengenal diri adalah
menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan
dirinya seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang
dianugerahkan padanya. Selain itu, banyak orang menjadi apa yang
dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai dengan dirinya.
Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik.
Tak ada orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi
dan bakat yang berbeda-beda.Tugas manusia adalah menggunakan
semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan mengenal diri untuk
pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-
bakat, kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa
digunakan untuk kemajuan karir. Selain itu, mengenal diri akan
menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk
pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi
langkah kemajuan karir. Diri sendiri (pribadi) adalah milik orang yang
paling berharga, karunia Tuhan yang paling indah, yang memberi ciri
khas dan menentukan keunikan setiap orang. Di dalamnya
tersembunyi potensi-potensi yang bisa dikembangkan dan digunakan
dalam hidup. Manusia berkewajiban untuk mengenal, menguasai dan
mengembangkan potensi-potensi tersebut dan memadukannya hingga
menjadi satu kesatuan yang kompak dan serasi.

Memahami diri sendiri mencakup memahami seluruh


kepribadian kita, yang meliputi: karakter (watak), minat, kemampuan
dan fisik. Tujuannya adalah untuk menerima kenyataan yang ada lalu
berusaha mengembangkannya agar sehat dan memiliki karakter yang
baik. Orang yang tak mau meluangkan waktu untuk mengenal diri
sendiri berarti membuang kesempatan emas untuk menjadikan
hidupnya bermakna dan berharga. Pekerjaan ini tidak mudah.Sering
kita tak menyadari kehidupan batin dan kemampuan kita; tak tahu apa

9
This is Me, Myself

minat kita. Meski sudah tahu ada sifat-sifat yang kurang baik, kita tak
mau memperbaikinya, malah orang lain yang kita suruh menerima kita
apa adanya. Memahami diri sendiri penting bagi guru dan konselor
agar mempunyai kesehatan jiwa, karena jika jiwa/mentalnya tidak
sehat, ia tak akan bisa mengajar dengan baik. Bahkan “sakit jiwa” nya
itu akan menular pada anak didiknya. Sedangkan bagi konselor, ia
akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan keahlian tertentu
untuk menolong kliennya.

B. Apa itu Bakat dan Potensi ?

Banyak orang yang bertanya kepada diri sendiri, apakah


sebenarnya bakatnya dan apa sih potensi diri yang dapat
dikembangkan. Bakat dan potensi diri menjadi topik yang
diperbincangkan dikarenakan merasa pentingnya yang akan
menunjang kehidupannya masa depannya apakah itu berkaitan
dengan pekerjaan ataupun yang lainnya. Uniknya tidak banyak orang
yang benar-benar mau setelah tahu apa bakat dan potensi diri menjadi

10
This is Me, Myself

sebuah keahlian yang misalnya menjadi pekerjaan utamanya.


Biasanya orang malah kembali kepada pekerjaan mainstream yang ada
di lingkungannya, sedangkan bakat dan potensi dirinya dijadikan
sebagai sebuah hobi atau aktivitas dikala senggang saja.

Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang


memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu
kecakapan, pengetahuan, keterampilan khusus. Misalnya, berupa
kemampuan berbahasa, kemampuan bermain musik, dll. Seorang
yang berbakat musik, misalnya, dengan latihan yang sama dengan
orang lain yang tidak berbakat musik, akan lebih cepat menguasai
keterampilan tersebut. Jadi, suatu kondisi yang khusus pada seseorang
berupa suatu potensi disertai latihan atau belajar, dapat
mengembangkan suatu kemahiran tertentu yang biasanya sifatnya
khusus. Maka seseorang yang memiliki berupa potensi musik, bila ia
belajar musik akan lebih cepat mahir dibandingkan dengan orang lain
yang tidak mempunyai potensi music. Potensi adalah gaya yang
tersedia pada seseorang yang memungkinkan berkembangnya ciri-ciri
tertentu, daya ini sudah ada sejak lahir, atau dibawa sejak lahir.
Bakat adalah semacam perasaan dan perhatian, ia merupakan
salah satu metode pikir. Bakat itu menjadi jelas karena pengalaman,
akan tetapi kita hanya condong kepada sebagian saja dari sekumpulan
aspek-aspek kegiatan yang kita alami dan lakukan. Terbentuknya
bakat manusia terhadap macam-macam kegiatan yang dilakukannya
atau tidak terbentuknya bakat itu ditentukan oleh banyak faktor. Sering
kali bakat dan kemampuan berjalan seiring, hanya saja ada keadaan-
keadaan dimana keduanya muncul serentak. Jadi kemampuan dan
bakat adalah dua faktor yang berbeda dan terpisah antara satu bidang
dengan bidang yang lainnya.
Menurut M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi
Pendidikan disebutkan bahwa kata bakat lebih dekat pengertiannya
dengan kata Aptitude yang berarti kecakapan pembawaan, yaitu yang
mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.

11
This is Me, Myself

William B. Michael memberi definisi mengenai bakat sebagai berikut


:
An aptitude may be defined as a person’s capacity, or hypothetical
potential, for acquisition of a certain more or less weeldefined pattern of behavior
involved in the performance of a task respect to which the individual has had
little or no previous training (Michael, 1960: 59).

Jadi Michael meninjau bakat itu terutama dari segi kemampuan


individu untuk melakukan sesuatu tugas, yang sedikit sekali tergantung
kepada latihan mengenai hal tersebut.
Woodworth dan Marquis memberikan definisi demikian:
“aptitude is predictable achievement and can be measured by specially devised
test” (Woodworth dan Marquis, 1957: 58). Bakat (aptitude), oleh
Woodworth dan Marquis dimasukkan dalam kemampuan (ability).
Menurutnya ability mempunyai tiga arti, yaitu :
1. Achievement yang merupakan actual ability, yang dapat diukur
langsung dengan alat atau tes tertentu.
2. Capacity yang merupakan potential ability, yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan melalui pengukuran terhadap kecakapan
individu, di mana kecakapan ini berkembang dengan perpaduan antara
dasar dengan training yang intensif dan pengalaman.
3. Aptitude, yaitu kualitas yang hanya dapat diungkap/diukur dengan
tes khusus yang sengaja dibuat untuk itu.
Dari contoh-contoh yang telah dikemukakan itu terbukti bahwa
tidak ada keseragaman pendapat diantara para ahli, mengenai soal
“apakah bakat itu”. Namun perbedaan-perbedaan pendapat mereka
sebenarnya tidak sebesar rumusan-rumusan tersebut. Rumusan-
rumusan yang berbeda-beda tersebut sebenarnya merupakan
penyorotan masalah bakat itu dari sudut yang berbeda-beda. Jadi,
disamping adanya perbedaan antara pendapat yang satu dengan
pendapat yang lain, pendapat-pendapat tersebut juga saling
melengkapi.

12
This is Me, Myself

Menurut Guilford bakat itu mencakup tiga dimensi pokok,


yaitu :

1. Dimensi Perseptual
Dimensi perseptual meliputi kemampuan dalam mengadakan
persepsi, dan ini meliputi faktor-faktor antara lain :

a. Kepekaan indera
b .Perhatian
c. Orientasi waktu

d. Luasnya daerah persepsi

e. Kecepatan persepsi, dan sebagainya.

2. Dimensi Psiko-motor

Dimensi psiko-motor ini mencakup enam faktor, yaitu :


a. Faktor kekuatan

b. Faktor impuls

c. Faktor kecepatan gerak

d. Faktor ketelitian/ketepatan, yang terdiri atas dua macam, yaitu :


a) Faktor kecepatan statis, yang menitikberatkan pada posisi.
b) Faktor ketepatan dinamis, yang menitikberatkan pada
gerakan.

e. Faktor koordinasi

f. Faktor keluwesan (flexibility).

13
This is Me, Myself

3. Dimensi Intelektual
Dimensi inilah yang umumnya mendapat penyorotan secara
luas, karena memang dimensi inilah yang mempunyai implikasi sangat
luas. Dimensi ini meliputi lima faktor, yaitu:

a. Faktor ingatan, yang mencakup:

a) Faktor ingatan mengenai substansi


b) Faktor ingatan mengenai relasi
c) Faktor ingatan mengenai system

b. Faktor pengenalan, yang mencakup:

a) Pengenalan terhadap keseluruhan informasi.


b) Pengenalan terhadap golongan (kelas).

c) Pengenalan terhadap hubungan-hubungan.

d) Pengenalan terhadap bentuk dan struktur.


e) Pengenalan terhadap kesimpulan.

c. Faktor evaluatif, yang meliputi:

a) Evaluasi mengenai identitas

b) Evaluasi mengenai relasi-relasi.


c) Evaluasi terhadap sistem.
d) Evaluasi terhadap penting tidaknya problem (kepekaan
terhadap problem yang dihadapi).

d. Faktor berpikir konvergen, yang meliputi:

a) Faktor untuk menghasilkan nama-nama.

b) Faktor untuk menghasilkan hubungan-hubungan.


c) Faktor untuk menghasilkan sistem-sistem.

d) Faktor untuk menghasilkan transformasi.

14
This is Me, Myself

e) Faktor untuk menghasilkan implikasi-implikasi yang unik.

e. Faktor berpikir divergen, yang meliputi:


a) Faktor untuk menghasilkan unit-unit.

b) Faktor untuk pengalihan kelas-kelas secara spontan.

c) Faktor kelancaran dalam menghasilkan hubungan-hubungan.

d) Faktor untuk menghasilkan sistem.


e) Faktor untuk transfomasi divergen.
f) Faktor untuk menyusun bagian-bagian menjadi garis besar
atau kerangka.
Dengan sengaja pendapat Guilford ini dikemukakan dengan
agak lengkap, tidak karena pendapat tersebut dianggap sebagai satu-
satunya pendapat yang benar, akan tetapi terlebih-lebih sebagai
ilustrasi untuk menunjukkan betapa rumitnya kualitas manusia yang
kita sebut bakat itu.

15
This is Me, Myself

BAB II

TEORI PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

A. Big Five Personality

Sebelumnya kita telah mendengar dan telah mempelajari


beberapa pendekatan-pendekatan trait seperti trait yang dikemukakan
oleh Allport, Eysenck, dan Cattell. Namun dari semua teori – teori
yang ada mempunyai sudut pandang yang berbeda dari segi
penggunaan faktor analisis, jumlah dan juga dimensi alami dari trait.
Karena adanya perbedaan tersebut membuat pemakaian dari
trait – trait ini menjadi membinggungkan padahal seperti yang kita
ketahui setiap manusia memiliki keunikannya masing – masing.
Karena keunikan individu manusia inilah yang akhirnya membuat
para penetili – peniliti trait ingin mengadakan perubahan agar mereka
dapat memiliki satu pemahaman yang sama tentang trait.
Setelah bertahun – tahun para peneliti trait belum juga memiliki
pemahaman yang sama tentang trait sehingga terjadi kekacauan.
Setelah melalui perdebatan yang tidak terselesaikan akhirnya sejak
tahun 1980 terjadi peningkatan kualitas dan metode-metode modern
khususnya pada faktor analisis sehingga semua peneliti – peneliti trait
menyetujui bahwa perbedaan individu dapat dikelompokkan dalam 5
hal besar yang disebut BIG FIVE trait theory.
Para peneliti mulai berfikir bahwa dimensi Catteel yang
sebanyak 16 berlebihan untuk menggambarkan kepribadian manusia.
Kebanyakan studi analisis melibatkan lima diantara 16 dimensi dari
Catteel serta mengadopsi dua dimensi yang juga ada dalam 3 dimensi
Eysenk sehinnga penganalisis menganggap kelimanya sudah cukup
untuk mencakup struktur kepribadian.
Teori Big Five pertama sekali diperkenalkan oleh Lewis R.
Goldberg pada tahun 1981. Salah satu tokoh yang mengembangkan
teori Big Five ini adalah Allport yang melakukan penelitian dengan

16
This is Me, Myself

bergantung pada hipotesis Lexical. Selain itu, Goldberg juga


menyatakan bahwa Cattell adalah bapak intelektual dari teori Big Five.
Selain Goldberg, terdapat 2 tokoh lagi yang mempelopori teori BIG
FIVE, yakni Robert McCrae dan Paul Costa.

Openness to Experience (Terbuka terhadap Hal-hal baru)

Dimensi Kepribadian Opennes to Experience ini


mengelompokan individu berdasarkan ketertarikannya terhadap hal-
hal baru dan keinginan untuk mengetahui serta mempelajari sesuatu
yang baru. Karakteristik positif pada Individu yang memiliki dimensi
ini cenderung lebih kreatif, Imajinatif, Intelektual, penasaran dan
berpikiran luas.

Sifat kebalikan dari “Openness to Experience” ini adalah


individu yang cenderung konvensional dan nyaman terhadap hal-hal
yang telah ada.

Conscientiousness (Sifat Berhati-hati)

Individu yang memiliki Dimensi Kepribadian


Conscientiousness ini cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan
suatu tindakan ataupunpenuh pertimbangan dalam mengambil sebuah

17
This is Me, Myself

keputusan, mereka juga memiliki disiplin diri yang tinggi dan dapat
dipercaya. Karakteristik Positif pada dimensi adalah dapat
diandalkan, bertanggung jawab, tekun dan berorientasi pada
pencapain.

Sifat kebalikan dari Conscientiousness adalah individu yang


cendurung kurang bertanggung jawab, terburu-buru, tidak teratur dan
kurang dapat diandalkan dalam melakukan suatu pekerjaan.

Extraversion (Ekstraversi)

Dimensi Kepribadian Extraversion ini berkaitan dengan tingkat


kenyamanan seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain.
Karakteristik Positif Individu Extraversion adalah senang bergaul,
mudah bersosialisasi, hidup berkelompok dan tegas.

Sebaliknya, Individu yang Introversion (Kebalikan dari


Extraversion) adalah mereka yang pemalu, suka menyendiri, penakut
dan pendiam.

Agreeableness (Mudah Akur atau Mudah Bersepakat)

Individu yang berdimensi Agreableness ini cenderung lebih


patuh dengan individu lainnya dan memiliki kepribadian yang ingin
menghindari konfilk. Karakteristik Positif-nya adalah kooperatif
(dapat bekerjasama), penuh kepercayaan, bersifat baik, hangat dan
berhati lembut serta suka membantu.

Karakteristik sebaliknya adalah mereka yang tidak mudah


bersepakat dengan individu lain karena suka menentang, bersifat
dingin dan tidak ramah.

Neuroticism (Neurotisme)

18
This is Me, Myself

Neuroticism adalah dimensi kepribadian yang menilai


kemampuan seseorang dalam menahan tekanan atau stress.
Karakteristik Positif dari Neuroticism disebut dengan Emotional
Stability (Stabilitas Emosional), Individu dengan Emosional yang
stabil cenderang Tenang saat menghadapi masalah, percaya diri,
memiliki pendirian yang teguh.

Sedangkan karakteristik kepribadian Neuroticism (karakteristik


Negatif) adalah mudah gugup, depresi, tidak percaya diri dan mudah
berubah pikiran.

Oleh karena itu, Dimensi Kepribadian Neuroticism atau


Neurotisme yang pada dasarnya merupakan sisi negatif ini sering
disebut juga dengan dimensi Emotional Stability (Stabilits Emosional)
sebagai sisi positifnya, ada juga yang menyebut Dimensi ini sebagai
Natural Reactions (Reaksi Alami).

Pengaruh Kepribadian Big Five


1. Gangguan Kepribadian
Big five dikatakan mampu memprediksi 10 gejala gangguan
kepribadian, dan mampu memprediksi gangguan kepribadian
borderline, avoidant, dan gangguan kepribadian dependen (Bagby dkk,
2008).
2. Kesehatan
Memiliki trait conscientiousness yang tinggi, meningkatkan
harapan hidup seseorang hingga lima tahun lebih lama (Caspi dkk,
2007). Big five juga mampu memprediksi kesehatan tubuh yang lebih
baik. Penelitian oleh Iwasa dkk (2007) menyebutkan bahwa
berhubungan dengan berkurangnya resiko kematian pada lansia di
Jepang.
3. Gaya Belajar
Banyak yang menduga bahwa trait big five punya pengaruh
terhadap proses berpikir (Zhang, 2001). Smeck, Ribicj, dan Ramanaih
(1997) membagi gaya belajar menjadi empat:

19
This is Me, Myself

Nama Fungsi
Sintesis dan analisis Memproses informasi, membagi
menjadi kategori, dan
mengurutkan informasi tersebut
dalam hirarki
Methodical study Perilaku belajar dengan latihan
dan
tugas – tugas
Fact retention Fokus pada nilai dan hasil,
mengabaikan logika dan proses
pemahaman
Elaborative Menghubungkan dan
processing menerapkan hasil belajar
dengan kehidupan sehari-hari

Openness cocok dengan proses belajar synthesis analysis dan


methodical study. Sebenarnya conscientiousness dan openness
mampu beradaptasi dengan semua gaya belajar sih (Komarraju, 2011).
Sebaliknya, neuroticism tidak mampu beradaptasi dengan empat gaya
belajar di atas. Extraversion paling cocok dengan gaya elaboratif
(Komarraju dkk, 2011).
Kepribadian juga mempunyai pengaruh penting pada
pencapaian akademis. Sebuah penelitian dengan membandingkan
hasil FFIP dengan nilai di sekolah pada 308 siswa, menyebutkan
bahwa kepribadian mempengaruhi nilai di rapor. Dalam penelitian itu,
ditemukan bahwa conscientiousness dan agreeableness mampu
mengikuti semua gaya belajar, sementara neuroticism tidak mampu
mengikuti.

20
This is Me, Myself

B. Holland Personality

John L Holland mengungkapkan bahwa suatu pemilihan


pekerjaan atau karier merupakan hasil dari interaksi antara faktor
hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul,
orang tua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang
penting. Selain itu Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan)
kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori
kepribadian yang disusun atas dasar minat, kemampuan dan
kecenderungan dalam menyelesaikan suatu tugas.
Setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu
model teori yang disebut model orientasi (the model orientation).
Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku perilaku
penyesuaian yang khas. Setiap individu memiliki urutan orientasi yang
berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap
individu mempunyai corak hidup yang berbeda-beda.
Urutan orientasi yang pertama terhadap suasana lingkungan
pekerjaan tertentu merupakan corak hidup yang utama dan pertama,
urutan model orientasi kedua terhadap lingkungan kerja yang lainnya
dan merupakan corak hidup yang kedua bagi seseorang untuk
selanjutnya. Penempatan urutan corak hidup itu sangat bergantung
dari tingkat kecerdasan serta penilainnya terhadap diri sendiri. Makin
jelas penempatan urutan corak hidupnya maka akan semakin
menghasilkan pola pilihan yang tepat bagi seseorang. Namun perlu
digarisbawahi, jika model orientasi John L. Holland ini mengajukan
model orientasi berdasarkan budaya Amerika.
Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland
adalah sebagai berikut:

21
This is Me, Myself

1. Realistic.
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih
lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu;
mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik,
mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang
memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki
ketrampilan social, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang
lain.
Orang model orientasi realistis dalam lingkungan nyatanya
selalu ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang
memberikan tantangan bagi penghuni lingkungan ini. Untuk dapat
memecahkan masalah yang lebih efektif seringkali memerlukan
bentuk-bentuk kecakapan, gerakan, dan ketahanan tertentu.
Diantaranya kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan fisikuntuk
berpindah-pindah dan seringkali berada diluar gedung.Sifat-sifat yang
nampak dengan jelas dari tuntutan-tuntutan lingkungan menciptakan
kegagalan dan keberhasilan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah,
operator mesin/radio, sopir truk, petani, penerbang, pengawas
bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis.

22
This is Me, Myself

2. Investigative
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih
pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki
kecenderungan untuk merenungkan daripada mengatasinya dalam
memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tidak sosial.
Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat
kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional dan
kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif.
Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya
selalu ditandai dengan tugas yang memerlukan berbagai kemampuan
abstrak, dan kreatif. Bukan tergantung kepada pengamatan pribadinya.
Untuk dapat memecahkan masalah yang efektif dan efisien diperlukan
intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang
bersifat intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam
melaksanakan tugas bersifat objektif dan bisa diukur, tetapi
memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap. Bahan dan
alat serta perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual daripada
kecakapan manual. Kecakapan menulis mutlak dipelihara dalam
oreientasi ini.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli
fisika, ahli biologi, kimia, antropologi, matematika, pekerjaan
penelitian, dan pekerjaan lain yang sejenis.

3. Artistic
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan
dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar
menyesuaikan diri.
Orang model orientasi artistic ini ditandai dengan berbagai
macam tugas dan masalah yang memerlukan interpretasi atau kreasi
bentuk-bentuk artistic melalui cita rasa, perasaan dan imajinai.Dengan
kata lain, orientasi artistic lebih menitikberatkan menghadapi keadaan
sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri dan menghindari
keadaan yang bersifat intrapersonal, keteraturan, atau keadaan yang
menuntut ketrampilan fisik.

23
This is Me, Myself

Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli


musik, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang
sejenis.

4. Social
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih
lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari
tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive,
bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religiusm membutuhkan
perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi,
kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan bentuk pemecahan
masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan.
Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan
kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia,
serta minat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum
orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan status.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah,
guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan
pekerjaan lain yang sejenis.

5. Enterpreneur
Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan
ketrampilan-ketrampilan berbcara dalam situasi dimana ada
kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang
lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk
mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas
sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan
kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan.
Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam
tugas yang menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang
digunakan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah,
pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan,
perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis.

24
This is Me, Myself

6. Conventional
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan untuk
terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik,
numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur,
senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan,
memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi,
mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan
pada atasan.
Individu yang memiliki model orientasi konvensional pada
lingkungan nyatanya ditandai dengan berbagai macam tugas dan
pemecahan masalah yang memerlukan suatu proses informasi verbal
dan matematis secara kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis.
Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan nampak dengan jelas dan
memerlukan waktu yang relative singkat.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir,
statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan
pekerjaan lain yang sejenis.

C. Personality Plus (+)

Lebih dari 400 tahun sebelum Masehi Hippocrates, seorang tabib


dan ahli filsafat yang sangat pandai dari Yunani, mengemukakan suatu
teori kepribadian yang mengatakan bahwa pada dasarnya ada empat
tipe temperamen. Sebenarnya, ada beberapa teori mengenai macam-
macam kepribadian. Teori yang paling popular dan terus
dikembangkan adalah teori Hipocrates-Galenus. Yang merupakan
pengembangan dari teori Empedokretus. Berdasarkan pemikirannya,
ia mengatakan bahwa keempat tipe temperamen dasar itu adalah
akibat dari empat macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam
tubuh manusia :

25
This is Me, Myself

1. Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)


2. Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)
3. Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir)
4. Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Kemudian teori Hippocrates di sempurnakan kembali oleh


Galenus yang mengatakan bahwa keempat cairan tersebut ada dalam
tubuh dalam proporsi tertentu, dimana jika salah satu cairan lebih
dominan dari cairan yang lain, maka cairan tersebut dapat membentuk
kepribadian seseorang.

Berpuluh tahun lamanya tipologi yunani yang bersifat filosofis ini


berpengaruh luas sekali. Bahkan psikologi modern telah
mengemukakan banyak saran baru mengenai penggolongan
temperamen, tetapi tidak ada yang dapat menemukan penggolongan
yang lebih bisa diterima seperti yang dikemukakan oleh Hippocrates
dan Galenus. Untuk memperoleh gambaran mengenai berbagai sifat
temperamen yang melekat dalam setiap cairan, berikut adalah
gambaran dari penggolongan manusia berdasarkan keempat bentuk
cairan tersebut.

26
This is Me, Myself

MELANKOLIS – Si Sempurna

Kau begitu sempurna, dimataku kau begitu indah. ingat dengan


lirik lagu ini? lagunya Andra and The Backbone dengan judul
sempurna. Pas banget dengan sifat manusia yang akan kita bahas
sekarang yaitu Melankolis si Sempurna.
Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan
melanchole. Dimana orang yang melancholis adalah orang yang
memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang
kecil, muram, pesimistis, penakut, dan kaku.
Menganggap segala sesuatu amat penting. Di segala tempat
mereka menemukan alasan untuk merasa khawatir dan yang pertama-
tama mereka perhatikan dari sesuatu keadaan ialah kesulitan-
kesulitannya. Ini dilakukannya tidak atas dasar pertimbangan
keakhlakan melainkan karena pergaulan dengan orang lain membuat
ia khawatir, berprasangka, dan sibuk berpikir. Justru karena sebab
inilah rasa bahagia menjauhinya.
Melankolis, kalau nemu temen orangnya pemikir, sensitif,
romantis, teratur, bisa dipastikan dia tipe orang melankolis. Si
melankolis mempunyai rasa empati yang tinggi, tak jarang kalau ada
temen yang ada masalah dialah orang pertama yang merasakanya
bahkan menjadi pendengar yang baik. selain berempati, melankolis
juga romantis banget, jagi bikin puisi.
Si melankolis ternyata punya bakat perfeksionis harus
sempurna. Kadang kalau ada yang kurang misalkan dalam tulisan ini

27
This is Me, Myself

bakalan mengeditnya hingga ratusan kali. Dia juga tipe pemikir. Orang
bertipe ini cenderung mempunyai rasa seni yang tinggi, suka akan
gambar, grafik dll, cukup berbakat menjadi seorang seniman entah
musik atau pelukis.
Mereka juga kadang suka sekali namanya berkorban, bahkan
mengorbankan diri mereka sendiri demi orang lain, tidak suka
menonjolkan diri alias low profile lebih memilih bekerja dibalik layar,
sepertinya nggak mau terkenal.
Tipe melankolis orangnya super sensitif, bahkan anda tiup
rasanya kayak ditabok. Mereka suka yang namanya menyendiri,
kadang juga terjebak di masa lalu dengan ratusan kisah sedih sambil
meratapi nasip dan suka membesar besarkan masalah.
Melankolis umumnya tertutup, kalau ada masalah biasanya
diumpetin, kalaupun dibagi, pastilah dibagi dengan orang yang paling
dia percaya entah keluarga ataupun teman. Mereka juga kadang suka
meremehkan diri mereka sendiri, padahal apa yang dikerjakannya
mungkin lebih bagus dengan orang lain, istilahnya rumput tetangga
lebih hijau dan juga takut kegagalan intinya pikiranya negatip mulu
nggak ada motivasi. Idealis, kalau dirasa sesuatu tidak sesuai
kehendaknya mereka kadang suka ngedumel.

Kelebihan :
* Analitis, mendalam, dan penuh pikiran
* Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal
* Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis)
* Sensitif
* Mau mengorbankan diri dan idealis
* Standar tinggi dan perfeksionis
* Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi)
* Hemat
* Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu
kreatif)
* Kalau sudah mulai, dituntaskan.
* Berteman dengan hati-hati.
* Puas di belakang layar, menghindari perhatian.

28
This is Me, Myself

* Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi


* Sangat memperhatikan orang lain

Kekurangan:
* Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan)
* Mengingat yang negatif & pendendam
* Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah
* Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan
* Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah
* Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan
(if..if..if..)
* Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan
* Hidup berdasarkan definisi
* Sulit bersosialisasi
* Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya
* Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang)
* Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian)
* Memerlukan persetujuan
PLEGMATIS – Si Pecinta damai

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan phlegma.


Dimana orang yang phlegmatis adalah orang yang memiliki tipe
kepribadian yang khas seperti tidak suka terburu-buru, tenang, tidak
mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai dan sabar.

29
This is Me, Myself

Tidak adanya gairah, bukan kelemahan, mengatakan secara


tidak langsung kecondongan untuk tidak mudah dan tidak cepat kena
pengaruh. Orang seperti ini lambat jadi hangat tapi jika sudah hangat
dapat bertahan hangat lebih lama. Ia bertindak atas dasar keyakinan
bukan atas dasar dorongan naluri. Temperamennya yang cerah dapat
menggantikan ketidakhadiran kecerdikan dan kebijakan di dalam
dirinya. Ia bertindak layak dalam bergaul dengan orang lain dan
biasanya dapat maju karena kegigihannya dalam mencapai sasaran-
sasaran yang dikehendakinya sementara ia bergaya seakan-akan
memberi jalan pada orang lain.

Kaum plegmatis umumnya menghindari konflik a.k.a netral,


bagi mereka Perdamaian itu nomer 1, perdamaian perdamaian,
perdamaian peeerdamaian..

Mereka juga baik hati, pribadinya tenang rendah hati dan juga
penyabar, terlihat kalem. kalau digabung sama sifat diatas, keknya
kerjaan yang cocok jadi diplomat aja deh. banyak dari tipe Plegmatis
mempunyai daya humor yang tinggi, menyenangkan untuk diajak
gaul.
Kalau tadi dalam si melankolis cenderung memilih sendiri, si
plegmatis mereka tipe pendnegar, jadi kalau misalkan ada orang yang
berbicara anda memperhatikan seorang teman asyik mendengarkan

dialah si plegmatis. .
Orang plegmatis orang simple, nggak mau melibatkan diri
dalam konflik bahkan konflik di dirinya sendiri alias pengen mudahnya
kalau ada yang mudah ngapain dipersulit?, kalau disuruh mengambil
keputusan sering kali ditunda tunda, jadi punya temen plegmatis
keknya harus dicambukin biar jalan, apalagi sifat nggak bersemangat
dan malesnya yang sudah kelewatan
Selain malas, suka menunda nunda dan ambil enaknya ternyata
mereka juga kikir, sedikit egois dan penakut.

Kelebihan:

30
This is Me, Myself

* Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh


* Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik
* Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana
* Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi)
* Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya
terorganisasi
* Penengah masalah yg baik
* Cenderung berusaha menemukan cara termudah
* Baik di bawah tekanan
* Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan
* Rasa humor yg tajam
* Senang melihat dan mengawasi
* Berbelaskasihan dan peduli
* Mudah diajak rukun dan damai

Kekurangan:
* Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru
* Takut dan khawatir
* Menghindari konflik dan tanggung jawab
* Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar)
* Terlalu pemalu dan pendiam
* Humor kering dan mengejek (Sarkatis)
* Kurang berorientasi pada tujuan
* Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri
* Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat
* Tidak senang didesak-desak
* Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

31
This is Me, Myself

SANGUIN – Si Superstar

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan sanguis.


Dimana orang yang sanguinis adalah orang yang memiliki tipe
kepribadian yang khas seperti hidup mudah berganti haluan, ramah,
mudah bergaul, lincah, periang, mudah senyum, dan tidak mudah
putus asa.
Selalu periang dan penuh pengharapan, menganggap segala
sesuatu yang dihadapi amat penting, tapi segera dapat melupakannya
sama sekali sesaat kemudian. Ia ingin menepati janji-janjinya tapi
gagal melaksanakan keinginannya itu sebab ia tidak cukup berminat
untuk menolong orang lain. Ia adalah seorang penghutang yang jelek
yang terus menerus minta waktu untuk membayar. Ia amat luwes,
pandai bergaul, periang.

Orang dengan tipe sanguis terkenal dengan banyak omongnya,


dan memiliki kemampuan komunikasi yang baik serta mengusasai
pembicaraan. sanguis memiliki hasrat untuk bersenang senang yang
tinggi, mereka suka akan ketenaran, perhatian, kasih sayang, dan
dukungan dari orang lain.

Tipe sanguis juga memiliki rasa optimistis yang tinggi, humoris


dan mudah bergaul, emosi mereka juga seperti Plegmatis yaitu cepat
berubah, sesaat mereka bisa terlihat bahagia namun beberapa saat
kemudian menangis bombay. mereka juga senang mengutarakan joke
sehingga membuat orang orang disekitarnya senang.

32
This is Me, Myself

Negatifnya, orang tipe sanguis umumnya berpikiran pendek,


sulit berkonsentrasi dan tidak teratur. mereka dapat stres jika terjebak
dalam situasi yang mana hidupnya terasa tidak menyenangkan karna
orang sanguis takut untuk tidak populer. so, jadi kalau misalkan dalam
sebuah kelompok ada orang yang banyak omong, dialah si Superstar.

Kelebihan:
* Suka bicara
* Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif
* Antusias dan ekspresif
* Ceria dan penuh rasa ingin tahu
* Hidup di masa sekarang
* Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan)
* Berhati tulus dan kekanak-kanakan
* Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara)
* Umumnya hebat di permukaan
* Mudah berteman dan menyukai orang lain
* Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian
* Menyenangkan dan dicemburui orang lain
* Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam)
* Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang
membosankan
* Menyukai hal-hal yang spontan

Kekurangan :
* Suara dan tertawa yang keras (terlalu keras)
* Membesar-besarkan suatu hal / kejadian
* Susah untuk diam
* Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain
(suka nge-Gank)
* Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele
* RKP! (Rentang Konsentrasi Pendek)
* Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya
saja antusias)
* Mudah berubah-ubah

33
This is Me, Myself

* Susah datang tepat waktu jam kantor


* Prioritas kegiatan kacau
* Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan
dengan tuntas
* Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah
masalahnya
* Egoistis
* Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama
* Konsentrasi ke “How to spend money” daripada “How to earn/save
money”

KORELIS – Si Kuat

Cairan yang lebih dominan dalam tubuh yaitu cairan chole.


Dimana orang yang choleris adalah orang yang memiliki tipe
kepribadian yang khas seperti hidup penuh semangat, keras, hatinya
mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah,
pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.Berkepala panas, mudah
sekali dibangkitkan gairahnya, tapi mudah pula jadi tenang jika lawan
yang dihadapinya mengaku kalah. Ia orang yang sibuk tapi tidak
menyukai berada tepat di tengah-tengah kesibukan usaha sebab ia
tidak tabah. Ia memilih untuk memberikan perintah-perintah tapi tidak
mau diganggu dengan pelaksanaan dari perintah-perintah yang
diberikannya itu. Ia menyukai jika dipuji di depan umum. Ia menyukai

34
This is Me, Myself

penampilan, kemegahan dan formalitas, ia penuh dengan kebanggaan


dan cinta diri sendiri. Ia kikir, sopan tetapi dengan upacara, ia sakit
hati luar biasa jika orang lain menolak untuk ikut dalam kepura-
puraannya.
Orang tipe ini biasanya suka mengatur dan memerintah orang,
dia nggak mau ada orang berdiam diri saja sementara dia sibuk
kerja/beraktivitas. orang korelis suka akan tantangan, sang suka
berpetualang, mereka juga tegas. tak heran banyak dari usahanya yang
sukses karna memang sifatnya yang juga pantang menyerah dan juga
mengalah.
Sisi negatifnya, mereka orang yang tidak sabaran, segalanya
harus cepat karna memang sifat keproduktivitasnya yang tinggi.
mereka juga gampang sekali marah, dan suka berprilaku kasar. jadi
kalau nemu temen kerjanya uring uringan, suka berkata kasar dan
gampang marah, dialah Koleris.
Mereka juga suka akan kontoversi dan pertengkaran, bertolak
belakang dengan dengan plegmatis yang cinta damai. sifat mereka juga
kurang bersimpatin dengan sesama suka memanipulasi orang lain dan
memperalat orang lain dan juga kalau salah, susah banget meminta
maaf.
Orang koleris sedikit mirip dengan sanguis mereka gampang
bergaul dan optimistis. mereka juga bisa berkomunikasi dengn baik
dan terbuka dengan orang lain, tipe orang seperti ini cocok sebagai
pemimpin.

KEKUATAN:
* Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif
* Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan
* Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target
* Bebas dan mandiri
* Berani menghadapi tantangan dan masalah
* “Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik
dari hari ini”.
* Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat
* Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas

35
This is Me, Myself

* Membuat dan menentukan tujuan


* Terdorong oleh tantangan dan tantangan
* Tidak begitu perlu teman
* Mau memimpin dan mengorganisasi
* Biasanya benar dan punya visi ke depan
* Unggul dalam keadaan darurat

KELEMAHAN:
* Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis)
* Senang memerintah
* Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai
* Menyukai kontroversi dan pertengkaran
* Terlalu kaku dan kuat/ keras
* Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik
* Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci
* Sering membuat keputusan tergesa-gesa
* Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat
orang lain
* Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan
* Workaholics (kerja adalah “tuhan”-nya)
* Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf
* Mungkin selalu benar tetapi tidak populer

36
This is Me, Myself

D. Intelligence Quotient

Intelligence Quotient (IQ) atau kecerdasan intelektual adalah


kemampuan intelektual, analisa, logika dan rasio. Kecerdasan ini
merupakan kecerdasan untuk menerima, menyimpan, dan
mengolah informasi menjadi fakta. IQ juga dapat berarti kecepatan
otak seseorang dalam menangkap dan mencerna sesuatu.
Kecerdasan ini digagas pada sekitar tahun 1912 oleh William
Strern. Digunakan sebagai pengukur kualitas seseorang pada saat itu.
Kecerdasan ini terletak di otak bagian cortex (kulit otak). Memang,
semula kajian tentang kecerdasan hanya sebatas kemampuan individu
yang bertautan dengan aspek kognitif atau biasa disebut kecerdasan
intelektual yang bersifat tunggal, sebagaimana yang dikembangkan
oleh Charles Spearman (1904) dengan teori “Two Factor” atau
Thurstone (1938) dengan teori “Primary Mental Abilities”. Dari kajian
ini, menghasilkan pengelompokan kecerdasan manusia yang
dinyatakan dalam bentuk Intelligence Quotient (IQ) yang dihitung
berdasarkan perbandingan antara tingkat kemempuan mental (mental
age) dengan tingkat usia (chronological age), merentang mulai dari
kemampuan dengan kategori idiot sampai dengan genius. Istilah IQ
mula-mula diperkenalkan oleh Alfred Binet, ahli psikologi dari Prancis
pada awal abad ke-20. Kemudian, Lewis Terman dari Universitas
Stanford berusaha membakukan tes IQ yang dikembangkan oleh Binet
dengan mempertimbangkan norma-norma populasi, sehingga
selanjutnya dikenal sebagai tes Stanford Binet.

37
This is Me, Myself

Sampai sekarang metode tes IQ masih digunakan terutama seperti


yang pertama kali diharapkan oleh Binet untuk keperluan membantu
para pelajar yang memerlukan pelajaran tambahan dan perhatian
ekstra. Namun sejarah membuktikan bahwa metode ini bergerak lebih
jauh lagi dalam mempengaruhi aspek-aspek potensi setiap individu.
Saat itu IQ yang merefleksikan kemampuan seseorang dalam
menghadapi situasi-situasi praktis dalam hidupnya (aspek kecerdasan
sebagai problem solving capability), dianggap sebagai satu-satunya
komponen yang paling berharga. Pandangan ini juga dipengaruhi oleh
perkembangan teori kecerdasan abad ke-19, paduan antara sains dan
sosiologi yang dipelopori oleh sepupu Charles Darwin, Francis
Galton, pada akhir abad ke-19 secara terpisah dari apa yang dikerjakan
Binet saat itu. Ketika itu juga berkembang paham eugenios yang
meyakini bahwa kecerdasan pada umumnya diwariskan lewat garis
keturunan dan oleh karena itu orang-orang yang kurang cerdas harus
didorong agar tidak melakukan reproduksi. Gerakan ini juga
menggunakan IQ sebagai metode justifikasinya.
Metode ini lama kelamaan mendapat sorotan dari para ahli dan
sedikitnya ada dua kelemahan (bukan kesalahan) yang menuntut
untuk diperbaharui, yaitu :

1. Pemahaman absolute terhadap skor IQ


Stave Hallam berpandangan bahwa pendapat yang menyatakan
kecerdasan manusia itu sudah seperti angka mati dan tidak bias diubah
adalah tidak tepat. Penumuan modern menunjuk pada fakta bahwa
kecerdasan manusia itu hanya 42% yang dibawa dari lahir, sementara
sisanya 58% merupakan hasil dari proses belajar.
Menurut Stave Hallam bahwa pandangan tersebut tidak tepat,
sebab dewasa ini makin banyak pembuktian yang mengarah pada fakta
bahwa kecerdasan manusia itu bermacam-macam.
2. Karakteristik orang yang memiliki IQ tinggi
Orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi
memiliki perbedaan karakteristik dengan orang-orang yang memiliki
tingkat kecerdasan intelektual rendah.
Karakteristik orang yang memiliki IQ tinggi antara lain :

38
This is Me, Myself

I. Berpikiran secara logis


Logis merupakan hasil pertimbangan akal pikiran yang
diungkapkan lewat kata-kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logis bisa
juga diartikan dengan masuk akal. Orang yang berpikiran secara logis
pasti pemikirannya masuk akal.
II. Rasional
Rasional diambil dari bahasa inggris rational yang berarti dapat
diterima oleh akal dan pikiran serta dapat ditalar sesuai dengan
kemampuan otak. Hal-hal yang rasional adalah sesuatu hal yang di
dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan
realitas yang ada.
III. Sistematis
Sistematis adalah segala usaha untuk menguraikan dan
merumuskan sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga
membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh,
terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat yang
menyangkut objeknya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat IQ pada seseorang
Menurut William Stern bahwa kecerdasan seseorang sebagian
besar tergantung dengan dasar dan turunan, pendidikan atau
lingkungan tidak begitu berpengaruh terhadap kecerdasan seseorang.
Teori yang cukup banyak dianut adalah bahwa kecerdasan terdiri dari
suatu faktor G (general factor), kemampuan yang terdapat pada semua
individu tapi dengan tingkatan yang berbeda satu dengan yang lain,
dan berbagai faktor S (special factor), kemampuan yang berkaitan
dengan bidang tertentu. Faktor G bukanlah sekedar penjumlahan
faktor S, masing-masing merupakan satu kesatuan yang memiliki
kualitas tersendiri.
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat IQ pada diri seseorang
adalah :

1. Pengaruh faktor bawaan atau keturunan


Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa individu-individu
yang berasal dari suatu keluarga atau bersanak saudara, nilai dalam tes
IQ meraka berkorelasi tinggi sekitar 0,50, orang yang kembar sekitar

39
This is Me, Myself

0,90, yang tidak bersanak saudara sekitar 0,20, serta anak yang
diadopsi korelasi dengan orang tua angkatnya sekitar 0,10 sampai 0,20.
2. Pengaruh lingkungan
Walaupun ada cirri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak
lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-
perubahan yang berarti. Kecerdasan tentunya tidak bisa terlepas dari
otak. Perkembangan setiap individu sangat dipengaruhi oleh gizi yang
dikonsumsi pada saat anak-anak. Oleh karena itu ada hubungan antara
pemberian makanan bergizi dangan kecerdasan seseorang. Pemberian
makanan bergizi ini merupakan salah satu pengaruh lingkungan yang
amat penting selain guru. Rangsangan-rangsangan yang bersifat
kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat
penting, seperti pendidikan, latihan berbagai keterampilan, dan lain-
lain khususnya pada masa-masa peka.
3. Pengaruh faktor pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan kecerdasannya.
4. Minat dan pembawaan yang khas
Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat
dorongan-dorongan (motif-motif) yang mendorong manusia untuk
berinteraksi dengan dunia luar.
5. Kebebasan
Kebebasan berarti bahwa setiap individu itu dapat memilih
metode-metode yang tertentu dalam memecahkan masalah-masalah.
Manusia mempunyai kebebasan memilih metode, juga bebas dalam
memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.
Semua faktor tersebut di atas bersangkutan satu sama lain.Akan
tetapi faktor keturunan (bawaan, genetik) dan faktor lingkungan
merupakan dua faktor utama yang saling berkaitan satu sama
lain.Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika
mempunyai fator keturunan dan dirangsang oleh faktor lingkungan
terus menerus. Orang tua yang cerdas anaknya cenderung akan cerdas
pula jika faktor lingkungan mendukung pengembangan kecerdasannya
sejak di dalam kandungan, masa bayi dan balita. Akan tetapi, orang

40
This is Me, Myself

tua yang kebetulan tidak berkesempatan mengikuti pendidikan tinggi


(belum tentu mereka tidak cerdas, mungkin karena tidak ada
kesempatan atau hambatan ekonomi), anaknya bisa cerdas jika
dicukupi kebutuhan untuk pengembangan kecerdasan sejal di dalam
kandungan sampai usia sekolah dan remaja.
4. Peran IQ dalam kehidupan setiap individu
Kecerdasan intelektual memiliki peranan penting dalam
kehidupan setiap individu, karena IQ merupakan kecerdasan yang
dimiliki oleh otak manusia yang dapat melakukan beberpa
kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan,
memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, dan belajar serta mengambil keputusan dan
menjalankan keputusan tersebut. Orang yang memiliki tingkat
kecerdasan intelektual yang baik, baginya tidak ada informasi yang
sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, untuk pada waktu yang
dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali.

E. Emotional Quotient

Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional adalah


kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain,
memotivasi diri sendiri, mengelola emosi drngan baik dan

41
This is Me, Myself

berhubungan dengan orang lain (menurut Daniel Goleman). Menurut


Peter Solovely dan John Mayer EQ adalah kemampuan mengerti dan
mengendalikan emosi. Menurut Cooper dan Sawaf EQ adalah
kemempuan mengindra, memahami dan dengan efektif manerapkan
kekuatan, ketajaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan
pengaruh.
Mulai menjadi trend pada akhir abad ke-20. Kecerdasan ini
terletak di bagian otak belakang manusia. Kecerdasan ini memang
tidak mempunyai ukuran pasti seperti IQ, namun dapat dirasakan
kualitas keberadaannya dalam diri seseorang. Oleh karena itu EQ lebih
tepat diukur dengan feeling. Kecerdasan emosionol digambarkan
sebagai kemampuan untuk mamahami suatu kondisi perasaan
seseorang, bisa terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Banyak orang
yang salah memposisikan kecerdasan emosional ini di bawah
kecerdasan intelektual. Tetapi, penelitian mengatakan bahwa
kecerdasan ini lebih menentukan kesuksesan seseorang dibandingkan
dengan kecerdasan intelektual.
Kecerdasan emosi adalah kapasitas, kemampuan, dan
keterampilan untuk menangkap atua menilai serta mengendalikan
emosi diri sendiri, orang lain, dan kelompok. Kecerdasan emosi
merupakan suatu bangunan yang tersusun atas lima dimensi. Kelima
dimensi itu adalah pengetahuan, pengelolaan hubungan, motivasi diri,
empati, dan pengendalian perasaan atau emosi.Kecerdasan emosi
sendiri masih merupakan subjek penelitian yang mengungkapkan
kenyataan bahwa ia berbeda dari kemampuan kognitif atau teknis serta
menggunakan bagian otak yang berbeda pula.
Menurut Daniel Goleman, seorang pakar kecerdasan emosi
berpendapat bahwa peningkatan kualitas kecerdasan emosi sangat
berbeda dengan kecerdasan intelektual (IQ). Jika kemampuan murni
kognitif (IQ) relative tidak berubah, maka kecakapan emosi dapat
dipelajari dan ditingkatkan secara signifikan. Dengan motivasi dan
usaha yang benar, maka kecakapan emosi dapat dipelajari dan
dikuasai.
Ada beberapa karakteristik orang yang memiliki EQ tinggi, yaitu :
a. Berempati.

42
This is Me, Myself

b. Mengungkapkan dan memahami perasaan.


c. Mengendalikan amarah.
d. Kemandirian.
e. Kemampuan menyesuaikan diri.
f. Disukai.
g. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.
h. Ketekunan.
i. Kesetiakawanan.
j. Keramahan.
k. Sikap hormat.
Menurut Daniel Goleman (Emotional Intelligence, 1996), bahwa
orang yang mempunyai IQ tinggi tapi EQ rendah cenderung
mengalami kegagalan yang lebih besar dibandingkan dengan orang
yang memiliki IQ rata-rata tetapi EQ-nya tinggi, artinya bahwa
penggunaan EQ justru menjadi hal yang sangat penting. IQ perlu
dikembangkan menyangkut pengetahuan dan keterampilan, namun
EQ juga harus dapat ditampilkan sebaik-baiknya karena itu EQ harus
dilatih.
Kecerdasan emosional (EQ) tumbuh seiring pertumbuhan
seseorang sajak lahir hingga meninggal dunia. Pertumbuhan EQ
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Lingkungan
b. Keluarga
Orang tua adalah seseorang yang pertama kali harus mengajaekan
kecerdasan
emosi kepada anaknya dengan memberikan teladan dan contoh-
contoh yang baik
agar anak memiliki kecerdasan emosional yang tinggi.
c. Pengaruh faktor kematangan
Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.
Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat telah matang jika telah
mencapai.
4. Peran EQ dalam kehidupan setiap individu

43
This is Me, Myself

Sama seperti halnya IQ, EQ juga memiliki peranan penting dalam


kehidupan setiap individu. Menurut Goleman bahwa EQ memiliki
kontribusi penting dalam kesuksesan seseorang, bahkan melebihi dari
IQ. IQ mengangkat fungsi pikiran, sedangkan EQ mengangkat fungsi
perasaan. Orang yang memiliki kecerdasan emosi tinggi akan berupaya
menciptakan keseimbangan dalam dirinya, dapat mengusahakan
kebahagiaan dari dalam dirinya sendiri dan bisa mengubah sesuatu
yang buruk menjadi sesuatu yang positif dan bermanfaat.
Dengan memiliki kecerdasan emosional yang bagus, setiap
individu memiliki kemampuan untuk mengenal diri sendiri,
kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri,
berhubungan dengan orang lain, kesadaran akan emosi orang lain
(kemampuan mendengarkan, merasakan atau mengintuisikan
perasaan orang lain dari kata, bahasa tubuh maupun petunjuk lain,
serta kemampuan untuk menggunakan perasaan yang muncul dari
dalam.
Substansi dari kecerdasan emosionoal adalah kemampuan
merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara
manusiawi. Orang yang EQ-nya baik dapat memahami perasaan
orang lain, dapat membaca yang tersurat dan tersirat, dapat
menangkap bahasa verbal dan non verbal. Semua pemahaman tersebut
akan menuntun agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan
lingkungannya. Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas
kejujuran komitmen, visi, kreatifitas, ketahanan mental kebijaksanaan
dan penguasaan. Oleh karena itu, EQ mengajarkan bagaimana
manusia bersikap terhadap dirinya dan terhadap orang lain, dan
kemampuan memahami orang lain yang memungkinkan setiap orang
dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik

44
This is Me, Myself

F. Spiritual Quotient

Kecerdasan ini pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian
Marshall. Kecerdasan ini terletak dalam suatu titik yang disebut God
Spot. Mulai popular pada awal abad ke-21. Kecerdasan inilah yang
menurut para pakar sebagai penentu kesuksesan seseorang.
Kecerdasan spiritual diyakini sebagai kecerdasan yang paling utama
dibandingkan dangan berbagai kecerdasan yang lain. Kata spiritual
memiliki akar kata spirit yang berarti roh. Kata ini berasal dari bahasa
latin, spiritus yang berarti napas. Spiritual berarti pula segala sesuatu
di luar fisik, ternasuk pikiran, perasaan, dan karakter manusia.
Kecerdasan spiritual berarti kemampuan seseorang untuk dapat
mengenal dan memahami diri seseorang sepenuhnya sebagai makhluk
spiritual maupun sebagai bagian dari alam semesta. SQ menjadi
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan dan mensinegrikan IQ
dan EQ secara integral, efektif dan menyeluruh. Melalui SQ,
pemikiran, perilaku dan hidup manusia diberi makna dan bermuatan
makna spiritual.
Menurut Danah Zohar (Havard University) dan Ian Marshall
(Oxford University) mendefinisikan kecerdasan spiritual (SQ) sebagai
kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks

45
This is Me, Myself

makna yang lebih luas, kaya dan mendalam; kecerdasan untuk menilai
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna
dibandingkan dengan orang lain. Pandangan lain juga dikemukakan
oleh Muhammad Zuhri, bahwa SQ adalah kecerdasan manusia yang
digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya jika
hubungan seseorang dengan Tuhan berjalan baik, maka bisa
dipastikan hubungan dengan sesame manusiapun akan baik pula.
2. Karakteristik orang yang memiliki SQ tinggi
Menurut Robert A. Emmons, ada lima karakteristik orang yang
cerdas secara spiritual yaitu kemampuan untuk mengalami tingkat
kesadaran yang memuncak, kemampuan untuk mensakralkan
pengalaman sehari-hari, kemampuan untuk menggunakan sumber-
sumber spiritual buat menyelesaikan masalah dan kemampuan untuk
berbuat baik.
Menurut Dimitri Mahayana (Agus Nggermanto, 2001), cirri-ciri
orang yang memiliki SQ tinggi adalah

1. Memiliki prinsip dan visi yang kuat (prinsip kebenaran,


keadilan, dan kebaikan).
2. Mampu melihat kesatuan dalam keanekaragaman.
3. Mampu memaknai setiap sisi kehidupan.
4. Mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan
penderitaan.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat SQ pada seseorang
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecerdasan spiritual
seseorang adalah antara lain sumber kecerdasan itu sendiri (God Spot),
potensi qalbu (hati nurani), dan kehendak nafsu. Sedangkan secara
umum faktor utama yang mempengaruhi kecerdasan spiritual
seseorang adalah faktor lingkungan yang lebih khususnya didominasi
oleh peran oaring tua dalam membina kecerdasan anak dalam
keluarga. Manusia yang memiliki SQ tinggi cenderung akan lebih
bertahan hidup dari pada orang yang memiliki SQ rendah.
4. Peran SQ dalam kehidupan setiap individu
Sehebat apapun manusia dengan kecerdasan intelektual maupun
kecerdasan emosional, pada saat-saat tertentu melalui pertimbangan

46
This is Me, Myself

afektif, kognitif, dan konatifnya, manusia akan meyakini dan


menerima tanpa keraguan bahwa di luar dirinya ada sesuatu kekuatan
yang maha Agung yang melebihi apapun, termasuk dirinya. Menurut
Danah Zohar, bahwa IQ bekerja untuk melihat keluar (mata
pikiran)dan EQ bekerja mengolah yang di dalam (telinga perasaan),
maka SQ menunjuk pada kondisi pusat diri. Orang yang ber-SQ tinggi
memaknai penderitaan hidup dengan memberi makna positif pada
setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya.
Dengan memberi makna yang positif itu, seseorang mampu
membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang
positif.
Kecerdasan spiritual (SQ) menyadarkan seseorang akan tujuan
hidup dan pemaknaan kehidupan yang dijalaninya. Bahwa hidup
memiliki arah dan tujuan hidup, bahwa setiap kehidupan memiliki
pemaknaan yang tidak sekedar makna-makna yang bersifat duniawi.
Kecerdasan ini menjadi pedoman, arah dan tujuan hidup untuk
menjalani kehidupan.

G. Adversity Quotient

Istilah adversity quotient diambil dari konsep yang


dikembangkan oleh Paul G. Stoltz, Ph.D, presiden PEAK Learning,
Inc. seorang konsultan di dunia kerja dan pendidikan berbasis skill

47
This is Me, Myself

(Stoltz, 2000). Konsep kecerdasan (IQ dan EQ) yang telah ada saat ini
dianggap belum cukup untuk menjadi modal seseorang menuju
kesuksesan, oleh karena itu Stolz kemudian mengembangkan sebuah
konsep mengenai kecerdasan adversity.
Adversity dalam kamus bahasa Inggris berarti kesengsaraan dan
kemalangan, sedangkan quotient diartikan sebagai kemampuan atau
kecerdasan. Sedangkan menurut Stoltz, adversity quotient merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengamati kesulitan dan
mengolah kesulitan tersebut dengan kecerdasan yang dimiliki sehingga
menjadi sebuah tantangan untuk diselesaikan (Stoltz, 2000).
Menurutnya konsep ini bisa terwujud dalam tiga bentuk yaitu:
1) sebagai kerangka konseptual baru untuk memahami dan
meningkatkan semua aspek keberhasilan; 2) sebagai ukuran
bagaimana seseorang merespon kemalangan; dan 3) sebagai perangkat
alat untuk memperbaiki respon seseorang terhadap kemalangan.
Dengan kata lain adversity quotient merupakan suatu kemampuan untuk
dapat bertahan dalam menghadapi segala masalah ataupun kesulitan
hidup.
Adversity quotient sebagai suatu kemampuan terdiri dari empat
dimensi yang disingkat dengan sebutan CO2RE yaitu dimensi control,
originownership, reach, dan endurance (Stoltz, 2000). Berikut ini
merupakan penjelasan dari keempat dimensi tersebut:
a. Control (pengendalian)
Kendali yaitu sejauh mana seseorang mampu mempengaruhi
dan mengendalikan respon individu secara positif terhadap situasi
apapun. Kendali yang sebenarnya dalam suatu situasi hampir tidak
mungkin diukur, kendali yang dirasakan jauh lebih penting. Dimensi
control ini merupakan salah satu yang paling penting karena
berhubungan langsung dengan pemberdayaan serta mempengaruhi
semua dimensi CO2RE lainnya.
b. Origin-Ownership (asal-usul dan pengakuan)
Yaitu sejauh mana seseorang menanggung akibat dari suatu
situasi tanpa mempermasalahkan penyebabnya. Dimensi asal-usul
sangat berkaitan dengan perasaan bersalah yang dapat membantu
seseorang belajar menjadi lebih baik serta penyesalan sebagai

48
This is Me, Myself

motivator. Rasa bersalah dengan kadar yang tepat dapat menciptakan


pembelajaran yang kritis dan dibutuhkan untuk perbaikan terus-
menerus. Sedangkan dimensi pengakuan lebih menitik beratkan
kepada “tanggung jawab” yang harus dipikul sebagai akibat dari
kesulitan. Tanggungjawab di sini merupakan suatu pengakuan akibat-
akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya.
c. Reach (jangkauan)
Yaitu sejauh mana seseorang membiarkan kesulitan
menjangkau bidang lain dalam pekerjaan dan kehidupannya.
Seseorang dengan AQ tinggi memiliki batasan jangkauan masalahnya
pada peristiwa yang dihadapi. Biasanya orang tipe ini merespon
kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas.
d. Endurance (daya tahan)
Yaitu seberapa lama seseorang mempersepsikan kesulitan ini
akan berlangsung. Individu dengan AQ tinggi biasanya memandang
kesuksesan sebagai sesuatu yang berlangsung lama, sedangkan
kesulitan-kesulitan dan penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat
sementara.
Paul G. Stoltz dalam bukunya menggambarkan potensi dan
daya tahan individu dalam sebuah pohon yang disebut pohon
kesuksesan. Aspek-aspek yang ada dalam pohon kesuksesan tersebut
yang dianggap mempengaruhi adversity quotient seseorang, diantaranya
(Stoltz, 2000):

a. Faktor Internal
1) Genetika
Warisan genetis tidak akan menentukan nasib seseorang tetapi
pasti ada pengaruh dari faktor ini. Beberapa riset-riset terbaru
menyatakan bahwa genetika sangat mungkin mendasari perilaku.
Yang paling terkenal adalah kajian tentang ratusan anak kembar
identik yang tinggal terpisah sejak lahir dan dibesarkan di lingkungan
yang berbeda. Saat mereka dewasa, ternyata ditemukan kemiripan-
kemiripan dalam perilaku.
2) Keyakinan

49
This is Me, Myself

Keyakinan mempengaruhi seseorang dalam menghadapi suatu


masalah serta membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup.
3) Bakat
Kemampuan dan kecerdasan seseorang dalam menghadapi
suatu kondisiyang tidak menguntungkan bagi dirinya salah satunya
dipengaruhi oleh bakat. Bakat adalah gabungan pengetahuan,
kompetensi, pengalaman, dan keterampilan.
4) Hasrat atau kemauan
Untuk mencapai kesuksesan dalam hidup diperlukan tenaga
pendorong yang berupa keinginan atau disebut hasrat. Hasrat
menggambarkan motivasi, antusias, gairah, dorongan, ambisi, dan
semangat.
5) Karakter
Seseorang yang berkarakter baik, semangat, tangguh, dan
cerdas akan memiliki kemampuan untuk mencapai sukses. Karakter
merupakan bagian yang penting bagi kita untuk meraih kesuksesan
dan hidup berdampingan secara damai.
6) Kinerja
Merupakan bagian yang mudah dilihat orang lain sehingga
seringkali hal ini sering dievaluasi dan dinilai. Salah satu keberhasilan
seseorang dalam menghadapi masalah dan meraih tujuan hidup dapat
diukur lewat kinerja.
7) Kecerdasan
Bentuk-bentuk kecerdasan kini dipilah menjadi beberapa
bidang yang sering disebut sebagai multiple intelligence. Bidang
kecerdasan yang dominan biasanya mempengaruhi karier, pekerjaan,
pelajaran, dan hobi.
8) Kesehatan
Kesehatan emosi dan fisik dapat memepengaruhi seseorang
dalam menggapai kesuksesan. Seseorang yang dalam keadaan sakit
akan mengalihkan perhatiannya dari msalah yang dihadapi. Kondisi
fisik dan psikis yang prima akan mendukung seseorang dalam
menyelesaikan masalah.

50
This is Me, Myself

b. Faktor Eksternal
1) Pendidikan
Pendidikan dapat membentuk kecerdasan, pembentukan
kebiasaan yang sehat, perkembangan watak, keterampilan, hasrat, dan
kinerja yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan Gest. Dkk.. (1999
dalam McMillan dan Violato, 2008) menyebutkan bahwa meskipun
seseorang tidak menyukai kemalangan atau kesengsaraan yang
diakibatkan oleh pola hubungan dengan orang tua, namun
permasalahan orang tua secara langsung ikut berperan dalam
perkembangan ketahanan remaja. Salah satu sarana dalam
pembentukan sikap dan perilaku adalah melalui pendidikan.
2) Lingkungan
Lingkungan tempat individu tinggal dapat mempengaruhi
bagaimana individu beradaptasi dan memberikan respon kesulitan
yang dihadapinya. Individu yang terbiasa hidup dalam lingkungan
sulit akan memiliki adversity quotient yang lebih tinggi. Menurut Stoltz,
individu yang terbiasa berada di lingkungan yang sulit akan memiliki
adversity quotient yang lebih besar karena pengalaman dan kemampuan
beradaptasi yang lebih baik dalam mengatasi masalah yang dihadapi.

Faktor-faktor kesuksesan berikut ini dipengaruhi oleh


kemampuan pengendalian individu serta cara individu tersebut
merespon kesulitan, diantaranya (Stoltz, 2000):
a. Daya Saing
Jason Sattefield dan Martin Seligman (Stoltz, 2000), dalam
penelitiannya menemukan bahwa individu yang merespon kesulitan
secara lebih optimis dapat diramalkan akan bersifat lebih agresif dan
mengambil lebih banyak resiko, sedangkan reaksi yang lebih pesimis
terhadap kesulitan menimbulkan lebih banyak sikap pasif dan hati-
hati. Individu yang bereaksi secara konstruktif terhadap kesulitan lebih
tangkas dalam memelihara energi, fokus, dan tenaga yang diperlukan
supaya berhasil dalam persaingan. Persaingan sebagian besar berkaitan
dengan harapan, kegesitan, dan keuletan yang sangat ditentukan oleh
cara seseorang menghadapi tantangan dan kegagalan dalam
kehidupan.

51
This is Me, Myself

b. Produktivitas
Penelitian yang dilakukan Stoltz, menemukan korelasi yang
kuat antara kinerja dan cara-cara pegawai merespon kesulitan.
Seligman (2006) membukitkan bahwa orang yang tidak merespon
kesulitan dengan baik kurang berproduksi, dan kinerjanya lebih buruk
daripada mereka yang merespon kesulitan dengan baik.
c. Kreativitas
Joel Barker (dalam Stoltz, 2005. h. 94), kreativitas muncul
dalam keputusasaan, kreativitas menuntut kemampuan untuk
mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh hal-hal yang tidak pasti.
Joel Barker menemukan orang-orang yang tidak mampu menghadapi
kesulitan menjadi tidak mampu bertindak kreatif. Oleh karena itu,
kreativitas menuntut kemampuan untuk mengatasi kesulitan yang oleh
hal-hal yang tidak pasti.
d. Motivasi
Dari penelitian Stoltz (2005) ditemukan orang-orang yang AQ-
nya tinggi dianggap sebagi orang-orang yang paling memiliki motivasi.
e. Mengambil Resiko
Satterfield dan Seligman (dalam Stoltz, 2005) menemukan
bahwa individu yang merespon kesulitan secara lebih konstruktif,
bersedia mengambil banyak resiko. Resiko merupakan aspek esensial
pendakian.
f. Perbaikan
Perbaikan terus-menerus perlu dilakukan supaya individu bisa
bertahan hidup dikarenakan individu yang memiliki AQ yang lebih
tinggi menjadi lebih baik, sedangkan individu yang AQ-nya lebih
rendah menjadi lebih buruk.
g. Ketekunan
Ketekunan merupakan inti untuk maju (pendakian) dan AQ
individu. Ketekunan adalah kemampuan untuk terus menerus
walaupun dihadapkan pada kemunduran-kemunduran atau
kegagalan.
h. Belajar
Carol Dweck (dalam Stoltz, 2005), membuktikan bahwa anak-
anak dengan respon-respon yang pesimistis terhadap kesulitan tidak

52
This is Me, Myself

akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan anak-


anak yang memiliki pola-pola yang lebih optimis.
i. Merangkul Perubahan
Perubahan adalah bagian dari hidup sehingga setiap individu
harus menentukan sikap untuk menghadapinya. Stoltz (2005),
menemukan individu yang memeluk perubahan cendrung merespon
kesulitan secara lebih konstruktif. Dengan memanfaatkannya untuk
memperkuat niat, individu merespon dengan merubah kesulitan
menjadi peluang. Orang-orang yang hancur dalam perubahan akan
hancur oleh kesulitan.

H. Kecerdasan Majemuk

Teori kecerdasan majemuk (KM) adalah validasi tertinggi


gagasan bahwa perbedaan individu adalah penting. Pemakaiannya
dalam dunia pendidikan sangat tergantung pada pengenalan,
pengakuan, dan penghargaan terhadap setiap atau berbagai cara siswa
belajar, di samping pengenalan, pengakuan, dan penghargaan
terhadap setiap minat dan bakat masing-masing pembelajar. Teori KM
bukan hanya mengakui perbedaan individual ini untuk tujuan-tujuan
praktis seperti pengajaran dan penilaian, tetapi juga menganggap serta

53
This is Me, Myself

menerimanya sebagai suatu yang normal, wajar, bahkan menarik dan


sangat berharga.

Kecerdasan majemuk pada dasarnya merupakan


pengembangan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan emosional (EQ),
dan kecerdasan spiritual (SQ). Setiap orang memiliki cara yang unik
untuk menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya. Kecerdasan
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melihat suatu
masalah, lalu menyelesaikan masalah atau membuat sesuatu yang
berguna bagi orang lain (Handy Susanto, 2005).

Ketujuh kecerdasan yang diidentifikasikan oleh Gardner (1983)


adalah: (1) kecerdasan linguistik berkaitan dengan bahasa; (2)
kecerdasan logis-matematis berkaitan dengan nalar logika dan
matematika; (3) kecerdasan spasial berkaitan dengan ruang dan
gambar; (4) kecerdasan musikal berkaitan dengan musik, irama dan
bunyi atau suara; (5) kecerdasan badani-kinestik berkaitan dengan
badan dan gerak tubuh; (6) kecerdasan interpersonal berkaitan dengan
hubungan antarpribadi, sosial; (7) kecerdasan interpersonal berkaitan
dengan hal-hal yang sangat mempribadi.

Howard Gardner, yang namanya sinonim dengan teori KM ini,


mengisyaratkan bahwa mungkin ada lebih banyak lagi kecerdasan
yang telah didefinisikannya, khusus dalam budaya-budaya lain.
Dengan demikian, daftar KM-nya dapat disusun ulang dan
ditambahkan. Tujuan nyata membuat dan menyusun suatu daftar
adalah untuk mengankat kemajemukan kecerdasan (Gardner, 1993).
Tidak menjadi soal apakah ada jenis kecerdasan lebih banyak atau
tidak, ketujuh kecerdasan yang telah ditawarkan oleh Gardner kepada
kita adalah langkah raksasa menuju suatu titik di mana individu
dihargai dan keragaman dibudidayakan. Bahkan dalam buku
terakhirnya, Intelligence Refarmed Gardner menambahkan tiga jenis
kecerdasan yang lain, yaitu kecerdasan naturalis, kecerdasan
eksistensial, dan kecerdasan spiritual (1997: 47).

54
This is Me, Myself

Sedangkan Menurut T. Amstrong (2004) dalam bukunya


“Kamu Itu Lebih Cerdas Daripada Yang Kamu Duga” (You’re Smarter
Than You Think), anak-anak memiliki kecerdasan majemuk. Dalam
buku tersebut dikatakan sedikitnya ada 8 macam kecerdasan yang
salah satu atau beberapa diantaranya dapat dimiliki oleh seorang anak,
yaitu: (1) Kecerdasan dalam menggunakan kata-kata (Linguistic
Intelligence);(2) Kecerdasan dalam bermusik (Musical Intelligence); (3)
Kecerdasan dalam menggunakan logika (Logical-Mathematical
Intelligence); (4) Kecerdasan dalam menggunakan gambar (Visual-
Spatial Intelligence); (5) Kecerdasan dalam memahami tubuh (Bodily-
Kinesthetic Intelligence); (6)Kecerdasan dalam memahami sesama
(Interpersonal Intelligence);(7)Kecerdasan dalam memahami diri sendiri
(Intrapersonal Intelligence); (8) Kecerdasan dalam memahami alam
(Naturalist Intelligence).

Dari berbagai macam kecerdasan tersebut, setiap jenis kecerdasan


yangada juga memiliki ciri-ciri tertentu. Dari berbagai macam ciri yang
ada padaseorang anak dapat diketahui jenis kecerdasan yang dimiliki
oleh anak tersebut.

1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan linguistik yang disebut oleh sebagian pendidik dan


penulis sebagai kecerdasan verbal, berbeda dari kecerdasan-kecerdasan
lainnya karena seyiap orang yang mampu bertutur dan berkata-kata
dapat dikatakan memiliki kecerdasan tersebut dalam beberapa level.
Bagaimanapun juga, kriteria untuk tak sekadar kemampuan dasar ini
harus dibuat meskipun sudah jelas bahwa sebagian orang lebih
berbakat secara linguistik daripada sebagian lainnya
(Kirschenbaum,1990). Kecerdasan linguistik mewujudkan dirinya
dalam kata-kata baik dalam tulisan maupun lisan.

Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini gemar membaca,


menulis dan berbicara serta suka bercengkrama. Mereka
mengkhidmati kata-kata bukan hanya untuk makna tersurat dan

55
This is Me, Myself

tersiratnya semata namun juga bentuk dan bunyinya, serta untuk citra
yang tercipta ketika kata-kata dirancang-reka dalam cara yang lain dan
berbeda dari yang biasa. Anak dengan kecerdasan linguistik yang
menonjol biasanya senang membaca, pandai bercerita, senang menulis
cerita atau puisi, senang belajar bahasa asing, mempunyai
perbendaharaan kata yang baik, pandai mengeja, suka menulis surat
atau e-mail, senang membicarakan ide-ide dengan teman-temannya,
memiliki kemampuan kuat dalam mengingat nama atau fakta,
menikmati permainan kata (utak-atik kata, kata-kata tersembunyi,
scrabble atau teka-teki silang, bolak-balik kata, plesetan atau pantun)
dan senang membaca tentang ide-ide yang menarik minatnya.

Orang dengan kecerdasan linguistik yang tinggi dapat tumbuh dan


berkembang dalam atmosfer akademik stereotipikal yang lazimnya
tergantung pada mendengarkan kuliah (verbal), mencatat, dan diuji
dengan tes-tes tradisional. Mereka juga tampak memiliki level
kecerdasan lain yang lebih tinggi karena perangkat penilaian kita
biasanya mengandalkan respon-respon verbal, tak soal jenis
kecerdasan yang akan dinilai (Kirschenbaum, 1990).

2. Kecerdasan Musikal

Sebagian orang menyebut kecerdasan musikal sebagai kecerdasan


ritmik atau kecerdasan musikal/ritmik. Orang yang memiliki
kecerdasan jenis ini sangat peka terhadap suara atau bunyi, lingkungan
dan juga musik Seorang anak yang memiliki kecerdasan dalam
bermusik (Musical Intelligence)biasanya senang menyanyi, senang
mendengarkan musik, mampu memainkaninstrumen musik, mampu
membaca not balok/angka, mudah mengingatmelodi atau nada,
mudah mengenali banyak lagu yang berbeda-beda, mampumendengar
perbedaan antara instrumen yang berbeda-beda yang
dimainkanbersama-sama, suka bersenandung/bernyanyi sambil
berpikir ataumengerjakan tugas, mudah menangkap irama dalam
suara-suaradisekelilingnya, senang membuat suara-suara musikal
dengan tubuhnya seperti bersenandung, bertepuk tangan,

56
This is Me, Myself

menjentikkan jari atau menghentakkan kaki,senang mengarang serta


menulis lagu-lagu atau rap-nyasendiri dan mudahmengingat fakta-
fakta dengan mengarang lagu untuk fakta-fakta tersebut.

Kecerdasan musikal mungkin paling sedikit dipahami dan


setidaknya dalam lingkungan akademik yang yang paling sedikit
didukung di antara jenis-jenis kecerdasan lainnya. Anak-anak yang
bersenandung, bersiul dan bernyanyi di sekolah acapkali dipandang
sebagai penindak tidak patut atau dianggap menggangggu kelas. Siswa
dicap sebagai pembawa masalah perilaku mungkin tengah
memperlihatakan atau mempertontonkan kecerdasan musikalnya.

3. Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logis-matematis berhubungan dengan mencakup


kemampuan ilmiah. Inilah jenis kecerdasan yang dikaji dan
didokumentasikan oleh Piaget, yakni jenis kecerdasan yang sering
dicirikan sebagai pemikiran kritis dan digunakan sebagai bagian dari
metode ilmiah. Orang dengan kecerdasan ini gemar bekerja dengan
data: mengumpulkan dan mengorganisasi, menganalisis serta
menginterpretasikan, menyimpulkan kemudian meramalkan. Mereka
melihat dan mencermati adanya pola serta keterkaitan antar data.
Mereka suka memecahkan problem (soal) matematis dan memainkan
permainan strategi seperti catur. Mereka cenderung menggunakan
grafik baik untuk menyenangkan diri sendiri atau kegemaran maupun
untuk menyampaikan informasi kepada orang lain.

Kecerdasan logis matematis sering dipandang dan dihargai lebih


tinggi dari jenis kecerdasan lainnya khususnya dalam masyarakat
teknologi dewasa ini. Kecerdasan ini dicirikan sebagai kegiatan otak
kiri.

57
This is Me, Myself

4. Kecerdasan Spasial

Kecerdasan spasial yang kadang-kadang disebut kecerdasan visual


atau visual-spasial adalah kemampuan untuk membentuk dan
menggunakan model mental (Gardner, 1993). Orang yang memiliki
kecerdasan jenis ini cenderung berpikir dalam atau dengan gambar dan
cenderung mudah belajar melalui sajian-sajian visual seperti film,
gambar, video, dan peragaan yang menggunakan model. Mereka
gemar menggambar, melukis, atau mengukir gagasan-gagasan yang
ada di kepala dan sering menyajikan suasana serta perasaan hatinya
melaalui seni. Mereka sangat bagus dalam hal membaca peta dan
diagram serta begitu menikmati upanya memecahkan jejaring yang
ruwet serta menyusun jigsaw puzzle.

Kecerdasan spasial sering dialami dan diungkapkan dengan


berangan-angan, berimajinasi dan berperan (Lazear, 1994).
Kecerdasan ini dapat dilukiskan sebagai kegiatan otak kanan dan
mempunyai beberapa karakteristik yang mirip dengan kecerdasan
intrapersonal. Anak dengan kecerdasan visual biasanya kaya dengan
khayalan sehinggacenderung kreatif dan imaginatif.

5. Kecerdasan Badani-Kinestik

Kecerdasan badani-kinestik sering disebut sebagai kecerdasan


kinestik saja. Orang yang memiliki kecerdasa ini memproses informasi
melalui sensasi yang dirasakan pada badan mereka.

Anak yang memiliki kecerdasan dalam memahami tubuh


cenderung sukabergerak dan aktif, mudah dan cepat mempelajari
keterampilan-keterampilanfisik serta suka bergerak sambil berpikir,
mereka juga senang berakting,senang meniru gerak-gerik atau ekspresi
teman-temannya, senangberolahraga atau berprestasi dalam bidang
olahraga tertentu, terampilmembuat kerajinan atau membangun
model-model, luwes dalam menari,berjoget atau berdansa, senang
menggunakan gerakan-gerakan untukmembantunya mengingat
berbagai hal, mempunyai koordinasi serta kesadaranyang baik

58
This is Me, Myself

terhadap tempo dan senang beristirahat. Anak-anak dengankecerdasan


tubuh biasanya lebih mengandalkan kekuatan otot-ototnya.

Kecerdasan badani-kinestik lebih mudah dipahami daripada


kecerdasan musikal karena kita semua umumnya berpengalaman
dengan tubuh dan gerak setidaknya dalam beberapa hal dan tingkat.

6. Kecerdasan Interpersonal

Jika seseorang memiliki kecerdasan dalam memahami sesama


biasanya ia suka mengamati sesama, mudah berteman, suka
menawarkan bantuan ketika seseorang membutuhkan, menikmati
kegiatan-kegiatan kelompok serta percakapan yang hangat dan
mengasyikkan, senang membantu sesamanya yang sedang bertikai
agar berdamai, percaya diri ketika bertemu dengan orang baru, suka
mengatur kegiatan-kegiatan bagi dirinya sendiri dan teman-temannya,
mudah menerka bagaimana perasaan sesamanya hanya dengan
mengamati mereka, mengetahui bagaimana cara membuat sesamanya
bersemangat untuk bekerja sama atau bagaimana agar mereka mau
terlibat dalam hal-hal yang diminatinya, lebih suka bekerja dan belajar
bersama ketimbang sendirian, senang meyakinkan orang tentang sudut
pandangnya terhadap sesuatu, mementingkan soal keadilan serta
benar-salah dan senangbersukarela untuk menolong sesama. Anak
yang memiliki kecerdasaninterpersonal biasanya disukai teman-
temannya karena ia mampu berinteraksidengan baik dan memiliki
empati yang besar terhadap teman-temannya.

Sisi gelap kecerdasan interpersonal adalah tindak penyelewengan


sedangkan sisi terangnya adalah empati. Inilah kecerdasan milik orang
ekstovert.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan intrapersonal tercermin dalam kesadaran mendalam


akan perasaan batin. Inilah kecerdasan yang memungkinkan seseorang
memahami diri sendiri, kemampuan dan pilihannya sendiri. Orang

59
This is Me, Myself

dengan kecerdasan intrapersonal tinggi pada umumnya mandiri, tak


tergantung pada orang lain dan yakin dengan pendapat diri yang kuat
terhadap hal-hal yang kontroversial. Mereka memiliki rasa percaya diri
yang besar serta senang sekali bekerja berdasarkan program sendiri dan
hanya dilakukan sendirian.

Kecerdasan intrapersonal acapkali dipertautkan dengan


kemampuan intuitif. Kecerdasan jenis ini milik orang introvert.

8. Kecerdasan Naturalis

Seorang yang memiliki kecerdasan dalam memahami alam


biasanya suka binatang, pandai bercocok tanam dan merawat kebun di
rumah atau di lingkungannya, peduli tentang alam serta lingkungan,
senang ke taman, kebun binatang atau menikmati keindahan di
aquarium.

Selain itu ia juga senang berkemah atau mendaki gunung di alam


bebas, senang memperhatikan alamdimanapun dia berada, mudah
beradaptasi dengan tempat dan acara yangberbeda-beda, senang
memelihara binatang, mempunyai ingatan yang kuat tentang detail
tempat-tempat yang pernah dia kunjungi serta nama-namahewan,
tanaman, orang dan berbagai hal lainnya, banyak bertanya
tentangorang, tempat dan hal yang dia lihat di lingkungan atau di alam
sehingga diabisa lebih memahaminya. Ia mampu memahami serta
mengurus dirinya sendiridi situasi atau tempat yang baru dan berbeda.
Ia juga sangat memperhatikanlingkungan di sekitarnya (di sekolah
atau di rumah). Anak ini biasanya senangmencari tahu tentang sesuatu
kemudian mengelompokkannya ke dalamkategori tertentu, misalnya
senang mengamati burung, bebatuan atau mencatat jenis mobil yang
berbeda-beda. Anak dengan kecerdasan ini biasanyatahu persis kepada
siapa harus meminta bantuan saat memerlukan.

Tidak ada seorang normal pun yang hanya memiliki satu jenis
kecerdasan saja. Sejatinya, hampir setiap orang mempunyai beberapa
jenis sekaligus. Sebagian orang bahkan memiliki kesemuanya,

60
This is Me, Myself

walaupun sebagian jauh lebih berkembang daripada lainnya. Tidak


ditemukan bukti bahwa kecerdasan-kecerdasan yang ada hadir dalam
pola tertentu atau bahwa sebagian kecerdasan cenderung dikatkan
dengan sebagian lainnya (Kirschenbaum,1990).

I. Procrastination

Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin yaitu procrastination,


yang merupakan kombinasi dari kata sifat “pro” yang berarti sebagai
gerakan maju dengan “crastinus” yang berarti “milik hari esok” atau
jika digabungkan menjadi “menangguhkan atau penundaan sampai
hari berikutnya” (Gufron, 2003:150).

Penundaan sampai hari berikutnya atau lebih mudah disebut


prokrastinasi. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Brown dan
Holtzman untuk menggambarkan sesuatu kecendrungan menunda-
nunda penyelesaian suatu tugas. Seorang yang mempunyai
kecenderungan untuk menunda atau tidak segera memulai pekerjaan
disebut orang yang melakukan prokrastinasi. Biasanya orang yang
melakukan prokrastinasi akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
tidak ada kaitannya dengan tugas yang seharusnya dikerjakan.
Steel (dalam Kartadinata, I. & Tjundjing, S, 2008:110)
mengatakan bahwa prokrastinasi adalah “To voluntarily delay an

61
This is Me, Myself

intended course of action despite expecting to be worse-off for the delay”.


Artinya, prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang
diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat
menghasilkan dampak buruk.
Dilihat dari pendapat Steel tersebut berarti prokrastinasi
dilakukan secara sadar, akan tetapi tidak menghiraukan akibat atau
dampak yang dihasilkan dengan melakukan prokrastinasi akademik.
Jika dibiarkan begitu saja akan menjadi suatu kebiasaan buruk.
Menurut Glenn (dalam Gufron, 2003:151) proktastinasi berhubungan
dengan sindrom-sindrom psikiatri. Seorang prokrastinator biasanya
juga mempunyai tidur yang tidak sehat, mempunyai depresi yang
kronis, penyebab stress, dan berbagai penyebab penyimpangan
psikologis lainya. Selain itu menurut Lopes (dalam Gufron, 2003:151),
prokrastinasi juga mempunyai pengaruh yang paradoksal terhadap
bimbingan dan konseling.
Artinya prokrastinasi juga dapat berdampak buruk pada
kesehatan pelakunya. Seperti yang disebutkan Glenn, seorang yang
melakukan prokrastinasi biasanya memiliki kebiasaan-kebiasan yang
seharusnya tidak dilakukan oleh siapapun.
Menurut Burka dan Yuen (dalam Solomon & Rothblum,
1984:503) “Yet procrastination involves far more than deficient time
management and study skills. Anecdotal data from procrastination and from
clinical observations of procrastination”. Ditegaskan dengan menyebutkan
adanya aspek irrasional yang dimiliki oleh seorang prokrastinator.
Seorang prokrastinator memiliki pandangan bahwa suatu tugas harus
diselesaikan dengan sempurna, sehingga dia merasa lebih aman untuk
tidak melakukanya dengan segera, karena hal itu akan menghasilkan
sesuatu yang tidak maksimal. Dengan kata lain, penundaan
dikatagorikan sebagai prokrastinasi adalah apabila penundaan tersebut
sudah merupakan kebiasaan atau pola yang menetap yang selalu
dilakukan seseorang ketika menghadapi tugas dan penundaan tersebut
disebabkan oleh adanya keyakinan-keyakinan yang irrasional dalam
memandang tugas.
Ferrarri (dalam Gufron, 2003:154) membagi prokrastinasi menjadi
dua, yakni (1) functional procrastination, yaitu penundaan mengerjakan

62
This is Me, Myself

tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap


dan akurat; (2) disfunctional procrastination, yaitu penundaan yang tidak
bertujuan, berakibat jelek, dan menimbulkan masalah. Kaitannya
dengan penelitian ini yang dimaksud dengan prokrastinasi yaitu
disfunctional procrastination, karena prokrastinasi tersebut yang menjadi
masalah dan memberi dampak buruk dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah prokrastinasi akademik dan non akademik digunakan
para ahli untuk membagi jenis-jenis tugas yang cenderung sering
ditunda oleh prokrastinator. Prokrastinasi pada area atau bidang
akademik yang pada umumnya dilakukan oleh pelajar atau mahasiswa
disebut prokrastinasi akademik.
Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi akademik
dapat dideskripsikan sebagai kegiatan yang tidak memiliki manfaat
yang menunjang akademik yang terjadi akibat perasaan tidak nyaman.
Prokrastinasi akademik merupakan penundaan terhadap tugas-tugas
akademik yang meliputi enam bidang tugas akademik yaitu tugas
menulis paper, belajar menghadapi ujian, membaca, menyelesaikan
tugas-tugas administratif, menghadiri pertemuan, dan menyelesaikan
tugas-tugas akademik secara umum. Prokrastinasi akademik adalah
jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang
berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau
tugas kursus. (Gufron, 2003:157)
Silver (dalam Gufron, 2003:152) mengatakan prokrastinator
tidak bermaksud untuk menghindari tugas yang dihadapi tetapi hanya
menunda untuk mengerjakannya sehingga membutuhkan waktu yang
lama untuk menyelesaikan tugas. Penundaan tersebut mengakibatkan
prokrastinator gagal menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Ketika seorang pelajar tidak dapat memanfaatkan waktu
dengan baik, sering mengulur waktu dengan melakukan kegiatan yang
tidak bermanfaat sehingga waktu terbuang dengan sia-sia, tugas
terbengkalai dan penyelesaian tugas tidak maksimal berpotensi
mengakibatkan kegagalan atau terhambatnya seorang siswa meraih
kesuksesan. Kegagalan atau kesuksesan individu sebenarnya bukan
karena faktor intelegensi semata namun kebiasaan melakukan

63
This is Me, Myself

penundaan terutama penyelesaian tugas akademik yang dikenal


dengan istilah prokrastinasi akademik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi
akademik merupakan tindakan menunda menyelesaikan tugas-tugas
antara lain tugas menulis paper, belajar menghadapi ujian, membaca,
menyelesaikan tugas-tugas administratif, menghadiri pertemuan, dan
menyelesaikan tugas-tugas akademik secara umum.
Prokrastinasi akademik merupakan merupakan tindakan
menunda menyelesaikan tugas-tugas antara lain tugas menulis paper,
belajar menghadapi ujian, membaca, menyelesaikan tugas-tugas
administratif, menghadiri pertemuan, dan menyelesaikan tugas-tugas
akademik secara umum. Tindakan menunda yang dapat dikatakan
prokrastinasi akademik memiliki ciri-ciri tertentu.
Ferrari dkk. (dalam Ghufron, 2003:158) mengatakan bahwa
sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan
diamati ciri-ciri tertentu.
1) Adanya penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas.
Seseorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas
yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya,
akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau
menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah
mulai mengerjakan sebelumnya.
Dengan kata lain seorang yang melakukan prokrastinasi secara
sadar mengetahui bahwa tugas itu penting bagi dirinya, akan tetapi dia
tidak ingin memulai untuk mengerjakan tugas, apalagi untuk
menyelesaikannya. Seorang yang melakukan prokrastinasi bukan
tidak mungkin akan kehabisan waktu untuk menyelesaikan tugas
sampai waktu yang ditentukan.
2) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas.
Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang
lebih lama daripada waktu yang dibutuhkan pada umumnya dalam
mengerjakan suatu tugas. Seorang prokrastinator menghabiskan waktu
yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan,
maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian

64
This is Me, Myself

suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang


dimilikinya. Kadang-kadang tindakan tersebut mengakibatkan
seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai.
Kelambanan, dalam arti lambannya kerja seseorang dalam melakukan
suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi
akademik.
Kelambanan tersebut disebabkan karena persiapan diri yang
berlebihan. Misalnya saja sebelum mengerjakan tugas seorang
prokrastinator merasa perlu untuk mendapat hiburan dengan
menonton televisi terlebih dahulu. Hal-hal semacam itu akan membuat
orang mengalami kelambanan untuk mengerjakan tugas yang
seharusnya. Ia akan memasuki zona nyaman dan melupakan hal yang
seharusnya ia selesaikan.
3) Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual.
Seorang prokrastinator mempunyai kesulitan untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya.
Seorang prokrastinator sering mengalami keterlambatan dalam
memenuhi deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun
rencana-rencana yang telah dia tentukan sendiri. Seseorang mungkin
telah merencanakan untuk mulai mengerjakan tugas pada waktu yang
telah ia tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba dia tidak juga
melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga
mengakibatkan keterlambatan maupun kegagalan untuk
menyelesaikan tugas secara memadai.
Seorang prokrastinator tidak memiliki konsistensi dalam
dirinya. Dapat juga dikatakan ia sebagai orang yang tidak dapat
menepati janji, bahkan kepada dirinya sendiri. Seorang prokrastinator
tidak dapat melakukan sesuatu seperti apa yang sudah direncanakan.
Misal ada seorang pelajar, ia berencana mengerjakan PR sepulang
sekolah karena minggu depan dikumpulkan. Setelah sepulang sekolah
pelajar tersebut seolah-olah melupakan tugas dan justru melakukan
kegiatan yang tidak bermanfaat, karena dia merasa masih memiliki
waktu yang sangat banyak untuk menyelesaikan tugas. Keesokan
harinyapun dia melakukan hal yang sama. Hingga akhirnya setelah

65
This is Me, Myself

hari pengumpulan tugas dia belum selesai karena waktu yang tidak
dimanfaatkan dengan baik.
4) Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan daripada
melakukan tugas yang harus dikerjakan.
Seorang prokrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan
tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk
melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan
mendatangkan hiburan, seperti membaca (koran, majalah, atau buku
cerita lainnya), nonton, ngobrol, jalan, mendengarkan musik, dan
sebagainya, sehingga menyita waktu yang dia miliki untuk
mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya.
Hal-hal semacam ini sangat sering ditemui, mungkin juga pada
pribadi kita masing-masing pernah melakukannya. Seorang
prokrastinator akan merasa sulit menghindarkan dari hal-hal yang
disebutkan diatas. Karena sebenarnya orang yang melakukan
prokrastinasi tidak memiliki keinginan yang kuat untuk menyelesaikan
tugas, maka dari itu dia gampang terbujuk melakukan hal-hal lain yang
tidak ada kaitanya dengan penyelesaian tugas.
Menurut Young (dalam Pertiwi, 2014:15) karakteristik orang
yang melakukan perilaku menunda yaitu:
1) Kurang dapat mengatur waktu.

2) Percaya diri yang rendah.

3) Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas.


4) Keras kepala, dalam arti menganggap orang lain tidak dapat
memaksanya mengerjakan pekerjaan.

5) Memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap pekerjaan


tidak dapat dilakukan tanpa adanya dia.

6) Menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan.

7) Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami mengapa


tidak dapat mengerjakan sesuatu yang dapat dikerjakan orang lain.
Seorang yang melakukan prokrastinasi akan melakukan
beberapa hal yang disebutkan oleh Young. Pada intinya seorang yang

66
This is Me, Myself

melakukan prokrastinasi akan mencari pengalihan perhatian agar tidak


mengerjakan tugasnya sekarang. Padahal sekarang atau nanti ia tetap
harus menyelesaikannya, bedanya jika ia mengerjakannya sekarang, ia
bisa menyelesaikan tugasnya segara maksimal, sedangkan jika nanti ia
akan semakin kehabisan waktu untuk menyelesaikan tugas dan hasil
yang diperoleh tidak akan maksimal.
Dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek prokrastinasi akademik
antara lain adanya penundaan, kelambanan, kesenjangan waktu dan
aktivitas lain yang lebih menyenangkan.
Prokrastinasi akademik merupakan sebuah tindakan menunda
tugas akademik, setiap tindakan pasti terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi, begitu pula prokrastinasi akademik. Seorang yang
melakukan prokrastinasi akademik pasti memiliki faktor yang
mempengaruhi tindakan tersebut.
Menurut Gufron (2003:163), faktor-faktor yang mempengaruhi
prokrastinasi akademik dapat dikategorikan menjadi dua macam,
yaitu faktor internal dan eksternal.

1) Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri individu yang meliputi
kondisi fisik dan psikologis.

a) Kondisi fisik dan kesehatan akan mempengaruhi munculnya


prokrastinasi, misalnya fatigue/stres. Seorang yang mengalami fatigue
akan memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melakukan
prokrastinasi daripada yang tidak mengalami.
b) Kondisi psikologis. Menurut Millgram dkk, trait kepribadian yang
turut mempengaruhi munculnya perilaku penundaan, misalnya trait
psikologis yang turut mempengaruhi munculnya prokrastinasi adalah
self regulation dan tingkat kecemasan dalam berhubungan sosial.
Besarnya motivasi juga mempengaruhi prokrastinasi akademik secara
negatif, di mana semakin tinggi motivasi ekstrinsik maka semakin
rendah kecenderungan prokrastinasi akademik, selain itu faktor
kontrol diri yang rendah juga turut mempengaruhi kecenderungan
prokrastinasi akademik.

67
This is Me, Myself

2) Faktor eksternal, yaitu gaya pengasuhan orang tua dan lingkungan


yang kondusif.

a) Gaya pengasuhan orang tua. Hasil penelitian Ferrari dan Ollivete


menemukan bahwa tingkat pengasuhan otoriter ayah menyebabkan
munculnya kecenderungan perilaku prokrastinasi yang kronis pada
subjek penelitian anak perempuan, sedangkan tingkat pengasuhan
otoritatif ayah menghasilkan anak perempuan yang bukan
prokrastinator. Ibu yang memiliki kecenderungan melakukan
„avoidance procrastination‟ menghasilkan anak perempuan yang
memiliki kecenderungan untuk melakukan „avoidance procrastination‟
pula.
Perlu diketahui bahwa gaya pengasuhan otoriter dan otoritatif
berbeda. Gaya pengasuhan otoriter merupakan pola asuh yang
menuntut anak agar patuh kepada semua perintah orang tua,
sedangkan gaya asuh otoritatif atau demokrasi merupakan gaya asuh
orang tua yang mendorong anak agar mandiri namun masih ada
batasan-batasan tertentu dalam pengendalian tindakan anak. Oleh
sebab itu tidak heran dalam penelitian yang dilakukan Ferrari dan
Ollivete menghasilkan kecenderungan yang berbeda terhadap masing-
masing gaya asuh.
b) Kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang lenient prokrastinasi
akademik lebih banyak dilakukan pada lingkungan yang rendah dalam
pengawasan daripada lingkungan yang penuh pengawasan. Tingkat
atau level sekolah, juga apakah lokasi sekolahterletak di desa ataupun
dikota tidak mempengaruhi munculnya perilaku prokrastinasi
akademik seseorang.
Menurut pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik dapat
dikategorikan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan eksternal.
Faktor-faktor tersebut dapat memunculkan perilaku prokrastinasi.
Prokrastinasi akademik merupakan tindakan yang tidak baik jika terus
dibiarkan. Prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan
yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku
penundaanya tersebut dapat menghasilkan dampak buruk.

68
This is Me, Myself

Steel (2007:66) juga pernah mengatakan bahwa “Combining


these elements suggests that to procrastinate is to voluntarily delay an intended
course of action despite expecting to be worse off for the delay.” Prokrastinasi
adalah suatu penundaan sukarela yang dilakukan oleh individu
terhadap tugas/pekerjaannya meskipun ia tahu bahwa hal ini akan
berdampak buruk pada masa depan.
Penundaan yang dilakukan secara suka rela atau tanpa paksaan
dari orang lain merupakan perilaku buruk yang jika dibiarkan akan
menjadi suatu kebiasaan yang buruk pula. Seorang yang melakukan
perilaku prokrastinasi terus menerus akan menjadi orang yang
memiliki masa depan yang suram.
Menurut Knaus (dalam Pertiwi, 2014:19) perilaku menunda
dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi individu.
Sirois (2004: 269-286) juga mengatakan bahwa “A variety of negative
outcomes have been linked to procrastination including poor academic
performance, higher stress, increased illness, and higher anxiety when recalling
procrastinating behavior.”
Konsekuensi negatif yang timbul dari perilaku menunda, yaitu:
performa akademik yang rendah, stres yang tinggi, menyebabkan
penyakit, dan kecemasan yang tinggi. Dampak negatif dari
prokrastinasi jelas tidak menguntungkan bagi siapapun, jika performa
akademik rendah bisa jadi seseorang tidak naik kelas. Jika memiliki
stress tinggi, bagaimana seseorang dapat menjalani kehidupan sehari-
hari dengan wajar. Mengakibatkan penyakit, jelas sekali merupakan
hal buruk. Dan memiliki kecemasan yang tinggi, kehidupan tidak akan
benar-benar dijalani dengan kebahagiaan.
Dengan berbagai penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
prokrastinasi memiliki dampak yang buruk dan harus diatasi agar tidak
menjadi kebiasaan yang semakin buruk.

69
This is Me, Myself

BAB III

TES KEPRIBADIAN + PEMBAHASAN

A. Big Five

Dalam tabel dibawah ini, tentukan nilai sebagai berikut.


Setuju = 5 Cukup Setuju =4
Netral = 3 Cukup Tidak Setuju = 2
Tidak Setuju = 1

Nilai Butir-Butir
2 1. Saya adalah pembawa “kehidupan” dalam sebuah pesta
4 2. Merasa sedikit prihatin terhadap orang lain
5 3. Selalu memiliki persiapan
4 4. Mudah merasa stress
2 5. Memiliki banyak kosa kata
4 6. Tidak banyak bicara
4 7. Merasa tertarik terhadap orang lain
4 8. Meninggalkan barang di sekitar
3 9. Merasa relax sepanjang waktu
3 10. Sulit paham tentang ide-ide abstrak
3 11. Merasa nyaman disekitar orang lain
2 12. Menghina orang lain
5 13. Memperhatikan detail
4 14. Khawatir tentang berbagai hal
3 15. Memiliki imajinasi yang jelas
3 16. Tinggal di latar belakang
4 17. Simpati terhadap perasaan orang lain
3 18. Membuat hal-hal menjadi berantakan
2 19. Jarang merasa sedih
3 20. Tidak tertarik dengan ide-ide abstrak
3 21. Memulai pembicaraan
2 22. Tidak tertarik dengan masalah orang lain
4 23. Menyelesaikan tugas dengan cara yang benar
4 24. Mudah merasa terganggu
3 25. Memiliki ide yang sangat baik
4 26. Sedikit bicara
3 27. Memiliki rambut yang lembut

70
This is Me, Myself

4 28. Sering lupa menaruh barang ketempat semula.


4 29. Mudah kecewa
3 30. Tidak memiliki imajinasi yang baik
2 31. Banyak bicara dengan orang asing disesebuah pesta
2 32. Tidak merasa tertarik dengan orang lain
3 33. Senang memerintah
3 34. Mudah berganti suasana hati
2 35. Cepat paham tentang sesuatu
3 36. Tidak suka untuk memperhatinkan diri sendiri
2 37. Mengambil waktu untuk pergi dengan orang lain
4 38. Melalaikan Tugas
3 39. Sering berganti suasana hati
2 40. Menggunakan kata-kata yang sulit
2 41. Tidak keberatan menjadi pusat perhatian.
3 42. Merasakan emosi orang lain
4 43. Mengikuti jadwal
4 44. Mudah merasa jengkel
4 45. Menghabiskan waktu untuk memikirkan berbagai hal
3 46. Terkadang malu
3 47. Membuat orang merasa nyaman
3 48. Tertarik terhadap pekerjaan anda
2 49. Sering merasa sedih
2 50. Memiliki banyak ide-ide

Untuk menentukan score, jumlah nilai dengan ketentuan berikut

E = 20 + (1) 2 – (6) 4 + (11) 3 – (16) 3 + (21) 3 – (26) 4 + (31) 2 –


(36) 3 + (41) 2 – (46) 3 = 15
A = 14 – (2) 4 + (7) 4 – (12) 2 + (17) 4 – (22) 2 + (27) 3 – (32) 2 +
(37) 2 + (42) 3 + (47) 3 = 23
C = 14 + (3) 5 – (8) 4 + (13) 5 – (18) 3 + (23) 4 – (28) 4 + (33) 3 –
(38) 4 + (43) 4 + (48) 3 = 23
N = 38 – (4) 4 + (9) 3 – (14) 4 + (19) 2 – (24) 4 – (29) 4 – (34) 3 –
(39) 3 – (44) 4 – (49) 2 = 15

71
This is Me, Myself

O = 8+ (5) 2 – (10) 3 + (15) 3 – (20) 3 + (25) 3 – (30) 3 + (35) 2 +


(40) 2 + (45) 4 + (50) 2 = 17

Keterangan :
 E = Extroversion
 A = Agreeableness
 C =Conscientiousness
 N = Neuroticism
 O = Openess to Experience

BIG FIVE PERSONALITY


Extroversion
25
20
15
Openess to 10
Agreeableness
Experience 5
0

Neuroticism Conscientiousness

Berdasarkan tes yang telah dilakukan terlihat bahwa saya


memiliki nilai tinggi pada Agreeableness dan Conscientinuosnes yang
memiliki arti bahwa saya tipe orang yang baik hati, penolong, jujur
(Agreeableness), serta terorganisir, dapat diandalkan, disiplin, dan
tepat waktu (Conscientiousness). Lalu saya memiliki nilai rendah pada
Extroversion dan Neuroticism yang memiliki arti bahwa saya tipe
orang yang tenang, santai, tidak emosional (Neuroticism) serta
pendiam, sederhana, focus pada tugas, penyendiri, dan pemalu
(Extroversion). Semua hal ini sesuai dengan karakter saya sehari-hari.

72
This is Me, Myself

B. Holland Personality

Butir-Butir R I A S E C

1. Saya suka bekerja di dalam X X X X X


mobil

2. Saya suka bermain puzzle X O X X X X

3. Saya dapat bekerja sendiri X X O X X X

4. Saya suka bekerja dengan X X X O X X


team

5. Saya adalah seseorang X X X X O X


yang ambisius, saya merancang
cita-cita saya sendiri

6. Saya senang menyusun X X X X X O


sesuatu dengan rapih dan teratur

7. Saya suka membuat O X X X X X


sesuatu

8. Saya suka membaca X X X X X


apapun tentang seni dan musik

9. Saya lebih suka X X X X X O


mendengarkan perintah yang jelas
sebelum mengikuti suatu perintah

10. Saya terkadang suka X X X X X


memengaruhi atau meyakinkan
seseorang

73
This is Me, Myself

11. Saya suka melakukan X O X X X X


eksperimen

12. Saya suka mengajari atau X X X X X


melatih seseorang

13. Saya senang untuk X X X O X X


mencoba membantu
menyelesaikan permasalahan
orang lain

14. Saya suka merawat hewan O X X X X X

15. Saya tidak masalah jika X X X X X


harrus bekerja 8 jam setiap hari di
kantor

16. Saya suka menjual sesuatu X X X X O X

17. Saya menyukai teknik X X X X X


menulis kreatif

18. Saya menyukai ilmu X X X X X


pengetahuan

19. Saya tanggap dalam X X X X O X


mengambil pertanggung jawaban
yang baru

20. Saya tertarik dalam X X X O X X


menyembuhkan seseorang

21. Saya suka mencari tau X O X X X X


bagaimana sesuatu dapat bekerja

74
This is Me, Myself

22. Saya suka menaruh O X X X X X


sesuatu dalam sebuah tempat
yang sama atau
mengumpulkannya menjadi satu

23. Saya adalah orang yang X X X X X


kreatif

24. Saya memerhatikan X X X X X O


sesuatu secara detail

25. Saya suka mengarsipkan X X X X X


sesuatu atau mengetik

26. Saya suka menganilisis X O X X X X


sesuatu/masalah/situasi

27. Saya suka memainkan X X X X X


musik

28. Saya suka mempelajari X X X O X X


budaya lain

29. Saya akan memulai bisnis X X X X O X


saya sendiri

30. Saya suka memasak X X X X X

31. Saya suka bertindak dalam X X O X X X


sebuah permainan

32. Saya orang yang praktis O X X X X X

33. Saya senang bekerja X O X X X X


dengan angka atau diagram

75
This is Me, Myself

34. Saya senang terlibat dalam X X X X X


sebuah diskusi tentang
permasalahan

35. Saya pandai dalam X X X X X O


menyimpan berkas kerja saya

36. Saya suka memimpin X X X X X

O X X X X X
37. Saya senang bekerja diluar
ruangan

38. Saya lebih suka bekerja di X X X X X


dalam kantor

39. Saya pandai dalam X O X X X X


matematika

40. Saya senang membantu X X X O X X


orang

41. Saya suka menggambar X X X X X

42. Saya suka memberi pidato X X X X X

Jika pernyataan yang ada sesuai dengan diri anda, beri tanda pada
kolom yang dikosongkan. Jika pernyataan tidak sesuai dengan diri
anda, tidak perlu anda tandai atau dibiarkan saja
Jumlahkan semua skor yang anda tandai tadi perbaris (dari atas ke
bawah)
Tulis angka tersebut dibawah ini :

76
This is Me, Myself

TOTAL

R 5

I 6

A 2

S 5

E 4

C 4

HOLLAND PERSONALITY
Realistic
6
5
4
Conventional 3 Investigative
2
1
0

Enterpreneur Artistic

Social

Berdasarkan tes yang sudah dilakukan dapat dilihat bahwa saya


merupakan tipe cukup berimbang dengan investigative sebagai sifat
yang paling menonjol dan lemah pada sifat artistic. Hal ini sesuai
dengan kebiasaan saya yang lebih suka merenung daripada mengatasi
dalam memecahkan suatu masalah serta selalu berpikir terlebih dahulu
sebelum memulai sesuatu. Lalu saya juga menonjol pada sifat realistic

77
This is Me, Myself

dan socialic. Ini juga sesuai dengan kebiasaaan saya yang mudah
bergaul (social) dan suka bekerja keras ( realistic).

C. Personality Plus (+)

Petunjuk : Berikan penilaian untuk masing-masing pernyataan


di setiap bagian sesuai dengan diri Anda sendiri untuk menjelaskan
karakter dan perilaku Anda. Penilaian mulai dari point 4 (paling
mendekati/sangat sesuai), point 3 (mendekati/sesuai), point 2 (kurang
mendekati/kadang sesuai) atau point 1 (paling tidak mendekati/tidak
sesuai)

Bagian 1
a. Saya memiliki kemauan yang sangat kuat dan keras kepala. Saya
akan melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang Saya
inginkan. (4).
b. Saya tidak pernah santai/rileks. Saya selalu ingin bekerja
walaupun waktunya sudah selesai. (2)
c. Saya lebih sering menunjukkan perilaku yang menyenangkan. Saya
lebih banyak tertawa dan tersenyum daripada berwajah muram. (2)
d. Saya jika pertama kali bertemu dengan orang yang asing, biasanya
Saya akan merasa agak sungkan. Saya lambat menerima orang baru.
Mula-mula saya akan menarik diri dan kemudian akan menyesuaikan
diri dengan perlahan-lahan. (2)

Bagian 2
a. Saya bertindak dengan cepat dan mandiri dan suka mengerjakan
sesuatu sendiri. (2)
b. Saya menunjukkan perubahan emosi yang jelas. Saya bertindak
berdasarkan perasaannya dan memiliki bakat untuk mengerjakan
sesuatu dengan dramatis. (2)
c. Saya sering tampak tenang dan ramah. Saya umumnya memiliki
reaksi yang tenang dan lembut terhadap suatu keadaan. (3)

78
This is Me, Myself

d. Saya menyukai privasi dan kadang kala menyendiri dan jarang


bergaul. (4)

Bagian 3
a. Saya umumnya tidak memberikan tanggapan yang berlebihan atas
kasih sayang yang ditujukan kepada Saya. (3)
b. Saya umumnya optimis dan antusias dalam dalam hampir setiap
situasi. (2)
c. Saya kurang aktif dalam mencoba hal-hal baru dan biasanya lebih
suka melakukan hal yang telah saya ketahui dan saya kenal. (2)
d. Saya mengajukan banyak pertanyaan dan lebih suka memikirkan
sesuatu secara mendalam sebelum mengambil keputusan. (2)

Bagian 4
a. Saya seringkali sangat aktif. Saya suka menjelajah mencoba hal
baru, dan suka mengambil risiko. (2)
b. Saya mudah bergaul dengan orang dan suka berada di keramaian.
(3)
c. Saya mudah bekerjasama dengan orang lain dan biasanya mudah
cocok dengan orang lain. (2)
d. Saya seringkali mengambil suatu pendekatan yang berhati-hati
terhadap suatu hal atau keadaan yang baru. (3)

Bagian 5
a. Saya terkadang sulit dipimpin dan sangat memilih terhadap siapa
saya akan mengikuti. (2)
b. Saya kerap berpindah dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sering
tanpa menyelesaikan kegiatan itu. (2)
c. Saya terkadang segera menyerah bila mendapat tekanan dan
mungkin meniru perilaku, aturan dan sifat orang lain secara
berlebihan. (2)
d. Level kegiatan fisik (tingkat aktivitas) Saya biasanya terlihat
rendah atau rata-rata. (2)

Bagian 6

79
This is Me, Myself

a. Saya mudah marah dan memaksa untuk bisa mendapatkan yang


Saya inginkan. (3)
b. Saya tampil kurang rapi, berantakan, dan/atau pelupa bila diminta
mengerjakan sesuatu. (3)
c. Saya mengalami kesulitan untuk bisa menerima perubahan yang
bersifat mendadak. Saya bisa bersikeras untuk mempertahankan
keadaan agar tidak berubah. Saya menginginkan segalanya tenang
dan damai. (3)
d. Emosi Saya umumnya terlihat lembut sehingga reaksi awalnya
(yang tampak/eksternal) terhadap suatu keadaan yang tidak
menyenangkan adalah dengan berdiam diri dan terkendali. Reaksi
internalnya jauh lebih kuat. (2)

Bagian 7
a. Saya sangat menyukai persaingan (3)
b. Saya sangat peduli dengan apa yang dikerjakan oleh orang lain. (3)
c. Saya tidak suka berkelahi dan menghindari pertentangan. (3)
d. Saya sering terlihat serius dan/atau sedih. (3)

Bagian 8
a. Saya mengatakan apa yang saya pikirkan dan memberi tahu apa
yang Saya inginkan. Saya bisa sangat kasar dalam mengatakan pada
orang lain tentang siapa atau apa yang tidak Saya suka. (2)
b. Saya sangat gemar bercerita. Saya sangat suka menceritakan
kepada orang lain mengenai prestasi Saya dan kawan-kawan Saya.
Saya bisa agak manipulatif dengan kemampuan Saya meyakinkan
orang lain untuk melakukan apa yang Saya inginkan. (2)
c. Saya biasanya lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. (3)
d. Saya mengajukan banyak pertanyaan (sering yang rumit) mengenai
hal-hal yang khusus dan meminta penjelasan atau jawaban yang
detail atas pertanyaan Saya. (2)

Cara penilaian ialah dengan menjumlahkan nilai pernyataan


“a”, “b”, “c”, dan “d” secara sendiri-sendiri dari bagian 1-8. Kalau
sudah diisi dengan poin-poin antara 4-1 jumlahkan nilai tersebut

80
This is Me, Myself

berdasarkan pernyataan dari huruf yang sama sehingga didapat jumlah


nilai dari tiap pernyataan a-d. Misalnya poin untuk pernyataan "a"
berapa aja dari atas sampai bawah dijumlah semua (jumlah nilai dari
pernyataan "a" dari bagian 1-8 ), lalu yang "b" sendiri, yang "c" dan "d"
juga sendiri. Ambil dua yang tertinggi, itulah jenis kepribadian yang
dominan dalam diri Anda.
Jenis Kepribadian Anda :
dominan a = Koleris
dominan b = Sanguinis
dominan c = Plegmatis
dominan d = Melankolis

Hasil Perhitungan Poin

A 21

B 19

C 19

D 20

81
This is Me, Myself

PERSONALITY PLUS
Koleris
21
20.5
20
19.5
19
18.5
Melankolis 18 Sanguinis

Plegmatis

Berdasarkan tes yang telah dilakukan dapat dibilang bahwa


saya adalah tipe orang yang dominan pada tipe Koleris dan
Melankolis. Hal ini terlihat pada kebiasaan saya sehari-hari yaitu
serius, pekerja keras, gampang bergaul, tidak suka dalam tim saya kerja
sendiri tapi rekan tim bermalasan (Korelis) serta penuh pikiran,
perfeksionis, sangat memperhatikan orang lain, setia, dan menghindari
perhatian (Melankolis)

82
This is Me, Myself

D. Intelligence Quotient

Tes IQ dilakukan pada alamat https://www.arealme.com/iq-


2016/id/

83
This is Me, Myself

Hasil Tes

Berdasarkan tes yang sudah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa saya memiliki IQ 143. Kecerdasan numeric menjadi kecerdasan
yang paling menonjol pada diri saya dalam tes tersebut. Memang
sesuai dengan karakteristik saya yang mampu menghitung cepat di luar
kepala. Namun pada kecerdasan logika saya mendapat nilai yang
rendah.

Namun, tes ini masih belum bisa dijadikan patokan karena tes
yang diujikan hanya berdasarkan 3 tipe kecerdasan saja. Lalu pada tes
IQ terakhir saya hanya mendapat skor IQ 123.

84
This is Me, Myself

E. Emotional Quotient

Dari hasil tes yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan


bahwa eq saya sudah termasuk bagus yaitu di angka 140 dari 200
dengan rating bintang 4. Sayang tidak terdapat tata cara penilaian eq
sehingga tidak dapat dianalisa lebih lanjut.

85
This is Me, Myself

F. Spiritual Quotient

Petunjuk pengisian : Pilih jawaban yang sesuai dengan diri


saudara dengan cara menuliskan huruf jawaban yang saudara pilih
pada akhir kalimat soal.

1.Kesedihan yang melukai hati saya adalah (A)


A.Berpulangnya Kedua Orang tua
B.Tidak Lulus Ujian
C.Merasa Tidak berguna
D.Kebodohan saya

2.Revolusi saya pandang sebagai (B)


A.Beban Hidup bertambah Berat
B.Meningkatnya persaingan
C.Berubahnya kehidupan
D.Musuh Abadi

3.Jika anda bercermin, apa yang kamu rasakan (D)


A.Saya adalah orang yang sukses
B.Saya adalah orang yang cantik/ganteng
C.Saya tidak pantas hidup
D.Jelek sekali wajah saya

4.Jika saya berpetualang, saya akan membawa (C)


A.Makanan
B.Minuman
C.Alat Petualangan
D.Pasangan Hidup

5.Pola berpikir saya melihat hal tidak wajar adalah (A)


A.Bingung
B.Mengambil Kesimpulan
C.Tidak Sadar
D.Panik

6.Ada seseorang mengikuti saya, saya akan (C)


A.Berjalan dengan cepat
B.Mengawasi orang tersebut

86
This is Me, Myself

C.Lari
D.Berinteraksi dengan orang tersebut

7.Saat MOS , saya memandang kakak kelas sebagai (A)


A.Orang yang lebih Tua
B.Orang yang akan menertawakan saya
C.Guru Killer pertama
D.Monster

8.Saat saya berhasil mengapai cita cita, saya akan (A)


A.Mencoba Hal baru
B.Merayakannya
C.Menginspirasi orang lain
D.Membubarkannya

9.Perempuan/Laki laki yang saya sukai, saya pandang sebagai (B)


A.Penghuni Surga
B.Calon pasangan hidup
C.Teman
D.Lawan

10.Sesuatu yang menolong saya adalah (A)


A.Uluran Tangan Sang Pencipta
B.Malaikat
C.Orang Khusus
D.Malapetaka

Cara Penilaian : Hitunglah jumlah jawaban dan pisah sesuai


abjadnya (Contoh A ada berapa, B ada berapa, C ada berapa dan D
ada berapa). Carilah jawaban dengan nilai tertinggi maka itu adalah
tingkat SQ saudara. Bila yang tertinggi adalah:

A : Anda adalah orang yang pandai dalam menggunakan kecerdasan


spiritual, melakukan serta membagi kegiatan dengan cepat dan
menempatkan tiap unsurnya suatu pelajaran atau ilmu terutama
tentang Agama.
B : Anda adalah orang yang sedikit pemalas serta terlalu penasaran
dengan ilmu agama, dan terlalu berharap dengan yang tidak-tidak ,
namun anda adalah tipe orang yang cepat dalam mengurus diri sendiri,
dalam hal membagi waktu anda sedikit terlambat.
C : Anda adalah orang yang sangat percaya diri , namun anda terlalu

87
This is Me, Myself

membuat hal yang menguntung anda adalah sesuatu yang istimewa


bagi anda, anda sedikit mencampurkan kecerdasan spiritual anda
dengan kecerdasan emosional anda .
D : Anda adalah orang dengan tipe penasaran tingkat tinggi, alias
hampir tidak mempercayai hal yang telah menolong anda. serta anda
terlalu memperdulikan diri anda sendiri daripada urusan kelompok.
Halusinasi anda jauh lebih tinggi namun cenderung ke arah yang tidak
tidak,dan anda mencampurkan IQ , EQ , SQ menjadi satu.

Namun jika anda 2 Warna atau lebih yang sama Banyaknya mungkin
Tipe tersebut Mirip dengan Kecerdasan Spiritual anda .

Hasil Perhitungan Poin

A 5

B 2

C 2

D 1

SPIRITUAL QUOTIENT
A
5
4
3
2
1
D 0 B

88
This is Me, Myself

Berdasarkan hasil tes tersebut dapat dilihat bahwa saya adalah


orang yang pandai dalam menggunakan kecerdasan spiritual,
melakukan serta membagi kegiatan dengan cepat dan menempatkan
tiap unsurnya suatu pelajaran atau ilmu terutama tentang agama. Hal
ini memiliki artian bahwa SQ saya sudah bagus.

Lalu bila jawaban yang dominan B maka kualitas SQ dapat


dibilang normal tidak bagus namun juga tidak kurang. Namun bila
jawaban yang dominan maka kualitas SQ dibilang kurang maka perlu
ditingkatkan lagi ilmu agamanya untuk meningkatkan kualitas SQ.

G. Adversity Quotient

TES ADVERSITY QUOTIENT CORE


NO RATING 1-
QUESTION
5
1 Anda menderita kemunduran 3
keuangan.Sejauh mana Anda dapat
mempengaruhi situasi ini?
2 Anda diabaikan untuk promosi.Sejauh mana 4
Anda merasa bertanggung jawab untuk
memperbaiki situasi?
3 Anda dikritik karena proyek besar yang baru 4
saja Anda selesai.Konsekuensi dari situasi ini
akan:
4 Anda tidak sengaja menghapus email 4
penting.Konsekuensi dari situasi ini akan ?
5 Proyek prioritas tinggi yang sedang Anda 4
kerjakan akan dibatalkan.
Konsekuensi dari situasi ini akan?
6 Seseorang yang anda hormati mengabaikan 5
upaya Anda untuk membahas masalah
penting.Sejauh mana Anda merasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi
ini?

89
This is Me, Myself

7 Orang-orang tidak menanggapi dengan baik 3


atas ide-ide terbaru Anda.Sejauh mana Anda
dapat mempengaruhi situasi ini?
8 Anda tidak dapat mengambil liburan yang 3
sangat dibutuhkan. Konsekuensi dari situasi
ini akan?
9 Anda selalu menemui lampu merah di jalan 3
padahal ada janji penting.Konsekuensi dari
situasi ini akan?
10 Setelah mencari sampai ke seluruh ruangan, 3
Anda tidak dapat menemukan dokumen
penting.Konsekuensi dari situasi ini akan?
11 Tempat Anda kerja adalah tidak 4
memuaskan.Sejauh mana Anda merasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi
ini?
12 Anda melewatkan janji penting.Konsekuensi 4
dari situasi ini akan?
13 kewajiban pribadi Anda dan pekerjaan anda 3
yang tidak seimbang.Sejauh mana Anda dapat
mempengaruhi situasi ini?
14 Anda sepertinya tidak pernah memiliki cukup 3
uang.Konsekuensi dari situasi ini akan?
15 Anda tidak berolahraga secara teratur 3
meskipun Anda tahu Anda harus.Sejauh mana
Anda dapat mempengaruhi situasi ini?
16 Organisasi Anda tidak memenuhi 4
tujuannya.Sejauh mana Anda merasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki situasi
ini?
17 Komputer Anda ngehang untuk ketiga kalinya 4
minggu ini.Sejauh mana Anda dapat
mempengaruhi situasi ini?
18 Pertemuan-pertemuan dimana Anda berada 3
adalah benar-benar membuang waktu.Sejauh
mana Anda merasa bertanggung jawab untuk
memperbaiki situasi ini?
19 Anda kehilangan sesuatu yang penting bagi 5
Anda.Konsekuensi dari situasi ini akan:

90
This is Me, Myself

20 Bos Anda dengan tegas tidak setuju dengan 4


keputusan Anda.Konsekuensi dari situasi ini
akan?

RATING :
1. Tidak Bisa | 2. Lumayan Bisa | 3. Netral | 4. Bisa | 5.
Sangat Bisa

SCORING :
Tanggapan AQ Anda terdiri dari empat dimensi CORE.
Memahami mereka adalah langkah pertama menuju meningkatkan
respons Anda terhadap kesulitan, memperluas kapasitas Anda, dan,
pada akhirnya, meningkatkan keseluruhan AQ Anda.
Masukkan masing-masing dari 20 angka yang Anda dilingkari
pada Adversity Response Profile di kotak sesuai yang muncul di
bawah. Kemudian masukkan total untuk setiap kolom dalam kotak
yang sesuai.
ORIGIN
CONDITIONAL AND REACH ENDURANCE
NO
(C) OWNERSHIP (R) (E)
(O)
1 1=3 2= 4 3=4 4=4
2 7=3 6=5 5=4 8=3
3 13 = 3 11 =4 9=3 10 =3
4 15 = 3 16 = 4 12 = 4 14 = 3
5 17 = 3 18 = 3 20 =4 19 = 5
JUMLAH 15 20 19 18
Skor (15 + 20 + 19 + 18) x 2 = 144

91
This is Me, Myself

ADVERSITY QUOTIENT
Conditional
20

15

10

5
Endurance 0 Origin and Ownership

Reach

Berdasarkan tes yang sudah dilakukan dapat dilihat bahwa saya


sudah memiliki kualitas AQ yang dapat dibilang cukup bagus. Namun
pada aspek Conditional kualitasnya masih perlu ditingkatkan lagi. Ini
menandakan bahwa saya termasuk orang memandang kesuksesan
sebagai pekerjaannya dan kesulitan adalah sesuaatu yang berasal dari
pihak luar. Akan tetapi saya juga adalah orang yang menganggap
bahwa peristiwa buruk berada di luar kendalinya.

H. Kecerdasan Majemuk

Petunjuk Pengisian : Berilah tanda (V) pada akhir pernyataan di


nomor-nomor yang sesuai dengan keadaan anda yang sebenarnya. Bila
tidak sesuai dikosongkan saja

1.Anda suka bermain dengan kata, pelesetan kata-kata.


2.Anda suka membuat tulisan-tulisan, cerita dan tidak kesulitan
mengerjakan tugas laporan.
3.Berbagai tulisan suka anda baca; koran, majalah, merk mobil, stiker
di angkutan kota, bahkan label produk. (V)

92
This is Me, Myself

4.Anda cukup percaya diri dan meyakinkan pada saat berdebat dengan
orang lain.
5.Perumpamaan, kutipan atau pepatah seringkali anda tambahkan
dalam percakapanmu.
6.Salah satu permainan yang anda sukai adalah scrabble dan TTS.
7.Pelajaran bahasa dan sastra merupakan pelajaran yang anda sukai
dan kuasai dengan baik (V)
8.Anda dapat memberikan pengarahan atau penjelasan yang jelas dan
lugas.
9.Mudah bagi anda untuk menangkap informasi yang disampaikan
melalui radio atau penjelasan guru di kelas
10.Perbendaharaan kata anda cukup banyak, bahkan temanmu kadang
tidak mengerti.
11.Menghitung cepat diluar kepala adalah hal mudah untuk anda. (V)
12.Anda menyukai kegiatan-kegiatan percobaan di laboratorium
untuk melihat reaksi apa yang terjadi.
13.Kegiatan anda sehari-hari tersusun dengan rapi dan teratur. (V)
14.Pelajaran matematika,statistik, atau fisika mudah anda pahami. (V)
15.Permainan logika seperti catur, permainan komputer yang
memerlukan strategi anda sukai. (V)
16.Kalau menghadapi suatu masalah, anda biasanya menyusun
langkah-langkah yang akan anda ambil. (V)
17.Mudah bagimu untuk melihat kesalahan logika berpikir yang
dilakukan orang lain.
18.Anda senang menganalisis suatu situasi atau pendapat orang lain.
19.Anda senang melihat atau mencari pola hubungan antar objek atau
antar bilangan.
20.Banyak pertanyaan-pertanyaan "mengapa" yang terlintas saat
melihat sesuatu. (V)
21.Anda menyukai lukisan dan ukiran atau patung.
22.Untuk memudahkan anda mengingat, anda suka membuat
diagram-diagram atau menggambari catatan pelajaran.
23.Anda dapat menggambarkan dengan jelas bagaimana sesuatu
terlihat dari berbagai sisi.
24.Puzzle adalah mainan yang anda sukai dan mudah diselesaikannya.

93
This is Me, Myself

25.Pelajaran seni, terutama seni rupa adalah pelajaran yang paling


anda tunggu-tunggu.
26.Buat anda lebih menyenangkan untuk dapat membaca suatu tulisan
yang banyak ilustrasinya. (V)
27.Menggunakan handycam atau memotret untuk merekam suatu
peristiwa.
28.Anda pandai membaca peta (peta jalan menuju suatu lokasi) dan
peka terhadap arah atau kedudukan anda di suatu tempat. (V)
29.Pelajaran Geometri masih anda sukai daripada pelajaran Aljabar.
30.Anda tidak menemukan kesulitan yang berarti dalam merakit
sesuatu. (V)
31.Tidak cukup hanya melihat saja untuk mempelajari hal baru, anda
lebih suka kalau bisa mengerjakannya langsung sendiri.
32. Anda menyukai petualangan yang sangat berkesan untukmu, yang
spektakuler, yang membebani fisik. (V)
33.Kegiatan membuat model 3 dimensi menyenangkan untuk anda.
34.Saat berolah raga adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu olehmu di
sekolah. (V)
35.Anda cukup terampil untuk mengerjakan berbagai keterampilan
atau kerajinan tangan.
36.Buat anda, memecahkan suatu masalah sambil bergerak: berjalan,
berlari atau berolah raga merupakan cara yang tepat dan membuat
anda lebih nyaman.
37.Anda merasa nyaman jika tubuh anda aktif bergerak,
38.Untuk mendukung ekspresi pikiran anda, seringkali gerakan tubuh
anda juga ikut berbicara.
39.Berpakaian harus terasa nyaman di badan, tidak harus terlihat
necis, nyaman, itu yang penting untukmu. (V)
40.Anda pandai meniru gerakan, perilaku dan kebiasaan orang lain.
(V)
41.Sambil mengerjakan sesuatu, anda suka bersenandung atau bersiul.
42.Anda menikmati lagu sambil mengetuk-ngetukkan jari,
menggerakkan kaki atau badan sesuai irama. (V)
43. Rasanya hampir dimana-mana musik menyertai anda.
44. Menghafalkan lagu, terutama nadanya sangat mudah buat anda.

94
This is Me, Myself

45.Bunyi berbagai jenis alat musik dapat anda bedakan dengan baik.
46.Ada satu atau beberapa alat musik yang dapat anda mainkan.
47.Seringkali tiba-tiba anda 'mendengar' jinggle iklan di pikiranmu. (V)
48.Tak terbayangkan jika harus hidup tanpa musik. Musik adalah
segalanya.
49.Jika musik dimainkan, anda dapat menyanyi dengan nada yang
tepat.
50.Musik buat anda mudah membangkitkan emosi atau kenangan-
kenangan tertentu dalam pikiranmu.
51.Jika ada masalah, anda lebih suka mendiskusikannya dengan orang
lain daripada dipikirkan sendiri. (V)
52.Anda senang 'ngumpul-ngumpul' dengan teman kalau ada waktu
luang. (V)
53.Permainan-permainan yang bisa melibatkan cukup banyak orang
seperti main kartu atau monopoli menyenangkan buat anda. (V)
54. Seringkali teman-teman anda menjadikan anda sebagai tempat
curhat.
55.Anda senang mengarahkan orang lain mengerjakan sesuatu, anda
senang menjadi pemimpin.
56.Anda senang bekerja dalam kelompok atau menjadi panitia dalam
kegiatan-kegiatan sekolah.
57.Ada beberapa sahabat dekat yang sangat anda percayai. (V)
58.Anda cukup sering membantu teman menyelesaikan
permasalahannya.
59.Dalam berolah raga, anda menyukai olahraga tim seperti basket,
soft ball atau sepak bola, daripada olahraga individual seperti renang
atau catur. (V)
60.Anda tahu banyak informasi tentang lingkungan sekitar anda; siapa
yang baru jadian, yang sedang sakit, marahan dan lain-lain.
61.Mengikuti seminar-seminar pengembangan diri sangat menarik
minat anda.
62. Anda cukup realistis mengenai kelebihan dan kekurangan diri anda
dan menerima apa adanya. (V)

95
This is Me, Myself

63.Jika waktu libur tiba, yang terbayang adalah tempat-tempat yang


nyaman untuk menyendiri, merenung, tidak terlalu ramai dan bukan
merupakan pusat kota. (V)
64.Anda sering menyisihkan waktu untuk dapat memikirkan tentang
diri anda. (V)
65.Anda menetapkan tujuan hidup anda, dan punya gambaran
kemana anda akan melangkah.
66.Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan sendiri lebih anda pilih
daripada yang melibatkan banyak orang.
67.Diari atau buku harian adalah penampung semua pikiran dan
renungan anda, juga kejadian-kejadian lain yang penting dalam
hidupmu.
68.Anda mengerjakan tugas untuk diri anda sendiri.
69.Anda punya prinsip yang anda kembangkan sendiri, tak tergantung
pada orang lain. (V)
70.Anda tidak tergantung pada orang lain dan memiliki kemauan yang
kuat.
71. Anda menyenangi binatang atau memiliki binatang peliharaan di
rumah. (V)
72.Anda punya minat terhadap bagaimana tubuh bekerja dan
menyukai berita-berita baru di bidang kesehatan.
73.Anda hafal cukup banyak nama-nama beserta bentuk berbagai jenis
tumbuhan, bunga atau pepohonan.
74. Anda bertangan dingin' dalam menanam dan merawat tumbuhan.
75.Topik-topik mengenai pelestarian alam, konservasi alam sangat
menarik minat anda.
76.Anda terlibat dalam kegiatan pelestarian alam dan lingkungan.
77. Anda paham tentang teori-teori asal mula terbentuknya jagat raya,
perkembangan teori evolusi dan lain-lain.
78. Kehidupan binatang liar, jejak dan sarangnya menarik minat anda.
79.Anda berminat pada masalah sosial dan lingkungan.
80.Seringkali anda dapat membayangkan diri anda bekerja dikelilingi
pepohonan, di hutan, atau anda suka memancing. (V)

96
This is Me, Myself

Cara Penilaian

Bila skor “L” (1-10) mu dominan, maka anda cerdas secara


linguistik. Adalah kemampuan membaca, menulis dan berkomunikasi
dengan kata-kata atau bahasa. Anda mungkin cocok dan tertarik
dengan kegiatan jurnalistik, penyair, orator, pelawak, editor,
sekretaris, ilmuwan sosial, atau politisi..
Bila skor “LM” (11-20) mu dominan, maka anda cerdas secara
Logis Matematis. Adalah kemampuan mengolah angka dan atau
kemahiran menggunakan logika atau akal sehat. Anda mungkin cocok
dan tertarik untuk menjadi ilmuwan, insinyur, programer komputer,
akuntan, ekonom,atau bahkan detektif dan ahli hukum.
Bila skor “VS” (21-30) mu dominan, maka anda cerdas secara
Visual-Spasial. Adalah kemampuan berpikir menggunakan visual atau
gambar dan membayangkannya dalam pikiran dalam bentuk dua atau
tiga dimensi.Anda mungkin tertarik untuk menjadi arsitek, seniman,
pemahat, pelaut, fotografer, montir, atau perancang kota..
Bila skor “M” (31-40) mu dominan, maka anda cerdas secara
Musikal. Kemampuan menyanyikan lagu, menggubah musik,
mengapresiasi musik, serta menjaga ritme. Anda mungkin tertarik
untuk menjadi musisi, komposer, atau penyanyi..
Bila skor “K” (41-50) mu dominan, maka anda cerdas secara
Kinestetik. Kemapuan menggunakan tubuh, tangan untuk
memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan ide
dan emosi.Anda mungkin tertarik untuk menjadi atlit, penari, pemain
drama, tukang kayu, pemahat atau pilot dan montir.
Bila skor “Ier” (51-60) mu dominan, maka anda cerdas secara
Interpersonal. Kemampuan memahami dan bekerja dengan orang lain,
memperlihatkan empati dan perhatian, motivasi dan tujuan orang lain.
Anda mungkin tertarik untuk menjadi konselor, pengusaha, fasilitator,
guru, pemuka agama.
Bila skor “Ia” (61-70) mu dominan, maka anda cerdas secara
Intrapersonal. Kemampuan memahami diri sendiri, mengenali
kelebihan dan kekurangan diri, menganalisis diri, membuat rencana
dan menyusun tujuan yang hendak dicapai. Anda mungkin tertarik

97
This is Me, Myself

untuk menjadi filosof, penyuluh, pembimbing spiritual, penulis, atau


wirausaha.
Bila skor “N” (71-80) mu dominan, maka anda cerdas secara
Naturalis. Kemampuan mengenali bentuk-bentuk alam di sekitar kita;
flora, fauna dan fenomena-fenomena alam lainnya. Anda mungkin
tertarik untuk menjadi ahli botanis (tumbuhan), konservasi, pecinta
lingkungan, pakar ekologi, atau dokter hewan.

Hasil Perhitungan
Kecerdasan Majemuk Nilai
Linguistik 2
Logis-Matematis 6
Visual-Spasial 2
Musikal 5
Kinestetik 2
Interpersonal 5
Intrapersonal 4
Naturalis 2

KECERDASAN MAJEMUK
Linguistik
6
5
Naturalis Logis-Matematis
4
3
2
1
Intrapersonal 0 Visual-Spasial

Interpersonal Musikal

Kinestetik

98
This is Me, Myself

Berdasarkan tes kecerdasan majemuk terlihat bahwa saya termasuk


orang yang memiliki kecerdasan logis-matematis yang menonjol. Hal
ini didukung dengan kebiasaan saya yang selalu membuat susunan
rencana/agenda secara terperinci dan mampu menghitung cepat di
luar kepala. Selain itu saya juga menonjol pada kecerdasan musikal,
interpersonal dan intrapersonal. Kebiasaan saya yang menggambarkan
kecerdasan musikal adalah saya suka memainkan game yang
berhubungan dengan musik,lalu setiap mendengar musik yang enak
didengar dan memiliki lirik lagu yang memotivasi membuat saya
menjadi lebih semangat. Lalu hal yang mendukung bahwa saya
memiliki kecerdasan intrapersonal ialah saya dapat mengenal perilaku
dan watak seseorang dari penampilan dan gaya hidupnya sehari-hari.
Kecerdasan intrapersonal saya juga menonjol karena saya selalu
berpikir apa saja yang harus lakukan dan apa yang menjadi
kekurangan saya.

Dari kecerdasan majemuk yang saya miliki maka minat dan bakat
saya adalah menjadi ilmuwan, insinyur, programer komputer,
akuntan, ekonom, detektif, ahli hukum. konselor, pengusaha,
fasilitator, guru, pemuka agama.filosof, penyuluh, pembimbing
spiritual, penulis, atau wirausaha. Dari pilihan yang ada saya tertarik
untuk menjadi ilmuwan, programer komputer, dan wirausaha.

99
This is Me, Myself

I. Procrastination

Put an X in the box that best describes how you feel and behave.
(Note => 0: Not at all ; 1: Somewhat ; 2: Moderately ; 3: A lot)
Statement 0 1 2 3

1. I often put things off because I X


don't feel like Doing them.
2. I often tell myself, "I'll do it X
later when I'm in The mood."
3. I often give up when X
things are harder than
I Expeced.
4. I get frustrated when things X
don't come Easily.
5. I avoid tasks because I'm afraid X
I might do a Bad job.
6. I'd rather not do something X
than try and Fail.
7. I don't like to do things if I X
can't do them Perfectly.
8. I often worry that I won't do a X
really Outstanding job.
9. I'm often critical of what I do, X
even if I do a Good job.
10. I don't usually feel very good X
about my Accomplishments.
11. I often feel guilty about all the X
things I should
be doing.
12. I put things off and then X
I feel guilty about not
doing them.
13. I usually feel reluctant to talk X
to someone I'm angry or upset
with.
14. I often avoid dealing with X
conflicts with other
people.
15. I often agree to do things X
I don't really want to do.

100
This is Me, Myself

16. It's hard for me to say no to X


people.
17. I don't like it when X
people act bossy and try
to tell me what to do.
18. I dig in my heels X
when people make
demands on me.
19. I usually don't feel very X
enthusiastic about the
things I have to do.
20. I don't really want to do a lot X
of the things I
have to do.

Result

Item Number Mind Set Your Score


1+2 Putting the Cart 5
Before the Horse
3+4 The Mastery Model 4
5+6 Fear of Failure 4
7+8 Perfectionism 5
9+10 Lack of Rewards 4
11+12 "Should" Statements 5
13+14 Passive Aggression 3
15+16 Unassertiveness 3
17+18 Coercion Sensitivity 2
19+20 Lack of Desire 4
All Total Score 39

101
This is Me, Myself

PROCRASTINATION

Putting the Cart…


5
Lack of Desire 4 The Mastery Model
3
Coercion Sensitivity 2 Fear of Failure
1
0
Unassertiveness Perfectionism

Passive Aggression Lack of Rewards


"Should" Statements

Berdasarkan tes yang sudah dilakukan dapat dilihat bahwa


tingkat procrastination saya cukup mengkhawatirkan. Hampir semua
unsur procrastination berada pada tingkatan yang tinggi kecuali pada
Coercion Sensitivy. Saya sendiri juga mengakui untuk semester ini
merasa seperti kehilangan gairah untuk kuliah. Padahal 2 semester
sebelumnya saya termasuk rajin dan tidak memiliki tingkat
procrastination yang tinggi. Mungkin penyebabnya karena ibu saya
yang membiayai kuliah saya tahun depan akan pensiun dan saat itu
kemungkinan saya masih belum lulus sehingga saya berpikir keras
untuk mencari pekerjaan meski itu sampingan tapi memiliki
pendapatan yang cukup untuk membiayai perkuliahan saya.

102
This is Me, Myself

BAB IV

PENUTUP

Proyeksi Masa Depan

Target saya yang ingin dicapai dalam waktu dekat adalah


menjadi pemain game profesional. Alasan saya ingin menjadi pemain
game profesional karena saat ini trend esport lagi meningkat ditengah
kontroversinya. Banyak orang yang menganggap bahwa video game
hanya sebagai hiburan semata, padahal video game yang telah masuk
menjadi bagian esport dapat menghasilkan pendapatan yang cukup
besar. Apalagi di turnamen skala internasional hadiah yang
diperebutkan mulai dapat mencapai milyaran rupiah itupun belum
termasuk sponsor.

Namun untuk menjadi pemain game profesional memerlukan


modal yang bisa dibilang besar. Selain itu layaknya atlet pada
umumnya menjadi pemain game profesional memerlukan latihan yang
rutin serta menjaga kondisi tubuh. Tak jarang ditengah jadwal yang
ketat ada pemain game profesional yang kurang berolahraga dan
konsumsi doping berupa minum kafein dan minuman energi seperti
krating daeng.

Alasan saya ingin menjadi pemain game profesional karena saya


tidak ingin menjadi beban orang tua. Apalagi umur saya yang sudah
23 tahun di mana seharusnya saya sudah lulus kuliah dan bekerja.
Selain itu tahun depan ibu saya sudah pensiun menjadi PNS yang pada
saat itu saya masih belum lulus. Untuk mengumpulkan modal saya
mengikuti beragam acara dan undian berhadiah. Hal ini terpaksa
karena saya sampai saat ini belum memiliki skill yang dapat digunakan
untuk memulai pekerjaan.

Target saya dalam menempuh pendidikan ialah dapat lulus cepat


3,5 tahun serta lulus cum laude. Selanjutnya saya ingin mendapatkan
beasiswa untuk kuliah S2 di Jepang tepatnya di Tokyo University. Tak

103
This is Me, Myself

menutup kemungkinan saya melanjutkan S3 antara di Tokyo


University atau University of Liverpool

Cita-cita saya kelak adalah menjadi seorang penemu. Saya ingin


hasil penemuan saya dapat berguna bagi masyarakat dan dibuat secara
massal. Saya juga ingin kelak memiliki perusahaan sendiri karena saya
mempunyai prinsip daripada menjadi PNS namun bermalas-malasan
lebih baik bsrwirausaha secara maksimal terutama sejalan dengan hobi
yang saya tekuni. Target saya terakhir adalah menjadi seseorang yang
mampu memajukan Indonesia serta menjadi tokoh yang mampu
membawa perubahan di dunia.

104
This is Me, Myself

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Yulia Cahya. 2017. Check Up Kepribadian. Yogyakarta :


Universitas Negeri Yogyakarta
Pratiaksa, I Made Yana. 2017. Praktis Jitu dan Mengenal Inner Self.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Sudarsono, Dharu. 2017. Know Our Self with Personality Test.
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
http://yugataharuhi.blogspot.co.id/2013/10/kuesioner-untuk-tes-
sifat-kepribadian.html diakses pada tanggal 31 Oktober 2017 pukul
21.00 WIB
http://gigihanggriawan.blogspot.co.id/2011/03/angket-bakat-
minat.html diakses pada tanggal 31 Oktober 2017 pukul 21.00 WIB
https://fazulha.wordpress.com/2016/10/05/4-tipe-kepribadian-
manusia-plegmatis-melankolis-sanguinis-koleris/ diakses pada tanggal
19 Desember 2017 pukul 23.20 WIB
http://rinainatrira.blogspot.co.id/2016/09/psikologi-iqeq-dan-sq.html
diakses pada tanggal 19 Desember 2017 pukul 23.20 WIB

http://etheses.uin-malang.ac.id/2251/6/08410095_Bab_2.pdf
diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 21.15 WIB

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/K3111068_bab2.pdf
diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 21.15 WIB

https://sites.pc.gsu.edu/walter42/files/2016/07/Holland-pictures-
1tf3vig.jpg diakses pada tanggal 20 Desember 2017 pukul 21.15 WIB

https://www.jobtestprep.com/media/26883/big_five_image.png.pag
espeed.ce.9Ogw2hLgaP.png diakses pada tanggal 22 Desember 2017
pukul 01.00 WIB

105
This is Me, Myself

http://kaaffah.xyz/wp-content/uploads/2015/12/kecerdasan-
majemuk.jpg diakses pada tanggal 22 Desember 2017 pukul 01.00 WIB

https://www.javatpoint.com/fullformpages/images/IQ.jpg diakses
pada tanggal 22 Desember 2017 pukul 01.00 WIB

https://www.mhs.com/Portals/1/images/keyareas/EQ-i-Model.png
diakses pada tanggal 22 Desember 2017 pukul 09.47 WIB

http://sqreformation.com/wp-
content/uploads/2011/09/9prinsip.jpg diakses pada tanggal 22
Desember 2017 pukul 09.47 WIB

https://pondokislami.com/wp-content/uploads/2016/05/adversity-
quotient.jpg diakses pada tanggal 22 Desember 2017 pukul 09.47 WIB

https://shortridgedailyecho.org/wp-
content/uploads/2017/08/definition-procrastination.png diakses
pada tanggal 23 Desember 2017 pukul 14.40 WIB

http://energeticawakenings.com/wp-
content/uploads/2015/09/who-am-i-5.png diakses pada tanggal 23
Desember 2017 pukul 14.40 WIB

http://3.bp.blogspot.com/-_6258A-m-
C8/UBJLlOcKMUI/AAAAAAAAADQ/Ign1CCwkf7Q/s1600/pot
ensi-.png diakses pada tanggal 24 Desember 2017 pukul 14.40 WIB

https://oktaviantz.wordpress.com/2013/08/15/mengenalmenerima
dan-mengembangkan-diri-sendiri/ diakses pada tanggal 24 Desember
2017 pukul 17.31 WIB

http://www.tekun.info/mengembangkan-bakat-dan-potensi-diri/
diakses pada tanggal 25 Desember 2017 pukul 21.46 WIB

106
This is Me, Myself

https://i.pinimg.com/736x/b9/c5/6f/b9c56f7c115ce86c82e134de1e
42acb3--tattoo-tribal-tatoo.jpg diakses pada tanggal 25 Desember 2017
pukul 21.46 WIB

https://static1.squarespace.com/static/51f072fae4b044aa909e9959/t
/53f9a0e1e4b06aa2bfc51e69/1408868785199/Schermata+2014-08-
24+a+10.26.29.png?format=500w diakses pada tanggal 26 Desember
2017 pukul 11.54 WIB

https://www.arealme.com/iq/id/ diakses pada tanggal 26 Desember


2017 pukul 11.54 WIB

https://www.arealme.com/eq/id/ diakses pada tanggal 26 Desember


2017 pukul 11.54 WIB

107

Anda mungkin juga menyukai