Daftar isi………………………………………………..………1
Kata Pengantar…………………………………………………2
BAB I Pendahuluan…………………………………………….3
BAB II Pembahasan……………………………………………7
Pengertian kepribadian…………………………………………7
Kepribadian Holland1………………………………………...17
Pengertian kecerdasan………………………………………...28
Pengertian prokrastinasi………………………………………51
Tes kecerdasan………………………………………………..75
Tes prokastinasi……………………………………………….83
Daftar pustaka………………………………………………...85
1
Kata pengantar
Penulis,
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada zaman Yunani Kuno para Filsuf besar mengakui
pentingnya pengetahuan mengenal diri sendiri. Socrates, seorang
filsuf besar mengatakan : lebih dari segalanya, ketahuilah diri Anda.
Namun kebanyakan kita merasa kurang tertarik atau kurang penting
untuk meluangkan waktu seperlunya agar sadar terhadap diri kita.
Sedangkan yang lain merasa bahwa melewatkan waktu hanya untuk
memahami diri itu adalah perbuatan yang egois, karena itu lebih baik
waktu digunakan berupaya untuk memahami orang lain.
3
3. Meningkatkan “pengertian” diri, nilai-nilai diri
dan kebutuhan diri sehingga bisa mengontrol orang lain
melakukan hal yang sama
4. Untuk memperoleh pengertian kepribadian orang lain,
sehingga terjadi umpan balik pengalaman yang positif
5. Mempelajari perubahan dalam gaya hidup (life style) yang
berkembang
1. Faktor bawaan
Bawaan genetik yg menentukan diri fisik primer (warna
kulit, mata, bentuk hidung), juga kecenderungan dasar,
misalnya kepekaan, penyesuaian diri.
2. Faktor lingkungan sekolah, lingkungan sosial budaya
(teman, guru, tetangga)
Contoh : Perluasan wawasan => Pendidikan
formal/informal, pergaulan
3. Interaksi antara bawaan dan lingkungan
Mengakibatkan perasaan ”Aku/Diriku” dalam seseorang
Contoh : Pengalaman masa kanak-kanak => anak sering
dipukuli, maka cenderung pada saat dewasa menjadi
sadis/kejam.
Langkah-langkah membentuk kepribadian yang positif :
1. Antusias dan bertanggung jawab (sense of responsibility)
Orang yang tidak mau menerima tanggung jawab,
cenderung membebankan kesalahan kepada Tuhan. Dengan
4
memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, seseorang akan
melaksanakan tugas yang diberikan secara tuntas, sehingga
membuahkan hasil akhir yang memuaskan baik terhadap
atasan maupun terhadap rekan sekerja terlebih juga terhadap
customer.
2. Perhatian (sense of caring)
Hanya mereka-mereka yang tidak didominasi oleh sikap
egosentris yang memiliki kepekaan terhadap kepntingan
orang lain dan sekitarnya. Apabila kita memiliki sikap penuh
perhatian, maka kita akan mampu menganalisa situasi secara
tepat. Kalau kita ingin memiliki sahabat, maka kita harus
bisa menjadi seorang sahabat.
3. Memilih kata-kata dengan cermat (choice of words)
Orang bodoh berbicara tanpa berfikir, orang yang bijaksana
berfikir sebelum berbicara. Membiasakan menggunakan
magic words yaitu dapat membuat senang orang yang
mendengarnya, misalnya : tolong, terima kasih dan kata
maaf.
4. Kebiasaan mengkritik dan mengeluh (judge mental)
Berawal dari sifat ingin mengubah orang lain agar sesuai
dengan keinginan kita, membuat kita sering mengkritik
perilaku orang lain. Kebiasaan mengeluh sering kita jumpai
bagi mereka yang tidak memiliki “sikap bersyukur”, juga
menunjukkan kepribadian yang kekanak-kanakan karena
ingin selalu diperhatikan.
5. Tersenyum dan bersikap ramah (gracious)
Senyum meningkatkan nilai pada wajah serta memiliki efek
menular dan juga merupakan cara yang murah untuk
memperbaiki penampilan. Senyum yang tulus mengalir dari
suasana hati yang gembira karena kebaikan. Begitu juga
senyum yang tidak tulus akan mudah dirasakan oleh orang
yang menerimanya. Kebiasaan selalu bersikap ramah dan
tersenyum mengkomunikasikan bahwa kita bersedia
menerima dan melayani keberadaan orang lain.
5
6. Jadilah pendengar yang baik (be a good listener)
Mendengar menunjukkan kita memiliki kepedulian. Jika
kita memiliki sikap peduli kepada orang lain, maka orang
tersebut merasa dirinya penting. Hubungan timbal balik
akan kita peroleh setelah kita mampu berperan sebagai
pendengar terlebih dahulu.
7. Penghargaan (reward)
Hubungan yang dapat bertahan lama adalah hubungan yang
menghasilkan nilai win-win dan bukannya hubungan sesaat
atau sepihak.
Di dalam organisasi atau dunia kerja, sikap saling melayani
merupakan cerminan bahwa kita memiliki integritas dalam mencapai
keberhasilan. Dimulai dari melayani dan mencintai diri sendiri
terlebih dahulu, barulah kita akan mapu mencintai serta melayani
orang lain baik horizontal/vertikal
6
BAB II
PEMBAHASAN
KEPRIBADIAN
A. Pengertian kepribadian
• Pengetahuan
Pengetahuan merupakan suatu unsur-unsur yang mengisi
akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia
terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca inderanya yang
ma-suk kedalam berbagi sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya.
Dan didalam otak tersebutlah semuanya di-proses menjadi susunan
yang dipancarkan oleh individu kealam sekitar, yang dikenal sebagai
“persepsi” yaitu; “seluruh proses akal manusia yang sadar”.
Ada kalanya suatu persepsi yang diproyeksi-kan kembali
menjadi suatu penggambaran berfokus tentang lingkungan yang
mengandung bagian-bagian. Penggambaran yang terfokus secara
lebih intensif yang terjadi karena pemustan secara lebih intensif di
dalam pandangan psikologi biasanya disebut dengan “Pengamatan”.
Penggambaran tentang lingkungan dengan fokus pada
bagian-bagian yang paling menarik perhatianya seringkali diolah oleh
sutu proses dalam aklanya yang menghubungkannya dengan berbagai
penggambaran lain yang sejenisnya yang sebelumnya pernah
diterima dan diproyeksikan oleh akalnya, dan kemudian muncul
7
kembali sebagai kenangan. Dan penggambaran yang baru dengan
pengertian baru dalam istilah psikologi disebut “Apersepsi”.
Penggabungan dan membandingkan-banding-kan bagian-
bagian dari suatu penggambaran dengan bagian-bagian dari berbagai
penggambaran lain yang sejenis secara konsisten berdasarkan asas-
asas tertentu. Dengan proses kemampuan untuk mem-bentuk suatu
penggambaran baru yang abstrak, yang dalam kenyataanya tidak
mirip dengan salah satu dari sekian macam bahan konkret dari
penggambaran yang baru.
Dengan demikian manusia dapat membuat suatu
penggambaran tentang tempat-tempat tertentu di muka bumi, padahal
ia belum pernah melihat atau mempersepsikan tempat-tempat
tersebut. Penggam-baran abstrak tadi dalam ilmu-ilmu sosial disebut
dengan “Konsep”.
Cara pengamatan yang menyebabkan bahwa penggambaran
tentang lingkungan mungkin ada yang ditambah-tambah atau dibesar-
besarkan, tetapi ada pula yang dikurangi atau diperkecil pada bagian-
bagian tertentu. Dan ada pula yang digabung dengan penggambaran-
pengambaran lain sehingga menjadi penggambaran yang baru sama
sekali, yang se-benarnya tidak nyata. Dan penggambaran baru yang
seringkali tidak realistic dalam Psikologi disebut dengan “Fantasi”.
• Perasaan
Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga
mengandung berbagai macam perasaan. Sebaliknya, dapat juga
digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk
atau mendengar suara yang tidak menyenangkan. Persepsi-persepsi
seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaranya perasaan negatif.
“Perasaan”, disamping segala macam penge-tahuan agaknya
juga mengisi alam kesadaran manusia setiap saat dalam hidupnya.
“Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang
karena pengetahuannya dinilai sebagai keadan yang positif atau
negatif.
8
• Dorongan Naluri
Kesadaran manusia mengandung berbagi perasaan berbagi
perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena diperanguhi oleh
pengetahuannya, tetapi karena memang sudah terkandung didalam
orga-nismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri. Dan
kemauan yang sudah meruapakan naluri disebut “Dorongan”.
1. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat Kepribadian adalah beberapa ciri
watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan
konsukuen. Setiap manusia melakukan proses sosialisasi. Proses
sosialisasi ber-langsung selama manusia masih hidup didunia
ini. Kepribadian seseorang individu dapat terbentuk dalam
bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang
berbeda dengan orang lain.
9
3. Theodore R Newcombe
Menurut ahli sosiologi yang bernama Theodore R
Newcombe kepribadian ialah organisasi sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
5. Yinger
Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan tingkah
laku dari seseorang dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang
berinteraksi dengan serangkaian situasi.
6. Robert Sutherland
Menurut Robert Sutherland kepribadian adalah abstraksi
individu dan kelakuan nya sebagaimana halnya sama lingkungan
masyarakat dan kebudayaan. oleh karena itu kepribadian
digambarkan sebagai hubungan saling memengaruhi antara tiga
aspek tersebut.
7. M.A.W. Brower
Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial seorang
individu yaitu meliputi keinginan, opini, dorongan, dan
kekuatan, serta prilaku-prilaku seseorang.
8. Theodore M. Newcomb
Menurut ahli sosiologi Theodore M. Newcomb kepribadian
yaitu suatu kelompok sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang dari perilakunya. Hal tersebut berarti bahwa kepribadian itu
dimaksudkan untuk menunjukkan kelompok dari tingkah-tingkah
seorang individu untuk dapat berbuat, mengetahui, berpikir, dan
10
merasakan secara khusus jika ia berhubungan dengan orang lain atau
juga pada saat ia menghadapi suatu masalah / keadaan.
10. Horton
Menurut Horton menyatakan bahwa kepribadian ialah
keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang.
Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam
tindakan dari seseorang bila dihadapkan pada situasi tertentu.
12. Atkinson
Menurut Atkinson menyatakan bahwa kepribadian adalah
pola dari perilaku dan cara berpikir khas, yang menentukan
penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Kepribadian juga
mencakup kepribadian umum yang bisa diamati oleh orang lain serta
kepribadian yang terdiri dari pikiran dan pengalaman yang jarang
diungkapkan.
13. Kimmel
Menurut Kimmel menyatakan bahwa meskipun terdapat
beberapa definisi kepribadian yang berbeda, Tapi hampir dari semua
11
teori tersebut menekankan definisi kepribadian pada 3 (tiga)
karakteristik utama, yakni :
15. Sujanto
Menurut Sujanto menyatakan bahwa kepribadian adalah
suatu totalitas psikofisis yang rumit dari individu, sehingga nampak
dalam tingkah lakunya yang unik.
17. Allport
Menurut Allport menyatakan bahwa kepribadian ialah
sebagai susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri
12
individu, yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap
lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport yaitu meliputi
sikap, keyakinan, keadaan emosional, keyakinan dan nilai. Selain itu
termasuk juga perasaan dan motif yang bersifat psikologi akan tetapi
mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak
secara umum.
18. Cuber
Menurut Cuber menyatakan bahwa kepribadian ialah
gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan terlihat oleh
seseorang.
19. Browen
Menurut Browen menyatakan bahwa kepribadian ialah
corak tingkah laku sosial yang meliputi opini, sikap, corak kekuatan,
keinginan, dan dorongan seseorang.
20. Theodore
Menurut Theodore menyatakan bahwa kepribadian ialah
organisasi sikap-sikap/ prespositons yang seseorang miliki sebagai
latar belakang terhadap perilaku. Pastilah terdapat penyebab dari
munculnya kepribadian seseorang.
13
• Cattel (dalam Engler, 2009) mengatakan kepriba-dian
adalah prediksi mengenai perilaku seseorang dalam
menghadapi situasi yang terjadi padanya.
1. Openness(keterbukaan)
14
usahanya secara proaktif dan penghargaan-nya terhadap pengalaman.
Mereka adalah orang-orang yang memiliki nilai imajinasi yang
tinggi. Dimensi ini dapat membangun pertumbuhan pribadi.
Openness mempunyai ciri mudah beroleransi, kapasitas untuk
menyerap informas, menjadi seseorng yang sangat focus dan mampu
untuk waspada pada perasaan, memiliki fikiran yang imfulsivitas.
2. Conscientioiusness (kesadaran)
3. Extraversion (Ekstraversi).
15
untuk bersosialisasi dan membagi kasih sayang. Menilai kualitas dan
intensitas hubungan interpersonal dengan motivasi yang tinggi untuk
bergaul, memiliki kemampuan untuk berbahagia, dimensi ini
menunjukan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Meraka
adalah orang-orang yang ramah, tegas serta menghabiskan banyak
waktu untuk menikmati hubungan. Seseorang yang tinggi dalam
dimensi ini cenderung penuh semangat antusias, dominan, ramah,dan
komunikatif, mereka mengingat semua interaksi social berinteraksi
dengan lebih banyak orang. Sedangkan yang rendah pada dimensi ini
akan lebih pemalu, kurang percaya diri dan pendiam.
4. Agreeableness( keramahan )
5. Neuroticism( neoritisme)
16
seseorng dengan neuroticism yang rendah akan lebih mudah merasa
puas, gembira dan emosi positif lain dalam kehidupannya.
C. Kepribadian Holland
17
Urutan orientasi yang pertama terhadap suasana lingkungan
pekerjaan tertentu merupakan corak hidup yang utama dan pertama,
urutan model orientasi kedua terhadap lingkungan kerja yang lainnya
dan merupakan corak hidup yang kedua bagi seseorang untuk
selanjutnya. Penempatan urutan corak hidup itu sangat bergantung
dari tingkat kecerdasan serta penilainnya terhadap diri sendiri. Makin
jelas penempatan urutan corak hidupnya maka akan semakin
menghasilkan pola pilihan yang tepat bagi seseorang. Namun perlu
digarisbawahi, jika model orientasi John L. Holland ini mengajukan
model orientasi berdasarkan budaya Amerika.
1. Tipe realistic
18
Contoh pekerjaan orang dengan tipe kepribadian realistis
adalah, operator mesin/radio, sopir truk, petani, penerbang, pengawas
bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis.
2. Tipe intelektual/investigative
19
3. Tipe sosial
4. Tipe konvensional
20
pemecahan masalah memerlukan suatu proses informasi verbal dan
dan matematis secara kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis.
Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan nampak dengan jelas
dan memerlukan waktu yang relative singkat.
5. Tipe usaha/enterprising
21
6. Tipe artistic
22
MINAT DAN BAKAT
A. Pengertian Bakat
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar
dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan orang lain, namun
hasilnya justru lebih baik. Bakat merupakan potensi yang dimiliki
oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Contoh seorang yang
berbakat melukis akan lebih cepat mengerjakan pekerjaan lukisnya
dibandingkan seseorang yang kurang berbakat.
Jenis-jenis bakat antara lain sebagai berikut:
1. Bakat umum, merupakan kemampuan yang berupa potensi dasar
yang bersifat umum, artinya setiap orang memiliki.
2. Bakat khusus, merupakan kemampuan yang berupa potensi
khusus, artinya tidak semua orang memiliki misalnya bakat seni,
pemimpin, penceramah, olahraga.
Selain itu bakat khusus yang lain, yaitu :
• Bakat Verbal
Bakat tentang konsep – konsep yang diungkapkan dalam
bentuk kata – kata.
• Bakat Numerikal
Bakat tentang konsep – konsep dalam bentuk angka.
• Bakat Skolastik
Kombinasi kata – kata (logika) dan angka – angka.
Kemampuan dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola
sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan
konseptual atau pola numerik, pandangan hidupnya umumnya
bersifat rasional. Ini merupakan kecerdasan para ilmuwan,
akuntan, dan pemprogram komputer.(Newton, Einstein, dsb.)
23
• Bakat Abstrak
Bakat yang bukan kata maupun angka tetapi berbentuk pola,
rancangan, diagram, ukuran – ukuran, bentuk – bentuk dan
posisi-posisinya.
• Bakat mekanik
Bakat tentang prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin,
perkakas dan alat – alat lainnya.
• Bakat Relasi Ruang (spasial)
Bakat untuk mengamati, menceritakan pola dua dimensi
atau berfikir dalam 3 dimensi. Mempunyai kepekaan yang tajam
terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan
begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta
dengan mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
Ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis, pilot,
dan insinyur mesin. (Thomas Edison, Pablo Picasso, Ansel
Adams, dsb.)
• Bakat kecepatan ketelitian klerikal
Bakat tentang tugas tulis menulis, ramu-meramu untuk
laboratorium, kantor dan lain – lainnya.
• Bakat bahasa (linguistik)
Bakat tentang penalaran analistis bahasa (ahli sastra)
misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiaran, editing,
hukum, pramuniaga dan lain – lainnya.
B. Pengertian Minat
Minat adalah suatu proses yang tetap untuk memperhatikan
dan menfokuskan diri pada sesuatu yang diminatinya dengan
perasaan senang dan rasa puas ( Hilgar & Slameto ; 1988 ; 59).
Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu
campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut
atau kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu
pikiran tertentu. (Maprare dan Slameto; 1988; 62).
24
Jadi, dapat disimpulkan minat ialah suatu proses
pengembangan dalam mencampurkan seluruh kemampuan yang ada
untuk mengarahkan individu kepada suatu kegiatan yang
diminatinya.
25
• Faktor kepribadian
Faktor kepribadian yaitu keadaan psikologis dimana
perkembangan potensi anak tergantung pada diri dan emosi anak
itu sendiri. Hal ini akan membantu anak dalam membentuk
konsep serta optimis dan percaya diri dalam mengembangkan
minat dan bakatnya (Asror ; 1999 ; 93).
3. Faktor Ekstern
• Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan olahan dari berbagai hal
untuk mendukung pengembangan minat dan bakat anak. Faktor
lingkungan terbagi atas :
- Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan tempat latihan atau belajar
dan tempat anak memperoleh pengalaman, karena keluarga
merupakan lingkungan pertama dan paling penting bagi anak.
(Sutiono ; 1998 ; 171).
- Lingkungan sekolah
Suatu lingkungan yang dapat mempengaruhi proses belajar
mengajar kondusif yang bersifat formal.
Lingkungan ini sangat berpengaruh bagi pengembangan
minat dan bakat karena di lingkungan ini minat dan bakat anak
dikembangkan secara intensif.
- Lingkungan sosial
Suatu lingkungan yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat. Di lingkungan ini anak akan mengaktualisasikan
minat dan bakatnya kepada masyarakat.
1. Perlu Keberanian
Keberanian membuat kita mampu menghadapi tantangan atau
hambatan, baik yang bersifat fisik dan psikis maupun kendala-
kendala sosial atau yang lainnya. Keberanian akan memampukan kita
melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala yang ada,
26
dan bukan sebaliknya, membuat kita takut dan melarikan diri secara
tidak bertanggung jawab.
27
KECERDASAN
A. Pengertian Kecerdasan
1. Gregory
Menurut Gregory, Kecerdasan adalah kemampuan atau
keterampilan untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk
yang bernilai dalam satu atau lebih bangunan budaya tertentu.
28
2. C. P. Chaplin
Menurut C. P. Chaplin, Kecerdasan adalah kemampuan
menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara tepat
dan efektif.
3. Anita E. Woolfolk
Menurut Anita E. Woolfolk, Kecerdasan adalah kemampuan
untuk belajar, keseluruhan pengetahuan yang diperoleh, dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi baru atau lingkungan
pada umumnya.
4. Alfred Binet dan Theodore Simon
Menurut Alfred Binet dan Theodore Simon, Intelegensi adalah
kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, kemampuan
untuk mengubah arah tindakan jika tindakan sudah dilakukan dan
kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.
5. Lewis Madison Terman (1916)
Menurut Lewis Madison Terman, Intelegensi adalah
kemampuan seseorang untuk berpikir secara abstrak.
6. H. H. Goddard (1946)
Menurut Goddard, Intelegensi adalah tingkat pengalaman
seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihasapi dan untuk
mengantisipasi masalah yang akan datang.
7. V.A.C Henmon
Menurut V.A.C Henmon, Intelegensi adalah kemampuan untuk
memperoleh pengetahuan.
8. Baldwin (1901)
Menurut Baldwin, Intelegensi adalah daya atau kemampuan
untuk memahami.
9. Goorge D. Stoddard (1941)
Menurut Goorge D. Stoddard, Intelegensi adalah kemampuan
memahami masalah yang sukar, abstrak, ekonomis, diarahkan pada
tujuan, memiliki nilai sosial dan berasal dari sumbernya.
29
10. Walters dan Gardner (1986)
Menurut Walters dan Gardner, Intelegensi adalah kemampuan
atau serangaian kemampuan yang memungkinkan individu untuk
memecahkan masalah.
11. Flynn (1987)
Menurut Flyyn, Intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir
secara abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman.
12. Edward Lee Thorndike (1913)
Menurut Edward Lee Thorndike, Intelegensi adalah kemampuan
memberikan respon yang baik dari pandangan kebenaran atau fakta.
13. David Wechsler
Menurut David Wechsler, Intelegensi adalah kemampuan
bertindak secara terarah, berpikir rasional dan mengkhadapi
lingkungannya secara efektif.
B. Jenis-jenis Kecerdasan
30
• Kecerdasan music
• Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka)
• Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri )
• Kecerdasan intrapersonal ( cerdas bergaul).
31
bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi
oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan
yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang
peranan yang amat penting.
• Inteligensi dan IQ
Orang seringkali menyamakan arti inteligensi dengan IQ,
padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat
mendasar. Arti inteligensi sudah dijelaskan di depan, sedangkan IQ
atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh
dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya
memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang
dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan.
32
perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini
sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang
bernama William Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence
Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet ini banyak digunakan untuk
mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
33
untuk mengungkap prestasi belajar pada bidang tertentu dinamakan
Scholastic Aptitude Test dan yang dipakai di bidang pekerjaan adalah
Vocational Aptitude Test dan Interest Inventory. Contoh dari
Scholastic Aptitude Test adalah Tes Potensi Akademik (TPA) dan
Graduate Record Examination (GRE). Sedangkan contoh dari
Vocational Aptitude Test atau Interest Inventory adalah Differential
Aptitude Test (DAT) dan Kuder Occupational Interest Survey.
34
berperan dalam berbagai kemajuan yang dicapai oleh ilmu
pengetahuan.
• Fungsi Otak kanan dan kiri
Walaupun keliatannya simetris secara struktur, tapi
keduanya mempunyai fugsi yang berbeda, bila Otak kiri bertanggung
jawab terhadap proses berfikir logis, berdasar realitas, mampu
melakukan penafsiran secara abstrak, dan simbolis, cara berfikirnya
sesuai untuk tugas tugas verbal, menulis, membaca, menempatkan
detail, fakta. Sedangkan cara berfkir otak kanan lebih bersifat acak,
tidak teratus, intuitif holistik, bersifat nonverbal, kearah perasaan dan
emosi, kesadaran yang berkenaan dengan perasaan (merasakan
kehadiran suatu benda atau orang), pengenalan bentuk, pola, musik,
kepekaan warna, kreativitas, visualisasi. (Bobbi De Potter,1999, 37 –
38).
Kedua belahan otak penting artinya, orang yang
memanfaatkan kedua belah otak ini cenderung seimbang dalam setiap
aspek kehidupannya, Belajar dapat dengan mudah bagi mereka
karena mereka mempunyai pilihan untuk menggunakan bagian otak
yang diperlukan dalam setiap pekerjaan yang mereka hadapi. Emosi
yang positif akan mendorong kearah kekuatan otak kearah yang lebih
berhasil (Bobbi De Potter, 1999, 38) Kedua belahan otak penting
artinya, orang yang memanfaatkan kedua belah otak ini cenderung
seimbang dalam setiap aspek kehidupannya, Belajar dapat dengan
mudah bagi mereka karena mereka mempunyai pilihan untuk
menggunakan bagian otak yang diperlukan dalam setiap pekerjaan
yang mereka hadapi. Emosi yang positif akan mendorong kearah
kekuatan otak kearah yang lebih berhasil (Bobbi De Potter, 1999, 38)
35
oleh orang lain. Daniel Goleman didalam buku kecerdasan emosi
memberi tujuh kerangka kerja kecakapan ini, yaitu:
36
yang sering disebut EQ sebagai: “himpunan bagian dari kecerdasan
sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang
melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya
dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan
tindakan.” (Shapiro, 1998:8).
37
lain, apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja,
bagaimana bekerja bahu membahu dengan kecerdasan. Sedangkan
kecerdasan intra pribadi adalah kemampuan yang korelatif, tetapi
terarah ke dalam diri. Kemampuan tersebut adalah kemampuan
membentuk suatu model diri sendiri yang teliti dan mengacu pada diri
serta kemampuan untuk menggunakan modal tadi sebagai alat untuk
menempuh kehidupan secara efektif.” (Goleman, 2002: 52).
38
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kecerdasan
emosional adalah kemampuan siswa untuk mengenali emosi diri,
mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang
lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama)
dengan orang lain.
• Mengelola Emosi
Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam
menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras,
sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar
emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju
kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan
intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita (Goleman,
2002: 77-78). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk
menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau
39
ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta
kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan.
40
• Membina Hubungan
Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu
keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan
keberhasilan antar pribadi (Goleman, 2002 : 59). Keterampilan dalam
berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan
membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang
diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan
orang lain.
41
3. Spiritual Quotient ( SQ ) atau kecerdasan spiritual
42
menghubungkan kita langsung dengan Tuhan, atau apa pun yang kita
namakan sebagai sumber keberadaan kita. (Mimi Doe & Marsha
Walch, 10 Prinsip Spiritual Parenting: Bagaimana Menumbuhkan
dan Merawat Sukma Anak Anda. (Bandung: Kaifa, 2001), hal
20) Spiritual juga berarti kejiwaan, rohani, batin, mental, moral. (
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1989), hal 857)
43
Kecerdasan spiritual menurut Stephen R. Covey adalah
pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena dia
menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan
spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang
tak terbatas. (Stephen R. Covey, The8th Habit: Melampaui
Efektifitas, Menggapai Keagungan, (Jakarta: PT Gramedia pustaka
utama. 2005), hal 79)
Menurut Tony Buzan kecerdasan spiritual adalah yang
berkaitan dengan menjadi bagian dari rancangan segala sesuatu yang
lebih besar, meliputi “melihat suatu gambaran secara menyeluruh”.(
Tony Buzan, Head First, 10 Cara Memanfaatkan 99% Dari
Kehebatan Otak Anda Yang Selama Ini Belum Pernah Anda
Gunakan,(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal 80)
44
• Kemampuan untuk menggunakan sumber-sumber spiritual untuk
menyelesaikan masalah.
• Kemampuan untuk berbuat baik.
45
berikan kepadanya jalan-jalan Kami”? anak tersebut memiliki
karakteristik yang keempat.
46
Seorang yang tinggi SQ-nya cenderung menjadi menjadi
seorang pemimpin yang penuh pengabdian - yaitu seorang yang
bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih
tinggi terhadap orang lain, ia dapat memberikan inspirasi terhadap
orang lain.( Danah Zohar Dan Ian Marshal, SQ: Memanfaatkan
Kecerdasan Spritual., hal, 14)
47
ilmuan dan sebagainya. Ia mengemukakan bahwa orang memiliki
emosi positif dan sebagainya karena sifat / karakternya, dan karakter
yang paling berhasil sepanjang sejarah kehidupan manusia adalah
karakter yang abadi, terus dicari, dan seakan menimblkan tarikan
grafitasi mengenai dinamika perilaku manusia sepanjang zaman.
Adapun sifat tersebut setelah lama di cari oleh ilmuan dan mereka
lukiskan sebagai karakter CEO tidak lain adalah asmaul husna yang
99. Prinsip ini menurut Agustian telah tertamam dalam diri manusia
dan seakan terekam sebagai Chip yang akan menjadi dinamika
perilaku dan kepribadian manusia. (Ary Ginanjar Agustian, Rahasia
Sukses Membangun ESQ Power., hal 87-95)
• Memaknai
48
Mengenai hal ini Covey meneguhkan tentang pemaknaan
dan respon kita terhadap hidup. Ia mengatakan “cobalah untuk
mengajukan pertanyaan terhadap diri sendiri: Apa yang dituntut
situasi hidup saya saat ini; yang yang harus saya lakukan dalam
tanggung jawab saya, tugas-tugas saya saai ini; langkah bijaksana
yang akan saya ambil?”. Jika kita hidup dengan menjalani hati nurani
kita yang berbisik mengenai jawaban atas pertanyaan kita diatas
maka, “ruang antara stimulus dan respon menjadi semakin besardan
nurani akan makin terdengar jelas”. (Stephen R. Covey, The8th
Habit, hal 524)
49
syukur kehadirat-Nya. Khavari lebih menekankan segi ini untuk
melakukan pengukuran tingkat kecerdasan spritual, karena”
apabila keharmonisan hubungan dan relasi spritual keagamaan
seseorang semakin tinggi maka semakin tinggi pula tingkat
kualitas kecerdasan spritualnya”.
• Dari sudut pandang relasi sosial-keagamaan. Sudut pandang ini
melihat konsekwensi psikologis spritual-keagamaan terhadap
sikap sosial yang menekankan segi kebersamaan dan
kesejahteraan sosial. Kecerdasan spiritual akan tercermin pada
ikatan kekeluargaan antar sesama, peka terhadap kesejahteraan
orang lain dan makhluk hidup lain, bersikap dermawan. Perilaku
marupakan manifestasi dari keadaan jiwa, maka kecerdasan
spritual yang ada dalam diri individu akan termanifestasi dalam
perilakunya. Dalam hal ini SQ akan termanifestasi dalam sikap
sosial. Jadi kecerdasan ini tidak hanya berurusan dengan ke-
Tuhanan atau masalah spiritual, namun akan mempengaruhi
pada aspek yang lebih luas terutama hubungan antar manusia.
• Dari sudut pandang etika sosial. Sudut pandang ini dapat
menggambarkan tingkat etika sosial sebagai manifestasi dari
kualitas kecerdasan spiritual. Semakin tinggi tingkat kecerdasan
spritualnya semakin tinggi pula etika sosialnya. Hal ini tercermin
dari ketaatan seseorang pada etika dan moral, jujur, dapat
dipercaya, sopan, toleran, dan anti terhadap kekerasan. Dengan
kecerdasan spritual maka individu dapat menghayati arti dari
pentingnya sopan santun, toleran, dan beradap dalam hidup. Hal
ini menjadi panggilan intrinsik dalam etika sosial, karena
sepenuhnya kita sadar bahwa ada makna simbolik kehadiran
Tuhan dalam kehidupan sehari-hari yang selalu mengawasi atau
melihat kita di dalam diri kita maupun gerak-gerik kita, dimana
pun dan kapan pun, apa lagi kaum beragama, inti dari agama
adalah moral dan etika. (Sukidi, Rahasia Sukses Hidup Bahagia.,
hal 80-85).
50
PROKRASTINASI
A. Pengertian Prokrastinasi
51
berpendapat bahwa prokrastinasi merupakan perilaku penundaan
yang tidak masuk akal dalam memulai atau menyelesaikan pekerjaan
karena adanya rasa tidak nyaman subjektif.
B. Penyebab procrastination
52
Alasan lainnya terjadinya procrastination adalah kesulitan
dalam mengatur waktu. Orang-orang mengalami kesulitan
berhadapan dengan deadline, kekonsistenan, ataupun memprediksi
ketepatan selesainya pekerjaan. Faktor tersebut dapat terjadi
dikarenakan factor genetis. Ada factor biologis dalam diri yang tidak
dapat menyesuaikan dengan proses yang terus berubah-ubah. Selain
itu, penundaan dapat timbul dari factor eksternal seperti keluarga,
hubungan sosial, factor kultural. Faktor-faktor ini berhubungan erat
dengan ‘penghargaan’ dan ‘hukuman’ yang dirasakan seseorang.
Seseorang yang merasa tidak pernah bermasalah dan dihukum karena
kebiasaan menunda menjadi termotivasi untuk sering melakukan
procrastination.
53
• Disiplinkan diri Anda untuk tetap melakukannya setiap hari
sampai hal itu menjadi otomatis bagi Anda untuk segera memulai
tugas terpenting Anda.
• Berikan hadiah dan penghargaan kepada diri Anda sendiri setiap
kali Anda berhasil mengatasi penundaan dan menyelesaikan
pekerjaan penting Anda.
54
BAB III
HASIL TES
Pertanyaan STS TS N S SS
Saya gampang
√
mengalami stress
55
Saya merasa nyaman
apabila bertemu dengan √
orang-orang
56
Saya mudah terganggu √
57
Saya sering menghindari
√
tugas
Saya menghabiskan
waktu untuk memikirkan √
sesuatu.
58
59
60
Banyak orang kesepian. Saya mengembangkan algoritma
pencocokan untuk membantu orang berteman. Untuk melakukan ini,
saya memerlukan data tentang pasangan nyata teman untuk melihat
prediktor persahabatan yang penting. Jika Anda memiliki teman baik
dan bersedia membuat mereka melakukan survei dengan Anda.
61
TES MINAT DAN BAKAT
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
TES KECERDASAN
TES IQ
75
76
77
78
TES SPASIAL
79
B B
C B
D C
E A
80
D B
C C
B E
B A
81
E E
E C
82
TES PROKRASTINASI
83
akademis, memenuhi hubungan, rumah yang bersih, atau tubuh yang
sehat.
84
Daftar pustaka:
http://www.seputarilmu.com/2015/12/9-pengertian-kepribadian-
menurut-para.html
http://thelittlebomb.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-kepribadian-
secara-umum.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian_Big_Five
https://ahkammuhammad.wordpress.com/psikologi/teori/big-five-
personality/
http://misscounseling.blogspot.co.id/2011/09/mengenali-bakat-dan-
minat.html
https://juliawankomang.wordpress.com/2015/12/13/intelegent-
quotient-iq-emosi-quottient-eq-spiritual-quotient-sq-dan-adversity-
quotient-aq/
http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-kecerdasan-spiritual-
ciri-sq.html
http://xerma.blogspot.co.id/2013/08/pengertian-dan-penjelasan-
intelegensi.html
http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian-kecerdasan-
emosional-menurut.html
http://lets-sharing-information.blogspot.co.id/2016/06/prokrastinasi-
2-pengertian-prokrastinasi.html
http://untar.ac.id/fp/menunda-pekerjaan/
https://nandyagoesti.wordpress.com/2008/09/26/procrastination/
85
http://www.sekolahpendidikan.com/2017/08/pengertian-kecerdasan-
jenis-dan-faktor.html
http://temubakat.com/id/index.php/main/result?p=defe1ad07f7aad81
5b53ec6741c312ef&y=1997&m=04&d=25
http://psychologytoday.tests.psychtests.com/bin/transfer
https://openpsychometrics.org/tests/IPIP-
BFFM/results.php?r=3.2,3.6,3.8,3.3,3.6#_III
86