Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR BAHAYA FISIK GETARAN

A. GETARAN MEKANIK
Umum
Industrialisasi dan modernasasi menggunakan kemajuan teknologi senantiasa di sertai
penggunaan mesin-mesin atau alat-alat mekanis yang dijalankan dengan penggerak
mula atau motor. Sebagian dari kekuatan mekanik disalurkan ke tubuh tenaga kerja
atau benda-benda disekitarnya dalam bentuk getaran mekanik. Terhadap tubuh,
getaran mekanik pada umumnya tidak dikendaki. Pada pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan palu pneumatik, getarannya justru merupakan satu bentuk yang
dikehendaki dalam pelaksanaan pekerjaannya. Oleh karena getaran mekanik tidak
dikehendaki oleh tubuh, maka perlu diketahui tentang efek negatif, batas-batas
getaran yang aman bagi tenaga kerja, dan upaya-upaya perlindungan serta
pencegahannya.
Getaran mekanik mengakibatkan timbulnya resonansi organ-organ dan jaringan
tubuh, sehingga efeknya bersifat mekanis.
Gejala-gejala getaran mekanik di sebabkan oleh:
1. Efek mekanis kepada jaringan. Pada efek mekanis, mungkin sel-sel jaringan rusak
atau metabolismenya terganggu.
2. Rangsangan reseptor syaraf dalam jaringan. Pada rangsangan reseptor, gangguan
terjadi mungkin melalui syaraf sentral atau langsung pada sistem syaraf otonom.
Kedua akibat tersebut terjadi secara bersamaan.
Pengaruh getaran mekanik terdiri dari 3 tingkat ,yaitu:
1. Gangguan yang hanya terbatas pada kenikmatan dan kenyamanan.
2. Terganggunya fungsi yang terjadi bersama-sama dengan cepatnya kelelahan, dan
3. Bahaya terhadap kesehatan

B. JENIS GETARAN
Getaran seluruh tubuh
Aspek fisik
Getaran seluruh tubuh terutama terjadi pada operator alat-alat berat seperti dump
truck, traktor, buldoser, penarik/pemindah/pengangkut kayu log, pengangkut peti
kemas dan sebagainya. Gambar 6-1 menunjukkan salah satu alat berat yang
menimbulkan getaran seluruh tubuh ( whole body variation ), yaitu dump truck.
Selain getaranyang berasal dari alat-alat berat, getaran seluruh tubuh juga dapat terjadi
oleh getaran mesin stasioner seperti generator, kompresor, dan mesin-mesin produksi
lainnya. Getaran yang demikian di transmisikan ketubuh melalui getaran lantai ke
kaki.
Getaran mekanik yang berasal dari alat-alat pengangkutan, yang biasanya dengan
frekuensi 1-20 Hz, dapat meningkat sampai beberapa ratus Hz dengan tenaga pada
kisaran 0,1 – 0,3 g.
Gambar 6-1. Alat angkutan berat yang menimbulkan getaran seluruh tubuh
Sedangkan tenaga yang ditimbulkan oleh getaran pembangunan dan traktor pertanian
dapat melebihi 1g(9,81m/detik²). Getaran-getaran demikian bukan sebagai getaran
harmonis sehingga gerak proyeksinya tidak berbentuk sinusoida, tetapi terdiri dari
unsur-unsur tidak beraturan dan adanya satu puncak dari tenagannya.
Sebenarnya yang penting adalah getaran dari tempat duduk dan penopang kaki,
karena getaran di teruskan ke tubuh. Sifat peredaman alas duduk dan injakan kaki
menentukan apakah getaran-getaran yang sama dengan getaran alami dari tempat
duduk atau kaki akan di perbesar atau tidak. Apabila peredaman kurang baik, maka
akan terjadi resonansi yang dapat beberapa kali memperbesar tenaga getaran. Getaran
mekanik pada pengangkutan harus memperhatikan tempat duduk yang
menghantarkan getaran.
Tubuh manusia merupakan susunan elastis yang kompleks dengan tulang sebagai
penyangga alat-alat, organ, dan jaringan tubuh. Tulang juga sebagai landasan
kekuatan dari kerja otot, kerangka tulang, alat-alat, organ-organ, urat-urat dan otot-
otot mempunyai sifat elastis dari kelembaman secara bersama-sama. Terhadap
getaran, susunan demikian merupakan masa peredam dan sekaligus penghantar.
Model dinamis seluruh tubuh dalam keadaan duduk dan berdiri dapat di lihat pada
Gambar 6-2

Gambar 6-2. Model mekanikal tubuh manusia, menunjukkan frekuensi-frekuensi


kisaran resonansi dari berbagai bagian tubuh.
Dari gambar tersebut dapat disaksikan bahwa organ-organ dalam meliputi
paru-paru dan isi perut dianggap satu kesatuan dari sebagian sistem. Demikian juga
dengan lengan dan bahu dianggap sebagai satu kesatuan dari sebagian sistem. Fungsi
kaki tergantung dari posisi lutut. Lutut dan tungkai lurus berfungsi sebagai 100%
penghantar ke badan, sedangkan dalam posisi bengkok bertindak sebagai peredam.
Getaran mekanis suatu sistem beresonansi maksimal apabila frekuensi getaran
itu sesuai dengan frekuensi sistem itu sendiri. Getaran demikian mempunyai frekuensi
4 – 6 Hz dengan pembesaran amplitudo 30 – 100%. Dalam beberapa kondisi puncak
getaran terjadi pada frekuensi 10-11 Hz tetapi dengan peredaman yang lebih besar.
Dalam keadaan duduk, seluruh tubuh dapat dianggap sebagai satu kesatuan masa
terhadap getaran. Pada posisi tubuh yang berbeda dengan arah getaran, penghantaran
getaran mungkin tidak sama. Isi perut pada segala sikap tubuh dapat dianggap sebagai
satu kesatuan terhadap getaran sampai dengan frekuensi 9 Hz, tetapi pada frekuensi
yang lebih besar organ-organ tubuh dan jaringan isi perut kemudian beresonansi
mengikuti getaran secara sendiri-sendiri. Organ-organ tubuh seperti tenggorokan dan
kandung kencing mempunyai frekuensi alami sendiri terutama pada frekuensi tinggi.
Terhadap getaran horisontal, posisi duduk dan berdiri menunjukkan reaksi yang
berbeda. Dalam posisi berdiri resonansi terjadi pada getaran dengan frekuensi 2 Hz
dan untuk getaran-getaran seterusnya tidak dihantar dengan baik.

Efek fisiologis
Efek getaran terhadap organ dan jaringan dalam tubuh tergantung dari organ dan
jaringan itu sendiri. Efek getaran akan besar pada organ-organ dan jaringan dengan
frekuensi alami yang mengakibatkan terjadinya resonansi. Frekuensi yang
mengakibatkan resonansi tersebut adalah 3 – 9 Hz untuk kesatuan-kesatuan bagian
tubuh seperti dada dan perut. Frekuensi-frekuensi lebih tinggi mempengaruhi organ-
organ dan jaringan-jaringan tubuh yang mempunyai frekuensi alami yang lebih tinggi
pula, yaitu alat-alat di periferi dari tubuh. Leher dan kepala, pinggul dan perineum,
serta kesatuan-kesatuan otot dan tulang terdiri dari jaringan lemah dan bagian keras
bersama dan beresonansi baik terhadap getaran dengan frekuensi 10 Hz. Pharynx
beresonansi terhadap getaran dengan frekuensi 13 – 15 Hz. Getaran-getaran yang kuat
menyebabkan perasaan sakit yang luar biasa.
Sistem peredaran darah hanya di pengaruhi oleh getaran-getaran dengan intensitas
tinggi. Tekanan darah, denyut jantung , konsumsi O2 dan volume per denyut berubah
sedikit pada intensitas 0,6 g tetapi berubah banyak pada intensitas 1,2 g dengan
frekuensi 6 – 10 Hz.
Dari semua organ dan jaringan tubuh, mata adalah paling banyak dipengaruhi oleh
getaran mekanik. Pada getaran dengan frekuensi sampai dengan 4 Hz, mata masih
dapat mengikuti getaran-getaran antara kepala dan sasaran, sedangkan untuk frekuensi
selanjutnya mata tidak lagi dapat mengikutinya. Amplitudo getaran juga berpengaruh
terhadap hal ini. Apabila amplitudo lebih besar dari dua kali jarak dari retina, maka
pada getaran dengan frekuensi tinggi penglihatan juga terganggu. Sedangkan
pengaruh terhadap cochlea oleh getaran dengan frekuensi dibawah 16 Hz belum
diketahui dengan pasti.
Pengaruh getaran mekanis terhadap syaraf dan endokrin dapat terjadi pada tenaga
kerja industri. Efeknya terutama terhadap syaraf dengan gerakan tak terkendali atau
diluar kemauannya, dan bila hal ini terjadi maka memerlukan perhatian segera.

Gangguan melakukan pekerjaan


Gangguan melakukan pekerjaan sebagai akibat getaran mekanik adalah karena
gangguan menggerakan tangan dan menurunnya ketajaman penglihatan. Oleh karena
itu, cara mengendalikannya adalah dengan mengurangi sampai sekecil-kecilnya
getaran terhadap tangan dan kaki. Untuk itu perlu penunjang anggota-anggota tubuh
dengan pemasangan peredam getaran.
Kelelahan yang terjadi akibat pemaparan pada getaran mekanik di sebabkan oleh
bertambahnya tonus otot-otot oleh getaran pada frekuensi di bawah 20 Hz. Kontraksi
statis menyebabkan penimbunan asam laktat dalam jaringan atau organ dengan akibat
bertambah panjangnya waktu reaksi. Rasa tidak enak menjadi sebab kurangnya
perhatian. Rangsangan-rangsangan pada sistem retikuler di otak menjadi penyebab
rasa mabok. Sebaliknya frekuensi di atas 30 Hz di gunakan dalam kedokteran
olahraga untuk memulihkan otot-otot sesudah kontraksi luar biasa.
Getaran-getaran mekanik yang terdiri dari campuran bermacam-macam frekuensi
bersifat segera menegangkan dan melemaskan tonus otot, yang merupakan efek yang
melelahkan. Untuk hal itu sangat di perlukan peredaman seperti tempat duduk yang
elastis.

Batas aman
Batas toleransi dari ISO/TC 108/WGI untuk berbagai jenis dan tingkat getaran serta
lamanya bekerja dapat di tetapkan menggunakan kurva Gambar 6-3

Getaran dengan frekuensi 4,0 – 6,3 Hz dan percepatan efektif 0,25 m/detik2 tenaga
kerja dapat mengalami getaran selama 8 jam/hari, sedangkan bila percepatan efektif
1,6 m/detik2 batas aman mengalami getaran selama 20 menit.

Perlindungan
Secara fisika, getaran suatu benda dapat dihindari dengan meletakkan peredam di
bawah benda yang terkena getaran dari sumber getaran. Hal ini dapat terjadi dengan
syarat frekuensi alami dari obyek/benda, jauh lebih rendah dari pada frekuensi-
frekuensi sumber getaran. Oleh karena itu, frekuensi alami getaran oleh peredam
tempat duduk dan alas kaki. Tingkat perlindungan yang demikian ditentukan oleh
tebalnya tempat duduk dan alas kaki. Traktor-traktor yang arah geraknya tidak lurus,
tetapi menyudut menyebabkan rangsangan vestibuler yang mengakibatkan keluhan-
keluhan.

Getaran mekanik pada lengan


Alat-alat kerja di perusahaan yang pengoperasiannya bergetar, mengakibatkan
getaran-getaran pada lengan atau tangan. Alat-alat kerja yang penggunaannya sekali-
sekali saja atau tidak kontinu dan getarannya tidak seberapa , maka alat demikian
tidak mengakibatkan bahaya. Tetapi alat-alat kerja bergetar dalam industri, kehutanan,
pembangunan, dan pertambangan penggunaannya secara kontinu. Alat yang
mengakibatkan getaranpada lengan dapat dilihat pada gambar 6-4 dan gambar 6-5.
Dalam pertambangan di bawah tanah, alat-alat yang bergetar demikian adalah
pengebor hidrolik atau mekanik, baik untuk mengebor bijih tambang maupun untuk
pemasangan baut penahan bagian langit-langit dari lobang tambang.

Gambar 6-4, Alat yang mengakibatkan getaran pada lengan

Gambar 6-5, Gergaji rantai(chain saw) menimbulkan getaran lengan

Di pabrik baja dan pengecoran logam digunakan gerinda dan atau pemukul atau bor
mekanik penghancur cetakan pasir. Dalam penebangan atau logging di gunakan
gergaji tangan dengan rantai( chain saw ) yang menimbulkan getaran lengan. Perataan
dan pembongkaran aspal pada pekerjaan-pekerjaan pembangunan dan perbaikan jalan
juga menggunakan alat getar dan bor elektrik.
Dua gejala utama sebagai akibat getaran mekanik pada lengan(han tool mechanical
vibration) adalh (Sum’mur) :
1. Kelainan-kelainan pada peredaran darah dan susunan syaraf
Kelainan pada peredaran darah dan susunan syaraf adalah mirip dengan fenomena
Raynaud, yang gejalanya : “pucat dan biru berulang dari anggota badan, yang
mulai tampak pada saat anggota badan kedinginan tanpa gejala klinis adanya
penyumbatan pembuluh darah tepi dan kelainan-kelainan gizi, dan bila ada
hanya terbatas pada kulit”. Gejala-gejala awal adalah pemucatan dan kekakuan
ujung-ujung jari yang timbul berulang secara tidak teratur, yang sering sekali
akibat kedinginginan. Gejala awalnya timbul pada satu tangan, tetapi kemudian
dapat meluas pada kedua tangan secara asimetris. Serangan dapat berlangsung
beberapa menit sampai beberapa jam dengan tingkat rasa sakit yang berbeda,
kehilangan daya pegang dan pengendalian otot. Pada saat antara dua gejala yang
berurutan, kadang-kadang dirasakan keluhan subyektif yaitu rasa hangat
walaupun tangan terlihat normal. Keseringan dan keparahannya gejala gangguan
vasomotor ini biasannya mencapai tingkat paling hebat setelah beberapa tahun
sejak serangan awal. Masa laten terjadinnya keluhan pertama sangat bervariasi
antara 1 minggu sampai 20 tahun dengan rata-rata 3 – 4 tahun. Masa laten ini
nampaknya tidak tergantung dari usia. Warna kulit kebiru-biruan tidak identik
dengan rasa sakit, yang kadang-kadang pada permulaan dan kadang-kadang
setelah fase lanjut. Yang menarik adalah bahwa tenaga kerja usia muda yang
terpapar getaran mekanik pada lengan sering memperlihatkan sianosis dari pada
usia tua.
2. Kerusakan- kerusakan pada persendian dan tulang
Kelainan persendian dan tulang pada tenaga kerja dengan tukul pneumatik dan
alat-alat frekuensi rendah adalah peristiwa lain dari fenomena Raynaud.
Kerusakan tulang dan persendian di sebabkan oleh getaran mekanik dengan
frekuensi rendah dan amplitudo besar, yang mengakibatkan kekerasan tulang-
tulang rawan pada persendian karena getaran. Keluhan-keluhan subyektif adalah
nyeri dan keterbatasan gerak dari sendi-sendi. Kelainan-kelainan klinis yang di
temukan adalah :
i. Osteochrondosis dissecans
ii. Kerusakan kepala tulang radius dan persendian karpometakarpal pertama
iii. Myositis ossificans pada muka depan humerus dan osteoartritis pada sendi
bahu, dan
iv. Dekalsivikasi
Sendi bahu lebih jarangterganggu dibanding sendi-sendi pergelangan tangan dan
siku. Parameter besarnya bahaya-bahaya akibat getaran mekanik frekuensi
rendah adalah bahwa tenaga kerja yang di salurkan ke tangan yang terbesar
adalah frekuensi 30 Hz. Penanganan terhadap akibat pemaparan pada getaran
mekanik mengalami kesulitan karena fenomena Raynaud terjadi pada frekuensi
rendah , sedangkan agar tidak terjadi kerusakan persendian dan tulang-tulang di
anjurkan frekuensi tinggi. Oleh karena itu, dari segi energi getaran, rekuensi
dapat di tinggikan dengan mengurangi amplitudo. Tetapi dari segi persyaratan
kerja , peralatan yang di gunakan sering mensyaratkan amplitudo minimum agar
kualitas kerja tetap baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suma’mur, P.K.,“Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja” cetakan ke 2,


Gunung Agung, Jakarta 1976
2. Ergonomic Check Points, Practical and Easy-to-implement solutions for
improving savety, health and Working Conditions, Prepared by the
International Labour Office in Collaboration with the International
Ergonomics Association, International Labour Office, Geneva 1996

Anda mungkin juga menyukai