DISUSUN OLEH :
1. Getaran
Menurut Per. 13/MEN/X/2011 getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak balik dari kedudukan. Getaran terjadi menyebar pada
lingkungan kerja dan disalurkan pada tubuh tenaga kerja atau benda di tempat kerja atau
lingkungan kerja pada seluruh tubuh dalam bentuk getaran mekanis yang berasal dari
mesin atau peralatan mekanis (Suma’mur, 2009). Getaran adalah getakan bolak balik
(reciprocating), memantul ke atas dan kebawah atau ke belakang dan kedepan. Gerakan
tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari
kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap semua atau sebagian tubuh
( ILO, 2013).
Getaran yang menggetarkan organ tubuh manusia dapat bersifat merugikan dan
menguntungkan, hal itu terjadi karena sensitivitas orang satu dengan orang yang lain
berbeda. Contoh getaran yang merugikan misalnya getaran pada dagu yang berimbas
pada tergetarnya otak kecil sehingga keseimbangan orang tersebut dapat terganggu.
Sebaiknya getaran dapat memberikan efek yang mengguntungkan, misalnya ketika otot
kita yang sedang lelah dan digetarkan makan otot menjadi segar kembali. Namun ada
getaran yang mempunyai sifat yang tidak menguntungkan ataupun merugikan, misalnya
ketika sesorang tidak terganggu walau ada getaran pada daerah frekuensi pendengaran,
asalkan intensitasnya kecil (kurang dari 140 dB) (Murdaka, 2013).
Suatu getaran dengan frekuensi dan amplitudo yang sama bisa menimbulkan efek
getaran yang berbeda antara orang satu dengan lainya. Efek pada orang satu dengan
orang yang lain berbeda karena masing-masing orang mempunyai atau menggunakan
peredam yang berbeda. Perbedaan peredam itu bisa berupa perbedaan tebal kaki, jenis
sepatu, dan juga tebal alas kursi yang berkombinasi dengan tebal celananya. Selain itu
nilai redaman saat berdiri berbeda dengan saat duduk, sebab sistem telapak kaki-pinggul,
pinggul-perut, perut-bahu dan bahu-kepala memberikan efek peredaman (Murdaka,
2013).Getaran yang dihasilkan oleh peralatan kerja dapat menyebabkan resonansi pada
organ dan jaringan tubuh, akibat yang ditimbulkan oleh getaran mekanis terhadap
pekerja, juga dipengaruhi oleh efek mekanis getaran terhadap jaringan tubuh dan
rangsangan getaran terhadap reseptor saraf dalam jaringan tubuh. Pada efek mekanis, sel-
sel jaringan tubuh mungkin rusak atau metabolismenya terganggu. Sedangkan pada
rangsangan reseptor, gangguan dapat terjadi melalui saraf sentral atau pada sistem saraf
otonom (Suma’mur, 2009).
2. Kebugaran
Kebugaran jasmani menurut Sadoso Sumosardjuno dalam Suharjana (2008: 3) adalah
kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa
lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya dan untuk keperluan mendadak. Hal senada juga disampaikan oleh Joko
Pekik Irianto dalam Suharjana (2008: 3) bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan
yang berlebihan sehingga dapat menikmati waktu luang.Sedangkan Getchell dalam
Suharjana (2008: 3) menyebutkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan jantung,
pembuluh darah, dan otot untuk berfungsi dengan efisien yang optimal. Efisien yang
optimal berarti kesehatan yang sangat menguntungkan yang dibutuhkan dalam tugas
sehari-hari dan aktifitas rekreasi.
Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan
dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau
tidak, sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia
karena kebugaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia (Kemdiknas,2010:1)
Secara umum yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti
sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Menurut Giam Teh (1992: 9) jika
dilihat dari konsep kebugaran, maka kebugaran dibagi menjadi dua yaitu kebugaran yang
berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran yang berkaitan dengan penampilan
(performance). Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan suatu derajat
yang cukup, dari keempat komponen kebugaran yaitu: kebugaran kardiorespirasi,
komposisi tubuh, daya tahan otot dan kelentukan sendi. Bila derajat komponen kebugaran
tersebut cukup, maka akan membantu mengurangi timbulnya berbagai penyakit dan
keadaan yang berkaitan dengan keadaan inaktivitas fisik, seperti penyakit jantung
koroner, osteoporosis, obesitas, kelemahan sendi dan otot. Dengan demikian kebugaran
yang berkaitan dengan kesehatan perlu dicapai oleh semua orang, tidak memandang
umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status sosial.
Menurut Ismaryati (2006: 37) Kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kata lain dari
Physical Fitnees. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki tugas gerak yang
berbeda-beda. Agar dapat menjalankan tugas geraknya dengan baik, diperlukan kualitas
kemampuan fungsi organ tubuh sesuai dengan tuntutan tugas gerak yang di jalaninya.
Dan dikemukan juga oleh Moh Gilang, Kebugaran jasmani adalah kesangupan dan
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang
diberikan padanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulakn kelelahan
yang berkelebihan (Moh. Gilang. 2006:50). Tidak menimbulkan kelelahan yang tidak
berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas masih
mempunai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk
keperluan-keperluan lainnya. Dapat pula ditambahkan, kebugaran jasmani merupakan
kemampuan untuk menuniakan tugas – tugas dengan baik walaupun dalam keadaan
sukar, dimana orang yang kebugaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya
Sumosardjono, (dalam Yazid Dean 2018: 13).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
1. Pengukuran Getaran
a. Getaran Berkendara (Motor)
Nama : Karman
Umur : 31 Tahun
Jenis Kerja : CS
Hasil pengukuran
4. 77 x
4. 70 y
2. 62 z
Mx = 4,77 m/s
4. 77 x
4. 70 y
2. 62 z
Mx = 4,77 m/s
2. Pada pengukuran uji Harvard, dilakukan pengukuran dengan uji naik bangku yang
dilakukan secara berulang beberapa menit. Setelah dilakukan uji tersebut dapat diketahui
bahwa indeks kesegaran jasmani oleh responden tersebut dikatakan kurang dengan hasil
24,3
BAB VI
KESIMPULAN
3.
DAFTAR PUSTAKA