Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMI

PENGUKURAN GETARAN DAN UJI HARVARD

DISUSUN OLEH :

MELLA JUNI SAPUTRI (2011102417005)

ZAHRAH RAHIMATUL JANNAH (2011102417007)

RISKA NUR APRILIANI (2011102417008)

UMMU AFIFAH (2011102417013)

PRILDA AULIA (2011102417015)

PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan diantara perusahaan baik di dalam
maupun luar negeri semakin ketat dan keras. Disamping itu juga terjadi perubahan-
perubahan yang sangat cepat dan berbagai masalah perdagangan yang sangat komplek.
Dewasa ini juga telah terjadi trend dan pengaruh terhadap peradaban kehidupan manusia
terjadinya perubahan dari masyarakat industri menuju masyarakat informasi, teknologi
manual menjadi teknologi tinggi (high tech and high touch) ekonomi nasional selalu
dipengaruhi perubahan ekonomi dunia (Anna, 2013).
Proses industriliasisasi dan modernisasi kehidupan disertai semakin meluasnya
aplikasi teknologi maju yang antara lain jelas nampak dari kian bertambahnya dengan
cepat penggunaan beraneka ragam mesin dan peralatan kerja mekanis yang dijalankan
oleh motor penggerak. Mesin dan peralatan kerja mekanis tersebut menimbulkan getaran
yaitu gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan
keseimbangannya. Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja
pasal 3 ayat 1(g) yaitu “Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara dan getaran” dan sebagaimana diketahui getaran ini menyebar kepada
lingkungan dan merupakan bagian dari tenaga yang sumbernya adalah mesin atau
peralatan mekanis. Sebagian dari kekuatan mekanis mesin atau peralatan kerja disalurkan
kepada tubuh tenaga kerja dalam bentuk getaran mekanis. Berbeda dengan getaran udara
yang pengaruhnya adalah akustik, getaran mekanis menyebabkan resonansi organ dan
jaringan tubuh , sehingga pengaruhnya kepada tenaga kerja yang terpapar kepada getaran
mekanis bersifat mekanis. Getaran yang dihasilkan oleh mesin yang melebihi NAB bila
terpapar oleh manusia atau pekerja dapat menimbulkan gangguan kesehatan (Suma’mur,
2009).
Kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian terpenting dalam
mempertahankan kualitas hidup seseorang, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap
orang berbeda-beda sesuai dengan aktifitas yang dilakukan. Menurut Wijayanti, Yuwono
& Pujianto (2014) kebugaran jasmani ialah kemampuan fisik seseorang untuk dapat
beraktivitas sehari-hari secara efisien dan efektif dalam waktu yang lama secara terus
menerus tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Seseorang dapat mencapai tingkat
kebugaran jasmani yang optimal, salah satu caranya dengan melakukan aktifitas fisik
secara teratur.
Kebugaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan tes kebugaran jasmani yang
biasanya disebut dengan Harvard Step Test. Harvard Step Test adalah cara untuk
mengukur indeks kebugaran fisik dengan cara naik turun tangga setinggi 48 cm selama 5
menit sesuai irama metronom (Chandra Adidharma, 2016). Tingkat kebugaran jasmani
seseorang dapat dikategorikan menjadi sangat kurang, kurang, sedang, baik dan sangat
baik. Hal itu tergantung dengan durasi dan intensitas saat melakukan aktifitas fisik
(Mubarok et al., 2015). Tingkat kebugaran jasmani yang dimiliki seseorang dikatakan
baik apabila memiliki daya tahan kardiovaskuler yang baik. Daya tahan kardiovaskuler
akan berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas seharihari dalam waktu yang
cukup lama tanpa mengalami kelelahan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan
kekuatan otot kardiovaskuler, dimana otot tersebut akan meningkatkan kesanggupan
jantung untuk memompa darah lebih banyak dan lebih lancar ke seluruh tubuh (Sugianto
& Nurhayati, 2014).
Indikator untuk mengetahui daya tahan kardiovaskuler adalah dengan pengukuran
frekuensi denyut nadi. Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah dipompa keluar dari jantung. Denyut nadi dapat dirasakan akibat getaran denyut
darah didalam pembuluh darah arteri akibat kontraksi ventrikel kiri jantung
(Ridiaseprina, 2014). Pengecekan denyut nadi paling sering dilakukan pada sepanjang
tulang radialis atau lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari
(Nurse, 2012). Orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat memiliki denyut jantung
yang normal yaitu 60-100 denyut per menit sedangkan pada orang yang terlatih rutin
melakukan olahraga fisik denyut nadi normal dapat mencapai 50-60 denyut kali per menit
(Hermawan et al., 2012). Apabila didapatkan denyut jantung yang lebih rendah saat
sedang istirahat, maka menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik
kebugaran kardiovaskularnya (Khasan et al., 2013).
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa karakteristik serta
mendapatkan besarnya vibrasi atau getaran yang dihasilkan mesin pemotong
rumput dan juga sepeda motor
2. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengukur kebugaran jasmani yang
dimiliki seseorang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Getaran
Menurut Per. 13/MEN/X/2011 getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau
media dengan arah bolak balik dari kedudukan. Getaran terjadi menyebar pada
lingkungan kerja dan disalurkan pada tubuh tenaga kerja atau benda di tempat kerja atau
lingkungan kerja pada seluruh tubuh dalam bentuk getaran mekanis yang berasal dari
mesin atau peralatan mekanis (Suma’mur, 2009). Getaran adalah getakan bolak balik
(reciprocating), memantul ke atas dan kebawah atau ke belakang dan kedepan. Gerakan
tersebut terjadi secara teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari
kedudukannya. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap semua atau sebagian tubuh
( ILO, 2013).
Getaran yang menggetarkan organ tubuh manusia dapat bersifat merugikan dan
menguntungkan, hal itu terjadi karena sensitivitas orang satu dengan orang yang lain
berbeda. Contoh getaran yang merugikan misalnya getaran pada dagu yang berimbas
pada tergetarnya otak kecil sehingga keseimbangan orang tersebut dapat terganggu.
Sebaiknya getaran dapat memberikan efek yang mengguntungkan, misalnya ketika otot
kita yang sedang lelah dan digetarkan makan otot menjadi segar kembali. Namun ada
getaran yang mempunyai sifat yang tidak menguntungkan ataupun merugikan, misalnya
ketika sesorang tidak terganggu walau ada getaran pada daerah frekuensi pendengaran,
asalkan intensitasnya kecil (kurang dari 140 dB) (Murdaka, 2013).
Suatu getaran dengan frekuensi dan amplitudo yang sama bisa menimbulkan efek
getaran yang berbeda antara orang satu dengan lainya. Efek pada orang satu dengan
orang yang lain berbeda karena masing-masing orang mempunyai atau menggunakan
peredam yang berbeda. Perbedaan peredam itu bisa berupa perbedaan tebal kaki, jenis
sepatu, dan juga tebal alas kursi yang berkombinasi dengan tebal celananya. Selain itu
nilai redaman saat berdiri berbeda dengan saat duduk, sebab sistem telapak kaki-pinggul,
pinggul-perut, perut-bahu dan bahu-kepala memberikan efek peredaman (Murdaka,
2013).Getaran yang dihasilkan oleh peralatan kerja dapat menyebabkan resonansi pada
organ dan jaringan tubuh, akibat yang ditimbulkan oleh getaran mekanis terhadap
pekerja, juga dipengaruhi oleh efek mekanis getaran terhadap jaringan tubuh dan
rangsangan getaran terhadap reseptor saraf dalam jaringan tubuh. Pada efek mekanis, sel-
sel jaringan tubuh mungkin rusak atau metabolismenya terganggu. Sedangkan pada
rangsangan reseptor, gangguan dapat terjadi melalui saraf sentral atau pada sistem saraf
otonom (Suma’mur, 2009).
2. Kebugaran
Kebugaran jasmani menurut Sadoso Sumosardjuno dalam Suharjana (2008: 3) adalah
kemampuan seseorang untuk menunaikan tugas sehari-hari dengan mudah, tanpa merasa
lelah yang berlebihan, serta mempunyai cadangan tenaga untuk menikmati waktu
senggangnya dan untuk keperluan mendadak. Hal senada juga disampaikan oleh Joko
Pekik Irianto dalam Suharjana (2008: 3) bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan
seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan
yang berlebihan sehingga dapat menikmati waktu luang.Sedangkan Getchell dalam
Suharjana (2008: 3) menyebutkan bahwa kebugaran jasmani adalah kemampuan jantung,
pembuluh darah, dan otot untuk berfungsi dengan efisien yang optimal. Efisien yang
optimal berarti kesehatan yang sangat menguntungkan yang dibutuhkan dalam tugas
sehari-hari dan aktifitas rekreasi.
Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan
dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau
tidak, sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia
karena kebugaran jasmani bersenyawa dengan hidup manusia (Kemdiknas,2010:1)
Secara umum yang dimaksud kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa mengalami kelelahan yang berarti
sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Menurut Giam Teh (1992: 9) jika
dilihat dari konsep kebugaran, maka kebugaran dibagi menjadi dua yaitu kebugaran yang
berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran yang berkaitan dengan penampilan
(performance). Kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan memerlukan suatu derajat
yang cukup, dari keempat komponen kebugaran yaitu: kebugaran kardiorespirasi,
komposisi tubuh, daya tahan otot dan kelentukan sendi. Bila derajat komponen kebugaran
tersebut cukup, maka akan membantu mengurangi timbulnya berbagai penyakit dan
keadaan yang berkaitan dengan keadaan inaktivitas fisik, seperti penyakit jantung
koroner, osteoporosis, obesitas, kelemahan sendi dan otot. Dengan demikian kebugaran
yang berkaitan dengan kesehatan perlu dicapai oleh semua orang, tidak memandang
umur, jenis kelamin, pekerjaan dan status sosial.
Menurut Ismaryati (2006: 37) Kebugaran atau kesegaran jasmani adalah kata lain dari
Physical Fitnees. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang memiliki tugas gerak yang
berbeda-beda. Agar dapat menjalankan tugas geraknya dengan baik, diperlukan kualitas
kemampuan fungsi organ tubuh sesuai dengan tuntutan tugas gerak yang di jalaninya.
Dan dikemukan juga oleh Moh Gilang, Kebugaran jasmani adalah kesangupan dan
kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang
diberikan padanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa menimbulakn kelelahan
yang berkelebihan (Moh. Gilang. 2006:50). Tidak menimbulkan kelelahan yang tidak
berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas masih
mempunai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk
keperluan-keperluan lainnya. Dapat pula ditambahkan, kebugaran jasmani merupakan
kemampuan untuk menuniakan tugas – tugas dengan baik walaupun dalam keadaan
sukar, dimana orang yang kebugaran jasmaninya kurang, tidak akan dapat melakukannya
Sumosardjono, (dalam Yazid Dean 2018: 13).
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
1. Pengukuran Getaran
a. Getaran Berkendara (Motor)

114 mm/s 0,114 m/s


330 mm/s 0,33 m/s
535 mm/s 0,535 m/s
8, 34 mm/s 0,00834 m/s
8,34 mm/s 0,00834 m/s

b. Getaran Alat Pemotong Rumput

Nama : Karman

Umur : 31 Tahun

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Masa Kerja : 6 pagi – 16.00 sore

Jenis Kerja : CS

Lama Paparan : ±2 Jam

Hasil pengukuran

4. 77 x
4. 70 y
2. 62 z
Mx = 4,77 m/s

2. Uji Harvard (Kebugaran)

Nama Peserta : Mella Juni Saputri


Umur : 20 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Denyut Nadi Awal : 65 kali/menit
Nilai Denyut Nadi :

N1 = Denyut Nadi 1 ( / 30 detik)


N2 = Denyut Nadi 2 ( / 30 detik)
N3 = Denyut Nadi 3 ( / 30 detik)

Nilai Indeks Kesegaran Jasmani


< 89 Amat Baik
80 - 89 Baik
65 - 79 Cukup
55 - 64 Sedang
< 55 Kurang

Perhitungan Indeks Kesegaran Jasmani :


lama naik turun( detik )x 100
Indeks Kesegaran Jasmani :
2 x(N 1+ N 2+ N 3)

Dik = Jumlah Harvard : 54


N1 : 40
N2 : 32
N3 : 39

Indeks Kesegaran Jasmani = 54 x 100


2 x (40 + 32 + 39)
= 5.400
22
= 24,3 (Kurang)
B. Pembahasan
1. Pada praktikum getaran yang telah dilakukan menggunakan alat vibration meter, kami
melakukan dua kali pengukuran yaitu pada getaran motor dan getaran pada tukang
rumput. Pada pengukuran getaran motor didapatkan hasil yaitu 0,114 m/s, 0,33 m/s,
0,535 m/s, 0,00834 m/s, 0,00834 m/s. Dan pada pengukuran getaran pada tukang rumput
yang dilakukan selama kurang lebih 2 jam didapatkan hasil sebagai berikut:

4. 77 x
4. 70 y
2. 62 z
Mx = 4,77 m/s

2. Pada pengukuran uji Harvard, dilakukan pengukuran dengan uji naik bangku yang
dilakukan secara berulang beberapa menit. Setelah dilakukan uji tersebut dapat diketahui
bahwa indeks kesegaran jasmani oleh responden tersebut dikatakan kurang dengan hasil
24,3
BAB VI
KESIMPULAN
3.
DAFTAR PUSTAKA

Chandra Adidharma, N. (2016). Karakteristik Tingkat Kebugaran Kardiorespirasi Siswa Kelas 6


Sd Di Desa Mengwitani Tahun 2014. 5(5), 2303–1395. http://ojs.unud.ac.id/index.php/eum
Hermawan, L., Setyo, H., & Rahayu, S. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air)
Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas Aerobik. JSSF (Journal of Sport Science
and Fitness), 1(2), 14–20.
Khasan, N. A., Rustiadi, T., & Annas, M. (2013). Korelasi Denyut Nadi Istirahat dan Kapasitas
Vital Paru Terhadap Kapasitas Aerobik. Journal of Physical Education , Sport , Health and
Recreations, 2(3), 1807–1813.
Mubarok, H., Rahayu, S., & Hidayah, T. (2015). Analisis Profil Tingkat Kesegaran Jasmani
Pemain Futsal Anker Fc Tahun 2014. JSSF (Journal of Sport Science and Fitness), 4(3),
48–52.

Universitas Negeri Yogyakarta http://eprints.uny.ac.id/9004/2/bab%202%20-NIM


%2010604227119.pdf

Universitas Muhammadiyah Malang https://eprints.umm.ac.id/41113/3/jiptummpp-gdl-


oktadwikus-47066-3-bab2.pdf

Digilib IKIP PGRI PONTIANAK April 2016 Kebugaran http://digilib.ikippgriptk.ac.id/625/3/BAB


%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai