Anda di halaman 1dari 5

Paparan Getaran di Tempat Kerja

KENYAMANAN LINGKUNGAN KERJA


Karyawan tentu sangat membutuhkan lingkungan kerja yang nyaman . Sebagai tempat yang dihuni paling
sedikit delapan jam sehari dalam enam hari kerja ,maka kondisi lingkungan kerja pasti akan sedikit
banyak mempengaruhi baik psikis maupun fisik dari para pekerjanya .Lingkungan kerja dipahami sebagai
segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas
tugas yang diembannya (Nitisemito dalam Rengkung ,2012)
Sedarmayanti (dalam Rengkung,2012) , menyatakan bahwa lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua
kategori ,yaitu :
1.

Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan

2.

Lingkungan perantara atau lingkungan umum yang dapat mempengaruhi kondisi manusia ,misalnya

temperature,kelembaban ,paparan bising , atau getaran ,dan lain-lain.


Dari beberapa pendapat tersebut , maka lingkungan kerja sangat berpengaruh kepada kenyamanan kerja
yang dirasakan oleh para pekerja . Kenyamanan kerja adalah unsur perasaan manusia yang muncul
sebagai akibat minimalnya atau tidak adanya gangguan pada sensasi tubuh (Manuaba,1993).
Kenyamanan membuat manusia merasa sehat , betah melakukan aktivitas serta mampu berprestasi
(Grandjean,1993)
Rusdjijati,Retno dan Widodo,Muh.Eko, 2008, menyebutkan bahwa secara umum kenyamanan dapat
dipengaruhi oleh empat faktor , yaitu :
1.

Faktor Fisik , diantaranya paparan getaran , paparan bising , Perubahan suhu secara ekstrem ,

penerangan kerja .
2.

Faktor Kimia ;seperti paparan bahan bahan kimia,gas,uap,dan debu

3.

Faktor Ergonomis ; seperti lama kerja , sikap kerja

4.

Faktor Biologis ;seperti bakteri ,jamur, virus

Faktor-faktor tersebut diatas akan sangat berpengaruh pada terciptanya kenyamanan kerja dan
merupakan pendorong bagi kegairahan serta efisiensi kerja apabila tidak melebihi ambang batas yang
ditentukan . Namun apabila hal tersebut tidak terpenuhi, maka hal sebaliknya yaitu resiko turunnya
produktivitas pekerja yang disebabkan jumlah hari absen karena sakit semakin bertambah , pekerja
mudah lelah atau merasa tidak nyaman . Kolsch ,2002, menyatakan bahwa tingkatan kenyamanan dalam
bekerja dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok :

1.

Nyaman

2.

Tidak nyaman

3.

Lelah

4.

Merasa Sakit .

PAPARAN GETARAN
Terdapat beberapa pandangan mengenai getaran dan akibatnya pada kesehatan manusia . Keputusan
Menteri Tenaga Kerja RI dalam keputusan nomor 51/Menaker/1999 tentang Nilai Ambang Batas FaktorFaktor Fisik menjelaskan bahwa :
Getaran adalah gerakan yang teratur dari suatu benda atau media dengan arah bolak-balik dari
kedudukan keseimbangannya
Definisi mengenai getaran dikemukakan oleh Mansfeld (dalam Rengkung, 2005) yang menyatakan
bahwa getaran adalah pergerakan emkanis yang berosilasi disekitar titik yang tetap .Getaran adalah
bentuk gelombang mekanik yang mentransfer energy dimana getaran membutuhkan suatu struktur
mekanik yang berfungsi sebagai media atau jalan untuk bertransmisi . Struktur ini dapat berupa mesin ,
kendaraan , alat , atau bahkan manusia .
Getaran mekanis dapat dirasakan dan terjadi pada seluruh tubuh pada kisaran frekuensi yang sangat
besar yaitu antara 0.1-10.000 Hz,namun secara umum kepekaan manusia hanya berkisar 4-8 Hz dengan
arah naik turun atau kesamping . Didapatkan bukti epidemiologi yang kuat bahwa terdapat kenaikan
secara pasti terhadap rasa sakit pada punggung dan bagian perut diantara banyak orang yang
mengalami Getaran seluruh badan (Whole Body Vibration ) dengan paparan dalam waktu lama .
Sebagai contoh kasus , Wasserman dan Wasserman, 1999, menyatakan pada karyawan yang bekerja
sebagai operator kendaraan , paparan getaran didapatkan dari dua sumber :
1.

Getaran seluruh badan (Whole Body Vibration ) , yaitu getaran dari ujung kaki sampai kepala

.Getaran ini berasal dari tempat duduk pengemudi . Definisi lainnya menyatakan bahwa frekuensi getaran
ini aadalah 5-20 Hz ( Emil Salim , 2002)
2.

Getaran tangan dan lengan (hand arm vibration), yaitu getaran setempat yaitu getaran yang

merambat melalui tangan sebagai akibat pemakaian peralatan yang bergetar .Frekuensi ini biasanya
antara 20-500 Hz dimana frekuensi 128 Hz adalah frekuensi yang paling berbahaya dikarenakan tubuh
manusia sangat peka terhadap besaran frekuensi ini . ( Emil Salim , 2002)
European Union Physical Agent (vibration) Directive telah mengatur standard minimum untuk mengontrol
risiko dari getaran seluruh badan ,dimana hal ini memuat suatu rancangan tindakan utnuk paparan
getaran harian ,yang membutuhkan kontrol terhadap resiko bila terdapat paparan yang melebihi ambang
batas yang telah ditentukan . Paparan getaran juga ditentukan oleh Vibration Dose Value (VDV ) atau
paparan getaran harian . Tabel berikut memuat batas pajanan getaran harian berdasarkan European
Union Physical Agent (vibration) Directive .

Indonesia sendiri telah memiliki peraturan mengenai besaran paparan getaran yang diperkenankan
dalam industry dimana pada Pasal 4 ayat (1) Keputusan Menaker no 51/Men/1999 menyatakan bahwa
Nilai Ambang Batas getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung pada lengan dan
tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik kuadrat (m/det2).
Sedangkan untuk waktu paparan getaran diatur kembali sebagaimana berikut :

Berdasar tabel diatas , maka paparan getaran saat bekerja harus dihilangkan atau diminimalisasi sampai
dengan nilai minimum. Bilamana hal tersebut tidak dilakukan , maka pada dasarnya perusahaan juga
yang akan merugi yang disebabkan oleh merosotnya tingkat produktifitas pekerja yang disebabkan oleh
efek paparan getaran tersebut.
PENELITIAN AKAN DAMPAK KESEHATAN AKIBAT PAPARAN GETARAN
Sumamur (1996) menyatakan bahwa dampak dari paparan baik Whole Body Vibration maupun Hand
Arm Vibration berbeda-beda tergantung pada tingkatan akselerasi , frekuensi , dan cara pemaparannya
ke seluruh tubuh .Secara umum , Whole Body Vibration dapat menyebabkan penglihatan kabur ,nyeri ,
gemetaran (shakeness) kerususakan organ bagian dalam serta nyeri tulang belakang .
Lebih lanjut , Sumamur (1996) menyatakan pada Hand Arm Vibration ,akibat yang ditimbulkan dapat
berupa nyeri kepala , nyeri pada persendian otot,menurunnya fungsi indera peraba pada jari jemari dan
terbentuknya bercak putih pada punggung jari atau telapak tangan (white finger syndrome). Berikut ini
adalah tabel penyakit yang timbul Inggris sebagai akibat paparan lingkungan fisik kerja pada periode
1984 -1989

Penelitian-penelitian yang membahas mengenai paparan getaran di lingkungan kerja yang dilakukan di
Indonesia , pada umumnya menyatakan bahwa paparan getaran yang diterima oleh bekerja telah
melampaui dari ambang batas yang ditetapkan , baik dari Ambang Batas Paparan maupun Waktu
Paparan .
Rusdjijati dan Widodo ,2008 , Undip , 2008 mengadakan penelitian terhadap pengaruh getaran tempat
duduk pengemudi bis . Paparan getar yang diukur dalam penelitian ini menggunakan klasifikasi ISO
2631-1:1985 mengenai Evaluation of human exposure to whole-body vibration Part 1: General

requirements. Direvisi dengan ISO 2631 -1-1997 .Adapun temuan penelitian yang melibatkan 25
responden ini adalah :
1.

Rerata usia responden adalah 43,8 tahun , hal ini berarti sampel berada dalam kelompok umur yang

sudah tidak optimal lagi . Grandjean ( 1993) menyatakan bahwa kemampuan fisik maksimal dicapai pada
usia 25-35 tahun .
2.

Rerata waktu kerja 15.8 jam per hari . artinya subyek penelitian bekerja melebihi waktu ketja

sebagaimana diatur dalam UU Ketenagaan kerja No 13/ 2003 yang membatasi waktu kerja meliputi 7 jam
perhari dan 40 jam perminggu untuk masa kerja 6 hari dalam seminggu dan atau 8 jam perhari dan 40
jam perminggu untuk masa kerja 5 hari dalam seminggu .
3.

Rerata masa kerja adalah 13 . 1 tahun .

4.

Rerata paparan getaran tempat duduk pengemudi pada frekuensi 2.5 m/det2 dimana kategori

temuan tersebut termasuk pada kategori sangat tidak nyaman yang ekstrim
Temuan temuan diatas menemukan keluhan kesehatan berupa rasa sakit otot yang menetap , bahkan
sampai dengan 12 bulan semenjak beban kerja dihentikan .Organ yang dilaporkan merasa sakit
ekstrem adalah leher, bahu, lengan bawah , pantat , pinggang , paha, dan kaki
Penelitian lain oleh Jayanti, Ika Novidas,Undip,2010 tentang paparan getaran alat kerja dan hubungannya
dengan sindroma getaran lengan tangan pada pekerja di indutri pengolahan kayu jati menemukan bahwa
dari 32 responden ,sebagian besar (19 orang ) terpapar getaran >4 m/det2 sedangkan 13 orag lainnya
terpapar getaran <= 4 m/det2 . Keluhan yang disampaikan adalah jari jemari serta telapak tangan terasa
menebal dan bergetar , kaku dan sakit ekstrem pada otot lengan, sendi siku dan pergelangan tangan
terasa kaku , nyeri /sakit ,mengalami pemucatan jari-jari dan telapak tangan terasa mati rasa setelah
bekerja . Selanjutnya Jayanti juga menyebutkan bahwa 18 orang dinyatakan positif terhadap sindroma
hand arm vibration dan 14 orang sisanya negative.
Dari dua penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat hububgan yang bermakna antara paparan
getaran dengan intensitas berlebih dengan gangguan kesehatan.
PEMERIKSAAN KESEHATAN SECARA BERKALA
Karyawan adalah asset perusahaan yang terbesar , karena dengan karyawan yang mumpuni baik
kesehatan maupun keterampilannya dapat diharapkan suatu perusahaan akan dapat terus berjaya . Oleh
karena itu pemeriksaan kesehatan secara berkala sangat diperlukan .
Pemeriksaan kesehatan minimal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan paparan getaran antara
lain :
1.

Darah Lengkap ,

2.

Fungsi Hati,

3.

Fungsi Ginjal ,

4.

Diabetes ,

5.

Urine Lengkap

6.

Pemeriksaan Dokter Syaraf

7.

Pemeriksaan Dokter Penyakit Dalam

8.

Radiologi sendi dan tulang tangan , lengan , dan bahu

Laboratorium Klinik Pramita sebagai salah satu Laboratorium Klinik terbesar dan terbaik di Indonesia
menyediakan layanan pemeriksaan kesehatann berkala untuk calon / karyawan beserta keluarga
karyawan . Dengan pengalaman , serta didukung fasilitas alat nan canggih yang dikendalikan oleh
tenaga SDM Profesional terlatih akan membantu perusahaan untuk menemukan jenis-jenis gangguan
kerja yang dialami oleh karyawan sehingga akan dapat dirumuskan langkah pengobatan , maupun
pencegahannya .

DISKUSI
Lingkungan kerja adalah lingkungan yang bagi sebagian orang tempat dimana ia menghabiskan sebagian
besar waktunya .Lingkungan kerja yang ideal akan menimbulkan gairah serta semangat untuk berprestasi
dan inilah yang diharapkan oleh perusahaan. Demikian juga sebaliknya dimana lingkungan kerja yang
buruk , tidak hanya merugikan karyawan dengan ancaman kesehatan , namun juga akan sangat
berpengaruh pada produktivitas secara keseluruhan perusahaan tersebut
Dengan semakin banyaknya pembahasan mengenai lingkungan kerja baik pembahasan secara
psikologis , maupun pembahasan teknis K3 maka kami membuka diri bagi para SDM atau praktisi SDM
dan K3 untuk berdiskusi bersama . Masukan dapat kami terima di emailbudisdm@pramita.co.id

Daftar Pustaka
1.

Jayanti , Ika Novidas , (2000). "Hubungan Antara Paparan Getaran Alat kerja dengan Sindroma

Getaran Lengan-Tangan pada Pekerja di Industri Pengolahan kayu Jati Perum Perhutani Cepu ".
Thesis ,Undip
2.

Rengkung , Stephanie (2012) , Analisis Pengaruh Paparan Getaran pada Karyawan Gedung

Pembinaan Lingkungan Kampus Univeritas Indonesia yang Berada di Sekitar Stasiun Pondok Cina ,
Skripsi , Universitas Indonesia
3.

Rusdjijati,Retno dan Widodo, Eko Muh ( 2008) , Pengaruh Paparan Getaran Tempat Duduk

Pengemudi Bis Terhadap Kenyamanan Kerja , Jati Undip , Vol III No 3 ,September 2008
4.

Kaplan , Harold I ,dkk,(1997), Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikologi Klinis, Jilid

Satu, Edisi Ketujuh,Binarupa Aksara ,Jakarta

Anda mungkin juga menyukai