PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Amerika Serikat, 80% orang pada usia 18-55 tahun
penyebabnya antara lain adalah umur, lama kerja dan getaran dalam
(Depkes, 2009).
Di dalam lingkungan kerja, pekerja akan menghadapi beban
pekerja untuk dapat bekerja lebih produktif, karena itu lingkungan kerja
lingkungan kerja. Salah satu faktor penting dari lingkungan kerja yang
merupakan pengecualian.
Kebisingan di tempat kerja seringkali merupakan masalah
tersendiri bagi tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Tetapi
dengan segala elemen dan prinsip desain yang diterapkan tidak ada
persendian dan tulang berupa rasa nyeri sampai dengan mati rasa
(Arika, 2011).
Iklim kerja merupakan salah satu faktor fisik yang berpotensi
2016).
Lingkungan dan cara yang dimaksud meliputi tekanan
ambang batas
2. Untuk membandingkan hasil pengukuran iklim kerja dengan nilai
ambang batas
3. Untuk membandingkan hasil pengukuran getaran dengan nilai
ambang batas
4. Untuk membandingkan hasil pengukuran pencahayaan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2015):
a. Kebisingan kotinyu (Steady State Wide Band Noise).
Kebisingan dimana fluktuasi intensitas pada kebisingan ini tidak
contoh adalah bunyi yang ditimbulkan oleh mesin gergaji dan bunyi
aktifitas jalan raya, dan bunyi yang ditimbulkan oleh kereta api
c. Kebisingan impulsif berulang (Impulse Noise)
Merupakan kebisingan dimana waktu yang dibutuhkan untuk
puncaknya tidak lebih dari 500 ms. Seperti bunyi mesin tempa di
pabrik-pabrik
d. Steady-state noise
Adalah kebisingan yang tingkat tekanan bunyinya stabil terhadap
e. Fluctuating noise
Adalah kebisingan yang kontinyu namun berubah-ubah tingkat
Tabel 2. 1
Nilai Ambang Batas Kebisingan
Waktu pajanan per hari Intensitas (dB)
8 85
4 88
Jam
2 91
1 94
30 97
15 100
7,5 103
Menit
3,75 106
1,88 109
0,94 112
28,12 115
14,06 118
7,03 121
3,52 124
1,76 Detik 127
0,88 130
0,44 133
0,22 136
0,11 139
4. Dampak Kebisingan
Kebisingan dapat menimbulkan gangguan kesehatan
ruang angkasa
e. Ketulian
Diantara sekian banyak gangguan yang ditimbulkan oleh
Ketulian akibat bising ada tiga macam yaitu, tuli sementara, tuli
tenaga kerja baru tersebut, perlu diatur agar pekerjaan pada waktu
dari matahari, tanur, dapur, genset, boiler, bejana uap, dan lighting.
kelenjar keringat.
b. Heat cramps yaitu otot kejang dan sakit, terutama otot anggota
kesadaran.
3. Nilai ambang Batas Iklim Kerja
Suhu nyaman pada saat bekerja adalah antara 24°C -
26°C, dan selisih suhu di dalam dan di luar tidak lebih dari 5°C.
Kelembaban udara yang baik berkisar antara 65% - 95%. NAB iklim
Tabel 2.2
ISBB Yang Diperkenankan
Pengaturan waktu kerja ISBB (oC)
setiap hari Beban Kerja
Waktu Kerja Waktu Ringan Sedang Berat
Istirahat
Bekerja terus- - 30,0 26,7 25,0
menerus
75% kerja 25% istirahat 30,6 28,0 25,9
50% kerja 50% istirahat 31,4 29,4 27,9
25% kerja 75% istirahat 32,3 31,1 30,0
Sumber : Arika, 2011
Catatan:
2014).
Getaran dapat diartikan sebagai gerakan yang teratur
dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan
2. Jenis-Jenis Getaran
a. Getaran Karena Gerakan Udara
Menurut Gierke dan Nixon (1976) getaran udara juga
nyeri pada telinga, nyeri dada, dan biasa terjadi getaran seluruh
tubuh.
b. Getaran Mekanis
Getaran mekanis dapat diartikan sebagai getaran-getaran yang
(Ririn, 2009).
c. Getaran Seluruh Badan
Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body vibration)
bahkan kapal.
d. Getaran pada Lengan
Menurut Salim (2002:253) menyebutkan getaran setempat yaitu
(Dimi 2014).
3. Dampak Getaran
Dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh getaran
pada persendian dan tulang berupa rasa nyeri sampai dengan mati
biasa.
b. Getaran pada Lengan
Gangguan-gangguan tersebut antara lain kelainan dalam
NAB getaran:
Tabel 2.3
NAB Getaran
Nilai percepatan pd frek
Jumlah waktu pemajanan
dominan
per hari kerja m/det2 Grafitasi (G)
4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40
2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61
1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81
kurang dari 1 jam 12 1,22
Sumber : Arika, 2011
5. Pengendalian Getaran
Pengendalian getaran dapat dilakukan dengan beberapa
aus serta penguatan baut atau ikatan yang longgar (Arika, 2011).
Strategi pengendalian getaran di tempat kerja akan
getarannya.
b. Memperbaiki pir kendaraan dan tempat duduk untuk
mengurangi getaran.
c. Mengurangi getaran mesin dengan menggunakan alas karet.
d. Memperhatikan betul perawatan dan reparasi yang tepat pada
mesin
e. Kenakan giliran kerja dan waktu istirahat yang diatur baik (Ririn,
2009).
D. Tinjauan Umum Mengenai Pencahayaan
1. Definisi Pencahayaan
Pencahayaan adalah salah satu elemen interior yang
2011):
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang
meningkatkan prestasi.
5) Disamping hal-hal tesebut di atas, dalam perencanaan
satu arah
d. Arah cahaya, apakah ada maksud untuk menonjolkan
seperti berikut:
Tabel 2. 4
Tingkat Penerangan atau NAB (Nilai Ambang Batas) di Masing-
Masing Area Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No.1405
Tahun 2002
Jenis Kegiatan Tingkat Keterangan
Pencahayaan
Minimal (lux)
Pekerjaan kasar 100 Ruang penyimpanan dan peralatan atau
dan tidak terus- instalasi yang memerlukan pekerjaan
menerus kontinyu
Pekerjaan kasar 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan
dan terus- kasar
menerus
Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol,
pekerjaan mesin dan perakitan
Pekerjaan agak 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan
halus mesin kantor, pemeriksaan atau
pekerjaan dengan mesin
Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,
pekerjaan mesin halus dan perakitan
halus
Pekerjaan sangat 1500 Mengukir dengan tangan, pemeriksaan
halus tidak menimbulkan pekerjaan mesin, dan perakitan yang
bayangan sangat halus
Pekerjaan terinci 3000 Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat
tidakmenimbulkan halus
bayangan
Sumber: Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
4. Dampak Pencahayaan
Penerangan yang tidak didesain dengan baik akan
kerja.
b. Kelelahan mental, fisik dan psikologis.
c. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar mata.
d. Kerusakan indra mata dan lain-lain.
5. Hirarki Pengendalian Pencahayaan
Pengendalian terhadap penerangan buruk dapat
monitor.
2) Memperbesar intensitas penerangan.
3) Menambah waktu yang diperlukan untuk melihat obyek.
4) Bila menggunakan penerangan alami, harus diperhatikan
A. Hasil Pengukuran
1. Kebisingan
a. Indoor (ruang dosen keperawatan UMI)
Tabel 4.1
Hasil pengukuran Kebisingan di ruang dosen keperawatan
FKM Universitas Muslim Indonesia
Tahun 2016
54,2 56,5 56,9 56,1 567 56,0
57,6 56,0 64,3 56,3 56,6 57,1
57,7 56,7 56,9 60,8 56,6 56,5
56,5 56,5 57,8 57,3 57,4 55,9
56,4 56,2 56,8 56,5 56,5 56,4
Sumber: Data Primer
1) Rentangan (Range) = Nilai Max – Nilai Min
= 60,8 – 54,2
= 6,6
=7
2) Jumlah Kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 4,884
= 5,8
=6
3) Interval =
= = 1,17
Tabel 4.2
Jumlah Kelas Interval
Tahun 2016
No Interval sampel % Sampel %
sampel kumulatif sampel
kumulatif
1 54,2-55,2 1 3,3 1 3,3
2 55,3-56,3 6 20 7 23,3
3 56,4-57,4 17 56,7 24 80
4 BAB III 4 13,3 28 93,3
METODE PRAKTIKUM
A. Kebisingan
1. Lokasi Percobaan
Lokasi pengukuran
UMI.
2. Waktu Percobaan
Waktu Percobaan
adalah:
a. Sound Level Meter Merk
akan menyebabkan
menggerakkan meter
petunjuk.
5. Prosedur Kerja
a. Pegang alat SLM setinggi
telinga
b. Kemudian tekan tombol
angkanya stabil
c. Atur rangenya di 80-130
dBa.
d. Kemudian tekan tombol
kali percobaan.
B. Iklim kerja
1. Lokasi Percobaan
Lokasi pengukuran
FKM UMI.
2. Waktu Percobaan
Waktu Percobaan
dilakukan pada hari Jumat 27
adalah:
a. Heat Stress Meter
b. Hygrometer
c. Kertas
d. Pulpen
e. Buku Panduan
f. Dokumentasi
g. Stopwatch
4. Prosedur Kerja
a. Heat Stress Meter
1) Tekan tombol power
untuk mengaktifkan
2) Tekan tombol ‘mode’
memindahkan nilai
Globe
Temperature/ISBB),
nilai tg (temperature
globe), nilai ta
(temperature
sumber angina
2) Tekan tombol power
kecepatan angina
maupun suhu)
C. Getaran
1. Lokasi Percobaan
Lokasi pengukuran
3. Alat
Alat yang digunakan
menangkap sumber
pengukuran getaran
5. Prosedur Kerja
a. Hand Arm Vibration
1) Nyalakan (tekan tombol
Meter
2) Ujung dari magnet
vibration meter
menggunakan alat
tersebut.
3) Operasikan alat kerja
yang diukur.
4) Tekan tombol hold pada
percobaan dalam
hitungan 20 detik.
b. Whole Body Vibration
1) Nyalakan (tekan tombol
Meter
2) Letakkan vibration
dimana biasanya
kendaraan operasional
yang dipakai
3) Operasikan/jalankan
kendaraan tersebut
4) Tekan tombol hold pada
meter
5) Lakukan kembali
sebanyak lima kali
percobaan dalam
di laboratorium terpadu
FKM UMI
2. Waktu Percobaan
Waktu percobaan
dalam pengukuran
pencahayaan adalah:
a. Lux Meter
b. Pulpen
c. Kertas
d. Buku panduan
e. Dokumentasi
4. Prinsip Kerja
Lux meter terdiri atas
dinyalakan)
a) Lampu dinyalakan
jendela
b) Kemudian, sediakan
luxmeter untuk
mengukur intensitas
penerangan di
dalam ruangan
c) Bagilah luas
ruangan menjadi
beberapa
bagian/bidang,
mempunyai 90x90
cm. Pengukuran
dilakukan pada
salah satu sudut
bidang tersebut.
Baca intensitas
meter (display).
Lanjutkan
pengukuran pada
seterusnya sampai
titik terakhir.
2) Perlakuan II (saat
lampu dipadamkan)
a) Lampu dipadamkan
jendela
b) Kemudian, sediakan
luxmeter untuk
mengukur intensitas
penerangan di
dalam ruangan
c) Bagilah luas
ruangan menjadi
beberapa
bagian/bidang,
cm. Pengukuran
dilakukan pada
bidang tersebut.
Photocell
menghadap sumber
cahaya, alat
dipegang ± 85 cm
intensitas cahaya
(display). Lanjutkan
pengukuran pada
seterusnya sampai
9)
d) Setelah
mendapatkan hasil
dari pengukuran
dapat menghitung
intensitas
pencahayaan pada
saat lampu
dipadamkan.
b. Outdoor (Tangga)
1) Hitung semua jumlah
dimana pencahayaan
dilakukan
2) Letakkan lux meter
ditampilkan oleh
display monitor
57,5-58,5
5 58,6-59,6 0 0 0 0
6 59,7-69,7 2 6,7 30 100
Sumber: Data Primer
L1 = = = 13,63
L2 = = = 13,90
L3 = = = 14,18
L4 = = = 14,45
L5 = = = 14,73
L6 = = = 15,75
Log = 10 log (∑ni x 10 )
Log = 10 log
Log = 11,53
= 81,3-63,3
= 18
=6
3) Interval Kelas =
= =3
Tabel 4.4
Jumlah Kelas Interval
Tahun 2016
No Interval Sampel % Sampel Sampel % kumulatif
Kumulatif
1 63.3 – 66.3 6 20 6 20
2 66.4 – 69.4 14 46.7 20 66.7
3 69.5 – 72.5 9 3 29 96.7
4 72.6 – 75.6 0 0 0 0
5 75.7 – 78.7 0 0 0 0
6 78.8 – 81.8 1 3.4 1 3.4
Sumber: Data Primer
L1 = = = 16,1
L2 = = = 16,9
L3 = = = 17,6
L4 = = = 18,4
L5 = = = 19,17
L6 = = = 19,95
Log = 10 log
= 10 log ( 96,6+2,37+158,4+0+0+19,95)
= 10 log (277,32)
=10 log 9,244
=9,658 db
2. Iklim Kerja
a. Indoor (ruang dosen keperawatan UMI)
Dik. ISBB = 23.60C
Tg = 27.20C
Dit. tw indoor
Penye. ISBB Indoor = 0.7 tw + 0.3 tg
23.6 = 0.7 tw + 0.3 (27.2)
23.6 = 0.7 tw + 8.16
23.6 – 8.16 = 0.7 tw
tw = 15.44∕0.7
= 22.050C
b. Outdoor (area parkir FKM UMI)
Dik. ISBB = 32.50C
tg = 36.60C
ta = 29.30C
Dit. tw Outdoor
Penye. ISBB Outdoor = 0.7 tw + 0.2 tg + 0.1 ta
32.5 = 0.7 tw + 0.2 (36.6) + 0.1 (29.3)
32.5 = 07 tw + 7.32 + 2.93
32.5 = 0.7 tw + 10.25
32.5 – 10.25 = 0.7 tw
tw = 22.25∕0.7
= 31.70C
ISBB rata-rata = (ISBB1) (t1) + (ISBB2) (t2) : (t1 + t2)
= (47.2 + 65) + (2+2)
= 112.2 : 4
= 28.050C
c. Hygrometer
Tabel 4.5
Hasil pengukuran Kecepatan Angin di dalam ruangan
dosen dan di luar ruangan area parkir FKM
Universitas Muslim Indonesia
Dalam Luar
No Pengukuran
Ruangan Ruangan
1 Kelembaban Udara (Max RH) 63.3 70.5
2 Kelembaban Udara (Min RH) 61.5 64.9
3 Suhu (Max RH) 27.1 32.3
4 Suhu (Min RH) 27.0 32.3
Sumber: Data Primer, 2016
3. Getaran
Tabel 4.6
Hasil Pengukuran Getaran di area parkir FKM
Universitas Muslim Indonesia
Hasil Pengukuran
Percobaan Whole Body Hand Arm
Vibration Vibration
I 5.2 7.4
II 8.2 8.6
III 8.4 8.5
IV 12.5 8.5
V 10.5 9.3
Rata-rata 8.96 Hz 8.46 Hz
Sumber: Data Primer, 2016
a. Whole Body Vibration
Rata – rata = Hasil Percobaan
Jumlah Percobaan
= 5.2 + 8.2 + 8.4 + 12.5 + 10.5
5
= 8.96 Hz
b. Hand Arm Vibration
Rata – rata = Hasil Percobaan
Jumlah Percobaan
= 7.4 + 8.6 + 8.5 + 8.5 + 9.3
5
= 8.46 Hz
4. Pencahayaan
a. Indoor (Laboratorium Terpadu FKM UMI)
Tabel 4.6
Hasil Pengukuran Pencahyaan di Laboratorium
Terpadu Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia
Perlakuan I Perlakuan II
(saat lampu (saat lampu
dinyalakan) dipadamkan)
Titik 1 30 Titik 1 4
Titik 2 42 Titik 2 8
Titik 3 75 Titik 3 6
Titik 4 53 Titik 4 2
Titik 5 59 Titik 5 1
Titik 6 42 Titik 6 1
Titik 7 37 Titik 7 2
Titik 8 45 Titik 8 1
Titik 9 37 Titik 9 1
Total 420 Total 26
Sumber: Data Primer, 2016
Besarnya Internsitas Pencahayaa Umum:
a. Hasil pengukuran saat lampu dinyalakan
= 30 + 42 + 75 + 53 + 59 + 42 + 37 + 45 + 37
= 420
= 46.6 lux
=4+8+6+2+1+1+2+1+1
= 26
= 2.88 lux
b. Outdoor (Tangga)
Tabel 4.7
Hasil Pengukuran Pencahayaan di tanggan FKM
Universitas Muslim Indonesia
Titik Pengukuran Hasil
Titik 1 8 lux
Titik 2 5 lux
Titik 3 19 lux
Titik 4 12 lux
Titik 5 35 lux
Sumber: Data Primer, 2016
= 79
= 8.7 lux
B. Pembahasan
1. Kebisingan
a. Indoor dan Outdoor (Ruang Dosen Keperawatan dan
hasil, yaitu 11.53 dBa. Dari hasil tersebut dapat kita ketahui
yaitu 9,6 dBa. Dari hasil tersebut dapat kita ketahui bahwa
dBa.
2. Iklim Kerja
Iklim kerja yaitu lingkungan manusia di mana para
dapat dilihat dan disentuh tetapi iklim tersebut ada dan akan
dapat dilihat akibat nya dalam jangka yang lama. Lebih jauh lagi
ruang, yaitu 31.70C dan ISBB di dalam ruangan adalah 22.05 0C dan
2014).
Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan di area
anak tangga dan disitulah kami meletakkan lux meter dan mulai
dengan nilai lux paling tinggi adalah terletak pada titik kelima
dimana hasilnya adalah sebesar 35 lux, hal tersebut terjadi
maka penentuan titik dari titik pertama ke titik kedua dan titik
100 m.
yang kami dapatkan adalah titik dengan nilai lux paling besar
adalah di titik ketiga, yaitu sebesar 75 lux, hal ini karena titik
ditentukan.
jendela. Hasil yang kami dapatkan adalah titik dengan nilai lux
paling besar adalah di titik kedua, yaitu sebesar 8 lux, hal ini
karena titik tersebut terletak langsung di bawah ventilasi dengan
sumber cahaya matahari. Dan titik dengan nilai lux paling kecil
telah ditentukan.
2006).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
luar ruang, yaitu 31.70C dan ISBB di dalam ruangan adalah 22.05 0C
standar (5-20 Hz) dan pada lengan yakni, 8.46 Hz tidak memenuhi
telah ditentukan.
3. Untuk pekerja yang terpapar dengan getaran sebaiknya tidak
terpapar getaran.
4. Pada ruang kerja di dalam maupun di luar ruangan sebaiknya
atau aliran udara yang aman dan nyaman dalam bekerja sesuai
Dewi dkk. 2014 Pengaruh Iklim Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt
Diva Elektronika Singaraja Tahun 2013. Laptop. (online)
http://ejournal.undiksha.ac.id. diakses tanggal 28 Mei 2016.
Marthin, dkk. 2016. Hubungan Antara Umur, Lama Kerja, Dan Getaran
Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Supir Bus Bus Trayek
Bitung-Manado Di Terminal Tangkoko Bitung Tahun 2016.
Laptop. (online) . http://ejournal.unsrat.ac.id. Diakses tanggal 1
Juni 2016.