PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak dasar (asasi) manusia dan salah satu faktor yang
bagi masyarakat pekerja terbukti memiliki korelasi langsung dan nyata terhadap
kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu
derajat kesehatan setinggi tingginya, baik fisik maupun mental, sosial dengan
usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum (A.M.
kemajuan yang sangat pesat.Sebagian besar waktu usia produktif akan dilewatkan
di tempat kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di
kerja yang dalam pekerjaannya selalu terpapar kebisingan tinggi dan akan
1
meliputi aspek yang cukup luas yaitu perlindungan keselamatan, kesehatan,
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat dan moral
kerja seperti faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis.
Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan
tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Sayangnya, banyak tenaga kerja
tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat, dapat juga terjadi efek psikososial
dan psikomotor ringan jika seorang berada dilingkungan yang bising (Harrington
kebisingan cenderung memiliki emosi tidak stabil yang akan mengakibatkan stres.
memacu jantung untuk memompa darah lebih keras sehingga tekanan darah akan
2
naik. Penelitian pada tenaga kerja bagian bubut di moskwa dengan intensitas
tekanan darahnya dua kali lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Penelitian
Parvizpoor pada pekerja bagian tenun dngan intensitas bising 96 dbA menemukan
bising 90-95 dbA dalam pesawat mempunyai resiko 2,7 kali menderita tekanan
darah diastolik tinggi dibandingkan dengan penerbangan yang terpajan bising 70-
80 dbA (Andriukin,2007).
peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, gerak refleks otot, dan
dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
batas faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja, di dalamnya ditetapkan Nilai
Ambang Batas (NAB) kebisingan sebesar 85 dBA sebagai intensitas tertinggi dan
merupakan nilai yang masih dapat diterima oleh pekerja tanpa mengakibatkan
3
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
diri diatur dalam Peraturan Menteri Tenaka Kerja dan Transmigrasi No:
Sebagian besar waktu usia produktif akan dilewati di tempat kerja. Oleh
karena itu sebaiknya kesehatan kerja mendapatkan perhatian lebih banyak bagi
kerja merupakan dampak negatif dari suatu pekerjaan. Perlindungan tenaga kerja
pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat dan moral
4
Hasil penelitian yang dilakukan Tri Budiyanto dan Erza Yanti Pratiwi
kebisingan dengan stres kerja pada pekerja di bagian tenun “Agung Saputra Tex”
Piyungan Bantul Yogyakarta. Hal ini dilihat dari nilai p-value sebesar 0,039 (< α
mengalami tingkat kebisingan (>85 desibel) memiliki peluang resiko terkena stres
kerja sedang yaitu 1,857 kali (0.463-7,455) di bandingkan pekerja yang tidak
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh khairat
Dengan ini maka ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kebisingan dengan
stres kerja.
Berdasarkan survey pendahuluan yang telah peneliti lakukan, bahwa semua para
tenaga kerja yang ada di CV Bonar Jaya Abadi Perkara Nusantara tidak
dilengkapi dengan Personal Protective Equipment (PPE) berupa ear plug atau
pendahuluan intensitas kebisingannya ialah 98dbA, dimana hal ini sudah melewati
nilai ambang batas (NAB), kemudian para pekerja di CV Bonar Jaya Abadi
Perkara Nusantara bekerja lebih dari 8 jam dalam seminggu dan jarak mesin
5
dengan aktivitas pekerjaan ialah 2m (meter).CV Bonar Jaya Abadi Perkasa
Nusantara terdiri dari tiga wilayah kerja yaitu wilayah produksi, marketing dan
seorang perkerja didapat hasil bahwa pekerja tersebut mengalami stres kerja.
Nusantara.
dari penelitian ini adalah : Hubungan Paparan Kebisingan dengan Stres Kerja
Perkasa Nusantara
Nusantara
Jaya Perkasa Nusantara berdasarkan umur, lama kerja, dan jarak kerja
6
1.4 Manfaat Penelitian
dengan stres kerja serta dapat digunakan sebagai refrensi dalam memberikan
kebisingan dengan stres kerja, sehingga CV Bonar Jaya Abadi Perkasa Nusantara
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
Kebisingan ialah semua bunyi atau suara yang tidak dikehendaki yang
dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan terhadap
Bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh telinga karena getaran media
elastis. Sifat bunyi ditentukan oleh frekuensi dan intensitasnya. Frekuensi bunyi
adalah jumlah gelombang bunyi yang lengkap yang diterima oleh telinga setiap
dengan intensitas dan frekuensi yang tidak menentu. Di sektor industri, bising
berarti bunyi yang sangat mengganggu dan membuang energi (Ridwan Harrianto,
2010:130).
Secara psikologik bising adalah penimbul stres karena sifatnya yang mengganggu
biasanya berasal dari mesin untuk proses dan alat lain yang dipakai untuk
8
dari dalam maupun dari luar perusahaan seperti: (1) generator; mesin diesel untuk
pembangkit listrik; (2) mesin produksi; (3) mesin potong, gergaji, serut
diperusahaan kayu; (4) ketel uap atau boiler untuk pemanas air; (5) alat yang
menimbulkan suara dan getaran seperti alat pertukangan; (6) kendaraan bermotor
yang berasal dari berbagai peralatan memiliki tingkat kebisingan yang berbeda-
beda dari suatu model ke model lain. Proses pemotongan seperti proses
penggergajian kayu merupakan sebagian contoh bentuk benturan antara alat kerja
dan benda kerja yang menimbulkan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar dapat
biasanya berasal dari mesin untuk proses dan alat lain yang dipakai untuk
dari dalam maupun dari luar perusahaan seperti: (1) generator; mesin diesel untuk
pembangkit listrik; (2) mesin produksi; (3) mesin potong, gergaji, serut
9
diperusahaan kayu; (4) ketel uap atau boiler untuk pemanas air; (5) alat yang
menimbulkan suara dan getaran seperti alat pertukangan; (6) kendaraan bermotor
a. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state, wide
meriam, ledakan.
10
Sedangkan menurut Anizar (2009) kebisingan dapat dikelaskan jadi
1. Bising secara terus menerus adalah bising yang mempunyai tingkat intensitas
bunyi diantara maksimum dan minimum kurang dari 3 dbA. Contohnya ialah
2. Bising fluktuasi ialah bunyi bising yang mempunyai perbedaan tingkat diantara
intensitas yang tinggi dengan yang rendah tidak lebih dari 3 dbA
3. Bising impuls ialah bising yang mempunyai intensitas yang sangat tinggi dalam
waktu yang singkat seperti tembakan senjata api, lagan besi dan sebagainya.
4. Bising bersela ialah bunyi yang terjadi dalam jangka waktu tertentu serta
berulang. Contoh bising ketika memotong besi akan berhenti ketika gergaji itu
lingkungan kerja namun ada juga pengukuran yang bertujuan untuk mengetahui
Bunyi diukur dengan satuan yang disebut desibel, dalam hal ini mengukur
besarnya tekanan udara yang ditimbulkan oleh gelombang bunyi. Satuan desibel
diukur dari 0 sampai 140, atau bunyi terlemah yang masih dapat didengar oleh
11
manusia sampai tingkat bunyi yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen
Skala yang terdekat dengan pendengaran manusia adalah skala A atau dBA
(Anies, 2005:93).
Pada pengukuran ini dapat digunakan alat “Sound Level Meter” . Alat
countour map lokasi sumber suara dan sekitarnya. Selanjutnya pada waktu
hanya pada satu atau beberapa lokasi aja. Pengukuran ini juga digunakan untuk
12
c. Pengukuran dengan Grid
kebisingan pada lokasi yang diinginkan. Titik-titik sampling harus dibuat dengan
jarak interval yang sama di seluruh lokasi. Setelah titik sampling di pot dalam
dahulu dilakukan pemetaan lokasi kerja, apabila luas lokasi kerja < 10 m² maka
sampel diambil pada tiap 1m², apabila luas lokasi kerja 10m² – 100m² persegi maka
sampel diambil pada tiap 3 meter persegi, dan apabila luas lokasi kerja > 100m²,
1. Intensitas Bising
2. Frekuensi Bising
Bising dengan ftrekuensi tinggi lebih berbahaya dari pada bising dengan
intensitas rendah
3. Masa Kerja
13
4. Sifat Bising
berikut:
1. Gangguan fisiologis
14
3. Stres
terhadap kesehatan pekerja adalah, (1) stres; (2) tekanan darah naik; (3)
kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
melebihi 8 jam sehari dan 5 (lima) hari kerja seminggu atau 40 jam seminggu.
a. Pengendalian Administratif
15
1. Menetapkan peraturan tentang rotasi pekerjaan
makan
ditempat khusus yang tenang dan tidak bising. Apabila tempat istirahat
tersebut masih terdapat dalam lokasi kebisingan, maka untuk tempat tersebut
b. Pengendalian Teknik
yaitu sumber bising, transmisi bising, dan penerima bising. Pengendalian ini
16
1. Mengurangi intensitas sunber bising
aliran gas, mengurangi tekanan dan turbulensi gas; (7) mengganti kipas
pendorong yang kecil dan berkecepatan tinggi dengan yang lebih besar dan
digunakan bantalan yang fleksibel atau yang mempunyai daya pegas; (2)
peredam suara pada dinding dan atap ruangan; (3) mengisolasi sumber
bising; (4) peralatan yang dapat mengatur distribusi suara; (5) mengisolasi
yang lain telah dilakukan. Tenaga kerja dilengkapi dengan sumbat telinga
(ear plug) atau tutup telinga (ear muff) disesuaikan dengan jenis pekerjaan,
17
Ear plug merupakan sumbat telinga yang paling sederhana terbuat
dari kapas yang dicelup dalam lilin sampai dengan dari bahan sintetis
aktifitas rutin ataupun non rutin di tempat kerja, kemudian melakukan penilaian
resiko dari bahaya tersebut lalu membuat program pengendalian bahaya tersebut
agar dapat diminimalisir tingkat resikonya ke yang lebih rendah dengan tujuan
1. Eliminasi
Hirarki teratas adalah eliminasi dimana bahaya yang ada harus dihilangkan
18
karena adanya kekurangan pada desain. Penghilangan bahaya merupakan metode
yang paling efektif sehingga tidak hanya mengandalkan perilaku pekerja dalam
menghindari resiko.
2. Subsitusi
ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya. Dengan
pengendalian ini akan menurunkan bahaya dan resiko melalui sistem ulang
3. Engineering control
4. Administrasi control
dengan lingkungan kerja, seperti rotasi kerja, pelatihan, shift kerja, dan
housekeeping.
Alat pelindung diri (APD) dirancang untuk melindungi diri dari bahaya
dilingkungan kerja serta zat pencemar agar selalu aman dan sehat.
2.2 Stres
lingkungan yaitu interaksi antara stimulasi dan respons. Stres adalah konsekuensi
19
setiap tindakan dan situasi lingkungan yang menimbulkan tuntutan psikologis dan
Stres kerja dapat diartikan sebagai sumber atau stressor kerja yang
Stres kerja adalah segala rangsangan atau aksi dari tubuh manusia baik
yang berasal dari luar maupun dari dalam tubuh itu sendiri. Stres dapat
1. Penyebab fisik
a. Kebisingan
20
b. Kelelahan
c. Penggeseran kerja
Mengubah pola kerja yang terus menerus dapat menimbukan stres. Hal
kerja yang lama dan sudah terbiasa dengan kebiasaan yang lama.
d. Jetlag
2. Beban kerja
disebabkan oleh tingkat keahlian yang dituntut terlalu tinggi, kecepatan kerja
21
3. Sifat Pekerjaan
stres.
b. Umpan-balik
Standar kerja yang tidak jelas dapat membuat karyawan tidak puas
standar kerja yang tidak jelas juga dapat dipergunakan untuk menekan
karyawan.
Ada beberapa gejala stres dapat dilihat dari berbagai faktor yang
1. Perubahan Fisiologis
2. Perubahan Psikologis
sengal.
22
3. Perubahan Sikap
Ditandai perubahan sikap seperti keras kepala, mudah marah, tidak puas
terhadap apa yang dicapai, Bingung, gelisah, sedih, jengkel, salah paham,
merupakan suatu sistem interaktif, maka stres yang dihasilkan tersebut ada
komponen fisik, salah satunya pekerjaan atau lingkungan yang bising dapat
mengakibatkan ketegangan pada manusia, sehingga stres akan muncul dan banyak
23
2.3.1 Hubungan kebisingan dengan Stres Kerja
kerja seperti faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis dan faktor psikologis.
Semua faktor tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap suasana kerja dan
kesehatan kerja. Salah satu dari faktor yang terdapat dalam lingkungan kerja
tersendiri bagi tenaga kerja, umumnya berasal dari mesin kerja. Sayangnya,
banyak tenaga kerja yang telah terbiasa dengan kebisingan tersebut, meskipun
patologis organis, salah satu contoh gangguan psikologis yang diakibatkan oleh
menentukan sejauh mana situasi yang dihadapi merupakan situasi stres atau tidak.
faktor yaitu:
24
a. Lingkungan kerja fisik
lain (1) beban kerja fisik yang berlebihan; (2) Waktu yang terbatas
2. Faktor Individual
a. Usia
adalah antara 18-40 tahun. Semakin tua usia seseorang, semakin kecil
25
b. Masa Kerja
Masa kerja adalah jangka waktu orang sudah bekerja dari pertama
mulai masuk hingga sekarang masih bekerja. Masa kerja yang rentan
antara 2-6 tahun, semakin lama orang tersebut bekerja maka semakin
1996:71) .
intensitas kebisingan yang tinggi dan dalam waktu yang lama beresiko
c. Kondisi Kesehatan
Kondisi sehat dapat diartikan tidak menderita salah satu atau lebih dari
26
2.4 Kerangka Konsep Penelitian
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
dengan cara pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mencari hubungan
Adapun alasan lokasi penelitian ini adalah karena CV Bonar Jaya Abadi Perkasa
Nusantara ialah salah satu industri Kilang padi terbesar di siantar. Penelitian ini
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja yang ada di CV Bonar
3.3.2 Sampel
Sampel pada penelitian semua pekerja yang ada di CV Bona Jaya Perkasa
28
3.4 Defenisi Operasional
1. Kebisingan
Bunyi yang didengar oleh pekerja dengan tingkat kebisingan lebih dari 85
dBA dan terpapar lebih dari 8jam bekerja (Sihar Tigor, B.T: 2005).
2. Stres Kerja
seseorang.
1. Kebisingan
kebisingannya <85
2. Stres Kerja
Pengisian kuisioner TES DASS 42. Dikatakan stres normal apabila X=0-14,
a. Data Primer
Data primer penelitian ini yaitu data kebisingan di CV Bonar Jaya Perkasa
29
Sound Level Meter Krisbow KW06-291 dan pengisian lembar kuesioner
sampling harus dibuat dengan jarak interval yang sama di seluruh lokasi.
lokasi kerja, apabila luas lokasi kerja < 10 m² maka sampel diambil pada
tiap 1m², apabila luas lokasi kerja 10m² – 100m² persegi maka sampel
diambil pada tiap 3 meter persegi, dan apabila luas lokasi kerja > 100m²,
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diambil di tempat penelitian. Adapun data
1. Cleaning(Membersihkan Data)
pengecekan agar tidak ada data yang double dan menyingkirkan data yang
2. Editing(Menyunting Data)
pencatatan data
30
3. Coding(Pemberian Kode)
Memberikan tanda pada data yang telah dianggap sesuai dengan variabel
SPSS.
1. Analisis Unvariat
2. Analisi Bivariat
hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas yang
31
KUESIONER PENELITIAN
1. Nama :.....................
2. Umur :………Tahun
3. MasaKerja :.............Tahun
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri dari berbagai pernyataan yang mungkin sesuai dengan
Terdapat empat pilihan jawaban yang disediakan untuk setiap pernyataan yaitu:
2 : Sesuai dengan saya sampai batas yang dapat dipertimbangkan, atau lumayan
sering.
tanda silang (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai dengan pengalaman
yang benar ataupun salah, karena itu isilah sesuai dengan keadaan diri
32
Bapak/Ibu/Saudara yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang
No PERNYATAAN 0 1 2 3
33
LEMBAR HASIL PENGUKURAN KEBISINGAN
WILAYAH (≤ / ≥)
PRODUKSI
MARKETING
PENJEMURAN PADI
34
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sugeng Budiono, dkk., 2003, Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan
Kerja, Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Anies, 2005, Penyakit akibat Kerja, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Depkes RI, 2003, Modul Pelatihan bagi Fasilitator Kesehatan Kerja, Jakarta:
Hiperkes
Harrington, J. M., dan Gill, F.S. 2003. Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC
Suma’mur P.K., 1995, Hiegene Perusahaan dan Keselamatan kerja, PT. Gunung
Agung, Jakarta.
, 2009, Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta:
CV Sagung Seto
35
LEMBAR KONSULTASI
Nim : 1604017
Hari dan
No Materi /konsultasi Saran Paraf Dosen
Tanggal
36