Anda di halaman 1dari 39

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN YANG


MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI PENYEBAB
KARIES GIGI PADA SISWA/I KELAS II-A
SDN 104186 TANJUNG SELAMAT
KEC. SUNGGAL KAB. DELI
SERDANG TAHUN 2018

KARINA BARUS
P07525017129

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2018

1
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN YANG


MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI PENYEBAB
KARIES GIGI PADA SISWA/I KELAS II-A
SDN 104186 TANJUNG SELAMAT
KEC. SUNGGAL KAB. DELI
SERDANG TAHUN 2018

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi


Diploma III

KARINA BARUS
P07525017129

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2018

2
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN


YANG MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI
PENYEBAB KARIES GIGI PADA SISWA/I KELASA II-A
SDN 104186 TANJUNG SELAMAT KEC. SUNGGAL
KAB. DELI SERDANG TAHUN 2018.

Nama : Karina Barus

Nim : P075255017129

Telah Diterima dan Disetujui Untuk Diseminarkan


Dihadapan Penguji

Medan, 26 Juli 2018

Menyetujui
Pembimbing

Sri Junita Nainggolan. S.SiT.MSi


Nip. 1976061995032001

Plt. Ketua Jurusan Keperawatan Gigi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

drg.Adriana Hamsar,M.Kes
Nip. 196810091998032001

3
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN


YANG MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI
PENYEBAB KARIES GIGI PADA SISWA/I KELASA II-A
SDN 104186 TANJUNG SELAMAT KEC. SUNGGAL KAB.
DELI SERDANG TAHUN 2018

Nama : Karina Barus

Nim : P075255017129

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Di Uji Pada Sidang Ujian Akhir Program
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Medan
Tahun 2018

Penguji I Penguji II

drg.Kirana P Sihombing, M. Biomed Sri Junita Nainggolan, S.SiT, M.Si


NIP.198304012009122002 NIP. 197606191995032001

Ketua Penguji

drg. Etty M. Marthias, M.Si


NIP. 195403221982032001

Plt Ketua Jurusan Keperawatan Gigi


Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

drg. Adriana Hamsar, M.Kes


NIP. 196810091998032001

4
PERNYATAAN

PERANAN MEYIKAT GIGI TERHADAP KEBERSIHAN GIGI


DAN MULUT PADA SISWA/I KELAS V SD NEGERI
048291 KECAMATAN TIGA PANAH
KABUPATEN KARO
TAHUN 2018

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau di terbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka

Medan, Juli 2018

Karina Barus
PO7525017129

5
MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH
DENTAL HYGIENE DEPARTMENT
SCIENTIFIC PAPER, 06TH JULY 2018

Karina Barus

Overview of Knowledge of Sweet and Easy Foods Attached to Dental as Caries


Causes in Students of Class II-A at SDN 104186 Tanjung Selamat, Sunggal Sub
District Deli Serdang District in 2018

V + 24 pages + 6 tables + 10 attachments

Abstract

Sweet and easy to stick food is a food that is easy to filling, but no other
nutritional intake other than satiety consequentlt disrupted appetite. Almost all
children like sweet and easy-to-stick foods which is one of the causes of caries.

The type of research used is descriptive survey method which aims to find
out the level of knowledge about sweet and easily attached foods as a cause of
dental caries in students of class II-A at SDN 104186 Tanjung Selamat of
Sunggal Sub District Deli Serdang District with a sample of 30 peoples.

Data were obtained by giving questionnaires and direct examination, the


results obtained were good knowledge as much as 86.67 %, and knowledgeable
were 13.33%.

From the results of the study it can be concluded that the average milk
tooth caries obtained data on the number pf def-t 139 and def-t on average 4.63
and the average dental caries remains obtained data DMF-T is 25 and DMF-T
was average of 0.83

Keywords : Sweet and easily sticky food, dental caries status


References : 10 (1991 – 2012)

i
6
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
KTI, 6 JULI 2018

Karina Barus

Gambaran Pengetahuan Tentang Makanan Yang Manis Dan Mudah Melekat


Sebagai Penyebab Karies Gigi Pada Siswa/i Kelasa II-A SDN 104186 Tanjung
Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018

V + 24 Halaman + 6 Tabel +10 Lampiran

ABSTRAK

Makanan yang manis dan mudah melekat merupakan makanan yang


mudah mengenyangkan, namun tidak ada asupan gizi lain selain rasa kenyang
akibatnya selera makan terganggu. Hamper semua anak menyukai makanan
yang manis dan mudah melekat yang merupakan salah satu penyebab terjadinya
karies.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran pengetahuan tentang makanan yang manis dan mudah
melekat terhadap karies gigi pada Siswa/i Kelasa II-A SDN 104186 Tanjung
Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018 yang dilaksanakan pada
bulan Mei sampai Juni 2018. Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Dimana data
yang diperoleh peneliti adalah melalui pemeriksaan secara langsung pada mulut
siswa/i.
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat disimulkan bahwa Tingkat
Pengetahuan tentang makanan yang Manis dan mudah Melekat pada Siswa/I
Kelas II-A SDN 104186 Tanjung Selamat Kec Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun
2018 diperoleh data 26 orang (86,67%) berpengetahuan baik, 4 orang (13,33%)
berpengetahuan sedang Dan untuk Rata-rata Karies Gigi Susu diperoleh data
jumlah def-t adalah 139 dan def-t rata-rata 4,63. Rata-rata Karies Gigi Tetap
diperoleh data DMF-T adalah 25 dan DMF-T rata-rata 0,83.
Pilihlah makanan yang dapat menyehatkan gigi untuk menghindari
terjadinya karies gigi.

Kata Kunci : Makanan yang Manis dan mudah Melekat, Status Karies Gigi
Daftar Bacaan : 10 (1991 – 2012)

ii7
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul “GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG
MAKANAN YANG MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI PENYEBAB
KARIES GIGI PADA SISWA/I KELASA II-A SDN 104186 TANJUNG SELAMAT
KEC. SUNGGAL KAB. DELI SERDANG TAHUN 2018.”.
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan gigi.
Dalam penulis Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingan berbagai pihak baik dalam bentuk moril dan materil, untuk itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Ibu Drg. Adriana Hamsar, M.kes, Selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.
2. Ibu Sri Junita Nainggolan, S.SiT, M.Si, Selaku dosen Pembimbing Utama
Karya Tulis Ilmiah penulis yang dalam kesibukanya masih dapat
meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Ibu drg. Kirana P. Sihombing, M. Biomed, selaku Dosen Penguji I yang
telah memberikan masukan dan arahan kepada penulis untuk
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu drg. Etty M. Marthias, M.si, selaku Penguji II yang telah memberikan
masukan dan arahan kepada penulis untuk kesempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Jurusan Keperawatan Gigi yang
telah banyak memberikan bimbinian kepada penulis selama perkuliahan.
6. Keluarga tercinta suami dan anak-anak yang telah memberikan dukungan
dan semangat kepada penulis.
7. Seluruh mahasiswa RPL Jurusan Keperawatan Gigi angkatan pertama
yang telah bersama-sama memberi dukungan.

iii
8
Harapan penulis, semoga Tuhan Yang maha Esa senantiasa
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua.
Akhirya dalam kesempatan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi, susunan, maupun
tata bahasa, untuk itu penulis mohon maaf, dan penulis mengharapan saran dan
masukan yang sifatnya membangun guna perbaikan dan kesempurnaan Karya
Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua sebelum dan sesudahya saya ucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2018

Karina Barus
PO7525017129

iv
9
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan .................................................................................................
Lembar Pengesahan.................................................................................................
Abstract ................................................................................................................... i
Abstrak .................................................................................................................... ii
Kata Pengantar ........................................................................................................ iii
Daftar Isi .................................................................................................................. v
Daftar Tabel ............................................................................................................. vi
Dartar Lampiran ....................................................................................................... vii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………......................................... 2
C. Tujuan Penelitian………………………………………………………........... 2
C. 1 Tujuan Umum…………………………………………………….......... 2
C.2 Tujuan Khusus………………………................................................ 3
D. Manfaat Penelitian…………………………................................................. 3
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan Pustaka..……………………………............................................. 4
A.1.Pengetahuan...……………………………………….…………………… 4
A.1.1. Pengertian Pengetahuan.……………………………………….. 4
A.1.2. Tingkat Pengetahuan………………………………................... 4
A.2. Anak Sekolah……........…………………………………………….........
5
A.3.Makanan…...…................................................................................... 5
A.3.1.Pengertian Makanan…................................................................ 6
A.3.2.Makanan manis dan Mudah melekat.......................................... 6
A.3.3. Hubungan Makanan manis dengna Karies Gigi......................... 8
A.4.Kries Gigi…………………………………………….. . ........................... 8
A.4.1 Pengertian Karies Gigi…….. ...................................................... 8
A.4.2. Faktor Terjadinya Karies Gigi..................................................... 9
A.4.3. Mekanisme Penyebab Karies……………………………............ 12
A.4.4. Etiologi Karies Gigi………………………………………………… 12
B. Kerangka Konsep……………………....................................................... 14
C Defenisi Operasional……………………………………............................. 15
BAB III Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian……………………………................................................ 16
B. Lokasi dan waktu Penelitian……………….............................................. 16
C. Populasi dan Sampel Penelitian……………........................................... 16
D. Jenis dan Cara Pengambilan Data……….............................................. 17
E. Pengolahan dan Analisa Data……………….......................................... 17
BAB IV Hasil dan Pembahasan……………………………………………………....... 19
A. Hasil …………………………………………………………………………. 19
B. Pembahasan………………………………………………………………… 20
BAB V Simpulan Dan saran ………………………………………………………....... 21
C. Kesimpulan …………………………………………………………………. 21
D. Saran………………………………………………………………………… 21
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………
Daftar Lampiran …………………………………………………………………

10v
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel. 2.1 Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Terjadinya


Karies Gigi .............................................................................
10
Tabel 2.2 Vitamin dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan
Gigi ........................................................................................
11
Tabel 2.3 Pengaruh Unsur-unsur Kimia Terhadap Terjadinya
Karies Gigi .............................................................................
12
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang
Makanan Yang Manis dan Mudah Melekat
Terhadap Karies Gigi Pada Siswa/i Kelas II-A
SDN 104186 Tanjung Selamat Kec. Sunggal Kab.
Deli serdang Tahun 2018 .......................................................
21
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Rata-rata Karies Gigi Susu
Pada Siswa/i Kelas II-A SDN 104186 Tanjung
Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli serdang Tahun
2018 .......................................................................................
21
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Rata-rata Karies Gigi Tetap
Pada Siswa/i Kelas II-A SDN 104186 Tanjung
Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli serdang Tahun
2018 .......................................................................................
21

vi
11
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Lembar Kuesioner Penelitian

Lampiran 5. Format Pemeriksaan

Lampiran 6. Etichal Clearence

Lampiran 7. Master Tabel

Lampiran 8. Daftar Konsultasi

Lampiran 9. Jadwal Penelitian

Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup

vii
12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental
maupun sosil dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Pembangunan
kesehatan bertujuan meningkatkan kesadran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Pembangunan kesehatan diselenggaran dengan memberikan prioritas
kepada upaya peningkat kesehatan, pencegahan penyakit dengan tidak
mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Untuk mencapai
derajad kesehatan yang optimal diperlukan pencegahan dan penanganan
kesehatan secara dini dengan sasaran anak sekolah. Usia anak sekolah dasar 6-
12 tahun.kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang
tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya, sebab kesehatan gigi dan mulut
akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Penyakit gigi dan
mulut yang paling banyak ditemukan di masyarakat luas yaitu karies gigi.
(Herlinawati,2010).
Karies gigi adalah penyakit jaringan. Karies yaitu email, dentil dan
sementum yang disebabkan oleg aktifitas jasad renik dalam suatu karbohidrat
yang dapat diragukan Edwin,A,M Kidd,2008. Karies gigi banyak terjadi pada
anak-anak karna anak cenderung lebij menyukai makanan yang manis yang
mudah melekat yang menyebabkan karies gigi.
Makanan yang manis dan mudah melekat merupakan makanan yang
mudah mengenyangkan. Namun tidak mendapat asupan gizi lain. Akibat
kenyang, akibatnya selera makan terganggu. Makanan-makanan yang manis
merupakan makanan yang banyak mengandung gula yang dapat menurunkan
derajad keasaman pH sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH
yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi
permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai. (Edwina &
Sally,2008).

1
Anak usia 6-12 tahun harus diperlukan perlakuan baik pada perawatan
gigi karna pada usia tersebut terjadi pergantian gigi sulung dan gigi permanen.
Menurut Stone dan Church 2010 masa ini adalag masa kehilangan gigi masa
perubahan fisik yang cepat masa meraih identitas yang tidak tergantung pada
orang lain. Masa untuk mangalami kelakuan dan berfikir realistis.
Hasil riset kesehatan dasar Riskesdas Nasional tahun 2007 melaporkan
prevalensi karies di Indonesia mencapai 72,1 dan sector DMF- mencapai 4,8.
Survey Kesehatan Rumah tangga yang menderita karies gigi terbesar 73 persen
menurut data Kementrian Republik Indonesia Tahun 2009 sebanyak 89 persen
anak Indonesia dibawah 12 tahun menderita karies gigi.
Penyakit karies gigi apabila dibiarkan dapat bertambah parah dan
menyebabkan penyakit lanjut yaitu abses. Menurut spesialis bedah mulut RSUP
Kariadi Drg Bambang Supriyanto mengungkapkan, abses merupakan
pengumpulan nanah yang telah menyebar dari sebuah gigi ke jaringan
sekitarnya. Biasanya disebabkan karena suatu infeksi dan mengakibatkan gusi di
dekat gigi tersebut membengkak. Dari latar belakang tersebut penulis ingin
meneliti tingkat pengetahuan anak tentang makanan yang menyebabkan gigi
berlubang dan berdasarkan hasil konsultasi yang diterima bahwa SDN 104186
belum pernah melakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana tingkat
pengetahuan anak tentang makanan yang manis dan mudah melekat terhadap
karies gigi pada siswa/i kelas II-A SDN104186 Kec Sunggal Kab Deli Serdang.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
perumusan masalah dalam penlitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan
siswa/i tentang makanan yang manis dan mudah melekat terhadap karies gigi
pada siswa/i kelas II-A SDN 104286 Kec Sunggal Kab Deli serdang Tahun 2018.

C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum

2
Penelirian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i
tentang makanan yang manis dan mudah melekat terhadap karies gigi pada
siswa/i kelas II-A SDN 104286 Kec Sunggal Kab Deli serdang Tahun 2018.

C.2. Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa/i tentang makanan yang
manis dan mudah melekat terhadap karies gigi pada siswa/i kelas II-A
SDN 104286 Kec Sunggal Kab Deli serdang Tahun 2018.
2. Untuk mengetahui rata-rata Karier Gigi pada siswa/i kelas II-A SDN
104286 Kec Sunggal Kab Deli serdang Tahun 2018.

D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
siswa/i kelas II-A SDN 104286 Kec Sunggal Kab Deli serdang Tahun
2018 tentang penyebab karies pada gigi.
2. Bagi pihak sekolah dasar dapat dijadikan kegiatan program penyuluhan
kesehatan gigibekerja sama dengan puskesmas setempat.
3. Sebagai data dan informasi bagi peneliti selanjutnya.
4. Bagi orang tua untuk bisa menghindari pemberian makanan yang manis
dan mulai melekat pada gigi agar tidak terjadi karies gigi.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
A.1. Pengetahuan
A.1.1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap ojek melalui indra yang dimilikinya (mata,hidung,telinga dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi
terhadap objek. Sebagian besr pengetahuan sesorang di peroleh melalui indera
pendengaran (telinga),dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda
(Notoatmodjo,2010).

A.1.2. Tingkat Pengetahuan


Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai Recoll (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar Tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapt menyebutkan, tetapi orng tersebut harus dapat
menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseoramg untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.

4
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkup
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tersebut. (Notoadmojo,
2010).

A.2. Anak Sekolah


Masa anak sekolah disebut juga masa laten, harus diperlukan perlakuan
baik pada perawat gigi karna pada usia tersebut terjadi pergantian gigi susu dan
gigi permanen. Masa ini berlangsung diantara umur 6-12 tahun. Menurut stone
dan church (2015) masa ini adalah masa kehilangan gigi, masa perubahan fisik
yang cepat, masa meraih identitas yang tidak bergantungan pada orang lain,
masa untuk mengalami kelakuan dan berfikir realitik.
Perawatan gigi anak memerlukan perencanaan yang baik dan tepat
sehingga anak mendapatkan perawatan seoptimal mungkin. Perinsip perawatan
anak hendaknya sederhana dan sesingkat mungkin, tanpa mengurangi prinsip
perawatan ideal. Perawatan gigi anak harus tuntas, artinya harus selesai tanpa
menimbulkan sakit dan menggagu pertumbuhan dan perkembangan lagi di
kemudian hari. Perawatan gigi anak mukan sekedar menghilangkan sakit saja
tetapi uga harus selesai, hingga keadaan mulut toidak menggangu lagi serta
tidak menimbulkan komplikasi lain terutama kelaian pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik local di dalam mulut, keadaan umumnya, fisik dan
mental.
Pasien anak memerlukan pemdekatan yang khusus sehubungan dengan
perkembangan jiwanya dan diperlukan waktu yang cukup lama untuk mendapat
perawatan dengan baik terutama untuk anak yang kurang koperatif.
Berkomunikasi dengan anak merupakan kunci utama untuk penanggulangan
perilaku anak. (Herlinawati, 2016).

5
A.3. Makanan
A.3.1. Pengertian makanan
Makanan adalah bahan selain obat yang jika dimakan, dicerna, diserap
oleh tubuh akan berguna bagi tubuh. Adapun fungsi makanan adalah
memperoleh energy untuk aktifitas, pertumbuhan dan perkembangan,
memperbaiki kerusakan jaringan, menjaga dan mempertahankan kesehatan
(Purwitasi D dan Marianti D, 2009).
Makanan sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut,
pengaruh ini dapat dibagi menjadi dua yaitu ;
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi. Misalnya, karbohidrat,
protein, lemak, vitamin erta mineral. Unsure-unsur tersebut berpengaruh
pada masa pra erupsi serta pasca erupsi dari gigi geligi.
2. Fungsi mekanisme dari Makanan
Makanan yang bersifat membersihkan gigi. Jadi, makanan merupakan
penggosok gigi alami adalah apel,jambu air,bengkuang dan sebagainya.
Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat
merusak gigi, seperti biscuit, coklat, dodol, roti dan wafer (Tarigan R,
2013).

A.3.2. Makanan yang Manis dan Mudah Melekat


Makanan manis dan mudah melekat merupakan yang mudah
mengenyangkan, namun tidak mendapatkan asupsi gizi lain. Selain rasa
kenyang, akibatnya selera makan terganggu. Makanan manis merupakan
makanan yang banyak mengandung gula yang dapat menurunkan derajat
keasaman pH sampai dibawah 5 dalam tempo 1- 3 menit. Penurunan pH yang
berulang-ulang dalam waktu tertentu anak mengakibatkan demineralisasi
permukaan gigi yang rentan dan proses karies pun dimulai (Edwin A.M.Kidd dan
Sally joysston, 2010). Adapun contoh makanan yang manis yang mudah melekat
adalah
1. Biskuit
Biskuit merupakan makana kering yang tergolong makanan panggang atau
kue kering, kebanyakan dibuat dari bahan dasar tepung terigu atau tepung

6
jenis lainnya. Biasanya dalam pembuatan biscuit, ditambahkan gula yang
berfungsi sebagai pemanis dan memberikan tekstur halus.
2. Coklat
Coklat merupakan produk turunan dari tanapan kakao atau biji coklat. Dalam
kehidupan sehari-hari produk coklat memiliki berbagai jenis yang hampir tak
terhitung kombinasi dan mereknya. Dari berbagai jenis tersebut, terdapat 4
jenis coklat baku yaitu :
a. Unsweetened Chocolate
Terbuat dari bubuk coklat dan cocoa butter yang telah di murnika. Bila
dikonsumsi langsung, rasanya sangat pahit. Penggunaannya secara umum
adalah didalam dunia bakry.
b. Dark Chocolate
Terdiri dari dua jenis yaitu manis-pahit (buttersweet) dan semi manis
(semisweet). Selain berupa kompinasi bubuk coklat dan cocoa butter,
produk ini juga banyak mengandung gula.
c. Susu Coklat
Terbuat dari bubuk coklat, cocoa butter, gula, susu dan bahan mencitarasa
seperti vanilla.
d. Coklat Putih
Merupakan produk coklat yang tidak mengandung polifenol, minyak coklat,
dan bubuk coklat, tetapi hanya mengandung cocoa butter, gula, susu, dan
bahan mencitarasa warna produk ini adalah putih.
3. Dodol
Dodol merupakan salah satu jenis makanan trdisional yang termasuk dalam
klompok pangan semi basah yang berkadar air 10-40 %. Munurut SNI 01-
2986-1992, dodol adalah produk makan yang dibuat dari tepong beras, ketan,
santan kelapa, dan gula, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan
dan tambahan lain yang di izikan.
4. Roti
Roti umumnya dibuat dari tepung terigu, yaitu tepung yang mampu menyerap
air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat.
Kandungan protein pada terigu tipe kuat adalah paling tinggi dibandingkan
terigu tepi lainnya. Gula walaupun dalam umlah sedikit perlu ditambahkan

7
kedalam adonan karna gula dapat berperan sebagai sumber karbohidrat
untuk mendukung pertumbuhan ragi roti.

5. wafer
Wafer adalah jenis biscuit yang berpori-pori kasar, renyat, dan bila dipatahkan
penampang potongannya berongga-rongga. Bahan baku yang diperlukan
dalam pembuatan wafer umumnya terdiri dari tepung terigu, soda, minyak,
lesitin, gula, telur,garam, ammonium bicarbonate, dan air (Hastawan M,2009).

A.3.3. Hubungan Makanan yang Manis dan Melekat dengan Karies


Gigi

Beberapa jenis karbohidrat termasuk sukrosa dan glukosa, dapat


diragikan oleh bakteri tertentu. Penurunan pH dalam waktu tertentu akan
demineralisasi permukaan gigi yang menyebabkan karies gig. Menurut Edwina
dan Sally 2015, makanan yang mengandung gula akan menurunkan pH plak
dengan cepat sampai pada level yang dapat mnyebabkan demineralisasi email.
Flak akan tetap bersiat asam selama beberapa waktu. Untuk kembali ke pH
normal sekitar 7 dibutuhkan waktu 30-60 menit. Oleh karna itu, konsumsi gula
yang sering dan berulang-ulang akan tetap menahan pH flak dibawak normal dan
menyebabkan deminaranisasi email.

A.4.Karies Gigi
A.4.1. Pengetian Karies Gigi
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan ketusakan
jaringan dimulai dari permukaan gigi (cerup,Fisura, dan daerah interproksimal)
meluas kearah vulva (Rasinta Tarigan, 2012). Karies gigi adalah suatu penyakit
pada email dan dentin, ditandai dengan kerusakan jaringan gigi, dimulai pada
permukaan gigi dalam area predileksinya yaitu fot, fisur, kontak proksimal dan
secara progresif menyerang kearah pulpa (Herlinawati, 2006).
Karies gigi adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin, dan
sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasat remik dalam suatu
karbohidrat yang dalam di ragikan (Edwina,1991). Karies gigi adalah penyakit

8
jaringan keras gigi akibat aktifitas bakteri sehingga terjadinya (melunaknya)
jaringan keras gigi yang diikuti terbentuknya kavitas (rongga). Marta Riwansyah,
2008). Karies merupakan proses deminalisasi yang disebabkan oleh suatu
interaksi antara (produk-produk) seperti : mikriorganisme, ludah, bagian-bagian
yang berasal dari makanan dan email (Houwink dan Winchell,2010).

A.4.2. Faktor-faktor Terjadinya Karies Gigi

1. Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi
yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan
gigi yang cukup baik. Disamping itu, dari 46 pasng orang tua dengan presentase
karies yang tinggi, hanya 1 (satu) pasang anak yang memiliki anak dengan gigi
yang baik, 5 (lima) pasang dengan persentase karies yang sedang, selebihnya
40 pasang lagi dengan persentase karies yang tinggi akan tetapi dengan teknik
pencegahan karie yang demikian maju pada akhir-akhir ini, sebetulnya faktor
keturunan dalam proses terjadinya karies tersebut telah dapat dikurangi.

2. Ras
Pengarus ras terhadap terjadinya keries gigi amat sulit ditentukan.
Namun, keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan
persentase karies yang semakin meningkat dan menurun. Misalnya pada ras
tertentu dengan rahang yang sempit sehingga gigi geligi pada rahang sering
tumbuh dengan tidak teratur. Keadaan gigi yang tidak teratur ini akan
mempersukar pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies
pada ras tersebut.

3. jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan oleh Milhahn-Turkehem pada gigi M1, di
dapat hasil sebagai berikut.
Tabel 2.1
Pengaruh Jenis Kelamin Terjadinya Karies Gigi
Jenis Kelamin Karies
M1 Kanan M2 Kiri
Pria 74,5% 77,6%
Wanita 81,5% 82,3%

9
Dari hasil diatas terlihat bahwa persentase karies gigi pada wanita lebih
tinggi disbanding dengan pria. Persentase kariel molar kiri lebih tinggi dengan
molar kanan , krena faktor pengunyahan dan pembersiahan dari masing-masing
bagian gigi.
4. Usia
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi
1. Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies.
2. Periode pubertas (remaja) usia antara 14-20 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan
gusi, sehingga kebersihan gigi dan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini
lah yang menyebabkan persentase karies lebih tinggi .
3. Usia antara 40-50 tahun pada usia ini sudah terjadi retraksi atau
menurunnya gusi dan papil sehungga sisa-sisa makanan sering lebih
sukar dibersihkan.

5. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, yaitu isi dari
makanan yang menghasilkan energy dan fungsi mekanisme dari makanan yang
dimakan. Makanan – makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak
gigi seperti, roti, wafer, coklat, biskuit, dan sebagainya .
Penelitian menjukkan bahwa makanan dan minuman yang bersifat
fermentasi karbohidrat lebih signifikan memproduksi asam, diikuti oleh
demineralisasi email. Karies terjadi ketika proses reminelalisasi menjadi lebih
lambat dibandingkan proses demineralisasi, serta adanya kehilangan mineral hal
ini dapat dicegah dengan menghindari makanan yang manis dan mudah melekat.

6. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses karies gigi , terutama pada periode
pembentukan gigi .

10
Tabel 2.2
Vitamin Dan Pengaruhnya Terhadap Kerusakan Gigi Atau Gusi

Kekurangan vitamin Kebutuhan Pengaruhnya Terhadap Gigi atau


Perhari Gusi
A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan
dentin
B1 1-2 mg Karies meninggi, (perubahan-
perubahan pada lidah, bibir dan
periodomtium)
B2 2 mg Karies meninggi (perubahan-
perubahan pada lidah, bibir dan
periodomtium)
B6 2 mg Tidak ada pengaruh (ingat: anemia,
mudah kejang pada anak)
C 75-100 mg Degenerasi odontoblas, kerusakan
periodonsium, stomatitis, dan lain
sebagainya
D 0,01 Hipoplasia
400-600 I.U Emain dan dentim
E 10 mg Tidak diketahui
K 1 mg Tidak diketahui

7. Unsur Kimia
Unsusr-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies
gigi masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentase
karies gigi adalah fluor dibawah ini dicantumkan beberapa unsusr kimia yang
mempengaruhi atau memperlambat terjadinya karies gigi .
Tabel 2.3
Pengaruh Unsur-Unsur Kimia Terhadap Terjadinya Karies Gigi

Beryllium Menghambat Karies


Flour Menghambat Karies
Aurum (An) Menghambat Karies
Cuprun(Cu) Menghambat Karies
Magnesium(Mg) Menghambat Karies
Stontium( Menghambat Karies
Zinn Menghambat Karies
Cadmium Menunjukan terjadinya karies gigi
Platina Menunjukan terjadinya karies gigi
Selenium Menunjukan terjadinya karies gigi

8. Air Ludah
Pengaruh air ludah pada gigi sudah lama diketahui, terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Sifat enzimatis air ludah ikut dalam sisitem
pengunyahan untuk memecahkan unsure makanan. Didalam air ludah dijumpai

11
enzim-enzim seperti bellaamilase, fosfotase, oksidase, glikogenase
kolagenelase. Lipase, protease, urease, dan lain sebagainya. Enzim ini berasal
dari bakteri-bakteri epithel, serta granulosit dan limfosit.
Secara kimiawi dengan adanya unsur Ca dan ion Fosfat akan membantu
penggatian mineralisasi keadaan asam dan basa dari ludah. Enzim-enzim
muciezidine dan lisosim yang terdapat dalam air ludah mempunyai sifat
bakteriostatis yang dapat membuat beberapa bakteri mulut tidak menjadi
berbahaya.

9. Plak
Penelitian tergadap plak lebih sensitive dilakukan untuk mencegah karies
gigi. Plak berbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti musim,
sisa-sisa sel jaringan mulut, leokosit, limposit, dan sisa-sisa makanan serta
bakteri.

A.4.3. Mekanisme Penyebab Terjadinya Karies gigi


Mekanisme penyebab terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak
pada permukaan gigi. Sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses
menempel pada waktu tertentu berubah menjadi asam laktat yang akan
menurunkan pH mulut mejadi kritis (5,5). Hal ini menyebabkan demineralisasi
permukaan gigi yang rentan pada proses karies pun dimulai dari permukaan gigi
(pita, fissu dan daerah interproksimal) meluas kearah pulpa (Edwina,1991).

A.4.4. Etiologi Karies Gigi

Karies juga disebut sebagai penyakit multifaktorial karna di sebabkan


beberapa factor. Terdapat 4 faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya
karies yaitu host, mikroorganisme, subtract, dan waktu. Karie hanya akan terjadi
bila keempat factor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi (Kidd dan
Bechal,1992).

1. Faktor Host atau Tua Rumah

Ada beberapa faktor yang disebut gii sebagai tuan rumah terhadap karies
yaitu factor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi), struktur emamel, faktor kimia

12
dan kristalografis. Pit dan fisul pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies
karna sisa-sisa makanan mudah menumpuk diderah tersebut terutama pit dan
fisul yang lama. Selain itu permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan
plak mudah melekat dan membentuk perkembangan karies gigi. Emamel
merupaka jaringn tubuh dengan sususan kimia komploks yang mengandung 97%
mineral (kalsium, pospat, karbonat, fluor),air 1% dan bahan organic 2%. Bagioan
luar emamel mengalami mineralisasi yang lebih se,purna mengandung banyak
flour, fospat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan Kristal enamel sangat
mengandung mineral maka Kristal enamel semakin padat dan enamel akan
semakin resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dari pada gigi tetap.
Hal ini sebabkan karena gigi susu mengandung lebih banyak bahan organic dn
air sedangkan jumlah mineralnya lebih sedikit daripada gigi tetap. Selain itu
secara kristaliografi Kristal-kristal gigi susu tidak sepadat gigi tetap. Meskipun
alasan ini menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi karies pada anak.

2. Faktor Agen atau Mikroorganisme

Plak gigi memegang peran penting dalam penyebab terjadinya karies.


Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan organism yang
berkembang biak diatas suatu matriks yang berbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Jika email gigi yang bersih terpapar
dirongga mulut maka akan ditutup oleh lapisan organik dan amorf yang disebut
pelikel. Pelikel ini terutama terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari saliva
dan berbentuk segera setelah penyikatan gigi. Sifatnya sangat lengket dan
mampu membantu melekatkan bakteri-bakteri tertentu pada permukaan gigi.
Hasil penelitian menunjukan komposisi organism dalam plak berdeda-beda
padahal pembentukan plak kokus gram positif merupakan jenis yang paling
banyak dijumpai seperti streptokokus mutans, streptokokus sanguis,
streptokokus mitis dan streptokukus salivarius serta beberapa strein lainnya.

3. Faktor Substrata tau diet

Faktor ini padat membantu pembentukan plak karna membantu


perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang ada pada permukaan
enamel. Selain itu dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan

13
menyediakan bahan-bahan yang membentuk untuk memproduksi asam serta
bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hal penelitian
menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi karbohidrat terutama sukrosa
cenderung mengalami kerusakan pada gigi, sebaliknya dengan orang yang diet
banyak mengandung lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak
mempunyain karie gigi. Hal ini penting menunjukan bahwa karbohidrat
merupakan pern penting dalam terjadinya karies.

4. Faktor Waktu

Adanya kemampuan saliva untuk mendepositkan kembali mineral selama


berlangungnya proses karies, menandakan bahw proses karies tersebut terdiri
atas periode kerusakan dan perbaikan yang silih berganti. Oleh karna itu bila
saliva berada pada lingkungan gigi, maka karies tidak menghancurkan gigi dalam
hitungan hari atau minggu melainkan dalam bulan atau tahun. Dengan demikian
sebaiknya terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini.

B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah kerangkan formulasi atau simflipikasi sari
kerangka teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut. Olehn sebab
itu kerangka konsep ini terdiri dari variabel yang satu dengan variabel yang
lainnya. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk
menganalisi hasil penelitian.
Variabel dibagi menjadi 2 yaitu ;
1. Variabel Bebas (Independent) yaitu variabel yang bersifat mempengaruhi
atau sebab berpengaruh.
2. Variabel terikat (Dependent) yaitu variabel yang sifatnya tergantung akibat
terpengaruh dan dipengaruhi. (Prof.DR. Soekidjo Notoadmojo, 2010).

Tingkat pengetahuan siswa


tentang makanan yang manis Kejadian Karies Gigi
dan udah melekat

Variabel independen variabel dependen

Skema 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

14
C. Definisi Operasional
Defenisi operasional bertujuan mengoperasikan variable-variabel
sehingga dapat diobservasi dan dihitung atau diukur. Defenisi operasional adalah
defenisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang dapat diamati (diobservasi).
Adapun defenisi operasional yang diobservasi atau diukur adalah :
1. Makanan manis dan mudah melekat ialah Makanan manis dan mudah
melekat adalah makanan yang mudah mengenyangkan namun tidk
mendapatkan asupan gizi.
2. Karies gigi ialah adalah penyakit jaringan keras gigi yaitu email.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan desain cross
sectional yang bertujuan untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Siswa/i tentang
makanan yang manis dan mudah melekat terhadap karies gigi pada siswa/i kelas
II-A SDN 104186 Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang tahun 2018.

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian


B.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN 104186 Kec. Sunggal Kab. Deli
Serdang.

B.2. Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2018.

C. Populasi Dan Sampel


C.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa/i kelas II-A di
SDN 104186 Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang yang berjumlah 30 siswa/i.

C.2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi atau keseluruhan
objek yang diteliti dan dianggap mampu mewakili seluruh objek (Notoatmodjo S,
2010).
Sampel kelas II-A SDN 104186 Kec. Sunggal Kab Deli Serdang sebanyak
30 sampel.

D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data


Jenis data yang digunaka pada penelitian ini adalah data primer. Data
primer yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa/i untuk mengetahui

16
gambaran pengetahuan tentang makanan yang manis dan mudah melekat
terhadap karies gigi diperoleh melalui kuesioner tersebut yang diberikan pada
responden, kemudian responden mengisi kuesioner tersebut. Kuesioner yang
diberikan pada responden berisi 12 pertanyaan. Sedangkan data tentang karies
yang terjadi diperoleh dari pemeriksaan langsung pada siswa/i.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
membawa kuesioner yang berisi 12 pertanyaan kepada siswa-siswi. Setelah
seluruh pertanyaan dan kuesioner dijawab siswa-siswa maka data yang telah di
isi akan disederhanakan untuk mempermudah pengolahan data. Setelah
kuesioner di isi peneliti mengumpulkan jawaban yang benar dari seluruh
pertanyaan.
Bentuk kuesioner adalah pertanyaan tertutup, angka atau kode yang
digunakan adalaha ;
a. untuk jawaban yang benar, diberi skor 1 (satu)
b. untuk jawaban yang salah, diberi skor 0 (nol)
untuk memperoleh kriteria tingkat pengetahuan digunakan rumus sebagai
berikut ;
Rumus = skor maksimum – skor minimum
3
= 12-0
3
= 4
Kriteria pengetahuan yang digunakan adalah ;
Baik = 9-12
Sedang = 5-8
Buruk = 0-4

E. Pengolahan Dan Analisis Data


E.1. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpulkan diolah secara manual dengan langkah-
langkah sebagai berikut ;
1. Editing
Sebelum data diolah, data tersebut perlu di edit. Hal ini dilakukan untuk
memperbaiki kualitas data.

17
2. Coding
Mengkode data dengan memberikan kode pada masing-masing jawaban
untuk mempermudah pengolahan data.
3. Tabulasi
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi
tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabel.

E.2. Analisa Data


Analisa data dilakukan dengan cara manual untuk memberikan informasi
mengenai tingkat pengetahuan tentang makanan manis dan mudan melekat
terhadap karies gigi pada siswa/i Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018.
Data yang dikumpulkan di sajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan variabel yang diteliti.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Setelah melakukan penelitian Tingkat Pengetahuan tentang makanan
Yang Manis dan Mudah Melekat Karies Gigi pada Siswa/I Kelas II-A SDN
104186 Tanjung Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018 diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan
No. Kriteria Pengetahuan Jumlah Siswa Persentase
(n) (%)
1 Baik 26 86,67%
2 Sedang 4 13,33%
Jumlah 30 100%

Dari table diatas dapat diketahui bahwa dari 30 siswa/I kelas II-A SDN
104186 Tanjung Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018, yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 26 orang (86,67%), Pengetahuan sedang 4
orang (13,33%).
Tabel 4.2
Distribusi Responden Menurut Rata-rata Karies Gigi Susu
Status Karies Gigi Susu Jumlah Def-t
Jumlah Siswa Def-t Rata-rata
d e f
30 139 0 0 139 4,63

Dari table 4.2 dapat diketahui bahwa dari 30 siswa/I Kelas II-A SDN
104186 Tanjung Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018 jumlah
def-t adalah 139 dan def-t rata-rata 4,63

19
19
Tabel 4.3
Distribusi Responden Menurut Rata-rata Gigi Permanen
Status Karies Gigi tetap Jumlah DEF-T
Jumlah
DMF-T Rata-rata
Siswa
d e f
30 25 0 0 25 0,83

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh data dari 30 siswa/I Kelas II-A
SDN 104186 Tanjung Selamat Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018.
Jumlah DMF-T adalah 25 dan DMF-T rata-rata adalah 0,83.

B. Pembahasan
Hasil penelitian pengetahuan tentang makanan yag manis dan mudah
melekat pada siswa/I adiperoleh data sebanyak 26 orang (86,67%) yang memiliki
pengetahuan baik dan 4 orang (13,33%) pengetahuan sedang. Menurut
Notoadmojo, 2010 Pengetahuan adalah hasil penginderan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderan sampai
penghasilan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek.
Menurut Desi dan Dewi, 2009 makanan adalah bahan selain obat yang
jika dimakan, dicerna, diserap, oleh tubuh akan berguna bagi tubuh. Menurut
Maulani, 2005 makanan yang manis dan mudah melekat adalah makanan yang
mudah mengenyangkan, namun tidak mendapat asupan gizi lain. Selain rasa
kenyang, akibatnya selera makan terganggu.
Sedangkan hasil penelitian rata-rata karies gigi dapat diketahui bahwa
dari 30 siswa/I diperoleh jumlah def-t adalah 139 dan def-t rata-rata 4.63. jumlah
DMF-T adalah 25 dan DMF-T rata-rata adalah 0,83 Menurut Tarigan, R. 2012
karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal)
meluas ke daerah pulpa

20
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil kesimpulan yang dilakukan diperoleh sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan tentang makanan yang manis dan mudah melekat
terhadap karies gigi pada Siswa/I SDN 104186 Tanjung Selamat Kec.
Sunggal Kab. Deli Serdang Tahun 2018 diperoleh data yang memiliki
pengetahuan baik sebanyak 26 orang (86,67%) pengetahuan sedang 4 orang
(13,33%)
2. Rata-rata Karies Gigi pada Siswa/I Kelas II-A SDN 104186 Kab. Deli Serdang
Kec. Sunggal Tahun 2018 dari 30 Siswa/I diperoleh data jumlah def-t 139 dan
rata-rata 4,63. Jumlah DMF-T 25 dan rata-rata 0,83

B. SARAN

1. Diharapkan kepada pihak sekolah agar melakukan kerja sama Dengan pihak
puskesmas terdekat untuk melaksanakan usaha Kesehatan gigi sekolah
dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi.
2. Diharapkan kepada siswa/I dapat menambah pengetahuan tentang makanan
yang manis dan mudah melekat terhadap karies gigi.

21
DAFTAR PUSTAKA

Astawan Made. 2009 Bahan Reproduksi Pangan. Jakarta: Dian Rakyat

Herlinaati. Asuhan Kesehatan Gigi Anak. Medan. Buku Diktat Jurusan


Keperawatan Gigi

Kidde,E Dan S. Joyston 1991. Dasar-dasar Karies Penyakit dan


Penanggulangannya. Jakarta:Kodekteran EGC

Nasution, Z. 2012. Penyusun Karya Tulis ilmiah. Medan:Buku Dikta Jurusan


Keperawatan Gigi

Notoatmodjo Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori &Aplikasi. Jakarta:Rineka


Cipta

Purwitasari, Dewi dan Dewi Maryanti. 2009. Dalam Kesehatan Reproduksi.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarigan, R. 2012 . Karies Gigi. Jakarta:Kedokteran EGC

http://dentosca.wordpress.com/201/04/14/karies-gigi-pada-anak/.

http://dnonnuybm.blogspot.com/2012/07/pengertian-dan-etiologi-karies.html

22
INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat
penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan
dilakukan dengan judul :“ GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN
YANG MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI PENYEBAB KARIES GIGI
PADA SISWA/I KELAS II-A SDN 104186 TANJUNG SELAMAT KEC.
SUNGGAL KAB. DELI SERDANG TAHUN 2018”.

”.

Nama : ………………………….

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini


secara sukarela tanpa paksaan bila selama penelitian saya mengundurkan diri,
maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu-waktunya tanpa sanksi apapun.

Tiga Panah, April 2018


Saksi Responden

(……………………..) (…………………………..)

Mengetahui,
Pelaksana penelitian

Karina Barus
PO7525017129

23
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN YANG
MANIS DAN MUDAH MELEKAT SEBAGAI PENYEBAB
KARIES GIGI PADA SISWA/I KELAS II-A
SDN 104186 TANJUNG SELAMAT
KEC. SUNGGAL KAB. DELI
SERDANG TAHUN 2018

Tanggal :

Nama :
Jenis Kelamin :

Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban menurut adik-adik benar. Dan berikan tanda silang
(x) pada jawaban yang benar.

1. Jenis makanan yang manis dan mudah melekat dapat merusak gigi?
a. Ya
b. Tidak

2. Untuk mencegah gigi berlubang harus menghindari makanan yang manis dan
mudah melekat?
a. Ya
b. Tidak

3. Makanan yang manis dan mudah melekat contohnya coklat,biskuit dan wafer?
a. Ya
b. Tidak

4. Apakah makanan yang manis dan mudah melekat mengandung bakteri hingga
dapat menyebabkan gigi berlubang?
a. Ya
b. Tidak

5. Apakah gigi berlubang dapat mengganggu kesehatan tubuh lainnya?


a. Ya
b. Tidak

6. Salah satu faktor penyebab gigi berlubang adalah makanan yang manis dan
mudah melekat?
a. Ya
b. Tidak

7. Setelah memakan makanan yang manis dan mudah melekat, sebaiknya


berkumur-kumur ?
a. Ya
b. Tidak

24
8. Apabila gigi kita sudah berlubang dan dibiarkan saja maka akan menyebabkan
gigi berlubang semakin parah?
a. Ya
b. Tidak

9. Apakah coklat merupakan makanan manis yang dapat menyebabkan gigi


berlubang?
a. Ya
b. Tidak

10. Apakah gigi berlubang disebabkan oleh ulat?


a. Ya
b. Tidak

11. Apakah biskuit dapat menyebabkan gigi berlubang?


a. Ya
b. Tidak

12. Apakah wafer juga dapat menyebabkan gigi berlubang?


a. Ya
b. Tidak

25
FORMAT PEMERIKSAAN OHI-S
SDN :
ALAMAT :

A. Umum
Nama Siswa :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tanggal Pemeriksaan :

B. Khusus
1. Debris Indeks 2. Kalkulus Indeks

Debris score : Kalkulus score

Oral Hygiene Indeks Simplified


(Debris Indeks + Kalkulus Indeks)

Kriteria :

26
JADWAL PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MAKANAN YANG MANIS DAN


MUDAH MELEKAT SEBAGAI PENYEBAB KARIES GIGI PADA SISWA/I
KELAS II-A SDN 104186 TANJUNG SELAMAT KEC. SUNGGAL KAB.
DELI SERDANG TAHUN 2018

Bulan
No Uraian Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul

2 Persiapan
proposal

3 Persiapan izin
lokasi

4 Pengumpulan
data

5 Pengolahan data

6 Analisa data

7 Mengajukan hasil
penelitian

8 Seminar hasil
penelitian

9 Penggandaan

27

Anda mungkin juga menyukai