Anda di halaman 1dari 79

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK

DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


PADA SISWA DI SD NEGERI KARANGASEM 01
KABUPATEN SUKOHARJO
Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Studi Kesehatan Gigi Program Diploma III

Oleh :

ELSE DAMAYANTI
P1337425120028

PROGRAM STUDI D III KESEHATAN GIGI


JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023
ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Else Damayanti NIM. P1337425120028 dengan judul
Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan Gigi dan
Mulut pada Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo, telah
dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal…………………………....
Tim Penguji

Prof. Dr. drg. Diyah Fatmasari, MDSc Evaluator


NIP. 196907151991032001

Hermien Nugraheni, SKM, M.Kes Pembimbing I


NIP. 196908301999032001

Sariyem, S.Si.T, M.Kes Pembimbing II


NIP. 196907151991032001

Mengesahkan
Ketua Jurusan Kesehatan Gigi

Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)


NIP. 197001051991012001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Else Damayanti
NIM : P1337425120028
Prodi : Kesehatan Gigi Program D-III
Institusi : Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan : Kesehatan Gigi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah dengan judul Hubungan
Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut
pada Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo yang saya tulis
ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar rujukan. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat
dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi
atas perbuatan saya.
Semarang, 17 Januari 2023

Else Damayanti

iv
INTISARI

(Else Damayanti) 2023. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status


Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa di SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo, Pembimbing : (I) Hermien Nugraheni, SKM, M.Kes,
(II) Sariyem, S.Si.T, M.Kes.
Kata Kunci : Konsumsi Makanan Kariogenik, Status Kebersihan Gigi dan
Mulut.
Fungsi mekanis dari makanan yang dikonsumsi mempengaruhi
pemeliharaan kebersihan mulut, termasuk: makanan yang bersifat membersihkan
gigi yaitu makanan yang tinggi serat dan air, seperti: buah-buahan dan sayur-
sayuran. Sebaliknya, makanan yang dapat merusak gigi adalah makanan manis dan
mudah menempel di gigi, seperti: coklat, permen, cookies, dll. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konsumsi makanan
kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut di SD N Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo. Rancangan penelitian yang dipergunakan adalah cross-
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas I sampai
dengan kelas VI sebanyak 68 siswa.
Rancangan atau jenis penelitian menggunakan metode wawancara dan
pengamatan. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah frekuensi konsumsi makanan
kariogenik dalam kurun waktu seminggu terakhir dan status kebersihan gigi dan
mulut (OHI-S). Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling.
Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mengkonsumsi
makanan kariogenik dalam kategori sedang sebanyak 37 siswa (54,4%). Status
kebersihan gigi dan mulut dalam kategori sedang sebanyak 37 siswa (54,4%). Uji
hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut
dengan koefisien korelasi 0,851 yang berarti memiliki korelasi sangat kuat dengan
arah korelasi positif dan pvalue = 0,001. Kesimpulan : ada hubungan konsumsi
makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut.

v
ABSTRACT

(Else Damayanti) 2023. Correlation Between Cariogenic Food Consumption with


Dental and Oral Hygiene Status Among Students in SD Negeri Karangasem
01 Kabupaten Sukoharjo. Supervisor: (I) Hermien Nugraheni, SKM,
M.Kes, (II) Sariyem, S.Si.T, M.Kes.
Keywords: Cariogenic Food Consumption, Dental and Oral Hygiene Status.
The mechanical function of the consumed food affects oral hygiene care,
including dental cleaning foods, which consist of food with high fibre and water,
such as fruits and vegetables. On the contrary, foods that can damage the teeth are
sweet and easily stick to the teeth, such as chocolate, candy, and cookies. The
purpose of this study was to determine whether there is a relationship between
cariogenic food consumption and dental and oral hygiene status at Karangasem 01
Elementary School, Sukoharjo Regency. The study design is cross-sectional. The
population in this study are 68 students from first to sixth grade.
The data of this study was obtained from interviews and observation. The
variables of this study were the frequency of cariogenic food consumption in the
latest week and the dental and oral hygiene status (OHI-S). The sampling method
is total sampling.
Result: the research showed that most of the population consumed cariogenic
food in the moderate category, with 37 students (54.4%). Meanwhile, the dental and
oral hygiene status was considered moderate, with 37 students (54.4.%). The
correlation test between cariogenic food consumption and oral and dental hygiene
status resulted in 0.851 as the correlation coefficient, which means there is a strong
correlation with a positive direction (p=0.001). Conclusion: there is a correlation
between cariogenic food consumption with oral and dental hygiene status.

vi
RIWAYAT HIDUP

Else Damayanti dilahirkan di Sukoharjo, tanggal 07 November 2001, anak


bungsu dari 2 bersaudara, pasangan bapak Suheri dan Ibu Supri. Pendidikan Tamat
TK tahun 2008, SD tahun 2014, SMP tahun 2017, SMA tahun 2020.
Pendidikan berikutnya ia tempuh di Politeknik Kesehatan Semarang
Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Semarang. Pernah menjadi pengurus
Unit Kegiatan Mahasiswa Gita Bhakti Husada semasa mahasiswa, aktif dalam
organisasi kemahasiswaan dan dipercayai sebagai divisi kominfo Gita Bhakti
Husada.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmah dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya
tulis ilmiah yang berjudul Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo. Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Kesehatan Gigi Politeknik
Kesehatan Semarang.
Bimbingan dan bantuan telah banyak diberikan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Marsum, BE, S.Pd, MHP selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid) selaku Ketua Jurusan Kesehatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Semarang.
3. Prasko, S.Si.T, M.H selaku Ketua Program Studi D III Kesehatan Gigi.
4. Hermien Nugraheni, SKM, M.Kes selaku Pembimbing I yang telah
menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan dalam pembuatan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Sariyem, S.Si.T, M.Kes selaku Pembimbing II yang telah menyediakan
waktu untuk memberikan bimbingan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Prof. Dr. drg. Diyah Fatmasari, MDSc selaku Evaluator/Ketua Penguji yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran dalam
perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Bapak, Ibu, Kakak dan seluruh keluarga besar yang saya sayangi dan saya
cintai terima kasih atas dukungan, motivasi pengertian jerih payah dan
doanya untuk keberhasilan penulis.
8. Teman-teman yang saya sayangi dan saya cintai terutama kelompok saya,
serta semua Angkatan Tahun 2020 Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Semarang yang telah berjuang bersama saling memberikan
semangat, dukungan dan motivasi.

viii
9. Hari Fajar Julian yang telah memberikan semangat, dukungan, motivasi
serta memberikan akun microsoft 365 sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan lancar dan baik.
10. Hervina Tyas Anggreini yang telah membantu dalam proses pengambilan
data penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
11. Safitri Natalia yang telah membantu dalam proses pengambilan data
penelitian sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
12. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Atas segala bantuan serta bimbingan yang telah diberikan, penulis hanya
dapat memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, membalasnya dengan
balasan yang berlipat ganda. Disamping itu, penulis juga mengharapkan kritik
maupun saran dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 12 Desember 2022

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………....ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................. iv
INTISARI.................................................................................................................v
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................x
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................3
D. Manfaat Penelitian .....................................................................................3
E. Penjelasan Keaslian Penelitian ..................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...................................................................................9
A. Telaah Pustaka ...........................................................................................9
1. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S) ..........................................9
2. Makanan Kariogenik ......................................................................13
B. Kerangka Konsep ....................................................................................16
C. Hipotesis Penelitian .................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................18
A. Jenis Penelitian ........................................................................................18
B. Subyek Penelitian ....................................................................................18
C. Identifikasi Variabel ................................................................................18
D. Definisi Operasional Variabel .................................................................19
E. Instrumen / Alat Ukur Penelitian.............................................................20
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .............................................................20
G. Cara Analisa Data ....................................................................................21
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ................................................................22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...............................................................23
A. Profil Tempat Penelitian ..........................................................................23

x
B. Hasil Penelitian........................................................................................23
1. Karakteristik Sampel ......................................................................23
2. Penilaian Konsumsi Makanan Kariogenik .....................................24
3. Penilaian Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) ...................27
4. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut ............................................................27
C. Pembahasan .............................................................................................28
1. Usia .................................................................................................28
2. Jenis Kelamin .................................................................................28
3. Konsumsi Makanan Kariogenik .....................................................28
4. Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S) ...................................29
5. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut ............................................................29
D. Keterbatasan Penelitian............................................................................30
BAB V PENUTUP.................................................................................................31
A. Kesimpulan ..............................................................................................31
B. Saran ........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................33
LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penjelasan Keaslian Penelitian...................................................................5


Tabel 2. Kriteria Penilaian OHI-S ..........................................................................11
Tabel 3. Distribusi Pemeriksaan Gigi Index ..........................................................12
Tabel 4. Skor Debris Index ....................................................................................12
Tabel 5. Perhitungan Debris Index ........................................................................12
Tabel 6. Skor Calculus Index (CI-S) ......................................................................13
Tabel 7. Definisi Operasional Variabel ..................................................................19
Tabel 8. Instrumen Penelitian ................................................................................20
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden .................................24
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden................24
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik ...........................25
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Jenis Makanan Kariogenik yang Dikonsumsi
Responden……………………………………………………………..25
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pola Makan Makanan Kariogenik per Minggu ....25
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Status Kebersihan Gigi dan Mulut .......................27
Tabel 15. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan
Gigi dan Mulut ......................................................................................27

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumus Perhitungan Debris Index ........................................................12


Gambar 2. Kerangka Konsep .................................................................................16

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Lembar Penjelasan Kepada Sampel
Lampiran 3. Surat Permohonan Menjadi Sampel Penelitian
Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Sampel Penelitian (Informed
Consent)
Lampiran 5. Kuesioner Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik
Lampiran 6. Lembar Formulir Pemeriksaan OHI-S
Lampiran 7. Surat Ijin Orang Tua
Lampiran 8. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 9. Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Penelitian
Lampiran 10. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 11. Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 12. Master Tabel
Lampiran 13. Output SPSS
Lampiran 14. Dokumentasi

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kesehatan tubuh secara keseluruhan. Semua perawatan gigi dan mulut dimulai
dengan kebersihan gigi dan mulut individu. Prevalensi nasional penyakit gigi
dan mulut di Indonesia adalah 23,4% (Motto, dkk, 2017).
Hasil Riset Kesehatan Daerah (RISKESDAS) Tahun 2018 menunjukkan
prevalensi nasional masalah gigi meningkat sebesar 25,9% pada tahun 2013
menjadi 57,6% pada tahun 2018. Di Indonesia, 29,8% kelompok umur 12 tahun
menderita karies gigi. (Balitbangkes Kemenkes RI, 2018) Usia anak-anak yang
mengalami karies gigi saat ini salah satunya dipengaruhi oleh faktor perilaku.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya merawat kesehatan gigi dan mulut dapat
mengakibatkan turunnya produktivitas karena pengaruh sakit yang dirasakan.
(Reddy dan Singh, 2015) Sisa makanan yang menempel pada gigi yang tidak
dibersihkan dapat menyebabkan terjadinya kerusakan gigi yang mengakibatkan
gigi menjadi keropos, berlubang dll. (Setiari dan Sulistyowati, 2017) Salah satu
penyebab terjadi nya karies gigi pada seseorang akibat kebiasaan mengkonsumsi
makanan yang manis dan lengket.
Masalah kesehatan gigi dan mulut dapat terjadi pada orang dewasa
maupun anak-anak. Anak sekolah dasar sangat rentan terhadap masalah
kesehatan gigi dan mulut (Mukhbitin, 2018). Kebersihan gigi dan mulut juga
merupakan faktor penting dalam kesehatan gigi dan mulut bebas penyakit,
karena itu harus dirawat dan dipelihara untuk menciptakan kesehatan yang
optimal. Menurut Green dan Vermillion, indeks tersebut disebut Oral Hygiene
Index Simplified (OHI-S). OHI-S merupakan nilai numerik yang menunjukkan
keadaan klinis kebersihan gigi dan mulut seseorang selama pemeriksaan. Nilai
OHI-S merupakan nilai yang dihasilkan dari penjumlahan antara debris indeks
dan kalkulus indeks (Anwar, dkk, 2017).
Fungsi mekanis dari makanan yang dikonsumsi mempengaruhi
pemeliharaan kebersihan mulut, termasuk: makanan yang bersifat
2

membersihkan gigi yaitu makanan yang tinggi serat dan air, seperti: buah-
buahan dan sayur-sayuran. Sebaliknya, makanan yang dapat merusak gigi adalah
makanan manis dan mudah menempel di gigi, seperti: coklat, permen, cookies,
dll (Tarigan, 2013).
Makanan kariogenik adalah makanan manis yang mengandung gula dan
sukrosa, yang dapat menyebakan kerusakan gigi atau gigi berlubang. Makanan
kariogenik merupakan makanan favorit anak-anak karena mengandung gula dan
karbohidrat. Saat ini banyak sekali jenis makanan kariogenik yang manis dan
lembut serta mudah menempel di gigi, seperti permen, coklat, es krim, cookies
dan lain-lain. Selain rasanya yang manis dan enak, harganya relatif murah,
mudah didapat, dan dijual dalam berbagai bentuk dan warna, makanannya
bervariasi dan disukai oleh anak-anak (Mendur, dkk, 2017).
Berdasarkan studi penelitian yang telah dilakukan peneliti oleh
(Kartikasari, 2014) yang berjudul tentang Hubungan Kejadian Karies Gigi
dengan Konsumsi Makanan Kariogenik dan Status Gizi pada Anak Sekolah
Dasar, hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi anak yang mengkonsumsi
makanan kariogenik, maka akan semakin tinggi indeks karies giginya. Jenis
makanan yang sering dikonsumsi dapat mempengaruhi karies gigi. Sedangkan
penelitian Rattu dkk (2013) yang berjudul Hubungan Antara Status Kebersihan
Mulut dengan Karies Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri Manado, yang
mendapatkan hasil rata-rata indeks OHI-S adalah sebesar 1,6 dalam kategori
WHO termasuk sedang dan hasil statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara status kebersihan mulut dengan karies gigi dengan nilai
p=0,117.
Berdasarkan hal tersebut peneliti bermaksud untuk mengetahui dan
menggambarkan hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status
kebersihan gigi dan mulut. Selain itu, berdasarkan survei awal yang telah
dilakukan peneliti dengan bertanya kepada kepala sekolah SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo didapatkan informasi bahwa sebelumnya
belum pernah diadakan kegiatan penelitian yang melibatkan siswa SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo. Sehingga, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik
3

dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa di SD Negeri Karangasem
01 Kabupaten Sukoharjo.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
“Bagaimana hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan status
kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tentang hubungan konsumsi makanan kariogenik
dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi tentang frekuensi konsumsi makanan kariogenik pada
siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
b. Memeriksa tingkat kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kritikan dan
berguna bagi ilmu pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut mengenai
hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi
dan mulut pada siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai informasi dan referensi, melakukan evaluasi untuk lebih
lanjut dalam mengkonsumsi makanan kariogenik, sehingga siswa di SD
Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo dapat melakukan upaya
yang baik untuk meningkatkan derajat kebersihan gigi dan mulut.
4

b. Bagi Siswa
Siswa menerima informasi tentang hubungan antara konsumsi
makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut di SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman untuk mengkaji tentang hubungan
konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut di
SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
d. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi penelitian sebagai sumber pustaka tentang
hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi
dan mulut di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
5

E. Penjelasan Keaslian Penelitian


Sepengetahuan peneliti tentang Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada
Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo belum pernah diteliti sebelumnya, penelitian serupa adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Penjelasan Keaslian Penelitian
No Judul Variabel Variabel Peneliti Hasil Metode
Pengaruh Terpengaruh Pengumpulan
Data
1. Hubungan Kejadian Karies Makanan Karies Gigi, Hana Huwan Ada hubungan antara Wawancara dan
Gigi dengan Konsumsi Kariogenik Status Gigi Kartikasari, konsumsi makanan Pengamatan
Makanan Kariogenik dan Nuryanto kariogenik dengan
Status Gizi pada Anak karies gigi dan status
Sekolah Dasar (Studi pada gizi
Anak Kelas III dan IV SDN
Kadipaten I dan II
Bojonegoro (Journal of
Nutrition College, Volume
3, Nomor 3, Tahun 2014,
Halaman 414-421)
2. Hubungan Frekuensi Konsumsi Menggosok Rizki Safira Terdapat hubungan Wawancara dan
Konsumsi Makanan Makanan Gigi, Karies Taliba, Ns antara frekuensi
Pengamatan
Kariogenik dan Kebiasaan Kariogenik Gigi Mulyadi, konsumsi makanan
Menggosok Gigi dengan Yolanda Bataha kariogenik dengan
Kejadian Karies Gigi pada kejadian karies gigi
Siswa Kelas III SDN 1 & 2 pada siswa kelas III
Sonuo (e-Journal SDN 1 dan 2 Sonuo
6

Keperawatan (e-KP)
Volume 4 Nomor 1,
Februari 2016)
3. Hubungan Mengkonsumsi Makanan Karies Gigi Rahayu Ada hubungan Wawancara dan
Makanan Kariogenik dan Kariogenik, Setyaningsih, mengkonsumsi Pengamatan
Pola Menyikat Gigi pada Pola Luki Indra makanan kariogenik
Anak Usia Sekolah Menyikat Asmara dan pola menyikat gigi
(“KOSALA” JIK. Vol. 6 No. Gigi dengan terjadinya
2 November 2018) karies gigi
4. Hubungan Pengetahuan Pengetahuan Status Desi Sandra Sari, Ada hubungan yang Observasional
Kesehatan Gigi Mulut Kesehatan Kebersihan Yuliana bermakna antara tingkat atau
dengan Status Kebersihan Gigi Rongga Mahdiyah Daat pengetahuan kesehatan Pengamatan
Rongga Mulut pada Lansia Mulut Arina, Tantin gigi dan mulut dengan
(Sari, dkk, 2015. Jurnal Ermawati tingkat kebersihan
IKESMA Volume 11, mulut lansia di
Nomor 1 Maret 2015) posyandu lansia
wilayah kerja
Puskesmas Kalisat
Kabupaten Jember
5. Hubungan Pengetahuan Pengetahuan Status Noviana F. Adanya hubungan Kuesioner dan
Kesehatan Gigi dan Mulut Kesehatan Kebersihan Tandra, Christy bermakna antara tingkat Observasional
dengan Status Kebersihan Gigi dan Gigi dan N. Mintjelungan, pengetahuan kesehatan
Gigi dan Mulut Penyandang Mulut Mulut Kustina Zuliari gigi dan mulut dengan
Tunanetra Dewasa (Tandra, status kebersihan gigi
dkk, 2018. Jurnal e-GiGi dan mulut pada
Volume 6 Nomor 2, 2018) tunanetra usia dewasa
dengan P = 0,009
6. Hubungan Konsumsi Konsumsi Status Else Damayanti Ada hubungan antara Kuesioner dan
Makanan Kariogenik Makanan Kebersihan konsumsi makanan Observasional
dengan Status Kebersihan Kariogenik kariogenik dengan
7

Gigi dan Mulut pada Siswa Gigi dan status kebersihan gigi
di SD Negeri Karangasem Mulut dan mulut di SD Negeri
01 Kabupaten Sukoharjo Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo
dengan P = 0,001
8

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya:


1. Judul : Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik
dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada
Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo
2. Peneliti : Else Damayanti
3. Subjek Penelitian : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa-siswi di SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo. Teknik pengambilan
sampel menggunakan total sampling dengan
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti
4. Variabel Pengaruh : Konsumsi Makanan Kariogenik
5. Variabel Terpengaruh : Status Kebersihan Gigi dan Mulut
6. Jenis Penelitian : Kuantitatif Analitik
9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S)
a. Definisi OHI-S
Pengukuran kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk
mengetahui status kebersihan gigi dan mulut seseorang. Pada umumnya
indeks ini digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut. Nilai
yang diperoleh berdasarkan evaluasi objektif, karena indeks merupakan
nilai numerik yang menunjukkan keadaan klinis yang diperoleh pada saat
pemeriksaan dengan mengukur luas permukaan gigi yang tertutup plak dan
karang gigi. Indeks yang dikenal sebagai Oral Hygiene Index Simplified
(OHI-S) dapat digunakan untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut.
Angka ini diperoleh dengan menjumlahkan Debris Index (DI) dan
Calculus Index (CI) (Gejir, Sukartini, 2017).
Pada saat pengukuran kebersihan gigi dan mulut, indeks yang
dikenal sebagai Oral Hygiene Index (OHI) dan Oral Hygiene Index
Simplified (OHI-S) dapat digunakan, menurut Green dan Vermillion
(dalam Putri, dkk, 2012). Semula indeks ini digunakan untuk menilai
gingivitis dan periodontitis, namun kata-kata yang bertahan ternyata
kurang signifikan atau penting, sehingga indeks tersebut hanya mengukur
tingkat kebersihan gigi dan mulut serta efektivitas menyikat gigi.
Debris Index adalah nilai (skor) yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan deposit lunak pada permukaan gigi, yang dapat berupa plak,
bahan alba dan sisa makanan, sedangkan calculus index adalah nilai (skor)
dari endapan keras yang terjadi akibat garam-garam anorganik mengendap
yang komposisi utamanya terdiri dari kalsium karbonat dan kalsium fosfat
yang bercampur dengan debris, mikroorganisme dan sel-sel deskuamasi
(Putri, dkk, 2012).
10

b. Gigi Indeks OHI-S


Menurut Green dan Vermillion (dalam Putri, dkk, 2012), pada saat
mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang, dipilih enam permukaan
gigi indeks tertentu yang cukup dapat mewakili bagian depan dan belakang
secara memadai dari semua permukaan gigi di rongga mulut. Gigi-gigi
yang dipilih sebagai gigi indeks dan permukaan gigi indeks yang dianggap
mewakili setiap segmen gigi adalah :
1) Gigi 16 pada permukaan bukal
2) Gigi 11 pada permukaan labial
3) Gigi 26 pada permukaan bukal
4) Gigi 36 pada permukaan lingual
5) Gigi 31 pada permukaan labial
6) Gigi 46 pada permukaan lingual
Permukaan gigi yang akan diperiksa adalah permukaan gigi yang
mudah terlihat dalam mulut. Gigi indeks yang tidak ada di segmen tersebut
akan diganti dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Jika gigi geraham pertama tidak ada, maka dilakukan penilaian pada
gigi geraham kedua, jika gigi geraham pertama dan kedua tidak ada,
penilaian dilakukan pada gigi geraham ketiga, tetapi jika gigi geraham
pertama, kedua, dan ketiga tidak ada maka tidak ada penilaian untuk
segmen tersebut.
b) Jika gigi seri pertama kanan atas tidak ada, maka dapat diganti dengan
yang kiri, dan jika gigi seri kiri bawah tidak ada, maka dapat diganti
dengan gigi seri pertama kanan bawah, namun jika gigi seri pertama
kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen
tersebut.
c) Gigi indeks dianggap hilang dalam keadaan berikut: gigi yang hilang
karena pencabutan, gigi yang merupakan fragmen akar, gigi yang
adalah mahkota jaket, baik akrilik maupun logam, mahkota gigi yang
hilang atau rusak lebih dari ½ permukaan depannya karena
pembusukan atau patah, gigi yang tumbuhnya belum mencapai ½
keadaan tinggi mahkotanya.
11

d) Penilaian dapat dilakukan ketika setidaknya dua gigi depan diperiksa


(Putri, dkk, 2012).
Rumus indeks debris ialah :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐷𝑒𝑏𝑟𝑖𝑠
Indeks debris (DI) =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑖𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Rumus indeks kalkulus ialah :


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝐾𝑎𝑙𝑘𝑢𝑙𝑢𝑠
Indeks kalkulus (CI) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑖𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Hasil akhir OHI-S diperoleh dengan menjumlahkan hasil indeks


debris dan indeks kalkulus sesuai dengan rumus OHI-S, yaitu OHI-S = DI
+ CI. Hasil tersebut disesuaikan dengan penilaian skor OHI-S sebagai
berikut (Nidyawati, dkk, 2013) :
(1) Baik (good), bila nilai 0 – 1,2
(2) Sedang (fair), bila nilai 1,3 – 3,0
(3) Buruk (poor), bila nilai 3,1 – 6,0
Secara klinis, derajat kebersihan dihubungkan dengan skor OHI-S
sebagai berikut :

Tabel 2. Kriteria Penilaian OHI-S


Baik 0,0 – 1,2
Sedang 1,3 – 3,0
Buruk 3,1 – 6,0

(a) Debris Index (DI)


Debris adalah sisa makanan yang tertinggal di dalam rongga
mulut, yang dapat dibersihkan dengan air liur dan gerakan otot rongga
mulut, atau dengan berkumur-kumur dan menyikat gigi. Enzim bakteri
mencairkan debris atau sisa makanan dalam waktu 5-30 menit setelah
makan, namun sebagian akan tetap berada di permukaan gigi dan
membran mukosa. Makanan cair dan panas membutuhkan waktu lebih
lama untuk dibersihkan dibandingkan makanan yang dingin (Putri &
Nurjannah, 2013). 6 permukaan gigi indeks digunakan untuk mengukur
debris yang secara memadai mewakili aspek anterior dan posterior dari
semua pemeriksaan gigi dan mulut menurut Green dan Vermillion cit
Soeprapto (2017) antara lain :
12

Tabel 3. Distribusi Pemeriksaan Gigi Index


Elemen Gigi Permukaan Gigi
Gigi 16 Permukaan Bukal
Gigi 11 Permukaan Labial
Gigi 26 Permukaan Bukal
Gigi 36 Permukaan Lingual
Gigi 31 Permukaan Labial
Gigi 46 Permukaan Lingual

Untuk pengukuran debris index, penentuan skor untuk tiap gigi


dilakukan sebagai berikut :

Tabel 4. Skor Debris Index


Skor 0 Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris
atau Stain (pewarnaan ekstrinsik)
Skor 1 1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada
debris lunak yang menutupi permukaan gigi
seluas 1/3 permukaan atau kurang dari 1/3
permukaan
2. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada
debris lunak akan tetapi ada pewarnaan ekstrinsik
(stain) yang menutupi permukaan gigi
Skor 2 Pada permukaan gigi yang terlihat, ada debris lunak
yang menutupi permukaan seluas lebih dari 1/3
akan tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi
Skor 3 Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang
menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐷𝑒𝑏𝑟𝑖𝑠


Debris = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑖𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

Gambar.1. Rumus Perhitungan Debris Index

Tabel 5. Perhitungan Debris Index


Baik Jika nilainya antara 0 – 0,6
Sedang Jika nilainya antara 0,7 – 1,8
Buruk Jika nilainya antara 1,9 – 3,0
13

(b) Calculus Index (CI)


Kalkulus atau karang gigi merupakan endapan mineral yang
terbentuk akibat sisa makanan yang menempel pada plak pada enamel
mahkota gigi yang belum dibersihkan dengan baik (Bimbim, 2016).
Metode penilaian untuk kalkulus sama dengan debris, untuk skor
penilaian kalkulus adalah seperti berikut :

Tabel 6. Skor Calculus Index (CI-S)


Skor 0 Tidak terdapat kalkulus
Skor 1 Terdapat kalkulus supragingiva yang menutupi tidak
lebih dari 1/3 permukaan gigi
Skor 2 Pada permukaan gigi yang terlihat, terdapat kalkulus
supragingiva yang menutupi lebih dari 1/3
permukaan gigi tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan
gigi yang diperiksa atau adanya bercak kalkulus
subgingiva di sekeliling bagian servikal gigi
Skor 3 Pada permukaan gigi yang terlihat, terdapat kalkulus
supragingiva menutupi lebih dari 2/3 permukaan
yang diperiksa atau adanya pita tebal yang tidak
terputus dari kalkulus subgingiva di sekeliling
servikal gigi yang diperiksa
(Sumber : Sari, dkk, 2015)
2. Makanan Kariogenik
Makanan kariogenik adalah makanan yang tinggi karbohidrat, lengket
dan mudah terurai di dalam mulut (Talibo, 2016). Makanan kariogenik
merupakan makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat yang dapat
mengakibatkan menurunnya pH plak hingga 5,5 atau kurang dan
menstimulasi terjadinya proses gigi berlubang. Karbohidrat yang dapat
difermentasi adalah karbohidrat yang dapat dihidrolisis oleh enzim amilase
saliva pada tahap awal pemecahan karbohidrat kemudian difermentasi oleh
bakteri.
Karbohidrat adalah zat yang paling sering dikaitkan dengan kerusakan
gigi. Karbohidrat adalah zat yang sangat kariogenik. Gula olahan seperti
glukosa dan terutama sukrosa sangat efektif menyebabkan kerusakan gigi
karena menyebabkan penurunan tajam pH saliva dan memfasilitasi terjadinya
demineralisasi.
14

Konsumsi gula secara teratur secara signifikan meningkatkan risiko


kerusakan gigi. Gula yang dikonsumsi akan dimetabolisme menjadi
polisakarida yang memungkinkan bakteri menempel pada permukaan gigi,
tetapi juga akan menyediakan cadangan energi untuk metabolisme karies
selanjutnya dan perkembangbiakan bagi bakteri kariogenik.
Karbohidrat dalam makanan dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks (Ramayanti dan
Purnakarya, 2013).
a. Karbohidrat Kompleks
Adalah karbohidrat yang terdiri dari dua ikatan monosakarida yang
disebut polisakarida. Polisakarida utama termasuk pati, dekstrin, glikogen,
dan polisakarida non-pati. Pati adalah penyimpan karbohidrat utama yang
dikonsumsi oleh manusia di seluruh dunia dan dapat ditemukan dalam biji-
bijian, umbi-umbian dan biji-bijian.
b. Karbohidrat Sederhana
Adalah karbohidrat yang terdiri dari dua ikatan molekul sakarida
yaitu monosakarida dan disakarida dengan dua bagian seperti sukrosa atau
gula tebu dan laktosa atau gula susu. Sukrosa adalah gula yang paling
kariogenik karena sintesis polisakarida ekstraseluler sukrosa lebih cepat
daripada glukosa, fruktosa dan laktosa. Selain itu, sukrosa memiliki daya
tampung yang lebih efektif terhadap pertumbuhan mikroorganisme
pembentuk asam dibandingkan karbohidrat lainnya. Makanan tinggi
karbohidrat sederhana antara lain es krim, manisan, permen dan biskuit
yang mengandung gula.
Sukrosa adalah gula yang paling kariogenik, tetapi gula lainnya
juga masih berbahaya. Hal ini dikarenakan sukrosa polisakarida
ekstraseluler disintesis lebih cepat daripada glukosa, fruktosa, dan laktosa.
Selain itu, sukrosa memiliki kapasitas yang lebih efektif melawan
pertumbuhan mikroorganisme pengasam dibandingkan karbohidrat
lainnya.
15

Peran makanan dalam perkembangan karies bergantung pada


komponen kariogenik makanan. Kariogenisitas bahan pangan ditentukan
oleh beberapa hal, antara lain:
1) Bentuk dan konsistensi makanan
Bentuk dan komposisi makanan adalah faktor yang mungkin
menurunkan pH. Bentuk makanan menentukan berapa lama makanan
bertahan di dalam mulut, sehingga mempengaruhi berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk menurunkan pH atau mengaktifkan
pembentukan asam. Makanan cair lebih mudah dibersihkan di mulut
daripada makanan padat dan lengket. Makan permen dan lolipop
memperpanjang paparan gula di dalam mulut.
Konsistensi juga mempengaruhi berapa lama makanan bertahan
di dalam mulut. Makanan yang dikunyah seperti permen karet dan
marshmallow, meskipun tinggi gula, tetapi dapat merangsang air liur
dan cenderung kemungkinan rendah untuk terjadinya makanan melekat
dalam waktu lebih lama daripada makanan yang konsistensinya padat
atau lengket. Makanan berserat tinggi termasuk karbohidrat rendah
fermentasi seperti popcorn dan sayuran mentah, yang bersifat
kariostatik (tidak menyebabkan kerusakan gigi).
2) Urutan dan frekuensi mengkonsumsi makanan selingan
Urutan dan kombinasi makanan juga mempengaruhi potensi
karies makanan. Pisang adalah makanan kariogenik karena
mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi dan memiliki
kemampuan yang tinggi untuk menempel pada permukaan gigi dan
menyebabkan kerusakan gigi. Namun, jika pisang dimakan dengan
sereal dan susu sapi, potensi kerusakan giginya kecil karena susu
merupakan makanan cair yang dapat melemahkan kemampuan buah
untuk menempel. Biskuit crackers yang dimakan bersamaan dengan
keju memiliki potensi kariogenik yang lebih rendah dibandingkan
dengan makan tanpa keju. Kemampuan keju dan susu untuk
menetralkan asam berarti bahwa makanan ini direkomendasikan
16

dikonsumsi dengan makanan karbohidrat yang difermentasi untuk


mengurangi potensi kariogenik dari makanan tersebut.
Frekuensi konsumsi makanan kariogenik yang sering
menyebabkan peningkatan produksi asam di mulut. Konsumsi konstan
makanan karbohidrat fermentasi menyebabkan penurunan pH saliva,
yang dimulai 5-15 menit setelah makan makanan tersebut. Snack yang
dimakan dalam jumlah kecil seringkali memiliki risiko lebih tinggi
menyebabkan kerusakan gigi daripada tiga kali makan dan sedikit
kudapan. Selain itu, mengkonsumsi camilan berbahan dasar karbohidrat
20 menit sebelum atau sesudah makan utama dapat menyebabkan
bakteri berkembang biak dan menghasilkan asam di mulut. Lemak dan
protein dalam makanan membentuk lapisan yang melindungi gigi dari
gula yang dimakannya. Konsumsi susu dan produk olahannya dapat
meningkatkan jumlah air liur yang kaya akan kalsium dan fosfat serta
guna membantu dalam proses remineralisasi. Mengkonsumsi keju
setelah mengkonsumsi gula dapat mencegah kadar pH air liur turun.
B. Kerangka Konsep
Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh

Konsumsi Makanan Status Kebersihan


Kariogenik Gigi dan Mulut

Variabel Terkendali Variabel Tak Terkendali

Siswa -Siswi SD Negeri 1. Kondisi Sosial Ekonomi


Karangasem 01 2. Usia
Kabupaten Sukoharjo 3. Jenis Kelamin
4. Lingkungan
5. Sikap dan Perilaku

Gambar.2. Kerangka Konsep


= Diteliti
= Tidak Diteliti
17

C. Hipotesis Penelitian
Ha : Ada hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status
kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo.
Ho : Tidak ada hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status
kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo.
18

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan penelitian kuantitatif analitik untuk mengetahui hubungan
konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut siswa
SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo. Rancangan dalam penelitian
ini menggunakan rancangan penelitian cross-sectional, yaitu penelitian yang
mengkaji dinamika korelasi atau hubungan antara faktor risiko dan efeknya serta
cara mendekati, mengamati atau pendekatan, observasi atau pengumpulan data
dilakukan sekaligus dalam satu waktu (point-in-time approach), dimana variabel
yang mempengaruhi yaitu konsumsi makanan kariogenik dengan variabel yang
dipengaruhi yaitu kebersihan gigi dan mulut dengan menggunakan OHI-S
diperiksa secara bersamaan.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi dasar penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi dari kelas I
sampai dengan kelas VI di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo
yang berjumlah 68 siswa.
2. Sampel
Jika subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sampai
penelitian menjadi studi populasi. Selain itu, bila jumlah subjeknya banyak,
dapat diambil sekitar 10-15% atau 20-25% atau lebih (Sugiyono, 2013:63).
Dalam penelitian ini menggunakan total sampling yaitu sampel yang diambil
merupakan keseluruhan populasi yang akan digunakan yaitu sebanyak 68
orang. Meliputi kelas 1 sebanyak 10 siswa, kelas 2 sebanyak 10 siswa, kelas
3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak 12 siswa, kelas 5 sebanyak 16 siswa
dan kelas 6 sebanyak 10 siswa.
C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Pengaruh
Konsumsi Makanan Kariogenik
19

2. Variabel Terpengaruh
Status Kebersihan Gigi dan Mulut
3. Variabel Terkendali
Siswa-Siswi SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo
4. Variabel Tak Terkendali
a. Kondisi Sosial Ekonomi
b. Usia
c. Jenis Kelamin
d. Lingkungan
e. Sikap dan Perilaku
D. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan gambaran batasan variabel yang diteliti
atau yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2017).

Tabel 7. Definisi Operasional Variabel


Variabel Definisi Alat Ukur Skala Hasil Ukur
Operasional
Konsumsi Makanan kariogenik Pedoman Ordinal Kategori
Makanan adalah makanan Pertanyaan Dikatakan
Kariogenik manis yang Konsumsi rendah jika
mengandung gula Makanan nilainya ≤
dan sukrosa, yang Kariogenik 10,
dapat menyebabkan Sebanyak 10 dikatakan
kerusakan gigi atau Pertanyaan sedang jika
gigi berlubang nilainya
(Hilery Permata antara 10-
Soni BR Purba 20 dan
Tambak, 2021) dikatakan
tinggi jika
nilainya ≥
20
Status Penilaian Formulir Ordinal Kategori
Kebersihan kebersihan rongga OHI-S Dikatakan
Gigi dan mulut dalam suatu baik (good)
Mulut komunitas dapat jika
diukur nilainya
menggunakan Oral diantara 0 –
Hygiene Index 1,2,
Simplified (OHI-S) dikatakan
yang merupakan sedang
gabungan dari (fair) jika
20

penilaian debris nilainya


index simplified (DI- diantara 1,3
S) dan calculus – 3,0,
index simplified (CI- dikatakan
S) (Tandra, dkk, buruk
2018) (poor) jika
nilainya
diantara 3,1
– 6,0

E. Instrumen / Alat Ukur Penelitian

Tabel 8. Instrumen Penelitian


No Variabel Metode Instrumen Penelitian
1. Konsumsi Makanan Wawancara Pedoman Wawancara
Kariogenik
2. Status Kebersihan Pemeriksaan a. Kartu Status
Gigi dan Mulut b. Oral Diagnostic Set
c. Handschoen
d. Masker
e. Kapas
f. Alkohol 70%

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Langkah-langkah pengambilan data adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Melakukan perizinan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukoharjo.
b. Melakukan perizinan kepada Kepala Sekolah SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo.
c. Memberikan gambaran sekilas tentang tujuan penelitian yang akan
dilakukan dan tahap pengambilan data kepada kepala sekolah SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo
d. Menentukan jadwal pelaksanaan penelitian.
e. Menyiapkan kuesioner frekuensi konsumsi makanan kariogenik.
f. Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan OHI-S.
g. Menyiapkan informed consent.
21

2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu di SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo.
b. Peneliti membagikan kuesioner frekuensi konsumsi makanan kariogenik
dan membacakan pertanyaan satu persatu kepada sasaran yaitu siswa-
siswi di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo dan dibantu
oleh para guru dan mahasiswa Jurusan Kesehatan Gigi, untuk
mengetahui frekuensi konsumsi makan makanan kariogenik. Satu
pertanyaan dibacakan sebanyak 2 kali untuk mempermudah siswa-siswi
untuk memahami pertanyaan sebelum menjawab.
3. Tahap Pemeriksaan
a. Menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan, seperti : handschoen, masker,
oral diagnostic set (kaca mulut, pinset, sonde, dan excavator), alkohol
70%.
b. Menyiapkan kartu status.
c. Melakukan pemeriksaan OHI-S dengan menggunakan kaca mulut dan
sonde, kemudian mencatat hasil pemeriksaan di kartu status.
G. Cara Analisa Data
1. Pengolahan Data
Dalam suatu penelitian, pengolahan data adalah salah satu langkah
yang penting. Menurut Notoatmodjo (2017), kegiatan dalam pengolahan
data adalah sebagai berikut :
a. Editing
Editing adalah kegiatan memeriksa dan mengoreksi isi formulir
atau kuesioner. Informasi yang dikumpulkan dari hasil wawancara yang
tercantum dalam kuesioner diolah untuk meneliti data yang terkumpul.
Jika informasinya tidak lengkap, peneliti mengirimkan survei lanjutan
kepada sampel dengan harapan informasinya benar-benar lengkap.
b. Coding
Coding adalah penyampaian kode yang dirancang untuk
memudahkan pemrosesan data.
22

c. Tabulating
Menyusun data tersebut dengan cara mengorganisir data
sedemikian rupa sehingga mudah untuk disusun, dijadikan dalam bentuk
tabel atau grafik.
d. Entry
Data dimasukkan dengan cara memasukkan data yang ditentukan
oleh kode numerik ke dalam program komputer SPPS for Windows versi
26.0 untuk analisis data.
2. Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan 2 jenis analisis yaitu analisis
univariat dan analisis bivariat.
a. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik dari
setiap variabel. Analisis univariat dalam penelitian ini menghasilkan
distribusi frekuensi meliputi usia responden, jenis kelamin, frekuensi
konsumsi makanan kariogenik dan status kebersihan gigi dan mulut
(OHI-S).
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status
kebersihan gigi dan mulut. Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih
dahulu dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji statistik
Kolmogorov Smirnov. Data konsumsi makanan kariogenik dan status
kebersihan gigi dan mulut berdistribusi normal maka uji yang akan
digunakan adalah uji Pearson Product Moment sedangkan data
berdistribusi tidak normal maka uji yang akan digunakan adalah uji
Rank Spearman. Uji tersebut digunakan untuk menganalisis hubungan
konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut.
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal pelaksanaan penelitian tentang “Hubungan Konsumsi Makanan
Kariogenik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa di SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo” terlampir pada lampiran 1.
23

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Tempat Penelitian


SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo adalah salah satu
lembaga pendidikan dasar di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukoharjo. SD N Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo terletak di Desa
Karangasem, RT 01 RW 03, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi
Jawa Tengah dan NPSN yaitu 20330650. SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo berada di bawah Pemerintah Daerah dengan SK pendirian sekolah
yaitu 421.1/015/XII/40/85 dan tanggal SK pendirian yaitu pada tanggal 03
Januari 1985 serta tanggal SK izin operasional yaitu pada tanggal 01 Januari
1910. SD N Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo memiliki email yaitu
sdnkarangasem01activate@gmail.com.
SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo memiliki waktu
penyelenggaraan belajar mengajar pada pagi hari. Di dalam penyelenggaraan
kegiatan belajar SD N Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo telah menerima
dana BOS. SD N Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo memiliki guru laki laki
sebanyak 4 guru sedangkan guru perempuan sebanyak 4 guru. Memiliki peserta
didik laki laki yaitu sebanyak 37 siswa dan peserta didik perempuan sebanyak
31 siswi dengan total siswa sebanyak 68 siswa/siswi terdiri dari kelas 1 sebanyak
10 siswa, kelas 2 sebanyak 10 siswa, kelas 3 sebanyak 10 siswa, kelas 4 sebanyak
12 siswa, kelas 5 sebanyak 16 siswa dan kelas 6 sebanyak 10 siswa. Memiliki
ruang kelas sebanyak 6 ruangan dan ruang perpus sebanyak 1 ruang (Profil
Pendidikan SD Negeri Karangasem, 2023).
B. Hasil Penelitian
Distribusi karakteristik siswa berdasarkan usia dan jenis kelamin.
1. Karakteristik Sampel
a. Usia
Pada penelitian ini sampel adalah seluruh siswa-siswi kelas I-VI
SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo. Distribusi responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 9 berikut :
24

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden


Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
6-7 10 14,7
8-9 24 35,3
10-13 34 50,0
Total 68 100,0
Sumber : Data Primer, diolah 2023.
Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa dari 68 responden
anak umur 6-13 tahun yang bersekolah di SD N Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo, yang berada di umur 6-7 tahun yaitu sejumlah 10
anak (14,7%), yang berada di umur 8-9 tahun yaitu sejumlah 24 anak
(35,3%) dan yang berada di umur 10-13 tahun yaitu sejumlah 34 anak
(50,0%).
b. Jenis Kelamin
Pada penelitian ini sampel adalah seluruh siswa-siswi kelas I-VI
SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo. Distribusi responden
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 10 berikut :

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 38 55,9
Perempuan 30 44,1
Total 68 100
Sumber : Data Primer, diolah 2023.
Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa dari 68 responden
anak umur 6-13 tahun yang bersekolah di SD N Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo, lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki,
yaitu sejumlah 38 anak (55,9%), sedangkan anak perempuan sejumlah
30 anak (44,1%).
2. Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik
Hasil penilaian konsumsi makanan kariogenik yang disajikan pada
saat penelitian dapat dilihat pada tabel 11 berikut :
25

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Konsumsi Makanan Kariogenik


Penilaian Konsumsi Frekuensi Persentase (%)
Makanan Kariogenik
Rendah 20 29,4
Sedang 37 54,4
Tinggi 11 16,2
Total 68 100
Sumber : Data Primer, 2023.
Berdasarkan tabel 11, dapat diketahui bahwa penilaian konsumsi
makanan kariogenik pada anak di SD N Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo dalam kategori tinggi, yaitu sejumlah 11 anak (16,2%), dalam
kategori sedang sejumlah 37 anak (54,4%), sedangkan anak yang
mengkonsumsi makanan kariogenik dalam kategori rendah sejumlah 20 anak
(29,4%).
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Jenis Makanan Kariogenik yang
Dikonsumsi Responden

Jenis Makanan Kariogenik Frekuensi %


yang Dikonsumsi
≥1x/hari 10 15
4-6x/minggu 13 19
1-3x/minggu 37 54
Tidak Pernah 8 12
Total 68 100
Sumber : Data Primer, 2023.
Tabel 12 menunjukkan bahwa responden mengkonsumsi makanan
kariogenik tertinggi sebanyak 1-3x/minggu sebanyak 37 anak (54%).

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pola Makan Makanan Kariogenik per


Minggu
Jenis Frekuensi Pola Makan
Makanan Minggu Tidak Jumlah
Kariogenik ≥1x/hari 4- 1- Pernah
6x/minggu 3x/minggu
n % n % n % n % n %
Roti isi selai 8 12 12 18 34 50 14 20 68 100
(strawberry,
nanas, coklat,
keju, dll)
Pisang molen 7 10 11 16 17 25 33 49 68 100

Donat 7 10,3 15 22,1 38 56 7 10,3 68 99


26

Biscuit (Oreo, 7 10 19 28 31 46 10 15 68 99
biskuat, top,
milkuat,
roma, tango,
dll)
Coklat 11 16 14 20 30 44 12 18 68 98
Es krim 7 10,3 14 20 44 65 3 4,4 68 100
Permen 18 26,5 16 24 22 32,4 10 15 68 98
Soda 9 13 9 13 13 19 36 53 68 98
(Cocacola,
sprite, pepsi,
dll)
Sirup 20 29 14 20 23 34 8 12 68 95
(Nutrisari,
jasjus, teh
sisri,
marimas, dll)
Susu 29 43 8 12 12 18 18 26 68 99
Sumber : Data Primer, diolah 2023.
Berdasarkan tabel 13, dapat diketahui bahwa frekuensi pola makan
makanan kariogenik per minggu pada anak di SD N Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo, yang mengkonsumsi roti isi selai (strawberry, nanas,
coklat, keju, dll) terbanyak dalam frekuensi 1-3x/minggu yaitu sejumlah 34
anak (50%), yang mengkonsumsi pisang molen terbanyak dalam frekuensi
tidak pernah yaitu sejumlah 33 anak (49%), yang mengkonsumsi donat
terbanyak dalam frekuensi 1-3x/minggu yaitu sejumlah 38 anak (56%),
yang mengkonsumsi biscuit (Oreo, biskuat, top, milkuat, roma, tango, dll)
terbanyak dalam frekuensi 1-3x/minggu sejumlah 31 anak (46%), yang
mengkonsumsi coklat terbanyak dalam frekuensi 1-3x/minggu sejumlah 30
anak (44%), yang mengkonsumi es krim terbanyak dalam frekuensi 1-
3x/minggu sejumlah 44 anak (65%), yang mengkonsumsi permen terbanyak
dalam frekuensi 1-3x/minggu sejumlah 22 anak (32,4%), yang
mengkonsumsi soda (Cocacola, sprite, pepsi, dll) terbanyak dalam frekuensi
tidak pernah sejumlah 36 anak (53%), yang mengkonsumsi sirup (Nutrisari,
jasjus, teh sisri, marimas, dll) terbanyak dalam frekuensi 1-3x/minggu
sejumlah 23 anak (34%) dan yang mengkonsumsi susu terbanyak dalam
frekuensi ≥1x/hari sejumlah 29 anak (43%).
27

3. Frekuensi Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S)


Hasil penilaian konsumsi makanan kariogenik yang disajikan pada
saat penelitian dapat dilihat pada tabel 14 berikut :

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Status Kebersihan Gigi dan Mulut


Penilaian OHI-S Frekuensi Persentase (%)
Baik 20 29,4
Sedang 37 54,4
Buruk 11 16,2
Total 68 100
Sumber : Data Primer, diolah 2023.
Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui bahwa penilaian status
kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD N Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo dalam kategori buruk, yaitu sejumlah 11 anak (16,2%), dalam
kategori sedang sejumlah 37 anak (54,4%) sedangkan anak yang memiliki
status kebersihan gigi dan mulut dalam kategori baik, yaitu sejumlah 20
anak (29,4%),
4. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan
Gigi dan Mulut
Hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan
gigi dan mulut dapat dilihat pada tabel 15 berikut :

Tabel 15. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status


Kebersihan Gigi dan Mulut
Variabel rs pvalue Hasil
Konsumsi Makanan 0,851 0,001 Ada hubungan
Kariogenik bermakna
Status Kebersihan Gigi dan
Mulut

Berdasarkan tabel 15, menunjukkan hasil korelasi antara konsumsi


makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut, dengan nilai
koefisien korelasi Rank Spearman sebesar 0,851 yang berarti kekuatan
korelasi sangat kuat. Nilai pvalue sebesar 0,001, nilai ini lebih kecil daripada
nilai α (<0,05), yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Nilai tersebut
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan
28

kariogenik dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD Negeri
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo.
C. Pembahasan
1. Usia
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dapat diketahui bahwa dari
68 responden jumlah anak terbanyak yaitu pada rentang umur 10-13 tahun
sejumlah 34 anak (50,0%). Faktor usia berperan penting dalam penilaian
konsumsi makanan kariogenik dan status kebersihan gigi dan mulut. Menurut
Pili (2018), faktor individu lainnya yang berhubungan dengan kebersihan gigi
dan mulut adalah usia. Semakin tinggi usia maka semakin baik pula
perawatan kebersihan gigi dan mulut.
2. Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa dari 68 responden
anak umur 6-13 tahun yang bersekolah di SD N Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo, lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu sejumlah 38
anak (55,9%). Salah satu faktor yang berhubungan dengan kebersihan gigi
dan mulut adalah faktor individu yang terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan. Responden yang berjenis
kelamin perempuan mempunyai motivasi dan kesadaran untuk melakukan
perawatan diri yang lebih baik (Pili, 2018).
Menurut penelitian Indah (2013: 22), kebanyakan anak laki-laki lebih
sering terjadi karies gigi dikarenakan anak laki-laki pola aktivitasnya lebih
tinggi daripada anak perempuan, diakibatkan anak laki-laki suka
mengkonsumsi makanan kariogenik lebih tinggi, sehingga akan
mempengaruhi metabolisme dalam pembentukan karies gigi dalam mulut
anak. Yang diakibatkannya pertumbuhan aktivitas bakteri Streptococus
mutans dan Streptococus sobrinus, berkembang dalam mulut.
3. Konsumsi Makanan Kariogenik
Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi
karbohidrat sehingga dapat menyebabkan penurunan pH plak menjadi 5,5
atau kurang dari menstimulasi terjadinya proses karies (Ramayanti &
Purnakarya, 2013). Makanan minuman yang manis dan lengket dan
29

mengandung gula secara berlebihan dapat memicu terjadinya penyakit serta


gangguan kesehatan pada gigi dan mulut. Bakteri dalam mulut dapat
mengubah gula menjadi asam yang dapat mengikis enamel pada gigi.
Semakin tinggi tingkat konsumsi gula dalam sehari-hari maka semakin tinggi
pula resiko untuk mengalami karies gigi (Kementrian Kesehatan RI, 2019).
Makanan kariogenik merupakan salah satu jenis makanan yang manis dan
lengket, makanan kariogenik jika dikonsumsi secara berlebihan akan
berdampak pada pembentukan karies gigi yang membuat anak-anak sangat
rentan terjadi karies gigi. Karies gigi adalah penyakit yang terjadi pada rongga
mulut dan gigi akibat demineralisasinya jaringan keras gigi seperti dentin dan
email (Rahayu dan Asmara, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan penilaian konsumsi makanan
kariogenik pada anak di SD N Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo
terbanyak yaitu dalam kategori sedang sejumlah 37 anak (54,4%). Penelitian
yang dilakukan oleh Wiradona, Widjanarko, & Syamsulhuda, (2013),
menunjukkan mayoritas responden memiliki tingkat konsumsi makanan
kariogenik dalam kategori beresiko dan semakin banyak mengkonsumsi
makanan kariogenik maka semakin besar peluang terjadinya penyakit karies
gigi dan hal tersebut bisa dicegah dengan mengurangi konsumsi makanan
kariogenik. Prakoso, (2016); Rois, (2017), juga menjelaskan bahwa karies
gigi yang terjadi berhubungan dengan mengkonsumsi makanan yang
mengandung kariogenik. Sebaliknya didapatkan 20 siswa (29,4%) memiliki
tingkat konsumsi makanan kariogenik yang tidak beresiko (rendah)
mengalami karies gigi, hal ini dikarenakan beberapa siswa sudah mengetahui
bahwasannya jika mengkonsumsi makanan yang mengandung gula akan
menimbulkan sakit gigi. Semakin baik pengetahuan akan mempengaruhi
kesehatan gigi sehingga akan mempengaruhi terjadinya karies gigi (Dewanti,
2012; Tambuwun, Harapan, & Amuntu, 2014).
4. Status Kebersihan Gigi dan Mulut (OHI-S)
Kebersihan gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukkan
bahwa di dalam mulut seseorang bebas dari kotoran seperti debris, plak dan
karang gigi. Plak akan selalu terbentuk pada gigi geligi dan meluas keseluruh
30

permukaan gigi apabila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut


(Rusmawati, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa penilaian status
kebersihan gigi dan mulut pada anak di SD N Karangasem 01 Kabupaten
Sukoharjo terbanyak dalam kategori sedang sejumlah 37 anak (54,4%). Hasil
penelitian ini didukung oleh pernyataan Tarigan (2013) dan Notoatmodjo
(2010) yang menyatakan faktor - faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi
dan mulut salah satunya menyikat gigi dan jenis makanan, dimana makanan
sangat berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut.
5. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan
Gigi dan Mulut
Berdasarkan uji Rank Spearman yang dilakukan didapatkan nilai p =
0,001 menunjukkan bahwa ada hubungan konsumsi makanan kariogenik
dengan status kebersihan gigi dan mulut pada siswa di SD N Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo. Nilai koefisien relasi 0,851 yang berarti memiliki
koefisien yang sangat kuat dengan arah korelasi positif. Ini berarti jika
mengkonsumsi makanan kariogenik semakin tinggi maka status kebersihan
gigi dan mulut semakin buruk.
Hal ini sejalan dengan penelitian Fitriani (2014) yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang pola makan makanan
kariogenik siswa sekolah dasar kelas V dengan tingkat kebersihan gigi dan
mulut di Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember dengan hasil statistik
Correlation Test diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05).
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah tidak meneliti faktor lain yang
mempengaruhi status kebersihan gigi dan mulut seperti : menyikat gigi,
frekuensi menyikat gigi, dan cara menyikat gigi.
31

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Frekuensi konsumsi makanan kariogenik sebagian besar responden dalam
kategori sedang sebanyak 37 siswa (54,4%).
2. Frekuensi jenis makanan kariogenik yang dikonsumsi responden tertinggi
sebanyak 1-3x/minggu sebanyak 37 anak (54%).
3. Frekuensi pola makan makanan kariogenik per minggu yang dikonsumsi
sebagian besar responden mengkonsumi es krim dalam frekuensi 1-
3x/minggu sebanyak 44 anak (65%).
4. Frekuensi status kebersihan gigi dan mulut (OHI-S) sebagian besar
responden dalam kategori sedang sebanyak 37 siswa (54,4%).
5. Koefisien korelasi yaitu 0,851 yang berarti memiliki korelasi yang sangat
kuat dengan arah korelasi positif.
6. Ada hubungan konsumsi makanan kariogenik dengan status kebersihan gigi
dan mulut (p = 0,001).
B. Saran
1. Hasil penelitian ini diharapkan agar anak khususnya pada rentang usia 6-9
tahun untuk menambah tingkat pengetahuan tentang perawatan kebersihan
gigi dan mulut dengan cara melalui kegiatan penyuluhan tentang frekuensi
konsumsi makan makanan kariogenik dan cara menjaga kebersihan gigi dan
mulut yang baik dan benar.
2. Hasil penelitian ini diharapkan agar anak khususnya yang berjenis kelamin
laki-laki karena memiliki pola aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan untuk menanamkan motivasi atau kesadaran diri untuk
melakukan perawatan diri yang lebih baik dengan cara membiasakan diri
sejak dini untuk membiasakan anak menggosok gigi minimal 2x sehari,
menggosok gigi dengan cara yang baik dan benar serta mengurangi
frekuensi konsumsi makan makanan kariogenik untuk meminimalisir
terjadinya karies gigi pada anak.
32

3. Hasil penelitian ini diharapkan frekuensi konsumsi makanan kariogenik


anak dalam kategori sedang agar menjadi kategori rendah maka perlu
ditekankan pada anak untuk belajar perlahan-lahan mengurangi frekuensi
konsumsi makan makanan kariogenik.
4. Hasil penelitian ini diharapkan frekuensi pola makan makanan kariogenik
per minggu yang dikonsumsi untuk mengurangi mengkonsumsi es krim.
Dikarenakan kandungan gula pada es krim yang tertinggal pada gigi dapat
memicu perkembangbiakan bakteri jahat yang dapat mengakibatkan
terjadinya karies atau gigi berlubang.
5. Hasil penelitian ini diharapkan frekuensi status kebersihan gigi dan mulut
anak dalam kategori sedang agar menjadi kategori baik maka perlu
ditekankan pada anak untuk membiasakan diri melakukan perawatan
kebersihan gigi dan mulut dengan cara membiasakan untuk menggosok gigi
minimal 2x sehari dan memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsi.
33

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A.I., Lutfiah, & Nursyamsi. 2017. Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Remaja
Usia 12-15 Tahun di SMPN 4 Watampone Kecamatan Tanete Riattang Kabupaten
Bone. Makassar Dent, 6 (2), 87-90. https://doi.org/10.35856/mdj.v6i2.28
Balitbangkes Kemenkes RI, Hasil Utama Riskesdas, 2018.
Bimbim, 2016. Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal Kedokteran Gigi di Akses 19
Mei 2016.
Depkes RI. 2013. Laporan Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Direktorat Jenderal Pelayanan
Medik.
Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta : Gosyen
Publishing.
Dewanti. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku
Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SD Pondok Cina 4 Depok. Universitas
Indonesia.
Fauzi, I. 2016. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi
dengan Karies Gigi pada Anak SDN 2 Cireundeu di Tangerang Selatan. Skripsi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.
Gejir, I.N., Sukartini, N.K.A. 2017. Hubungan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan
Trimester Kehamilan pada Ibu Hamil yang Berkunjung ke Puskesmas Klungkung
I Kabupaten Klungkung Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 (Februari
2017).
Hilery Permata Soni BR Purba Tambak. 2021. Hubungan Mengkonsumsi Makanan
Kariogenik terhadap Terjadinya Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 Tahun. Karya
Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Kesehatan Gigi.
Indah, Z. 2013. Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Yogyakarta: Nuha Medika.
Kartikasari, H.Y, Nuryanto. 2014. Hubungan Kejadian Karies Gigi dengan Konsumsi
Makanan Kariogenik dan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar (Studi pada Anak
Kelas III dan IV SDN Kadipaten I dan II Bojonegoro. Journal of Nutrition College,
Vol 3 No 3 (2014).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2018. Hal 93-96.
Kementrian Kesehatan RI. 2019. Info DATIN Kesehatan Gigi Nasional September 2019,
Pustadin Kemenkes RI, pp. 1-6.
Mendur, S.Ch.M, Pangemanan, D.H.C, Mintjelungan, C. 2017. Gambaran Konsumsi
Makanan Kariogenik pada Anak SD GMM 1 Kawangkoan. Jurnal e-GiGi (eG),
Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017.
Motto, C.J., Mintjelungan C.N., Ticoalu, S.H.R. 2017. Gambaran Kebersihan Gigi dan
Mulut pada Siswa Berkebutuhan Khusus di SLB YPAC Manado. Jurnal e-GiGi
(eG), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017.
34

Mukhbitin, F. 2018. Gambaran Kejadian Karies Gigi pada Siswa Kelas 3 MI Al-
Mutmainnah. Journal Promkes Jurnal Promkes Vol. 6, 6 (2), 155-166.
Niyan, N., Wicaksono, D.A., Soewantoro, J.S. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan
Kebersihan Mulut pada Masyarakat Lanjut Usia di Kelurahan Rurukan Kecamatan
Tomohon Timur. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Suplemen, Maret
2013, hlm. S169-174.
Notoatmodjo, 2017. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pili, Yuvensius, Utami, P.A.S, Yanti, N.LP.E. 2018. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kebersihan Gigi dan Mulut pada Lansia. Jurnal Ners Widya Husada,
Volume 5 No 3, Hal 95-104, November 2018, p-ISSN 2356-3060.
Prakoso, H. M. 2016. Hubungan Antara Kebiasaan Konsumsi Makanan Kariogenik dan
Menggosok Gigi Pada Anak Serta Pengetahuan Ibu Dengan Kejadian Karies Gigi
di Paud Taman Ceria Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Profil Pendidikan SD Negeri Karangasem, 2023.
Putri, H.H., & Nurjannah, N. 2013. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi. Jakarta : EGC
Rahayu, S., Asmara, L.I. 2018. Hubungan Mengkonsumsi Makanan Kariogenik dan Pola
Menyikat Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah. Vol. 6, No 2
(2018): Jurnal Ilmu Kesehatan Kosala.
Ramayanti, S., Purnakarya, I. 2013. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 – September 2013, Vol 7, No. 2.
Rattu, A.J.M, Wicaksono, D., Wowor V.E., 2013. Hubungan antara Status Kebersihan
Mulut dengan Karies Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Manado. Vol. 1 No.
2 (2013): e-GiGi Juli-Desember 2013.
Reddy, M., and Singh S., Viability in delivering oral health promotion activities within the
Health Promoting Schools Initiative in KwaZulu-Natal, SAJCH South African
Journal of Child Health, 2015; 9(3), pp. 93-97. doi:10.7196/SAJCH.7944.
Riskesdas, 2018. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Rois, F. (2017). Hubungan Perilaku Mengkonsumsi Makanan Manis Dengan Kejadian
Karies Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SD Negeri Harjodowo Kecamatan
Kuwarasan Kabupaten Kebumen. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah
Gombong.
Rusmawati, 2017: Hubungan Indeks Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Indeks Karies Gigi
pada Murid SDN 03 Pakan Kurai Kecamatan Guguk Panjang Kota Bukit Tinggi.
Jurnal Kesehatan Gigi.
Sari, D.S., Arina, Y.M.D., Ermawati T. 2015. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi
Mulut dengan Status Kebersihan Rongga Mulut pada Lansia. Jurnal IKESMA
Volume 11 Nomor 1 Maret 2015.
Setiari, L.S, Sulistyowati, M. Tindakan Pencegahan Karies Gigi pada Siswa Sekolah Dasar
berdasarkan Teori Health Belief Model, Jurnal Promkes, 2017; Vol. 5, No. 1 Juli,
5(1), pp. 59-70.
35

Soeprapto, A. 2017. Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran Gigi. Yogyakarta: STPI
Bina Insan Mulia.
Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Ilmiah. Jakarta : Angkasa Pura Senjaya.
Supriyani, R., Anggraini, LD. 2016. Perbedaan Status OHI-S Special Needs Children
antara Tunarungu, Tunagrahita, dan Tunadaksa pada SLB 1 Bantul. Jurnal
Pendidikan Dokter Gigi, FKIK, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Talibo, R.S., Mulyadi, Bataha, Y. 2016. Hubungan Frekuensi Konsumsi Makanan
Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Kejadian Karies Gigi pada
Siswa Kelas III SDN 1 & 2 Sonuo. e-Journal Keperawatan (e-KP) Volume 4
Nomor 1, Februari 2016).
Tandra, N.F., Mintjelungan, C.N, Zuliari, K. 2018. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi
dan Mulut dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada Penyandang Tunanetra
Dewasa. Jurnal e-GiGi, Volume 6, Nomor 2, 2018.
Tarigan, R. 2013. Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta : EGC.
Widya Dina Fitriani, 2014. Pengetahuan Tentang Pola Makan Makanan Kariogenik
Terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa Sekolah Dasar Kelas V di
Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember
Wiradona, I., Widjanarko, B., & Syamsulhuda, B. M. 2013. Pengaruh Perilaku Menggosok
Gigi Terhadap Plak Gigi pada Siswa Kelas IV dan V di SDN Wilayah Kecamatan
Gajahmungkur Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 8, 59-68.
36

L
A
M
P
I
R
A
N
37

Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
2022 2023
No Kegiatan Agustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
2022 2022 2022 2022 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2023
1. Pembuatan
Proposal
2. Ujian Proposal
3. Revisi Proposal
dan Pengurusan
Perizinan
4. Pengambilan
Data
5. Analisis Data
6. Penyusunan
Laporan Hasil
Penelitian
7. Ujian Hasil
Penelitian
38

8. Revisi Hasil
Penelitian dan
Pengumpulan
Karya Tulis
Ilmiah
39

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SAMPEL

Saya, Else Damayanti akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan


Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut pada
Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo”. Penelitian ini bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan konsumsi makanan kariogenik
dengan status kebersihan gigi dan mulut.
A. Keikutsertaan dalam penelitian
Siswa/siswi memilih ini tanpa paksaan. Bila siswa/siswi sudah memutuskan ikut
serta, siswa/siswi juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa
dikenakan denda atau sanksi apapun.
B. Prosedur penelitian
Apabila siswa/siswi berpartisipasi dalam penelitian ini, siswa/siswi diminta
untuk menandatangani lembar persetujuan ini dua rangkap, satu untuk
siswa/siswi simpan dan satu untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah :
1. Mengisi kuesioner yang sudah tersedia meliputi frekuensi konsumsi
makanan kariogenik.
2. Melakukan pengukuran status kebersihan gigi dan mulut menggunakan
formulir OHI-S.
C. Kewajiban sampel penelitian
Sebagai sampel penelitian, siswa/siswi berkewajiban mengikuti aturan atau
petunjuk penelitian seperti yang tertulis diatas.
D. Risiko dan efek samping
Dalam penelitian ini tidak terdapat risiko dan efek samping.
E. Manfaat
Keuntungan yang didapat adalah mendapatkan informasi mengenai konsumsi
makanan kariogenik dan status kebersihan gigi dan mulut.
F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan sampel penelitian akan dirahasiakan
dan hanya akan digunakan dalam penelitian.
40

G. Pembiayaan
Semua biaya yang berkaitan dengan penelitian ini ditanggung oleh peneliti.
H. Informasi tambahan
Siswa/siswi diberikan kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum
jelas sehubungan dengan penelitian ini dan dapat menghubungi :
Else Damayanti (085540590587)
41

Lampiran 3

SURAT PERMOHONAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

Kepada Yth
Yth. Sampel,

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Else Damayanti
NIM : P1337425120028
Status : Mahasiswi Program Studi D III Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Semarang
Bermaksud akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan
Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan Gigi dan Mulut
pada Siswa di SD Negeri Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo”.
Untuk maksud tersebut, saya memohon kesediaan siswa/siswi untuk
berpartisipasi menjadi sampel dalam mengisi lembar pertanyaan yang sudah
disediakan. Identitas sampel dan kerahasiaan jawaban yang diberikan akan dijamin
dan hanya diketahui oleh peneliti serta pihak yang berkompeten.
Data yang diperoleh dari penelitian ini akan sangat bermanfaat baik bagi
sekolah dan pihak lain yang terkait untuk melihat hasil tersebut. Atas perhatian dan
kesediaan yang diberikan saya ucapkan terimakasih.
Sukoharjo, …………….2023

ttd

Else Damayanti
42
43

Lampiran 4

SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama Lengkap :
Jenis Kelamin (checklist ) : ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
Umur (tahun) :

Dengan ini saya bersedia menjadi sampel penelitian saudari Else Damayanti
dengan Judul “Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status
Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa di SD Negeri Karangasem 01
Kabupaten Sukoharjo”. Dengan lembar persetujuan ini saya tanda tangani untuk
dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Sukoharjo,…………….2023

(______________________)
44
45

Lampiran 5

KUESIONER FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK

A. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tanggal Pemeriksaan :
B. Kuesioner Frekuensi Makanan Kariogenik
Petunjuk pengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling tepat
berikan tanda checklist () pada kolom yang telah disediakan.
Jenis Bahan Frekuensi
Makanan dan ≥1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu Tidak
Minuman pernah
Roti isi selai
(strawberry,
nanas, coklat,
keju, dll)
Pisang molen
Donat
Biscuit (Oreo,
biskuat, top,
milkuat, roma,
tango, dll)
Coklat
Es krim
Permen
Soda
(Cocacola,
46

sprite, pepsi,
dll)
Sirup
(Nutrisari,
jasjus, teh sisri,
marimas, dll)
Susu
(Sumber : Fauzi, 2016)
47
48
49

Lampiran 6

LEMBAR FORMULIR PEMERIKSAAN OHI-S

Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Tanggal :
Nama Pemeriksa :

Tabel Penilaian Debris Tabel Penilaian Kalkulus


Bukal Labial Bukal Bukal Labial Bukal
16 11 26 16 11 26

Lingual Labial Lingual Lingual Labial Lingual


46 31 36 46 31 36

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Indeks Debris = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑖𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

= …..
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟
Indeks Kalkulus = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐺𝑖𝑔𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎

= …..
Indeks OHI-S = Indeks Debris + Indeks Kalkulus
= … + … = …..
(Supriyani, R., Anggraini, LD, 2016)
50
51

Lampiran 7
52

Lampiran 8
53

Lampiran 9
54
55

Lampiran 10
56

Lampiran 11

MASTER TABEL

NO Nama Jenis Umur Skor Konsumsi Kategori Konsumsi Skor Kategori


Kelamin (tahun) Kariogenik Kariogenik OHI-S OHI-S

1 ASO Perempuan 7 9 Rendah 0,5 Baik


2 AIAM Laki-laki 7 8 Rendah 0,83 Baik
3 BH Laki-laki 6 13 Sedang 1,83 Sedang
4 FAN Laki-laki 7 14 Sedang 1,33 Sedang
5 NPA Perempuan 7 23 Tinggi 3,83 Buruk
6 NA Perempuan 7 14 Sedang 2,99 Sedang
7 NAR Perempuan 7 25 Tinggi 3,66 Buruk
8 RAD Perempuan 7 22 Tinggi 3,99 Buruk
9 SFMJ Perempuan 6 14 Sedang 2,66 Sedang
10 ZAAM Laki-laki 7 21 Tinggi 3,83 Buruk
11 ATW Laki-laki 8 7 Rendah 0,66 Baik
12 AZ Laki-laki 8 6 Rendah 0,66 Baik
13 ANA Laki-laki 8 13 Sedang 1,83 Sedang
57

14 DH Laki-laki 8 5 Rendah 0,66 Baik


15 FAD Laki-laki 8 12 Sedang 2,4 Sedang
16 FAP Laki-laki 8 24 Tinggi 4,2 Buruk
17 MR Laki-laki 8 27 Tinggi 5,49 Buruk
18 RRF Laki-laki 8 14 Sedang 2 Sedang
19 SCNA Perempuan 8 5 Rendah 0,5 Baik
20 SPP Perempuan 8 9 Sedang 1 Baik
21 AAP Laki-laki 10 13 Sedang 2 Sedang
22 AKA Laki-laki 9 12 Sedang 2,75 Sedang
23 AFW Laki-laki 9 9 Rendah 0,66 Baik
24 APA Laki-laki 8 16 Sedang 1,66 Sedang
25 AS Perempuan 8 13 Sedang 2,5 Sedang
26 GDA Laki-laki 9 9 Rendah 1,16 Baik
27 GNB Perempuan 8 6 Rendah 0,82 Baik
28 NHW Perempuan 8 5 Rendah 0,82 Baik
29 NDR Perempuan 8 25 Tinggi 3,16 Buruk
30 SR Perempuan 9 11 Sedang 2,49 Sedang
31 AA Laki-laki 10 14 Sedang 2,16 Sedang
32 APA Perempuan 9 17 Sedang 1,82 Sedang
33 BA Laki-laki 10 16 Sedang 2,99 Sedang
58

34 CAPB Perempuan 9 6 Rendah 0,66 Baik


35 KAHP Laki-laki 9 8 Rendah 1,16 Baik
36 KY Perempuan 9 8 Rendah 1,16 Baik
37 KSPG Perempuan 10 14 Sedang 2 Sedang
38 MSR Perempuan 10 15 Sedang 1,66 Sedang
39 MHMM Laki-laki 9 18 Sedang 2,83 Sedang
40 N Laki-laki 10 12 Sedang 1,33 Sedang
41 RA Laki-laki 11 15 Sedang 1,82 Sedang
42 WNN Laki-laki 10 6 Rendah 0,66 Baik
43 ADS Laki-laki 11 19 Sedang 2,49 Sedang
44 AS Laki-laki 10 10 Sedang 2 Sedang
45 ADS Laki-laki 11 15 Sedang 2,5 Sedang
46 DAC Perempuan 11 11 Sedang 1,99 Sedang
47 ENP Perempuan 11 5 Rendah 1 Baik
48 FRR Perempuan 11 11 Sedang 1,49 Sedang
49 JL Laki-laki 11 19 Sedang 2,49 Sedang
50 KFAM Perempuan 11 16 Sedang 2,16 Sedang
51 NRA Perempuan 11 12 Sedang 2,83 Sedang
52 QA Perempuan 11 6 Rendah 1,16 Baik
53 RRU Laki-laki 11 14 Sedang 1,49 Sedang
59

54 SW Laki-laki 11 10 Sedang 1,66 Sedang


55 SW Laki-laki 11 11 Sedang 1,33 Sedang
56 TJK Laki-laki 11 26 Tinggi 3,99 Buruk
57 RSGP Perempuan 12 12 Sedang 2 Sedang
58 SFU Laki-laki 11 25 Tinggi 3,33 Buruk
59 AKDA Laki-laki 11 13 Sedang 1,83 Sedang
60 KK Laki-laki 12 6 Rendah 1 Baik
61 MDR Laki-laki 12 27 Rendah 3,33 Buruk
62 NNP Perempuan 12 15 Rendah 2,66 Sedang
63 TIP Perempuan 12 11 Sedang 1,49 Sedang
64 YO Perempuan 12 13 Sedang 2,16 Sedang
65 YPA Laki-laki 12 24 Tinggi 4,49 Buruk
66 AZP Perempuan 12 16 Rendah 1,49 Sedang
67 DADP Laki-laki 13 9 Sedang 0,66 Baik
68 NSS Perempuan 11 7 Rendah 0,32 Baik
60

Lampiran 12

OUTPUT SPSS
1. Frequensi
61

2. Uji Kenormalan Data

3. Hubungan Konsumsi Makanan Kariogenik dengan Status Kebersihan


Gigi dan Mulut
62

Lampiran 13

DOKUMENTASI

Wawancara Pengisian Kuesioner Wawancara Pengisian Kuesioner


Dibantu Oleh Rekan

Pemeriksaan OHI-S pada kelas V Pemeriksaan OHI-S pada kelas VI


63

Pemeriksaan OHI-S Dibantu Oleh Kalkulus pada RB Lingual


Rekan

Tidak Ada Gigi Indeks pada RA Tidak Ada Gigi Indeks pada RB
Anterior
Posterior
64

Pemberian Reward/Hadiah Kepada Foto Bersama Kelas IV


Sampel

Foto Bersama Kelas III Penyerahan Kenang-Kenangan


Kepada Kepala Sekolah SD N
Karangasem 01 Kabupaten Sukoharjo
Diwakilkan Oleh Bapak Ibrahim
65

Foto Bersama Bapak Sutomo Selaku Foto Bersama Kelas I-VI Beserta
Wali Kelas III Bapak/Ibu Guru

Foto Bersama Kelas I-VI Beserta Bapak/Ibu Guru

Anda mungkin juga menyukai