Diajukan Oleh :
NOVA DELYANTI
NIM. P07125121030
A. Latar Belakang
Menurut undang undang RI NO 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan, menjelaskan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut
adalah upaya kesehatan(promotif), pencegahan penyakit(preventif),
pengobatan penyakit(kuratif), pemulihan kesehatan(rehabilitatif)
program ini dilaksanakan secara terencana, menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan, ditujukan pada kelompok tertentu yang dapat
diikuti dalam suatu kurun waktu tertentu, untuk mencapai tujuan
“kesehatan gigi dan mulut yang optimal” (Suparyati,2019).
Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian yang
sangat penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya
disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah dari
gangguan kesehatan gigi. Usia sekolah merupakan masa untuk
meletakkan gagasan kokoh bagi terwujudnya menusia yang
berkualitas dan kesehatan merupakan faktor penting menentukan
kualitas sumber daya manusia(Warni, L., 2016).
Karies gigi dan gangguan gigi berlubang merupakan
masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum dan banyak
dijumpai pada penduduk dunia, terutama pada anak. Menurut hasil
penelitian kesehatan nasional dan nilai gizi, berdasarkan data
terbaru pada tahun 2013-2018, masalah karies gigi pada anak ini
mulai memburuk, karena terus terjadi peningkatan secara signifikan.
Sebanyak 42% dari anak –anak yang berusia 2-11 tahun memiliki
karies gigi pada gigi susu mereka(Ferdiyus,2018).
Menurut data Riset Kesehatan Dasar(Rikesdas) Kemenkes
tahun 2018, prevalensi karies gigi pada penduduk indonesia
mencapai 53,2%. Hal ini meningkat dibandingkan dengan hasil
Rikesdas pada tahun 2007 yang berada pada angka 43,4%. Di
Indonesia, 90,05% kasus karies gigi lebih umum dialami anak-
anak. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia(WHO) menyebut jika
indonesia memiliki angka prevalensi Early Childhood Caries (ECC)
tertinggi pada anak usia tiga hingga lima tahun(Rikesdas, 2018).
Karies ditandai dengan bercak putih pada gigi (white spot).
Bercak putih muncul karena adanya proses penghilangan
kadargaram dan mineral (demineralisasi) pada jaringan keras gigi
akibat plak dan sisa makanan yang menumpuk. Jika dibiarkan terus
menerus, bercak putih akan berubah menjadi bercak kecoklatan
yang menyebar dan membentuk lubang pada gigi. Jika tidak
ditangani, karies ini dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi
berbahaya, dan bahkan kematian(Margareta,2017).
Karies gigi pada anak dipicu oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu kebiasaan mengonsumsi makanan kariogenik seperti
permen, coklat, es krim, minuman rasa-rasa dan lain sebagainya
yang menyebabkan karies gigi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa anak yang makan makanan manis lebih rentan mengalami
karies gigi(Ramayanti & Purnakarya,2016).
Makanan kariogenik sangat digemari anak-anak saat jajan di
sekolah dan kedaan ini dapat mempengaruhi kesehatan gigi anak.
Makanan kariognik banyak mengandung sukrosa yang merupakan
penyebab utama terjadinya karies(Ramayanti & Purnakarya, 2016).
Perkembangan karies gigi pada anak begitu cepat karena
gigi susu(gigi pertama yang tumbuh pada anak) cenderung memiliki
lapisan email dan dentinyang lebih tipis. Lambat laun, karies gigi
dapat menyebabkan gigi berlubang dan bahkan gigi tanggal. Gigi
susu yang rusak akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan gigi permanen. Gigi susu yang rusak dan tanggal
dapat mengakibatkan rahang anak mengecil. Hal ini menyebabkan
gigi permanen yang berada di bawah gigi susu tidak mendapatkan
tempat yang optimaluntuk tumbuh sehingga gigi permanen akan
tumbuh berantakan(Pristiono, 2016).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya
dilakukan sejak usia dini. Usia sekolah dasar merupakan saat yang
ideal untuk melatih kemampuan menggosok gigi secara baik dan
benar merupakan faktor cukup penting untuk pemeliharaan gigi dan
mulut(Nurhasanah, 2019).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
E. Keaslian Penelitian
Ferdiyus. (2018). Profil Kesehatan Aceh 2018. Dinas Kesehatan Aceh, 9, 51.
Margareta. (2017). 101 Tips & Terapi Alami agar Gigi Putih & Sehat.
Pengembangan Kreativitas Dan Entrepreneurship, 2007, 51.