Anda di halaman 1dari 10

http://e-journals.unmul.ac.id/index.

php/JKPBK 60

Artikel Penelitian / Studi Kasus

Gambaran Konsumsi Jajanan dan Kebiasaan Menyikat Gigi


Pada Siswa Yang Mengalami Karies Gigi di SDN 007 Sungai
Pinang Samarinda
Ruminem1, Rima Angelina Pakpahan2, Siti Sapariyah3

Abstrak
Latar Belakang : Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal penting bagi kesehatan umum dan kualitas hidup
manusia. Masalah gigi berlubang (karies) masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-anak maupun dewasa (Kemenkes
RI, 2014). Masalah karies gigi tidak terlepas dari faktor penyebab yaitu konsumsi jajanan dan kebiasaan menyikat
gigi. Berdasarkan survey pendahuluan didapakan bahwa 51 (92%) dari 55 siswa kelas V mengalami karies gigi
dan mengatakan mengkonsumsi jajanan manis dan dingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
konsumsi jajanan dan kebiasaan menyikat gigi siswa yang mengalami karies gigi. Metode : Desain penelitian
yang digunakan adalah metode deskriptif Studi Kasus. Sampel Penelitian adalah Siswa Kelas V di SDN 007
Sungai Pinang Samarinda berjumlah 2 Partisipan yang mngalami karies gigi, dengan tehnik Purposive Sampling.
Instrumen Penelitian berupa Panduan Wawancara dan Observasi. Analisa data secara analisis deskritifdari hasil
temuan. Hasil : dari penelitian didapatkan partisipan mengatakan mengkonsumsi jajanan dengan frekuensi >2 kali
sehari, jajanan manis dan kebiasaan menyikat gigi dengan frekuensi 2-3 kali sehari, waktu menyikat gigi 1-2 menit,
dan teknik yang digunakan ke atas kebawah dan ke depan ke belakang.Kesimpulan : Konsumsi jajanan dengan
frekuensi lebih, jenis higly cariogenic dan menyikat gigi dengan frekuensi 2 kali sehari, waktu menyikat gigi kurang,
teknik horizontal dan vertical. Diharapkan agar siswa agar mengurangi konsumsi jajanan yang bersifat kariogenik
dan frekuensi lebih dan menerapkan kebiasaan menyikat gigi dengan frekuensi, durasi, dan teknik yang baik..
Kata kunci : Karies, Konsumsi Jajanan, Menyikat Gigi, Siswa Sekolah Dasar

Abstract
Background : Dental and oral health are important for general health and the quality of human life. The problem
of cavities (caries) is still a lot of complaints both by children and adults. This problem is not apart from the causal
factors which are consuming snacks and the habits of brushing teeth. Based on the preliminary survey there are 51 (92%) from
55 students in the fifth grade have a dental caries and claimed that they are consuming cold cuts and sweet foods. Describe of the
consumption snacks and the tooth brushing habits of student whom have dental caries.Methode : Using descriptive method
Study cases. Sample is s t u d e n t c l a s s V who experince caries dental in SDN 007 Sungai Pinang Samarinda. It used
Purposive Sampling technique with 2 participants. Research instrument are interview and observations guides. Result :
Participants claims that they are consuming the snacks more than twice a day (>2), higly cariogenic, and brushing teeth with
the frequencies of 2-3 times a day, and the duration of brushing the teeth only 1-2 minutes, and the technique they use are from
top to bottom and from front to back. Conclusion : Consumption of snacks with more frequency, higly carogenic snack type, and
brushing teeth with frequency 2 times of a day, durations of brusing the teeth are deficient, vertical and horizontal technique. It is
expected that student reduce the consumption of snacks with cariogenic and more frequencies and the habits of brushing teeth
with frequency, duration, and good technique.
Key Words : Caries, Consumption of Snack, Tooth Brushing, Student of Primary School

lainnya. Masalah gigi berlubang (Karies)


Affiliasi penulis : 1. Prodi D3 Keperawatan FK Unmul, 2. Mahasiswa
Prodi D3 Keperawatan FK Unmul, 3. Prodi D3 Keperawatan FK Unmul masih banyak dikeluhkan baik oleh anak-
Korespondensi : rumjoyo65@gmail.com Telp: 081231682385
anak maupun dewasa (Kemenkes RI,
2014).
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi dan mulut Menurut data Kementerian

seringkali menjadi prioritas yang Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes

kesekian bagi sebagian orang. Namun, RI) tahun 2009, sebanyak 89% anak

seperti kita ketahui, gigi dan mulut Indonesia dibawah 12 tahun menderita

merupakan„pintu gerbang‟ masuknya karies gigi. Hasil Survei Kesehatan Gigi

kuman dan bakteri sehingga dapat Nasional tahun 2015-2016, yang melibatkan

mengganggu kesehatan organ tubuh 3500 anak terdapat 3410 anak yang perlu

Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)


http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 61

perawatan dalam hal kesehatan gigi. Survei Terjadinya Karies gigi pada anak usia
itu menunjukkan fakta cukup serius bahwa sekolah juga tidak terlepas dari berbagai
sekitar 73,9% anak tersebut memiliki karies faktor penyebab. Terdapat banyak faktor
gigi yang tidak dirawat (MI, 2016). yang menyebabkan karies gigi yaitu
Berdasarkan hasil Riskesdas pada mikroorganisme, plak, konsumsi jajanan
tahun 2013, kalimantan timur dengan dan kebiasaan menyikat gigi. Konsumsi
presentase 24,1% yang mengalami masalah jajanan merupakan kebiasaan sehari-hari
gigi dan mulut. Data Dinas Kesehatan Kota yang dilakukan setiap siswa berdasarkan
Samarinda terdapat 8.230 murid SD yang frekuensi dan jenis jajanan yang dikonsumsi
perlu perawatan gigi atau mengalami baik di dalam maupun di luar lingkungan
masalah kesehatan gigi dan mulut, dengan sekolah . Berdasarkan hasil survei BPOM
jumlah tertinggi sebesar 1030 pada wilayah tahun 2014 menunjukkan bahwa 78% anak
kerja Puskesmas Remaja kecamatan Sungai sekolah mengkonsumsi makanan disekitar
Pinang. Data Penjaringan Puskesmas sekolah. Data tersebut menunjukkan
Remaja tahun 2017 di SDN 007 dari 115 tingginya frekuensi konsumsi jajanan pada
siswa SD yang dilakukan penjaringan anak usia sekolah.
terdapat 51 anak yang mengalami karies gigi Tingginya angka konsumsi jajanan
dan perlu perawatan. pada anak dikarenakan anak-anak pada
Tingginya angka karies gigi pada usia sekolah menyukai jajanan yang
anak tidak terlepas dari dampak yang mengandung gula yang punya rasa manis
ditimbulkan yaitu akan menghambat coklat, permen, roti, permen lolipop, gulali,
perkembangan anak sehingga menurunkan kerupuk dan lain-lain. Dari makanan ringan
tingkat kecerdasan anak, yang secara hingga makanan berat . Keadaan demikian
jangka panjang akan berdampak pada menyebabkan kebersihan gigi anak lebih
kualitas hidup masyarakat (Asse, 2010 buruk dibanding orang dewasa. Efek buruk
dalam Widayati, 2014). Dampak karies gigi dari seringnya mengkonsumsi makanan
pada anak bila dibiarkan maka akan manis atau kariogenik yaitu terhadap
mengakibatkan karies mencapai pulpa kesehatan gigi salah satunya karies gigi
gigi dan menimbulkan rasa sakit. Rasa (Iwan, 2016).
sakit berdampak pada malasnya anak untuk Faktor lainnya penyebab karies
mengunyah makanan sehingga asupan adalah kebiasaan menyikat gigi. Menyikat
nutrisi anak akan berkurang dan gigi merupakan hal yang penting dalam
mempengaruhi tumbuh kembang anak. upaya pencegahan karies gigi. Namun,
Karies gigi yang tidak dirawat juga akan masih banyak masyarakat yang belum
menimbulkan bengkak, dan bila dibiarkan memiliki kebiasaan menyikat gigi yang
gigi terpaksa dilakukan pencabutan sebelum benar. Prevalensi nasional menyikat gigi
waktunya (Kusdhany, 2014). setiap hari adalah 94,2 persen sebanyak 15
provinsi berada dibawah prevalensi
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 62

nasional. Ditemukan sebagian besar rumuskan masalah penelitian yaitu “


penduduk Indonesia menyikat gigi pada saat Bagaimanakah gambaran konsumsi jajanan
mandi pagi maupun mandi sore, (76,6%). dan kebiasaan menyikat gigi pada siswa
Menyikat gigi dengan benar adalah setelah kelas V yang mengalami karies gigi di SDN
makan pagi dan sebelum tidur malam, untuk 007 Kecamatan Sungai Pinang Samarinda?
Indonesia ditemukan hanya 2,3 persen Penelitian ini bertujuan untuk
(Hanapi, 2014). mengetahui gambaran konsumsi jajanan
Berdasarkan survei pendahuluan dan kebiasaan menyikat gigi pada siswa
melalui wawancara dan observasi pada kelas V yang mengalami karies gigi di SDN
tanggal 14 November 2017 di SDN 007 007 Kecamatan Sungai Pinang Samarinda
Kecamatan Sungai Pinang Samarinda, ada
51 (92%) dari 55 siswa kelas V yang METODE

mengalami karies gigi. Dari hasil wawancara Penelitian ini adalah penelitian

terhadap 4 siswa, keempatnya mengatakan desktriptif dengan pendekatan studi kasus.

bahwa mereka mengkonsumsi jajanan Penelitian deskriptif dengan pendekatan

seperti coklat, permen, es, gulali dan lolipop studi kasus yang merupakan studi untuk

disekolah. Kemudian, 3 dari 4 anak menggali suatu fenomena secara

mengatakan jajan sebanyak lebih dari 3 kali mendalam, meliputi berbagai aspek yang

dalam satu hari. Dalam hal mengontrol cukup luas serta penggunaan berbagai

kesehatan giginya ke fasilitas kesehatan teknik secara integrative (Notoatmodjo,

keempat anak tersebut mengatakan tidak 2010).

pernah berobat atau mengontol kesehatan Peneliti menggunakan penelitian

gigi. Dalam hal menyikat gigi, keempat anak deskriptif dengan pendekatan studi kasus

tersebut mengatakan menggosok gigi saat untuk mengetahui gambaran konsumsi

mandi pagi dan sore hari saja. jajanan dan kebiasaan menyikat gigi pada

Dari hasil observasi yang dilakukan siswa kelas V yang mengalami karies gigi di

di lingkungan dan kantin SDN 007, terdapat SDN 007 Sungai Pinang Samarinda.

berbagai jenis jajanan yang dijual oleh Sampel atau subjek adalah Siswa

pedagang berupa coklat, wafer, nasi, kelas V SDN 007 Sungai Pinang Samarinda

pentol, bakso, ayam lalapan, minuman yang mengalami karies berjumlah 2

sachet, minuman bersoda, minuman dingin, partisipan. Metode Pengambilan sampel

susu, kacang-kacangan, keju, roti, gulali, adalah Purposive Sampling, dengan kriteria

lolipop, manisan, dan lain-lain. Pedagang sampel adalah siswa kelas V yang

disekitar sekolah mengatakan siswa-siswi di mengalami karies dan memiliki kebiasaan

sekitar SD selalu membeli jajanan pada mengkomsumsi jajanan serta bersedia

saat sebelum masuk jam pelajaran, jam menjadi subjek penelitian.

istirahat, maupun saat pulang sekolah. Instrumen penelitian ini

Berdasarkan uraian di atas, maka di menggunakan panduan wawancara

Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)


http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 63

dan observasi. Wawancara untuk menggali pentol dan gorengan. Tapi dari semua
mengenai konsumsi jajanan siswa yang jenis jajanan yang ada, partisipan lebih
(frekuensi dan Jenis Jajanan yang di menyukai es cokelat dan es krim, karena
kosumsi) dan kebiasaan menyikat gigi manis, segar, dan dingin
(frekuensi, lama dan tehnik menyikat gigi). Adapun Frekuensi kosumsi jajanan
Observasi untuk mengamati bagaimana cara setiap harinya bisa 3 sampai 4 kali dalam
anak menyikat gigi dan kondisi karies gigi satu hari yaitu pada saat pagi dan siang
pada anak. disekolah juga sore hari di tempat latihan
Analisa data yang digunakan adalah bulu tangkis atau di warung dekat rumah.
analisis kualitatif yang meliputi Partisipan mengatakan jajan 3 sampai 4
Familliarisation, Identifying a thematic kali karena bosan dengan masakan di
framework indexing, charting dan Mapping rumah. Dalam hal mengkonsumsi jajanan
and interpretation. kesukaan partisipan yaitu es cokelat dan
es krim partisipan mengatakan satu hari
HASIL PENELITIAN
bisa 3 kali jajan es cokelat atau es krim.
Dari hasil penelitian dari 2 Partisipan
Partisipan 1 juga mengatakan tahu bahwa
siswa kelas V SDN 017 Samarinda, di
jajanan tersebut dapat merusak gigi
peroleh gambaran karakteristik umum:
namun tetap mengkonsumsi jajanan
Partisipan I berusia 11 Tahun dan Partisipan
karena sudah terbiasa.
2 berusi 10 Tahun, ke dua Partisipan
Hasil wawancara dengan Partisipan
mempunyai kebiasaan jajan dan mengalami
2 di peroleh hasil bahwa Partisipan suka
karies sering sakit gigi serta belum pernah
mengkonsumsi jajanan karena sejak dari
memeriksakan gigi ke fasilitas kesehatan.
TK sudah terbiasa mengkonsumsi jajanan
Berdasarkan hasil wawancara dan
baik di sekolah maupun di rumah.
observasi untuk menggali hal-hal yang
Partisipan mengatakan karena sudah
berhubungan dengan konsumsi jajanan dan
terbiasa untuk jajan, dalam sekali jajan
kebiasaan menyikat gigi pada 2 Partisipan,
bisa membeli beberapa jenis jajanan
didapatkan data sebagai berikut :
yang ada disekolah seperti wafer keju,
1. Kosumsi Jajanan ( Jenis dan frekuensi )
wafer coklat, es krim, es lilin, manisan
Hasil wawancara Partisipan 1 di
roti, dan juga es cokelat. Tapi dari semua
peroleh hasil bahwa suka
jajanan tersebut, partisipan sangat sering
mengkonsumsi jajanan karena sudah
jajan wafer keju dan cokelat karena dari
terbiasa, jika disekolah diberi uang jajan
rasa jajanan tersebut manis dan renyah.
maka akan dibelikan jajanan dan karena
Partisipan juga sering mengalami sakit
melihat teman-teman yang lain juga.
gigi, namun tidak pernah berkunjung ke
Partisipan mengatakan menyukai jajanan
fasilitas kesehatan.
yang manis-manis seperti es cokelat, es
Partisipan 2 mengatakan tidak
krim, manisan, roti isi cokelat, es lilin,
pernah absen untuk beli jajan, pasti
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 64

dalam sehari selalu jajan baik di sekolah biasanya membutuhkan waktu kurang
maupun di rumah. Partisipan dalam satu lebih 1 menit.
hari mengkonsumji jajanan bisa sampai 3 Dari hasil observasi langsung
kali, pada pagi siang saat sekolah dan mengenai cara partisipan 1 menyikat gigi
sore hari saat dirumah. adalah Menggunakan teknik horizontal dan
Berdasarkan hasil wawancara vertikal dan pemeriksaan karies ditemukan
diatas, didapatkan bahwa ke dua 2 lokasi karies yaitu pada gigi taring
Partisipan t e r b i a s a mengkonsumsi (Canicus) merupakan kalies gigi kelas II
jajanan setiap hari dan jenis jajanan yang karena terjadi pada bagian medial
manis-manis seperti es cokelat, es krim, (permukaan gigi yang dekat dengan
es lilin, wafer keju, wafer coklat, dan lain garis vertical wajah) dan mencapai
lain yang termasuk dalam kategori oklusal (permukaan atas mahkota gigi) gigi
highly cariogenic , dengan frekuensi dan pada gigi taring bawah (Canicus)
mengkomsi jajanan lebih >2 kali sehari merupakan karies gigi kelas III, karena
baik di sekolah maupun di lingkungan terjadi pada bagian aproximal tetapi
rumah yaitu 3 sampai 4 kali dalam belum mencapai incisial gigi (permukaan
sehari.. atas mahkota gigi) tetapi mengenai cervical
(batas antara mahkota dan akar gigi).
2. Kebiasaan Menyikat gigi Hasil Wawancara dengan Partisipan 2
Dari Hasil wawancara mengenai bahwa frekuensi menyikat gigi dalam satu
kebiasaan cara menyikat gigi (tehnik , hari partisipan menyikat gigi sebanyak 3
frekuensi dan lama menyikat gigi ) kali yaitu sehabis sarapan pagi, sore saat
diperoleh gambaran sebagai berikut : mandi, dan malam hari sebelum tidur.
Partisipan 1 mengetahui cara Namun, kadang masih suka lupa saat
menyikat gigi dari iklan yang ada di malam hari karena sudah ngantuk dan
televisi bahwa menyikat gigi baiknya malas untuk menyikat gigi ke kamar mandi.
sebanyak 2 kali dalam satu hari, tapi Partisipan mengatakan tidak menyikat gigi
partisipan tidak mengetahui berapa lama sehabis makan, hanya saat pagi hari saja
waktu yang ideal untuk sekali menyikat setelah sarapan.
gigi serta tahu manfaat menyikat gigi Adapun tehnik menyikat gigi yang
adalah agar tidak bau mulut dan biasa dilakukan Partisipan 2 yaitu menyikat
mencegah sakit gigi namun tidak gigi dengan cara sikat gigi diarahkan ke
mengetahui manfaat lainnya. atas lalu ke bawah gigi. Dan lama dalam
Partisipan 1 mengatakan bahwa sekali menyikat gigi partisipan membutuhkan
tehnik menyikat gigi dengan cara waktu 1 sampai 2 menit.
menyikat ke arah depan dan belakang Dari hasil observasi langsung
juga ke arah atas dan bawah. Partisipan mengenai cara partisipan menyikat gigi
mengatakan sekali menyikat gigi adalah tehnik vertical dan pemeriksaan
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 65

karies di peroleh data Lokasi karies gigi mengkonsumsi jajan yang dilakukan
yaitu pada gigi geraham belakang (molar) secara terus menerus sehingga menjadi
pada dibagian kiri dan kanan, dengan suatu kebiasaan.
klasifikasi kelas IV, karena telah Berdasarkan dari jenis jajanan yang
mencapai bagian incisial gigi (permukaan di kosumsi partisipan bahwa Kedua
mahkota gigi). partisipan memiliki perbedaan jenis
Berdasarkan hasil wawancara kedua jajanan yang disukai, Partisipan 1 lebih
partisipan di atas diperoleh gambaran menyukai makanan yang dingin dan
bahwa ke dua Partisipan 1 menyikat gigi 2 manis sementara Partisipan 2 menyukai
kali sehari dan partisipan 2 frekuensi 3 kali jajanan yang manis dan renyah.
dalam sehari. Tehnik menyikat gigi dari arah Namun, bila diambil kesamaannya kedua
atas ke bawah dan membutuhkan waktu 1 partisipan menyukai jenis jajanan yang .
sampai 2 menit. banyak mengandung gula (manis) seperti
berbagai aneka es (es krim, es coklat, es
PEMBAHASAN lilin dan lain-lain), coklat, roti isi coklat,
a. Kosumsi Jajanan wafer, permen dan lain sebagainya.
Berdasarkan hasil pengumpulan Dimana kita ketahui bahwa jajanan yang
data melalui wawancara mengenai manis merupakan penyebab masalah gigi
kebiasaan mengkonsumsi jajanan, dan mulut. Wawointana (2016)
didapatkan bahwa kedua partisipan yang mengatakan bahwa anak-anak
mengalami karies gigi menyatakan menyukai jajanan karena umumnya
sering mengkonsumsi jajanan setiap mengandung gula yang punya rasa
harinya baik disekolah maupun di manis. Menurut studi penelitian di
rumah. Partisipan 1 suka mengkonsumsi Eastman Dental Center, New York
jajanan karena sudah terbiasa, jika (Petiwi, 2016) bahwa jenis jajanan
disekolah diberi uang jajan maka akan tersebut merupakan jajanan kariogenik
dibelikan jajanan dan karena melihat tinggi (Highly Cariogenic) yang
teman-teman yang lain juga. Partisipan 2 mengandung fermentasi karbohidrat
suka mengkonsumsi jajanan karena sejak sehingga menyebabkan penurunan pH
dari TK sudah terbiasa mengkonsumsi plak menjadi 5,5 atau kurang dan
jajanan baik di sekolah maupun di rumah. menstimulasi terjadinya proses karies
Partisipan mengatakan karena sudah (Ramayanti, 2013)
terbiasa untuk jajan, dalam sekali jajan Efek buruk dari seringnya
bisa membeli beberapa jenis jajanan. Hal mengkonsumsi makanan manis (Highly
tersebut menjadikan konsumsi jajanan Cariogenic) yaitu terhadap kesehatan
sebagai kebiasaan bagi kedua partisipan. gigi. Hal ini juga sejalan dengan
Menurut Semito (2014) Konsumsi pendapat Edwina (1992) yang
jajanan merupakan suatu kegiatan mengatakan bahwa etiologi dari karies
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 66

gigi salah satunya adalah makanan. sehari. Partisipan 1 dalam


Makanan yang bersifat kariogenik mengkonsumsi jajanan kesukaannya
dihubungkan dengan resiko karies gigi yaitu es cokelat dan bisa menghabiskan 3
yang tinggi. gelas/bungkus dalam sehari. Sedangkan
Hasil penelitian ini relevan dengan Partisipan 2 lebih menyukai wafer keju
penelitian yang dilakukan oleh atau cokelat dalam satu hari bisa
Wawointana (2016), yaitu terdapat menghabiskan 5 sampai 6 bungkus. Hal
hubungan antara konsumsi jajanan ini sejalan dengan penelitian yang
dengan karies gigi anak. Hal tersebut dilakukan Menurut Anggraini (2014),
sesuai dengan hasil observasi yang bahwa mengkonsumsi jajanan lebih dari 2
dilakukan peneliti didapatkan bahwa kali dalam sehari masuk dalam kategori
Partisipan 1 mengalami karies di dua gigi frekuensi lebih. Berdasarkan hal tersebut,
taring atas dan bawah klasifikasi kelas menurut Sondang (2008), apabila
II, sedangkan Partisipan 2 mengalami frekuensi jajanan tinggi maka enamel gigi
karies gigi di geraham belakang bawah tidak mempunyai kesempatan untuk
(molar) di bagian kiri dan kanan klasifikasi melakukan remineralisasi dengan
kelas IV. Hal ini sesuai dengan pendapat sempurna sehingga terjadi karies gigi.
Novita (2014) klasifikasi karies gigi Hasil penelitian ini relevan dengan
kelas II j i k a terjadi pada bagian pendapat Anggraeni (2014) dimana
medial (permukaan gigi yang dekat frekuensi mengkonsumsi jajanan
dengan garis vertikal wajah) dan merupakan kontributor signifikan
mencapai oklusal (permukaan atas terhadap karies gigi dimana asam yang
mahkota gigi), sedangkan klasifikasi IV terbentuk akan merusak kondisi gigi. Hal
jika telah mencapai bagian incisial gigi ini juga sejalan dengan penelitian yang
(permukaan mahkota gigi). dilakukan Anugrah (2012) yaitu ada
Berdasarkan hasil wawancara hubungan antara frekuens konsumsi
mengenai frekuensi mengkonsumsi jajanan dangan kejadian karies gigi anak.
jajanan didapatkan bahwa kedua Berdasarkan hasil wawancara dalam
partisipan tersebut memiliki kebiasaan hal memeriksakan kesehatan gigi ke
jajan lebih dari 2 kali dalam sehari yaitu fasilitas kesehatan, kedua partisipan
lebih dari 3 – 4 kali sehari. Dapat sama sekali tidak pernah memeriksakan
dikatakan bahwa partisipan gigi ke fasilitas kesehatan dengan alasan
mengkonsumsi jajanan dengan frekuensi sakit dan takut. Hal ini sangat menjadi
lebih. Hasil penelitian ini relevan dengan penghambat dalam menangani masalah
pendapat Anggraini (2014) bahwa karies gigi anak, dikarenakan anak tidak
frekuensi kosumsi jajanan yang baik bila pernah memeriksakan kesehatan giginya.
≤ 2 kali dalam sehari dan kosumsi jajanan Sementara, menurut Duggal (2014),
lebih bila frekuensi > 2 kali dalam dibutuhkan pemeriksaan diagnostik untuk
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 67

mengetahui tingginya jumlah bakteri yang Partisipan 1 mengatakan menyikat gigi


dapat dihubungkan dengan resiko dalam waktu 1 menit dan Partisipan 2
karies yang tinggi untuk itulah selama 1 sampai 2 menit. Kedua
dibutuhkan pemeriksaan kesehatan gigi di partisipan dalam menyikat gigi, lama
fasilitas kesehatan. waktu yang dibutuhkan sangat kurang.
b. Kebiasaan Menyikat Gigi Idealnya menyikat gigi dibutuhkan waktu
Dari hasil wawancara mendalam selama 2 sampai 3 menit yang
mengenai kebiasaan menyikat yang merupakan waktu optimal untuk
meliputi frekuensi, teknik, dan lamanya membersihkan gigi dan jika terlalu lama
menyikat gigi didapatkan bahwa kedua bahan kimia yang ada dalam pasta gigi
partisipan tahu frekuensi menyikat gigi ditakutkan tertelan saat anak menyikat
yang baik yaitu 2 kali. Partisipan 1 gigi (Pinantih, 2014).
menyikat gigi 2 kali sehari dan Partisipan Dari hasil wawancara dengan kedua
2 menyikat gigi 3 kali dalam satu hari. responden mengenai teknik yang
Frekuensi menyikat gigi kedua partisipan digunakan anak saat menyikat gigi,
dapat dikatakan baik karena sesuai didapatkan bahwa Partisipan 1 menyikat
dengan pendapat para ahli bahwa gigi dari atas ke bawah juga ke depan
menyikat gigi 2 kali dalam sehari sudah dan belakang. Sementara, Partisipan 2
cukup (Hidayat, 2016). mengatakan bahwa menyikat gigi hanya
Namun, mengenai waktu dalam dari sisi atas ke bawah. Hasil
menyikat gigi kedua partisipan sering wawancara tersebut sesuai dengan hasil
melupakan menyikat gigi pada malam observasi saat anak menyikat gigi,
hari. Kedua partisipan sering melupakan didapatkan bahwa partisipan 1
sikat gigi pada malam hari padahal kita menggunakan teknik vertical dan
ketahui bahwa menyikat gigi malam hari partisipan 2 menggunakan teknik vertical
sangat membantu membersihkan sisa- dan horizontal. Kedua partisipan menyikat
sisa makanan. Hal ini sesuai dengan gigi dengan teknik yang telah disarankan.
pendapat Hidayat (2010) saat menyikat Menurut Pinatih (2014), teknik yang
gigi malam hari akan membantu digunakan Partisipan 1 adalah vertical
membersihkan sisa- sisa makanan yang dan horizontal dan yang digunakan
tersisa di pagi hari. Selain itu menurut Partisipan 2 adalah teknik vertical. Hal
Fatarina (2010) bahwa waktu terpenting ini sejalan dengan penelitian yang
dari menyikat gigi adalah pada malam dilakukan oleh Sari (2014) yaitu terdapat
hari karena aliran ludah tidak seaktif hubungan yang signifikan antara cara
pada siang hari dimana bakteri menggosok gigi dengan karies gigi.
berkembang biak dari sisa makanan. SIMPULAN
Dari hasil wawancara mengenai Adapun kesimpulan yang didapatkan dari
lamanya waktu menyikat gigi bahwa penelitian Gambaran konsumsi jajanan pada
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 68

Siswa kelas V yang mengalami karies gigi di berusia 11 tahun mengalami karies gigi
SDN 007 Sungai Pinang Samarinda adalah: di canicus atas kelas II dan canicus
1. Kosumsi Jajanan bawah kelas III dan Partisipan 2 yang
Partisipan/Anak menyukai jajanan dengan berusia 10 tahun dengan karies gigi di
alasan telah menjadi kebiasaan. Jenis molar bagian kiri dan kanan kelas IV.
jajanan yang dikonsumsi adalah makanan DAFTAR PUSTAKA
jenis manis-manis (higly cariogenic) Afiyanti, Yati. (2014). Metode Penelitian
Kualitatif dalam Riset Keperawatan
yang sangat besiko menimbulkan karies Edisi 1. Jakarta: Rajawali Pers.
Andlaw, R,J. (2012). Perawatan Gigi Anak
gigi. Adapun jajanan yang setiap hari Edisi 2. Jakarta: Widya Medika.
dikosumsi oleh kedua Partisipan seperti Anggraeni, Angky. (2014). Hubungan Pola
: es krim, es coklat, coklat, wafer Konsumsi Makanan Jajanan
Dengan Status Gizi Dan Kadar
keju/coklat, roti isi coklat, permen dan Kolestrol Pada Anak SDN IKIP I
lain-lain. Partisipan 1 bisa mengkomsumsi Makasar Tahun 2014
http://repositori.uin-
es coklat 3 bungkus/gelas sehari dan alauddin.ac.id/2078/1/Angky%20Ang
Partisipan 2 mengkosumsi wafer keju graeni.pdf Diakses pada tanggal
10 November 2017.
atau cokelat dalam satu hari bisa Artaria, M.D. (2009) Antropologi Dental.
menghabiskan 5 sampai 6 bungkus. Jenis Yogyakarta: Graha Ilmu. Dalam Ariya
Setia 2012
makanan ini sangat besiko menimbulkan http://eprints.ums.ac.id/21912/11/02.
NASKAH_PUBLIKASI.pdf Di akses
karies gigi. Frekuensi Kosumsi jajanan pada tanggal 17 Oktober 2017.
> 2 kali dalam sehari yaitu 3- 4 Djamil, Melanie Sadono, Mbiomed.
(2011). A-Z Kesehatan Gigi. Solo:
kali. Anak mengetahui dampak dari
Metagraf.
konsumsi jajanan tapi tetap Duggal, Montly, Angus Cameron, Jack
Toumba. (2014). At a Glance;
mengkonsumsi jajanan.
Kedokteran Gigi Anak. Jakarta:
2. Kebiasaan Menyikat Gigi ERLANGGA.
Fatarina, Nur Faizah. (2010). Hubungan
Kebiasaan menyikat gigi Kedua
Antara Frekuensi Menggosok Gigi,
Partisipan sudah sesuai yaitu frekuensi Cara Menggosok Gigi, Bentuk Sikat
Gigi Dengan Status Kebersihan Gigi
menyikat gigi sebanyak 2-3 kali dalam
dan Mulut Pada Siswa Kelas VI .
sehari pada pagi hari dan sebelum tidur, Semarang http://digilib.unimus.ac.id
Diakses pada tanggal 24 November
lama waktu yang dibutuhkan dalam
2017.
menyikat gigi belum maksimal karena Hidayat, R. (2016). Kesehatan Gigi dan
Mulut. Yogyakarta: Andi.
partisipan menyikat gigi < 3 menit yaitu
Iwan P. Wawointana, Adrian Umboh ,
1 sampai 2 menit. Sedangkan teknik dan Paulina N. Gunawan . Jurnal e-
GiGi (eG),Volume 4, Nomor 1,
menyikat gigi yang digunakan adalah
Januari-Juni 2016 .Hubungan
Partisipan 1 dengan teknik vertical dan konsumsi jajanan dan status karies
gigi siswa di SMP NEGERI 1
Partisipan 2 tehnik vertical dan horizontal.
Tareran. 2016
3. Kejadian Karies Gigi. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php
/egigi/article/view/10761/10349
Kedua partisipan mengalami karies
Diakses pada tanggal 17 Oktober
gigi dengan klasifikasi, Partisipan 1 yang 2017.
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)
http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JKPBK 69

Kartikasari, Hana Yuan. (2013). Kesehatan Gigi Concept,


Hubungan Konsumsi Makanan Procces, and Practice. St. Louis:
Kariogenik Dengan Kejadian Karies Mosby Year Book.
Gigi dan Status Gizi Pada Anak Puspita, Ria Cahya. (2015). Analisis
Kelas III dan IV SDN Kadipaten I Faktor-Faktor Perilaku Seksual
dan II Kabupaten Bojonegoro. Anak Usia Sekolah
http://eprints.undip.ac.id/45161/1/628 http://repository.ump.ac.id/22/3/BAB
_HANA_YUAN_KARTIKASARI.pdf %20II.pdf, Diakses pada tanggal
Diakses pada tanggal 24 November 24 November 2017.
2017. Ramadhan, A.G. (2010). Serba-Serbi
KIDO, Edwina A.M. (1992). Dasar-Dasar Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta
Karies Penyakit dan Selatan: Penerbit Bukene.
Penanggulanganya.Jakarta: EGC. Ramayanti, Sri. (2013). Peran Makanan
Megananda. H, P. (2010). Ilmu Terhadap Kejadian Karies Gigi.
Pencegahan Penyakit Jaringan Maret 2013 September 2013,Vol.7,
Keras Dan Jaringan Pendukung No.2.http://jurnal.fkm.unand.ac.id/ind
Gigi. Jakarta : EGC, 2010. dalam ex.php/jkma/article/view/114 Diakses
Ariya Setia (2012) pada tanggal 17 Oktober 2017.
http://eprints.ums.ac.id/21912/11/ Sari, Siti Almiah. (2014). Hubungan
02.NASKAH_PUBLIKASI.pdf Diakses Kebiasaan Menggosok Gigi dengan
pada tanggal 17 Oktober 2017. Timbulnya Karies Gigi pada Anak
Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi Usia Sekolah 4-6 DI SDN Ciputat
Tanggerang Selatan Provinsi
Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi,
Cetakan Keempat, Jakarta: PT Banten
2013
Rineka Cipta.
Novita Meisida, Oni Soesanto, Heru http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bit
Kartika Chandra. (2014). .Kumpulan stream/123456789/25644/1/SITI%20
Jurnal Ilmu Komputer (KLIK) Volume ALI MAH%20SARI%20-%20fkik.pdf
1, No 1, K-Means untuk Klasifikasi Diakses pada tanggal 8 November
Penyakit Karies Gigi. Banjarbaru 2017.
http://klik.unlam.ac.id/index.php/klik/a Sastroasmoro, S. (2014). Dasar-
rticle/view/2 Diakses pada tanggal 17 Dasar Metodologi Penelitian
Oktober 2017. Klinis. Edisi 5. Jakarta: CV.
Sagung Seto.
Nursalam. (2008). Konsep dan
Penerapan Metodologi Penelitian Sinaga A. (2013). Faktor-faktor yang
Keperawatan. Jakarta: Info Medika. Berhubungan dengan perilaku Ibu
Pertiwi, Anjani Mega. (2016). Faktor- dalam Mencegah Karies Gigi Anak
Faktor Yang Mepengaruhi Usia 1–5 Tahun di Puskesmas
Konsumsi dan Frekuensi Makanan Babakan Sari Bandung. Jurnal
Jajanan SiswaKelas X Tata Boga Darma Agung. XXI: 1–10. dalam
SMK N 1 Seqon. Yogyakarta:UNY Nur Widayati 2014
http://eprints.uny.ac.id/44322/1/Anjan https://media.neliti.com/media/public
i%20Mega%20Pertiwi%2014511247 ations/75977-ID-none.pdf Diakses
009. pdf Diakses pada tanggal 10 pada tanggal 17 Oktober 2017.
November 2017. Wasis. (2008). Pedoman Riset untuk
Profesi Perawat. Jakarta: EGC.
Pinatih, Putu Ismayanti. (2014). Karies
pada Anak yang Menyikat Gigi di WHO. (2003). The World Oral Health
Sekolah. Denpasar; Fakultas Report.
Kedokteran Gigi Universitas http://www.who.int/oralhealth/media/
Mahasaraswati http://unmas- en/orh-report03-en.pdf dalam Nur
library.ac.id/wp- Widayati 2014 Diakses pada
content/uploads/2014/06/SKRIPSI5. tanggal 17 Oktober 2017
pdf Diakses pada tanggal 12
November 2017.
Potter, P.A & Perry, A. G. (2007).
Fundamental Pemeliharaan
Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, JKPBK. 2019; 2(2)

Anda mungkin juga menyukai