PENDAHULUAN
memungkinkan setiap orang dapat untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diwujudkan melalui pembangunan
pembangunan kesehatan yang menyeluruh oleh pemerintah (UU NO 36, 2009). Kesehatan
Gigi dan Mulut adalah keadaan sehat dari jaringan keras dan jaringan lunak gigi serta unsur-
unsur yang berhubungan dalam rongga mulut, yang memungkinkan individu makan,
berbicara dan berinteraksi sosial tanpa disfungsi, gangguan estetik, dan ketidaknyamanan
karena adanya penyakit, penyimpangan oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup
Meskipun saat ini jumlah anak yang menderita masalah karies tidak sedikit, namun jumlah
karies terus bertambah setiap tahunnya (Bramantoro, 2020). Hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 pada kelompok umur 5-9 tahun memiliki masalah kesehatan gigi dan
mulut sebesar 28,9% (Kemenkes RI, 2013). Sedangkan pada tahun 2018 terjadinya
peningkatan masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 54,0% (Kemenkes RI, 2018). Hasil
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 pada kelompok umur 5-9 tahun yang
mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi sebesar 35,1% (Kemenkes RI, 2013).
Sedangkan pada tahun 2018 terjadi penurunan yang mendapatkan perawatan dari tenaga
Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukan pada tahun 2013 masalah Kesehatan Gigi
dan Mulut pada laki-laki sebesar 24,8%, sedangkan pada perempuan masalah Kesehatan Gigi
dan Mulut sebesar 27,1% (Kemenkes RI, 2013). Tahun 2018 terjadi peningkatan masalah
Kesehatan Gigi dan Mulut pada laki-laki sebesar 44,8%, sedangkan pada perempuan masalah
Kesehatan Gigi dan Mulut menjadi 45,7% (Kemenkes RI, 2018) Hasil Riset Kesehatan Dasar
Sumatera Barat tahun 2018 masalah Kesehatan Gigi dan Mulut pada Kabupaten Padang
Pariaman sebesar 41,92%. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut pada kelompok umur 5-9
tahun memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut sebesar 50,19%, sementara masalah
Kesehatan Gigi dan Mulut pada laki-laki sebesar 42,66%, dan pada perempuan masalah
Masalah karies gigi pada anak usia dini menjadikan penting karena karies marupakan
salah satu indikator keberhasilan tindakan menjaga kesehatan gigi pada anak. Fungsi gigi
sangat penting pada masa kanak-kanak yaitu sebagai alat pengunyah yang menunjang
estetika wajah anak, dan terutama gigi sulung berguna sebagai penuntun tumbuhnya gigi
permanen (Worang, dkk 2014). Masalah pada anak usia prasekolah terutama anak usia 4
tahun adalah sering mengkomsumsi makanan dan minuman manis, namun hal ini tidak
diiringi dangan perilaku membersihkan gigi yang menyebabkan karies gigi pada anak
(Nurhidayat oki, 2012 cit Ircham Machfoedz). Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukan pada
tahun 2018 pada kelompok umur 3-4 tahun yang memiliki kebiasaan makanan manis
Sedangkan pada anak umur 5-9 tahun memiliki kebiasaan komsumsi makanan manis
Sementara masalah perilaku menyikat gigi setiap hari sebanyak 93,2% dan untuk waktu
Terdapat perbedaan tingkat karies gigi anak laki-laki dan perempuan yang berkaitan dengan
faktor hormonal, dimana perempuan mengalami peningkatan hormon estrogen, ketika hormon
estrogen meningkat maka angka karies juga dapat berpengaruh. Efek hormonal, asupan makanan,
dan erupsi gigi lebih awal pada perempuan meningkatkan prevelensi karies gigi pada perempuan
lebih tinggi dari pada laki-laki (Nanci, 2018). Hormon yang mempengaruhi anak prasekolah hormon
endorphin. Peningkatan hormon endorphin dapat mempengaruhi suasana hati dan mengurangi
kecemasan pada anak. Hormon endorphin adalah hormon yang diproduksi oleh hipotalamus di otak,
hormon ini menyebabkan otot dapat untuk rileks, sistem imun meningkat dan kekebalan melawan
infeksi dan kadar oksigen dalam darah naik sehingga dapat membuat anak cendrung mengantuk dan
Hasil Riset Kesehatan Dasar menunjukan pada tahun 2018 masalah kebiasaan
mengkomsumsi makanan manis pada anak laki-laki sebanyak 40,5% sedangkan pada anak
perempuan sebanyak 39,8% dan kebiasaan mengkomsumsi minuman manis pada anak laki-
laki sebanyak 67,32% sedangkan pada anak perempuan sebanyak 55,18%. Sementara
masalah perilaku menyikat gigi setiap hari pada anak laki-laki sebanyak 94,0% dan untuk
waktu menyikat gigi yang benar sebanyak 2,5% sedangkan masalah perilaku menyikat gigi
setiap hari pada anak perempuan sebanyak 95,4% dan untuk waktu menyikat gigi yang
Menurut World Healthn Organization (WHO), angka kejadian karies gigi pada anak
adalah 60%-90%. Di Indonesia prevalensi karies gigi pada kelompok umur 3 tahun sebesar
60%, pada umur 4 tahun sebesar 85% dan pada umur 5 tahun sebesar 86,4%. Hal ini
menunjukan bahwa prevalensi karies pada anak prasekolah masih tinggi. Berdasarkan
penelitian 2013 tujuh dari sepuluh anak menderita karies pada 3-4 gigi (Maharani &
Rahardjo, 2013). Hasil penelitian terdahulu pada 51 orang anak yang menjadi sampel,
menunjukan tinggi nya prevalensi karies yaitu sebesar 84,3% dengan rerata def-t 5,35, berarti
setiap anak prasekolah memiliki 5-6 gigi yang terkena karies gigi (Mayasari, 2021).
Taman Kanak-Kanak (TK) Karya dan Taman Kanak-Kanak (TK) Mercy merupakan
salah satu sekolah Taman Kanak- Kanak yang terletak di Asam Jawa Jorong Kabun Kopi
Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. TK Karya dan TK Mercy tidak
mempunyai UKS, tidak mempunyai poster tentang kesehatan gigi, patung gigi, dan tempat
berkumur kumur untuk menyikat gigi. Pelayanan kesehatan terdekat dari TK Karya dan TK
Mercy adalah puskesmas yang jaraknya yaitu 2,0 km dan jarak dari klinik dokter gigi yaitu
2,5 km. TK Karya dan TK Mercy lingkungan sekitar terdapat banyak orang-orang yang
menjual jajanan yang manis serta menarik untuk anak-anak, seperti permen, biskuit, coklat,
dan es krim. Anak-anak di TK Karya dan TK Mercy setiap hari membawa bekal dari rumah
masing-masing, bekal yang dibawa oleh anak-anak tersebut berupa makanan seperti nasi
goreng, nasi uduk, nasi putih berserta lauk dan roti, selain membawa bekal nasi dan roti anak-
anak juga membawa minuman seperti air putih dan susu, meskipun begitu membawa bekal
dari rumah, anak-anak di TK Karya dan TK Mercy tetap mengkomsumsi jajanan yang ada
disekitar sekolah. TK Karya dan TK Mercy belum pernah mendapatkan penyuluhan maupun
pemeriksaan gigi dari puskesmas dan tenaga kesehatan gigi, dan menyikat gigi massal untuk
itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang gambaran status karies gigi pada anak
responden, 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Pada anak laki laki ditemukan 6
orang memiliki karies gigi, 4 orang tidak memiliki karies gigi dan pada anak perempuan
ditemukan 8 orang memiliki karies gigi, 2 orang yang tidak memiliki karies gigi. Selanjutnya
peneliti menanyakan tentang kebiasaan menyikat gigi diperoleh keterangan 3 orang anak
menyikat gigi pada waktu mandi pagi dan malam sebelum tidur yang dibantu orang tua nya,
7 orang menyikat gigi hanya di pagi hari saja, dan beberapa anak ada yang tidak menggosok
gigi secara rutin. Peneliti juga menanyakan tentang kebiasaan mengomsumsi makanan yang
manis dan melekat dan juga makanan yang berserat, dari hasil tanya jawab tersebut anak TK
Karya dan TK Mercy banyak mengkomsumsi makanan manis dan melekat, kurang
mengkomsumsi makanan yang berserat. Hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak
anak yang mengalami karies sehubungan dengan hasil tanya jawab dengan anak TK
tersebut yakni waktu menyikat gigi yang salah, banyak mengkonsumsi makanan dan
melekat, kurang mengkonsumsi makanan yang berserat, maka dari itu peneliti ingin
meneliti bagaimana perbedaan angka karies gigi berdasarkan jenis kelamin pada Taman
Kanak-Kanak di Jorong Asam Jawa Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman.