Anda di halaman 1dari 82

PENGARUH MENGUNYAH BUAH NAGA MERAH

TERHADAP PENURUNAN PLAK SKOR


PADA SISWA SMPN 2 MARTAPURA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Predikat Ahli Madya Keperawatan Gigi

Oleh :

NORHIDAYAH
NIM : P07125113276

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEPERAWATAN GIGI
BANJARBARU
2016
PENGARUH MENGUNYAH BUAH NAGA MERAH
TERHADAP PENURUNAN PLAK SKOR
PADA SISWA SMPN 2 MARTAPURA

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Predikat Ahli Madya Keperawatan Gigi

Oleh :

NORHIDAYAH
NIM : P07125113276

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEPERAWATAN GIGI
BANJARBARU
2016
@ 2016
Hak Cipta ada pada penulis
RIWAYAT HIDUP

Nama : NORHIDAYAH

NIM : P07125113276

Tempat/Tanggal Lahir : Negara, 03 Januari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Orang Tua : 1. Ayah : Syahran

2. Ibu : Hj. Aminah

Alamat : Desa Paramaian RT 02 Rw 01, Kec. Daha Utara,

Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan

Selatan 71253

Riwayat Pendidikan :

1. MIN Pandak Daun Negara, Kalimantan Selatan, lulus tahun 2007

2. MTsN Tambak Bitin Negara, Kalimantan Selatan, lulus tahun 2010

3. SMAN 1 Daha Utara Negara, Kalimantan Selatan, lulus tahun 2013

4. Mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Program Studi

Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi, sejak tahun 2013 sampai tahun 2016
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah serta karunia yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul PENGARUH

MENGUNYAH BUAH NAGA MERAH TERHADAP PENURUNAN PLAK

SKOR PADA SISWA SMPN 2 MARTAPURA Karya Tulis Ilmiah ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh predikat Ahli Madya

Keperawatan Gigi pada Politeknik Kesehatan Jurusan Keperawatan Gigi

Banjarmasin.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan banyak

bimbingan, bantuan, dorongan, dan perhatian yang tidak ternilai dari berbagai

pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ida Rahmawati, SKM.,MPH selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin, sekaligus Dosen pembimbing I

yang telah memberikan petunjuk, bimbingan, arahan dan serta motivasi dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu drg. Hj. Sri Hidayati, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III

Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin.

3. Ibu Siti Salamah, S.Si.T., M.Kes selaku dosen pembimbing II yang banyak

memberikan bimbingan dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. drg. Hj. Naning Kisworo Utami, M.Kes selaku dosen penguji Karya Tulis

Ilmiah yang telah memberikan masukan, saran demi keberhasilan penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.


5. Kakak Agustini, SE dan Ibu Khalimatur Rohayati, Amd yang telah membantu

menyediakan buku-buku di Perpustakaan dalam proses penyelesaian serta

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Seluruh Dosen, Bapak dan Ibu pengajar dan staf Tata Usaha Jurusan

Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin

7. Kepala Sekolah SMPN 2 Martapura beserta staf yang telah memberikan izin

sebagai tempat penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Responden yang telah bersedia membantu, dan menjadi sampel pada proses

penelitian Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan, kekuatan,

dukungan, semangat, motivasi, serta senantiasa memberikan doa kepada

penulis untuk bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Teman-teman Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes

Banjarmasin 2013

11. Dan kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama penelitian

sampai selesai penulisan dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya Karya Tulis Ilmiah ini banyak kekurangan

bahkan jauh dari kata sempurna karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, semoga

Karya Tulis Ilmiah ini berguna dan bermanfaat untuk kita semua terutama di

bidang kesehatan gigi.

Banjarbaru, Juni 2016

Penulis
KEMENKES REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
KEPERAWATAN GIGI
TAHUN 2016

ABSTRAK

Karya Tulis Ilmiah

NORHIDAYAH
PENGARUH MENGUNYAH BUAH NAGA MERAH TERHADAP
PENURUNAN PLAK SKOR PADA SISWA SMPN 2 MARTAPURA
Pembimbing (I) : Ida Rahmawati, SKM, M.P.H, Pembimbing (II) : Siti
Salamah, S.Si. T., M.Kes
xiii + 39 halaman; 5 tabel; 8 gambar; 7 lampiran

Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi
dan dapat dipakai sebagai indikator kebersihan mulut. Salah satu cara untuk
menilai kebersihan mulut dengan memberi skor adanya plak atau debris dan
karang gigi yang menempel dipermukaan gigi. Kontrol plak secara alamiah adalah
dengan cara mengunyah makanan berserat dan berair seperti buah-buahan. Buah
naga merah merupakan salah satu buah yang memiliki kandungan air sebanyak
90,20 % dari berat buah dan mengandung serat sebesar 0,71 g.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh mengunyah buah naga
merah terhadap penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura. Jenis
penelitian ini adalah eksperimental semu, dengan rancangan One Group Pretest-
Postest. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII C dan VIII D yang berjumlah
40 orang teknik pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling.
Data yang diperoleh dilakukan analisis bentuk tabulasi dan analisis data dengan
menggunakan uji statistik Paired T-Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata sebelum mengunyah buah
naga merah sebesar 3,947 dan rata-rata sesudah mengunyah buah naga merah
sebesar 2,437. Hasil analisis statistik dengan uji paired t-test didapatkan mean
sebesar 1,5100, dengan value = 0,000, sehingga lebih kecil dari alpa = 0,05 atau
(p = 0,000 < 0,05) , dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima.Ada pengaruh
mengunyah buah naga merah terhadap penurunan plak skor pada siswa SMPN 2
Martapura.
Disarankan untuk lebih mengkonsumsi makanan yang mengandung
banyak air dan yang berserat tinggi seperti buah dan sayur, salah satunya buah
naga merah karena buah ini banyak mengandung air dan berserat tinggi.

Kata Kunci : Mengunyah, Buah Naga Merah, Plak Skor


Kepustakaan : 35 (2005-2015)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
HALAMAN HAK CIPTA ................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
1. Tujuan Umum .............................................................................. 4
2. Tujuan Khusus ............................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
1. Secara Teoritis .............................................................................. 4
2. Manfaat Praktis ............................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori ................................................................................................... 6
1. Buah Naga .................................................................................... 6
a. Sejarah Penyebaran Buah Naga ............................................. 6
b. Klasifikasi Buah Naga............................................................ 7
c. Kandungan Gizi Buah Naga .................................................. 12
d. Manfaat Buah Naga................................................................ 12
2. Plak Gigi ...................................................................................... 14
a. Pengertian Plak....................................................................... 14
b. Mekanisme Pembentukan Plak .............................................. 15
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Plak ......... 16
d. Struktur dan Komposisi Plak Gigi ......................................... 18
e. Kontrol Plak ........................................................................... 19
f. Pengukuran Plak .................................................................... 22
B. Kerangka Konsep ............................................................................... 26
C. Hipotesis Penelitian............................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penilitian ................................................................................... 27
B. Rancangan Penelitian ......................................................................... 27
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................... 28
1. Populasi ........................................................................................ 28
2. Sampel Penelitian ......................................................................... 28
D. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28
1. Tempat Penelitian......................................................................... 28
2. Waktu Penelitian .......................................................................... 28
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 28
1. Variabel Penelitian ......................................................................... 28
2. Definisi operasional ....................................................................... 29
F. Pengumpulan Data ............................................................................. 29
1. Data Primer .................................................................................. 29
2. Data Sekunder .............................................................................. 30
G. Bahan dan Alat Penelitian .................................................................. 30
1. Bahan Penelitian........................................................................... 30
2. Alat Penelitian .............................................................................. 30
H. Analisis dan Pengolahan data ............................................................ 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Umum Penelitian ...................................................................... 32
B. Data Khusus Penelitian ..................................................................... 32
1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin.............................................. 32
2. Uji Statistik................................................................................... 33
BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 35
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 38
B. Saran .................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Buah Naga ............................................................ 2
Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................ 29
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi ............................................................................. 33
Tabel 4.2 Data Statistik Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Naga Merah
Pada Siswa SMPN 2 Martapura .......................................................... 33
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Uji Paired T-Test ............................................ 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Jenis-Jenis Buah Naga ...................................................................... 7
Gambar 2.2 Hylocereus Undatus ......................................................................... 8
Gambar 2.3 Hylocereus Polyrhizus ..................................................................... 9
Gambar 2.4 Hylocereus Costraricenisis .............................................................. 10
Gambar 2.5 Selenicereus Megalanthus ................................................................ 11
Gambar 2.6 Lima Subdivisi Permukaan Gigi Dalam Indeks PHP ...................... 23
Gambar 2.7 Kerangka Konsep ............................................................................. 26
Gambar 3.1 Bentuk Rancangan Penelitian........................................................... 27
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Pemeriksaan Plak Skor


Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Izin Penelitian
Lampiran 4.Data Hasil Pemeriksaan Siswa Kelas VIII C dan D SMPN 2 Martapura
Lampiran 5. Hasil Penelitian
Lampiran 6 Dokumentasi
Lampiran 7. Kartu Konsultasi
BAB I
PENDAHULUAN

Norhidayah
P07125113276
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian serius oleh tenaga kesehatan, baik dokter gigi

maupun perawat gigi, hal ini terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut masih di

derita oleh 90% penduduk Indonesia. Penyakit gigi dan mulut yang banyak

diderita masyarakat di Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan

karies gigi (Anitasari dan Liliwati, 2005).

Hasil dari data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa di Indonesia proporsi penduduk semua umur

yang bermasalah gigi dan mulut serta mendapat perawatan dan Effective

Medical Demand (EMD) tahun 2013 adalah sebanyak 8,1%. Berdasarkan hasil

wawancara sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan

mulut dalam 12 bulan terakhir (potential demand). Diantara mereka, terdapat

31,1% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis gigi

(perawat gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), sementara 68,9% lainnya

tidak dilakukan perawatan. Sedangkan penduduk di Kalimantan Selatan

sebanyak 36,1% mempunyai permasalahan gigi dan mulut, dan hanya

sebanyak 22,2% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga medis

gigi (Riskesdas, 2013).

Mulut merupakan tempat yang ideal bagi perkembangan bakteri karena

temperatur, kelembaban dan makanan yang cukup tersedia (Ratih, 2010).


Karies gigi dan penyakit periodontal adalah contoh penyakit terbanyak yang

pada dasarnya disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme patogen di dalam

rongga mulut (Hebbal, dkk., 2012). Sekumpulan mikroorganisme tersebut

membentuk komunitas yang kompleks dan berkembang dalam suatu matriks

intraseluler yang dikenal dengan plak gigi. Plak berupa lapisan tipis, tidak

berwarna dan lunak yang terdiri lebih dari 700 jenis bakteri dan melekat erat

pada permukaan gigi (Seneviratne, dkk., 2011).

Plak di permukaan gigi dapat dipakai sebagai salah satu indikator

kebersihan mulut. Pembersihan yang kurang baik dapat menyebabkan plak

semakin melekat dan menjadi karang gigi setelah mengalami klasifikasi

(Hamsar, 2006). Dalam jumlah sedikit plak tidak dapat terlihat kecuali apabila

telah diwarnai dengan disclosing solution atau telah mengalami diskolorasi

oleh pigmen-pigmen yang berada dalam rongga mulut. Apabila plak telah

menumpuk akan terlihat berwarna abu-abu, kekuningan dan kuning. Plak

biasanya terbentuk pada sepertiga permukaan gingival dan pada permukaan

gigi yang cacat dan kasar (Putri MH, Herijulianti E, Nurjannah, 2011).

Upaya pencegahan timbulnya plak disebut dengan kontrol plak.

Terdapat beberapa cara yang digunakan dalam kontrol plak yaitu mekanik,

kimiawi dan alamiah (Putti, 2015). Sampai saat ini, kontrol plak masih

mengandalkan pembersihan secara mekanik. Kontrol plak secara mekanik

adalah dengan cara menyikat gigi secara baik dan benar. Kontrol plak secara

kimiawi adalah dengan cara berkumur dengan cairan anti bakteri. Berkumur

menggunakan cairan antibakteri dapat membunuh bakteri yang menempel


pada permukaan gigi. Kontrol plak secara alamiah adalah dengan cara

mengunyah makanan berserat. Kebiasaan makan makanan berserat bersifat

sebagai pengendali plak secara alamiah (Ismu, 2010).

Makanan padat dan berserat secara fisiologis akan meningkatkan

intensitas pengunyahan dalam mulut. Proses pengunyahan makanan ini akan

merangsang dan meningkatkan produksi saliva. Saliva akan membantu

membilas gigi dari partikel-partikel makanan yang melekat pada gigi dan juga

melarutkan komponen gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-

sela pit dan fisur permukaan gigi. Beberapa buah segar, setengah matang,

berair, dan berserat dapat membantu menurunkan indeks plak (Ajeng, 2012).

Buah naga merupakan salah satu buah yang berair dan memiliki

kandungan serat yang banyak, zat besi, vitamin C, B1, B3, B12, fosfor,

kalsium, antioksidan serta rendah kalori. Karena kandungan fosfor dan

kalsium yang terkandung cukup besar buah naga sangat bermanfaat untuk

kesehatan gigi (http://manfaatnyasehat.blogspot.co.id/2013/10/kandungan-

manfaat-dan-khasiat-buah-naga.html).

Karena kandungan air dalam buah naga sangat tinggi, sekitar 90,20%

dari berat buah sehingga bermanfaat untuk menambah produksi air liur yang

berfungsi membantu membersihkan sisa-sisa makanan secara alami. Jadi dapat

membantu kontrol plak secara alamiah (Ervina, 2010). Berdasarkan uraian

dari latar belakang, maka penulis mencoba meneliti sejauh mana pengaruh

mengunyah buah naga terhadap penurunan plak skor pada siswa di SMPN 2

Martapura.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

masalah: Apakah ada pengaruh mengunyah buah naga merah terhadap

penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruhan mengunyah buah naga merah terhadap

penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui rata-rata plak skor sebelum mengunyah buah naga merah

pada siswa SMPN 2 Martapura.

b. Mengetahui rata-rata plak skor sesudah mengunyah buah naga merah

pada siswa SMPN 2 Martapura.

c. Mengetahui pengaruh mengunyah buah naga merah terhadap

penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura.

D. Manfaat Penilitian

1. Secara Teoritis

a. Berguna bagi perkembangan keilmuan, khususnya yang berkaitan

dengan plak skor, serta sebagai bahan masukan atau referensi dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah bagi mereka yang memerlukan, seutama

bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi.

b. Dapat menambah wawasan tentang kesehatan gigi dan mulut yang

khususnya mengenai pengaruh mengunyah buah naga merah terhadap


penurunan plak skor di SMPN 2 Martapura.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi bersangkutan yaitu SMPN 2 Martapura sebagai bahan

masukan dan wawasan khususnya mengenai mengunyah buah naga

merah terhadap penurunan plak skor.

b. Bagi peneliti sendiri akan menambah pengetahuan tentang buah naga

yang dapat membantu menurunkan plak skor dalam mencegah

terjadinya karies.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Norhidayah
P07125113276
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori

1. Buah Naga

a. Sejarah Penyebaran Buah Naga

Buah naga (Inggris: pitaya) adalah buah dari beberapa jenis

kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari

Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga

dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam,

Filipina, Indonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di

Okinawa, Israel, Australia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus

hanya mekar pada malam hari (Kristanto, 2008).

Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Perancis dari

Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan

orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah

ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di

atas meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna

naga-naga yang hijau. Dari kebiasaan inilah buah itu di kalangan orang

Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai thang

loy (buah naga). Istilah Thang loy kemudian diterjemahkan di Eropa

dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit (buah

naga) (https://id.wikipedia.org/wiki/Buah_naga).
Mungkin untuk saat ini tidaklah sulit untuk menjumpai toko

yang menjual buah naga. Buah naga kini sudah populer, bahkan hingga

toko buah pinggir jalanpun menjualnya. Kalau dulu harga buah naga

cukup fantastis, namun kini sudah lebih terjangkau karena telah

banyak dibudidayakan. Buah naga ada dalam berbagai jenis dengan

perbedaan warna kulit dan daging, mulai dari kulit kuning dan merah

muda dengan daging berwarna putih dan merah (Kristanto, 2008).

b. Klasifikasi Buah Naga

Buah naga termasuk dalam kelompok tanaman kaktus atau

family Cactaceae dan subfamili Hylocereanea. Dalam subfamili ini

terdapat beberapa genus, sedangkan buah naga termasuk dalam genus

Hylocereus. Genus ini pun terdiri dari sekitar 16 spesies. Dua

diantaranya memiliki buah yang komersial, yaitu Hylocereus undatus

(berdaging putih) dan Hylocereus costaricensis (daging merah).

Gambar 2.1 jenis-jeniis buah naga

Adapun klasifikasi ilmiah buah naga merah (Hylocereus

undatus) adalah sebagai berikut : (Kristanto, 2008)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Cactaceae

Subfamili : Hylocereanea

Genus : Hylocereus

Species : - Hylocereus undatus (daging putih),

- Hylocereus polyrhizus (daging merah),

- Hylocereus costaricensis (daging super merah),

- Hylocereyus costaricensis (daging merah)

- Selenicereus megalanthus (kulit kuning,)

1) Hylocereus undatus

Hylocereus undatus yang lebih dikenal dengan sebutan

white pitaya atau buah naga yang kulitnya berwarna merah dan

daging berwarna putih. Warna merah buah ini sangat kontras

dengan warna daging buah. Pada kulit buah terdapat sisik atau

jumbal berwarna hijau. Di dalam buah terdapat banyak biji

berwarna hitam. Berat buah rata-rata 400-500 g, bahkan ada yang

dapat mencapai 650 g. Rasa buahnya masam bercampur manis

(Kristanto, 2008).

Gambar 2.2 Hylocereus undatus


Dibanding jenis lainnya, kadar kemanisannya tergolong

rendah, sekitar 10-13 briks. Batang tanamannya berwarna hijau tua.

Daerah tumbuh yang ideal pada ketinggian kurang dari 400 m dpl

(dari permukaan laut). Bila penanamannya dilakukan pada

ketinggian diatas 400 m dpl. Produktivitasnya cenderung turun

hingga sekitar 25% karena akan lebih banyak bermunculan tunas

dibanding bunga. Tanaman ini lebih banyak dikembangkan di

negara-negara produsen utama buah naga dibandingkan jenis

lainnya karena buahnya cenderung lebih banyak diekspor

(Kristanto, 2008)

2) Hylocereus polyrhizus

Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di

Cina dan Australia ini memiliki buah dengan kulit warna merah

dam daging warna merah keunguan. Kulitnya terdapat sisik atau

jumbal hijau. Rasa buah lebih manis dibandingkan Hylocereus

undatus, kadar kemanisan mencapai 13-15 briks. Tanamannya

lebih kekar dibandingkan Hylocereus undatus (Kristanto, 2008).

Gambar 2.3 Hylocereus polyrhizus


Duri pada batang dan cabang berjarak lebih rapat. Tanaman

ini tergolong jenis yang sangat rajin berbunga sepanjang tahun.

Sayangnya, tingkat keberhasilan bunga menjadi buah sangat kecil,

hanya mencapai 50% sehingga produktivitas buahnya tergolong

rendah. Bahkan jenis ini termasuk jenis tanaman yang buahnya

hanya berukuran kecil. Rata-rata berat buahnya hanya sekittar 400

g. lokasi penanaman yang ideal pada ketinggian rendah sampai

sedang (Kristanto, 2008).

3) Hylocereus costraricensis

Buah Hylocereus costraricensis sepintas memang mirip

buah Hylocereus polyrhizus. Namun, warna daging buahnya lebih

merah. Itulah sebabnya tanaman ini disebut buah naga berdaging

super merah, batangnya bersosok lebih besar dibanding Hylocereus

polyrhizus. Batang dan cabangnya akan berwarna loreng saat

berumur tua. Berat buahnya sekitar 400-500 g. Rasanya manis

dengan kadar kemanisan mencapai 13-15 briks. Tanamannya

sangat menyukai daerah yang panas dengan ketinggian rendah

sampai sedang (Kristanto, 2008).

Gambar 2.4 Hylocereus Costraricensis


4) Selenicereus megalanthus

Selenicereus megalanthus berpenampilan berbeda

dibanding jenis anggota genus hylocereus. Kulit buahnya berwarna

kuning tanpa sisik sehingga cenderung lebih halus. Walaupun

tanpa sisik kulit buahnya masih menampilkan tonjolan-tonjolan.

Rasa buahnya jauh lebih manis dibanding buah naga lainnya

karena memiliki kadar kemanisan mencapai 15-18 briks.

Sayangnya, buah yang dijuluki yellow pitaya ini kurang popular

dibanding jenis lainnya. Hal ini kemungkinan besar diakibatkan

oleh bobot buahnya yang tergolong kecil, hanya sekitar 80-100

g/buah. Tanamannya tidak seperti Hylocereus karena tampil lebih

mungil dengan warna hijau terang. Pertumbuhan tanaman ini akan

optimal bila ditanam di daerah dingin dengan ketinggian lebih dari

800 m dpl/ meter dari permukaan laut (Kristanto, 2008).

Gambar 2.5 Selenicereus megalanthus

Di antara empat jenis tersebut, white pitaya lebih mudah

dijumpai di pasaran. Padahal, menurut para pakar gizi, buah berdaging

merah lebih berkhasiat. Kandungan nutrisi dan vitaminnya juga

lengkap. Setiap buah naga mengandung protein yang mampu menjaga


kesehatan jantung, serat (mencegah kanker usus dan memperlancar

proses pencernaan), beta karoten (kesehatan mata, menguatkan otak

dan menurunkan kadar glukosa dalam darah), kalsium (menguatkan

tulang) dan fosfor (pertumbuhan badan).

(https://fnpinky.wordpress.com/2009/12/30/dragon/).

c. Kandungan Gizi Buah Naga

Adapun Kandungan Gizi dalam buah naga adalah sebagai

berikut : (Kristanto, 2008)

Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi buah Naga


Nutrisi Kandungan
Kadar gula 13-18 briks
Air 90,20%
Karbohidrat 11,5 g
Asam 0,130 g
Protein 0,53 g
Serat 0,71 g
Kalsium 134,5 mg
Fosfor 8,7 mg
Magnesium 60,4 mg
Vitamin C 9,4 mg

d. Manfaat Buah Naga

Buah naga mengandung vitamin C sebagai antioksidan yang

mempunyai kemampuan memproteksi oksidasi yang disebabkan

radikal bebas. Melihat kandungan nutrisinya, buah ini dipercaya

mencegah pendarahan dan obat keluhan keputihan. Berkat kandungan

vitamin dan mineral, buah ini kerap dijuluki wonderfully nutrious.


Khasiat itu disebabkan kandungan nutrisi dan serat yang cukup tinggi,

sehingga mendukung kesehatan manusia. Buah ini juga mengandungi

zat besi untuk menambah darah, vitamin B1 yang berfungsi mencegah

demam badan, vitamin B2 untuk menambah nafsu makan, vitamin B3

untuk menurunkan kadar kolesterol, dan vitamin C sebagai

antioksidan. Selain itu, buah naga juga berkhasiat mujarab

menurunkan kolesterol, penyeimbang kadar gula darah, pelindung

kesehatan mulut, pencegah pendarahan, obat keluhan keputihan,

menguatkan fungsi ginjal, serta sebagai bahan kosmetik.

(https://fnpinky.wordpress.com/2009/12/30/dragon/)

Dari beberapa media massa disebutkan bahwa buah naga

memiliki khasiat untuk kesehatan manusia, diantaranya ialah sebagai

penyeimbang kadar gula darah, pencegahan kanker usus, pelindung

kesehatan mulut, serta pengurang kolestrol, pencegah pendarahan, dan

obat keluhan keputihan. Adanya khasiat-khasiat tersebut disebabkan

oleh kandungan nutrisi dalam buahnya yang sangat mendukung

kesehatan tubuh manusia.

Buah naga umumnya dikonsumsi dalam bentuk segar sebagai

penghilang dahaga. Hal ini disebabkan oleh kandungan airnya sangat

tinggi, sekitar 90,20% dari berat buah. Rasanya cukup manis karena

didukung oleh kadar gula yang mencapai 13-18 briks. Selain

dikonsumsi langsung, penyajian buah naga dapat berupa jus, es krim,

sari buah, manisan, maupun selai. Dapat saja buah naga ini diolah
menjadi beragam bentuk sesuai selera sehingga semakin masyarakat.

(Kristanto, 2008)

2. Plak Gigi

a. Pengertian Plak

Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada

permukaan gigi, terdiri dari mikroorganisme yang berkembang biak

dalam suatu matrik interselular jika seseorang melalaikan kebersihan

gigi dan mulutnya.

Berbeda halnya dengan lapisan terdahulu, plak gigi tidak dapat

dibersihkan hanya dengan cara berkumur ataupun semprotan air dan

hanya dapat dibersihkan secara sempurna dengan cara mekanis. Jika

jumlahnya sedikit tidak dapat terlihat, kecuali diwarnai dengan larutan

disclosing atau sudah mengalami diskolorasi oleh pigmen-pigmen

yang berada dalam mulut. Jika menumpuk, plak akan terlihat berwarna

abu-abu, abu-abu kekuningan, dan kuning.

Plak biasanya mulai terbentuk pada sepertiga permukaan

gingival dan pada permukaan yang cacat dan kasar (Putri, MH.,

Herijutianti, E., Nurjannah, N., 2011)

Plak berwarna putih keabu-abuan atau kuning yang melekat

erat pada permukaan gigi. Plak bersarang di sela-sela gigi dan di batas

pelekatan gigi dan gusi. Dalam waktu dua minggu, plak gigi akan jelas

terlihat pertumbuhannya. Tumbuhan plak yang mengeras akan

membentuk Calculus (karang gigi) (Enda, A.F., 2012)


Kontrol Plak dapat juga dilakukan dengan konsumsi makanan

berserat. Kebiasaan makan makanan berserat tidak bersifat

merangsang pembentukan plak, melainkan berperan sebagai

pengendali alamiah, bahan makanan yang banyak mengandung serat

antara lain buah-buahan, sayuran terutama sayuran hijau, kacang-

kacangan dan sereal. Makanan berserat seperti sayur-sayuran dan

buah-buahan mengandung 75-95% air. Sayuran dan buah-buahan

berserat yang berair akan bersifat mebersihkan karena harus dikunyah

dan dapat merangsang sekresi saliva. Makanan yang membersihkan

contohnya apel, jambu biji, nanas, buah bengkuang, dan lain-lain.

(http://repositry.usu.ac.id/bitstream/123456789/37553/Cahpter%2011.

pdf)

b. Mekanisme Pembentukan Plak

Plak umumnya dijumpai sepertiga gingival permukaan gigi,

karena daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun

jaringan. Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan pit, dan

fissure pada permukaan gigi, drestorasi yang mengemper (overhanging

restoration), dan sekitar gigi yang erupsinya tidak teratur (Rifki, A.,

2010).

Proses pembentukan plak ini terdiri atas dua tahap. Tahap

pertama merupakan tahap pembentukan lapisan acquired pellicle

sementara tahap kedua merupakan tahap proliferasi bakteri. (Putri,

MH., Herijulianti, E., Nurjannah N., 2011).


1) Pada tahap pertama, setelah acquired pellicle terbentuk, bakteri

mulai berpoliferasi disertai dengan pembentukan matriks

interbakterial yang terdiri atas polisakarida ekstraselular, yaitu

levan dan dextran dan juga mengandung protein saliva. Hanya

bakteri yang dapat membentuk polisakarida ekstraselular yang

dapat tumbuh pada tahap pertama, yaitu Streptococcus mutans,

Streptococcus bovis, Streptococcus sangui, Streptococcus

salivarius sehingga pada 24 jam pertama terbentuklah lapisan tipis

yang terdiri atas jenis kokus pada tahap awal poliferasi bakteri.

Perkembangbiakan bakteri membuat lapisan plak bertambah dan

karena adanya hasil metabolism dan adbesi dari bakteri pada

permukaam luar plak, lingkungan di bagian dalam plak berubah

menjadi anaerob.

2) Pada tahap kedua, jika kebersihan mulut diabaikan, dua sampai

empat hari, kokus gram negatif dan basilus akan bertambah

jumlahnya (dari 7% menjadi 30%), dengan 15% dia antaranya

terdiri atas bacillus yang bersifat anaerob. Pada hari kelima

Fusobacterium Aactinomyces, dan Veillomrlla yang aerob

bertammbah jumlahnya (Putri, N.I., 2012).

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Plak

Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara

individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah

oral hygiene, serta faktor-faktor pejamu seperti diet dan komposisi


serta

laju aliran saliva (Rifki, A., 2010).

Menurut Carlosson, faktor-faktor yang mempengaruhi proses

pembentukan plak gigi adalah sebagai berikut.

1) Lingkung fisik, meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan

sekitarnya, struktur permukaan gigi yang jelas terlihat setelah

dilakukan pewarnaan dengan larutan disclosing solution. Pada

daerah terlindung karena kecembungan permukaan gigi, pada gigi

yang letaknya salah, pada permukaan gigi dengan konsur tepi gusi

yang buruk, pada permukaan email yang banyak cacat, dan pada

daerah cement enamel junction yang kasar, terlihat jumlah plak

yang terbentuk lebih banyak.

2) Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah. Ini hanya terjadi

pada permukaan gigi yang tidak terlindung. Pemeliharaan

kebersihan mulut dapat mencegah atau mengurangi penumpukan

plak pada permukaan gigi.

3) Pengaruh diet terhadap pembentukan plak pada telah diteliti dalam

dua aspek, yaitu pengaruhnya secara fisik dan pengaruhnya sebagai

sumber makanan bagi bakteri di dalam plak. Jenis makanan, yaitu

keras dan lunak, mempengaruhi pembentukan plak pada

permukaan gigi. Ternyata banyak terbentuk jika kita lebih banyak

mengonsumsi makanan terutama makanan yang mengandung

karbohidrat jenis sukrosa akan menghasilkan dekstran dan levan


yang memegang perasaan dalam pembentukan matriks plak (Putri,

MH., Herijulianti, E., Nurjannah N., 2011).

4) Waktu yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan

5) Nutrisi antara lain : saliva, cairan gingival, sisa-sisa epitel dan

leukosit serta diet.

Faktor kebersihan mulut merupakan salah satu faktor yang

terpenting, jelas bahwa oral hygiene dipelihara dengan baik, plak

gigi akan dicegah pembentukannya.

d. Struktur dan Komposisi Plak Gigi

Plak gigi diklasifikasikan atau plak supragingiva dan plak

subgingiva berdasarkan lokasinya pada permukaan gigi. Plak

supragingiva berada pada atau koronal dari tepi gingiva. Plak

subgingiva, lokasinya apikal dari tepi gingival, diantara gigi dan

jaringan yang melindungi sulkus gingival. Plak subgingiva dapat

menyebabkan terjadinya periodontitis dan pembentukan poket

periodontal (Rifki, A., 2010).

Komposisi plak dental terdiri dari mikroorganisme dan matriks

interseluler yang terdiri dari komponen organik, komposisi utama

adalah mikroorganisme. Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri

dijumpai dalam plak dental. Mikroorganisme non bakteri yang

dijumpai dalam plak adalah spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan

virus. Komponen organik terdiri dari bahan organik yang mencakup

polisakarida (dekstran. levan dan galaktosa), protein, glikoprotein dan


lemak. Sedangkan komponen anorganiknya terdiri dari kalsium, fosfor,

magnesium, potassium, dan juga sodium (Christian, S., dkk., 2012).

Komposisi Plak gigi adalah 80% air dan 20% senyawa padat.

Senyawa padat disusun oleh 40-50% protein, 13-18% karbohidrat dan

10-14% lemak. Protein dalam plak gigi disusun oleh berbagai asam

amino yang berasal dari saliva (Listyasari, NA., 2012).

Pada plak terdapat pada sel-sel epitel lepas, leukosit dan

partikel-partikel sisa makanan, garam-garam anorganik terutama

kalsium, fosfat, dan fluor (Dharmawati, I.G., 2012).

e. Kontrol Plak

Kontrol plak adalah penyingkiran plak mikrobial dan

pencegahan terhadap akumulasinya ke permukaan gigi sekitarnya.

Kontrol plak juga menghambat pembentukan kalkulus. Menghilangkan

plak akibat mikroba, dapat menyembuhkan inflamasi gingival yang

masih pada stadium awal. Penghentian pembersihan gigi dapat

menyebabkan rekurensi gingivitis. Dengan demikian kontrol plak

merupakan cara efektif untuk merawat dan mencegah gingivitis, serta

merupakan bagian terpenting dari semua prosedur pencegahan

penyakit periodontal. Pada dasarnya plak dapat dihilangkan dengan

pembersihan secara mekanik dan penghambatan secara kimiawi.

(Muin, M., 2011).

Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah dan

mengontrol pembentukan plak gigi, meliputi


1) Tindakan secara Alamiah

Kontrol plak dapat dilakukan dengan konsumsi makanan berserat.

Kebiasaan makan-makanan berserat tidak bersifat merangsang

pembentukan plak, melainkan berperan sebagai pengendalian plak

secara alamiah. Bahan makanan yang banyak mengandung serat

antara lain buah-buahan, sayuran terutama sayuran hijau, kacang-

kacangan dan serealia. Makanan berserat seperti sayur-sayuran dan

buah-buahan mengandung 75-95% air. Sayuran dan buah-buahan

berserat dan berair akan bersifat membersihkan karena harus

dikunyah dan dapat merangsang sekresi saliva. (http://repository

.usu.ac.id/bitstream/123456789/37553/4/Chapter%2011.pdf).

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau

setidak-tidaknya mengontrol pembentukan plak, adalah dengan

membatasi makanan yang banyak mengandung karbohidrat

terutama sukrosa. Berdasarkan bukti-bukti bahwa karbohidrat

merupakan bahan utama dalam pembentukan matriks plak, selain

sebagai sumber energi untuk bakteri dalam membentuk plak.

Makanan yang lunak dan mudah menempel pada gigi sebaiknya

sedapat mungkin dihindarkan (Putri, M.H, Herijulianti, E,

Nurjannah, N., 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Irene, di SDN

Gayamsari 05 Kota Semarang pada tahun 2009, menunjukkan

adanya pengaruh mengunyah buah yang mengandung serat dan


berair seberat 100 gram, dikunyah sebanyak 32 kali terhadap

debris Index. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang

menyebutkan bahwa mengunyah buah berserat dan berair memiliki

daya membersihkan gigi sendiri atau sering disebut dengan istilah

self-cleansing effect. Mengunyah makanan sebanyak 32 kali

bertujuan untuk makanan menjadi lumat di dalam mulut, dimana

dilakukan dalam sekali suapan (Milyandra cit Irene, 2010).

Penurunan debris juga terjadi akibat dari gerakan mengunyah yang

dapat merangsang pengeluaran saliva air liur lebih banyak, karena

sifat dari saliva itu sendiri adalah membasuh gigi dari zat-zat

makanan yang menempel pada perumakaan gigi (Dina A S cit

Irene, 2010).

2) Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dan terhadap

polisakarida ekstraselular

a) Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri

Secara kimiawi kontrol plak bisa dilakukan dengan penekanan

pada koloni bakteri. Berdasarkan sifat-sifat mikroorganisme

dari plak telah dilakukan berbagai usaha untuk mencegah

bakteri berkolonisasi di atas permukaan gigi. Beberapa

penelitian dilakukan dengan menggunakan antibiotik dan

senyawa antibakteri lainnya selain antibiotik, untuk mencegah

terbentuknya plak.
b) Tindakan secara kimiawi terhadap polisakarida ekstraseluler

Berdasarkan pengetahuan bahwa polisakarida ekstraseluler

terutama dekstran merupakan komponen yang penting dalam

matriks plak maka telah dicoba untuk mencegah pembentukkan

plak dengan bahan-bahan yang dapat menghalangi

pembentukan dekstran tersebut. Bahan-bahan kimia yang

diteliti untuk tujuan ini adalah berbagai macam enzim,

diantaranya adalah dekstranase.

3) Tindakan secara mekanis

Tindakan secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut dan

gigi dari semua sisa makanan, bakteri beserta hasil-hasil

metabolismenya yang bertujuan untuk mencegah terjadinya

penyakit jaingan keras maupun jaringan lunak (Putri, M.H,

Herijulianti, E, Nurjannah, N., 2012).

Kontrol plak secara mekanis, menurut beberapa penelitian

merupakan cara terbaik untuk menghilangkan plak seperti sikat

gigi, penggunaan dental floss dan tusuk gigi. Selain itu

pembersihan plak secara mekanis sering disebut dengan oral

fisioterapi. Oral fisioterapi adalah membersihkan gigi dan gingival

dari sisa makanan, material alba, plak dan melakukan massage

gingival (Indirawati, T., 2005).

f. Pengukuran Plak

Pengukuran kebersihan mulut menurut Poodshaley and Haley


(Patient Hygiene Performance index atau Indeks PHP). Indeks ini

pertama kali dikembangkan dengan maksud untuk menilai individu

atau perorangan dalam pembersihan debris setelah diberi instruksi

menyikat gigi

Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah sebagai

berikut :

1) Digunakan bahan pewarna gigi yang berwarna merah (disclosing

agent) untuk memeriksa plak yang terbentuk pada permukaan gigi.

2) Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau

lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi

lima subdivisi (Gambar 2.6), yaitu D (distal), G (sepertiga tengah

gingival0, M (mesial), C (sepertiga tengah), I/O (sepertiga tengah

insisal atau oklusal).

Gambar 2.6 Lima subdivisi permukaan gigi dalam Indeks PHP

3) Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada :

(a) Permukaan labial gigi insisif pertama kanan atas.

(b) Permukaan labial gigi insisif pertama kiri bawah.

(c) Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas.

(d) Permukan bukal gigi molar pertama kiri atas.


(e) Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah.

(f) Permukaan lingual gigi molar pertama kanan bawah.

4) Bila ada kasus salah satu dari gigi-gigi tersebut tidak ada (telah

dicabut/tinggal sisa akar), penilaian dilakukan pada gigi-gigi

pengganti yang sudah ditetapkan untuk mewakilinya, yaitu:

(a) Bila gigi M1 rahang atas atau rahang bawah tidak

ada,penilaian dilakukan pada gigi M2 rahang atas/rahang

bawah.

(b) Bila gigi M1 dan M2 rahang atas atau rahang bawah tidak ada,

penilaian dilakukan pada gigi M3 rahang atas/rahang bawah.

(c) Bila M1, M2 dan M3 rahang atas atau rahang bawah tidak ada,

tidak dapat dilakukan penilaian.

(d) Bila gigi I1 kanan rahang atas tidak ada, penilaian dilakuakn

pada I1 kiri rahang atas.

(e) Bila gigi I1 kanan dan kiri rahang ata tidak ada, tidak dapat

dilakukan penilaian.

(f) Bila gigi I1 kiri rahang bawah tidak ada, penilaian dilakukan

pada gigi I1 kanan rahang bawah.

(g) Bila gigi I1 kiri dan kanan rahang bawah tidak ada, tidak dapat

dilakuakn penilaian.

5) Cara penilaian plak adalah :

Nilai 0 = tidak ada plak

Nilai 1 = ada plak


6) Cara pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP yaitu dengan

rumus :

Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa


IP PHP =
Jumlah gigi yang diperiksa

7) Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks

plak PHP (Personal Hygiene Performance), yaitu :

Sangat baik =0

Baik = 0,1 1,7

Sedang = 1,8 3,4

Buruk = 3,5 5

(Putri, MH., Herijulianti, E., Nurjannah N., 2011)


B. Kerangka Konsep

Kontrol Plak
Mengunyah
Penurunan
Tindakan Alamiah Buah Naga
Plak Skor
Merah
Tindakan Kimia

Tindakan Mekanis

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.7 Kerangka konsep

C. Hipotesis Penelitian

Ho = Tidak ada pengaruh mengunyah buah naga merah terhadap penurunan

plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura.

Ha = Ada pengaruh mengunyah buah naga terhadap penurunan plak skor

pada siswa SMPN 2 Martapura.


BAB III
METODE PENELITIAN

Norhidayah
P07125113276
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian survei ini bersifat analitik yaitu penelitian diarahkan

untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Umumnya survei analitik ini

mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan ini terjadi

dan berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why)? (Notoatmodjo, S., 2005).

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan secara cross sectional

yang merupakan pendekatan dimana variabel-variabel yang termasuk faktor

penyebab dan variabel-variabel yang termasuk akibat pada objek penelitian

diukur atau dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, S.,

2010).

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

One Group Pretest Posttest, rancangan ini tidak ada kelompok pembanding

(kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang

memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya

eksperimen (program). Bentuk rancangan ini adalah sebagai berikut:

(Notoatmodjo, S., 2010).

Pretest Treatment Posttest


01 X 02

Gambar 3.1 Bentuk rancangan penelitian


C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian atau objek yang diteliti.

(Notoatmodjo, S., 2010). Populasi penelitian adalah semua siswa SMPN 2

Martapura yang berjumlah 417 orang.

2. Sampel Penilitian

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil secara purposive

sampling yaitu pengambilan sampel secara purposive didasarkan pada

suatu pertimbangan tertentu yang sudah diketahui sebelumnya

(Notoatmodjo, S., 2010). Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah

siswa kelas VIII C dan VIII D di SMPN 2 Martapura yang berjumlah 42

orang. Ada 40 orang siswa yang memenuhi kriteria untuk pengukuran plak

dan ada 2 orang siswa yang tidak memenuhi kriteria untuk pengukuran

plak skor karena penggunaan orthodontik.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 2 Martapura. Alamat sekolah

tersebut di Jalan Kartak Baru No. 66, Pakauman Ulu, Martapura Timur.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah dimulai dari pengajuan judul proposal

dilakukan pada bulan November 2015 sampai dengan bulan Juni 2016.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas / Independen : Mengunyah buah naga merah

b. Variabel Terikat / Dependen : Plak skor

2. Definisi Operasinal

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Pengukuraan Skala


Data
1. Mengunyah Buah naga kandungan Mengunyah buah naga Nominal
Buah naga airnya sangat tinggi, merah dikedua sisi
merah sekitar 90,20% dari sebanyak 32 kali dan 16
berat buah. Menurut kali di setiap sisi baik kiri
para pakar gizi, buah dan kanan dengan berat
naga berdaging merah masing-masing buah naga
lebih berkhasiat sebesar 50 g. (Irene, 2010)
(modifikasi peneliti).

2. Plak Skor Plak gigi merupakan Nilai plak indeks di Ratio


deposit lunak yang lakukan pengukuran
melekat erat pada dengan cara jumlah total
permuakaan gigi dan skor plak seluruh
merupakan lapisan tipis permukaan gigi yang
yang hanya dapat dilihat diperiksa dibagi jumlah
dengan disclosing gigi yang diperiksa.
solution. Kriteria penilaiannya 0-5
(Putri, M.H., Herijulianti,
E., Nurjannah, N., 2011).

F. Pengumpulan Data

1. Data primer

Pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pemeriksaan

langsung. Adapun cara pengumpulan data tersebut :

a. Sampel sebelumnya diberikan penjelasan tentang apa saja yang harus

dilakukan selama penelitian dilaksanakan.

b. Setiap sampel diberikan perlakuan pengolesan disclosing solution.


c. Kemudian dilakukan pengukuran plak skor pada gigi indeks dengan

mengunakan indeks pengukuran PHP sebelum diberi perlakuan

mengunyah buah naga merah untuk mengetahui jumlah plak skor

sebelum diberi perlakukan (pretest).

d. Kemudian sampel diberi perlakuan mengunyah buah naga merah

dikedua sisi sebanyak 32 kali dengan berat buah naga sebesar 50 g.

e. Setelah perlakuan selesai, sampel diperiksa kembali plak skor pada

gigi indeks dengan indeks pengukuran yang sama untuk melihat

jumlah plak skor setelah diberi perlakuan (posttest).

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari pihak SMPN 2 Martapura, yang berupa

data umum mengenai, nama, umur, jenis kelamin, alamat dan jumlah

murid dan lokasi sekolah

G. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan Penelitian :

Buah naga merah, timbangan makanan, alkohol 70%, disclosing solution,

kapas dan air.

2. Alat Penelitian :

Diagnostik set, nierbeken, cotton pellet, masker, sarung tangan, plastik

klip, formulir penelitian dan alat tulis

H. Analisis dan Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan baik data primer maupun sekunder,

dianalisis dalam bentuk tabulasi dan analisis data menggunakan uji paired t-
test yaitu uji 2 sampel berpasangan artinya sebuah sampel dengan subjek yang

sama tetapi mengalami 2 perlakuan/pengukuran yang berbeda ( pre dan post),

dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh mengunyah buah naga merah

terhadap penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura.


BAB IV
HASIL PENELITIAN

Norhidayah
P07125113276
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Umum Penelitian

Data disajikan dalam dua bagian yaitu data umum penelitian dan data

khusus penelitian. Data umum penelitian menyajikan keadaan umum siswa

SMPN 2 Martapura, sedangkan data khusus penelitian menyajikan variabel-

variabel yang diteliti.

SMP Negeri 2 Martapura adalah Sekolah Menengah Pertama yang

didirikan tahun 1979 dengan nomor SK 030/II/1979 tanggal 17 Februari 1979

dan beralamat di jalan Kartak Baru No. 66 RT 03 / II, Pakauman Ulu,

Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan Kode

Pos 70712. Adapun jumlah siswa yang bersekolah di SMPN 2 Martapura

sebanyak 417 orang dan memiliki 36 orang guru pengajar. Adapun jumlah

siswa kelas VIII sebanyak 130 orang dan yang dijadikan sampel adalah kelas

VIII C dan VIII D yang berjumlah 40 orang.

B. Data Khusus Penelitian

1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Menjelaskan beberapa kategori laki-laki dan perempuan yang

dijadikan sampel menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk

mengetahui jumlah presentase.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin


Pada Siswa SMPN 2 Martapura

Jenis Kelamin Jumlah Prosentase


Laki-laki 22 55 %
Perempuan 18 45 %
Jumlah 40 100 %
Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat dari jenis kelamin responden

terdapat jenis kelamin laki - laki sebanyak 22 orang (55 %) dan jenis

kelamin perempuan sebanyak 18 orang (45 %). Jumlah data murid kelas

VIII C dan VIII D adalah 40 siswa yang memenuhi kriteria untuk

pengukuran plak dan ada 2 orang siswa yang tidak memenuhi kriteria untuk

pengukuran plak skor karena penggunaan orthodontik. Penelitian tentang

Pengaruh Mengunyah Buah Naga Merah Terhadap Penurunan Plak Skor di

SMPN 2 Martapura ini melibatkan 40 sampel.

2. Uji Statistik

Hasil penelitian meliputi data plak skor sebelum dan sesudah

mengunyah buah naga merah di SMPN 2 Martapura.

Tabel 4.2 Data Statistik Sebelum dan Sesudah Mengunyah Buah Naga
Merah Pada Siswa SMPN 2 Martapura

N M Modus Median Min Max Std.


e Deviation
a
n
Sebelum 40 3 4,8 4.050 2.4 5.0 .7612
.
9
4
8
Sesudah 40 2 1,8 2.550 1.3 4.0 .7124
.
4
3
7

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa nilai rata-rata plak skor

sebelum mengunyah buah buah naga merah sebesar 3,948 dengan nilai

terendah 2,4 dan nilai tertinggi 5,0. Dengan ini menunjukkan bahwa index

plak skor pada 40 sampel yang diperiksa termasuk kriteria sedang dan

buruk. Sedangkan dapat diketahui nilai rata-rata plak skor sesudah

mengunyah buah naga merah sebesar 2,437 dengan nilai terendah 1,3 dan

nilai tertinggi 4,0 menunjukkan bahwa index plak skor mengalami

penurunan dan termasuk kriteria baik dan sedang.

Tabel 4.4 Hasil Analisis Statistik Uji Paired T-Test

Paired Differences

95%
Confidence
Std. Std. Sig.
Interval of the
Deviat Error (2-
Difference
ion Mean taile
Mean Lower Upper T df d)
Plak skor
sebelum dan
sesudah
1,5100 ,5930 ,0938 1,3203 1,6997 16,104 39 ,000
mengunyah
buah naga
merah
Sumber : Hasil Uji Statistik

Berdasarkan tabel 4.4 hasil analisis statistik dengan uji paired t-test

ditemukan Mean sebesar 1,5100, dengan diketahui p value dari uji tersebut

menunjukkan p = 0,000, sehingga lebih kecil dari 0,05 atau (p = 0,000 <

0,05), dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh
mengunyah buah naga merah terhadap penurunan plak skor pada siswa

SMPN 2 Martapura.
BAB V
PEMBAHASAN

Norhidayah
P07125113276
BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata plak skor

sebelum mengunyah buah naga merah sebesar 3,947 dengan nilai terendah 2,4 dan

nilai tertinggi 5,0. Nilai rata-rata plak skor sesudah mengunyah buah naga merah

sebesar 2,437 dengan nilai terendah 1,3 dan nilai tertinggi 4,0.

Penurunan plak skor ini terjadi karena proses pengunyahan makanan

berserat bersifat merangsang sekresi saliva yang lebih banyak karena sifat dari

saliva itu sendiri adalah membasuh gigi dari zat-zat makanan yang menempel

pada perumakaan gigi. Dan cara mengunyah buah dengan menggunakan kedua

sisi rahang secara bersamaan dan jumlah kunyah yang dikendalikan (sebanyak 32

kali) juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi penurunan indeks plak

gigi. Dengan melakukan pengunyahan buah-buahan tersebut maka itu termasuk

upaya membuang dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi. (Anita

W. K., 2014).

Gerakan mengunyah akan merangsang sekresi saliva yang mengandung

agen antibakteri. Saliva juga dapat menghilangkan sisa-sisa makanan atau

membilas gigi, menetralisasi zat-zat asam yang ada, dan melarutkan komponen

gula dari sisa makanan yang terperangkap dalam sela-sela pit dan fisur permukaan

gigi, namun saliva saja belum mampu menghilangkan plak pada gigi. Sekitar

sembilan puluh persen saliva dihasilkan saat makan dimana merupakan reaksi atas

rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan makanan. Sifat mekanis


dari mengunyah makanan berserat membantu menimbulkan efek seperti sikat

(menggerus) yang dapat menghilangkan plak (terutama plak supragingiva) dari

permukaan gigi sebelum mengeras menjadi kalkulus (Anita W. K., 2014).

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa

mengunyah buah berserat dan berair memiliki daya membersihkan gigi sendiri

atau sering disebut dengan istilah self-cleansing effect. Kebiasaan makan makanan

berserat dan berair tidak bersifat merangsang pembentukan plak, melainkan

berperan sebagai pengendali plak secara alamiah. (Milyandra cit Irene, 2010).

Bahan makanan yang banyak mengandung serat antara lain buah-buahan,

sayur-sayuran, kacang-kacangan dan serealia. Makanan berserat seperti sayur-

sayuran dan buah-buahan biasanya mengandung sekitar 75-95% air. Seperti buah

naga merah yang memiliki serat sebesar 0,71 g dan memiliki kandungan air yang

cukup tinggi yaitu sebesar 90,20 % dari berat buah ( Kristanto, 2008).

Sikap kooperatif dan kemampuan anak juga dapat berpengaruh dalam

menurunan indeks plak gigi. Siswa-siswi yang bersekolah di SMPN 2 Martapura

yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini memiliki minat

belajar yang tinggi, kemampuan dalam menangkap dan memahami materi yang

diberikan oleh peneliti sangat baik, sehingga apa yang diharapkan oleh peneliti

dapat terlaksanakan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Purba dikatakan bahwa sikap dan perilaku anak mempunyai peran yang sangat

besar terhadap status kesehatan anak tersebut.

Berdasarkan tabel 4.3 hasil analisis statistik dengan uji paired t-test

ditemukan Mean sebesar 1,5100, dengan diketahui p value dari uji tersebut
menunjukkan p = 0,000, sehingga lebih kecil dari 0,05 atau (p = 0,000 < 0,05),

dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada pengaruh mengunyah buah

naga merah terhadap penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irene (2009) yang berjudul

pengaruh mengunyah buah yang mengandung serat dan berair terhadap debris

Index di SDN Gayamsari 05 Kota Semarang, diperoleh hasil penelitian

menunjukkan bahwa terjadi penurunan skor plak yang signifikan (p<0,05).

Kesimpulan penelitian ini adalah mengunyah buah bengkuang efektif dalam

menurunkan plak. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Firdaus et

al (2008) dan Ehizele et al (2009), penurunan indeks plak dapat terjadi karena

mengonsumsi makanan berserat dan padat mengakibatkan meningkatnya

intensitas dan lama pengunyahan yang dilakukan.

Hasil penelitian dan uraian pembahasan di atas menunjukkan bahwa

mengunyah buah yang memiliki serat dan berair dapat berpengaruh penurunan

plak skor, sejalan dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa ada

pengaruh mengunyah buah naga merah terhadap penurunan plak skor pada siswa

SMPN 2 Martapura.
BAB VI
PENUTUP

Norhidayah
P07125113276
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh mengunyah buah naga merah

terhadap penurunan plak skor pada siswa SMPN 2 Martapura, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata plak skor sebelum mengunyah buah naga merah pada siswa

SMPN 2 Martapura sebesar 3,947.

2. Rata-rata plak skor sesudah mengunyah buah naga merah pada siswa

SMPN 2 Martapura sebesar 2,437.

3. Ada pengaruh mengunyah buah naga merah terhadap penurunan plak skor

pada siswa SMPN 2 Martapura.

B. Saran

Dari Kesimpulan di atas maka saran yang dapat penulis berikan adalah

sebagai berikut :

1. Diharapkan siswa tidak mengkonsumsi makanan yang bersifat kariogenik

dan makanan yang mengandung banyak air dan yang berserat tinggi seperti

buah dan sayur, salah satunya buah naga merah.

2. Diharapkan kepada petugas kesehatan gigi dapat memperbanyak kegiatan

penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan penyuluhan tentang cara

menyikat gigi yang baik dan benar kepada siswa/siswi untuk menjaga

kebersihan rongga mulut dapat dimulai dengan rutin menyikat gigi minimal

2 kali sehari sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur.


3. Didalam penelitian ini masih banyak kekurangannya jadi kedepannya dapat

dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel tekanan pengunyahan,

aliran saliva dan durasi waktu pengunyahan pada subjek penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Norhidayah
P07125113276
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng RR. 2012., Efektivitas Pengunyahan Buah Apel (Pyrus malus) dan Buah
Pir (Pyrus communis L) Terhadap Penurunan Plak. Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. http://thesis.umy.ac.id/data
publi k/t28783.pdf
Anitasari, S., Liliwati., 2005, Pengaruh Frekuensi Menyikat Gigi Terhadap
Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah Dasar Negeri Di
Kecamatan Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur,
Dentika Dental Journal, Vol 10, No. 1.
Christian S, dkk, 2012. Laporan Tutorial Plak Gigi, Universitas Jember.
https://ml.scribd.com/doc/89188980/Laporan-Tutorial-Plak-Gigi [Online] diak-
ses 2 Desember 2015
Departemen kesehatan Republik Indonesia, 2013. Laporan hasil riset kesehatan
dasar (Riskesdas) nasional 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
http://labmandat.litbang.depkes.go.id/images/download/laporan/RKD/201
3/Laporan_riskesdas_2013_final.pdf [diunduh] 20 November 2015
Dharmawati IG, 2011. Efek Ekstra Mengkudu Menghambat Pertumbuhan
Streptcoccus Mutans Penyebab Dental Plak Secara In Vitro, Universitas
Pasca Sarjana Udayana.
Enda, A.F., 2012, Pengaruh Pemberian Larutan Ektrak Jeruk Nipis (Citrus
aurantifolia) terhadap Pembentukan Plak Gigi, Universitas Diponegoro,
Semarang.
Firdaus T, Eriska R, Dede H., 2008, Index plaque differences between before and
after chewing apples. Proceeding Asian Oral Health Care and 2nd ASEAN
Meeting on Dental Public Health.; 13-9
http://id.wikipedia.org/wiki/Buah_Naga [Online] diakses 25 November 2015
http://manfaatnyasehat.blogspot.co.id/2013/10/kandungan-manfaat-dan-khasiat-bu
ah-naga.html [Online] diakses 25 November 2015
http://repositry.usu.ac.id/bitstream/123456789/37553/Cahpter%2011.pdf
http://www.anggaputra.com/12-khasiat-buah-naga-bagi-tubuh/ [Online] diakses
25 November 2015

http://www.tipscaramanfaat.com/kandungan-nutrisi-buah-naga-1088.html[Online]
diakses 25 November 2015

http://www.tipscaramanfaat.com/kandungan-nutrisi-buah-naga-1088.html[Online]
diakses 2 Desember 2016
Indirawati, T., 2005. Gambaran Kebersihan Mulut dan Gingivitas pada Murid
Sekolah Dasar di Puskesmas Sepatan Kabupaten Tangerang, Media
Litbang Kesehatan. Volume xx Nomor 4 tahum 2010. http://ejournal.lit
bang.depkes.go.id/index.php.Mpk/article/viewfile/1157/pdf.
Irene, 2010. Perbedaan debris index dan pH saliva sebelum dan sesudah
mengonsumsi pepaya (Carica papaya) pada siswa kelas IV SDN
Gayamsari 05 Kota Semarang tahun 2009. Skripsi. Jurusan Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang.
Ismu SS. 2010. Petunjuk praktis system merawat gigi anak di klinik. Penerbit
buku kedokteran. EGC. p.10-1
Kristanto, Daniel. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di pot dan di kebun. Jakrta :
Penebar Swadaya. http://books.google.com/books?isbn=9790022115
Kurnia, P.I., 2013. PHP-M Personal Hygiene Performanc-Modified.
http://allinonekip.blogspot.com/2013/06/php-m-personal-
hygieneperformance.html. Diunduh 30 November 2015
Kusuma, Anita Widya., 2014. Pengaruh Mengunyah Buah Bengkuang Terhadap
Penurunan Plak Skor di SDN Banjarbaru Utara 5, Jurusan Keperawatan
Gigi, Poltekkes Kemenkes Banjarmasin.
Listyasari NA, 2012. Pengaruh Pasta Gigi dengan Kandungan Propolis Terhadap
Pembentukan Plak, Universitas Diponegoro, Semarang.
Mandalika, Wandha Cindhy, 2014. Pengaruh Konsumsi Pepaya (Carica papaya)
dalam Menurunkan Indeks Debris pada Anak Usia 10-12 Tahun Di Sdn
103 Manado. Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran,
Universitas Sam Ratulangi Manado, Jurnal e-GiGi (eG), Volume 2, Nomor
2, Juli-Desember 2014.

Mantrasari A, 2012. Plak Gigi. http://www.scribd.com/doc/86888987/Plak-Gigi-


Aviandri.Doc , diakses 26 November 2015
Muin, M., 2011. Pengaruh Dental Health Education (DHE) Terhadap Penurunan
Plak Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Hasanuddin Makassar
Mukti, Novan A. K., 2014. Pengaruh Mengunyah Buah Stroberi (Fragaria
chiloensis L.) Terhadap Hambatan Pembentukan Plak Gigi Pada Remaja
Usia 12- 18 Tahun Di Panti Asuhan Yayasan Nur Hidayah Kota Surakarta,
Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Notoadmodjo S, 2005. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
, 2010. Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Penda, Preazy Agung C., Stefana H. M. Kaligis., Juliatri., 2015., Perbedaan
Indeks Plak Sebelum dan Sesudah Pengunyahan Buah Apel. Universitas
Sam Ratulangi Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember
2015
Pratiwi, Ade Indah. 2014. Manfaat Berkumur Sari Buah Delima Merah (Punica
Granatum) Terhadap Penurunan Akumulasi Plak Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.
Putri N.I., 2012. Pengaruh Berkumur Jus Nenas Terhadap Penurunan Plak Skor,
Universitas Trisakti, Jakarta.
Putri, M.H., Herijulianti, E., dan Nurjannah, N., 2011, Ilmu Pecegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Putti FD, Restadiamawati. 2008. Pengaruh konsumsi permen karet yang
mengandung xylitol terhadap pembentukan plak gigi, [karya tulis ilmiah].
Semarang: Universitas Diponegoro. April 22, 2015. p.2-3 6.
Ratih L. 2010. Hubungan kebersihan mulut dengan penyakit sistemik dan usia
harapan hidup. Poltekes-Denpasar Journal of Dentistry p.2-3
Rifki, A., 2010. Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi dengan Metode Roll dan
Horizontal pada Anak Usia 8 dan 10 tahun di Medan, Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Rodestawati, Budi. 2013. Efektivitas Antara Mengunyah Buah Dan Berkumur
Jus Buah Bengkuang (Pachyrhizus Erosus) Terhadap Penurunan Debris.
Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.
http://www.etd.ugm.ac.id/index.php?mod=download&sub=DownloadFile
&act=view&typ=html&file=288842.pdf&ftyp=potongan&tahun=2013&p
otongan=S1-2013-288842-chapter1.pdf- Diakses 28 November 2015
Seneviratne, C.J., Zhang, C.F., Samaranayake, L.P. 2011, Dental Plaque Biofilm
in Oral Health and Disease, J Dent Res, vol. 14, no. 2, hlmn. 87-94.
LAMPIRAN

Norhidayah
P07125113276
Lampiran 1

Formulir Pemeriksaan Plak Skor


Nama : Tanggal pemeriksaan:
Umur :

Nilai plak sebelum diberi perlakuan

Bukal Labial Bukal

1.6 1.1 2.6

Lingual Labial Lingual

4.6 3.1 3.6

Nilai plak sesudah diberi perlakuan

Bukal Labial Bukal

1.6 1.1 2.6

Lingual Labial Lingual

4.6 3.1 3.6

Keterangan : 0 = Tidak ada plak Kriteria PHP index = 0 - 5


1= ada plak
Data Hasil Pemeriksaan Siswa Kelas VIII C dan D SMPN 2 Martapura

NO. NAMA UMUR JENIS SEBELUM SESUDAH


KELAMIN
1. Ahmad Fauzi 13 L 4,3 2,6
2. Ahmad Syairoji 13 L 4,8 2,8
3. Aisyah Amini 14 P 4,5 2,5
4. Dwi Arma Yoga 14 L 3,3 1,8
5. Erisa Dinda Septiani 13 P 4,8 2,8
6. Fikri Maulana 15 L 4,5 2,6
7. M.Solhan 14 L 4,8 3,3
8. Muhammad Fahreza 14 L 3,8 2,6
9. Muhammad Juli Alfiannoor 13 L 2,6 1,8
10. Muhammad Naufal 14 L 4,0 2,3
11. Muhammmad Rizki 14 L 4,1 1,8
12. Munawarah 14 P 3,0 1,5
13. Nadia 14 P 4,1 2,1
14. Noor Hayati 14 P 4,8 2,8
15. Nur Julifah 14 P 3,3 1,8
16. Nurul Huda 13 P 5,0 2,8
17. Randi Rasqian Noor 14 L 3,8 1,3
18. Siti Saudah 15 P 3,5 1,8
19. Ahmad Fitriyani 15 L 4,8 2,3
20. Anna Amalia 14 P 4,5 3,6
21. Doni Hadi Saputra 14 L 4,0 4,0
22. Gusti Fitria Amarta 13 P 2,6 1,8
23. Junaidi 14 L 4,5 2,5
24. Mariatul Qibtiyah 13 P 4,6 3,8
25. M. Noval 13 L 3,8 1,6
26. Muhammad Khairuddin 15 L 3,5 2,8
27. M. Nur Aisya Agisna 13 L 2,4 1,8
28. M. Nursidik 13 L 3,8 2,6
29. M. Ramadhani 14 L 4,8 3,6
30. M. Rifky Fazrullah 11 L 4,1 3,1
31. M. Syahrial Rasyid 12 L 4,5 3,5
32. M. Yusuf 13 L 3,5 2,8
33. Nadia Al Katiri 14 P 2,6 1,3
34. Nurul Anitaliani 13 P 3,8 2,6
35. Rahimah 14 P 4,8 2,8
36. Raipa 16 P 3,6 1,8
37. Riski Ramadan 14 L 4,6 2,3
38. Risma Azizah 13 P 2,5 1,3
39. Susi Damayanti 13 P 4,6 2,8
40. Yulida 13 P 3,0 1,8
ANGKA RATA-RATA PLAK SKOR

Statistics
PRE POST
N Valid 40 40
Missing 0 0
Mean 3.948 2.437
Std. Error of Mean .1204 .1126
Median 4.050 2.550
Mode 4.8 1.8
Std. Deviation .7612 .7124
Variance .579 .508
Range 2.6 2.7
Minimum 2.4 1.3
Maximum 5.0 4.0

PRETEST
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2.4 1 2.5 2.5 2.5
2.5 1 2.5 2.5 5.0
2.6 3 7.5 7.5 12.5
3 2 5.0 5.0 17.5
3.3 2 5.0 5.0 22.5
3.5 3 7.5 7.5 30.0
3.6 1 2.5 2.5 32.5
3.8 5 12.5 12.5 45.0
4 2 5.0 5.0 50.0
4.1 3 7.5 7.5 57.5
4.3 1 2.5 2.5 60.0
4.5 5 12.5 12.5 72.5
4.6 3 7.5 7.5 80.0
4.8 7 17.5 17.5 97.5
5 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
POSTTEST
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1.3 3 7.5 7.5 7.5
1.5 1 2.5 2.5 10.0
1.6 1 2.5 2.5 12.5
1.8 9 22.5 22.5 35.0
2.1 1 2.5 2.5 37.5
2.3 3 7.5 7.5 45.0
2.5 2 5.0 5.0 50.0
2.6 5 12.5 12.5 62.5
2.8 8 20.0 20.0 82.5
3.1 1 2.5 2.5 85.0
3.3 1 2.5 2.5 87.5
3.5 1 2.5 2.5 90.0
3.6 2 5.0 5.0 95.0
3.8 1 2.5 2.5 97.5
4 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

DEPENDENT SAMPLE T-TEST

Paired Samples Statistics


Std. Std. Error
Mean N Deviation Mean
Pair 1 PRE 3.947 40 .7612 .1204
POST 2.437 40 .7124 .1126
Paired Samples Test
Paired Differences
95%
Confidence
Std. Interval of the
Std. Error Difference Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Pretest - .4000 .2501 .0395 .3200 .4800 10.114 39 .000


Postest
Alat dan Bahan yang digunakan saat penelitian

Alat dan Bahan yang digunakan

Buah Naga Merah 50 g

Pemeriksaan Plak gigi


Pengolesan Disclosing agent

Disclosing agent diaplikasikan pada sampel

Setelah mengunyah buah naga merah

Anda mungkin juga menyukai